Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 12 dari 12 ayat untuk (5-8) Tetapi AND book:56 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Tit 2:4) (full: PEREMPUAN-PEREMPUAN MUDA MENGASIHI SUAMI DAN ANAK-ANAKNYA. )

Nas : Tit 2:4-5

Allah mempunyai rencana khusus bagi wanita dalam hubungan dengan keluarga, rumah tangga, dan keibuan.

  1. 1) Keinginan Allah bagi seorang istri dan ibu ialah supaya perhatian dan pengabdiannya difokuskan pada keluarganya. Rumah tangga, suami, dan anak-anak harus merupakan pusat dunia seorang ibu Kristen; inilah cara yang ditetapkan secara ilahi baginya untuk menghormati Firman Allah (bd. Ul 6:7; Ams 31:27; 1Tim 5:14).
  2. 2) Tugas khusus wanita yang diberi Allah sebagaimana dikaitkan dengan keluarga termasuk:
    1. (a) memelihara anak-anak yang dipercayakan Allah kepadanya (ayat Tit 2:4; 1Tim 5:14) sebagai pelayanan bagi Allah (Mazm 127:3; Mat 18:5; Luk 9:48);
    2. (b) menjadi seorang penolong dan teman setia kepada suaminya (ayat Tit 2:4-5;

      lihat cat. --> Kej 2:18);

      [atau ref. Kej 2:18]

    3. (c) membantu sang ayah mengasuh anak-anak agar mempunyai watak saleh dan berbagai ketrampilan praktis dalam hidup (Ul 6:7; Ams 1:8-9; Kol 3:20; 1Tim 5:10;

      lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK);

    4. (d) menyediakan tumpangan di rumah (Yes 58:6-8; Luk 14:12-14; 1Tim 5:10);
    5. (e) menggunakan ketrampilannya untuk menyediakan keperluan rumah tangga (Ams 31:13,15-16,18-19,22,24);
    6. (f) memelihara orang-tua yang sudah lanjut usia (1Tim 5:8; Yak 1:27).
  3. 3) Para ibu yang ingin memenuhi rencana Allah bagi kehidupan mereka dan keluarga mereka, tetapi harus bekerja mencari nafkah jauh dari anak-anak karena keadaan ekonomi, harus menyerahkan keadaan ini kepada Tuhan sambil berdoa kepada Allah untuk membuka jalan supaya ia dapat memenuhi tempat dan fungsi dalam rumah bersama anak-anak (Ams 3:5-6; 1Tim 5:3; juga

    (lihat cat. --> Ef 5:21;

    lihat cat. --> Ef 5:22;

    lihat cat. --> Ef 5:23)

    [atau ref. Ef 5:21-23]

(0.80) (Tit 3:1) (sh: Orang Kristen: si pembuat amal sejati (Minggu, 30 September 2001))
Orang Kristen: si pembuat amal sejati

Sanggupkah seorang melakukan amal dengan sempurna? Untuk menjawab ini kita perlu memahami apa itu amal? Menurut hemat saya, amal adalah solidaritas dan tanggung jawab moral yang diwujudkan melalui perbuatan baik, dimana seseorang atau sekelompok orang memperoleh 'keuntungan' tetapi tanpa harus membayar harga tertentu, dan pelaku amal juga tidak mengharapkan imbalan baik secara sadar maupun tidak.

Kunci persoalan terletak pada keselamatan. Apabila seseorang belum diselamatkan, maka ia tidak mungkin berbuat amal. Karena amal yang diperbuatnya adalah demi keselamatannya, ini bersifat egosentris. Berbuat baik tetapi mengharapkan keuntungan pribadi menjadikan motivasi dari perbuatan itu tercemar.

Status keberdosaan manusia (ayat 1:2; 3:3) tentu saja mempengaruhi amalnya. Seorang anak yang tangannya kotor dapat merapikan tempat tidurnya, tetapi apa yang terjadi? Rapi tapi kotor. Yang dibutuhkan di sini bukanlah semata-mata kemauan dan keterampilan untuk merapikan tempat tidur tetapi yang utama adalah pembersihan diri. Begitu pula dengan amal, jika dosa seseorang belum dibersihkan, maka pada hakikatnya akan menghasilkan amal yang cemar (ayat 1:15). Karena itu tidak akan ada amal yang murni tanpa dasar penebusan.

Orang Kristen tidak lagi mengandalkan amal karena ia telah diselamatkan, sehingga amalnya tidak dicemari oleh egoisme, sebab tidak mengharapkan balasan. Dan karena ia telah dibenarkan (ayat 7), maka amal yang dihasilkan berdasarkan kasih. Karena tangan yang kotor telah dibersihkan untuk berbuat baik.

Renungkan: Anda tidak dapat sungguh-sungguh berbuat baik sebelum diselamatkan, karena perbuatan baik hanya dapat dilakukan oleh seorang yang telah mengalami kasih Tuhan Yesus.

Bacaan untuk Minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Yesaya 35:4-7

Yakobus 2:1-5

Markus 7:31-37

Mazmur 146

Lagu: Kidung Jemaat 398

PA 4 Titus 1:5-16

Dalam sebuah buku kumpulan kata-kata bijak ada kalimat yang mengatakan demikian: "Jika dalam suatu masyarakat ada keteraturan dan kedisiplinan, berarti aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat itu dilaksanakan dengan benar dan tepat. Sebaliknya, jika dalam suatu masyarakat terdapat kekacauan dan ketidak teraturan, berarti aturan yang berlaku disepelekan!"

Jemaat Kristus harus hidup teratur karena itu perlu ada aturan. Dan untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut harus ada pelaksana yang notabene adalah orang-orang yang memenuhi persyaratan-persyaratan yang sudah ditetapkan. Paulus menerapkan hal itu kepada jemaat Tuhan di Kreta karena Kristen belum hidup teratur.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Menurut Anda, bagaimanakah kondisi jemaat Tuhan di Kreta, sehingga membuat Paulus meninggalkan Titus di Kreta (ayat 12)? Apa tujuan Paulus melakukan hal itu (ayat 5)?

2. Dalam rangka mewujudkan keteraturan dan ketertiban hidup jemaat, apa yang Paulus perintahkan kepada Titus untuk dilakukan? Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh para penatua? Sebutkan dan jelaskan mengapa syarat-syarat ini harus ada (ayat 6- 9)!

3. Mengapa mereka diwajibkan hanya mempunyai satu isteri (ayat 6)? Menurut Anda, mengapa di beberapa gereja saat ini sudah ada penatua wanita? Apakah ini berarti melanggar persyaratan yang telah ditetapkan? Jelaskan jawaban Anda!

4. Menurut Anda, apakah persyaratan-persyaratan yang ditujukan kepada penatua jemaat di Kreta masih relevan untuk diterapkan saat ini? Persyaratan mana yang masih relevan dan mana yang tidak? Jelaskan!

5. Jika Anda mengamati para penatua di gereja Anda, sudah sesuaikah pribadi dan tingkah laku mereka dengan jabatan yang mereka emban? Jelaskan!

6. Jika Anda seorang penatua, mampukah Anda melakukan ayat 8-9? Perbuatan konkrit apakah yang akan Anda lakukan setelah mempelajari firman Tuhan pada hari ini?

(0.79) (Tit 1:11) (sh: Tetapkan satu pilihan (Kamis, 27 September 2001))
Tetapkan satu pilihan

Alexander Agung yang sangat terkenal keberaniannya itu konon mempunyai seorang prajurit yang bernama sama tetapi berbeda sikap. Alexander si prajurit itu sangat penakut. Sikap ini membuat Alexander Agung menjadi berang dan menyuruh Alexander prajurit untuk memilih: menjadi seorang prajurit yang gagah berani atau mengubah namanya. Menurut Alexander Agung, prajurit itu tidak pantas menyandang nama Alexander jika memiliki sikap penakut. Benarkah pantas tidaknya seseorang menyandang nama tergantung pada sikapnya? Cerita di atas hanyalah contoh yang memberikan kepada kita suatu gambaran tentang status yang disandang haruslah sesuai dengan dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa Kristen harus bersikap berani mementingkan dan menjunjung ajaran yang benar? Karena melalui sikap inilah Kristen tidak hanya memperlihatkan pengenalannya kepada Allah tetapi juga mampu membentengi imannya ketika menghadapi keaktifan orang-orang yang berusaha menyesatkan dengan ajaran-ajaran palsu mereka. Paulus dengan tegas memperingatkan jemaat Kreta tentang hal ini. Ia juga membeberkan kualifikasi orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat. Mereka mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, dan mengenal Allah, tetapi sebenarnya mereka mencampuradukan ajaran agama Yahudi dengan ajaran iman Kristen. Mereka tidak hidup tertib, menyesatkan, mengacaukan, tidak sehat dalam iman, berpaling dari kebenaran, dan perbuatannya tidak mencerminkan pengenalan akan Tuhan; keji, durhaka, tidak sanggup berbuat baik. Untuk semua tindakan tersebut Paulus menyuruh Titus supaya menegur mereka dengan keras! Dalam suatu kondisi ketika terjadi pelanggaran- pelanggaran aturan dan hukum yang benar, teguran harus dilakukan demi kebaikan dan kembalinya tatanan yang benar. Memang betul bahwa jemaat yang bermasalah diberi kesempatan untuk bertobat, memperbaiki iman dan kehidupannya. Namun apa yang harus dilakukan jika mereka telah kebal dengan kehidupan yang demikian?

Renungkan: Saat ini di kalangan kekristenan ada berapa banyak orang yang mengaku percaya kepada Kristus? Namun, dari sekian banyak ternyata masih ada Kristen yang tidak mencerminkan pengakuan itu dalam kehidupannya sehari-hari. Bagaimana dengan Anda?

(0.79) (Tit 2:6) (jerusalem) Nasehat ini di sini ditujukan kepada kaum muda, tetapi di tempat lain ditujukan kepada semuanya, ay Tit 2:5,12; 1Tim 2:9, 15; 3:2
(0.79) (Tit 2:1) (sh: Dampak positif ajaran dan teladan (Jumat, 28 September 2001))
Dampak positif ajaran dan teladan

Tahukah Anda bahwa ajaran sangat mempengaruhi tingkah laku manusia? Ajaran yang baik dan benar kemungkinan akan membentuk pribadi yang baik, tetapi ajaran yang salah mempunyai peluang terbesar untuk menciptakan pribadi yang bermasalah.

Dalam perikop ini Paulus mengingatkan Titus agar memberitakan apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat (ayat 1). Ada dua sasaran utama: pertama, membentuk kepribadian Kristiani yang dewasa. Kemauan untuk mengajar dan memberi teladan serta kerelaan untuk diajar dan meneladani, menjadikan ajaran Allah akan dipermuliakan (ayat 10). Hubungan interaktif antara 'memberi' -- 'menerima' ajaran dan teladan adalah proses yang sangat penting untuk menjadikan orang Kristen bertumbuh menjadi dewasa. Terampil mengajar tetapi tidak memberikan teladan menjadikan ajaran tersebut pada akhirnya mandul. Sebaliknya memberi teladan tetapi tidak mengajar menjadikan teladan menjadi bisu.

Kedua, kepentingan ajaran itu sendiri. Secara eksplisit ada 4 hal yang akan dicapai, yakni: [1] Pola hidup yang sesuai dengan ajaran sehat akan menghasilkan teladan hidup (ayat 4); [2] Supaya firman Allah tidak dihujat orang (ayat 5). Ini adalah konsekuensi logis dari ajaran Kristen, bahwa ajaran mereka berasal dari Allah dan mempunyai kuasa untuk mengubah karakter seeorang. Apabila orang Kristen tidak berhasil memberikan konfirmasi, maka dengan sangat terpaksa firman Allah ditertawakan oleh dunia; [3] Supaya lawan menjadi malu (ayat 8). Dalam pelayanan Titus, mereka sering menghadapi penyesat-penyesat yang senantiasa ingin menjatuhkan mereka. Jika Titus dan jemaat mengikuti pola hidup dari ajaran yang sehat, maka tidak mungkin ditemukan adanya aib yang dapat disebarluaskan oleh para penyesat. Sebaliknya justru para penyesat menjadi malu atas perbuatan mereka sendiri; [4] Memuliakan ajaran Allah (ayat 10). Paulus mengingatkan para hamba untuk menerapkan ajaran yang sehat (ayat 9) berbeda dengan hamba lainnya. Maka tuan-tuan mereka akan melihat dengan jelas apa yang istimewa dari hamba Kristiani, sehingga melalui mulut tuan-tuan mereka, ajaran Allah akan dipermuliakan.

Renungkan: Apakah ajaran dari Allah sudah membentuk pribadi Anda? Sudahkah ajaran Allah dipermuliakan melalui kehidupan Anda? Jadikan ini bentuk aplikasi yang digumuli dengan serius!

(0.79) (Tit 1:9) (full: BERPEGANG KEPADA PERKATAAN YANG BENAR. )

Nas : Tit 1:9

Para penatua bukan saja harus memenuhi standar yang terdaftar dalam ayat Tit 1:6-8, tetapi mereka juga harus berpegang teguh pada kesaksian rasuli yang mula-mula mengenai karya keselamatan Yesus Kristus, mengasihinya, memahaminya serta mengorbankan hidup untuknya. Pengabdian semacam ini penting karena dua alasan.

  1. 1) Mereka harus mampu mengajar, mendorong dan menasihati dari Firman Allah supaya menuntun hati dan pikiran umat Allah untuk sungguh setia kepada Kristus, kebenaran, dan keadilan (bd. 2Tim 4:2).
  2. 2) Mereka harus mampu menegur dan mengoreksi orang yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan Alkitab agar memimpin mereka kepada kebenaran (2Tim 2:24-26). Apabila peneguran ditolak, maka mereka harus sanggup meyakinkan orang percaya lain akan kesalahan ajaran itu

    (lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA; dan

    lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

(0.79) (Tit 1:15) (full: BAGI ORANG SUCI SEMUANYA SUCI. )

Nas : Tit 1:15

Mungkin Paulus sedang berbicara tentang kesucian ritual dari peraturan makanan orang Yahudi (bd. Mat 15:10-11; Mr 7:15; 1Tim 4:3-5). Ada beberapa guru yang selalu memikirkan mengenai perbedaan antara makanan yang haram dan yang halal. Mereka mengajarkan bahwa kepatuhan dalam hal ini adalah penting bagi kebenaran yang sejati. Mereka mengabaikan tabiat moral yang benar, kemurnian batiniah dan kebenaran yang lahiriah (ayat Tit 1:16). Paulus menekankan, jikalau keadaan moral seseorang itu murni, maka perbedaan di antara makanan haram dan halal itu tidak mempunyai arti apa-apa. Paulus tidak berbicara tentang hal atau tindakan yang secara moral jelas salah, tetapi mengenai kemurnian secara upacara keagamaan saja.

(0.79) (Tit 1:5) (sh: Bukan syarat, tetapi pola hidup (Rabu, 26 September 2001))
Bukan syarat, tetapi pola hidup

Tugas seorang presiden adalah memimpin dan mengatur negara. Agar seseorang dapat menduduki jabatan tersebut, ada kriteria atau syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Misalnya, presiden adalah warga negara setempat, memeluk agama mayoritas negara tersebut, sehat jasmani-rohani, berpendidikan, berwawasan luas, dan jujur. Seseorang tidak akan menduduki jabatan presiden bila gagal memenuhi syarat-syarat tersebut. Syarat inilah yang dipakai sebagai standar pemilihan pemimpin bangsa.

Sebagaimana negara perlu aturan, jemaat Tuhan di Kreta pun demikian (ayat 5). Karena itu Paulus menyuruh Titus untuk memilih dan menetapkan penatua-penatua di tiap-tiap kota. Tugas mereka adalah memelihara, menggembalakan dan membimbing jemaat. Penetapan ini bertujuan agar kehidupan jemaat menjadi teratur. Namun, seperti halnya pemimpin negara, para penatua yang ditunjuk untuk menjalankan wewenang ini pun harus terlebih dahulu memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan (ayat 6-9). Dua hal penting yang harus dipahami oleh para penatua jemaat dalam menjalankan tugas gerejawi adalah: [1] mereka harus mampu membimbing jemaat agar memahami ajaran yang benar, dan mau melakukannya; [2] mereka harus memiliki keberanian untuk menegur dan menyatakan kesalahan orang-orang yang melawan kebenaran dan mengajarkan ketidakbenaran.

Sebenarnya, syarat-syarat yang dikemukan oleh Paulus sebagai syarat pemilihan seorang penatua gereja adalah juga persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kristen secara keseluruhan. Karena syarat- syarat tersebut lebih merupakan prinsip-prinsip hidup kristiani. Dan semua Kristen sudah seharusnya memenuhi persyaratan tersebut. Artinya, walaupun seseorang tidak menduduki suatu jabatan tua-tua atau majelis jemaat, bukan berarti ia dibebaskan dari persyaratan- persyaratan tersebut. Itu sebabnya persyaratan ini lebih tepat disebut pola hidup Kristen secara menyeluruh.

Renungkan: Perlu untuk Kristen cermati bahwa Kristen bisa memiliki pola hidup Kristiani yang benar adalah ketika pola hidupnya didasarkan dan berakar pada kebenaran Alkitab. Kristen harus mempertahankan kesetiaan dan keutuhan keluarga, kekudusan moral, keteladanan karakter, dan kehalusan budi bahasa.

(0.79) (Tit 2:11) (sh: Keseimbangan PI dan pembinaan jemaat (Sabtu, 29 September 2001))
Keseimbangan PI dan pembinaan jemaat

Apakah perbedaan yang harus nyata antara orang Kristen dengan yang tidak percaya? Tentu saja banyak perbedaannya, tetapi satu hal yang paling krusial adalah menyangkut kehidupannya. Baik pemikiran, perkataan, dan perilaku.

Tugas gereja untuk memberitakan Injil barangkali hanya membuat seseorang menjadi Kristen. Dan jika tidak diikuti dengan berbagai pembinaan, maka pada akhirnya orang-orang Kristen tersebut tidak mempunyai perbedaan yang berarti dengan orang-orang lainnya.

Sangat memprihatinkan apabila ada orang-orang Kristen yang sangat fanatik dengan agama Kristen, bahkan berani mati dalam membela gereja tetapi tanpa kehidupan yang menunjang iman kepercayaannya. Tentu saja hal itu tidak diperkenan oleh Allah, justru kehidupan yang demikian pada hakikatnya adalah suatu pembusukan terhadap keberadaan rumah Tuhan sendiri. Itulah sebabnya dua tugas sentral gereja harus berjalan dengan sejajar dan seimbang.

Oleh karena itu Paulus mengingatkan Titus untuk: pertama, memberitakan kabar kesukaan (ayat 15) tentang kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua orang, bahwa Kristus telah menyerahkan diri-Nya untuk memebebaskan kita dari segala kejahatan (ayat 11). Kedua, menasihatkan atau membina orang-orang yang telah dimenangkan untuk membangun karakter kehidupan Kristiani yang unik, yang berbeda dengan dunia ini (ayat 15). Dengan kata lain, sebetulnya Paulus berbicara tentang dua jenis perubahan yaitu, yang paling fundamental, menerima kasih karunia Allah yaang menyelamatkan (ayat 11), serta perubahan kehidupan dari kehidupan yang bersifat duniawi menjadi kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. Dua hal itu berkaitan satu sama lainnya. Jika seseorang terus-menerus berkubang dalam dosa, mencerminkan bahwa ia belum yakin akan keselamatan.

Renungkan: Dua hal penting yang harus dilakukan agar Anda beroleh hidup kekal yaitu: menerima kasih karunia dari Allah serta bertobat dari kehidupan duniawi. Oleh karena itu gereja tidak boleh lalai melaksanakan tugasnya untuk pemberitaan Kabar Baik dan pembinaan jemaat. Kedua tugas ini pun menjadi tanggung jawab setiap Kristen yang telah mensyukuri anugerah keselamatan dari Yesus Kristus.

(0.79) (Tit 1:5) (jerusalem) Paulus biasanya hanya meletakkan dasar penginjilan, lalu menyerahkan kepada orang lain tugas menyelesaikannya, bdk 1Kor 1:17; 3:6, 10; Kol 1:7+; Rom 15:23+
(0.79) (Tit 3:12) (sh: Dukungan khusus bagi orang yang dikhususkan (Senin, 1 Oktober 2001))
Dukungan khusus bagi orang yang dikhususkan

Minggu yang lampau tatkala membuka kotak surat, saya menemukan sepucuk surat yang dikirim oleh seorang pendeta dari daerah asal saya. Inti surat itu mengharapkan agar saya mencarikan sponsor untuk seorang hamba Tuhan yang mendapat dukungan keuangan terlalu kecil. Saya lalu teringat ketika masih menjadi pengurus badan misi di sebuah gereja, kami juga sering sekali menerima surat dengan inti yang sama.

Memang cukup memprihatinkan bahwa ternyata masih terdapat begitu banyak hamba Tuhan yang hidup di bawah garis kemiskinan. Yang menjadi persoalan adalah para hamba Tuhan tidak mungkin mengutarakan kekurangannya kepada jemaat yang dilayani, jika ia tidak mau dikatakan tidak bisa menderita. Persoalan lain yaitu bahwa sebagian jemaat tradisional tidak mengizinkan hamba Tuhan mereka mencari nafkah di luar pelayanannya. Dalam suasana seperti ini tentu saja hamba Tuhan tidak akan berfungsi dengan efektif.

Sangat menarik bahwa Paulus mengingatkan Titus agar membina jemaat di Kreta mendukung secara finansial untuk Zenas dan Apolos (ayat 13), agar mereka tidak kekurangan sesuatu apa pun. Jemaat Kreta adalah jemaat yang baru, mereka harus belajar untuk memberikan dukungan bagi pekerjaan Kerajaan Allah. Dengan cara seperti itu kehidupan jemaat ini akan berbuah (ayat 14). Sebetulnya tugas Pemberitaan Kabar Baik (PKB) adalah kewajiban setiap orang percaya. Akan tetapi Tuhan juga memanggil orang-orang khusus yang dikhususkan untuk tugas khusus, yaitu pemberita Injil dan gembala atau pendeta.

Pendeta dan penginjil adalah tenaga khusus yang dipanggil untuk melaksanakan tugas-tugas yang tidak dapat dilakukan oleh jemaat. Agar tugas para tenaga khusus ini dapat berjalan dengan lancar, artinya agar tidak melayani sambil menahan lapar atau dibebani oleh masalah-masalah kehidupan sehari-harinya, maka jemaat Tuhan harus belajar (ayat 14) bagaimana memberikan dukungan kepada mereka dengan layak. Dengan demikian tugas dan pekerjaan Kerajaan Allah berjalan dengan lancar.

Renungkan: Dukungan finansial terhadap hamba Tuhan juga berarti dukungan terhadap pekerjaan Kerajaan Allah. Sudahkah Anda terlibat di dalamnya? Sudah layakkah kehidupan hamba Tuhan di gereja Anda?

PENGANTAR KITAB MAZMUR 56-81 ============================

Mazmur 56-57: Daud tetap percaya kepada Allah walau musuh menghadang karena kasih dan setia-Nya telah teruji.

Mazmur 58: Permohonan kepada Allah agar Ia mau menindak para hakim yang tidak adil.

Mazmur 59: Pujian tentang kepercayaan kepada kasih setia Allah yang tidak tergoyahkan.

Mazmur 60: Permohonan kepada Allah agar Ia mau menolong dalam peperangan.

Mazmur 61: Ratapan karena kelemahang pemazmur sehingga ia mencari kekuatan dari Allah.

Mazmur 62: Pujian kepada Allah karena di dalam-Nya Daud menemukan ketenangan.

Mazmur 63: Kerinduan Daud kepada Allah yang terpuaskan karena pujian yang ia naikkan kepada-Nya.

Mazmur 64: Permohonan perlindungan kepada Allah.

Mazmur 65: Pujian karena berkat Allah pada masa panen.

Mazmur 66: Pujian ucapan syukur umat Allah.

Mazmur 67: Pujian yang dilanjutkan dengan kerinduan agar umat Allah tetap memuji-Nya dan anugerah Allah melimpahi umat-Nya.

Mazmur 68: Perayaan kekuatan dan kebaikan Allah yang nyata dalam sejarah kehidupan bangsa Israel.

Mazmur 69-70: Permohonan agar Allah mau melepaskan pemazmur dari musuh-musuh dan kesesakannya.

Mazmur 71: Kesaksian para orang-tua bersama Allah.

Mazmur 72: Pujian untuk mengagungkan sang Mesias.

Mazmur 73: Pertanyaan karena kemakmuran orang fasik.

Mazmur 74: Permohonan umat Allah dalam bencana.

Mazmur 75: Perayaan kemenangan Allah.

Mazmur 76: Pujian akan kekuatan Allah.

Mazmur 77: Ketenangan dan kelegaan karena mengenang perbuatan Allah di masa lampau.

Mazmur 78: Pelajaran dari generasi sebelumnya.

Mazmur 79-80: Permohonan agar Allah melakukan pembaharuan.

Mazmur 81: Mazmur yang berhubungan erat dengan hari Raya Pondok Daun (Im. 23:33-43; Bil. 16:13-15).

(0.78) (Tit 1:1) (sh: Status menentukan tugas dan tanggung jawab (Selasa, 25 September 2001))
Status menentukan tugas dan tanggung jawab

Saya kira Anda akan terheran-heran apabila melihat suatu regu pemadam kebakaran yang walaupun mempunyai peralatan yang lengkap tetapi tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik ketika terjadi suatu musibah kebakaran. Begitu pula jika kita menyaksikan di layar TV para petugas keamanan hanya berdiam diri membiarkaan para perusuh melampiaskaan nafsu jahat yang tidak terkendali. Tentu saja bisa dipahami apabila orang-orang akan menjadi kurang bahkan tidak bersimpati kepada petugas yang demikian. Mengapa? Karena status seseorang menentukan tugas yang harus diembannya.

Rasul Paulus yang dalam setiap suratnya selalu memperkenalkan diri sebagai hamba Allah dan rasul Yesus Kristus, sama sekali tidak mengharapkan pujian atau penghormatan pribadi melalui status tersebut. Bagi dia, setiap orang yang berstatus sebagai hamba Tuhan justru mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu selain mendorong orang-orang pilihan Allah agar kuat dan teguh dalam iman, juga membimbing mereka kepada ajaran yang benar.

Paulus menguraikan tentang hal-hal yang harus dilaksanakan sehubungan dengan status yang diembannya. Pertama, menjalankan fungsi penggembalaan yaitu memelihara iman orang-orang pilihan Allah (ayat 1). Kedua, memberi dan memelihara pengetahuan yang lengkap akan kebenaran. Ketiga, memberitakan Injil. Ketiga hal ini Paulus laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Begitu banyak hal yang Paulus alami: dicemooh, difitnah, dianiaya, dimasukkan ke dalam penjara, mengalami percobaan pembunuhan. Dia rela mengalami ini karena status yang disandangnya, yakni sebagai rasul dan hamba Allah. Melalui kehidupan Paulus kita dapat belajar bagaimana hidup sesuai status kita, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.

Renungkan: Apakah status Anda saat ini? Sebagai hamba Allah atau kaum awam profesional: guru, polisi, politikus, ekonom? Tahukah Anda bagaimana seharusnya tugas yang harus Anda jalankan sesuai dengan status tersebut? Sudahkah tugas-tugas tersebut Anda jalankan dengan penuh tanggung jawab? Menyandang status dan hidup sesuai dengan status tidak semudah memperkenalkan diri berikut status kita, karena orang lebih menilai bagaimana kita menghidupi status itu.



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA