Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 78 ayat untuk (64-11) Orang AND book:60 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Ptr 5:13) (ende)

Petrus mengirim salam dari orang-orang Kristen di Babylon, dan muridnja terkasih Markus.

(0.99) (1Ptr 2:16) (ende: Hiduplah sebagai orang jang merdeka)

Orang kristen memang merdeka, tetapi djanganlah salah-pakai kemerdekaannja. Mereka masih harus taat kepada kewadjiban: sebagai orang kristen dan sebagai warga negara.

(0.99) (1Ptr 3:9) (ende: Djangan membalas)

Djuga kepada orang-orang jang menganiaja dan berlaku tak adil, orang kristen hendaknja menundjukkan sikap takluk dan damai.

(0.99) (1Ptr 4:6) (jerusalem: Injil) Mengenal "Injil" atau kabar yang baik itu bdk 1Pe 3:19+. Sementara ahli berpendapat bahwa "orang-orang" itu ialah orang yang secara rohani mati, misalnya orang tak beriman yang menganiaya para pembaca 1Petrus itu.
(0.98) (1Ptr 2:8) (jerusalem: telah disediakan) Dengan menolak Injil orang-orang Yahudi kehilangan keistimewaan-keistimewaan yang lalu diberikan kepada orang Kristen, 1Pe 3:9; Kis 28:26-28; bdk Yoh 12:40. Keterangan ini perlu dilengkapi dengan Rom 11:32; 1Ti 2:4; dll, dan tidak berkata bahwa orang-orang Yahudi ditolak untuk selama-lamanya.
(0.98) (1Ptr 2:19) (ende: Sebab adalah suatu kehormatan)

Tidak mudah untuk taat senantiasa kepada orang atasan. Akan tetapi, djika orang taat selalu demi kasih akan Allah, ia akan diberkatiNja.

(0.98) (1Ptr 1:11) (bis: bagaimana dan kapan hal itu akan terjadi)

bagaimana dan kapan hal itu akan terjadi: atau siapa orang itu dan kapan Dia akan datang.

(0.98) (1Ptr 1:1) (ende)

SURAT PERTAMA SANTU PETRUS

KATA PENGANTAR

Pengarang

Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah penulis surat ini. Kesatuan pendapat itu telah utuh, sampai ketika sardjana- sardjana Kitab Kudus dari djaman modern ini mengemukakan beberapa keberatan terhadapnja.

Isi surat ini sendirilah jang harus memberi putusan dan penjelesaian jang sebenarnja. Disamping setjara terang-terangan menundjukkan dirinja sebagai Petrus, "Rasul Kristus", pengarang sepintas lalu dalam bab Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">5:1 menjebut dirinja sebagai rekan-imam dan penjaksi kesengsaraan Kristus". Djuga Markus, jang oleh Papias disebut sebagai "djuru bahasa" Petrus di Roma, disangka ada bersama Petrus, tatkala dia menulis suratnja (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">5:13). Keaslian surat ini diperteguhkan lagi oleh beberapa perhubungannja dengan kehidupan dan pengadjaran Kristus .

Gaja bahasa Djunani, sekalipun kurang mutunja daripada gaja jang dipergunakan oleh St. Jakobus dalam suratnja, dahulu pernah dianggap sebagai suatu alasan untuk mengingkari Petrus sebagai pengarang surat ini. Namun sebagaimana halnja dengan Jakobus dan Judas, orang sama menjetudjui sekarang sistim pemakaian djurutulis, jang tentu djuga terdjadi pada masa Petrus.

Penulis terus terang mengatakan bahwa ia menulis "dengan perantaraan Silvanus" (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">5:12). Akibatnja ialah sekalipun isi pikiran itu timbul dari Petrus, tetapi bahasanja disusun oleh djurutulisnja.

Pembatja

Ajat pertama dari surat ini menundjukkan bahwa ia ditulis untuk orang serani di Asia Ketjil. Entah orang-orang serani itu terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi atau kafir, masih dipersoalkan. Karena alasan-alasan jang diberikan belum mentjapai persetudjuan penuh, maka rasanja dapat dikatakan bahwa tak ada kelompok orang serani tertentu jang dimaksudkan. Dengan pasti ialah bahwa bagian terbesar orang serani terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi. Tetapi tatkala surat ini ditulis, Paulus dan rekan-rekannja telah menobatkan banjak orang kafir di Asia Ketjil. Kemungkinan jang terbesar ialah bahwa surat ini ditudjukan kepada Para miskin dan hamba sahaja di Asia Ketjil (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">2:18).

Waktu, kesempatan dan tempat dimana surat ini ditulis

Pada kesempatan mana Petrus menulis surat ini, tidak kita ketahui. Dari isi surat hanja dapat kita simpulkan bahwa Petrus bermaksud memberanikan orang serani dalam pertjobaan, dan menghidupkan iman jang mendapat serangan sekian banjak (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">4:12).

Bahwa surat ini ditulis di Roma, itu tentu pasti. Dengan menjebut nama Babylon (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">5:13), Petrus agaknja hendak mengawaskan kota Roma jang kafir itu, jang kedjajaannja menjamai kemakmuran djasmani Babylon purba. Karena Petrus meninggal di Roma pada djaman penganiajaan Nero, dan karena ketika itu penganiajaan belum lagi meletus, maka agaknja surat ini ditulis mendjelang achir tahun 64 ses. Kristus. Kepastian waktu surat ini menundjukkan bahwa kutipan-kutipan surat St. Paulus didalam surat St. Petrus itu mungkin.

Gajabahasa

Sekalipun surat ini, sebagaimana djuga surat St. Jakobus, pada dasarnja berisikan adjakan moril, namun dalam beberapa hal ia bukan memuat adjaran moral. la lebih menjerupai bentuk sebuah surat dengan suatu kata pendahuluan jang pandjang (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:1-2), lalu menjusul suatu doa sjukur (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:3-5) jang lazim kedapatan pada banjak surat dizaman itu, dan berachir dengan suatu utjapan selamat (5:12- 14). Tjara penjadjian bahan djuga sederhana, tidak sangat ilmiah. Achirnja, faktor-faktor iman jang digunakan untuk memberi arti kepada adjakan itu djauh lebih banjak daripada St. Jakobus dan menundjukkan suatu teologi penebusan jang tjukup dalam isinja. Teologi penebusan itu dikemukakan dalam suatu bentuk jang sesuai benar dengan liturgi Sakramen Permandian (tjontohnja: Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:3; 2:2; 3:21 dll). Banjak sardjana modern berjakin bahwa isi surat ini sebenarnja terpetik dari suatu katekese permandian jang pernah digunakan St. Petrus. Pemakaian sematjam itu kita ketemukan djuga dalam tulisan-tulisan lain dari Perdjandjian Baru. Ini adalah suatu bukti bahwa liturgi memainkan peranan penting dalam pembentukan Perdjandjian Baru. Ini harus diperhatikan djuga, agar kita dapat mengerti lebih baik Kitab Kudus dan kehidupan liturgi pada zaman purba Geredja Katolik.

Adjaran

Karena surat ini pada dasarnja berisi suatu adjakan moril, maka djangan kita harapkan suatu pementasan kebenaran dogmatis jang teratur didalamnja. Tetapi, kita bisa menemukan djuga teologi jang kaja dan dalam disitu. Kebenaran teologis jang asasi ialah bahwa orang kristen diseluruh dunia ini bersatu (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">5:9); dahulunja mereka pendosa (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">2:24) jang tak tahu suatu apapun (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:14) tetapi kini mereka telah ditebus oleh darah kudus Kristus (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:18-19) dan dipilih untuk berbakti kepadanja (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:2).

Tjaranja mereka ditebus itu diterangkan sedjelas-djelasnja. Allah Bapa, jang maharahim (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:3) dan kudus (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:15-16), sudah merentjanakan penjelamatan mereka (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:2), bahkan sebelum dunia tertjipta (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:20). Nabi-nabi Perdjandjian Lama menginsjafi rentjana tersebut dan bernubuat pula tentang rentjana itu (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:10-12). Rentjana itu dipenuhi dalam sedjarah dengan kedatangan Kristus, jang biarpun tak bersalah (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:19; 2:22), tetapi menderita sengsara (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">2:21; 4:1), dan wafat disalib (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">2:24; 3:18). Hasil daripada sengsara dan wafat Kristus ialah penjilihan dosa manusia (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:18; 3:18).

Mati untuk dosa berarti lahir kembali kesuatu hidup baru jang telah diperoleh berkat kebangkitan Kristus (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:3), dan itu kita dapat dalam Sakramen Permandian (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">3:12), suatu Sakramen jang telah digambarkan lebih dahulu dalam peristiwa ai bah (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">3:20). Oleh ketaatan kepada Kristus (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:2), dan iman terhadap ebasiat penebusanNja (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:5,7-9), orang kristen ada harapan untuk memperoleh istirahat abadi disurga (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:5; 3:22).

Akan memperoleh gandjaran kekal, orang kristen hendaknja kudus (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:15), melawan penggodaan setan (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">5:8-9), meninggalkan dosa-dosa dahulu (1:14;2:11;4:2- 5), menerima pertjobaan dan penderitaan hidup ini (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:6; 2:19; 5:13; 4:12), mengusahakan kebadjikan jang sesuai dengan tugas hidup (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">2:13; 3:7; 5:1-5), dan terlebih berusaha akan beroleh kebadjikan tjinta-kasih persaudaraan (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">3:8).

Biarpun kehidupan sematjam itu kelihatan sukar, toh akan lebih mudah karena diteladani oleh Kristus sendiri (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">2:21; 3:17; 4:1), oleh semakin mendekatinja (2: 3-4), oleh kesadaran bahwa mereka mengambil bagian dalam penderitaannja (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">4:13), dan oleh memikirkan kedudukan mereka jang tinggi dimata Allah "batu-hidup", didalam rumah Allah (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">2:5), suatu bangsa jang terpilih, imamat radjawi, umat jang kudus (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">2:9).

Dengan tjara hidup demikian, orang kristen dapat hidup dengan penuh kepertjajaan kepada penjelenggaraan Allah (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">5:7), kepada pengadilan ilahi pada achir zaman, suatu peristiwa jang dirasa Petrus sudah dewat (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">4:5,7,17), dan akan berachir serta diberkati oleh penampakan mulia Jesus (Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="ende">1:7; 5:1,4).

(0.98) (1Ptr 1:14) (ende: Belum berpengetahuan)

Waktu belum mengenal iman jang benar, manusia itu mendjalankan praktek-praktek orang kafir.

(0.98) (1Ptr 2:3) (ende: Seandainja)

Kebangkitan Tuhan bukanlah suatu chajalan belaka, sebab orang beriman sudah mengetjapnja dalam masa jang lampau.

(0.98) (1Ptr 5:5) (jerusalem: orang-orang muda) Yang dimaksudkan atau kaum muda dewasa yang kerap kali agak tidak tenang, bdk Efe 6:1-4; Kol 3:20-21; 1Ti 4:12; 5:1, atau orang yang baru masuk Kristen, atau semua orang Kristen yang bukan "penatua", 1Pe 5:1.
(0.97) (1Ptr 3:15) (jerusalem: sebagai Tuhan) Var: sebagai Allah
(0.97) (1Ptr 2:12) (ende: Berkat teladanmu)

Teladan orang kristen dan membuka hati kaum kafir untuk menerima rahmat Tuhan pada suatu saat.

(0.97) (1Ptr 3:16) (ende: Namun hendaklah....)

Memberi ketenangan kepada orang lain tentang iman djanganlah dengan sikap sombong, tetapi dengan lemah lembut dan penuh hormat.

(0.97) (1Ptr 4:1) (sh: Penderitaan memperdalam kerohanian (Jumat, 22 Oktober 2004))
Penderitaan memperdalam kerohanian

Ayat Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">1 mudah disalahfahami, seolah Petrus mengajarkan bahwa penderitaan melepaskan orang dari dosa, atau bahwa tubuh adalah letak kedudukan dosa. Jika kita pernah berpandangan demikian, sadarilah bahwa ajaran itu tidak alkitabiah. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa tubuh jahat adanya dan bahwa keselamatan harus dengan jalan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, orang Kristen tidak perlu memegang anggapan negatif tentang tubuh, materi atau unsur dunia lainnya.

Setelah di bagian sebelumnya ini ia menjadikan penderitaan Kristus sebagai teladan orang beriman, kini ia menjelaskan apa arti penderitaan dalam hidup rohani orang beriman. Jika seseorang telah berani menanggung penderitaan badani karena kebenaran, berarti orang itu sedang membayar harga demi keinginannya untuk hidup kudus. Dengan kata lain, Petrus kini mendorong orang-orang percaya untuk berjuang demi kekudusan sampai ke resiko menanggung penderitaan badani (ayat Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2). Ketika seseorang masuk ke dalam anugerah Tuhan, orang itu harus meninggalkan masa lalu hidup berdosanya, apa pun resiko yang harus dipikul (ayat Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">3,4). Nah, bila kita telah memiliki sikap sedemikian, kekuatan daya tarik dosa sudah teramat lemah atas kita!

Ayat Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">6 sulit dipahami sebab mirip dengan ayat Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">3:19,20, tetapi berbeda maksud. Di ayat Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">5, Petrus sudah menyinggung soal orang hidup dan orang mati, semua akan dihakimi Tuhan. Di ayat Orang+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">6 ini Petrus menyebut tentang orang-orang yang (karena imannya) dihakimi dan dihukum mati. Seperti halnya Kristus, orang beriman tersebut dapat dimatikan tubuhnya, tetapi tidak rohnya. Maksud Petrus, penilaian terakhir kualitas hidup orang tidak dapat diukur secara badani atau duniawi, tetapi harus dari prinsip kebenaran Tuhan dalam firman-Nya. Selain itu, ia kini menggemakan ajaran Yesus bahwa kita tidak perlu takut orang membunuh tubuh kita, sebab mereka tidak dapat mencelakan roh kita.

Untuk dilakukan: Manusia dapat membunuh tubuh kita, tetapi tak ada kekuatan sebesar apa pun dapat merebut iman kita atau memisahkan kita dari kasih Tuhan.

(0.96) (1Ptr 1:1) (jerusalem: pendatang) Bumi adalah milik Allah (Maz 24:1), sehingga manusia hidup di situ sebagai seorang pendatang (Ima 25:23) yang hanya "lewat" oleh karena harus meninggalkannya waktu meninggal (Maz 39:13 dst; Maz 119:19; 1Ta 29:10-15). Setelah kebangkitan orang mati dipercaya (2Ma 7:9,11,14,23,29; Dan 12:2-3) gagasan "pendatang" disempurnakan: tanah air manusia ada di sorga (Fili 3:20; Kol 3:1-4; Ibr 11:8-16; 13:14) dan sebagai orang asing ia hidup di dunia "dalam pembuangan" (paroike=paroki, 1Pe 1:17; 2Ko 5:1-8) di tengah-tengah orang bukan Kristen yang kebejatannya perlu dijauhi (1Pe 2:11; 4:2-4) sama seperti orang-orang Yahudi hidup dalam "perantauan"
(0.96) (1Ptr 4:6) (ende: Karena....)

Untuk orang jang tak menerima adjaran Kristen, sekalipun sudah diwartakan, tersedia 2 hukuman: kematian tubuh dan pengadilan achir jang membawa kebinasaan abadi.

(0.96) (1Ptr 4:12) (ende: Djanganlah...)

Penderitaan adalah nasib jang lazim sekali bagi seorang kristen. Dan orang kristen harus gembira bila menderita, karena dengan itu, mereka ambil-bagian dalam penderitaan Kristus.

(0.96) (1Ptr 5:6) (ende: Tundukkanlah....)

Orang kristen hendaknja taat dengan rendah hati kepada perintah-perintah Allah. Dan djika tiba waktunja, kerendahan hati itu akan dibalas oleh Tuhan.

(0.96) (1Ptr 2:11) (full: PENDATANG DAN PERANTAU. )

Nas : 1Pet 2:11

Posisi kita yang baru sebagai milik Allah sendiri mengasingkan kita dari orang-orang di dunia ini sehingga kita menjadi orang asing. Kita kini hidup dalam negeri yang bukan menjadi milik kita, dan kewarganegaraan kita adalah bersama Kristus di sorga (bd. Fili 3:20; Ibr 11:9-16). Karena kita adalah orang asing di bumi ini, kita harus menjauhkan diri dari kesenangan dunia yang berusaha membinasakan jiwa kita

(lihat art. PERBUATAN-PERBUATAN DOSA DAN BUAH ROH).



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA