Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 2954 ayat untuk Israel (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.41) (Hos 1:1) (jerusalem)

KEDUA BELAS NABI

Kitab terakhir dalam daftar kitab-kitab para nabi menurut Allah Ibrani berjudul "Kedua belas". Sebenarnya kitab ini terdiri atas dua belas kitab kecil yang dihubungkan dengan nabi-nabi yang berlain-lainan. alkitab Yunani memberi kepada kitab ini judul "Dodekapropheton". Tradisi Gereja kristen memandang kitab ini sebagai sebuah kumpulan dua belas Nabi kecil. Istilah "nabi kecil" ada hubungan dengan kecilnya masing-masing kitab tsb dan tidak dimaksudkan sbagai suatu istilah yang menyatakan, bahwa mutu kitab-kitab ini lebih rendah dari pada mutu kitab nabi-nabi "besar". Kumpulan kedua belas nabi itu sudah ada di zaman Bin Sirakh, Sir 49:10 Dalam Alkitab Ibrani kitab-kitab itu dideretkan sesuai dengan urutan nabi-nabi itu dalam waktu, sebagaimana ditetapkan tradisi. Dalam Alkitab Yunani urutannya berbeda sedikit, dan semua ditempatkan sebelum nabi- nabi Besar. Dalam kata pengantar ini masing-masing kitab akan dibahas sesuai dengan urutannya dala waktu sebagaimana agaknya dapat diterima.

HOSEA

Hosea berasal dari kerajaan Utara dan hidup sezaman dengan nabi Amos, sebab Hosea mulai menunaikan tugasnya sebagai nabi di masa pemerintahan Yerobeam II. Ia berkarya juga di masa pemerintahan raja-raja berikut yang mengganti Yerobeam II. Tetapi tampaknya Hosea tidak menyaksikan musnahnya Samaria pada thn. 721. Hosea hidup di zaman yang muram bagi Israel: penyerbuan dari pihak Asyur, thn734-732, pemberontakan-pemberontakan dalam negeri (empat orang raja dibunuh dalam jangka waktu 5 thn.), kemerosotan akhlak dan agama.

Dari seluruh kehidupan Hosea selama zaman kekacauan itu hanya dikenal drama pribadi yang dialami nabi sendiri, Am 1-3. Drama itu menjadi tolak karyanya sebagai nabi. Arti bab-bab pertama Hosea masih diperdebatkan. Tafsirannya yang paling meyakinkan adalah sbb: Hosea memperisteri seorang perempuan yang dicintai nya. Isterinya meninggalkan Hosea. Tetapi Hosea tetap mencintai perempuan itu dan mengambilnya kembali sebagai isteri setelah mencobainya seperlunya. Pengalaman pahit itu menjadi sebuah lambang bagaimana Yahwe memperlakukan umat- pilihanNya. Caranya nabi menceritakan pengalamannya itu mungkin terpengaruh oleh makna sombolis tsb. Bab 2 mengetrapkan pengalaman itu dan begitu menjadi kunci bagi seluruh kitab: Israel telah diteristrikan oleh Tuhan, tetapi ia telah berlaku sebagai isteri yang tidak setia, bagaikan seorang pelacur. Dengan jalan itu Israel telah membangkitkan kemurkaan dan rasa cemburu suami ilahinya. Namun Tuhan tetap mengasihi Israel. Sungguhpun menghukumnya Ia bermaksud memgantar Israel kembali kepada diriNya dan mengembalikan kepadanya sukacita kasih mereka yang dahulu.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Israel hubungan antara Yahwe dan umat Israel diungkapkan dengan istilah-istilah yang diambil dari hidup perkawinan. Hal ini dilakukan Hosea yang berjiwa halus namun bergelora. Keberanian cara bicara Hosea sungguh mengherankan dan sungguh membingungkan luap perasaannya. Seluruh pewartaan Hosea pada dasarnya bertemakan Allah yang tidak ditanggapi umat Israel. Kemesraan kasih yang pernah terjalin antara bangsa Israel dengan Yahwe dipadang gurun lekas berlau bagaikan sebuah mimpi indah. Selanjutnya setiap bukti kasih Yahwe dibalas Israel dengan ketidak-setiaan. Dalam hal ini Hosea terutama mengecam orang-orang yang memegang pucuk pimpinan bangsanya. Para raja, yang dipilih berlawanan dengan kehendak Allah, melalui politik yang duniawi belaka telah menurunkan harkat umat tepilih sehingga menjadi sama saja dengan bangsa-bangsa lain. Para imam yang kurang berpengetahuan dan serakah membawa bangsa Israel kepada kebinasaan. Seperti Amos, Hosea mengutuk ketidak- adilan dan pemerkosaan hak manusia, tetapi ia lebih menekankan ketidak-setiaan bangsa Israel dalam bidang keagamaan. Menurut Hosea Betel adalah pusat di mana Yahwe dipuja sebagai dewa saja. Dalam upacara-upacara semum yang adakan di atas bukit-bukit, Tuhan dipersekutukan dengan Baal dan Astarte. Hosea memprotes bahwa gelar baal dengan arti "Tuhan" diberi kepada Yahwe, Am 2:15. Hosea menegaskan, bahwa hanya Allahnya Israel memberi segala karunia mau dianggap sebagai anugerah baal, dewa kesuburan, Am 2:4-17. Yahwe ialah Allah yang cemburu yang memiliki segenap hati umatNya. "Aku menyukai kasih-setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban- korban bakaran." Am 6:6. Hukuman Allah tidak terelakan, tetapi Allah hanya menghukum demi untuk menyelamatkan. Setelah menjadi ternista dan terhina, Israel akan ingat masa lampau, ketika ia masih setia kepada Yahwe; ia akan bertobat, lalu Yahwe akan kembali berkenan kepada umatNya yang akan menikmati kebahagiaan dan damai sejahtera.

Sejumlah ahli Kitab pernah membuang dari kitab Hosea segala nubuat mengenai kebahagiaan mendatang serta nubuat-nubuat mengenai Yehuda. Tetapi dewasa ini para ahli Kitab kembali kepada pendirian yang lebih berhati-hati. Menganggap Hosea sebagai nabi yang menubuatkan malapetaka melulu berarti menafsirkan salah seluruh pewartaannya. Selain itu dengan mudah dapat dimengerti, bahwa pandangan Hosea bukan saja terpusat pada kerajaan Utara, melainkan melayang juga kepada Yehuda yang bertetangga dengan Israel. Namun demikian harus disetujui, bahwa nubuat-nubuat Hosea yang dikumpulkan di kerajaan Israel, lalu diterima di kerajaan Yehuda. Di sana kitab Hosea sekali atau dua kali disadur. Bekas-bekas penyaduran tsb. dapat dilihat dalam judul kitab, Am 1;1, dan di beberapa tempat lain, mis. Am 1:7; 5:5; 6:11; 12:3. Ayat terakhir kitab Hos 14;10, mencerminkan pemikiran seorang bijak yang hidup di zaman pembuangan atau di zaman sesudahnya. Ia menanggapi inti-pokok seluruh kitab dan mengungkapkan dalamnya uraian yang terdapat di dalamnya. Sulit sekali menafsirkan kitab Hosea dengan tepat, sebab naskah Ibraninya termasuk naskah yang paling rusak dalam keseluruhan Perjanjian Lama.

Kitab Hosea membawa pengaruh yang amat mendalam pada seluruh Perjanjian Lama. Pengaruhnya terasa dalam wejangan-wejangan para nabi mengenai ibadat hati yang dijiwai kasih kepada Allah. terutama Yeremia sangat terpengaruh oleh Hosea. Tidak mengherankan, bahwa Perjanjian Baru mengutip Hosea atau sering mendapat inspirasi dari padanya. Yeremia, Yehezkiel dan Deutero-Yesaya meniru Hosea dalam menggambarkan hubungan antara yahwe dan Israel sebagai ikatan suami-isteri. Perjanjian Baru dan jemaat kristen purba mengalihkan gambar tsb kepada hubungan yang terjalin antara Yesus dan Gereja. Para mistikus kristen mengetrapkan lambang ini pada hubungan antara Allah dengan masing-masing kaum beriman.

(0.41) (Yoh 1:49) (jerusalem: Anak Allah) Di sini ungkapan itu hanya sebuah gelar Mesias, seperti juga"Raja Israel". Bdk Mat 4:3+
(0.41) (Hos 13:1) (sh: Menyimpang dari Allah, berarti mati! (Jumat, 13 Desember 2002))
Menyimpang dari Allah, berarti mati!

Allah sendiri mengingatkan Israel, bahwa Dialah yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Tidak ada juruselamat lain (ayat 4). Artinya, hanya Allahlah yang memelihara dan yang memberi mereka makan dan minum. Israel dengan mudah melupakan segala kebaikan yang telah Tuhan limpahkan atas mereka. Karena itu, ketika Israel membelakangi Allah, itu tidak hanya berarti bahwa Israel menolak keselamatan dari Allah, tetapi juga Israel telah memutuskan hubungan kasih dengan Sang Sumber kehidupan. Akibatnya, murka Allah menimpa mereka. Bahkan, akibat dari sikap Israel itu, Allah tidak akan membebaskan Israel dari maut. Israel tidak mengurangi kuantitas dan kualitas kejahatan mereka, justru sikap Israel makin bertambah-tambah penyimpangannya terhadap perjanjian kasih dengan Allah. Mereka harus mengalami maut yang datang dari Allah. Allah sendiri tidak akan menyelamatkan Israel (ayat 14). Apakah Allah telah kehabisan kesabaran? Tidak! Allah memutuskan tindakan ini justru karena terlalu sabar. Juga, tindakan Allah ini diambil karena ketololan dan kebodohan Israel sendiri. Artinya, Israel sendiri yang telah memutuskan hubungan kasih Allah dengan Israel.

Kehidupan yang didasarkan pada kasih Allah, Sang Sumber Kehidupan, hanya akan terjalin kembali apabila Allah sendiri berinisiatif penuh untuk memulihkan hubungan-Nya dengan umat. Pemulihan hubungan itu telah sering Allah lakukan, tetapi Israel terus menerus menolak Allah.

Bila kita belajar dari sikap Israel terhadap Allah, maka kita pun harus dengan penuh kesadaran mengakui bahwa kita tidak lebih baik daripada umat Israel. Sebab seandainya ada seorang saja di bumi ini yang betul-betul setia kepada Allah, maka Allah tidak perlu berinisiatif melalui Yesus Kristus, datang ke dunia. Tetapi, karena satu orang saja tidak ditemukan, maka damai Natal itu harus datang ke dunia, berada di antara kita, dan memulihkan kembali relasi manusia dengan Allah.

Renungkan:
Manusia sudah dihukum sekaligus diselamatkan dalam Natal, salib dan kebangkitan Yesus.

(0.41) (1Kor 10:18) (ende: Kaum Israel menurut daging)

ialah bangsa Israel turunan kodrati dari Jakub dan Abraham, lawannja kaum Israel rohani, turunan Abraham melalui kepertjajaan. (Bdl. Gal 5:1-18).

(0.41) (Am 3:9) (full: BERKUMPULLAH. )

Nas : Am 3:9-15

Amos memanggil para tetangga Israel untuk menyaksikan kesalahan, dosa, dan hukuman Israel. Mereka akan mengakui bahwa hukuman itu memang pantas mereka terima.

(0.41) (Kel 6:6) (jerusalem: dengan tangan yang teracung) Ini ungkapan searti dengan ungkapan "tangan yang kuat" dalam Kel 6:24. Kitab Ulangan menggabungkan kedua ungkapan itu, bdk Ula 4:34; 5:15; 7:19; 26:8, dll.
(0.41) (1Raj 16:31) (jerusalem: Etbaal) Etbaal (dalam bahasa Fenisia: Ittobaal) itu adalah seorang imam dewi Asytarte. Ia merebut kekuasaan di Tirus waktu Omri merebut kekuasaan di Israel. Kedua penguasa itu lalu bersahabat dan persekutuan itu dikokohkan dengan perkawinan. Hubungan antara Fenisia dengan Israel itu sangat besar pengaruhnya atas kemerosotan agama di Israel di masa pemerintahan raja Ahab.
(0.41) (Rm 11:1) (jerusalem: Maka aku bertanya) Ungkapan yang dahulu, Rom 10:18,19, menuduh Israel, sekarang menunjuk kepada keselamatan Israel (demikianpun halnya dalam Rom 11:11). Bangsa yang tidak setia, Rom 10:21, tetapi umat terpilih, Rom 11:2. "Sisa", Yes 4:3, yang untuk sementara waktu mewakili Israel, menjadi jaminan pemulihannya di masa depan.
(0.40) (Kel 5:1) (full: BEGINILAH FIRMAN TUHAN, ALLAH ISRAEL. )

Nas : Kel 5:1

Kisah peristiwa keluaran pada dasarnya merupakan pertentangan di antara dua kekuatan: Tuhan dan Firaun, yang dalam agama Mesir dianggap sebagai penjelmaan dewa matahari Ra. Firaun meragukan kuasa Allah Israel (ayat Kel 5:2); oleh karena telah memperbudak Israel, Firaun menganggap dirinya lebih berkuasa daripada Allah Israel. Kesepuluh tulah merupakan cara Tuhan untuk menunjukkan kepada umat-Nya bahwa Ia lebih berkuasa daripada semua dewa Mesir. Sungai Nil, matahari, dan katak, misalnya, merupakan dewa-dewa Mesir.

(0.40) (Za 3:2) (full: MENGHARDIK ENGKAU, HAI IBLIS! )

Nas : Za 3:2

Selaku wakil Israel, Yosua tidak dapat melawan Iblis, karena imam besar itu memakai jubah yang kotor (yaitu, dosa).

  1. 1) Allah sendiri melawan Iblis dan menghardiknya, karena Allah telah memilih Israel untuk melaksanakan rencana-Nya.
  2. 2) Israel merupakan "puntung yang disentak dari api". Api itu melambangkan penderitaan Israel dalam pembuangan Babel. Allah telah menuntun Israel melalui penderitaan-penderitaan ini, bukan untuk memusnahkan mereka, tetapi untuk mendisiplin mereka dan mempersiapkan mereka untuk tugas yang lebih besar.
(0.40) (Hak 19:29) (jerusalem: seluruh daerah orang Israel) Seruan ngeri untuk membalas dendam ini tertuju kepada seluruh Israel, bdk Hak 20:1,2,10 dll. Ini barangkali bermaksud menekankan bahwa seluruh Israel setia kawan dalam hal menghukum pelanggaran hukum agama. Sungguhpun demikian, tidak ada contoh lain sebuah tindakan semacam yang merangkum seluruh Israel. Kiranya aslinya terutama suku Efraim dikerahkan untuk menghadap suku Benyamin dan baru kemudian diperluas sampai merangkum seluruh Israel. Kalau demikian maka suku Efraim sekali lagi bertindak untuk merebut kedudukan utama, bdk Hak 8:1+; Hak 12:11.
(0.40) (Yer 5:11) (jerusalem: kaum Israel) Ungkapan itu di sini mungkin berarti: kerajaan Yehuda, bdk bab 2, sedangkan ungkapan "dan kaum Yehuda" barangkali sebuah sisipan. Adapun ungkapan "kaum (harafiah:rumah) Israel" mempunyai beberapa makna. Aselinya ungkapan itu menunjuk kedua belas suku Israel sebagai umat perjanjian, Yos 24; kemudian ungkapan itu mendapat makna keduniaan dan dipakai untuk menyebut kerajaan utara (Samaria), 2Sa 5:5. Namun demikian nada keagamaan yang aseli tidak terlupa. Nabi Yesaya berkata mengenai "kedua kaum Israel", Yer 8:14. Setelah kerajaan utara hilang pada th 721 ungkapan "kaum Israel" dipakai untuk menyebut kerajaan Yehuda, bdk Yes 5:7; Mik 3:1; Yeh 4:3; 5:4.
(0.39) (Mzm 83:1) (sh: Apa arti sebuah nama? (Jumat, 2 November 2001))
Apa arti sebuah nama?

Perang 6 hari Israel-Arab pada bulan Juni 1967 menyebabkan dataran tinggi Golan direbut Israel. Waktu itu, dengan kemampuan badan intelijennya yang luar biasa dan peralatan perang yang tergolong canggih, Israel dapat memenangkan perang, padahal negara-negara Arab seperti Suriah, Mesir, dan Yordania bergabung dan mencoba mengepung.

Keadaan Israel yang digambarkan dalam Mazmur 83 ini mirip dengan situasi ketika Israel dikepung bangsa-bangsa Arab tahun 1967. Bedanya, Israel saat itu belum memiliki persenjataan yang canggih dan belum mengembangkan dinas rahasianya seperti waktu perang 6 hari. Akibatnya, mereka begitu gentar karena merasa tidak berdaya dan tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang amat menjepit. Sedangkan, bangsa- bangsa sekitarnya siap menyerbu Israel dan melenyapkan nama mereka dari muka bumi (ayat 5-9).

Satu hal yang perlu kita pelajari di sini adalah mengenai konsep "nama", baik nama Israel (ayat 5) maupun nama Yahweh (ayat 17, 19). Dalam kebudayaan Timur Tengah kuno, nama bukan hanya sebutan belaka, tetapi memiliki arti yang juga mencakup keberadaan, karakter, dan reputasi seseorang. Nama Israel sedang berusaha dihapuskan, ini berarti keberadaan bangsa Israel pun dengan sendirinya akan lenyap. Namun, bangsa Israel tidak bersandar pada kekuatan diri mereka, tetapi bersandar pada nama Yahweh yang tidak mungkin guncang dan hilang.

Bangsa Israel menyadari bahwa dalam kelemahan, mereka memiliki Allah yang menyayangi mereka, Yahweh yang hidup dan setia pada perjanjian-Nya. Yahweh tidak akan diam kala umat-Nya berseru di dalam kesesakan (ayat 2). Bangsa Israel bisa berharap pada Yahweh karena Ia telah membuktikan keperkasaan- Nya menghancurkan musuh-musuh umat-Nya (ayat 10-13). Kini bangsa Israel berdoa lagi agar para musuh mereka dikacaubalaukan oleh Tuhan (ayat 14-16) agar nama Yahweh dimuliakan, dan semua bangsa tunduk pada Dia (ayat 17-19).

Renungkan: Apakah arti nama Yahweh dalam hidup Anda? Sudahkah Anda merasakan kehadiran dan karya-Nya secara kongkret dalam hidup Anda setiap hari?

(0.39) (Hos 10:1) (sh: Pelanggaran Israel semakin bertambah (Selasa, 10 Desember 2002))
Pelanggaran Israel semakin bertambah

Pemberitaan Hosea yang begitu keras tentang berbagai pelanggaran yang dilakukan Israel, ternyata tidak membuat Israel semakin baik, malah makin bertambah-tambah pelanggarannya (ayat 1). Kemakmuran yang dicapai Israel pada abad ke-8 SM tidak membawa Israel kepada relasi yang lebih dekat lagi dengan Allah, tetapi sebaliknya. Kemakmuran justru makin membuat Israel meninggalkan Allah. Hal itu terjadi karena Israel beranggapan bahwa Allah Israel hanya Allah padang gurun dan bukan Allah pertanian. Mereka menganggap bahwa kesuburan manusia, ternak, dan pertanian tidak berasal dari Allah, melainkan dari dewa kesuburan Kanaan, yaitu Baal. Keterikatan bangsa Israel dengan konsepsi-konsepsi keagamaan dan berhala Kanaan membuat Israel meninggalkan nilai- nilai moral yang terkandung dalam iman Israel.Penghukuman atas Israel mengandung beberapa makna penting. Pertama, merupakan pernyataan akan kebenaran Allah karena Israel sama sekali tidak lagi mengingat Allah dalam kehidupan mereka, karena anggapan yang salah tentang asal-usul kemakmuran yang dicapainya. Kedua, penghukuman Allah itu (ayat 5,8,10,14) dilihat juga sebagai penegakan kembali akan kebenaran Allah di tengah-tengah umat-Nya (ayat 3,12). Ketiga, penghukuman Allah akan menyadarkan umat bahwa kesuburan yang mereka alami tidak berasal dari dewa-dewa kesuburan Kanaan, melainkan Allah. Seharusnya umat mengetahui bahwa yang berperan dalam kehidupan mereka baik di padang gurun maupun di Kanaan adalah Allah sendiri.

Umat tidak perlu selalu memandang negatif setiap malapetaka yang menimpanya. Sebab di balik penghukuman Allah, Allah bermaksud membuka mata kita tentang berbagai perbuatan tangan-Nya dalam kehidupan kita. Itulah sebabnya kita harus selalu mengucap syukur kepada Allah baik pada waktu senang maupun pada waktu susah.

Renungkan:
Dalam kedatangan Yesus di Betlehem, Allah telah menyatakan kebenaran dan keadilan-Nya kepada dunia. Karena itu mestinya kita melawan setiap penindasan dan pemerkosaan atas nilai-nilai kemanusiaan.

(0.39) (Hos 13:1) (sh: Penimbunan dosa berakibat fatal (Selasa, 16 November 2004))
Penimbunan dosa berakibat fatal

Dosa yang sama dan dilakukan berulangkali, tapi tidak diakui dan dibereskan akan membuahkan penghukuman. Itulah Israel.

Tudingan Hosea terhadap dosa Israel yang berpaling kepada ilah lain sepertinya tidak membuat Israel kunjung menyesal dan bertobat. Sehingga akhirnya, hukuman pun tidak mungkin lagi dihindarkan. Pasal menjelang akhir dari kitab Hosea ini sepertinya merupakan pukulan terakhir atas semua perbuatan dosa Israel. Dosa terbesar Israel adalah menyembah berhala (ayat 1-2) sehingga mereka harus mati (ayat 1) dan lenyap tak berbekas (ayat 3). Kesalahan Israel yang lainnya lagi ialah tidak tahu berterima kasih atas segala berkat dari Allah yang sudah mereka nikmati pada masa lampau (ayat 4-6). Oleh karena itu, penghukuman Allah diibaratkan laksana binatang buas yang memangsa korban-korbannya (ayat 7-8).

Apa yang dilakukan Israel? Mereka malahan bersandar kepada pemimpin politik untuk keselamatan mereka (ayat 10-11), padahal raja tidak mampu menyelamatkan mereka dari pembinasaan Allah (ayat 9). Puncak kemarahan Allah atas kekerasan hati Israel telah tiba (ayat 12-13). Ibarat bayi yang sudah waktunya lahir, namun menolak untuk "keluar". Israel dengan bodohnya bertahan di dalam dosa-dosanya (ayat 13:14-14:1). Semua uraian mengenai dosa Israel tersebut memperjelas keadilan Allah untuk menghukum Israel dengan membinasakan mereka.

Israel memiliki kesempatan berkali-kali untuk bertobat. Allah mengutus bukan hanya Hosea, melainkan banyak nabi lainnya. Seandainya Israel mau mengakui dosa, mohon ampun dan bertobat, tentu penghukuman tidak perlu dijatuhkan sefatal itu. Pada saat ini, hanya pukulan keras saja yang mampu menghancurkan hati yang congkak. Dan hanya hukuman keras saja yang bisa menundukkan hati yang bebal. Peristiwa Israel merupakan peringatan bagi kita. Jangan menyepelekan teguran Allah sebab itu akan membuat hati kita keras.

Renungkan: Kadang, cuma satu jalan yang bisa Allah lakukan terhadap hati yang keras dan bebal. Tentu Anda tidak ingin mengalami dihancurkan Allah, bukan?

(0.37) (Hos 1:1) (sh: Dihukum dan diampuni (Rabu, 3 November 2004))
Dihukum dan diampuni

Apa yang akan seorang suami lakukan terhadap istri yang berselingkuh? Menurut Hukum Taurat, suami boleh menuntut mati istrinya. Di zaman modern ini, biasanya tuntutan cerai.

Tindakan Allah menyuruh Hosea menikahi perempuan sun-dal, menunjukkan sikap Allah terhadap Israel yang melacurkan diri. Allah ingin mengampuni, namun terlebih dahulu dosa harus dihukum. Itu dinyatakan-Nya melalui pemberian nama-nama anak Hosea dari hasil pernikahannya itu. Yizreel berarti Israel akan kalah dan berakhirnya kekuasaan Raja Yehu (ayat 4-5)(Yehu merebut kekuasaan melalui kudeta berdarah). Lo Ruhama berarti Allah tidak akan menyayangi umat Israel (ayat 6). Akan tetapi, Allah masih berbelas kasihan terhadap umat Yehuda, yang pada masa Hosea menunjukkan kesetiaan kepada Allah (ayat 7). Sedangkan, Lo Ami berarti Tuhan telah menolak umat Israel sebagai umat-Nya (ayat 8-9). Nama Lo Ami adalah puncak kemarahan Allah kepada Israel, karena Israel telah berselingkuh dengan ilah lain. Murka Allah menandakan bahwa Israel bukan lagi umat-Nya dan Ia bukan lagi Allah Israel.

Dengan demikian, perjanjian dengan Allah telah hancur. Hubungan simbolis Allah sebagai suami dengan umat sebagai istri telah terputus. Sebenarnya, Allah menghukum agar Israel menyadari dosanya dan bertobat. Setelah itu, Allah akan memulihkan mereka, berupa sisa umat Israel yang sedikit akan dibuat menjadi banyak kembali (ayat 10); Israel kembali menjadi umat Allah, dan Ia akan menjadi Allahnya (ayat 11). Perubahan nama anak Hosea merupakan simbol Allah bagi pemulihan Israel yaitu: dari Lo Ruhama menjadi Ruhama (Allah mengampuni), Lo Ami menjadi Ami (umat Allah).

Bukankah kita juga sama seperti Israel, sering meninggalkan Tuhan untuk mengejar uang, harta, kekuasaan, dan berbagai kesenangan duniawi? Namun, oleh kasih-Nya Allah telah mengampuni kita dan menjadikan kita umat-Nya di dalam Kristus Yesus. Oleh karena itu, kita harus menjadi umat Tuhan yang setia, sepadan dengan kasih karunia-Nya yang penuh pengorbanan.

Bersyukurlah: Allah telah mengampuni kita melalui Tuhan Yesus, sehingga kita layak disebut umat-Nya.

(0.36) (Kej 25:4) (ende)

Tetangga Israel, bangsa Arab, dianggap keturunan Ibrahim, Disini pengarang berpegangan pada tradisi-tradisi kuno, jang djuga baginja kebenarannja sukar diselidiki. Tradisi-tradisi ini digunakan sebagaimana adanja, tetapi mempunjai fungsi djuga tjerita. Maksudnja disini: membentangkan keagungan Ibrahim, jang mendjadi bapa berbagai bangsa-bangsa semit. Israel mempunjai hubungan perdagangan dengan suku-suku Arab, ini berarti pula hubungan persahabatan. Disebutkan setjara chusus hubungan Musa dengan bangsa Midianit (Kel 2:17) dsl.), meskipun bangsa ini kemudian bermusuhan dengan Israel (Hak 6).

(0.36) (Yer 3:6) (full: APA YANG DILAKUKAN ISRAEL ... MURTAD ITU? )

Nas : Yer 3:6

Israel, kerajaan utara, telah tidak setia kepada Allah; akibatnya, mereka dibawa tertawan ke Asyur pada tahun 722-721 SM. Yehuda, kerajaan selatan, seharusnya menarik pelajaran dari pengalaman tragis saudaranya, tetapi tidak demikian. Ia juga menyerahkan diri kepada perzinaan dan kejahatan rohani.

(0.36) (Ul 26:16) (jerusalem) Bagian ini menlanjutkan wejangan Musa yang kedua, bdk Ula 4:44+. Tetapi wejangan itu kembali terputus oleh bab 27 yang berupa sisipan, sedangkan bab 28 adalah majemuk.
(0.36) (Hak 19:30) (jerusalem) Dalam beberapa naskah terjemahan Yunani ayat ini berbunyi sbb: Kepada para utusannya diberikannya pesan ini: "Hendaklah kamu katakan kepada semua orang Israel: Pernahkah terlihat hal yang demikian sejak orang Israel berangkat keluar dari tanah Mesir sampai sekarang? Perhatikanlah, pertimbangkanlah dan berkatalah". Dan setiap orang yang melihatnya berkata: Belum pernah hal yang demikian terjadi dan belum terlihat sejak orang Israel berangkat ke luar dari tanah Mesir.


TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA