(1.00) |
(Ezr
1:1)
|
(full:
) Penulis : Ezra
Tema : Pemulihan Kaum Sisa
Tanggal Penulisan: 450-420 SM
Latar Belakang
Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang
Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh,
Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab
sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya
beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama
merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa
pascapembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab,
tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli
modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu.
Untuk keterangan lebih terinci mengenai peran Ezra sebagai pengarang,
Lihat "PENDAHULUAN 1TAWARIKH" 08053.
Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit,
memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar
di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang
pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada
Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan
Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan
umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.
Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui
Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun
pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1).
Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap.
Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk
Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang
buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk
Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin,
diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan
nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000
orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70);
pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita
dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di
bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga
(444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10).
Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem
sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan.
Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan
Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka.
Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang
melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima
pemimpin rohani yang terkemuka:
- (1) Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali
Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
- (2) Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
- (3) Hagai dan
- (4) Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan
pembangunan Bait Suci; dan
- (5) Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah
untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.
Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia
menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk
kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22;
Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan
catatan pribadi (mis Ezr 7:27--9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa
Ibrani, kecuali Ezr 4:8--6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam
bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.
Tujuan
Kitab ini ditulis untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam
memulihkan kaum sisa Yahudi dari pembuangan mereka di Babel
- (1) dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang berbeda-beda agar
membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap kembali di
Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci; dan
- (2) dengan menyediakan para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin
kaum sisa yang kembali dalam suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada
firman Allah, dan pertobatan dari ketidaksetiaan kepada Allah.
Survai
Ke-10 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:
- (1) Bagian pertama (pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">1-6; Ezr 1:1--6:22) mencatat kembalinya
rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan
kembali Bait Suci;
- (2) Bagian kedua (pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">7-10; Ezr 7:1--10:443) menguraikan kembalinya
rombongan kedua di bawah Ezra dan pembaharuan rohani yang
mengikutinya.
- (1) Bagian pertama mulai di mana 2 Tawarikh berakhir -- dengan penahanan
orang Yahudi dan pengumuman Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang
mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1-11);
pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">2; Ezr 2:1-70 mencatat nama orang-orang yang ikut rombongan
pertama. Pentinglah bahwa hanya sekitar 50.000 orang Yahudi di antara
sejuta atau lebih yang terbuang berada dalam rombongan pertama yang
kembali (Ezr 1:5; Ezr 2:64-65). Dalam pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">3 (Ezr 3:1-13),
Zerubabel (seorang keturunan Daud) dan Yesua (sang imam besar)
mengerahkan umat itu untuk memulai pembangunan kembali Bait Suci yang
rusak. Musuh-musuh yang lihai dari Yehuda mempergunakan sarana-sarana
politik untuk menghentikan proyek ini selama beberapa waktu (pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">4;
Ezr 4:1-24), tetapi akhirnya pekerjaan dimulaikan kembali dan Bait
Suci diselesaikan pada tahun 516 SM (pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">5-6; Ezr 5:1--6:22).
- (2) Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">6 (Ezr 6:1-22) dengan
pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">7 (Ezr 7:1-36). Selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di
Persia dengan Ahasyweros I. Ester menjadi ratu sekitar 478 SM
(Lihat "PENDAHULUAN ESTER" 08069).
Pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">7-8 (Ezr 7:1--8:36) mencatat berbagai peristiwa sekitar 20
tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia
ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama
berhasil membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan
Hukum Allah di dalam hati umat itu (bd. Neh 8:1-8). Ezra menjumpai
kemerosotan rohani dan moral yang luas antara kaum pria Yehuda, yang
tampak dari nikah campur dengan wanita kafir. Dengan kesedihan yang
mendalam, Ezra mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan mengadakan
syafaat demi mereka (pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">9; Ezr 9:1-15). Kitab ini berakhir
dengan peristiwa Ezra memimpin para pria dalam pertobatan di depan
umum dan pembatalan ikatan pernikahan dengan wanita kafir
(pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">10; Ezr 10:1-44).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Ezra-Nehemia adalah satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai
pengembalian orang Yahudia pada masa pascapembuangan di Palestina.
- (2) Ciri yang menonjol dari kitab ini ialah bahwa di antara dua bagian
utamanya (pasal Ia+telah+merendahkan+AND+book%3A15&tab=notes" ver="">1-6, 7-10; Ezr 1:1--6:22; Ezr 7:1--10:44) terdapat
kesenjangan sejarah sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput
sekitar 80 tahun.
- (3) Ezra menunjukkan dengan jelas bagaimana Allah menjaga firman-Nya
sehingga pasti digenapi (bd. Yer 1:12; Yer 29:10); Allah mengarahkan
hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya
mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka (Ezr 1:1; Ezr 7:11-28; bd.
Ams 21:1);
- (4) Tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang tidak percaya yang telah
dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan melanggar
perintah-perintah Allah melukiskan dengan nyata bagaimana Allah
- (a) menuntut agar umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan
- (b) kadang-kadang memakai pembedahan radikal supaya menangani kompromi
yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya. Tindakan Ezra dengan
tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama mereka
untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6),
bukan sekedar suatu kesatuan nasional campuran lainnya.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kembalinya kaum sisa Yahudi ke negeri mereka dan pembangunan kembali bait
suci menyatakan bahwa Allah senantiasa ingin memulihkan umat-Nya yang
menyeleweng. Jalan-jalan-Nya mencakup bukan saja hukuman karena kemurtadan,
tetapi juga pemulihan dan harapan bagi kaum sisa yang percaya, yang
melaluinya Allah mengarahkan aliran penebusan pada jalan akhirnya. Prinsip
ini dilihat dalam PB, di mana suatu kaum sisa Yahudi yang percaya menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Mesias mereka, sedangkan arus utama penebusan
disalurkan kembali dari orang Yahudi yang tidak percaya kepada orang bukan
Yahudi di gereja mula-mula.
|