Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 94 ayat untuk Aku telah datang AND book:19 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 71:3) (endetn: pelindungku, benteng kuat)

Tertulis: "kediaman, untuk datang selalu telah Kauperintahkan", jang tiada bermakna. Diperbaiki menurut terdjemahan Junani, Syriah dan Latin (Vlg.).

(0.99) (Mzm 51:5) (full: DALAM KESALAHAN AKU DIPERANAKKAN. )

Nas : Mazm 51:7

Daud mengakui bahwa sejak bayi dia memiliki kecenderungan bawaan untuk berdosa; dengan kata lain, ia mengambil tanggung jawab penuh atas sifatnya yang berdosa. Setiap orang tercemar sejak lahir dengan suatu kecenderungan untuk mengikuti kesenangan dan keinginan diri sendiri, bahkan jikalau itu menyebabkan sakit atau penderitaan bagi orang lain

(lihat cat. --> Rom 5:12).

[atau ref. Rom 5:12]

Kecenderungan ini dapat dibersihkan dari kehidupan kita melalui penebusan di dalam Kristus saja dan dengan Roh Kudus yang mendiami kita

(lihat art. PEMBAHARUAN).

(0.91) (Mzm 56:1) (sh: Allah yang meluputkan! (Kamis, 10 Juni 2004))
Allah yang meluputkan!

Dalam Mazmur 55 kita mendapat kesan bahwa Daud berada dalam kondisi yang sangat tertekan. Namun dalam mazmur ini kesan itu telah berubah dengan suatu sikap yang lebih percaya dan lebih yakin akan pertolongan Allah. Perhatikanlah beberapa kali Daud mengungkapkan keyakinan sekaligus kepercayaannya kepada Allah. Misalnya, "Aku ini percaya kepada-Mu"(ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4), "Firman-Nya kupuji" (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5,11), "Kepada Allah aku percaya" (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5,12), "Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku" (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6b, 12b). Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa ia telah menang atas persoalan yang dihadapinya.

Judul di ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1 menyebutkan bahwa mazmur ini adalah suatu refleksi atas pengalaman Daud ketika ia ditangkap oleh orang Filistin (lihat 1 Samuel 21:10-15). Waktu itu Daud berada dalam posisi terjepit. Karena setelah lepas dari kejaran Saul, ia ditangkap oleh pegawai-pegawai Akhis, raja kota Gat, musuh orang Israel. Ibarat ungkapan: lepas dari mulut singa masuk ke dalam mulut harimau. Situasi yang gawat seperti itu tidak membuat Daud kehilangan percayanya kepada Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12). Pada akhirnya toh ia terlepas dari tangan musuh-musuhnya. Walaupun kelepasannya disertai dengan berpura-pura gila (ayat 1 Samuel 21:13-15), namun ia berkeyakinan bahwa Allahlah yang melepaskannya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14). Tanpa campur tangan Allah, Daud yakin bahwa Akhis tidak akan begitu mudah menolak laporan para pegawainya.

Sebagai respons Daud atas penyelamatan Allah atas dirinya, Daud pun melaksanakan nazarnya dan membayar dengan korban syukurnya kepada Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13). Kita tidak tahu apa nazar Daud itu, tetapi yang pasti hidup Daud seterusnya dijalaninya dengan setia mengikut Dia dan dengan sukacita melayani-Nya.

Renungkanlah: Saat-saat Anda sudah kepepet, terjepit, dan tanpa asa, percayalah Allah tidak meninggalkan Anda. Berserulah, dan lihatlah pertolongan-Nya datang!

(0.88) (Mzm 109:1) (sh: Masalah kejahatan (Minggu, 28 April 2002))
Masalah kejahatan

Penderitaan sering dijadikan alasan untuk tidak beriman dan menolak keberadaan Allah. Untuk kita yang beriman pun, penderitaan menimbulkan masalah sebab kita percaya bahwa Allah ada, baik, berkuasa. Masalah lain adalah pergumulan bagaimana kita meresponi pihak yang darinya datang kejahatan yang membuat kita menderita.

Mazmur ini mengajarkan kita tentang respons orang beriman terhadap masalah kejahatan. Allah disapa sebagai Tuhan Allah perjanjian (Yahwe, 20-28). Keyakinan ini mengakrabkannya dengan Allah dan mengingatkan Allah agar membelanya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Dengan berkata, “tetapi Engkau, ya Yahwe, Tuhanku” (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">21) dan rangkaian permintaan, “bertindaklah bagiku”, “lepaskanlah aku”, “tolonglah aku”, “selamatkanlah aku”, pemazmur kini menempatkan dirinya di dalam tanggung jawab Allah yang memelihara dan yang setia pada perjanjian-Nya.

Dengan melandaskan permohonan dan klaimnya atas nama Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">21) dan kasih setia Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">26), isi permohonan pemazmur ini tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi kemuliaan Allah. Memang kita dikejutkan oleh permohonannya yang penuh dengan penghukuman dan penghakiman (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6-20). Tetapi, semua itu merupakan ungkapan normal manusia yang diperlakukan tidak adil oleh sesamanya, juga ungkapan percaya bahwa Allah tidak akan berdiam diri dengan kejahatan. Di akhir mazmur ini, gema kerinduan mengalami kebenaran dan keadilan Allah itu makin kuat. Ia tidak sekadar ingin melihat punahnya orang-orang jahat, tetapi ia ingin memuji- muji Allah karena kemuliaan-Nya telah dinyatakan.

Renungkan: Jangan menutup mata terhadap kejahatan. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Sebaliknya, berdoalah agar kejahatan yang mengakibatkan penderitaan beroleh pembalasan setimpal.

Bacaan untuk Minggu Paskah 5

Kisah Para Rasul 14:19-28

Wahyu 21:1-5

Yohanes 13:31-35

Mazmur 145:1-13

Lagu:

Kidung Jemaat 343

PA 8 mazmur 108

Mazmur 108 ini merupakan gabungan Mazmur 57:7-11 (bdk. 1-5) dan Mazmur 60:5-12 (bdk. 6-13). Penggabungan kedua mazmur ini rupanya ditujukan untuk meresponi situasi yang muncul dalam kitab III (lihat pengantar Mazmur 93-111). Konteks dekatnya, ps. 107, adalah perayaan atas karya Allah yang telah menyelamatkan umat- Nya dan mengembalikan mereka dari pembuangan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">107:2-3), dan berisi undangan agar umat mensyukuri kasih setia kekal Allah dengan ucapan syukur. Menimbang kedua konteks ini, kita dapat menyimpulkan bahwa mazmur ini adalah respons terhadap ajakan dalam ps. 107, yaitu ucapan syukur umat yang kembali dari pembuangan sambil terus mengarahkan tatapan harapan mereka ke depan kepada tindakan-tindakan Allah selanjutnya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Apa isi tekad pemazmur kepada Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-3)? Mengapa pemazmur terdorong untuk memuji Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4)? Mengapa ia seolah berbicara kepada dirinya sendiri, sesudah mengungkapkan tekadnya kepada Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1b)? Apa saja yang akan dilakukannya dalam memuji Allah? Apa hubungan tindakan itu dengan jiwanya? Mengapa tidak cukup memuji Tuhan dalam batin saja?

Situasi apa yang membuat pemazmur mengiringi pujiannya dengan permohonan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-6,10-13)? Apabila pendapat bahwa mazmur ini ditulis sesudah pembuangan benar, apa maksud permintaan pemazmur ini (bdk. 7-13)? Pelajaran apakah yang dapat kita petik tentang hubungan pujian dan situasi kehidupan? Tepatkah pendapat bahwa kita hanya dapat memuji Tuhan sesudah kita sepenuhnya lepas dari berbagai masalah?

Dalam mazmur ini, alasan pujian bukan saja perbuatan nyata Allah yang telah dialami, tetapi juga firman Allah yang berisi janji-janji- Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-9). Janji-janji apakah yang diingat oleh pemazmur kini? Bagaimana hal tersebut relevan untuk situasinya saat itu?

Perhatikan bagaimana pemazmur meresponi firman itu dengan permohonan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10-11). Pikirkan hubungan pujian, mengingat firman, dan keyakinan iman dalam memohon sesuatu kepada Tuhan. Mungkinkah kurang bersyukur menyebabkan orang lemah iman?

(0.85) (Mzm 55:1) (sh: Percayalah kepada TUHAN! (Rabu, 9 Juni 2004))
Percayalah kepada TUHAN!

Mazmur ini mengemukakan betapa Daud mengalami tekanan jiwa yang sangat berat. Begitu beratnya hingga ia merasa seperti seorang pengembara yang terus menangis oleh karena diliputi kecemasan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3), dan ketakutan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5-6) karena dikejar-kejar oleh para musuhnya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4). Ia frustrasi hingga ia merasa bahwa seekor burung merpati lebih bahagia daripadanya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-8).

Apakah persoalan Daud hingga ia merasa begitu tertekan? Rupanya ia dikhianati oleh sahabat dekatnya, orang kepercayaannya sendiri yang juga sama-sama beribadah dengannya di rumah Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14-15). Baginya lebih mudah untuk menerima serangan dari para musuh yang jelas-jelas melawannya daripada musuh dalam selimut (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">13). Hal yang sama tentu akan kita rasakan seandainya dikhianati oleh seorang teman dekat, orang kepercayaan kita.

Selanjutnya, apakah tindakan Daud untuk mengatasi persoalannya? Larut dalam frustrasinya? Tidak! Meskipun ia terus-menerus dikhianati -- siang malam ia melihat kekerasan dan perbantahan, kemalangan dan bencana; penghancuran dan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang khianat (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-12) namun ia tidak membalas mereka. Sebaliknya ia semakin tekun berseru kepada TUHAN dan itu dilakukannya pada waktu petang, pagi dan tengah hari (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">18), artinya terus-menerus. Yang menarik di sini adalah bahwa Daud menasihati umat agar menyerahkan kuatirnya kepada TUHAN (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">23). Ia telah mengalami kemenangan atas persoalannya oleh pertolongan TUHAN. Akhirnya ia pun menutup mazmur ini dengan suatu pernyataan: "Tetapi aku ini tetap percaya kepada-Mu" (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">24c). Apakah sesudah menyerahkan masalah kepada Tuhan, kita pasif saja? Tidak! Ada tempat dan alasan untuk meminta Tuhan bertindak membalas orang-orang fasik sesuai kejahatan mereka (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-11).

Renungkan: Betapa pun berat persoalan kita, janganlah berhenti berseru kepada TUHAN, pertolongan-Nya pasti akan datang.

(0.81) (Mzm 71:16) (jerusalem: Aku datang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan) Maksud naskah Ibrani tidak jelas. Mungkin: Aku datang (ke tempat kudus) berkat kepercayaan Tuhan, ialah pertolongan yang dikerjakan keperkasaan Tuhan. Mungkin pula: Aku datang ke keperkasaan Tuhan, artinya: ke tempat keperkasaan Tuhan, tempat kudus. Terjemahan lain: Aku hendak mulai dengan (menceritakan) keperkasaan-keperkasaan Tuhan
(0.78) (Mzm 98:1) (sh: Kasih setia Tuhan (Rabu, 12 Oktober 2005))
Kasih setia Tuhan

Mazmur 98 mirip dengan Mazmur 96 karena kedua mazmur ini mengajak kita menyanyikan nyanyian baru. Perbedaannya, nyanyian baru di Mazmur 98 mengajak kita memuji Allah karena kasih setia-Nya kepada umat-Nya, Israel. Apa isi nyanyian baru itu?

Pertama, pujian bagi perbuatan Allah pada masa lalu Israel. Tuhan telah mengerjakan keselamatan bagi umat-Nya (perhatikan kata "telah" di ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-3). Seluruh dunia melihat dan menyaksikan bagaimana kasih setia Tuhan telah memberikan keselamatan bagi umat-Nya, sementara keadilan-Nya dinyatakan bagi bangsa-bangsa lain (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3). Kedua, dampak perbuatan Allah itu dinikmati semua makhluk. Akibat tindakan kasih setia dan keadilan Allah itu bukan hanya dirasakan oleh umat Allah melainkan juga oleh seluruh alam semesta. Itu sebabnya, pemazmur mengajak seluruh dunia dan alam semesta untuk bergembira (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-8).

Akhirnya, pemazmur mengajak Israel memuji Tuhan untuk menyambut kedatangan-Nya kelak untuk menghakimi dunia dan bangsa-bangsa (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">9). Pada akhirnya keadilan dan kebenaran Tuhan akan ditegakkan secara tuntas. Jika hal ini terjadi maka era baru akan muncul, masa saat Tuhan memimpin dunia dan bangsa-bangsa dengan keadilan dan kebenaran-Nya. Jadi, nyanyian baru ini ingin menunjukkan kasih setia Tuhan yang mendampingi umat-Nya baik di masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang.

Kasih setia Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, dulu, sekarang, bahkan selama-lamanya. Tengoklah ke belakang, lihatlah bagaimana Ia telah menyelamatkan hidup kita serta memelihara gereja dari teror dan upaya musuh-musuh Injil untuk membinasakannya. Hari ini kita hidup di bawah naungan sayap perlindungan-Nya dengan penuh pengharapan bahwa suatu saat nanti Dia akan datang untuk menjemput kita, umat yang setia kepada-Nya.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.77) (Mzm 98:1) (sh: Bersoraklah bagi Tuhan. (Rabu, 11 November 1998))
Bersoraklah bagi Tuhan.

Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan-Nya sejak semula dan dituntaskan-Nya. Ungkapan nyanyian baru merupakan ungkapan hidup yang baru, yang bersyukur, yang percaya kepada karya keselamatan Allah, bukan hanya perbuatan ajaib tetapi juga pernyataan keadilan Allah di depan bangsa-bangsa, dan pernyataan kasih setia Allah kepada umat-Nya.

Keselamatan sampai ke ujung bumi. Keselamatan dari Allah berlaku bagi seluruh bangsa sampai ke ujung bumi. Inilah berita kesukaan besar. Biarlah seluruh bumi bersorak-sorai dan bermazmur bagi Dia, yang berdaulat mutlak atas seluruh ciptaan-Nya. Kumandangkanlah terus nyanyian baru sebagai ungkapan syukur atas apa yang telah dibuat Allah dalam diri Anak-Nya. Di dalam Kristus Umat berkeyakinan teguh, bahwa Ia akan datang sebagai Hakim yang menegakkan kebenaran. Allah telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, sekarang pun Dia sedang melakukannya, dan masih akan terus melakukannya.

Renungkan: Pujilah Tuhan sebab Ia tetap berkarya sampai pemerintahan Allah menguasai dunia ini sepenuhnya dengan keadilan dan kebenaran kekal. Masih kurangkah alasan Anda untuk bersukacita dan bersyukur karena keselamatan-Nya?

(0.75) (Mzm 24:1) (sh: Ya Raja Kemuliaan, datanglah! (Senin, 24 Februari 2003))
Ya Raja Kemuliaan, datanglah!

Tujuan Allah menitipkan alam kepada manusia adalah agar manusia dapat menjaga keseimbangan dan integritas alam ciptaan-Nya. Namun, keadaan yang terjadi justru sebaliknya. Manusia lebih cocok disebut penghancur bumi daripada pemelihara bumi. Apakah Allah akan bertindak terhadap para penghancur bumi ciptaan-Nya?

Mazmur ini memberikan jawaban kepada kita. Bahwa Dia, sang Pencipta langit dan bumi, yang menguasai alam semesta, dan yang bertakhta atas dunia ini (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-2) suatu saat akan datang dan mengklaim milik-Nya. Maka, celakalah mereka yang tidak layak bila saatnya tiba. Siapakah yang layak menghampiri gunung-Nya yang kudus, berdiri di hadapan takhta kudus-Nya? Hanya mereka yang menjaga diri dari kenajisan hidup, yang bersih dan integritas dirinya utuh (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4), serta selalu mencari dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6) yang akan menerima berkat Tuhan dan keselamatan dari-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5). Dia akan datang, dan sungguh kedatangan-Nya akan membuat kubu-kubu yang tertutup dengan rapat menjadi terbuka, tiada yang dapat bertahan di hadapan Raja Kemuliaan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-9). Tidak satu pintu pun yang tinggal tertutup dapat bertahan di hadapan Pemilik alam semesta.

Manusia boleh mencoba menolak Raja Kemuliaan sebagaimana dulu kedatangan-Nya yang pertama telah ditolak (Yoh. 1:11), bahkan mereka menyalibkan Dia (Mat. 17:22, 23). Tetapi, kali ini Dia akan datang sebagai Raja Kemuliaan yang berdaulat dan berkuasa penuh. Dia akan meminta tanggung jawab dan kesiapan kita. Siapakah yang dapat bertahan di hadapan-Nya?

Renungkan: Tujuan kedatangan-Nya yang pertama adalah untuk menjadi juruselamat dunia. Tujuan kedatangan yang kedua adalah untuk menyatakan kerajaan-Nya yang mulia. Waspadalah dan persiapkan diri Anda. Jangan sampai Anda ditolak-Nya karena kedapatan tidak siap!

(0.75) (Mzm 78:1) (sh: Mendengar dan meneruskan yang didengar (Jumat, 26 Oktober 2001))
Mendengar dan meneruskan yang didengar

Setiap hari terdapat begitu banyak hal yang dapat kita dengar ataupun ucapkan, yang akan mewarnai hidup kita. Semuanya itu merupakan pilihan bagi kita untuk menentukan dengan apakah kita akan mewarnai hidup kita.

Mazmur ini merupakan catatan yang luar biasa dari generasi ke generasi, yang mengarahkan telinga dan mulut Israel kepada ajaran- ajaran Tuhan. Dalam mazmur ini Israel diingatkan untuk mempertahankan Taurat Tuhan, tidak melupakan perbuatan-Nya, dan tidak memberontak terhadap-Nya. Mereka diperingatkan untuk tidak mengulangi perbuatan nenek moyang mereka yang telah memberontak dan mengeraskan hati di padang gurun, sehingga Allah membinasakan mereka.

Asaf memanggil Israel untuk mendengar pengajarannya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1, 4) dan terus mengajarkannya kepada generasi yang akan datang (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5, 6). Hal ini direncanakan Tuhan agar Israel dapat mempercayai Dia dan mematuhi perintah-perintah yang diberikan-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7), sehingga Israel tidak jatuh ke dalam ketidakpercayaan dan pemberontakan seperti nenek moyang mereka (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8). Pemberontakan seperti ini telah mewarnai sejarah perjalanan Israel bersama dengan Allah, sejak mereka berada di padang gurun. Contoh ketidaktaatan ini nyata dalam kehidupan kerajaan utara yang mengabaikan perjanjian mereka dengan Tuhan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10) dan melupakan karya penyelamatan-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11).

Melalui mazmur ini kita dapat melihat bahwa kegagalan sejarah Israel yang diwarnai dengan pemberontakan nenek moyang mereka disebabkan karena: [1] mereka gagal untuk setia mendengar ajaran yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya, dan [2] mereka mengabaikan sejarah karya Allah yang dahsyat dalam perjalanan hidup mereka. Ikatan perjanjian Allah dengan umat-Nya penting dihayati oleh semua umat turun-temurun, dari generasi ke generasi.

Renungkan: Kristen perlu menyadari dari hari ke hari bagaimana karya Allah dalam sejarah hidup kekristenan, sehingga tidak mengulangi kegagalan yang sama atau tetap bebal walau telah mengalami perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib. Dan jangan lupa, kita perlu meneruskannya kepada generasi-generasi berikut, agar mereka belajar mengenal Allah dan setia kepada-Nya.

(0.73) (Mzm 51:1) (sh: Bukan korban tetapi pengakuan (Sabtu, 5 Juni 2004))
Bukan korban tetapi pengakuan

Tidak sedikit orang Kristen berpendapat bahwa kalau seseorang jatuh ke dalam dosa, di samping mengaku dosa maka ia harus semakin berusaha untuk hidup kudus. Caranya adalah dengan sering berpuasa, rajin ke gereja, baca Alkitab, dan sebagainya. Namun ironisnya, semakin ia berusaha untuk melakukan yang baik ternyata semakin ia frustrasi. Mengapa? Karena ternyata kebanyakan usahanya itu gagal. Akhirnya, ia berkesimpulan bahwa usaha yang dilakukannya sia-sia. Semakin banyak ia jatuh bangun semakin frustasi dirinya.

Latar belakang mazmur ini adalah kejatuhan Daud ke dalam dosa dengan Batsyeba (ayat 2 Samuel 11). Dosa Daud tidak berhenti sampai di situ. Ia bahkan membunuh Uria, suami Batsyeba untuk menutupi perzinahannya. Namun, Tuhan tidak membiarkan Daud berkanjang dalam dosanya. Melalui Nabi Natan, Tuhan menegurnya (ayat 2 Samuel 12:1-15). Hati Daud hancur. Ia datang ke hadapan Allah dengan pengakuan dan penyesalan yang dalam. Kehancuran hati Daud ini dipandang Allah sebagai korban sembelihan yang berkenan pada-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18-19) dan sekaligus merupakan tanda bahwa Daud telah mendapat pengampunan dari Allah.

Selanjutnya Daud berdoa agar Allah bermurah-hati dengan membangun kembali "tembok-tembok Yerusalem" (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">20). Hal ini menandakan bahwa mazmur ini dituliskan ulang oleh penerus Daud pada saat Bait Suci telah dihancurkan dan karenanya umat TUHAN tidak bisa lagi mempersembahkan korban. Bagi umat, tiadanya persembahan korban berarti TUHAN telah jauh dari umat-Nya. Namun pengalaman Daud ini pastilah menjadi suatu penghiburan bagi umat ketika dibacakan kepada mereka. Karena ternyata bukan korban persembahan yang utama bagi TUHAN tetapi pengakuan dan penyesalan atas dosa.

Renungkan: Jika kita jatuh ke dalam dosa, jangan mencoba menyelesaikannya sendiri. Akuilah dosamu di hadapan TUHAN dengan penyesalan yang dalam dan Ia akan mengampuni!

(0.73) (Mzm 53:1) (sh: Keselamatan hanya untuk umat-Nya (Senin, 7 Juni 2004))
Keselamatan hanya untuk umat-Nya

Sejak Daud diurapi menjadi raja, Roh TUHAN berkuasa atasnya (ayat 1Sam 16:13) sehingga selalu menang dalam setiap pertempuran. Melihat prestasi Daud yang luar biasa dan sambutan umat yang antusias terhadapnya Saul ketakutan. Ia takut kalau akhirnya kuasa atas kerajaan jatuh ke tangan Daud. Saul sebenarnya menyadari bahwa Roh TUHAN telah undur daripadanya dan beralih kepada Daud. Namun sama seperti kebanyakan pemimpin di masa kini, Saul sulit menerima kenyataan bahwa ia sudah tidak populer dan harus turun. Akibatnya ia menghalalkan segala cara demi mempertahankan status quo dan kelangsungan dinasti yang sedang dirintisnya. Akhirnya Daud pun harus menyingkir. Bahkan delapan puluh lima orang imam telah dibunuh oleh Saul hanya karena bertemu dengan Daud. Bukankah sikap dan tindakan demikian menandakan bahwa Saul adalah seorang bebal yang dalam hatinya menganggap: "Tidak ada Allah!" (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2).

Daud pernah mendapatkan kesempatan baik untuk membunuh Saul tetapi ia justru melarikan diri. Ia sadar bahwa orang yang diurapi TUHAN tidak boleh disentuh oleh siapapun. Hal itu adalah sama dengan menentang TUHAN. Allah mencegah Daud menghabisi Nabal yang menghina dirinya (ayat 1Sam. 25:10-13) melalui Abigail (ayat 1Sam. 25:23-26). Pembalasan adalah hak Allah. Allah sendiri akhirnya menjatuhkan Saul, demikian pula dengan Nabal.

Umat TUHAN telah menjadi ejekan sejak mereka ditawan dan dibuang. Hati mereka pilu dan putus asa. Tetapi pemazmur menghibur dan meyakinkan mereka bahwa TUHAN akan menolong mereka sebagaimana halnya Daud di masa lampau. Maka Yakub, yakni Israel akan bersorak-sorai dan bersukacita (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7).

Renungkan: Untuk sementara waktu orang bebal bersukacita tetapi keselamatan yang dari Tuhan pasti datang atas umatnya. Karena itu janganlah membalas kejahatan, tetapi lakukanlah kebaikan bagi semua orang (Rm. 12:17-21).

(0.73) (Mzm 97:1) (sh: Arti kehadiran-Mu (Selasa, 11 Oktober 2005))
Arti kehadiran-Mu

Ada satu persamaan ketika kita membaca kisah pertobatan para hamba Tuhan, yaitu kehadiran Tuhan yang mengubah kehidupan mereka. Namun, kehadiran Tuhan dapat membawa dampak berbeda bagi orang-orang yang menolak-Nya.

Sudah tiba waktunya Tuhan hadir di atas bumi. Sudah tiba saatnya, Ia memberitahukan diri-Nya di hadapan bumi dan semua isinya. Saat Ia hadir, keadilan dan hukum Tuhan diwartakan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2,6). Saat Ia datang, tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang tahan menghadapi-Nya. Semua benda-benda alam bukanlah tandingan-Nya apalagi para musuh Allah (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-5). Mereka akan hangus dalam murka-Nya. Murka itu ditujukan-Nya kepada orang-orang yang terus-menerus menolak melakukan hukum-hukum-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7), yang lebih menyukai sesembahan palsu. Orang-orang seperti itu akan melihat siapakah Allah yang sejati. Penyataan kemuliaan Allah yang sejati itu akan membuat mereka malu.

Dampak kehadiran Tuhan juga dirasakan oleh umat-Nya. Kehadiran Tuhan justru membuat mereka bersorak-sorai. Ketaatan umat Tuhan melakukan perintah Tuhan dalam suasana penyembahan palsu kini diganjar-Nya dengan kehormatan. Kesusahan yang dipikul umat-Nya digantikan-Nya dengan sukacita (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8). Saat para musuh Allah dihukum, umat-Nya justru dibela-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10-11). Bagi umat-Nya, masa kesusahan telah pergi, masa sukacita kini datang (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12).

Taat melakukan perintah Tuhan dalam masyarakat yang tidak mengenal hukum-Nya memang sulit. Namun, kesulitan itu segera sirna saat kita mengizinkan Tuhan hadir. Kehadiran Tuhan membawa pengharapan bagi kita sehingga kita tetap bisa bersukacita dan bersyukur dalam keadaan sulit. Tidak untuk selamanya, Tuhan membiarkan kita menderita dalam kecaman musuh. Meski saat ini, kita belum melihat Tuhan menghukum mereka, namun waktu itu akan tiba.

Renungkan: Sudahkah Anda meminta Ia hadir dalam hidup Anda?

(0.72) (Mzm 95:1) (sh: Waktu untuk Tuhan? (Minggu, 8 November 1998))
Waktu untuk Tuhan?

Pemazmur memaparkan kepada umat Tuhan bahwa undangan beribadah Allah mungkin sekali ditujukan kepada umat yang telah undur dari pertemuan-pertemuan ibadah. Mengapa? Disadari bahwa kadang-kadang kehidupan rutin telah menyita banyak waktu kita, sehingga bila Ahad tiba, kesempatan itu digunakan sebaik-baiknya untuk menyegarkan pikiran yang jenuh, jiwa yang lusuh dan tubuh yang lesu. Berlibur bersama keluarga, mancing, tidur-tiduran di rumah, dlsb. Atau mungkin juga dimanfaatkan untuk menyelesaikan kepentingan bisnis yang tertunda. Begitu banyaknya kegiatan hingga tak ada jeda waktu mendengarkan suara Tuhan. Hubungan dengan Tuhan tidak lagi menjadi prioritas, bukan lagi yang utama. Jelas sekali hari ini umat dibawa kembali kepada keadaan semula bahwa semua itu ada karena Allah. Tak ada alasan untuk umat tidak datang beribadah kepada Tuhan dan bersyukur kepada-Nya! Umat diingatkan oleh Pemazmur untuk melihat dan menghayati karya-karya besar Allah: penciptaan dan pemeliharaan-Nya sebagai pendorong untuk bersyukur kepada-Nya.

Undangan beribadah. Suara Tuhan mengundang umat untuk bertobat, kembali ke dalam pelukan kasih pengampunan-Nya, ke jalan yang lebih utama yaitu jalan kebenaran-Nya, ke kuasa pengudusan-Nya. Marilah... masuklah...! Allah mengajak umat beribadah di hari perhentian-Nya. Beribadah dalam suasana sukacita yang dipenuhi ucapan syukur, menyembah dalam gegap gemerincing suara alat musik dan sorak sorai nyanyian umat. Undangan ini berlaku untuk semua orang yang menerima undangan dan mau datang menyembah Allah sang Pencipta yang menciptakan seluruh jagad raya ini (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-5).

Pentingnya mendengar. Peringatan keras bagi kita untuk mendengarkan suara Tuhan. Ketaatan dan respons kita dalam mendengarkan dan melakukan firman Tuhan menjadi faktor penentu masa depan apakah kita akan menikmati berkat Tuhan atau tidak. Ketidaktaatan, kepongahan dan kekerasan hati bangsa Israel menjadi contoh bagi kita. Mazmur ini juga memberikan satu pola beribadah: nyanyian, ucapan syukur, puji-pujian, doa, menyembah dengan bersuara maupun dalam keheningan, dan tidak kurang pentingnya adalah firman Tuhan, yaitu saat bagi kita merendahkan diri dan terbuka terhadap firman-Nya, serta mempersilahkan Allah berbicara menyatakan kehendak kepada kita.

Renungkan: Selama ini bagaimanakah cara saya beribadah dan terbuka pada suara Allah?

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk mampu menyediakan waktu bagi Engkau.

(0.72) (Mzm 75:6) (ende)

Maksudnja: Pengadilan datang daripada Allah melulu.

(0.72) (Mzm 25:1) (sh: Petunjuk hidup baru (Selasa, 25 Februari 2003))
Petunjuk hidup baru

Mazmur ini lahir dari pergumulan seorang yang hidup dalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan. Ia menyadari dosanya, namun yakin dan percaya bahwa kasih setia Allah menaunginya. Ia datang kepada Tuhan meminta pembebasan dari kesesakan batiniah dan ancaman lahiriah.

Sikap pemazmur yang merupakan sikap iman tersebut mencakup tiga hal: [1] seluruh perhatian pemazmur diarahkan kepada Tuhan, {2] ia mempercayakan dirinya kepada Allah, sehingga ia merasa tak mungkin dipermalukan oleh musuh, [3] ia juga menanti-nantikan Tuhan, sehingga masa depannya terbuka karena Tuhan menyelamatkan umat-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-3). Dari sikap iman yang demikian, di dalam kesulitan pribadi yang dialaminya, pemazmur meminta kepada Allah -- seperti yang pernah di lakukan Musa di padang gurun -- agar ia mengenal jalan Tuhan, supaya ia dapat hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-5, bdk. Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1:6). Sama seperti orang tua yang membesarkan dan melatih anak-anaknya, Allah mengajarkan dan menunjukkan jalan itu, dan bertindak sebagai navigator dalam perjalanan hidup umat.

Sejak zaman dahulu kala, kasih setia Tuhan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan di dalam kehidupan umat-Nya. Sekalipun pemazmur menyadari hal ini, tetapi ia juga meminta agar Tuhan mengampuni perbuatan dosa masa mudanya. Akankah Tuhan memberikan pengampunan kepadanya? Jika kasih setia yang diingat Tuhan, maka nasib orang berdosa itu ditentukan menurut kebaikan Tuhan (ayat 6-10). Tuhan penuh kasih dan kesabaran. Kita acap kali tidak dapat bertahan untuk hidup kudus dan benar, tetapi Allah selalu mengampuni dan memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

Renungkan: Setiap kali pengampunan dinyatakan, petunjuk hidup baru diberikan. Sekarang hiduplah senantiasa dalam pola petunjuk hidup baru yang telah Allah berikan dalam kehidupan Anda!

(0.72) (Mzm 96:1) (sh: Di balik kemuliaan Tuhan (Senin, 10 Oktober 2005))
Di balik kemuliaan Tuhan

Pemazmur mengajak umat Tuhan untuk menyanyikan nyanyian baru (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Nyanyian baru itu dihubungkan dengan peperangan yang dimenangkan Allah. Kepahlawanan Tuhan itu meliputi keselamatan yang telah dilakukan-Nya bagi umat-Nya pada masa lalu (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2,3), dan kekuasaan-Nya yang telah mengalahkan semua allah dari segala bangsa (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4,5). Kemuliaan Tuhan akan hadir kembali dalam bait suci (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6) serta peribadahan umat-Nya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8,9).

Kini, pemazmur mengajak umat-Nya untuk mengabarkan kemuliaan Tuhan ke seluruh bangsa di bumi. Umat-Nya akan menjadi saksi kemuliaan Tuhan dinyatakan. Kemuliaan Tuhan akan merambah dalam pemerintahan semua bangsa di bumi dan mempengaruhi berbagai kebijakan dan keputusan politis bangsa-bangsa (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10a). Bukan lagi hukum dunia yang akan menjadi standar hukuman melainkan kebenaran Tuhan Allah yang akan menjadi acuannya (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10b). Perubahan acuan itu menyebabkan pemulihan menyeluruh, yakni pemulihan hidup umat Tuhan dan bangsa-bangsa serta alam semesta (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11,12).

Kemuliaan Tuhan bagaikan matahari yang bergerak secara perlahan membersihkan langit yang gelap. Sebagaimana matahari membawa pencerahan dan perubahan suasana demikianlah kemuliaan Tuhan menyatakan terang ilahi. Ketika terang ilahi itu datang maka kejahatan di bumi pun akan terlihat dan terbongkar (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13). Penghakiman Tuhan turut menyertai kemuliaan-Nya. Penghakiman Tuhan itu adil, yaitu Ia akan menghakimi yang orang yang berbuat kesalahan dan menyelamatkan umat-Nya yang setia melakukan kebenaran.

Bagi orang yang tidak percaya, kemuliaan Tuhan adalah bencana sebab kejahatan mereka akan terungkap. Bagi orang percaya, kemuliaan Tuhan mendatangkan penghakiman yang memunculkan kebenaran ilahi.

Ingatlah: Di hadapan Tuhan, tidak ada kejahatan yang dapat tetap tersembunyi.

(0.72) (Mzm 99:1) (sh: Keadilan Tuhan (Kamis, 13 Oktober 2005))
Keadilan Tuhan

Hukum di Indonesia dapat dibeli dengan uang. Perbuatan yang salah bisa menjadi benar dan yang benar bisa menjadi salah. Adakah pemerintahan yang adil di dunia ini? Tentunya tidak ada. Akan tetapi, kita bisa berbesar hati karena Mazmur 99 mengajarkan kita tentang keadilan Tuhan.

Mazmur 99 sangat gamblang berbicara mengenai hukum dan kebenaran Tuhan. Secara garis besar mazmur ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ay. Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-5 dan ay. Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6-9. Pada setiap akhir bagian terdapat kalimat yang sama, yaitu meninggikan dan menyembah Tuhan sebab Dia kudus (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5,9). Apa yang menjadi isi dari kedua bagian tersebut?

Bagian pertama adalah ajakan untuk menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja sehingga Ia layak untuk disembah. Pemerintahan Tuhan dengan dunia sangat berbeda. Takhta Tuhan membuat seluruh bumi goyang (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1) karena Dia mengatasi semua bangsa. Inti sari bagian pertama ini adalah Tuhan mencintai hukum dan menegakkan kebenaran (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4). Kekuatan dan kekuasaan Tuhan dipakai untuk menyatakan hukum dan kebenaran, bukan untuk menindas. Umat Israel telah mengalaminya sepanjang sejarah mereka.

Dalam bagian kedua, pemazmur mengingat para pemimpin Israel yang telah merespons Tuhan dengan benar. Musa, Harun, dan Samuel adalah orang-orang Israel yang dikenal karena doa mereka. Mereka mendengar suara Tuhan dan menaati setiap perintah Tuhan (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7). Penyebutan ketiga tokoh ini juga mengingatkan pengalaman bangsa Israel di padang gurun. Dalam pengalaman tersebut, hukuman dan pengampunan selalu menyertai sejarah bangsa Israel (ayat Aku+telah+datang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8).

Sama seperti Israel, kita diingatkan kembali bahwa Raja yang sesungguhnya adalah Tuhan. Pengampunan dan penghukuman-Nya secara adil akan selalu menyertai umat Tuhan maka kita perlu belajar merespons Dia seperti para hamba Tuhan masa lampau.

Doaku: Kiranya kerajaan-Mu datang dan ditegakkan di muka bumi.

(0.72) (Mzm 117:1) (sh: Kasih setia Allah kekal (Senin, 6 Mei 2002))
Kasih setia Allah kekal

Mazmur yang paling pendek dari keseluruhan Mazmur ini mengajak seluruh bangsa untuk memegahkan Tuhan dalam gema sorak: “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” “Segala bangsa” di sini adalah seluruh bangsa, termasuk orang-orang dari bangsa bukan Yahudi. Segala bangsa diajak karena pujian ini merupakan jawaban atas keyakinan bahwa Tuhan memerintah seluruh dunia. Ajakan pemazmur ini dapat disejajarkan dengan gema pemberitaan nabi Yesaya, yaitu bahwa sebelum kedatangan orang Israel, Allah telah dipuji di Yerusalem sebagai Allah yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi (Yes. 11). Pada pemberitaan Yesaya selanjutnya, orang-orang dari seluruh bangsa diundang untuk datang kepada Tuhan, Allah Israel (Yes. 55). Mazmur ini mempunyai tempatnya dalam kebaktian di Yerusalem sesudah masa pembuangan.

Susunan mazmur pujian ini dapat dilihat dengan sangat jelas. Bagian pembukaan, bukan umat Israel saja yang diundang memuji Tuhan, melainkan segala bangsa dan segala suku bangsa. Ini memperlihatkan adanya unsur universal, seperti yang terdapat dalam mazmur lain: demikian bangsa-bangsa, bahkan semua yang bernafas diajak memuji Tuhan (Mzm. 47:2; 66:8). Di seluruh bumi, keselamatan yang dikerjakan Allah akan dikenal (Mzm. 22:28-30; 66:4) karena Dialah yang menghakimi bumi dengan menolong orang yang lemah, sengsara, dan miskin (Mzm. 82:8).

Bagian pokok, yang dibuka dengan kata penghubung “sebab”, mengungkapkan mengapa Tuhan harus dipuji, yaitu karena keagungan, kehebatan kasih-Nya kepada umat-Nya, yang menjadi nyata dalam segala tindakan dan karya-Nya, serta kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berkurang kualitasnya. Di bagian lainnya, pemazmur menekankan tentang kasih setia Tuhan yang hebat atas kita. Ini mengungkapkan bahwa perbuatan-perbuatan Allah terhadap Israel sungguh hebat dan dapat diandalkan.

Renungkan: Kasih Allah kepada umat-Nya lebih dari sekadar perasaan saja, karena kasih yang bernilai kekal itu juga telah diwujudkan-Nya dalam diri Anak-Nya, Yesus Kristus.



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA