Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 7 dari 7 ayat untuk Aku menghakimi AND book:46 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Kor 6:2) (jerusalem: menghakimi dunia) Yaitu bersama Kristus, Hakim dunia yang tertinggi.
(0.83) (1Kor 4:3) (jerusalem: pengadilan manusia) Harafiah: hari manusiawi. Paulus menyindir. Maksudnya: Hari Tuhan, 1Ko 1:8+, yang dengan tidak semestinya ditiru manusia yang "mengadili", menghakimi, pada hal penghakiman adalah hak khusus Allah di akhir zaman.
(0.80) (1Kor 5:12) (full: MENGHAKIMI MEREKA YANG BERADA DI DALAM JEMAAT. )

Nas : 1Kor 5:12

Orang percaya tidak boleh terlibat dalam kritik dangkal atau tidak benar akan orang percaya lainnya (bd. Mat 7:1-5). Akan tetapi, di sini Paulus menunjukkan bahwa gereja harus menghakimi para anggotanya menurut Firman dan standar Allah apabila terlibat dosa serius, kebejatan atau perilaku yang tidak benar. Tindakan jahat semacam ini menuntut penghakiman dan disiplin demi kepentingan orang yang terlibat itu, kemurnian jemaat dan kesaksian Kristus di dunia

(lihat cat. --> 1Kor 5:1).

[atau ref. 1Kor 5:1]

(0.72) (1Kor 6:1) (full: ORANG-ORANG YANG TIDAK BENAR. )

Nas : 1Kor 6:1

Ketika perselisihan sepele (ayat 1Kor 6:2) terjadi di antara dua orang Kristen, hal itu harus dibereskan di dalam gereja dan tidak dibawa ke pengadilan. Gereja harus menghakimi kebenaran dan kesalahan yang terlibat dalam hal itu, menjatuhkan keputusan dan menjalankan disiplin apabila diperlukan

(lihat cat. --> Mat 18:15).

[atau ref. Mat 18:15]

  1. 1) Hal ini tidak berarti bahwa seorang percaya tidak diperbolehkan untuk maju ke pengadilan dalam kasus yang serius dengan orang yang belum percaya. Paulus sendiri naik banding kepada sistem pengadilan pemerintah lebih dari sekali (lih. Kis 16:37-39; 25:10-12).
  2. 2) Paulus juga tidak mengatakan bahwa gereja harus mengizinkan anggotanya untuk berlaku kejam terhadap orang yang tidak bersalah, seperti para janda, anak, dan orang yang lemah. Sebaliknya, Paulus sedang membicarakan persoalan-persoalan di mana tidak ada benar dan salah yang jelas. Tindakan berdosa yang mencolok tidak boleh dibiarkan saja, melainkan harus ditangani sesuai dengan petunjuk Kristus dalam Mat 18:15-17.
  3. 3) Lagi pula, dalam kasus di mana orang yang disebut "saudara" telah menceraikan dan meninggalkan keluarganya dan tidak mau memenuhi tunjangan kebutuhan bagi istri dan anak-anaknya, maka ibu rumah tangga itu dengan maksud yang benar dan perhatiannya terhadap anaknya diperkenankan untuk mengadukan perkaranya ke pengadilan. Paulus tidak menganjurkan agar mereka yang melanggar hukum diizinkan untuk merugikan dan mengancam hidup atau kesejahteraan orang lain. Pernyataannya dalam ayat 1Kor 6:8 menunjukkan bahwa ia sedang berbicara mengenai perselisihan kecil di mana kesalahan dapat diterima dan dibiarkan saja.
(0.72) (1Kor 3:18) (sh: Jika ini adalah milikku, maka ... ? (Kamis, 4 September 2003))
Jika ini adalah milikku, maka ... ?

Biasanya, kita akan melanjutkannya dengan "... saya bebas melakukan apa saja dengannya dan kepadanya." Benar demikian? Apa yang Paulus katakan dalam bagian ini memberikan kepada kita suatu pengertian yang agak berbeda tentang arti kepemilikian atau memiliki sesuatu.

Dalam bagian ini, Paulus meringkaskan argumen-argumen terdahulunya demikian: mengapa bermegah pada manusia; mengapa memfavoritkan seorang pelayan dan berselisih sehingga ada perpecahan? Semuanya tidak perlu, karena segala sesuatu adalah milik-"mu", milik jemaat Korintus (ayat 21,22). Argumen seperti ini menarik, karena bagi sebagian orang, masalah hak milik justru menjadi sumber perpecahan dan perselisihan. Lalu apa arti kepemilikan seperti ini? Jemaat Korintus memiliki segala sesuatu, karena mereka adalah milik Kristus, Sang Pemilik segala sesuatu. Mereka memiliki segala sesuatu dalam Kristus, oleh kasih karunia Allah, demi statusnya sebagai bait Allah: sebagai tempat Roh Allah nyata dalam kehidupan jemaat, sehingga menjadi alternatif ilahi yang kontras dengan gaya hidup kota Korintus yang dekaden.

Memiliki segala sesuatu dalam Kristus bagi orang percaya berimplikasi dua hal. Pertama, karena di dalam Kristus kita memiliki segala sesuatu, maka kita hanya dapat bermegah dalam Tuhan dan tidak mengandalkan diri sendiri. Hidup Kristen yang memiliki segala sesuatu adalah hidup yang mencari hikmat Allah dan taat kepada kehendak-Nya dalam segala sesuatu. Kedua, memiliki segala sesuatu di dalam Kristus berarti sadar bahwa kita semua adalah milik Kristus; hamba Kristus. Sesama hamba Kristus kita tidak diperkenankan untuk saling menghakimi, karena hanya Tuhanlah satu-satunya hakim.

Renungkan: Jangan biarkan hidup Anda menjadi hidup yang melulu mengumpulkan barang milik, tetapi hidup kehambaan. Karena hanya dalam Yesus Kristus Anda sejati telah memiliki segala sesuatu.

(0.72) (1Kor 4:14) (sh: Tegurlah daku, kau kutangkap (Sabtu, 6 September 2003))
Tegurlah daku, kau kutangkap

Ini sebenarnya skenario yang Paulus harapkan terjadi di tengah- tengah jemaat Korintus. Seperti telah kita lihat dari pasal 1 hingga 4, teguran-teguran Paulus tidak bersifat menghakimi. Paulus memberikan argumen-argumen agar jemaat Korintus mengerti alasan tegurannya. Paulus juga membujuk, menyindir dengan ironi, agar mereka tersentak, malu, dan sadar. Di sini Paulus menggunakan metafora lain untuk tujuan yang sama. Sebagai rasul yang meletakkan dasar berdirinya jemaat Korintus, Paulus menyapa mereka sebagai anak-anaknya, dan dia adalah bapak mereka (ayat 17). Relasi bapak-anak yang khas ini tidak dipunyai oleh para pengajar lain yang kemudian melayani di Korintus (bdk. 15). Atas dasar otoritas dan relasinya sebagai bapak, Paulus memberikan teguran, himbauan, nasihat, dan peringatan pendisiplinan kepada mereka.

Namun, otoritas Paulus bukanlah otoritas yang paternalistis dan menindas. Paulus bertindak berdasarkan dua motivasi. Pertama, himbauan, teguran, dan ancaman pendisiplinan Paulus didasarkan pada kasihnya sebagai bapak mereka (ayat 14). Kedua, Paulus semata bersandar pada kuasa Roh yang bekerja dalam ketaatannya kepada Allah. Itulah sebabnya Paulus memastikan rencana kedatangannya ke Korintus untuk bertemu dengan orang-orang "sombong" yang bermegah pada pengajaran hikmat yang "rohani" tetapi sebenarnya duniawi (ayat 19). Pada saat Paulus datang, Allah sendiri yang akan menyingkapkan kepalsuan kuasa kata-kata hikmat mereka.

Kasih yang murni dan kuasa yang mendayakan kehidupan Kristen menjadi sebuah kesaksian, itulah ciri sejati kehidupan manusia rohani. Kedaulatan Allah sebagai raja atas hidup hanya nyata di dalam hidup Kristen yang taat dan tidak meninggikan diri.

Renungkan: Kerohanian bukanlah sertifikat yang mengangkat seseorang menjadi penilai kerohanian orang lain. Jadilah manusia rohani sejati dengan hidup yang penuh kasih dan berkuasa.

(0.71) (1Kor 5:1) (full: PERCABULAN DI ANTARA KAMU. )

Nas : 1Kor 5:1

Paulus menulis tentang sebuah laporan mengenai percabulan dalam jemaat Korintus dan penolakan para pemimpin untuk menangani si pelanggar (ayat 1Kor 5:1-8). Dia menyatakan bahwa jemaat, sebagai suatu umat kudus, tidak boleh mengizinkan atau membiarkan kebejatan di antara para anggotanya. Ia mengajukan tiga alasan mengapa jemaat harus mendisiplin anggota yang melanggar:

  1. 1) Demi kebaikan orang yang melanggar itu (ayat 1Kor 5:5). Pengucilan dapat menyadarkan mereka akan kedahsyatan dosa mereka dan kebutuhan untuk pengampunan dan pemulihan dirinya.
  2. 2) Demi kepentingan kesucian jemaat (ayat 1Kor 5:6-8). Membiarkan kejahatan dalam jemaat secara berangsur-angsur akan menurunkan standar moral dari semua.
  3. 3) Demi kebaikan bangsa-bangsa di dunia (bd. ayat 1Kor 5:1). Jemaat tidak dapat memenangkan orang kepada Kristus jika ia serupa dengan dunia ini (bd. Mat 5:13). Untuk bagian lain mengenai disiplin gereja dalam PB lih. Mat 5:22; 18:15-17; 2Tes 3:6; dan Wahy 2:19-23.


TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA