Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 12 dari 12 ayat untuk (140-13) Aku AND book:21 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Pkh 2:3) (jerusalem: Aku menyelidiki) Terjemahan lain: Aku berniat, atau: Aku memutuskan.
(0.82) (Pkh 8:2) (endetn: hormatilah wadjah radja)

diperbaiki sedikit. Tertulis: "Aku, (hormatilah) mulut (titah) radja".

(0.80) (Pkh 7:25) (jerusalem: Aku tujukan perhatianku untuk....) Dalam beberapa naskah Ibrani tertulis: Dalam hati aku berusaha untuk.... Terjemahan Indonesia sedikit memperbaiki naskah Ibrani
(0.80) (Pkh 8:12) (ende: namun aku tahu... dst.)

Sekali lagi adjaran umum (Pengk 8:12-13). ditolak pengalaman (Pengk 8:14).

(0.80) (Pkh 7:25) (endetn: dalam hatiku)

diperbaiki menurut beberapa naskah Hibrani dan terdjemahan2 kuno. Tertulis: "Aku mengusahakan (mengadjak) diriku dan hatiku".

(0.77) (Pkh 1:12) (ende)

Pengarang itu berbitjara se-akan2 radja Sulaiman hendak menjatakan, bahwa malahan kebidjaksanaan jang tersohor, seperti pada Sulaiman, tidak sanggup mengerti dan menerangkan soal alam dan hidup manusia.

Bahwasanja ia bukan Sulaiman njatalah dari perkataan: "Aku telah mendjadi Radja".

(0.75) (Pkh 2:25) (jerusalem: dan merasakan kenikmatan) Sementara ahli memperbaiki naskah Ibrani menjadi: dan minum. Begitu terbaca juga dalam terjemahan-terjemahan kuno
(0.75) (Pkh 3:14) (jerusalem: Aku tahu...) Menurut ajaran lazim mengenai pembalasan, maka kematian adalah hukuman atas dosa. Tetapi menurut Pengkhotbah kematian merupakan sebuah unsur yang wajar bagi manusia. Kesalehan dan kebajikan sekali-kali tidak berpengaruh dalam hal kematian. Bahkan di bidang kehakimanpun yang lebih berkuasa mendapat kemenangan, Pengk 2:16,18. Namun demikian Allah mengutamakan orang yang lemah, Pengk 2:15+.
(0.75) (Pkh 8:2) (jerusalem: Patuhilah) Di depan kata ini dalam naskah Ibrani tertulis: Aku
(0.74) (Pkh 2:18) (full: AKU MEMBENCI SEGALA USAHA YANG KULAKUKAN. )

Nas : Pengkh 2:18-23

Hasil usaha manusia, jikalau tidak diabdikan kepada Allah, tidak memiliki nilai yang tetap

(lihat cat. --> Kol 3:23).

[atau ref. Kol 3:23]

Bahkan harta yang masih tersisa pada saat kematian seorang dapat dihambur-hamburkan oleh orang lain.

(0.73) (Pkh 1:12) (full: AKU, PENGKHOTBAH ... MENYELIDIKI DENGAN HIKMAT. )

Nas : Pengkh 1:12-18

Manusia sendiri tidak dapat menemukan maksud dalam hidup, demikian pula, orang tidak dapat memakai prestasi manusia sendiri untuk memperbaiki semua yang tampaknya salah di dunia ini (ayat Pengkh 1:15). Pemecahannya memerlukan sesuatu yang lebih tinggi daripada hikmat, filsafat, atau gagasan manusia. Hikmat itu adalah "dari atas" (Yak 3:17), yaitu hikmat "yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita" (1Kor 2:7).

(0.70) (Pkh 8:9) (sh: Takut akan Tuhan hasilnya berkat (Jumat, 8 Oktober 2004))
Takut akan Tuhan hasilnya berkat

Siapa atau apa yang kita takuti? Ada orang yang takut kehilangan hartanya dan ada orangtua yang takut kepada anaknya. Ada yang takut pada penolakan dan ada pula yang takut kehilangan kecantikannya. Jika kita perhatikan baik-baik, ternyata siapa atau apa yang kita takuti memperlihatkan siapa atau apa yang sebenarnya penting bagi kita. Barang siapa takut kehilangan hartanya, ia mementingkan harta; barang siapa takut kepada anaknya, ia terlalu meninggikan anaknya; barang siapa takut pada penolakan, ia mengagungkan orang lain; barang siapa takut kehilangan kecantikannya, ia menyembah dirinya sendiri. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang mengutamakan Tuhan.

Mengutamakan Tuhan berarti mementingkan kehendak-Nya di atas kepentingan pribadi dan rela mengorbankan diri sendiri demi melaksanakan kehendak Tuhan. Terlalu sering kita mengedepankan kehendak pribadi daripada firman Tuhan; kadang kita malah memakai nama Tuhan untuk membenarkan tindakan kita. Misalnya: menikah dengan pasangan yang tidak seiman dengan dalih untuk membawanya kepada Tuhan; melakukan korupsi dengan alasan ingin menggunakan uangnya untuk pekerjaan Tuhan. Namun, terkadang niat tulus kita untuk hidup takut akan Tuhan menemui jalan buntu tatkala kita membandingkan diri dengan orang yang hidup tidak takut akan Tuhan. Kita tidak bisa menerima kenyataan mengapa hidupnya bisa lancar, sedangkan hidup kita sering melewati "jalan berbatu" (ayat 10-11).

Kendati hidup takut akan Tuhan terkadang menyusahkan, tetapi itu adalah "jalan" yang paling bahagia sebab hal ini menjauhkan kita dari dosa dan menyelaraskan hidup kita pada kehendak-Nya. Ingatlah, Tuhan melihat jerih payah kita dalam melakukan firman-Nya dan Ia akan memberkati setiap orang yang setia kepada-Nya pada waktu-Nya (ayat 12-13). Suatu saat kelak Ia akan bertindak dengan membalas perbuatan orang-orang yang hidup tidak takut kepada-Nya.

Doa: Tuhan, tolongku peka bahwa Engkau hadir dalam segala segi hidupku agar aku takut kepada-Mu.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA