Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 32 ayat untuk (48-5) Sebab AND book:11 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Raj 19:10) (ende: tjemburulah aku)

Elija menjamakan dirinja dengan Jahwe jang "tjemburu", karena penjembahan dewa2. Elijapun tjemburu, sebab ia mati2an membela agama dan hak Jahwe.

(0.97) (1Raj 8:31) (ende)

Orang jang menuduh sesamanja, bahwa ia bersalah, membuat si terdakwa, oleh sebab saksi2 lain tidak ada, bersumpah serta mengutuk dirinja sendiri. Allah lalu memutuskan perkara dengan mengenakan kutuk itu pada orang jang sebenarnja bersalah.

(0.97) (1Raj 9:25) (jerusalem: Tiga kali setahun) Bdk Ula 16:16; Kel 23:14+
(0.97) (1Raj 16:3) (jerusalem) Seluruh ayat ini adalah sebuah sisipan yang mengulang isi 1Ra 16:1-4 tetapi sebagai sebab hukuman atas diri Baesa ia menambah pembunuhan atas diri Yerobeam, hal mana tidak sesuai dengan pandangan seluruh kitab Raja-raja.
(0.95) (1Raj 1:5) (ende)

Oleh sebab kedua putera Dawud jang pertama sudah meninggal, jakni Amnon dan Absjalom, maka Adonia mendjadi putera bungsu dan menganggap dirinja sebagai mahkota. Belum ada undang jang menetapkan, bahwa putera bungsu mendjadi pengganti radja, hingga Dawud sendiri masih dapat memilih penggantinja. Sulaiman dipilih oleh Jahwe.

(0.95) (1Raj 3:16) (ende)

Tjerita ini memberi tjontoh mengenai kebidjaksanaan Sulaiman sebagai radja-hakim. Tjeritera sematjam ini, jakni bahwa seorang hakim (radja) jang bidjak dapat memetjahkan pertengkaran berhubung dengan seorang anak, oleh sebab ibunja jang benar menjerahkan kepada orang lain itu, asal boleh hidup, terdapat djuga pada bangsa2 lain.

(0.95) (1Raj 4:4) (endetn)

Ajat ini berbunji "Benajahu bin Jojada" mengepalai tentara dan Sadok serta Ebjatar mendjawat imam". Ditinggalkan oleh sebab merupakan suatu tambahan (lih. 1Ra 4:2; 2:35; 4:6; 2:26-27). Dalam ajat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="ende">6 terdjemahan Junani menambahkan: "Eliah bin Joab mengepalai tentara".

(0.95) (1Raj 2:8) (jerusalem: dengan pedang) Kutuk yang diucapkan Simei terus mengancam keturunan Daud. Sebab kutuk (sama seperti berkat) tetap berdaya. Hendak membatalkannya, kutuk itu harus dikembalikan kepada yang mengucapkannya, 1Ra 2:44-45. Daud sendiri terhalang oleh sumpah yang diangkatnya. Tetapi Salomo dapat menimpakan kutuk itu kepada Simei.
(0.95) (1Raj 9:11) (jerusalem) Ayat ini adalah sebuah sisipan yang kurang pada tempatnya di sini. Sebab ceritera ini mengenai sebuah perundingan lain antara Salomo dengan Hiram yang tidak mengenai pembangunan bait Allah. Salomo menjual sebagian dari wilayahnya ganti sejumlah uang emas, 1Ra 9:14.
(0.95) (1Raj 13:2) (jerusalem: dibakar) Dalam terjemahan-terjemahan kuno terbaca: ia bakar. bagian akhir ayat ini nampaknya sebuah tambahan, sebab kurang sesuai dengan gaya bahasa dan gaya sastera kenabian, yang tidak biasa secara begitu terperinci menubuatkan peristiwa di masa depan. Nubuat nabi yang asli diteruskan dalam 1Ra 13:3.
(0.92) (1Raj 3:2) (ende)

Menurut suatu hukum, jang baru dikemudian hari muntjul, orang boleh mempersembahkan kurban hanja dalam Bait Allah di Jerusalem. Pengarang kitab radja tahu akan hukum itu dan karenanja menolak kurban2 ditempat sutji (bukit2 angkar) lain, sebagaimana ada adat djuga waktu itu masih diperbolehkan. Ia menegur semua radja jang tidak menghantjurkan tempat2 sutji tadi. Tetapi ia mengira, bahwa Sulaiman dapat dimaafi, oleh sebab Bait Allah belum didirikan. Ajat ini dan jang berikut mau menerangkan peristiwa jang berikut, bahwa Sulaiman sendiri mempersembahkan kurban atas suatu bukit angkar dan malah menerima penglihatan Allah sendiri.

(0.92) (1Raj 8:16) (jerusalem: tempat kediaman namaKu) Yang bertempat tinggal dalam bait Allah ialah "Nama Tuhan", sebab sebuah rumah buatan manusia tidak dapat mengurangi Allah sendiri, bdk 1Ra 8:27. Dengan demikian terpecah suatu pandangan terlalu kasar mengenai kehadiran Allah dalam baitNya Allah memang terlalu besar dan luhur, sehingga tidak terikat pada salah satu tempat jasmani. Ia hadir di mana-mana. Namun "Nama Tuhan" tentu saja Tuhan sendiri dan menjadikan Dia hadir. Maka tuhan benar-benar hadir dalam baitNya, tetapi tidak hanya di situ saja.
(0.92) (1Raj 21:17) (jerusalem) Peristiwa yang diceritakan di sini serupa dengan yang diceritakan tentang nabi Natan yang bertindak terhadap raja Daud, 2Sa 12. Sama seperti dalam perkara Daud itu, demikianpun sekarang Tuhan membantu orang kecil dan tak berdaya melawan orang kuasa; di sinipun Tuhan menangguhkan hukuman atas yang berdosa oleh karena bertobat, sehingga baru dihukum dalam diri anaknya. Tetapi juga ada perbedaan antara kedua peristiwa itu. Sebab Natan tetap berperan sebagai nabi Daud dan ia akan memberkati Salomo, pengganti Daud; sebaliknya Elia dikatakan "musuh" raja Ahab. Keturunan Daud tetap akan meraja, padahal keturunan Ahab akan "disapu bersih".
(0.91) (1Raj 14:21) (sh: Kehilangan kemuliaan Allah (Minggu, 15 Agustus 2004))
Kehilangan kemuliaan Allah

Salah satu bentuk penghukuman Allah bagi manusia berdosa adalah kehilangan kemuliaan Allah dan perkenan Allah atas hidupnya. Hal itu terjadi dalam kisah Raja Rehabeam.

Rehabeam adalah anak Salomo yang "membiarkan" kerajaan Yehuda berdosa. Kalau anak Salomo membawa dan mengakibatkan kerajaan Yehuda berdosa (ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">22), bagaimana dengan kerajaan Israel? Adakah masa depan bagi bangsa Israel?

Apa dosa-dosa kerajaan Yehuda? Ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">23-24 menjelaskan adanya dosa penyembahan berhala dan ritual penyembahan berhala yang menjijikkan dengan mencampurkan dosa seksual ke dalam ibadah. Dosa ini menajiskan tanah perjanjian, sebab hadirat dan nama Allah ada di sana. Itu sebabnya Allah menghukum mereka. Hukuman Allah datang berupa penyerbuan Raja Sisak dari Mesir untuk merampas kekayaan Bait Allah yang dibangun dengan mewah dan megah oleh Salomo. Penyerbuan itu mengakibatkan semua kemewahan dan kemegahan Bait Allah maupun istana raja hilang. Hukuman Allah ini mengisyaratkan bahwa umat Israel kini telah kehilangan kemuliaan Allah .

Perbuatan dosa yang kita lakukan mengakibatkan penghukuman Allah terjadi. Penghukuman Allah yang nyata adalah hilangnya kemuliaan dan perkenan Allah pada seseorang. Betapa dahsyat hukuman ketika Allah menarik diri dari orang yang berdosa.

Renungkan: Berbuat dosa berarti kehilangan kemuliaan Allah sebab dosa memisahkan kita dari Allah (Roma 3:23).

(0.90) (1Raj 18:19) (jerusalem: nabi-nabi Asyera yang empat ratus itu) Ini rupanya sebuah sisipan, sebab dalam ceritera selanjutnya nabi-nabi itu tidak lagi disebut. Adapun "nabi-nabi Baal" ialah bukannya orang yang disuruh (Allah atau) dewa itu, tetapi itu orang yang sebulat-bulatnya membaktikan diri kepada (Allah atau) dewa, misalnya Baal, serta pemujaannya. Secara fanatik mereka berbakti kepada dewanya. Dengan memakai berbagai sarana (menari, musik, menoreh dirinya dsb) mereka masuk ekstase lalu dianggap kerasukan dewanya. Pada bangsa-bangsa tetangga Israel ada nabi-nabi semacam itu, Yer 27:9 dst, dan mereka sering kali membentuk kelompok-kelompok yang besar jumlahnya. Kelompok-kelompok yang serupa tetapi bagi Tuhan juga ada pada bangsa Israel, 1Ra 18:4. Nabi-nabi Baal yang disebut dalam 1Ra 18:19 ini ialah nabi-nabi dewa Tirus, Baal, yang oleh permaisuri, Izebel dipanggil dan diberi nafkah. Mengenai Baal bdk Hak 2:13+.
(0.90) (1Raj 9:1) (sh: Peringatan untuk tetap setia (Jumat, 6 Agustus 2004))
Peringatan untuk tetap setia

Tidak mudah untuk tetap rendah hati dan setia jika kita mendapatkan keberhasilan terus menerus. Kita cenderung melupakan bahwa keberhasilan itu adalah anugerah. Bahkan mungkin kita akan bermegah di dalam keberhasilan itu dan lupa mensyukurinya sebagai anugerah. Jika ini yang terjadi, waspadalah sebab justru itulah yang menjadi titik balik penyebab kejatuhan kita. Mengapa Allah menyatakan diri-Nya untuk kedua kali kepada Salomo? Allah melihat potensi lupa diri dan lupa berkat di dalam diri Salomo, sama seperti umat Israel lainnya yang cepat sekali lupa akan segala anugerah yang Allah sudah nyatakan kepada mereka. Itu sebabnya Allah memperingatkan Salomo. Pola mengingatkan ulang ini kita jumpai juga dalam Perjanjian Baru.

Allah mengingatkan tiga hal kepada Salomo: Pertama, bahwa ia sudah diberkati dan umat Israel sudah diberkati melalui dirinya. Kedua, bahwa kesetiaan kepada-Nya akan membuat keturunannya duduk di takhta kerajaan selama-lamanya, tetapi ketidaktaatan mengakibatkan takhta itu akan dicabut dari mereka. Ketiga, bahwa ketidaksetiaannya akan mengakibatkan penolakan Allah atas umat Israel. Allah akan membuang dan mengusir bangsa Israel dari tanah air mereka. Bangsa Israel tidak akan dapat lagi menikmati hadirat Allah, melalui kehadiran rumah-Nya. Sebaliknya mereka akan dipermalukan di antara bangsa-bangsa lain (ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">7-9).

Sungguh mengerikan melihat bahwa ketidaktaatan satu orang pemimpin membawa akibat bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang-orang yang dipimpinnya. Sebab itu, kita yang dipercaya menjadi pemimpin, harus selalu mawas diri supaya tetap rendah hati dan setia kepada Tuhan. Kita juga harus mendoakan para pemimpin negara Indonesia agar mereka tetap taat kepada panggilan mereka untuk mengabdi kepada Tuhan dan melayani rakyat dengan setia.

Doakanlah: Anak Tuhan yang dipercaya menjadi pemimpin negara Indonesia, agar takut akan Tuhan, tidak lupa diri dan tetap setia kepada komitmen mereka menjadi pengikut Tuhan.

(0.90) (1Raj 16:15) (sh: Kejahatan semakin menjadi-jadi (Kamis, 19 Agustus 2004))
Kejahatan semakin menjadi-jadi

Walaupun kita menemukan stereotip (= pengulangan yang khas) di dalam sejarah kerajaan Israel, kenyataannya sejarah bisa lebih kompleks dari pada itu. Kalau beberapa raja yang kita pelajari beberapa hari lalu menunjukkan perilaku yang sama, maka raja-raja berikut berbeda.

Zimri yang mengudeta Ela, ternyata hanya mampu bertakhta tujuh hari saja. Sebab ia dikudeta pula oleh Omri. Catatan Alkitab dari I Raja-raja terhadap Zimri ternyata sama dengan komentarnya terhadap raja-raja sebelumnya (ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">19). Hal ini cukup aneh. Zimri hanya memerintah tujuh hari. Apa yang bisa diperbuat Zimri sebagai raja untuk membawa seluruh Israel berdosa? Mungkin sekali, tidak ada perbuatan dosa yang baru. Yang ada hanyalah perbuatan meneruskan dosa dan penyembahan berhala yang dilakukan oleh raja yang ia kudeta. Seseorang bisa disebut berdosa dan membuat orang lain berdosa bukan saja karena ia memperkenalkan dosa yang baru, tetapi dengan mengizinkan dan meneruskan dosa-dosa lama. Seringkali situasi dijadikan alasan untuk membiarkan dosa. Jelas hal itu tidak benar dan jahat di mata Tuhan.

Catatan Alkitab terhadap perbuatan Omri melebihi komentar serupa terhadap perbuatan raja-raja sebelumnya, yakni ditambahkan dengan "Ia melakukan kejahatan lebih daripada segala orang yang mendahuluinya" (ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">25). Catatan Alkitab terhadap Ahab, putra Omri ternyata sama (ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">30). Bahkan daftar dosa Ahab ditambahkan dengan memasukkan penyembahan terhadap dewa Baal dan dewi Asyera.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan caranya sendiri dosa dapat bertumbuh dan semakin merajalela. Sikap membiarkan dosa harus dilihat sama jahatnya dengan perbuatan dosa aktif sebab melaluinya dosa dibiarkan merajalela dan berkembang-biak. Kedua perbuatan tersebut sama jahatnya di hadapan Allah.

Camkan: Kita akan terus diperbudak oleh dosa bahkan semakin tenggelam di dalamnya, kecuali kita meninggalkan dosa dan berhenti melakukannya.

(0.90) (1Raj 22:1) (sh: Nabi palsu vs nabi Allah (Jumat, 27 Agustus 2004))
Nabi palsu vs nabi Allah

Apa ciri yang membedakan nabi palsu dari nabi Allah? Jelas nabi palsu tidak mendasarkan nubuatnya kepada firman Allah, tetapi mungkin sekali kepada hikmat dan dorongan kehendak dirinya sendiri, atau firman ilah-ilah lain (ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">22). Sedangkan nabi Allah, tentu hanya bernubuat berdasarkan kebenaran firman Allah.

Di Israel ada nabi Allah, ada nabi palsu. Mengapa ada nabi Allah? Karena Allah mengasihi Israel. Allah ingin umat-Nya mengenal Dia, menaati kehendak-Nya, diberkati oleh-Nya, maka Ia mengutus nabi-nabi-Nya. Mengapa ada nabi palsu? Pertama, karena umat Israel hanya ingin mendengar hal-hal yang enak didengar, yang manis-manis dan yang membuai mereka untuk tetap nyaman walaupun hidup di dalam dosa. Tampillah para nabi palsu yang pandai bekerja-sama dengan sifat dosa manusia dan siap menjilat para pemimpin yang degil (= keras kepala) (ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">6).

Kedua, nabi palsu dibayar untuk pemberitaan palsu namun menyenangkan mereka. Oleh sebab itu pekerjaan nabi palsu pasti diinginkan orang, terutama mereka yang pintar ngomong, jago pidato untuk membuai dan memanipulasi pikiran dan perasaan orang lain. Pasti bayarannya tinggi, apalagi kalau mereka disenangi oleh para pemimpin (ayat Sebab+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">11-13).

Jadi, pilihan itu ada pada kita. Kalau kita hanya ingin mendengar hal-hal yang baik, menyenangkan dan membuat hati nurani tenang, maka akan muncul banyak nabi palsu di sekeliling kita. Mereka siap dengan berita-berita yang menidurkan kita. Kalau kita ingin menjadi anak-anak Tuhan yang benar, yang hidup berkenan kepada-Nya, ada banyak hamba Tuhan sejati yang selalu mengumandangkan firman-Nya. Pilihan ada pada Anda. Namun jangan lupa, Anda tidak bisa memilih konsekuensi pemilihan Anda akibat mengikuti nubuat nabi palsu atau nabi Allah. Sebab konsekuensinya mengikuti keputusan pilihan yang Anda ambil.

Renungkan: Jangan hanya mau mendengarkan yang sedap didengar saja. Anak Tuhan sejati pasti mau mendengarkan firman-Nya meski keras dan mau hidup menyenangkan-Nya.

(0.89) (1Raj 19:3) (full: TAKUTLAH (ELIA) ... DAN PERGI MENYELAMATKAN NYAWANYA. )

Nas : 1Raj 19:3

Ungkapan iman dan berbagai kemenangan adikodrati dalam pasal 1Raj 18:1-46 disusul ketakutan, pelarian untuk menyelamatkan diri, dan keputusasaan -- semuanya adalah akibat dari maksud Izebel untuk membunuhnya (ayat 1Raj 19:2).

  1. 1) Karena Elia tidak menerima perintah Tuhan untuk tetap tinggal di Yizreel, maka tetap tinggal berarti membahayakan jiwanya tanpa guna (bd. 1Raj 18:1); tujuan perjalanannya ialah Gunung Horeb (yaitu Gunung Sinai).
  2. 2) Kepergian terpaksa Elia dari Israel ke Yehuda dan padang gurun adalah contoh dari mereka yang "sebab kebenaran"

    (lihat cat. --> Mat 5:10)

    [atau ref. Mat 5:10]

    dianiaya dan terpaksa tinggal di padang gurun, gunung, gua, dan lubang tanah (Ibr 11:37-38). Seperti Elia, ada juga nabi yang harus meninggalkan gereja mereka, pengkhotbah kehilangan mimbar mereka, para mahaguru siswa mereka dan orang awam pekerjaan mereka karena mereka menentang dosa, berbicara sesuai dengan Firman Allah dan mengikuti jalan kebenaran demi nama-Nya. Besarlah upah mereka di sorga (Mat 5:10-12).
(0.89) (1Raj 19:18) (full: TUJUH RIBU ORANG DI ISRAEL. )

Nas : 1Raj 19:18

Tujuh ribu orang di Israel yang tidak menekuk lutut mereka kepada Baal ikut menderita bersama orang-orang yang setia dari semua zaman yang mengatasi kemurtadan, kompromi, dan keduniawian di antara umat Allah, dan yang bertekun dalam kasih, iman, dan ketaatan kepada Allah dan Firman-Nya. Mereka merupakan golongan yang menolak untuk terperangkap dalam perbuatan jahat dunia, yang telah membasuh jubah mereka dan menjadikannya putih dalam darah Anak Domba itu (Wahy 7:14), yang dianiaya sebab kebenaran (Mat 5:10), dan yang terus berjalan di jalan yang sempit (Mat 7:14;

lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA, dan

lihat art. HUBUNGAN ORANG KRISTEN DENGAN DUNIA).

Sepanjang Alkitab umat sisa yang setia dan menang sajalah yang dikenal Tuhan (2Tim 2:19). Allah berjanji untuk melindungi mereka dengan kuasa-Nya melalui iman (1Pet 1:5), dan Anak Domba akan menuntun mereka pulang (Wahy 7:17).



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA