Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 7 dari 7 ayat untuk (80-20) Ya AND book:20 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ams 1:20) (sh: Dua pilihan (Rabu, 21 Juli 1999))
Dua pilihan

Dua kualitas hidup yang kontras, yaitu: bebal dan berhikmat, adalah akibat dua sikap memilih yang bertentangan. Hikmat terbuka, bahkan aktif mengundang setiap orang, seumpama penjaja barang di pasar-pasar. Orang yang menutup telinga terhadap undangan tersebut, menutup juga kemungkinan untuk memiliki dan menjalani kehidupan yang berbahagia. Hanya orang yang menerima undangan itu dengan segala konsekuensinya, yang akan memiliki kehidupan terpuji.

Respons aktif. Kehidupan tidak dapat berjalan dengan sendirinya, seumpama menjalani "nasib" yang tak mungkin terubahkan. Tetapi kehidupan adalah pengalaman-pengalaman yang nyata, hasil pengambilan keputusan dan kerelaan menerima akibatnya. Orang yang berpengalaman memiliki semua itu sebagai "nasib" baiknya. Sebaliknya orang yang bebal, gagal dalam hidup, terbuang dari Tuhan, tidak disebabkan oleh "nasib" buruknya. Allah telah menawarkan hikmat-Nya, yang selayaknya disambut secara aktif dalam bentuk memperhatikan, memilih takut akan Tuhan, menerima nasihat, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Pilihan kita pada masa kini akan menjadi "nasib" kita kelak!

Doa: Ya Tuhan, berikanku hikmat-Mu, agar aku dituntunnya dalam hidup terang firman-Mu.

(1.00) (Ams 3:1) (sh: Cara hidup orang berhikmat (Jumat, 23 Juli 1999))
Cara hidup orang berhikmat

Hikmat yang dibicarakan sebenarnya berhubungan dengan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Jika kita memberi respons yang sesuai dengan kehendak-Nya, maka buah-buah kehidupan dengan hasilnya akan mengalir. Bagaimana caranya? Pertama, percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan mengakui Dia dalam segala hal (ay. Ya+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">5-6); kedua, bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan tidak pada diri sendiri (ay. Ya+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">7-8); ketiga, memuliakan Tuhan dengan harta (ay. Ya+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">9-10). Cara hidup seperti inilah yang menjadi manifestasi ketergantungan manusia kepada Tuhan, Sang Sumber Hikmat.

Berkat dan hikmat. Bila kita memiliki cara hidup orang berhikmat, maka berkat itu akan kita nikmati, seperti: panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera, mendapatkan kasih dan penghargaan dari Allah dan manusia; jalan kita diluruskan, dan lumbung-lumbung kita akan diisi penuh bahkan sampai melimpah-limpah. Kita memiliki cara hidup orang berhikmat, bukan supaya berkat-berkat ini mengalir dalam hidup kita; tetapi yang benar adalah karena kita memang memiliki cara hidup demikian, maka berkat-berkat ini akan menjadi buah-buah kehidupan kita.

Doa: Ya Tuhan, terima kasih atas segala berkat-Mu. Ingatkanlah aku selalu akan hikmat-Mu agar selalu mempermuliakan-Mu..

(1.00) (Ams 3:11) (sh: Peringatan Tuhan (Sabtu, 24 Juli 1999))
Peringatan Tuhan

Seperti seorang ayah yang selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, demikian pulalah Allah Bapa kita. Sekali waktu bila kita lupa apa yang harus kita lakukan dan karena itu kita mengalami sesuatu yang mungkin merupakan peringatan dari Tuhan, segeralah putar haluan! Sadar dan beralihlah kembali pada jalan-Nya! Hal ini menunjukkan bahwa Allah masih mengasihi dan memperhatikan kita. Tetapi bila kita tetap tidak menyadari hal ini, sangatlah mungkin kita telah melupakan jalan-Nya hingga akhirnya kita tidak lagi mempunyai pengertian akan yang benar dan yang salah.

Kebijaksanaan dan pengertian. Sikap bijaksana dan penuh pengertian dalam mengambil keputusan sangatlah perlu diperhatikan. Kita menyadari bahwa kita hidup di tengah lingkungan yang senantiasa membawa kita pada arus yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Jaminan penyerahan dan perlindungan Tuhanlah, yang menjadi dasar bagi kita untuk melawan arus dunia dan tetap berjalan dalam jalan-Nya. Berdoalah dan mintalah selalu petunjuk Allah Bapa. Allahlah sumber kebijaksanaan, pengertian dan pengetahuan. Kita tidak akan terpengaruh oleh sekeliling kita, bila kita berpegang pada Allah Bapa.

Doa: Ya Bapa, berilah selalu terang-Mu untuk menuntun hidupku. Berilah pengertian dan kearifan dalam tiap langkahku.

(1.00) (Ams 5:1) (sh: Jangan terjebak godaan seks (Rabu, 28 Juli 1999))
Jangan terjebak godaan seks

Amsal ini mengingatkan kita, khususnya orang muda dan pasangan suami-isteri agar tidak terjebak oleh pemuas-pemuas seks bayaran atau pemberi pengalaman seks murahan. Biasanya keterlibatan seseorang pada godaan seks berawal dari keinginan dalam hati yang diselubungi hawa nafsu tak terkendali, kemudian terungkap dalam tindakan lahiriah. Akibatnya kehidupan menjadi pahit, masa depan pribadi dan keluarga berantakan, kehormatan diri tercabik-cabik. Jika ingin semua ini tak terjadi dalam hidup kita, arahkan dan isi semangat gairah hidup itu secara bijak dan selaras firman hikmat-Nya.

Kesetiaan dalam pernikahan. Pernikahan adalah suatu lembaga persekutuan yang disucikan oleh Allah. Itulah sebabnya pernikahan merupakan perwujudan janji setia di hadapan Allah. Melalui pernikahan kudus ini dimaksudkan agar persekutuan pernikahan itu tetap langgeng, harmonis dan menciptakan kehidupan yang sejahtera. Maka, selain harus dijaga kemurniannya, suasana persekutuan pernikahan harus pula diisi dengan cinta murni, saling berbagi, saling menguatkan lahir dan batin, dan kesatuan hati.

Doa: Ya, Tuhan, anugerahkanlah hikmat-Mu, sehingga kami mampu membina keluarga yang kudus dan bahagia.

(0.98) (Ams 1:1) (sh: Perbedaan pengetahuan dan hikmat (Sabtu, 15 November 2003))
Perbedaan pengetahuan dan hikmat

Pengetahuan diidentikkan dengan informasi yang tepat, sedangkan hikmat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi yang tepat itu pada waktu dan cara yang tepat. Di kitab Amsal, Raja Salomo tidak membedakan keduanya; istilah pengetahuan dan hikmat dipakai silih berganti untuk mewakili makna yang sama yakni bijaksana. Hikmat berawal dari kemampuan untuk melihat dan mendengarkan. Pada waktu Salomo diangkat menjadi raja, ia berdoa, “… berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham …” (ayat 1Raj. 3:9). Kata “paham” di sini berasal dari akar kata “mendengar”, tetapi bukan asal mendengar, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian. Orang yang bodoh—tidak berhikmat—tidak bersedia mendengarkan siapa pun termasuk Tuhan. Orang yang tidak mendengarkan Tuhan, Sang Sumber hikmat, adalah orang yang tidak takut kepada Tuhan. Ada orang yang kaya namun bodoh dan ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi bodoh; ternyata, kaya dan cerdas tidak sama dengan bijaksana. Hikmat tidak diperoleh lewat kekayaan atau kecerdasan; hikmat didapatkan dari takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan; setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil tuntunan Tuhan dan Tuhan tidak akan membiarkannya tersesat.Orang yang bijak adalah orang yang “tahu diri”—ia menyadari keterbatasannya; itu sebabnya ia bersedia menerima didikan baik dari Tuhan maupun sesamanya. Sebaliknya, orang bodoh adalah orang yang “tidak tahu diri”—ia tidak menyadari keterbatasannya dan menganggap diri mengetahui segalanya.

Renungkan: Dalam mengambil keputusan, jangan cepat-cepat berkata, ya atau tidak. Jawablah dengan, tunggu!—menunggu kehendak dan pimpinan Tuhan. Inilah awal dari hikmat.

(0.98) (Ams 6:1) (sh: Tujuh dosa bukan daftar dosa yang menyeluruh (Senin, 24 November 2003))
Tujuh dosa bukan daftar dosa yang menyeluruh

C. S. Lewis, seorang penulis Kristen, menjuluki keangkuhan sebagai dosa yang paling berbahaya karena sewaktu kita terjatuh ke dalamnya, kita tidak menyadarinya. Keangkuhan bisa berbentuk tindak penghinaan terhadap orang namun keangkuhan dapat pula berwujud kekerasan hati untuk mengakui kesalahan. Keangkuhan adalah satu-satunya dosa yang dapat menutup mata kita untuk melihat dosa lain dalam hidup kita. Keangkuhan merupakan dosa yang menghalangi kita meminta pengampunan atas dosa lainnya.Lidah yang berdusta dan saksi dusta yang menyemburkan kebohongan adalah dosa kebohongan yang biasanya kita lakukan dengan cara membengkokkan atau menutupi kebenaran demi keuntungan pribadi. Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah adalah dosa kekejaman. Kekejaman umumnya berawal dari hilangnya rasa keadilan serta rasa belas kasihan, dan berakhir dengan tindak kekejaman. Hati yang membuat rencana jahat dan kaki yang segera lari menuju kejahatan adalah dosa kejahatan. Dosa ini biasanya berakar dari banyaknya keinginan dan sedikitnya kendali atas keinginan-keinginan itu. Akibatnya, muncullah pelbagai tindakan untuk mewujudkan hasrat tanpa memedulikan kehendak Tuhan. Menimbulkan pertengkaran di antara saudara adalah dosa kemarahan. Begitu marahnya kita, sehingga tidak senang melihat orang hidup dalam kerukunan. Kemarahan itu akhirnya kita lampiaskan dengan cara menciptakan pertentangan di antara kita. Orang yang mempunyai masalah dengan dosa kemarahan akan senantiasa mencari-cari bahan atau alasan untuk marah. Orang ini tidak bisa hidup berlama-lama tanpa pertengkaran.

Renungkan: “Selidikilah aku, ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal”! (Mzm. 139:23-24).

(0.98) (Ams 8:1) (sh: Wejangan hikmat (Minggu, 1 Agustus 1999))
Wejangan hikmat

Kembali kita diperhadapkan pada wejangan hikmat, suatu nasihat dan peringatan Tuhan. Pada ayat Ya+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">1-3 dijelaskan bahwa hikmat yang berseru-seru di segala tempat dan waktu itu ditujukan kepada semua orang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa menyampaikan nasihat dan perintah-Nya untuk kebaikan umat manusia. Bagian ini senada dengan ucapan Yohanes Pembaptis tatkala ia berseru-seru dalam rangka mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Sesungguhnya hikmat itu tak jauh dari manusia, karena ada di sekitar manusia. Hikmat telah tersedia dan diberikan kepada manusia. Seorang yang menyadari kebutuhannya akan hikmat, akan mencari dan mendapatkan. Setelah didapatnya, maka hikmat itu adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, yang tak dapat disamakan dengan apa pun juga.

Nilai suatu hikmat. Kalau kita meneliti wejangan hikmat seperti yang diungkapkan dalam bacaan hari ini, tentu kita sepakat mengatakan betapa berharganya hikmat itu. Dalam ayat Ya+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">11 dikatakan bahwa nilai hikmat lebih besar daripada permata, bahkan semua yang menjadi keinginan manusia pun tidak dapat dibandingkan dengan nilai hikmat itu. Hikmat tidak dapat dibeli dengan uang karena terlalu berharga. Permata dan emas pilihan yang di mata manusia sangat berharga dan terlalu tinggi daya belinya, tetap bukan tandingan hikmat. Hikmat tidak akan dimiliki orang yang mengandalkan kekayaan, kekuasaan, kepandaian, atau kedudukannya; tetapi menjadi milik orang yang hidup takut akan Tuhan, yaitu: yang membenci kejahatan, membenci kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. Orang yang menghargai hikmat akan hidup dalam pimpinan hikmat-Nya, sehingga hidupnya menjadi berharga di mata Allah dan manusia.

Renungkan: Sepanjang hidup Anda, sudahkah Anda merasa bahwa hidup ini sangat berharga? Di mata dunia ataukah di mata Allah? Bagaimana Anda meresponi wejangan hikmat hari ini?

Doa: Ya, Tuhan, kuasailah diriku dengan hikmat Ilahi-Mu.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA