Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 32 ayat untuk Bayangkan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 24:2) (jerusalem: mendasarkannya di atas lautan) Bumi di bayangkan sebagai sebuah keping bertiang yang terapung di atas samudera raya. Dari samudera raya itupun terbitlah sungai-sungai. Bdk Maz 75:4; Ayu 9:6; Yes 42:5; Kel 20:4; Maz 104:2+; Maz 46:3+.
(0.50) (2Sam 20:1) (sh: Mengail di air keruh. (Selasa, 14 Juli 1998))
Mengail di air keruh.

Lagi-lagi kita melihat kelicikan manusia. Ketegangan yang terjadi di antara suku-suku Israel dan Yehuda dimanfaatkan oleh Seba untuk memperoleh kekuasaan. Ia menghasut bangsa Israel dengan menyebarkan isu buruk tentang Daud, dan hasutan itu berhasil. Akankah ada sejahtera dalam hati bila memperoleh kedudukan dengan fitnah dan hasutan?

Pengabdian yang tulus. Untuk memadamkan pemberontakan Seba, Daud menunjuk Abisai, saudara Yoab, namun kita juga membaca bahwa Yoab ikut berjuang meski sudah tidak termasuk pasukan Daud. Kesediaan Yoab berjuang didasarkan pada kerinduannya mengabdi kepada raja bahkan kepada Tuhan sendiri yang mengangkat Daud sebagai raja Israel.

Nasihat bijaksana. Keberadaan seorang perempuan itu tidak diperhitungkan dalam budaya Yahudi. Tetapi ketika Yoab bermaksud menghancurkan kota Abel-bet-Maakha, tampillah seorang perempuan mengingatkan dengan pertanyaan yang singkat namun sarat makna (ayat 16-19). Hal ini mencerminkan kepedulian seseorang terhadap tindakan fatal dan mendatangkan banyak korban.

Renungkan: Meski bukan hal besar yang mampu Anda lakukan, sebuah kepedulian itu besar artinya. Bayangkan andai Tuhan tak peduli kepada ciptaan-Nya apa yang terjadi?

(0.50) (2Sam 21:15) (sh: Peperangan Daud. (Kamis, 16 Juli 1998))
Peperangan Daud.

Untuk kesekian kalinya Daud berangkat ke medan perang melawan bangsa Filistin. Meskipun peperangan itu membuatnya letih lesu, ia tetap memiliki semangat juang yang tinggi untuk mempertahankan keutuhan bangsa dan negaranya dari serangan musuh-musuh sekitar. Selain itu apa yang dilakukan Daud pun patut mendatangkan decak kagum kita kepadanya. Bayangkan, Daud yang tak muda lagi itu, yang sudah kenyang dengan peperangan, dan yang begitu besar jasa untuk bangsa dan negaranya, masih juga bersungguh-sungguh dalam peperangan. Dia masih tetap memiliki tanggungjawab, dan itu patut kita kita teladani.

Daud dilindungi. Kesungguhan Daud dalam peperangan sempat menimbulkan kecemasan pada banyak orang, sehingga mereka berniat melindungi Daud. Dengan berbagai cara dan alasan mereka berusaha mencegahnya melanjutkan peperangan. Daud seorang raja yang sangat mencintai rakyatnya. Tangan Tuhan telah melindungi Daud lewat perlindungan dan perhatian anak buahnya dengan demikian marilah kita berkata, "Demikianlah cara Tuhan melindungi Daud."

Renungkan: Kepahlawanan tampak bukan dalam perjuangan mempertahankan kedudukan tetapi dalam sikap mengutamakan pengabdian tanpa motif keuntungan diri sendiri.

(0.50) (Yes 32:1) (sh: Raja adil. (Sabtu, 28 November 1998))
Raja adil.

Seluruh bangsa di muka bumi mendambakan seorang pemimpin atau raja yang adil; yang mampu menjalankan pemerintahan dengan benar; dan mampu memberikan kesejahteraan lahir-batin kepada rakyatnya. Mungkin ayat 1-8, diucapkan sehubungan dengan naiknya Hizkia sebagai raja Israel saat itu. Tetapi, rupanya Hizkia tidak sepenuhnya berhasil memenuhi keinginan rakyat. Bacaan ini menyiratkan nubuatan janji Mesianis. Sekitar dua ribu tahun yang lalu, nubuat itu tergenapi dalam diri Yesus Kristus. Dia adalah Raja yang benar; bahkan Dia sendiri adalah kebenaran (">Yoh. 14:6). Karena itu "di mana ada kebenaran, di situ tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran adalah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya" (ayat 14:17" context="true">17).

Adil dan benar" yang dunia tawarkan. Keadilan dan kebenaran dunia baru dapat diberlakukan jika kuasa dan harta campur tangan. Itulah konsep keadilan dan kebenaran yang dunia tawarkan. Bayangkan bila orang-orang yang berkuasa dan berharta saja yang memperoleh perlakuan itu; sedangkan rakyat jelata yang tak berharta atau berkuasa hanya menjadi korban kebuasan penguasa lalim! Harus pupuskah perjuangan demi keadilan dan kebenaran? Yesus Kristus yang adalah "Kebenaran dan Hidup", membuka tangan menawarkan keadilan yang sesungguhnya. Berbahagialah yang menyambutnya!

(0.50) (Yes 36:1) (sh: Allah tak berkuasa? (Kamis, 3 Desember 1998))
Allah tak berkuasa?

Pesan yang diungkapkan raja Asyur kepada bangsa Israel melalui juru minuman agungnya, sungguh memalukan! Bayangkan, karena perbuatan bangsa Israel yang lebih percaya pada kekuatan militer Mesir daripada Allah, raja Asyur merendahkan kuasa dan kedaulatan Allah yang selama ini disembah bangsa Israel. Apa sebenarnya yang Hizkia harapkan dan banggakan dari Mesir? Kekuatan militer, ekonomi, atau budaya? Bangsa Israel lebih percaya kepada kekuatan yang tampak mata. Tak berkuasakah Allah karena Ia tak tampak? Pertolongan Allah tak akan ada, bila kita mempertanyakan dan memperhitungkan kuasa Allah. Sebab Allah berkuasa atas keberadaan kita seutuhnya.

Dengarkanlah Allah! Setelah juru minuman agung mempertanyakan: "Benarkah Allah yang Israel sembah itu memang patut dipercayai?", kini dia mulai menghasut rakyat agar tidak mempercayai perkataan Hizkia. Dalam keadaan genting dan susah, Hizkia berusaha mengembalikan kepercayaan umat kepada Allah, bahwa Allah yang mereka sembah itu mampu melepaskan, membebaskan dan menggenapi perjanjian-Nya. Demikianlah Allah, sekalipun umat telah mempermalukan Allah di hadapan raja Asyur karena bergantung pada Mesir, tapi Allah tetap pada kesetiaan-Nya dan perjanjian-Nya.

(0.50) (Yes 39:1) (sh: Hukuman karena tidak setia. (Selasa, 8 Desember 1998))
Hukuman karena tidak setia.

Karya Allah nyata dalam kehidupan bangsa Israel, umumnya, dan hidup raja Hizkia, khususnya. Bayangkan, tindakan setia Allah melepaskan mereka dari kepungan tentara Asyur, dengan cara yang sangat ajaib; bahkan Allah menunda kematian Hizkia 15 belas tahun lagi, diresponi dengan sangat memalukan. Tidakkah ini suatu anugerah yang luar biasa, yang Allah berikan kepadanya? Bukan saja anugerah pengampunan, tetapi anugerah kehidupan.

Pemanfaatan kesempatan. Hizkia telah salah memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan kepadanya. Ia mulai menjalin persahabatan dengan bangsa Babel, dan berharap memperoleh perlindungan. Ia bahkan memamerkan dan bermegah atas kekayaannya dan kekayaan Bait Allah. Akibatnya, Allah menghukum kesombongan raja Hizkia. Babel yang diharapkan mampu memberikan pertolongan justru sebaliknya, menjadi alat penghukuman Allah. Keturunan raja Hizkia akan dibuang ke Babel, dan lebih menyedihkan lagi, kekayaan yang pernah Hizkia pamerkan, diangkut tanpa sisa ke Babel. Peringatan buat segenap orang percaya bahwa pertobatan yang tidak diikuti oleh kesetiaan kepada Allah, akan mendatangkan hukuman.

Doa: Tuhan, jauhkanlah kesombongan yang mendukakan Engkau.

(0.50) (Dan 1:6) (sh: Anak-anak Allah bersikap (Jumat, 16 April 1999))
Anak-anak Allah bersikap

Siapakah orang yang tidak tergoda untuk hidup nikmat? Siapakah orang yang datang dari status rendah, sebagai tawanan, tidak terdorong untuk taat kepada pihak penguasa demi memperoleh status lebih tinggi? Kenyamanan dan kenikmatan ini ditawarkan kepada Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya dari Yehuda. Keempat orang ini lebih memilih "menolak", karena memiliki iman yang sanggup melawan semua tawaran itu. Mereka menunjukkan sikap beriman kepada Allah di atas segala-galanya, termasuk perubahan status sekalipun.

"Ujilah kami!" Keputusan Daniel dkk. cenderung nekad dan berani mati. Bayangkan saja, mereka menolak makan makanan raja, dan selama sepuluh hari mereka minta diizinkan hanya makan sayur dan minum air putih. Tidak hanya itu, Daniel dkk. juga ingin membuktikan bahwa mereka akan tampak jauh lebih sehat dibandingkan mereka yang makan makanan raja. Terbukti bahwa Daniel dkk. telah mengambil keputusan yang tepat. Setelah lewat sepuluh hari, mereka lebih sehat. Daniel dkk. telah berani mengambil risiko, dan Allah menunjukkan kuasa-Nya dan memelihara kekudusan mereka.

Renungkan: Dengan dukungan dan bergantung penuh pada Allah saja, kita mampu mengambil keputusan yang tepat sesuai keputusan Allah.

(0.50) (Mrk 10:17) (sh: Demi dan karena Kristus (Kamis, 27 Maret 2003))
Demi dan karena Kristus

Bila dipandang dari perspektif manusia, keberadaan orang kaya itu pasti mengundang decak kagum orang-orang sekitarnya. Bayangkan saja, orang itu tidak hanya kaya harta duniawi tetapi juga kaya harta surgawi. Bagaimana keberadaan orang tersebut menurut perspektif Yesus? Sungguh di luar dugaan, karena ternyata Yesus mengasihaninya (ayat 21). Menurut Yesus ada satu hal yang tidak dimiliki orang kaya itu, dan satu hal itulah yang justru merupakan hal sentral untuk menjawab pertanyaannya.

Untuk melengkapi kekurangan tersebut Yesus memerintahkan orang kaya itu memberi sebagai bukti bahwa ia mengasihi Allah dan sesamanya (ayat 21b). Melalui perintah ini Yesus ingin menunjukkan bahwa segala kepatuhan kepada Allah harus diwujudkan dalam tindakan konkret, yaitu mengikut Yesus. Dalam mengikut Yesus ada satu pola hidup radikal yang harus ditempuh oleh para pengikut-Nya yaitu rela meninggalkan segala sesuatu, dan hidup di bawah kontrol Allah. Ternyata orang tersebut tidak sanggup mengikuti perintah Yesus. Dia lebih mementingkan harta daripada Allah.

Mampukah harta memberikan kehidupan kekal? Jangankan hidup kekal, kesehatan atau kebahagiaan saja pun tak mampu diberikan oleh harta! Ada dua hal penting yang harus pengikut sejati Kristus camkan. Pertama, barangsiapa mengerti dan memahami perintah Allah ia akan rela meninggalkan segala sesuatu karena dan demi Kristus. Kedua, barangsiapa tidak mengikut Yesus membuktikan bahwa ia tidak dapat memahami perintah Allah, walaupun semua perintah itu telah dilakukannya sejak masa mudanya.

Renungkan: Letak kekayaan dan kesukaan sejati dari orang yang hidupnya tidak terikat pada harta adalah berserah penuh pada Yesus.

(0.50) (Yoh 4:43) (sh: Ditolak di negeri sendiri (Selasa, 05 Januari 1999))
Ditolak di negeri sendiri

Peristiwa yang terjadi di Samaria sangat bertolak belakang dengan peristiwa di Yudea. Dapat kita bayangkan, di negeri-Nya sendiri Ia ditolak, sebaliknya di Samaria, yang penduduknya dianggap kafir oleh orang-orang Yahudi, Yesus disambut dengan spontan dan semarak. Menakjubkan sekali, karena justru di Samaria Yesus diterima, diperlakukan layak dan memenangkan jiwa.

Percaya karena mukjizat. Kedatangan Yesus di Galilea, tepatnya di Kana (ayat 46), pasti mengundang minat orang banyak oleh karena mukjizat pertama yang dibuat-Nya (Yoh. 2). Kali ini mukjizat kesembuhan terjadi pada keluarga salah seorang pegawai istana (ayat 47-52). Yang menarik kita gali dari pengalaman pegawai istana ini adalah: a). menaruh harapan pada Yesus (ayat 47); b). mengikuti perkembangan dan membuktikan tindakan Yesus (ayat 52-53a); dan c). seluruh keluarganya percaya pada Yesus (ayat 53b).

Renungkan: Sewaktu kita meminta sesuatu pada Yesus, apakah kita mengikuti perkembangan tindakan Yesus? Kadang-kadang kita telah menerima apa yang kita minta tapi tidak menyadarinya. Orang ini percaya kepada mukjizat, masihkah kita bisa percaya akan campur tangan Allah walaupun tidak melihat mukjizat apa-apa?

Doa: Tuhan Yesus ampunilah kami, karena kami sering mengabaikan Engkau dalam kehidupan kami.

(0.50) (1Tes 2:13) (sh: Menderita demi Kristus. (Kamis, 13 November 1997))
Menderita demi Kristus.

Menerima Kristus, menjadi Kristen yang sungguh, meresponi panggilan Tuhan atas hidup, seringkali harus membuat hidup seseorang menanggung penderitaan. Penderitaan bisa datang dari pihak keluarga, masyarakat, rekan sekantor yang belum beriman dan mengasihi Tuhan Yesus. Kita dapat bayangkan betapa sulit situasi orang yang menderita karena imannya kepada Kristus itu. Paulus yang mengerti situasi berat jemaat di Tesalonika menghibur mereka. Bukan mereka saja yang menderita karena Kristus, jemaat-jemaat Yahudi pun demikian (ayat 14-15). Terimalah penderitaan karena iman itu sebagai tantangan untuk tambah teguh dalam iman dan makin terang menyaksikan kemurahan Allah dalam Yesus Kristus.

Sukacita Hamba Tuhan. Paulus bangga akan jemaat di Tesalonika. Ia tidak bersukacita karena mereka menderita, melainkan bersukacita karena di dalam penderitaan itu mereka memperlihatkan kesungguhan iman mereka dalam Yesus Kristus. Bila sekarang ini sebagian Kristen di Indonesia mengalami berbagai penderitaan, patutlah kita saling mengingatkan bahwa hal tersebut dapat dipakai Tuhan untuk memurnikan dan menguatkan iman, harap dan kasih kita. Ingatkan satu kepada yang lain bahwa penderitaan ini sementara sifatnya, sebagai persiapan bagi kemuliaan kekal yang Dia siapkan bagi kita.

(0.44) (1Sam 14:24) (sh: Jangan gegabah memutuskan. (Minggu, 7 Desember 1997))
Jangan gegabah memutuskan.

Kembali kita jumpai salah satu sifat buruk raja Saul yakni gegabah mengambil keputusan dan mengeluarkan perintah. Perintahnya terasa sangat tidak bijaksana. Bayangkan saja, pasukan yang sudah letih dalam perjuangan itu dilarang makan sebelum matahari terbenam dan sebelum perang usai. Kedengarannya seperti menuntut disiplin dan daya juang yang tinggi. Tetapi pasukannya sudah mengejar orang Filistin sejauh hampir 30 km (dari Mikhmas sampai ke Ayalon). Akhirnya karena tenaga mereka sudah terlalu terkuras habis, mereka melakukan hal yang dilarang Tuhan, yaitu memakan daging dengan darahnya (ayat 32). Lebih parah lagi, perintah itu hampir saja membuat Saul harus membunuh putranya sendiri (ayat 42-44), sebab Yonatan yang tidak mengetahui perintah itu sudah makan madu.

Tak perlu mati konyol. Bila benar bahwa kutukan yang Saul perintahkan adalah perintah Tuhan, pasti Yonatan mati. Ternyata tidak. Sebabnya, perintah itu keluar dari diri Saul sendiri dan bukan perintah Tuhan. Tatkala Saul berikhtiar membunuh Yonatan, rakyat pun melindungi Yonatan. Betapa sedih menyaksikan kepemimpinan yang tidak di dalam Tuhan ini. Karena Samuel tidak lagi menyertai Saul, Saul kini membangun mezbahnya sendiri (ayat 35-36). Tindakan bodoh yang satu diikuti oleh tindakan lebih bodoh lagi berikutnya. Tidakkah Saul belajar dari kesalahannya pertama? Begitulah rupanya. Saul makin jauh dari Tuhan, makin tenggelam dalam dosanya. Nampak kepada kita bahwa Saul makin ditinggalkan Allah. Bukannya bertobat, Saul kini berusah menggantikan Allah dengan ilah buatannya sendiri. Kutukan yang diucapkannya untuk rakyat dan Yonatan anaknya, kini ternyata berbalik mengejar dirinya sendiri. Pemimpin yang baik sebenarnya bertugas memimpin rakyat ke dalam berkat, bukan kutuk.

Renungkan: Orang yang dekat dengan Tuhan tidak mungkin ditandai oleh ucapan yang mengutuki orang lain.

Doa: Penuhi kami dengan sejahteraMu agar kami boleh memelihara hidup yang telah Kau percayakan ini.

(0.44) (2Raj 5:1) (sh: Kecil bagi dunia, besar di hadapan Allah (Sabtu, 7 Mei 2005))
Kecil bagi dunia, besar di hadapan Allah


Kita sering menganggap remeh orang kecil, seperti pelayan, sopir, TKW, dll. Mereka kita masukkan sebagai bagian yang tidak penting dalam kehidupan. Kita menganggap pekerjaan atau profesi kita jauh lebih utama. Padahal, tanpa mereka banyak pekerjaan `penting' kita terbengkalai. Bayangkan kantor Anda tanpa pesuruh dan petugas kebersihan. Semua harus Anda kerjakan sendiri, repot bukan?

Nas hari ini menampilkan sejumlah tokoh dari berbagai kalangan. Ada pelayan perempuan Israel yang bekerja pada istri seorang pembesar Aram, Naaman. Walau ditawan di negeri orang serta menjadi pelayan bagi musuh Israel ia tetap memelihara imannya sehingga mampu menjadi alat anugerah bagi Naaman, majikannya (ayat 3). Ada nabi Israel yang Tuhan pakai untuk menyembuhkan Naaman. Elisa tidak membatasi anugerah Allah untuk bangsanya sendiri (ayat 14). Ada pembesar Aram yang menderita kusta. Naaman adalah kesayangan raja Aram sehingga merasa diri penting. Ia menganggap dengan kuasa dan uang segala masalah dapat diselesaikan (ayat 5). Ada raja Israel yang tidak beriman. Raja Yoram panik ketika raja Aram menyuruhnya menyembuhkan Naaman (ayat 7).

Dua tokoh pertama adalah agen-agen Allah untuk menyalurkan anugerah-Nya kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Allah memakai mereka bukan karena status mereka "besar" atau "kecil", tetapi karena mereka bersedia dipakai-Nya. Dua tokoh berikutnya adalah mereka yang menerima belas kasih Allah. Mereka ditolong bukan karena status "besar" atau "kecil" melainkan karena kedaulatan Allah.

Gereja acap kali terjebak memberlakukan ukuran dunia untuk menilai seseorang. Jangan rendah diri bila dunia mengukur Anda orang "kecil". Allah dapat dan mau memakai Anda menjadi saluran berkat untuk orang lain. Yang penting kesediaan diri dibentuk untuk dipakai-Nya.

Camkan: Hamba Tuhan yang setia melaksanakan tugas panggilan-Nya adalah orang besar di hadapan-Nya.

(0.44) (2Raj 21:1) (sh: Seandainya (Sabtu, 15 Juli 2000))
Seandainya

Judul di atas walaupun tidak lengkap namun seringkali menyiratkan nada penyesalan. Penyesalan karena melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Jika waktu dapat diputar kembali, Hizkia mungkin akan memilih tidak berdoa untuk kesembuhannya (20:6) agar bangsa Yehuda tidak jatuh di bawah pemerintahan raja Manasye, anaknya sendiri -- seorang raja yang memerintah paling lama dan paling jahat dalam dinasti Yehuda.

Dosa dan kejahatan yang dilakukan Manasye memang sangat mengerikan. Ia tidak hanya menandingi raja Ahaz (2-3), bahkan melebihinya. Ia menajiskan rumah Allah dengan berhala-berhala yang dilarang oleh-Nya. Pengaruh jahat yang diberikan ke dalam masyarakat Yehuda sangat dalam. Masa pemerintahannya telah memberikan dampak yang menetap dalam kehidupan bangsa Yehuda (9) sehingga tidak mudah bagi Yosia untuk mengadakan reformasi secara tuntas dalam waktu yang singkat. Tidak cukup demikian, Manasye pun telah mencurahkan darah orang yang tidak bersalah dalam jumlah yang sangat besar (16). Tradisi meyakini bahwa nabi Yesaya dibunuh oleh Manasye ketika ia melaksanakan program pembasmian orang-orang yang setia dan menyembah Allah. Selain pembunuhan, istilah 'mencurahkan darah orang yang tidak bersalah' juga dapat digunakan untuk menggambarkan penindasan terhadap orang-orang miskin ataupun praktek-praktek ketidakadilan sosial yang begitu merebak. Di tangan Manasye bangsa Yehuda benar-benar dibawa kepada kehancuran moral dan akhlak.

Ia seharusnya tidak pernah dilahirkan dan tidak akan pernah memerintah Yehuda jika Hizkia tidak berumur panjang. Bayangkan, ia menjadi raja Yehuda ketika berumur 12 tahun. Berarti jika Hizkia tunduk kepada berita dari Allah yang disampaikan melalui Yesaya -- mati karena sakit keras 15 tahun yang lampau, bukankah ini berarti bahwa Manasye tidak pernah dilahirkan?

Renungkan: Peristiwa ini dapat merupakan peringatan keras bagi kita di zaman sekarang. Yaitu jika Allah tidak mengabulkan doa kita, sekalipun apa yang kita minta adalah suatu hal yang sangat penting bagi kita, ini dikarenakan Allah sungguh-sungguh mengetahui apa yang terbaik bagi kita dan bagi masyarakat.

(0.44) (Ayb 11:1) (sh: Jangan cepat-cepat menghakimi (Rabu, 24 Juli 2002))
Jangan cepat-cepat menghakimi

Bagaimanakah kita bersikap terhadap orang yang sedang marah kepada Tuhan? Apakah seperti Zofar yang meminta Ayub untuk langsung mengakui dosanya dan tidak lagi mengumbar gugatan kepada Tuhan?

Sebetulnya di balik kemarahan Ayub tersembunyi kesedihan yang dalam. Ayub sudah berjalan begitu akrabnya dengan Tuhan, namun Tuhan "tega" menimpakan musibah ini kepadanya, seakan-akan sahabat baiknya itu telah berbalik dan mengkhianatinya. Itu sebabnya Ayub meradang kesakitan. Malangnya, hal inilah yang luput dilihat oleh Zofar - dan mungkin oleh kita semua - karena terlalu sibuk "membela" Tuhan. Dapat kita bayangkan perasaan Ayub mendengarkan tuduhan teman-temannya; ibaratnya sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Bukannya pembelaan dan pengertian yang didapatnya, melainkan tudingan dan penghakiman!

Secara teologis ucapan-ucapan Zofar memaparkan hal-hal yang tepat yang harus dilakukan oleh Ayub. Namun, ucapan-ucapannya tersebut tidak disertai dengan hal-hal yang aplikatif yang sesuai dengan tanda-tanda kehidupan. Penderitaan yang dialami seseorang tidak dapat hanya disentuh oleh penjelasan-penjelasan teologis. Penjelasan teologis harus disertai bahkan sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang menyentuh dan dalam. Orang yang menderita tidak membutuhkan konsep-konsep teologis yang muluk. Yang mereka butuhkan adalah tindakan nyata dari konsep tersebut.

Dari bacaan ini dapat disimpulkan bahwa kita tidak akan dapat memahami berapa beratnya keberdosaan kita, sampai kita berusaha hidup kudus. Dengan kata lain, kita baru dapat menyadari betapa berdosanya kita, setelah kita mencoba untuk hidup benar. Kesadaran inilah yang seharusnya membuat kita berhati-hati menilai orang dan tidak sembarangan menuding orang. Pada faktanya, kebanyakan kita menyadari kesalahan yang kita perbuat; masalahnya adalah, kita sulit melawan hasrat untuk berdosa itu.

Renungkan: Tuhan membenci dosa, tetapi Ia mengasihi orang yang berdosa. Sebaliknya dengan kita: mengasihi dosa tetapi membenci orang yang berdosa.

(0.44) (Mzm 12:1) (sh: Dusta manusia dan kebenaran firman Allah (Jumat, 10 Januari 2003))
Dusta manusia dan kebenaran firman Allah

Ketika semakin banyak orang melakukan kejahatan, kita merasa tersudut sendirian tanpa daya melawan arus dosa massal teramat dahsyat. Perasaan demikian pernah dialami oleh hamba Tuhan seperti Elia, kini juga dialami oleh pemazmur. Dengan memperdalam pemahamannya tentang arti dan makna firman Allah, pemazmur dapat mengatasi pergumulan berat jenis ini.

Dosa sorotan mazmur ini adalah dosa kata-kata. Kata-kata mutlak perlu bagi berbagai segi kehidupan kemanusiaan kita. Tanpa kata, tak mungkin kita berkomunikasi membangun hubungan-hubungan. Dalam kehidupan agama pun, kata-kata berperanan normatif. Kebiasaan religius, norma etis, petunjuk ibadah, semuanya diatur melalui kata-kata. Dalam iman Kristen, hal itu bersumber pada kata-kata Allah di dalam Alkitab. Apabila kata-kata vital peranannya, dosa kata-kata fatal akibatnya. Bayangkan apa yang terjadi apabila kebanyakan orang menerima dusta sebagai hal yang wajar, dan apabila semua kata yang orang komunikasikan lahir dari pikiran dan hati bercabang dua. Mungkinkah mempertahankan masyarakat manusia yang seluruh sendinya goyah?

Dosa dalam kata-kata tidak benar, dusta, bibir manis, namun bercabang arti, cakap besar, dan alat kata untuk menjatuhkan orang lain, dilawan pemazmur dengan serius. Ia minta agar Tuhan bertindak tegas supaya mereka yang berdosa kata seolah Tuhan tidak ada, disadarkan bahwa Tuhan ada (ayat 4,5). Melawan kejahatan tidak cukup secara negatif saja, harus juga positif. Kata-kata dusta dan keji tidak cukup ditolak dan dihukum. Kata- kata benar yang murni teruji dan yang mengandung janji-janji yang membangun harus dijunjung tinggi. Kata-kata berkualitas demikian hanya ada di dalam kata-kata Allah sendiri, yaitu firman-Nya.

Renungkan: Kita harus menjunjung tinggi firman Allah dengan menyerasikan kata-kata kita dengan kebenaran dan keindahannya.

(0.44) (Mzm 63:1) (sh: Kehausan yang dipuaskan (Kamis, 17 Juni 2004))
Kehausan yang dipuaskan

Bayangkan Anda di padang gurun tersesat. Kehausan membuat Anda mencari-cari dengan insting untuk hidup. Sayangnya, banyak orang di padang gurun terjebak dengan fatamorgana, sepertinya menemukan sumber air, ternyata hanya bayang-bayang yang membawa kepada kematian.

Pemazmur mengalami kehausan dan kerinduan akan Allahnya seperti orang yang terjebak dalam kegersangan hidup (ayat 2). Namun ia tidak terjebak ke dalam fatamorgana, karena Allah hidup dan nyata selalu dapat dihampiri oleh karena kasih-Nya. Maka dengan "insting" iman, ia bisa melihat Allah yang penuh kasih setia dan hidup seperti di bait suci ketika ia beribadah kepada-Nya (ayat 3). Oleh karena itu tekadnya adalah ia akan menaikkan syukur dan menyatakan komitmen untuk hidup bagi Dia (ayat 3-5).

Pada bagian kedua mazmur ini (ayat 6-9), seruan kerinduan itu dibalaskan dengan pengalaman menikmati keselamatan dari Allah. Kerinduan dan kehausan sejati (ayat 2) akan dipuaskan oleh kenikmatan meja perjamuan ilahi (ayat 6). Bila pada bagian pertama ia bertekad (akan) memegahkan Tuhan (ayat 4), maka sekarang ia bertindak (sedang) bersorak-sorak dan memuji-muji-Nya (ayat 6, 8). Bagaikan gayung bersambut, iman kepada Tuhan tidak sia-sia!

Itu sebabnya di bagian ketiga (ayat 10-12) dengan berani si pemazmur melihat kepada orang-orang yang mengikhtiarkan celakanya. Ia tahu sebagaimana kasih setia Tuhan dinyatakan dalam hidupnya, mereka yang melawan Tuhan akan menerima hukumannya (ayat 10-11).

Setiap orang percaya pasti pernah mengalami kegersangan hidup. Pada saat sedemikian, ingatlah bahwa Allah tetap nyata dan kasih setia-Nya tidak pernah berubah. Tanamkanlah kesadaran mendalam bahwa Allah bukan hanya pelepas dahaga jiwa kita, Ia juga mendengar seruan kita.

Tekadku: Aku hendak memuji Tuhan lagi, karena dahagaku, Engkaulah yang sudah memuaskannya.

(0.44) (Mzm 133:1) (sh: Kerukunan dalam persekutuan umat (Minggu, 12 September 1999))
Kerukunan dalam persekutuan umat

Belakangan ini kehidupan masyarakat tidak lagi diwarnai sikap saling menghormati dan saling menghargai. Sebaliknya, sikap saling curiga dan saling memfitnah semakin bertumbuh subur. Kehidupan semacam ini tidak saja menghancurkan persatuan dan kesatuan, tetapi juga semakin menjauhkan berkat Tuhan dalam kehidupan umat. Dimanakah kerukunan dalam kehidupan persekutuan itu ditempatkan? Tempat seharusnya bagi kerukunan umat ada di dalam lingkup keluarga, gereja (antardenominasi dan dalam denominasi), masyarakat (antarras, suku, dan agama). Bila dalam hal yang disebutkan ini kerukunan sama sekali tidak mendapat tempat, kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat jauh dari jamahan anugerah Allah.

Makna kerukunan. Mazmur ini melukiskan dua hal sebagai dampak positif dari persatuan dan kerukunan. Pertama, seperti minyak yang meleleh ke janggut. Dalam tradisi Perjanjian Lama, minyak dipakai untuk sesuatu yang bernilai sakral, kudus, misalnya mengurapi imam. Selain itu, minyak juga melambangkan kesukaan. Artinya, kerukunan dan persatuan menjaga kekudusan jemaat dan kesukaan mengalir rata ke semua pihak. Kedua, seperti embun yang melambangkan penyegaran kehidupan. Berkat dan kehidupan sebagai dampak positif kerukunan akan terpancar dan dialami oleh mereka yang hidup dalam kerukunan. Doakan dan usahakanlah terus kerukunan dalam kehidupan keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa kita, niscaya berkat dan kehidupan dari Tuhan seperti minyak yang meleleh dan embun yang turun menjadi pengalaman umat selama-lamanya.

Renungkan: Tempatkan sejenak diri Anda dalam persaudaraan yang diungkapkan pemazmur. Bayangkan suatu suasana yang aman dan damai! Bandingkan dengan keadaan sekarang! Apa yang seharusnya Anda lakukan agar keluarga, gereja, dan masyarakat mengalami persaudaraan yang indah?

Doa: Jadikanlah kami pemrakarsa persaudaraan di lingkungan tempat Engkau mengutus kami.

(0.44) (Ams 19:1) (sh: Alkitab memang untuk segala bidang (Selasa, 8 Agustus 2000))
Alkitab memang untuk segala bidang

Bagaimanakah respons Anda jika ada orang yang bersaksi bahwa Alkitablah satu-satunya yang dibutuhkan oleh semua manusia tanpa terkecuali? Jika Anda mengamini, dapatkah Anda menyebutkan satu alasan yang paling berkesan bagi Anda? Memang ada beberapa alasan, tapi yang ingin ditekankan oleh amsal kita hari ini adalah bahwa Alkitablah yang dibutuhkan oleh manusia sepanjang abad, sebab Alkitab selalu berbicara tentang kenyataan.

Di dalam dunia yang hampir segala sesuatunya diukur dengan uang, amsal dengan gamblang mengatakan bahwa menjadi orang miskin itu sangat tidak enak. Alasannya ia akan tetap pada tingkat kemiskinan jika beruntung, jika tidak ia akan merosot dari satu tingkat kemiskinan kepada kemiskinan yang lebih rendah. Coba bayangkan, jika seseorang tidak mempunyai relasi (7), bagaimana mungkin ia dapat memperbaiki tingkat kehidupannya? Untuk berkembang dan maju, seseorang pasti membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Berbeda dengan orang kaya, ia dapat menjadi semakin kaya sebab banyak relasi yang dapat ia bangun (4, 6). Tidak ada yang dibanggakan dengan menjadi miskin, kecuali jika ia mempunyai kelakuan bersih (1). Tapi kebanggaan itu sebenarnya dapat dimiliki oleh semua orang. Karena itulah manusia tidak boleh malas dalam bekerja ataupun belajar (15), namun juga tidak boleh sembarang rajin (2), harus disertai dengan hikmat dan pengetahuan.

Perkawinan yang harmonis dan langgeng semakin langka. Perceraian bukan lagi peristiwa yang menggemparkan. Salah satu penyebab utamanya dipaparkan oleh amsal secara jelas yaitu istri yang tidak bijak (13). Karena itu mempunyai istri yang baik adalah anugerah yang sangat besar (14). Amsal tidak bermaksud meremehkan perempuan, justru sebaliknya amsal `mengagungkan' perempuan sebagai pihak yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan bahtera rumah tangga. Karena itu berdoalah untuk istri yang bijak.

Renungkan: Kenyataan yang paling penting dan nyata bagi manusia juga dipaparkan dengan jelas yaitu tentang hidup dan mati. Hanya satu yang dapat memelihara hidup, bukan kekayaan dan bukan istri yang bijak, melainkan ketaatan kepada firman Tuhan (16). Ia sudah memberikannya dalam bentuk yang tertulis yaitu Alkitab.

(0.44) (Dan 2:16) (sh: Bersama dengan Allah (Minggu, 18 April 1999))
Bersama dengan Allah

Jika kita hidup pada masa itu, maka kita akan menyimpulkan bahwa Daniel nekad! Bayangkan, dari sekian banyak orang berhikmat, ahli nujum, ahli jampi yang dimiliki raja, tak seorang pun mampu memecahkan misteri mimpinya. Mereka yang diakui keahlian dan kemampuannya menyerah, tak mampu berbuat apa-apa. Namun, ketika Daniel memutuskan untuk menghadap raja dan menawarkan jasa menjelaskan dan mengartikan mimpinya, mata iman dan keyakinan kita terbuka. Daniel tidak berjuang sendiri, ia memohon penyertaan dan kasih sayang Allah. Allah mendengarkan doanya dan memberinya hikmat serta kemampuan untuk mengungkap misteri mimpi raja. Bila berada bersama Allah tak ada permasalahan yang tak dapat diselesaikan.

Karunia Allah. Di hadapan raja, Daniel tidak langsung berbicara nyerocos menjelaskan dan mengartikan rahasia mimpi raja. Dengan strategi tenang dan memiliki kesadaran penuh bahwa Allah besertanya, Daniel memulai penjelasannya. Perhatian raja dimanfaatkannya untuk menjelaskan bahwa kemampuannya menjelaskan dan mengartikan rahasia mimpi raja sepenuhnya adalah hikmat dan karunia dari Allah. Hanya Allah, Sumber segala hikmat, di sorga yang berkuasa mengungkapkan segala yang tersembunyi. Hikmat dan kemampuan menyelami hal-hal yang Allah nyatakan bukan merupakan kemampuan manusia, tetapi merupakan karunia Allah.

Mitra Allah. Ketika Daniel memutuskan untuk menghadap raja Nebukadnezar, ketika itu pula ditegaskan bahwa keberhasilannya memecahkan misteri mimpi raja bukan merupakan kehebatan dan kemampuannya, tetapi pemberian Allah. Daniel dkk. menunjukkan kepada kita bagaimana bersikap sebagai mitra Allah. Orang-orang yang layak disebut mitra Allah adalah orang-orang yang dengan penuh keyakinan bergantung pada Allah, rendah hati, dan berusaha memusatkan pikiran orang bukan pada dirinya tetapi pada Allah.

Renungkan: "Mitra" adalah alat. "Mitra" Allah adalah alat Tuhan menyalurkan kehendak dan inspirasi-Nya. Sebagai jemaat, yang harus dipermuliakan dan diagungkan adalah Allah bukan alat-alat-Nya atau mitra-Nya.

(0.44) (Hos 9:1) (sh: Akibat penghukuman (Kamis, 11 November 2004))
Akibat penghukuman

Di dalam anugerah Tuhan sebenarnya Israel bisa menikmati berkat-berkat Allah yaitu panen yang melimpah. Akan tetapi, ketika Israel berdosa, mereka harus dihukum. Salah satu bentuk penghukuman Allah itu adalah hilangnya kesejahteraan yang Israel alami sehingga akan mengalami kemelaratan dan kelaparan.

Ilustrasi panen yang gagal itu dipakai oleh Hosea untuk menggambarkan hukuman dosa pembuangan yang akan dialami Israel. Berada di tempat pembuangan menyebabkan semua jaminan pemeliharaan Tuhan dan berkat pun tak lagi diperoleh (ayat 1-3). Lenyaplah segala sukacita penuaian itu. Semua itu disebabkan oleh karena Israel telah menajiskan tempat pengirikan gandum dan pemerasan anggur dengan persundalan (ayat 4-6). Dampaknya, Tuhan akan mengusir mereka dari tanah-Nya yang suci oleh karena kenajisan mereka. Tanpa Tuhan, Israel dinubuatkan akan berlari kepada Mesir dan Asyur yang selama ini diandalkan. Inilah hukuman yang dijatuhkan Allah kepada Israel sebagai balasan terhadap dosa mereka karena telah mempermainkan nabi Allah yang memberitakan kebenaran. Penolakan terhadap pemberitaan nabi itu sama dengan menghina Allah yang mengutus nabi itu (ayat 7-9).

Zaman ini sikap orang terhadap dosa semakin permisif, semakin longgar, semakin "boleh-boleh saja." Bahkan di antara orang Kristen pun sikap sedemikian semakin terjangkit luas. Firman ini memperingatkan kita dengan keras bahwa akan ada konsekuensi fatal dari dosa. Akibat buruk dosa bukan saja akan berlaku secara alami, tetapi Allah sendiri akan melawan, menghakimi, menghukum orang-orang yang berdosa. Untuk mencegah langkah kita dari mengikut bujuk rayu dosa ingatlah bahwa selangkah sesudah dosa adalah ratap tangis, aib, kehancuran, dan akhirnya kebinasaan. Insyaf dan hancur hatilah sebelum dihajar Allah, daripada menunggu sampai Allah menghajar.

Renungkan: Dua hal penting untuk mencegah kita kompromi dengan dosa. Pertama, sadari sedalam-dalamnya bahwa sukacita dan makna hidup sejati hanya ada dalam kesucian. Kedua, bayangkan akibat-akibat total dosa!



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.36 detik
dipersembahkan oleh YLSA