Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 17 dari 17 ayat untuk (41-25) Segala AND book:27 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Dan 11:20) (sh: Ambisi seorang penguasa (Sabtu, 3 Juli 1999))
Ambisi seorang penguasa

Ambisi seorang penguasa. Dalam penglihatan Daniel, muncul tokoh-tokoh penguasa yang berambisi, yang memanfaatkan orang lain dengan segala cara. Mereka beranggapan bahwa segala siasat dapat diatur sedemikian rupa untuk memperoleh keuntungan dan kejayaan. Mereka bersaing untuk saling mengalahkan. Mereka berbuat sekehendak hati dan meninggikan diri di atas allah, bahkan terhadap Allah segala allah. Mereka justru mempertaruhkan hidupnya kepada patung. Mereka seakan-akan hidup dalam kejayaan dan kemenangan. Namun harus disadari bahwa sesungguhnya tidak selamanya mereka akan hidup dalam kesuksesan, semuanya ada batasnya.

Kesuksesan sejati. Kesuksesan bukan diukur dari apa yang dicapai seseorang (harta, kedudukan, prestasi, kejayaan, dll) tetapi bagaimana mencapainya. Seorang yang sukses adalah orang yang taat pada kehendak Allah, yang mengerti dengan sungguh bahwa seluruh hidupnya adalah untuk memperkenankan hati Allah. Orientasi hidupnya bukan lagi pada apa yang dapat diraih semasa hidupnya, melainkan bagaimana ia dapat menyenangkan hati Tuhan dalam segala aspek hidupnya. Ia tidak akan merasa gagal karena kehilangan atau tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, tetapi karena tidak menaati firman-Nya. Bagaimana dengan Anda?

(0.99) (Dan 2:31) (sh: Kuasa yang mengubah (Senin, 19 April 1999))
Kuasa yang mengubah

Kuasa yang mengubah. Dengan hikmat dari Tuhan, Daniel mulai memaparkan mimpi raja Nebukadnezar. Secara keseluruhan mimpi itu menunjuk kepada keadaan sejarah sejak dari pemerintahan Nebukadnezar sampai kedatangan Kerajaan Allah. Ada rasa takut dan takjub luar biasa pada kebesaran Allah dalam diri Nebukadnezar ketika Daniel memaparkan mimpi dan menjelaskan maknanya. Begitu besarnya rasa takut itu sampai-sampai ia merendahkan dirinya menyembah Daniel. Dan, dalam penyembahannya itu keluar suatu pengakuan dari mulutnya bahwa Allah yang Daniel sembah adalah Allah yang mengatasi segala allah, Allah yang berkuasa atas segala raja, dan Allah yang mampu menyingkapkan segala yang tersembunyi. Bukankah Allah Daniel, Allah kita juga?

Rendah hati dan tidak mementingkan diri. Ketakjuban dan kekaguman raja terhadap Daniel, diwujudkan dengan mengangkat Daniel sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel dan kepala atas semua orang bijaksana di Babel. Suatu penghargaan yang luar biasa. Tetapi, Daniel bukanlah tipe orang yang suka mementingkan diri sendiri, sombong dan kemaruk harta. Ia mengingat juga peran teman-teman, yang telah bersama-sama berdoa, memohon pertolongan dan kasih sayang Tuhan.

Doa: Tuhan, tolong saya untuk dapat meneladani Daniel.

(0.98) (Dan 5:17) (sh: Tegas terhadap dosa (Minggu, 25 April 1999))
Tegas terhadap dosa

Tegas terhadap dosa. Penawaran kuasa dan harta ternyata tak menyilaukan mata Daniel. Justru Daniel menganggap tawaran Belsyazar merupakan penghinaan terhadap Allah. Tak ada sedikitpun keinginan Daniel mencuri kuasa dan kemuliaan Allah bagi kepentingan dirinya sendiri. Kuasa ilahi dan kemuliaan sorga yang menyertainya melebihi segala sesuatu di dunia ini membuatnya tidak gila kuasa, dan gila hormat. Daniel menyadari sepenuhnya bahwa kuasa Allah yang dilayaninya itulah yang memampukan dia mengartikan makna dari tulisan yang menggentarkan Belsyazar itu. Daniel menunjukkan kepada kita suatu sikap konsisten yang terus dipertahankan sejak semula. Tidak menutup kemungkinan bila kita pun akan mengalami desakan-desakan dari lingkungan kita. Bila kita tetap mempertahankan keyakinan beriman kita, maka Allah yang Penguasa dan penentu segala sesuatu itu memampukan kita menolak segala bentuk godaan dan tawaran-tawaran "semu" yang menggiurkan.

Melalui wibawa dan kuasa Allah. Dengan kemampuan dan kepercayaan dari Allah, Daniel menegur dosa Belsyazar. Dosa yang merupakan pengulangan terhadap dosa masa lampau. Bahwa Belsyazar menganggap remeh dan tidak belajar dari pengalaman sejarah raja Nebukadnezar pendahulunya. Terbukti ketika ia melakukan kesalahan yang sama. Bila seorang pemimpin tidak belajar dan memetik hikmat dari pengalaman dan fakta sejarah, maka kesalahan yang sama yang pernah dilakukan para pendahulu kita akan terulang kembali. Kedua, Belsyazar terlalu berani mengotori peralatan bait Allah dengan hal-hal yang menajiskan. Hal lain lagi yang dilakukan oleh raja Belsyazar dan mengundang murka Allah, ialah keberaniannya mengotori peralatan bait Allah dengan hal-hal yang menajiskan dan memalukan. Kekuasaan seringkali membuat orang tidak lagi dapat membedakan mana yang milik Allah, mana yang milik manusia.

Renungkan: Pertama: Tidak semua kebaikan yang kita terima harus selalu diresponi dengan menawarkan kekuatan kuasa dan kenikmatan harta. Kedua: Teguran Allah ini bisa terjadi pada siapa saja, dengan tujuan agar supaya pelaku dosa menyadari kesalahannya dan mengalami pertobatan.

Doa: Tuhan, mampukan saya bertahan dan tidak tergoda oleh rayuan dunia ini, yang berusaha menarik saya keluar dari lingkungan kewibawaan-Mu.

(0.97) (Dan 4:1) (sh: Pemimpin perlu mawas diri (Kamis, 22 April 1999))
Pemimpin perlu mawas diri

Pemimpin perlu mawas diri. Melalui kedahsyatan kuasa-Nya, Allah mematahkan kesombongan raja. Meski Nebukadnezar mengakui kebesaran Allah (ay. Segala+AND+book%3A27&tab=notes" ver="">3), namun hal ini tetap membuatnya congkak dan tinggi hati. Bahkan, ia menantang semua bangsa dan segala kuasa harus tunduk kepadanya. Allah mengejutkannya lagi melalui mimpi. Dalam kemahakuasaan-Nya, Ia memperingatkan Nebukadnezar, agar tidak lupa diri karena segala kuasa yang dimilikinya (3-5). Sebagai pemimpin gereja, bangsa dan negara, kita perlu mawas diri, sebab Allah tidak mengizinkan pengagungan diri.

Kuasa sebagai karunia Tuhan. Melalui berbagai cara, Allah mengkomunikasikan kehendak dan pemerintahan-Nya. Melalui mimpi yang diberikan kepada Nebukadnezar, Allah menekankan bahwa rahasia sorga tidak dapat diterangkan oleh para ahli nujum, ahli jampi, hikmat dunia; melainkan hanya dimengerti oleh orang yang diberi kuasa dari sorga, sebagai karunia Allah. Dan, kuasa itu dikaruniakan-Nya kepada Daniel, yang diakui sebagai orang yang memiliki Roh di atas roh para dewa. Semakin besar kepercayaan dan karunia yang Tuhan berikan, semakin besar pula tuntutan tanggung jawabnya. Kiranya kuasa kebangkitan Kristus memampukan kita, memberikan makna dan jawaban bagi dunia di sekitar kita, yang mencari kepastian bagi keselamatannya.

(0.97) (Dan 4:19) (sh: Allah berkuasa merendahkan dan meninggikan (Jumat, 23 April 1999))
Allah berkuasa merendahkan dan meninggikan

Allah berkuasa merendahkan dan meninggikan. Kini Daniel, hamba Allah yang setia dan penuh Roh itu, terpanggil untuk kembali mengartikan mimpi raja Nebukadnezar. Namun, sebelum Daniel mengartikan mimpi itu, ia terdiam dalam pikiran yang menggelisahkannya. Ia menyayangkan bencana yang akan menimpa raja karena kecongkakannya. Dengan tegas Daniel menjelaskan arti mimpi tersebut. Tersirat dalam arti mimpi itu, bahwa sekalipun Nebukadnezar yang meninggikan diri berkuasa atas bangsa-bangsa di dunia, namun penguasa dan penentu segala sesuatu adalah Tuhan Allah.

Peringatan dan harapan. Dalam penguraian arti mimpi itu, terkandung makna peringatan dan harapan bagi Nebukadnezar. Allah memberi peringatan dan pengajaran, supaya Nebukadnezar mengakui bahwa Yahweh, Allah Israel, adalah satu-satunya Penguasa atas segala bangsa. Harapannya ialah, berdasarkan atas pengakuan itulah, pemerintahannya akan dipulihkan. Tuhan Allah sendiri membuktikan diri sebagai Allah yang adil dan murah hati. Hanya dalam penaklukkan diri, manusia menemukan arti kemanusiaan yang sejati (34-37).

Renungkan: Apa pun perlakuan Allah untuk masing-masing kita, tak pernah bertujuan hanya untuk diri kita sendiri. Sebab itu jadilah penyalur dan bukan penghambat rencana dan berkat Allah bagi dunia ini.

(0.97) (Dan 7:15) (sh: Raja penentang Yang Mahatinggi (Jumat, 25 Juni 1999))
Raja penentang Yang Mahatinggi

Raja penentang Yang Mahatinggi. Seorang raja yang berbeda dengan raja-raja sebelumnya akan muncul dan akan merendahkan tiga raja. Ia sombong dengan kekuasaan dan kedudukannya, sehingga ia menentang Yang Mahatinggi dan menganiaya orang-orang kudus. Ia berusaha mengubah waktu dan hukum. Oleh karena itu umat Tuhan akan mengalami banyak pergumulan.

Umat Tuhan yang memerintah. Penderitaan, penindasan, dan pergumulan umat Tuhan akan berakhir ketika Majelis Pengadilan mencabut kekuasaan sang penentang, memusnahkan dan menghancurkannya sampai lenyap (ay. Segala+AND+book%3A27&tab=notes" ver="">26). Allah akan membela umat-Nya. Ia tidak akan melupakan mereka sesuai janji-Nya. Pada akhirnya mereka akan menang dan memerintah selamanya.

Kemuliaan Anak Manusia. Sungguh hebat Anak Manusia. Ia menerima penghormatan dan kemuliaan raja. Inilah nubuatan tentang Raja Mesias yang akan datang. Segala bangsa akan menyembah Dia, Raja Mesias yang tidak lain adalah Yesus Kristus (Mat. 16:27). Kepada-Nya segala lutut akan bertelut (Flp. 2:11). Sesungguhnya semua kuasa dan penguasa ada di bawah-Nya.

Renungkan: Hanya mereka yang percaya dan taat akan tetap bertahan dan menang menghadapi penguasa lalim.

(0.97) (Dan 7:18) (full: ORANG-ORANG KUDUS ... MENERIMA PEMERINTAHAN. )

Nas : Dan 7:18

(Versi Inggris NIV -- kerajaan) Kerajaan itu milik Anak Manusia (ayat Dan 7:13-14), tetapi orang kudus (yang di sini mungkin mencakup orang kudus segala zaman) menerima kerajaan itu (bd. Mat 5:3,10) dan ikut memerintah bersama Kristus (bd. Wahy 3:21). Orang kudus adalah mereka yang suci

  1. (1) karena di dalam hubungan mereka dengan Allah yang kudus, mereka dikuduskan oleh kehadiran-Nya yang kudus, dan
  2. (2) karena mereka telah memisahkan diri dari dosa dan dunia yang cemar serta mengabdikan diri untuk melayani dan menyembah Allah.
(0.96) (Dan 2:16) (sh: Bersama dengan Allah (Minggu, 18 April 1999))
Bersama dengan Allah

Bersama dengan Allah. Jika kita hidup pada masa itu, maka kita akan menyimpulkan bahwa Daniel nekad! Bayangkan, dari sekian banyak orang berhikmat, ahli nujum, ahli jampi yang dimiliki raja, tak seorang pun mampu memecahkan misteri mimpinya. Mereka yang diakui keahlian dan kemampuannya menyerah, tak mampu berbuat apa-apa. Namun, ketika Daniel memutuskan untuk menghadap raja dan menawarkan jasa menjelaskan dan mengartikan mimpinya, mata iman dan keyakinan kita terbuka. Daniel tidak berjuang sendiri, ia memohon penyertaan dan kasih sayang Allah. Allah mendengarkan doanya dan memberinya hikmat serta kemampuan untuk mengungkap misteri mimpi raja. Bila berada bersama Allah tak ada permasalahan yang tak dapat diselesaikan.

Karunia Allah. Di hadapan raja, Daniel tidak langsung berbicara nyerocos menjelaskan dan mengartikan rahasia mimpi raja. Dengan strategi tenang dan memiliki kesadaran penuh bahwa Allah besertanya, Daniel memulai penjelasannya. Perhatian raja dimanfaatkannya untuk menjelaskan bahwa kemampuannya menjelaskan dan mengartikan rahasia mimpi raja sepenuhnya adalah hikmat dan karunia dari Allah. Hanya Allah, Sumber segala hikmat, di sorga yang berkuasa mengungkapkan segala yang tersembunyi. Hikmat dan kemampuan menyelami hal-hal yang Allah nyatakan bukan merupakan kemampuan manusia, tetapi merupakan karunia Allah.

Mitra Allah. Ketika Daniel memutuskan untuk menghadap raja Nebukadnezar, ketika itu pula ditegaskan bahwa keberhasilannya memecahkan misteri mimpi raja bukan merupakan kehebatan dan kemampuannya, tetapi pemberian Allah. Daniel dkk. menunjukkan kepada kita bagaimana bersikap sebagai mitra Allah. Orang-orang yang layak disebut mitra Allah adalah orang-orang yang dengan penuh keyakinan bergantung pada Allah, rendah hati, dan berusaha memusatkan pikiran orang bukan pada dirinya tetapi pada Allah.

Renungkan: "Mitra" adalah alat. "Mitra" Allah adalah alat Tuhan menyalurkan kehendak dan inspirasi-Nya. Sebagai jemaat, yang harus dipermuliakan dan diagungkan adalah Allah bukan alat-alat-Nya atau mitra-Nya.

(0.96) (Dan 12:1) (sh: Keadaan masa depan (Minggu, 4 Juli 1999))
Keadaan masa depan

Keadaan masa depan Keadaan masa depan bukanlah suatu keadaan yang menyenangkan sesuai dambaan setiap insan, seperti dikatakan: akan ada suatu waktu kesesakan, di mana terjadi banyak penderitaan. Bagaimana Kristen sebagai orang-orang percaya menghadapi keadaan ini? Apakah dilingkupi perasaan takut dan gentar, sehingga kehilangan pengharapan di dalam Tuhan? Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang percaya mengalami keadaan yang berat ini sendirian. Ada jaminan penyertaan yang Allah sediakan bagi orang-orang percaya, sehingga dimampukan untuk tetap memiliki pengharapan dan keteguhan iman dalam menghadapi segala penderitaan dan kesesakan.

Rencana Allah tidak pernah gagal. Bagaimanapun manusia dan musuh Allah berusaha menggagalkan rencana keselamatan bagi orang percaya, namun rencana Allah tidak dapat digagalkan oleh siapa pun. Seringkali kita kecewa dan putus asa ketika mengalami kenyataan bahwa kejahatan dan penindasan semakin merajalela tak terkendali. Pelakunya pun seolah tak berdosa dengan segala rencana dan perbuatannya. Sesungguhnya kita jangan hanya terpaku pada peristiwa yang nampak, karena akan melemahkan iman pengharapan kita. Keyakinan bahwa Allah akan bertindak sesuai dengan rencana-Nya yang tidak pernah gagal, akan memurnikan iman pengharapan kita sehingga kita dimampukan mengerti setiap kejadian yang akan terjadi dari kaca mata yang benar dan tepat.

Setia dan tekun. Sikap yang seharusnya mewarnai kehidupan orang percaya dalam menghadapi keadaan masa depan yang penuh penderitaan adalah kesetiaan dan ketekunan berdasarkan iman pengharapan kepada Allah yang rencana-Nya tidak pernah gagal. Kesetiaan dan ketekunan adalah sikap Kristen yang telah mengalami anugerah Allah dan senantiasa hidup bertumbuh dalam firman-Nya.

Doa: Siapkan umat-Mu untuk menghadapi masa depan yang sulit, penuh tantangan, dan pergumulan, dengan firman-Mu yang memberi kekuatan, agar umat-Mu memiliki kesetiaan dan ketekunan sampai kedatangan-Mu.

(0.95) (Dan 12:10) (full: ORANG-ORANG BIJAKSANA AKAN MEMAHAMINYA. )

Nas : Dan 12:10

Daniel diberi tahu bahwa pengertian penuh tentang nubuat ini baru akan tiba pada akhir zaman. Pada saat itu, beberapa orang akan dimurnikan melalui ujian; mereka inilah orang bijaksana yang akan mengerti. Tidak ada orang fasik atau pemberontak di antara mereka. Selanjutnya, akan ada "kekejian yang membinasakan" (bd. Mat 24:15;

lihat art. KESENGSARAAN BESAR),

yang akan diikuti oleh sebuah periode selama 1.290 hari, sama dengan tiga setengah tahun kesengsaraan terakhir ditambah 45 hari. Berkat khusus juga akan diberikan kepada mereka yang melalui 1.335 hari. Makna dari hari-hari ini tidak dijelaskan kepada Daniel, tetapi penglihatan ini memberi tahu kita bahwa akan ada jangka waktu di antara perang Harmagedon dan penetapan penuh kerajaan seribu tahun. Yang penting bagi kita ialah bahwa orang bijaksana (orang saleh) akan memahaminya; walaupun mereka tidak mengerti segala sesuatu, mereka akan cukup mengerti mengenai peristiwa-peristiwa akhir zaman untuk membuat mereka percaya kepada Yesus dan kerajaan-Nya serta memasuki bentuknya yang terakhir.

(0.95) (Dan 1:6) (sh: Anak-anak Allah bersikap (Jumat, 16 April 1999))
Anak-anak Allah bersikap

Anak-anak Allah bersikap. Siapakah orang yang tidak tergoda untuk hidup nikmat? Siapakah orang yang datang dari status rendah, sebagai tawanan, tidak terdorong untuk taat kepada pihak penguasa demi memperoleh status lebih tinggi? Kenyamanan dan kenikmatan ini ditawarkan kepada Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya dari Yehuda. Keempat orang ini lebih memilih "menolak", karena memiliki iman yang sanggup melawan semua tawaran itu. Mereka menunjukkan sikap beriman kepada Allah di atas segala-galanya, termasuk perubahan status sekalipun.

"Ujilah kami!" Keputusan Daniel dkk. cenderung nekad dan berani mati. Bayangkan saja, mereka menolak makan makanan raja, dan selama sepuluh hari mereka minta diizinkan hanya makan sayur dan minum air putih. Tidak hanya itu, Daniel dkk. juga ingin membuktikan bahwa mereka akan tampak jauh lebih sehat dibandingkan mereka yang makan makanan raja. Terbukti bahwa Daniel dkk. telah mengambil keputusan yang tepat. Setelah lewat sepuluh hari, mereka lebih sehat. Daniel dkk. telah berani mengambil risiko, dan Allah menunjukkan kuasa-Nya dan memelihara kekudusan mereka.

Renungkan: Dengan dukungan dan bergantung penuh pada Allah saja, kita mampu mengambil keputusan yang tepat sesuai keputusan Allah.

(0.95) (Dan 3:1) (sh: Pengakuan semu (Selasa, 20 April 1999))
Pengakuan semu

Pengakuan semu. Pengakuan yang tercetus karena kekaguman bukanlah jaminan bahwa pengakuan itu akan terus diingat dan dilaksanakan. Kekaguman dan pengakuan Nebukadnezar akan kebesaran Allah Daniel, ternyata semu dan tak berakar. Buktinya, ia kemudian mendirikan patung yang harus disembah oleh semua orang pada waktu-waktu yang ditentukan. Jika melanggar, perapian yang menyala-nyala menunggu. Namun Sadrakh, Mesakh, dan Abednego memilih binasa dalam api daripada harus melanggar hukum Allah.

Bertahan demi kebenaran. Banyak Kristen meninggalkan imannya karena terancam melarat, aniaya, tidak memiliki kedudukan, dlsb. Yang perlu kita ketahui ialah bahwa pengakuan kita, bukan keluar dari sekadar rasa kagum dan takjub, melainkan dari rasa malu, tak berdaya, hina, dan terbuang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini pun, tidak jarang mengubah perilaku manusia. Sebab itu, apa pun yang dunia tawarkan, jika kita harus melepaskan pengakuan iman Kristen kita Yesus Kristus adalah Juruselamat tinggalkan segera! Yang paling utama harus kita taati adalah kebenaran Allah.

Renungkan: Demi mempertahankan kebenaran, dan secara konsisten menjaga pengakuan akan kebesaran dan keagungan Allah, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego bersedia menanggung segala risiko. Bagaimana dengan Anda?

(0.95) (Dan 3:13) (sh: Pilihan yang penuh risiko (Rabu, 21 April 1999))
Pilihan yang penuh risiko

Pilihan yang penuh risiko. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego diberi kesempatan untuk memilih. Menaati perintah raja Nebukadnezar yang berarti mendapat pengampunan, atau taat kepada Allah yang disembahnya, dengan menanggung segala risiko. Itulah pilihan bersyarat yang harus mereka pilih, untuk mengubah sikap dan pendirian mereka. Tentu, di dalamnya terkandung maksud agar mereka mengubah ketaatannya kepada Allah yang hidup, dan memuja allah yang bisu alias mati. Bila kesempatan dalam situasi terjepit ini mereka tolak, maka kobaran nyala api yang dahsyat menanti mereka.

Teladan iman yang terpuji. Prasyarat yang diperhadapkan tidak mampu mengubah keyakinan Sadrakh dkk. Suatu sikap iman yang terpuji. Amarah sang raja, tidak menggetarkan komitmen untuk tetap setia menyembah Allah yang hidup. Komitmen itu sama sekali tidak dikaitkan dengan kepentingan dan keselamatan diri, yang sifatnya sementara, melainkan didasarkan pada kehendak dan kemuliaan Allah (16-18). Sikap iman inilah yang membuat raja Nebukadnezar mengakui kemuliaan Allah.

Renungkan: Kini kita hidup dalam zaman yang tidak kurang bahayanya. Banyak situasi yang intinya menggoda atau memaksa kita untuk menyembah ilah. Ingatlah bahwa yang mengalahkan maut dan yang dapat membinasakan nyawa adalah Kristus.

(0.95) (Dan 7:1) (sh: Empat kekuatan dahsyat (Kamis, 24 Juni 1999))
Empat kekuatan dahsyat

Empat kekuatan dahsyat. Pada tahun pertama pemerintahan raja Belsyazar, Daniel mendapat penglihatan di tempat tidurnya. Tampak empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Empat binatang ini menggambarkan bangsa-bangsa kafir yang akan menentang Yang Mahatinggi. Daniel melihat suatu gambaran tentang ancaman bahaya yang besar bagi umat manusia. Ancaman itu sulit dikalahkan karena memiliki kekuatan yang dahsyat.

Yang Lanjut Usianya. Di tengah-tengah ketakutan menghadapi kedahsyatan penguasa dunia, Daniel melihat seorang Yang Lanjut Usianya. Ia adalah Allah yang berkuasa dan berdaulat. Ia adalah Hakim. Ialah yang memberi batas waktu kekuasaan kepada binatang-binatang tersebut. Kemudian akan datang seorang Anak Manusia yang dibawa ke hadapan Yang Lanjut Usia. Segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa akan mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal, tidak akan lenyap, dan kerajaan-Nya tidak akan musnah.

Renungkan: Begitu banyak bahaya yang terasa begitu dekat dan kuat mengancam hidup. Tetapi ada yang lebih kuat yang kita yakini dan percayai, yang kekuatan dan kekuasaan-Nya melebihi semuanya, yaitu Kristus, Sang Anak Manusia, Allah kita.

Doa: Tuhan, mampukanku menghadapi berbagai ancaman.

(0.95) (Dan 9:1) (sh: Respons terhadap firman Allah (Senin, 28 Juni 1999))
Respons terhadap firman Allah

Respons terhadap firman Allah. Setelah mempelajari kitab nabi Yeremia, Daniel menyadari mengenai alasan mengapa Allah membuang umat-Nya ke Babel. Kesadaran ini memukul perasaannya. Lalu dengan segala kerendahan hati, Daniel berdoa memohon pengampunan Allah terhadap dosa umat-Nya. Ia bertindak sebagai juru syafaat yang memohonkan pengampunan bukan bagi dirinya sendiri, tetapi bagi para raja Israel, para pemimpinnya, para nenek moyangnya, dan segenap umat Israel. Doa permohonan ini adalah respons Daniel terhadap firman yang dibacanya.

Permohonan kepada Allah. Setelah membaca firman Allah, Daniel langsung meresponinya dengan menaikkan syafaat bagi bangsanya. Daniel memperlihatkan kepada kita sikap peka akan kebutuhan pengampunan saudara sebangsanya dan akan kehendak Allah. Kebesaran jiwa diperlukan untuk memohon kepada Allah agar memenuhi janji yang pernah diberikan kepada Yeremia, yaitu janji pemulihan Yerusalem. Bila firman Tuhan berbicara bahwa kita harus berdoa untuk sesama, bangsa, negara, dll., maka kita pun perlu berdoa seperti yang Daniel lakukan.

Renungkan: Mengenal firman Tuhan, membuat kita peka akan kebutuhan yang Tuhan tunjukkan kepada kita. Selama ini, responsifkah Anda pada firman Tuhan?

(0.95) (Dan 11:2) (sh: Allah penguasa sejarah (Kamis, 1 Juli 1999))
Allah penguasa sejarah

Allah penguasa sejarah. Penglihatan Daniel menegaskan bahwa Allah mampu memperlihatkan sejarah yang belum menjadi sejarah, karena Allah adalah penguasa sejarah. Hal ini menegaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi tidak pernah lepas dari pengetahuan Allah yang Maha Tahu. Pengenalan akan Allah yang demikian akan menjadi dasar bagi Kristen untuk tetap memiliki sikap tetap teguh (tidak kuatir, tidak ragu-ragu, tidak takut) dalam menatap masa depan yang tampaknya suram dan tidak menentu, yang sesungguhnya tidak ada yang mengejutkan atau pun menakutkan. Oleh karena itu, arahkanlah pandangan Anda pada Allah, Sang Penguasa sejarah!

Kuasa manusia sangat terbatas. Sepintas, siapa yang kuat akan mendapat kejayaan dan kemenangan. Namun hal itu akan diuji oleh waktu. Seorang raja yang kuat dan jaya, pada suatu waktu, harus mengakui kejayaan dan kemenangan raja lain di lain waktu. Tidak seorang pun dapat bergantung pada kuasa yang dimilikinya. Suatu saat ia harus menyadari bahwa kekuasaan itu menjadi milik orang lain. Hanya Allahlah yang memiliki kuasa tak terbatas dan kekal, yang mengendalikan kuasa manusia, sehingga tak ada yang dapat memegahkan kekuasaannya. Pada akhirnya manusia harus mengakui kekuasaan Allah.

(0.95) (Dan 11:10) (sh: Penyebab peperangan (Jumat, 2 Juli 1999))
Penyebab peperangan

Penyebab peperangan. Penglihatan Daniel ini sungguh sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Diungkapkan bahwa peperangan demi peperangan akan terjadi dari generasi ke generasi secara beruntun yang mengakibatkan penderitaan. Peperangan adalah merupakan akibat dari nafsu manusia yang ingin menguasai materi, wilayah, dan kekuasaan. Nafsu serakah yang menguasai manusia menyebabkan manusia lepas kendali dan berambisi memenuhi hasrat diri. Sesungguhnya manusia dapat belajar dari pengalaman pahit akibat peperangan yang pernah terjadi, namun seringkali peperangan terulang kembali karena ambisi pribadi atau kelompok tertentu. Hal ini menggambarkan bahwa sejarah mengulang dirinya sendiri.

Akibat peperangan. Peperangan menguakkan penderitaan ke permukaan dan dirasakan oleh banyak orang. Peperangan mengakibatkan penderitaan total: kelumpuhan bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dlsb. Banyak orang akan kehilangan suami, istri, bapak, ibu, anak, atau sahabatnya. Namun tak dapat dielakkan bahwa kini peperangan antar bangsa atau di dalam suatu bangsa telah menjadi berita hangat setiap hari, baik di koran atau siaran berita TV.

Renungkan: Segala perbuatan yang dilandasi nafsu akan selalu berakibat bencana dan penderitaan.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA