(1.00) | (Luk 11:11) |
(full: MEMBERIKAN ULAR KEPADA ANAKNYA ITU.
) Nas : Luk 11:11 Lihat cat. --> Mat 7:11 [atau ref. Mat 7:11] mengenai pemeliharaan Allah terhadap anak-anak-Nya dalam. |
(1.00) | (Luk 9:54) | (jerusalem: membinasakan mereka) Sejumlah naskah menambah: seperti yang dilakukan Elia. Ini menyinggung 2Ra 1:10-12. Yohanes dan Yakobus benar-benar memperlihatkan diri sebagai "anak-anak guruh", Mar 3:17. |
(1.00) | (Luk 20:34) | (jerusalem: Orang-orang dunia ini) Harafiah: Anak-anak dunia (zaman) ini. Ini sebuah ungkapan Ibrani yang berarti: orang yang termasuk ke dalam dunia ini diperlawankan dengan orang yang termasuk dunia yang akan datang). |
(1.00) | (Luk 20:36) | (jerusalem: tidak dapat mati lagi) Var: tidak harus mati lagi |
(0.86) | (Luk 16:1) |
(sh: Hikmat dalam menggunakan harta duniawi (Senin, 8 Maret 2004)) Hikmat dalam menggunakan harta duniawiSalah satu kesulitan mengerti perumpamaan ini adalah bagaimana mungkin bendahara yang licik ini bisa menjadi teladan bagi anak-anak Tuhan dalam berbisnis? Apakah kita harus pintar untuk mendapatkan hati pelanggan kita dengan cara merugikan atasan kita, seperti yang dilakukan oleh bendahara tersebut terhadap majikannya? Ada hal yang menarik untuk kita simak di sini. Majikan si bendahara tidak memujinya oleh karena ketidakjujurannya, melainkan oleh karena kecerdikannya (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8a). Bendahara ini cerdik karena ia membuat orang menjadi berterimakasih kepada dirinya dengan cara memberikan pengurangan utang kepada orang itu (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5-7). Yesus sendiri berkomentar bahwa anak-anak dunia ini lebih cerdik daripada anak-anak terang (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8b), oleh karena itu Ia menasihati para murid-Nya agar dengan cerdik memanfaatkan kekayaan dunia yang dimilikinya untuk mengikat persahabatan di dalam dunia ini (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9). Lepas dari dunia ini, kekayaan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apakah orang Kristen dianjurkan untuk bersikap licik, memanfaatkan harta dunia agar diterima oleh orang dunia? Tentu saja tidak! Orang Kristen memiliki motivasi kasih untuk menjadi berkat bagi dunia berdosa yang membutuhkan keselamatan. Orang Kristen justru akan diterima oleh dunia ini bila kasihnya mewujud tidak hanya dalam panggilan pertobatan tetapi kepada kepedulian sosial yang tinggi. Jadi orang Kristen dipanggil untuk cerdik menggunakan harta dunia 'di dalam ketulusan kasihnya' menjangkau orang dunia ini. Orang dunia akan bisa melihat ketulusan Kristen ketika memberi, menolong, dengan menggunakan harta dunia. Demikianlah anak-anak Tuhan harus tulus dan cerdik di dunia ini untuk memenangkan dunia ini bagi Tuhan. Renungkan: Sudahkah Anda dengan hikmat Allah menjadi berkat untuk orang-orang yang belum mengenal kekristenan? |
(0.86) | (Luk 2:41) |
(sh: Materi terbesar (Selasa, 28 Desember 1999)) Materi terbesarDalam perikop ini, Lukas memaparkan dengan cukup gamblang tentang misteri inkarnasi (penjelmaan) di dalam diri Yesus Kristus. Lukas menggambarkan kemanusiaan murni dari Yesus bahwa sebagai anak-anak, Ia bertumbuh secara fisik dan intelektual. Namun di sisi lain, Lukas juga memaparkan Keilahian-Nya yang Yesus sendiri sadari dan dari apa yang Ia lakukan. Hal itu nyata dari ucapan-Nya, bahwa "Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku". Lukas ingin menegaskan bahwa inkarnasi terjadi sudah sejak Yesus masih bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Ia adalah Allah dan manusia sejak bayi hingga mati-Nya. Ini merupakan misteri inkarnasi yang harus kita imani dan pegang teguh. Kepatuhan seorang anak. Yesus patuh pada perintah orang-tua-Nya untuk ikut pulang ke Nazaret (51). Hikmat-Nya semakin bertambah (52), dan Ia memasuki hari-hari-Nya dalam cara hidup yang memuliakan Allah sehingga Ia makin dikasihi Allah dan manusia (52b). Yesus telah memberikan teladan bagaimana seharusnya anak-anak menghormati orang-tuanya dengan sikap yang benar. Renungkan: Keluarga (orang-tua) yang memiliki pemahaman yang benar tentang firman Allah membuahkan kepatuhan dan pengertian anak terhadap orang-tua. |
(0.86) | (Luk 18:1) |
(sh: Ketekunan berdoa! (Minggu, 14 Maret 2004)) Ketekunan berdoa!Apa yang menyebabkan janda itu akhirnya mendapatkan apa yang dituntutnya dari hakim yang tidak peduli kepadanya? Pasti bukan karena hakim itu adil atau berbelas kasih. Bukan pula karena hakim itu takut reputasinya jelek karena menolak janda tersebut. Janda itu mendapatkan pembelaan hakim itu karena hakim itu merasa terganggu dengan sikap merongrong janda tersebut (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">4-5). Perumpamaan ini dipakai Tuhan Yesus agar murid-murid Tuhan di dalam berdoa memiliki ketekunan seperti yang dimiliki janda tersebut. Tentunya ketekunan berdoa itu dialaskan pada hal-hal yang jauh lebih mulia. Allah bukan hakim yang masa bodoh. Allah adalah Bapa dan Hakim yang adil, yang akan membela perkara anak-anak-Nya terhadap kelaliman dunia ini (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">7). Lebih jauh lagi, Allah bukan hanya akan membela perkara anak-anak-Nya, Dia akan bersegera menolong mereka (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8a). Ungkapan 'segera' menolong merupakan ungkapan eskatologis. Di sini Tuhan Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya bahwa hari Tuhan sudah dekat, yaitu akhir zaman sudah dekat dan pasti akan datang. Yang ditekankan di sini adalah kepastian pertolongan Tuhan bagi anak-anak-Nya. Namun Tuhan Yesus menyisakan pertanyaan buat kita. Apakah kita beriman untuk menantikan pertolongan Tuhan datang (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8b)? Renungkan: Doa yang tidak putus-putusnya adalah perwujudan iman sejati kepada Allah yang pasti menolong. |
(0.82) | (Luk 1:17) |
(full: ROH DAN KUASA ELIA.
) Nas : Luk 1:17 Dalam banyak hal, Yohanes akan mirip dengan nabi Elia yang berani itu (lihat cat. --> Mal 4:5). [atau ref. Mal 4:5] Karena dipenuhi Roh Kudus (ayat Luk 1:15), Yohanes akan menjadi seorang pengkhotbah yang memberitakan kebenaran moral (Luk 3:7-14; Mat 3:1-10). Ia akan mempertunjukkan pelayanan Roh Kudus dengan berkhotbah tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman (lihat cat. --> Yoh 16:8). [atau ref. Yoh 16:8] Ia akan membalikkan hati "orang yang tidak taat kepada hikmat orang benar" (lihat cat. --> Mat 11:7). [atau ref. Mat 11:7] Ia tidak akan berkompromi dengan suara hatinya atau membengkokkan prinsip-prinsip alkitabiah hanya demi jabatan atau keamanan pribadi (Luk 3:19-20; Mat 14:1-11). Ia akan taat kepada Allah dan tinggal setia terhadap seluruh kebenaran. Pendeknya, Yohanes akan menjadi seorang "hamba Allah". |
(0.81) | (Luk 9:43) |
(sh: Murid Kristus bukanlah murid gampangan. (Minggu, 19 Maret 2000)) Murid Kristus bukanlah murid gampangan.Dunia pendidikan masa kini menuntut orang-tua mempersiapkan anak-anak agar berhasil masuk di sekolah lanjutan dan universitas yang bermutu. Oleh karena itu sejak Sekolah Dasar, anak-anak sudah diikutkan berbagai les. Meskipun menyadari bahwa beban anak-anak mereka semakin berat, waktu istirahat mereka pun semakin sedikit, dan pengeluaran bulanan akan meningkat, para orang-tua tetap melakukannya. Untuk menjadi murid sebuah sekolah yang berkualitas tinggi bukanlah hal yang gampang dan tidak setiap orang mempunyai kesempatan untuk itu. Demikian pula menjadi murid Kristus, bukanlah murid gampangan juga. Karena sebagai murid Kristus, kita adalah wakil Kristus yang adalah Allah sendiri, sekalipun ia masih anak kecil (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">48). Luar biasa sekali kedudukan seorang murid Kristus. Namun untuk menjadi murid-Nya ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Dalam dunia yang mengagungkan kekuatan dan kekuasaan, seorang murid Kristus tidak boleh mengandalkan itu semua dalam menjalankan tugas dan misinya. Konsep ini diambil berdasarkan pernyataan Yesus bahwa Anak Manusia harus mengalami 'salib', ketika semua orang masih keheranan menyaksikan kebesaran Allah yang dinyatakan melalui diri-Nya (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">43b-45). Seorang murid Kristus juga harus siap menerima ketidakramahan dan kekejaman dunia terhadap dirinya tanpa membalas (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">51-56). Ia juga harus menyadari bahwa dunia bukanlah tempat tinggal abadi (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">58). Sikap seorang murid terhadap Gurunya adalah memberikan prioritas utama kepada-Nya di atas tugas-tugas pribadi dan tradisi agama (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">59-62). Kemudian sebagai sesama murid, tidak pandang golongan atau kedaerahan. Renungkan: Bagaimana sikapku terhadap Tuhan, dunia, dan sesama murid Kristus? Apa yang bisa kulakukan untuk mengaplikasikan ketiga sikap ini dalam hidup sehari-hari, agar tidak disebut murid gampangan? Bacaan untuk Minggu Sengsara 3: Keluaran 24:12-18 Roma 5:1-5 Yohanes 4:5-15, 19-26 Mazmur 95:1-2, 6-11 Lagu: Kidung Jemaat 424 |
(0.81) | (Luk 22:24) | (jerusalem) Dengan bentuk yang berbeda Lukas menempatkan di sini perkataan-perkataan Yesus yang oleh Matius dan Markus ditempatkan sesudah permohonan yang diajukan anak-anak Zebedeus, Mat 20:25-28; Mar 10:42-45. Dalam konteks Lukas ini perkataan-perkataan Yesus itu memecahkan masalah-masalah yang timbul pada jemaat-jemaat Kristen sehubungan dengan siapa dalam sidang jemaat mesti menduduki tempat utama dan siapa yang mesti melayani, bdk Kis 6:1; 1Ko 11:17-19; Yak 2:2-4. |
(0.81) | (Luk 22:31) | (jerusalem) Dengan kata-kata ini Yesus memberikan kepada Petrus tugas memimpin rasul-rasul lain dalam iman. Dengan lebih jelas dari pada Mat 16:17-19 kata-kata Yesus ini menonjolkan kedudukan utama Petrus dalam dewan para rasul. Dalam Mat 16:17-10 Petrus dapat dianggap sebagai juru bicara dan wakil para rasul saja. Lihat juga Yoh 21:15-17, tempat "domba-domba" (anak-anak domba) tampaknya juga merangkum "mereka ini" (Luk 22:15) ialah teman-teman Petrus dalam tugas kerasulan; dalam kasih Petrus melebihi mereka. |
(0.76) | (Luk 12:35) |
(sh: Dapat dipercaya dan bertanggung jawab (Jumat, 27 Februari 2004)) Dapat dipercaya dan bertanggung jawabSeperti istilah para politikus yang berujar, ‘tidak ada teman sejati yang ada adalah kepentingan.’ Demikian pula, ‘hari ini teman besok menjadi lawan’ sangat bergantung kepada kepentingan siapa yang hendak dituju. Kesetiaan memang sudah sangat menipis di masyarakat kita, apalagi untuk dapat dipercaya. Melalui dua perumpamaan pertama (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">35-38,39,40), Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk berjaga-jaga setiap waktu karena kedatangan hari Tuhan tidak bisa ditentukan. Sungguh celaka jika saat Dia datang, anak-anak Tuhan hidup dalam dosa! Sebaliknya mereka yang didapati berjaga-jaga, mendapatkan penghargaan dari Tuhan sendiri. Tuhan sendiri akan melayani mereka (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">37). Pada perumpamaan berikut (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">41-46), Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk setia dan bertanggungjawab atas segala tugas dan kepercayaan yang diberikan Allah kepada mereka. Apabila mereka setia dan bertanggungjawab, maka sebagai penghargaan, mereka akan mendapatkan kehormatan menerima tanggung jawab dan kepercayaan yang lebih besar (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">43,44). Sebaliknya, ketidaksetiaan atau penyalahgunaan kepercayaan yang diberikan berakibat fatal (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">45-46). Di satu sisi menerima tanggung jawab dan tugas yang lebih besar adalah kehormatan, di sisi lain hal tersebut merupakan tanggung jawab yang besar. Oleh karena tanggung jawab yang besar, maka risiko yang ditanggung pun besar. Perumpamaan terakhir (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">47-48) bukan memberikan alasan untuk mengelak tanggung jawab, misalnya dengan berkata bahwa saya tidak tahu kalau hal itu tidak benar. Perumpamaan ini justru menekankan sikap semakin mawas diri dan lebih setia oleh karena tanggung jawab yang diberikan Allah. Renungkan: Dalam dunia yang tipis kesetiaan dan rasa tanggung jawab, seharusnya anak-anak Tuhan menjadi saksi bahwa kesetiaan dan rasa tanggung jawab masih ada. Orang Kristen harus dapat dipercaya! |
(0.72) | (Luk 23:35) |
(full: ORANG BANYAK BERDIRI DI SITU DAN MELIHAT.
) Nas : Luk 23:35 Suatu bukti yang paling meyakinkan tentang kebejatan hati manusia adalah kenyataan bahwa orang senang menyaksikan kekerasan, darah, dan kematian.
|
(0.69) | (Luk 7:13) |
(full: TERGERAKLAH HATI-NYA OLEH BELAS KASIHAN.
) Nas : Luk 7:13 Belas kasihan Yesus terhadap janda ini menunjukkan bahwa Allah merasa kasih dan kepedulian yang khusus bagi para janda atau siapapun yang sebatang kara di dunia ini. Alkitab mengajarkan hal-hal berikut:
|
(0.69) | (Luk 1:1) |
(sh: Mempersiapkan calon pemimpin (Senin, 22 Desember 2003)) Mempersiapkan calon pemimpinCatatan akurat Lukas menempatkan dirinya dalam jajaran sejarawan handal pada zamannya. Apalagi tujuannya kalau bukan menyajikan sejarah Kristen awal yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sekaligus meneguhkan iman kepada tokoh sejarah itu, Tuhan Yesus. Lukas memulai kisahnya dengan kelahiran seorang penyiap jalan bagi tokoh terbesar sepanjang sejarah besar yaitu kelahiran Yohanes. Kelahirannya unik walaupun tidak tanpa preseden dalam sejarah Alkitab. Ia dikandung oleh ibu yang secara biologis mustahil mengandung. Namun, kelahirannya dinubuatkan malaikat. Itu sebabnya sejak dalam kandungan ia telah dipenuhi oleh Roh Kudus. Bahkan Lukas menonjolkan perannya yang lain, yaitu bahwa ia akan membuat orang lain bersukacita, membawa orang kembali kepada Tuhan, dan mendamaikan hubungan di dalam keluarga, pendek kata mempersiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan.
Sehubungan dengan tugasnya, maka sejak kecil ia harus dikuduskan,
ditahirkan. Ia sejak kecil sudah dinazirkan, demikian istilahnya
pada masa itu. Berarti kehidupannya dibedakan secara sengaja,
karena memang diperuntukkan sepenuhnya melayani Tuhan. Salah
satu kriteria nazir ialah tidak boleh minum minuman keras ( Calon-calon pemimpin macam apa yang kita persiapkan? Adakah sejak dini, mereka sudah dibekali dengan doa dan firman agar Roh Tuhan sendiri menguduskannya? Sudahkah kita bekali anak-anak kita dengan takut akan Tuhan dan menjauhi hal-hal dosa? Renungkan: Generasi muda yang kita didik dan besarkan, suatu hari akan menjadi pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan. Apakah yang sudah kita lakukan untuk mempersiapkan mereka? |
(0.69) | (Luk 2:21) |
(sh: Yesus, Persembahan Sulung bagi Allah (Selasa, 30 Desember 2003)) Yesus, Persembahan Sulung bagi AllahSebagaimana keluarga Yahudi lainnya, keluarga Yusuf pun melakukan peraturan tersebut dalam diri Yesus. Ia disunat dan diberi nama Yesusâ€â€sesuai dengan nama yang ditetapkan oleh malaikan Tuhan pada usia delapan hari, lalu ditahirkan. Menurut peraturan Taurat, Yesus harus dibawa ke Yerusalem untuk ditahirkan dan diserahkan kepada Tuhan dalam persembahan anak sulung. Semua peraturan itu selain baik dan berguna untuk kebaikan umat Israel sendiri, juga merupakan bagian dari pengakuan mereka sebagai umat perjanjian, milik Allah sendiri. Peraturan sunat. Peraturan ini merupakan tanda terhisabnya seseorang ke dalam komunitas Israel. Sunat adalah respons umat terhadap ikatan perjanjian Allah dengan Israel (Kej. 17). Peraturan persembahan anak sulung adalah peraturan yang berlatarbelakang peristiwa keluarnya Israel dari Mesir. Menurut catatan Kitab Keluaran, waktu tulah terakhir, semua anak sulung orang Mesir dibinasakan, tetapi anak-anak sulung Israel mengalami keluputan. Oleh sebab itu Allah mengklaim semua anak sulung Israel adalah milik-Nya (Kel. 13:11-16). Yesus Kristus diutus Allah ke dalam dunia, menjadi manusia untuk menggantikan sekaligus menyelamatkan manusia berdosa dari hukuman. Sebagai orang Yahudi kebanyakan, Yesus pun menaati tuntutan Taurat: disunat, dan dipersembahkan sebagai anak sulung kepada Tuhan. Akan tetapi, Dia juga adalah anak Sulung Bapa, menjadi manusia, lalu dipersembahkan sebagai anak sulung manusia. Semua itu rela dijalani-Nya supaya Dia dapat mengambil bagian dalam kutukan keberdosaan manusia, dan agar manusia lainnya diluputkan dari kutukan itu. Renungkan: Bila Putra tunggal Allah rela dipersembahkan sebagai putra sulung Maria dan Yusuf sebagai Penggenap rencana Allah bagi dunia (kita), apakah kita juga rela melakukannya bagi Allah? |
(0.69) | (Luk 2:25) |
(sh: Yang dekat Allah, mengerti rencana Allah (Rabu, 31 Desember 2003)) Yang dekat Allah, mengerti rencana AllahKehadiran Yesus di Bait Allah, saat masih berusia sangat muda, ternyata sudah menimbulkan pengaruh besar. Ada dua orang tua bernama Simeon dan Hana, yang dihormati dan dikenal masyarakat Israel saat itu sebagai orang benar dan saleh, mengenali bayi Yesus sebagai Juruselamat Israel. Masing-masing dengan caranya sendiri merespons terhadap kehadiran bayi Yesus. Simeon, seorang yang selain dikenal sebagai orang yang benar dan saleh juga disebut penuh Roh Kudus. Ia mendapatkan janji bahwa dirinya tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Maka setelah ia melihat bayi Yesus, ia memuji Tuhan yang intinya adalah sukacita kepuasan karena diizinkan melihat dan mengenali Yesus. Ia juga menubuatkan bahwa Yesus bukan hanya Juruselamat bagi Israel tetapi bagi semua bangsa. Bahkan secara khusus ia mengatakan kepada Maria bahwa Yesus akan menimbulkan perpecahan di Israel. Hana, seorang nabiah, yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk beribadah, doa dan puasa, juga membicarakan akan karya Yesus sebagai Penyelamat umat. Timbul pertanyaan menarik bagi kita: “Mengapa mereka bisa mengenali Yesus yang masih bayi itu sebagai Mesias dan pengharapan Israel? Kita menemukan jawaban yang menarik pula. Ada dua alasan yang secara jelas dipaparkan dalam bacaan kita: (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">1). Karena Roh Kudus menyatakan kebenaran ilahi itu kepada mereka (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">26); (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">2). Karena mereka memelihara kehidupan saleh dan dekat dengan Tuhan (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">25,37). Kedekatan mereka dengan Allah inilah yang menyebabkan mereka peka mendengar suara Roh Kudus yang menyatakan rencana Allah bagi bangsa mereka. Renungkan: Zaman sekarang ini gereja Tuhan membutuhkan anak-anak Tuhan yang hidup dekat dengan Allah sehingga memiliki kepekaan terhadap isi hati Allah yang ingin diungkapkan-Nya lewat firman Tuhan. Andakah orangnya? |
(0.69) | (Luk 2:39) |
(sh: Bertumbuh dalam segala aspek (Kamis, 1 Januari 2004)) Bertumbuh dalam segala aspekTahun baru lagi! Usia dunia bertambah satu tahun lagi. Biasanya pertambahan usia erat kaitannya dengan pertumbuhan. Jika demikian, apa yang bertumbuh pada diri Anda sepanjang tahun yang lalu? Bertumbuh adalah hal yang wajar terjadi pada semua makhluk hidup. Bila sudah tidak ada pertumbuhan berarti mati. Mungkin Anda tidak lagi bertumbuh secara fisik. Mungkin Anda juga berhasil menstabilkan berat badan dan proporsi bentuk tubuh dengan diet. Namun ada hal-hal lain yang harus terus bertumbuh, tidak boleh berhenti. Pikiran kita harus selalu diisi oleh dan mengolah data-data eksternal agar hidup kita informatif. Hati kita memerlukan siraman kasih dan perasaan-perasaan lain yang menunjang serta menyegarkan mental kita. Yesus yang masih remaja secara fisik mengalami pertumbuhan (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">40). Seiring dengan pertumbuhan fisik-Nya, sebagai manusia Yesus juga mengalami pertumbuhan intelektual dan mental (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">40). Hal itu ditunjukkan lewat kemampuan-Nya berdialog dengan para alim ulama di bait Allah. Semua orang heran dengan kecerdasan-Nya (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">46-47). Namun, hal yang lebih utama yang ditonjolkan Lukas adalah pertumbuhan kerohanian-Nya yang dikatakan bahwa Ia semakin dikasihi Allah, dan juga dikasihi manusia (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">52). Artinya, secara relasi sosial pun Yesus bertumbuh. Diusia-Nya yang masih remaja, seperti kebanyakan remaja lainnya, Yesus bertumbuh pada segala aspek kehidupan-Nya. Karena itu sudah seharusnya kita, pengikut-pengikut-Nya, meneladani Dia dalam hal bertumbuh. Setiap aspek dalam kehidupan kita pun harus diperhatikan dan diberi kesempatan untuk bertumbuh, sehingga kita seperti Yesus yang “semakin bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan oleh manusia.” Renungkan: Anak-anak Tuhan harus bertumbuh dalam segala aspek supaya hidupnya semakin menyukakan hati Allah dan semakin menjadi berkat bagi sesama. |
(0.69) | (Luk 6:37) |
(sh: Siapa yang pantas menghakimi? (Senin, 19 Januari 2004)) Siapa yang pantas menghakimi?Salah satu pandangan pasca modern berpendapat bahwa kebenaran bersifat relatif, lokal, dan diikat oleh kebudayaan tertentu. Jadi, kalau ada orang yang mengabarkan akan kebenaran yang diyakininya, sanggahan yang akan diberikan kepada orang Kristen tersebut adalah bukan apa buktinya Injil Kristen itu menyelamatkan, melainkan apa hak orang Kristen mengklaim bahwa Injil itu adalah kebenaran satu-satunya. Menurut pandangan ini tidak seorangpun berhak mengklaim bahwa pandangannyalah yang paling benar karena dengan demikian ia telah menghakimi orang lain. Ada satu Kebenaran yang mutlak, dan berlaku universal yaitu Kebenaran yang diwahyukan Tuhan sendiri. Jadi, Tuhan sumber Kebenaran berhak menghakimi orang-orang yang menolak kebenaran-Nya atau yang merelatifkan Kebenaran itu. Teks kita juga membicarakan mengenai siapa yang berhak menghakimi seseorang benar atau tidak (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">37-38). Akan tetapi, pembahasannya sangat berbeda dari pandangan pasca modern. Jelas yang berhak menghakimi adalah Tuhan, sumber Kebenaran. Sedangkan kita, anak-anak-Nya, walaupun sudah hidup dibenarkan, tetap bukan sumber Kebenaran. Kita juga belum sempurna dalam menaati dan melakukan kebenaran. Oleh sebab itu kita tidak berhak menilai dan menghakimi orang lain akan sikap mereka terhadap Kebenaran. Ada dua bahaya mengancam orang yang suka menghakimi orang lain. Pertama, mereka menjadikan diri mereka Allah atas orang lain. Kedua, mereka buta terhadap kelemahan diri karena terlalu berfokus kepada kesalahan orang lain. Pada akhirnya, karena mereka adalah orang buta yang mencoba menuntun orang buta lainnya, mereka terjatuh ke dalam lubang (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">39). Renungkan: Dia yang menciptakan semua manusia dan yang adalah sumber Kebenaran adalah yang berhak menghakimi semua manusia. Siapakah kita yang berani-beraninya menghakimi sesama kita? |
(0.69) | (Luk 11:5) |
(sh: Bapa yang baik (Kamis, 19 Februari 2004)) Bapa yang baikPerasaan dan anggapan berikut ini sangat boleh jadi membuat kita tidak mempraktikkan doa. Allah terlalu besar, mulia, jauh dari kita yang kecil dengan segala masalah kehidupan yang sepele. Allah tidak merasakan pergumulan manusia sebab sebagai Allah Ia tidak mungkin mengenal apalagi merasakan segala masalah kita. Allah sempurna adanya, tidak mungkin Ia mengurangi kesempurnaan-Nya dengan ikut campur memperhatikan segala urusan kita yang bersumber dari segala kekurangan dan dosa kita. Allah sudah menciptakan kita dengan potensi untuk bertumbuh sendiri tanpa harus lagi melibatkan Dia. Yesus menolak anggapan dan kesan salah tadi. Sebaliknya dari menolak untuk terlibat, justru kebesaran Allah berarti kebesaran hati-Nya untuk memperhatikan manusia serendah apapun dengan problem dan kebutuhan sepele bagaimanapun. Di dalam hubungan persahabatan kita, meminta tolong dan memberi tolong adalah hal yang lumrah (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5-8). Itu tidak dirasakan sebagai hal mengganggu Sebabnya hanya satu: karena mereka memiliki hubungan persahabatan. Lebih lagi jika hal tersebut terjadi di dalam hubungan bapak-anak (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9-11). Tidak ada bapak yang tidak sayang kepada anak-anaknya sendiri dan tidak memberi perhatian khusus. Karena itu, tidak ada anak mana pun yang menjauhi bapanya bila anak itu memerlukannya. Ini hanya gambaran tak sempurna bagi yang jauh lebih indah akan kita alami di dalam hubungan akrab kita dengan Allah dalam doa. “Oleh karena itu,” ujar Yesus, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; … Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (ayat Anak-anak+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9,13). Renungkan: Semakin kita menyadari bahwa kita adalah anak-anak dari Bapa yang baik di surga, semakin kita akan mendoakan hal-hal utama yang Allah rencanakan untuk hidup kita. |