Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 14 dari 14 ayat untuk Coba (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yes 20:1) (sh: Jalan keluar terbaik ialah Allah. (Minggu, 11 Oktober 1998))
Jalan keluar terbaik ialah Allah.

Hampir seluruh Timur Tengah kuno ada di bawah bayang-bayang Asyur. Etiopia dan Mesir yang berusaha menentang, berupaya menggalang persekutuan dengan negara-negara kecil di sekitarnya, termasuk Yehuda. Tetapi perintah Allah kepada Yesaya untuk berjalan telanjang selama tiga tahun justru merupakan jawaban Allah atas ajakan itu (ayat 1-3). Ini bukanlah sesuatu yang bersifat sewenang-wenang. Allah ingin menunjukkan secara terang-terangan kepada umat-Nya, apa yang sebenarnya akan terjadi terhadap Mesir dan Etiopia. Sia-sia saja bersandar kepada bangsa-bangsa yang akan hancur!

Perintah Allah jelas. Yehuda mengurungkan niat bersekutu dengan Mesir dan Etiopia untuk melawan Asyur bukan karena takut, tetapi karena tuntutan Allah demikian. Allah tegas mela-rang. Pesan dan isyarat yang Allah nyatakan, jelas tampak oleh mereka. Dari dengar-dengaran itulah mereka tidak dihancurkan. Sebaliknya justru Asyur akhirnya yang kelak akan meng-hancurkan Mesir dan Etiopia. Kepada siapa harus berharap? Kehancuran dan kehinaan yang dialami orang-orang Etiopia dan Mesir terjadi tepat seperti yang dinubuatkan Yesaya. Peristiwa ini yang di lain pihak telah menghancurkan harapan banyak bangsa, di pihak lain juga menunjukkan satu-satunya tempat seluruh bangsa menaruh percaya dan harap, yaitu Allah Semesta Alam! Umat Allah seharusnya tahu bahwa tidak ada tempat lain selain Allah yang mampu menjamin kehidupan masa depan mereka. Kecenderungan banyak orang Kristen untuk coba-coba berharap pada kuasa di tempat lain semata-mata karena tidak menghayati dan mengakarkan dalam dirinya arti hidup dalam Kristus.

Renungkan: Allah kita adalah Allah yang cemburu, karena itu jangan coba-coba meminta pertolongan pada kuasa lain di luar kuasa Allah.

Doa: Telanjangilah semua kekuatan dan kegemilangan dunia yang seringkali menggoda kami untuk alpa bergantung penuh kepadaMu.

(0.86) (Kej 37:6) (full: COBA DENGARKAN MIMPI ... INI. )

Nas : Kej 37:6

Yusuf menunjukkan ketidakpekaan dan ketidakdewasaan ketika menceritakan mimpi ini kepada kakak-kakaknya. Maksud mimpi itu ialah memberikan penyataan dan iman untuk masa depannya yang sulit, dan bukan memberinya kesempatan untuk meninggikan diri atas saudara-saudaranya. Allah mungkin memilih Yusuf untuk tugas melindungi keluarga Yakub di Mesir karena standar-standar moral dan pengabdiannya kepada Allah dan hukum-hukum-Nya jelas lebih tinggi dari saudara-saudaranya (lih. 2Tim 2:20-21).

(0.81) (1Sam 17:1) (sh: Tekanan terhadap Saul. (Jumat, 12 Desember 1997))
Tekanan terhadap Saul.

Setelah Allah memilih Daud menjadi calon pengganti Saul, tekanan Saul semakin berat, karena Filistin siap menyerang Israel (ayat 1). Dalam keadaan ditinggalkan Tuhan, pasti jiwanya merana. Kondisi rohani berpengaruh ke kondisi jiwa dan jasmani. Saul tentu lemah dan tak berdaya karena tidak berkenan kepada Tuhan (ayat 16:14). Ejekan Goliat yang menakutkan dan menyakitkan hati itu, semakin menekan jiwanya. Ancaman Goliat mengandung konsekuensi berat. Israel terancam diperhamba ulang oleh Filistin. Saul takut dan cemas, seluruh rakyatnya pun terpengaruh tak bisa berbuat lain.

Dari mana datangnya takut dan cemas? Mengapa Saul takut dan cemas? Apakah hal itu disebabkan oleh besarnya tubuh dan dahsyatnya kekuatan Goliat? Tidak! Sumber terdalam takut dan cemas dalam diri Saul adalah kesadaran telah ditinggalkan Tuhan. Kini semua ancaman bahaya harus dihadapi sendiri tanpa Allah. Itulah konsekuensi orang yang coba-coba berjalan mengikuti kemauan sendiri dan membangkang terhadap perintah Tuhan!

Renungkan: Meski iman saya kecil asalkan ditujukan pada Tuhan yang Maha Besar, sebesar apa pun masalah yang saya hadapi, dapat saya atasi karena Tuhan.

Doa: Tuhan, tolongku menilai masalahku dalam iman dan ketergantungan penuh kepada-Mu.

(0.71) (Why 2:17) (full: MENDENGARKAN APA YANG DIKATAKAN ROH. )

Nas : Wahy 2:17

Kita harus mengindahkan peringatan-peringatan Roh Kudus sekarang ini. Ia tetap mengatakan perkataan yang sama yang telah dikatakan Kristus kepada ketujuh jemaat di Asia itu, memerintahkan kita untuk mengalahkan dosa dalam dunia dan tidak membiarkan kebejatan. Apabila kita gagal untuk menang dalam perkara yang penting ini, maka kita akan kehilangan kehadiran Allah dan kuasa Roh serta menjadi musuh kerajaan Allah. Sebaliknya, jika kita menang, maka kita akan menerima manna yang tersembunyi dari kehidupan rohani dan sebuah "batu putih", yang menunjukkan kemenangan iman kita atas segala sesuatu yang coba menghancurkan pengabdian kita kepada Kristus.

(0.50) (Kej 13:1) (sh: Arif, bukan naif (Rabu, 28 April 2004))
Arif, bukan naif

Biasanya kisah Abram dan Lot ini dijadikan cerita moral mengenai bagaimana Abram adalah seorang paman yang baik, sebaliknya Lot seorang keponakan yang serakah. Tetapi coba kita lihat dari sisi rencana Allah bagi dan melalui Abram.

Ketika timbul permasalahan lahan penggembalaan antara gembala-gembala Lot dan Abram, Abram sekali lagi membuat kalkulasi pribadi. Dia seorang yang lembut, tidak mau membuat masalah. Oleh karena itu ia mempersilakan Lot memilih lahan mana yang akan menjadi tempat Lot menetap dan menggembalakan domba-dombanya. Sebenarnya, tanah Kanaan adalah lahan dari Allah untuk Abram dan keturunannya, bukan untuk Lot! Apa yang akan terjadi kalau Lot memilih wilayah Barat, yaitu Kanaan itu sendiri. Tentu sesuai dengan janji Abram, ia harus menyingkir ke Timur dan itu berarti sekali lagi meninggalkan Kanaan. Kali ini akan permanen (dibandingkan ketika turun ke Mesir, hanya untuk sementara, lih. 12:10 'tinggal di situ sebagai orang asing'). Sebenarnya tindakan Abram itu terlalu naif. Naif terhadap maksud TUHAN bagi dirinya. Seha-rusnya Abram menetapkan untuk tetap bertahan di tanah Kanaan dan mempersilakan Lot berpindah ke Timur. Syukurlah, hal ini terjadi bukan karena kebetulan, melainkan karena kedaulatan TUHAN-lah Lot memilih berpindah ke Timur!

Kita perlu lebih peka akan pimpinan Tuhan dalam hidup kita. Jangan sampai kenaifan kita justru menimbulkan masalah. Alih-alih mau beramah-ramah dengan orang lain, justru nama Tuhan diinjak-injak. Saya terkesan dengan keberanian yang arif seorang hamba Tuhan ketika seorang menghina Tuhan Yesus. Hamba Tuhan itu berkata kepada orang tersebut,"Agama dan kitab sucimu menaruh hormat kepada Tuhan Yesus saya, paling tidak sebagai nabi Allah. Siapakah kamu, berani menghujat yang dihormati oleh Allahmu?"

Untuk dilakukan: Kasih bukan berarti mandah diinjak-injak. Ketika nama Tuhan dihujat, kita harus berani membela dengan arif!

(0.50) (1Sam 17:40) (sh: Keluguan iman. (Minggu, 14 Desember 1997))
Keluguan iman.

Daud bukan sekadar mengucapkan gertak sambal. Daud sungguh melakukan tindakan yang luar biasa berani. Ia maju menghadapi Goliat hanya dengan bersenjatakan tongkat, lima batu licin yang diambilnya dari dasar sungai, kantung gembala dan umban (ayat 40). Tentu saja baik pihak kawan maupun lawan tercengang dan terkejut oleh keberanian yang lugu ini. Tindakannya itu tidak layaknya orang berperang yang mengenakan baju perang yaitu baju zirah dan ketopong tembaga serta perlengkapan serba hebat. Apalagi kalau kita pertimbangkan bahwa musuh yang ingin coba dilawan Daud ini bukan prajurit sembarangan. Goliat adalah raksasa maha perkasa. Tindakan Daud ini tidak sama dengan naif, bodoh, konyol, tetapi tindakan iman yang dalam pertimbangan tanpa iman cenderung dianggap lugu.

Maju dalam nama siapa? Sekilas membaca penuturan kisah ini sudah terbaca oleh kita bahwa konflik yang harus dihadapi Daud (baca Israel) melawan Goliat (baca Filistin) sangat tidak imbang. Dalam situasi demikian jelaslah bahwa konflik atau perkelahian itu bukan lagi terjadi di dalam lingkup fisik tetapi di dalam lingkup jiwani dan rohani. Goliat pun sebenarnya adalah bom perang syaraf yang dilemparkan orang Filistin terhadap Israel. Sosok tubuhnya dan sesumbarnya adalah senjata yang efektif mencabut nyali Israel. Daud tahu benar apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel (ayat 45). Karena itu Daud maju dengan senjata rohani, dengan iman. Akibatnya luar biasa. Tuhan melakukan hal yang di luar perhitungan. Daud menang. Kemenangan iman, kemenangan Tuhan!

Renungkan: Untuk tujuan apa sebenarnya Kristus datang ke dunia ini dan mati disalib?

Doa: Bimbinglah aku menjalani proses pembentukan yang membuatku makin mengenal diriMu, makin teguh iman, agar realitaMu nyata dalam hidupku.

(0.50) (Ams 19:1) (sh: Alkitab memang untuk segala bidang (Selasa, 8 Agustus 2000))
Alkitab memang untuk segala bidang

Bagaimanakah respons Anda jika ada orang yang bersaksi bahwa Alkitablah satu-satunya yang dibutuhkan oleh semua manusia tanpa terkecuali? Jika Anda mengamini, dapatkah Anda menyebutkan satu alasan yang paling berkesan bagi Anda? Memang ada beberapa alasan, tapi yang ingin ditekankan oleh amsal kita hari ini adalah bahwa Alkitablah yang dibutuhkan oleh manusia sepanjang abad, sebab Alkitab selalu berbicara tentang kenyataan.

Di dalam dunia yang hampir segala sesuatunya diukur dengan uang, amsal dengan gamblang mengatakan bahwa menjadi orang miskin itu sangat tidak enak. Alasannya ia akan tetap pada tingkat kemiskinan jika beruntung, jika tidak ia akan merosot dari satu tingkat kemiskinan kepada kemiskinan yang lebih rendah. Coba bayangkan, jika seseorang tidak mempunyai relasi (7), bagaimana mungkin ia dapat memperbaiki tingkat kehidupannya? Untuk berkembang dan maju, seseorang pasti membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Berbeda dengan orang kaya, ia dapat menjadi semakin kaya sebab banyak relasi yang dapat ia bangun (4, 6). Tidak ada yang dibanggakan dengan menjadi miskin, kecuali jika ia mempunyai kelakuan bersih (1). Tapi kebanggaan itu sebenarnya dapat dimiliki oleh semua orang. Karena itulah manusia tidak boleh malas dalam bekerja ataupun belajar (15), namun juga tidak boleh sembarang rajin (2), harus disertai dengan hikmat dan pengetahuan.

Perkawinan yang harmonis dan langgeng semakin langka. Perceraian bukan lagi peristiwa yang menggemparkan. Salah satu penyebab utamanya dipaparkan oleh amsal secara jelas yaitu istri yang tidak bijak (13). Karena itu mempunyai istri yang baik adalah anugerah yang sangat besar (14). Amsal tidak bermaksud meremehkan perempuan, justru sebaliknya amsal `mengagungkan' perempuan sebagai pihak yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan bahtera rumah tangga. Karena itu berdoalah untuk istri yang bijak.

Renungkan: Kenyataan yang paling penting dan nyata bagi manusia juga dipaparkan dengan jelas yaitu tentang hidup dan mati. Hanya satu yang dapat memelihara hidup, bukan kekayaan dan bukan istri yang bijak, melainkan ketaatan kepada firman Tuhan (16). Ia sudah memberikannya dalam bentuk yang tertulis yaitu Alkitab.

(0.50) (Yes 52:13) (sh: Hamba yang menderita (Minggu, 14 Maret 1999))
Hamba yang menderita

Di jaman dulu maupun sekarang ini, tidak umum bila seseorang yang benar secara hukum membiarkan dirinya disiksa tanpa membuka mulut untuk pembelaan. Namun nabi Yesaya memaparkan kepada kita bahwa ada seseorang yang disebutnya Hamba yang menderita yang sanggup melakukan itu. Hamba itu diremukkan, dihina, diejek, diperlakukan sewenang-wenang. Tidak hanya itu, bahkan dalam kematiannya, dia dimasukkan dalam kalangan pemberontak (53:12). Bagi seorang manusia biasa penderitaan dan kesengsaraan yang dialaminya justru selalu diusahakan untuk dihindari (53:3). Yesaya memaparkan makna yang terkandung di balik penderitaan hamba itu. Dikatakan Yesaya bahwa semua itu adalah bagian dari kehendak dan rencana agung Allah demi korban penebusan salah bagi manusia (53:10).

Kristus Sebagai Penggenap. Nubuat hamba Tuhan yang menderita ini digenapi dalam diri Yesus Kristus. Sama sekali tak terlihat usaha pembelaan diri-Nya. Namun justru di sinilah letak rahasia keagungan kasih Allah. Dengan mempertaruhkan Putra-Nya, Sang Bapa merencanakan penyelamatan kita. Bagi kita, penyelamatan itu memang tanpa pembayaran apapun, tetapi dari sudut Allah, penyelamatan itu menuntut pengorbanan Yesus, Anak Tunggal Bapa. Benarkah sudah kita sadari bahwa Dialah Juruselamat kita pribadi? Coba kita baca ulang dan resapi kalimat yang tertulis pada ayat 5. Gantilah setiap kata "aku" dengan kata "kita". Kesan apa yang kita terima? Kasih yang tak ternilai. Menyadari kasih pengorbanan Yesus Kristus membuat kita mampu mengasihi siapa saja, tanpa harus memandang asal, keturunan, dlsb. Dan kita pun menjadi anak-anak Bapa yang mengenal damai dan bersedia membawa damai.

Doa: Ya Bapa yang kudus, sesungguhnya pengorbanan Putra-Mu yang Tunggal adalah anugerah terbesar yang kami terima dalam hidup ini. Ajar kami selalu bersyukur atas hal itu dan hidup sesuai dengan pembenaran-Mu itu. Amin.

(0.50) (Ob 1:17) (sh: Karakteristik nubuat para nabi (Rabu, 19 Desember 2001))
Karakteristik nubuat para nabi

"Habis gelap terbitlah terang" merupakan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan karakteristik nubuat para nabi di Perjanjian Lama, bahwa setelah menyampaikan penghakiman Tuhan atas Israel, mereka pun memberitakan pengharapan dalam Tuhan. Di akhir kitab Obaja, kita pun menyaksikan pola yang sama: setelah penghukuman, ada pemulihan.

Pada perikop ini, Obaja memastikan kepastian firman Tuhan melalui dua hal. Pertama, kepastian hukuman bagi Edom. Kekuatan Israel digambarkan seperti api yang menghanguskan Edom, sehingga Edom tidak dapat tumbuh lagi karena mereka seperti jerami. Edom menjadi tidak berdaya pada saat Tuhan menentukan hari penghakiman tersebut. Bahkan Tuhan memakai bangsa asing lainnya untuk menghancurkan Edom. Kedua, pemulihan kembali bangsa Israel. Orang Israel dipulihkan Tuhan dan mereka memiliki kembali tanah pusaka mereka (ayat 19-21).

Sekali lagi kita membaca tentang kasih Tuhan yang menghukum orang-orang yang memusuhi dan mendatangkan penderitaan bagi umat-Nya. Kebenaran ini membukakan pengertian kepada kita bahwa kita mempunyai konsep yang keliru tentang Tuhan. Bagi kita, Dia adalah Tuhan yang gemar menghukum, bahkan kadang kita juga berpikir bahwa acungan tangan-Nya dan mata-Nya hanya tertuju pada kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Sungguh suatu pandangan yang sangat keliru! Coba kita lihat, bukankah segala tindakan Allah sarat muatan kasih? Kalau kita menerima hukuman-Nya dan menderita karena hukuman tersebut, itu semata-mata karena kesalahan kita. Namun, tujuan penghukuman itu sendiri bukanlah untuk menenggelamkan kita dalam penderitaan, tetapi memulihkan kita. Bukti paling akurat untuk menggambarkan kasih Allah kepada kita adalah ketika Dia menemui ajal-Nya di kayu salib, di bukit Golgota.

Renungkan: Ada kalanya kita pun mengalami penghukuman-Nya, namun Ia tidak pernah menghukum dengan hati bersukacita; Tuhan tidak pernah "menari di atas penderitaan kita". Percayalah bahwa setelah hukuman-Nya, akan ada pemulihan-Nya. Sambutlah kemurahan-Nya!

(0.50) (Mrk 14:32) (sh: Berdoa dalam pergumulan (Senin, 14 April 2003))
Berdoa dalam pergumulan

Misi Yesus untuk menggenapi rencana Allah, semakin mendekati masa penggenapan. Menghadapi saat-saat ini, Yesus juga merasakan takut dan gentar. Ia bergumul dengan ketakutan dan kegentaran- Nya. Namun, Ia juga mengetahui bahwa Allah itu adalah Bapa yang maha kuasa. Begitu besar kuasa-Nya sehingga tidak ada yang mustahil bagi-Nya.

Sesungguhnya permohonan Yesus ini menggambarkan bahwa sebagai manusia Ia merasa takut dan gentar, karena merasakan beratnya penderitaan yang Ia akan alami. Walau demikian, Ia menyatakan ketaatan-Nya yang mutlak kepada rencana Allah. Yesus mengetahui bahwa jika Allah sudah berkehendak, tidak ada kuasa apa pun yang dapat menggagalkan. Meski harus menanggung penderitaan Yesus harus menggenapi rencana Allah. Para murid yang seharusnya berjaga-jaga dan berdoa agar memahami pergumulan Yesus, mengecewakan-Nya. Mereka tidak mampu bergumul bersama Yesus dalam menghadapi penderitaan itu.

Pesan untuk tetap berjaga-jaga dan berdoa, juga ditujukan kepada kita, murid-murid Yesus masa kini. Namun dalam pelaksanaannya kita sering tergoda untuk mengutamakan keinginan hawa nafsu kita dari pada mengikuti kehendak Allah. Lebih mengedepankan kepentingan diri sendiri dari pada taat kepada kehendak Allah. Jika kita menyikapi pesan Yesus dengan cara seperti ini dapat dipastikan bahwa kita tidak akan mampu berjaga dan berdoa bersama Yesus, apalagi merasakan penderitaan-Nya dalam pergumulan untuk keselamatan kita. Coba kita renungkan dan hayati, pesan Yesus untuk "Berjaga-jaga dan berdoa supaya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan." Artinya, Yesus memperingatkan kita bahwa pencobaan merupakan usaha terakhir dari kuasa Iblis melawan Yesus, dan para pengikut-Nya.

Renungkan: Sikap berjaga dan berdoa, adalah sikap yang benar dari seorang murid dalam menyongsong masa depan.

(0.50) (Yoh 3:22) (sh: Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang (Senin, 31 Desember 2001))
Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang

Dalam narasi sebelumnya, Yohanes dengan konsisten menggambarkan dirinya sebagai saksi. Kesaksian Yohanes dan Tuhan Yesus sendiri menyebabkan Yesus semakin dikenal banyak orang (ayat 26). Popularitas Yesus yang semakin tinggi membuat beberapa orang menjadi bertanya-tanya. Tetapi, Yohanes menyadari bahwa akhir kesaksiannya sudah semakin dekat. Ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang mesias, melainkan hanya seorang saksi (ayat 28). Popularitas Yesus, menurut Yohanes, adalah pekerjaan Allah (ayat 27). Sama sekali tidak ada nada cemburu atau iri hati dalam perkataannya. Bahkan, Yohanes memberikan pesan kepada murid- muridnya untuk mengikuti Yesus. Mengapa? Karena dalam hal popularitas dan jumlah pengikut, Tuhan Yesus harus semakin besar, sementara ia harus semakin surut dan hilang.

Guna menegaskan kesaksian dirinya kepada murid-murid, Yohanes dengan tajam membedakan orang yang percaya dan yang tidak percaya. Dengan kontras yang tajam ini, ia mengharapkan murid-muridnya segera memahami apa arti dan akibat percaya pada Yesus. Orang percaya adalah orang yang menerima kesaksian Yesus (ayat 33) dan percaya pada Anak (ayat 36). Orang yang percaya pada Yesus beroleh hidup kekal (ayat 36). Sebaliknya, orang yang tidak percaya adalah orang tidak taat pada Anak (ayat 36). Orang yang tidak percaya tidak akan memperoleh hidup dan akan mengalami murka Allah (ayat 36). Meski kesaksian Yohanes sudah begitu kuat, tidak jelas apakah ada muridnya yang kemudian pergi meninggalkannya untuk mengikut Yesus.

Renungkan: Kita bukan sedang membangun kerajaan yang berpusat pada diri sendiri. Jika kita ingin lebih populer dibandingkan Tuhan Yesus yang diberitakan, maka kita perlu segera bertobat. Kita harus mendorong orang untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus, bukan untuk menjadi pengikut kita yang fanatik. Pada penghujung tahun ini, coba kita jujur di hadapan Allah dan diri kita sendiri. Segala pekerjaan dan pelayanan kita mungkin sekali dilatarbelakangi motivasi untuk memegahkan diri. Mari kita meminta pada Tuhan agar Ia memurnikan kita dan memakai kita semata-mata untuk kemuliaan nama-Nya!

(0.43) (1Raj 18:1) (sh: Obaja alat Tuhan di tengah-tengah serigala. (Kamis, 2 Maret 2000))
Obaja alat Tuhan di tengah-tengah serigala.

Seorang Kristen yang bekerja di suatu lembaga dimana nilai-nilai    'religius' dan nilai-nilai moralnya tidak dijunjung tinggi, akan    menghadapi dilema yang sulit, yaitu ikut arus atau melawan arus?    Bila tidak ikut arus, maka konsekuensi pribadi secara langsung    dan segera seperti kehilangan pendapatan, pekerjaan, dikucilkan,    bahkan dibunuh, akan terjadi. Itulah sebabnya banyak Kristen    yang akhirnya ikut arus atau menarik diri dari masyarakat. Kedua    sikap ini tidak dapat dipertanggungjawabkan secara iman Kristen.    Seharusnya Kristen tetap melawan arus dan tetap berusaha untuk    menggarami lingkungannya.

Obaja hidup di suatu masyarakat dimana raja dan rakyatnya    menyembah berhala.  Tidak hanya itu, para nabi Allah dibunuh    oleh Izebel, sang permaisuri. Ahab sendiri hanya mementingkan    kekuatan militernya yang tampak dari tindakannya mencari rumput    bagi kuda dan bagal (ayat 5). Bahkan dalam situasi kelaparan yang    demikian parah, Ahab tidak merasa perlu mencari Allah. Malahan    ia mencari rumput sendiri bagi kekuatan militernya. Dengan kata    lain mata rohani Ahab sudah menjadi buta. Bencana alam yang    begitu hebat (ayat 2) tidak menyadarkan dia. Berbeda dengan Obaja    yang tetap takut akan Tuhan dalam situasi seperti ini, berarti    ia tidak ikut menyembah berhala. Ia tidak hanya menyelamatkan    100 nabi dari pembunuhan namun juga menyembunyikan dan memberi    mereka makan dan minum setiap hari.  Itu merupakan suatu    tindakan yang berbahaya. Obaja adalah seorang yang berani    melawan arus dan ia pun berhasil dalam kariernya dengan menjadi    kepala istana.

Orang seperti Obaja inilah yang dipakai Allah sebagai alat-Nya.    Tidak hanya sebagai penyelamat 100 nabi, namun juga sebagai    perantara antara Elia dan Ahab. Coba bayangkan, jika tidak ada    orang seperti Obaja, bagaimana Elia dapat meminta Ahab untuk    menemuinya. Seandainya Elia langsung ke istana, ia pasti dibunuh    oleh Izebel. Seandainya Elia menemui orang lain yang tidak takut    akan Tuhan, maka ia pun pasti dibunuh oleh orang tersebut dengan    tujuan mendapatkan pujian dari Ahab dan Izebel.

Renungkan: Negara kita memerlukan "Obaja-obaja" yang mempunyai    kemampuan intelektual, beriman teguh, dan berani  melawan arus.    Orang-orang yang demikian diperlukan agar bangsa kita mempunyai    kesempatan untuk kembali kepada Allah.

(0.43) (Mzm 67:1) (sh: Diberkati untuk menjadi berkat (Sabtu, 13 Oktober 2001))
Diberkati untuk menjadi berkat

Berkat-berkat Tuhan yang melimpah tanpa disertai pemahaman iman yang tepat tentang misi Allah bagi dunia, dapat menjadi jerat yang membahayakan kehidupan rohani kita. Efek kelumpuhan dari jerat itu akan lebih dirasakan jikalau di dalamnya telah dibubuhi racun keegoisan yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan bukanlah merupakan hal yang salah, namun seringkali tanpa kita sadari hal ini dapat menjadi jerat, sehingga kita tidak lagi memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap dunia di luar kita. Efek samping dari berkat-berkat inilah yang coba dihindarkan dari bangsa Israel melalui Mazmur 67 ini.

Mazmur ini merupakan nyanyian syukur atas segala berkat Allah yang diberikan kepada bangsa Israel pada perayaan panen raya. Pada perayaan ini, mereka berkumpul dari seluruh wilayah untuk bersyukur dan berdoa memohon agar berkat yang mereka terima dapat menghasilkan dampak yang lebih besar kepada bangsa-bangsa lain, melampaui lokalitas waktu dan tempat pada saat itu. Inilah suatu nyanyian syukur yang mewarisi panggilan Abraham -- diberkati untuk menjadi berkat bagi segala kaum di muka bumi (Kej. 12:3).

Pesan dari mazmur ini disampaikan dari generasi ke generasi dengan formula pujian sebagai berikut: Dimulai dengan permohonan akan kasih, berkat, dan penyertaan Tuhan (ayat 2). Dilanjutkan dengan penegasan bahwa tujuan dari berkat tersebut adalah agar keselamatan dan jalan Tuhan diperkenalkan kepada segala bangsa di muka bumi (ayat 3), sehingga bangsa-bangsa bersyukur kepada Allah (ayat 4, 6). Diikuti dengan permohonan agar berkat-berkat itu menghasilkan sukacita karena keadilan Tuhan ditegakkan atas segala bangsa (ayat 5). Dan diakhiri dengan kesimpulan yang menegaskan bahwa berkat Allah atas tanah mereka akan membawa segala ujung bumi menghormati Tuhan dengan takut kepada-Nya (ayat 7-8). Melalui mazmur ini, bangsa Israel senantiasa diingatkan akan panggilannya untuk menjadi berkat melalui berkat yang Allah berikan kepada mereka.

Renungkan: Pemahaman iman yang egois seringkali membuat kita tidak lagi menyadari misi Allah yang dipercayakan kepada kita untuk menyelamatkan mereka yang terhilang dan menegakkan kembali keadilan-Nya. Adakah Anda menyadari panggilan Allah bagi Anda di balik berkat-berkat yang telah Ia berikan?

(0.43) (Kol 1:17) (sh: Penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusia (Kamis, 5 Juli 2001))
Penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusia

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada orang-orang dari aliran atau golongan tertentu yang meyakini bahwa Yesus Kristus ada dalam dunia sejak Dia dilahirkan. Dan mereka tidak segan untuk menyebarkan keyakinan tersebut agar diyakini juga oleh orang-orang di luar aliran atau golongan mereka. Seperti orang-orang dari aliran Gnostik, yang terus menyebarkan keyakinan-keyakinan itu kepada jemaat Kolose. Namun, tentu saja keyakinan ini berbeda dengan yang seharusnya diyakini oleh jemaat Kolose, yaitu bahwa Yesus Kristus ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Bahkan sebelum Adam diciptakan, Kristus sudah ada.

Dalam rangka memperteguh iman jemaat Kolose, Paulus menegaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dan diyakini kebenarannya yaitu bahwa: (ayat 1) Yesus bukan saja pelaku penciptaan sejak awal dan tujuan penciptaan pada akhirnya, melainkan di antara yang pertama (Alfa) dan yang terakhir (Omega), Dialah yang menguasai seluruh dunia, karena Dialah penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusia. (ayat 2) Yesus adalah kepala tubuh (= jemaat). Artinya, jemaat harus hidup dan bergerak hanya di dalam Dia. Tanpa Dia jemaat tidak dapat memikirkan kebenaran, tidak dapat bertindak benar. (ayat 3) Yesus yang karena kebangkitan-Nya tetap hidup untuk selama-lamanya, dan membuktikan bahwa Ia telah menaklukkan setiap kuasa yang menentang. (ayat 4) tidak ada yang lain dalam kehidupan ataupun dalam kematian yang dapat mengalahkan-Nya.

Paulus mengungkapkan kepada kita empat fakta penting mengenai Yesus Kristus yang harus selalu kita yakini dan imani dalam hidup bergereja. Harus diakui bahwa Yesus sebagai Kepala Gereja memiliki relasi khusus dengan jemaat, maka jemaat mendapatkan perlakuan khusus di hadapan-Nya.

Renungkan: Dia adalah Tuhan yang hidup, Dia adalah sumber dan dasar Gereja, Dialah yang terus-menerus menjadi pemandu Gereja, Dialah Tuhan segala sesuatu melalui kemenangan-Nya atas kematian. Gereja Tuhan harus menyadari bahwa Dialah yang harus menjadi pusat ibadah, pemberitaan firman, penyembahan, persekutuan, pengakuan dosa, ucapan syukur, dan doa permohonan. Tiada “pusat” lain yang coba menggeser Sang Kepala Gereja



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA