(0.10019772666667) | (Kel 8:16) |
(sh: Kekerasan hati menghancurkan (Jumat, 8 April 2005)) Kekerasan hati menghancurkanKekerasan hati menghancurkan
Kali ini para ahli Mesir tidak mampu melakukan hal serupa. Bahkan mereka pun sadar bahwa tulah nyamuk berasal dari tangan Allah yang Mahakuasa yaitu Allah Israel. Hanya Dia, Allah yang memiliki kekuasaan atas alam semesta. Akan tetapi, setelah mereka memberitahukan hal itu kepada Firaun raja Mesir itu, ia tetap berkeras hati untuk tidak memenuhi permintaan Harun dan Musa (ayat 18-19). Hal yang sama terjadi saat Allah mendatangkan tulah keempat yaitu lalat pikat yang sangat menyengsarakan bangsa Mesir, tapi tidak dialami bangsa Israel (ayat 21,24). Allah membuat perbedaan antara bangsa Mesir dan umat-Nya. Ia mengecualikan Tanah Gosyen. Mengapa? Pertama, Ia menghukum bangsa yang menindas umat-Nya dan menyelamatkan umat-Nya dari tulah yang dirancangkan-Nya untuk bangsa Mesir. Allah melakukan ini bukan karena Ia tidak mengasihi bangsa Mesir, melainkan Ia ingin menyatakan kuasa-Nya di tengah-tengah bangsa Mesir. Kedua, Allah menghukum Mesir karena kejahatannya yang menindas bangsa Israel dan mengekang kemerdekaan umat-Nya. Meski demikian, Allah tetap berkenan mengabulkan permintaan Firaun untuk melenyapkan lalat pikat. Kesediaan Allah ini tidak berarti Ia merubah tujuan-Nya semula. Allah tetap memegang kendali walaupun Firaun mengeraskan hati. Sungguh mendatangkan sukacita besar ketika kita mengetahui bahwa Allahlah pembela umat-Nya. Jika Allah di pihak kita, siapakah lawan kita? (Rm. 8:31). Mari kita jadikan firman Allah ini sebagai kekuatan kita saat menghadapi musuh kita yaitu Iblis dan pihak-pihak yang menjadi sekutunya. Renungkan: Allah peduli akan kehidupan kita. Ia tidak membiarkan kita sendiri menghadapi masalah hidup ini. |
(0.10019772666667) | (Kel 10:1) |
(sh: Siapa mempermainkan siapa? (Senin, 11 April 2005)) Siapa mempermainkan siapa?Siapa mempermainkan siapa?
Bencana belalang yang akan menimpa Mesir sangat dahsyat dan melebihi bencana-bencana sebelumnya. Bencana belalang ini akan mendatangkan bencana lain seperti kelaparan sebab akan menghabiskan segala tumbuhan dan pepohonan (ayat 5,12,15). Secara kumulatif tulah-tulah ini semakin memporakporandakan berbagai sendi kehidupan Mesir. Para pegawai Firaun sudah menyadari bahwa mereka tidak dapat melawan tangan TUHAN. Mereka sadar mereka pasti binasa (ayat 7). Namun, Firaun tetap mengeraskan hati (ayat 10-11). Apakah Firaun sedang mempermainkan Tuhan? Dalam tulah-tulah sebelumnya sikap Firaun terlihat seperti bertobat ketika tulah dinyatakan, tetapi begitu tulah diangkat ia mengeraskan hati. Sikap yang sama ditunjukkan dalam menghadapi tulah belalang ini (ayat 16-20). Sebenarnya Tuhan tetap berdaulat. Ia yang mengendalikan hati Firaun. Tujuan Tuhan adalah hendak mempertontonkan kuasa dahsyat-Nya yang tidak dapat ditandingi oleh ilah-ilah lain. Dengan demikian Firaun akan dipaksa tunduk dan mengakui kedaulatan Tuhan. Tuhan tidak dapat dipermainkan manusia karena Dia mahakuasa dan berdaulat atas seluruh hidup manusia. Orang yang terus menerus mengeraskan hati terhadap teguran dan peringatan Tuhan dan yang mengira bisa mengelakkan konsekuensi penolakannya suatu saat akan tidak bisa lagi bertobat. Ini juga peringatan keras buat kita yang telah menerima anugerah-Nya yang melimpah, agar kita jangan bermain-main lagi dengan dosa. Jangan tunggu sampai hajaran keras harus Tuhan timpakan kepada kita supaya bertobat. Camkan: Tidak seorang pun dapat luput dari hukuman Tuhan bila mengabaikan kesabaran-Nya yang menuntun pada pertobatan. |
(0.10019772666667) | (Kel 12:1) |
(sh: Ketika Tuhan "berjalan melewati" (Kamis, 14 April 2005)) Ketika Tuhan "berjalan melewati"Ketika Tuhan "berjalan melewati"
Melalui ritual Paskah ini kelak umat Israel akan mengenang kejadian yang begitu penting di dalam sejarah mereka ketika Tuhan menyelamatkan ("berjalan melewati") mereka dari perbudakan di Mesir. Peristiwa ini merayakan klimaks pembebasan umat Israel, yaitu ketika Tuhan memberikan tulah kesepuluh berupa kematian anak sulung semua keluarga Mesir kecuali di dalam rumah tangga Israel. Perayaan ini berupa pengurbanan domba yang darahnya dibubuhkan pada pintu rumah orang Israel, supaya mereka terhindar dari kematian anak sulung (ayat 7,12-13). Domba tersebut lalu dipanggang dan dimakan dengan roti tidak beragi dan sayur-sayuran pahit. Mereka harus memakannya dengan berpakaian lengkap untuk bepergian. Hal ini menunjukkan ketergesaan dan kesiapan untuk meninggalkan Mesir. Nanti ketika perayaan ini diulang, perayaan ini harus dilanjutkan dengan perayaan hari roti tidak beragi selama seminggu penuh (ayat 18-20). Umat Israel diperintahkan untuk melakukan kembali secara dramatis apa yang telah terjadi pada waktu itu di Mesir. Dengan mengenang peristiwa ini berarti mereka akan selalu mengingat kasih Allah kepada mereka di dalam sejarah keselamatan orang Israel. Peristiwa Paskah ini merupakan suatu cara untuk mengingatkan umat Israel di Mesir dan keturunan mereka bahwa Allah betul-betul hadir, menghukum orang-orang Mesir, dan menyelamatkan umat Israel. Allah menjadi nyata di dalam peristiwa ini. Demikian juga di dalam Yesus Kristus, kehadiran Allah nyata. Di dalam Yesus Kristus Allah hadir di dalam hati orang-orang yang memercayai Dia. Kristuslah domba Paskah yang menebus dosa manusia (Yoh. 1:29). Renungkan: Tuhan Yesus telah membayar dan menghapus dosa-dosa kita. Ia telah menjadi domba Paskah bagi kita. |
(0.10019772666667) | (Kel 12:21) |
(sh: Darah dan tebusan (Jumat, 15 April 2005)) Darah dan tebusanDarah dan tebusan
Lebih daripada hanya sebagai penangkal datangnya tulah, orang Israel yakin darah yang dioleskan di tiang pintu rumah mereka menghapuskan dosa seisi rumah itu. Lalu, daging domba panggang yang dimakan pada perayaan ini ialah daging yang menyucikan mereka yang memakannya. Dengan berpartisipasi dalam ritual Paskah ini, umat Tuhan menyucikan diri mereka di hadapan Tuhan dan menjadi bangsa yang kudus (Lihat 19:6). Setelah semua ritual itu dilakukan, tulah kesepuluh dinyatakan (ayat 12:29-33). Semua rumah tangga orang Mesir, termasuk Firaun, bahkan ternak-ternak mereka kehilangan anak-anak sulungnya. Namun, mereka yang telah disucikan oleh Tuhan, yaitu orang-orang Israel tidak memperoleh kutukan tersebut. Mereka selamat bahkan justru diizinkan untuk pergi keluar dari Mesir. Orang-orang Mesir yang telah melihat kutukan dahsyat Tuhan menimpa mereka, mendesak dan memaksa semua orang Israel untuk pergi (ayat 33). Para penulis Perjanjian Baru melihat peristiwa kematian Yesus Kristus pada rentetan ritual Paskah ini. Mereka mengartikan sifat kematian-Nya, untuk menyelamatkan, menyucikan, dan menebus manusia. Dia adalah Anak Domba yang dipersembahkan untuk keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya (Ibr. 9:12). Lebih jauh lagi, di dalam peringatan Perjamuan Kudus, kita diingatkan akan peristiwa tersebut setiap kali kita memakan roti dan meminum anggur. Renungkan: Allah telah menebus kita di dalam Yesus Kristus. Kita patut bersyukur karena hal itu. Yesus telah menjadi domba paskah bagi kita yang percaya kepada-Nya. |
(0.10019772666667) | (Kel 14:1) |
(sh: Percaya itu susah? (Selasa, 19 April 2005)) Percaya itu susah?Percaya itu susah?
Walaupun Israel sudah menyaksikan tulah-tulah dahsyat yang Allah timpakan terhadap Mesir dan mengalami diluputkan dari tulah-tulah itu, iman mereka masih harus dilatih untuk terus percaya dan bersandar kepada-Nya. Itu sebabnya Allah memakai kekerasan hati Firaun untuk mengejar mereka (ayat 4,8,17). Allah membuat Firaun menyesal telah melepas Israel pergi, sehingga ia menghimpun pasukannya dan mengejar mereka. Allah sekali lagi hendak memperlihatkan kepada Israel bahwa Dia berkuasa untuk menolong mereka luput dari bahaya para musuh mereka. Pertama, Allah melindungi Israel dengan tiang awan yang menggelapkan sehingga menghalangi tentara Mesir menghampiri mereka (ayat 19-20). Kedua, Tuhan membelah Laut Teberau sehingga Israel bisa menyeberanginya dengan selamat (ayat 21-22). Ketiga, Allah membinasakan Firaun dan seluruh pasukan Mesir dengan menenggelamkan mereka di laut itu (ayat 28). Setelah Allah memberikan bukti kepada bangsa Israel siapa Diri-Nya, maka bangsa Israel menjadi takut dan percaya kepada Allah (ayat 31). Allah telah membuktikan diri-Nya sanggup menyelamatkan kita dari belenggu dosa dan melepaskan kita dari hukuman dosa melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Adakah bukti yang lebih besar daripada itu? Kalau demikian seharusnyalah kita memercayakan diri kita sepenuhnya kepada pengaturan dan kehendak Allah dalam hidup ini. Renungkan: Tidak ada kuasa dosa atau kuasa kejahatan yang dapat mengatasi kuasa penebusan dan pembenaran Allah. |
(0.10019772666667) | (Kel 16:9) |
(sh: Percaya dan harta (Kamis, 8 September 2005)) Percaya dan hartaPercaya dan harta Banyak orang merasa khawatir akan kehidupannya. Khawatir sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan kita kepada Tuhan. Entah kita merasa Tuhan tidak mengerti dan tidak peduli akan kebutuhan kita, atau bahkan kita tidak yakin Dia mampu menolong kita. Akibatnya, kita tidak mampu taat kepada firman-Nya. Kondisi seperti itu yang dihadapi oleh umat Israel. Ketika mereka bersungut-sungut karena kekurangan makanan, Allah menjawab mereka dalam kepedulian dan kemaha-kuasaan-Nya (ayat 12-14). Ia menyediakan manna yang langsung dikirim-Nya dari langit. Ia secara ajaib memelihara mereka. Allah mengirimkan pula burung puyuh agar mereka bisa menikmati daging. Allah memakai alam mencukupi kebutuhan umat-Nya. Tindakan Allah ini menunjukkan kesetiaan sekaligus kemahakuasaan-Nya terhadap umat yang berseru kepada-Nya. Seharusnya mereka percaya kepada Allah. Namun, umat Israel tidak sepenuhnya percaya akan pemeli-haraan Tuhan. Itu membuat mereka khawatir tentang kebutuhan jasmani mereka. Akibatnya mereka tidak taat ketika diperintahkan untuk hanya mengumpulkan manna sesuai kebutuhan keluarga mereka (ayat 19-20). Pernyataan iman kita terbukti melalui sikap dan tindakan nyata kita. Tidak cukup hanya mengaku percaya bahwa Allah Mahakuasa dan Mahakasih. Ungkapan kepercayaan tersebut seringkali hanya di bibir saja sebab tatkala diperhadapkan masalah, kita memilih menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri. Hal itu membuktikan bahwa sebenarnya kita meragukan Allah. Cara kita mendapatkan nafkah dan bagaimana kita menggunakannya adalah ungkapan iman kita sesunguhnya. Kekhawatiran dan keserakahan adalah tanda ketidakpercayaan. Kepercayaan akan terwujud dalam kesahajaan, kemurahan terhadap sesama, serta ucapan syukur yang berlimpah. Renungkan: Percaya sejati selalu mewujudkan ketaatan melakukan firman Tuhan. |
(0.10019772666667) | (Kel 19:14) |
(sh: Bertemu yang Mahakudus (Selasa, 13 September 2005)) Bertemu yang MahakudusBertemu yang Mahakudus Ada dua cara seorang raja berkunjung ke wilayah kekuasaannya untuk bertemu dengan rakyatnya. Secara incognito, yaitu ia datang tanpa upacara dan pakaian resmi agar ia dapat langsung membaur dengan rakyatnya. Atau, dengan segala kemegahan dan kebesaran seorang raja untuk menyatakan status dirinya sebagai pemilik dan penguasa. Kepada Israel yang sudah menyatakan komitmen mereka untuk mengikatkan diri mereka kepada-Nya dalam Perjan-jian Sinai (ayat 9), Allah datang dengan kedahsyatan hadirat-Nya. Allah menyatakan kedahsyatan diri-Nya melalui berbagai gejala alam, seperti gempa bumi, petir, dan awan pekat yang menggentarkan Israel. Melalui kejadian-kejadian itu, Israel sadar diri sebagai makhluk fana yang gentar menghadap Allah Sang Penguasa bumi dan segala isinya (ayat 16-18). Suasana surgawi karena suara sangkakala yang keras menyatakan bukti bahwa Allah adalah Sang Raja surga dan bumi. Sebagai raja, Allah berhak menuntut umat-Nya taat melakukan kehendak-Nya. Sebagai umat-Nya, Israel tunduk mengikuti perintah-Nya. Melalui Musa, Allah terus-menerus mengingatkan Israel agar mempertahankan kekudusan sebab itulah syarat untuk layak menyambut Allah (ayat 10-15; 21-22). Mengapa Allah datang dengan segala kemegahan-Nya? Karena Ia ingin umat-Nya melihat dan menyadari kebesaran Allah sehingga tidak sembarangan bersikap saat mereka menghampiri Dia. Kekudusan Allah menyebabkan tidak seorang pun yang mampu bertahan berhadapan langsung dengan-Nya. Itu sebabnya Musa dijadikan Allah perantara agar umat-Nya dapat mendengar dan mendekat kepada-Nya (ayat 9). Bagi kita pengantara satu-satunya adalah Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus, kita didekatkan dengan Allah dan dilayakkan masuk ke hadirat-Nya. Di dalam Kristus Yesus kita dikuduskan. Camkan: Tanpa pengudusan Kristus tidak seorang pun dapat melihat Allah (Mat. 5:8). |
(0.10019772666667) | (Kel 20:13) |
(sh: Siapa pemilik kehidupan? (Senin, 19 September 2005)) Siapa pemilik kehidupan?Siapa pemilik kehidupan? Hukuman mati yang dikaitkan dengan hak azasi manusia adalah isu kontroversial. Para tokoh Kristen pun terbagi dua, antara yang pro dan yang kontra. Masalahnya ialah siapa yang memiliki hak atas hidup mati manusia? Inti perintah keenam ini adalah hak untuk menentukan hidup dan mati seseorang ada di tangan Allah. Ia yang men-ciptakan dan memberikan kehidupan bagi manusia maka Dia pula yang berhak untuk mengambil kembali kehidupan itu (Mzm. 104:29-30). Oleh karena itu, manusia tidak memiliki hak untuk menentukan hidup atau mati baik bagi dirinya sendiri maupun bagi sesamanya. Namun, Alkitab melalui Hukum Taurat mengajarkan bahwa Tuhan dapat memakai manusia sebagai alat untuk menghukum ciptaan-Nya, termasuk menghukum mati sesamanya. Hukum Taurat mengatur hukuman mati bagi para pezina, penghujat orang tua, penyembah berhala, pembunuh sesamanya, dan pembunuh dalam peperangan. Semua peraturan ini jelas sehingga tidak bisa ditafsirkan macam-macam. Membunuh berbeda dari menghukum mati. Izin untuk menghukum diberikan kepada para pemimpin umat berdasarkan keterangan para saksi yang dapat dipercaya. Hal ini didukung oleh Perjanjian Baru yang menegaskan kuasa pedang dari pemerintah yang dipilih oleh Allah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan atas bangsa yang dipimpinnya (Rm. 13:4). Gereja harus berani menghadapi dan menjawab pertanyaan kontroversial seperti eutanasia dan aborsi. Hak hidup atau mati manusia tetap di tangan Allah. Namun, Tuhan juga mengatur kehidupan melalui sistem-sistem yang dikembangkan oleh manusia. Oleh karena itu, kita harus selalu bertanya apakah setiap keputusan yang diambil pemerintah maupun lembaga yang berwenang sedang mewujudkan kehendak Allah atau sedang bermain sebagai "allah"? Renungkan: Jiwa manusia berharga di mata-Nya, karena itu kita harus menjaga dan menghormatinya. |
(0.10019772666667) | (Kel 20:18) |
(sh: Gentar akan Tuhan (Sabtu, 24 September 2005)) Gentar akan TuhanGentar akan Tuhan Pernah merasa takut dan gentar? Terhadap apa dan mengapa timbul perasaan demikian? Biasanya manusia takut terhadap sesuatu yang membahayakan dirinya atau terhadap seseorang yang jauh lebih berkuasa daripadanya. Jika Allah melalui tindakan-Nya membebaskan Israel dari perbudakan Mesir terbukti baik adanya, mengapa kini Israel takut dan gentar? Allah yang baik itu juga adalah Allah yang dahsyat meng-gentarkan. Penyataan kedahsyatan Allah itu datang melalui gejala-gejala alam yang mematikan (ayat 18). Penyataan ini terjadi sesudah Allah memberi sepuluh hukum-Nya kepada umat perjanjian-Nya. Ini untuk menegaskan bahwa Allah menuntut umat tidak bermain-main dengan kasih, perjanjian, dan hukum-hukum-Nya. Memang Israel sudah menguduskan diri mereka sesuai perintah Tuhan sebelum Tuhan menyatakan diri-Nya di hadapan mereka (ayat 19:10-15). Namun, pengudusan itu harus terus-menerus dilakukan dan bukan hanya secara ritual atau lahiriah semata melainkan dalam seluruh aspek hidup mereka. Dalam peristiwa ini Israel tidak tahan dan meminta Musa saja mewakili mereka (ayat 20:19). Memang tidak ada orang yang mampu menghampiri hadirat Tuhan karena dosa-dosanya. Namun, di dalam Tuhan Yesus orang beriman dimungkinkan untuk mendekat ke hadirat Allah sebab dosa-dosanya telah ditutupi oleh korban keselamatan-Nya secara sempurna (Ibr. 12:18, 19, 24). Dalam hidup sehari-hari kini kita menghayati setiap perjalanan di hadapan hadirat-Nya. Kita sekaligus menghayati rasa akrab dari kasih-Nya dan rasa gentar ka-rena kedahsyatan-Nya. Kepekaan akan sifat-sifat Allah itu membangkitkan sikap hidup yang bersuasana tunduk dan menyembah Dia senantiasa. Ingat: Orang yang belum mengalami pembaruan hidup gentar dan menghindar dari Allah. Orang yang sedang mengalami pembaruan dari-Nya gentar dan hormat dalam dekapan kasih-Nya. |
(0.10019772666667) | (Kel 31:1) |
(sh: Karunia Roh untuk memuliakan Tuhan (Minggu, 14 September 1997)) Karunia Roh untuk memuliakan TuhanKarunia Roh untuk memuliakan Tuhan Karunia khusus, tugas istimewa. Dalam Gereja Tuhan, tiap orang percaya diberikan karunia Roh Kudus (1Kor. 12:7). Karunia dari Tuhan itu bisa berbentuk karunia supernatural seperti berbuat mukjizat, atau yang berkaitan dengan keahlian atau bakat seperti mengajar atau ukir mengukir. Meski berbeda dan cenderung dinilai berbeda pula oleh manusia, tetapi oleh Tuhan semua sama pentingnya. Apakah Anda berbakat untuk mengajar, menjahit, bernyanyi, membangun, mendoakan, mengunjungi, dlsb., lakukanlah untuk Tuhan dan demi pewujudan kemuliaan-Nya dalam Gereja-Nya. Pakai jangan tahan atau sembunyikan karunia Roh yang dikaruniakan-Nya itu (Rm. 12:4-8). Renungkan: Tidak ada hal yang lebih menghambat kemajuan pekerjaan Tuhan daripada dua hal ini: 1) Orang yang beranggapan bahwa kemampuannya tidak berarti, 2) orang yang beranggapan dia saja yang paling penting. Doa: Pakailah tanganku, ya Tuhan, pakailah hidupku. Biarlah segala bakat dan keahlian yang ku terima dari Roh Kudus dipakai hanya untuk kemuliaanMu. |
(0.10019772666667) | (Im 9:1) |
(sh: Pelayan dan imamat yang kudus (Rabu, 11 September 2002)) Pelayan dan imamat yang kudusPelayan dan imamat yang kudus. Sebelum Harun dan putra-putranya dapat dan layak menjalani keimaman mereka, perlu terjadi dulu dua hal. Pertama, sabda Allah datang melalui Musa memberi petunjuk dan perintah. Ini menyatakan prinsip bahwa setiap pelyanan yang benar harus bersumber pada firman Allah dan berjalan sesuai perintah Allah. Kedua, sebelum layak memberikan berbagai kurban untuk pendamaian dan syukur mewakili umat, Harun sendiri harus memberikan dulu kurban-kurban yang sama bagi dirinya sendiri. Kurban untuk penghapus dosa bagi dirinya adalah lembu (ayat 20), mengingatkan kita akan lembu emas yang Harun buat demi memenuhi tuntutan dosa Israel. Kurban bakaran yang menandakan penyerahan diri penuh adalah seekor domba jantan, mengingatkan kita akan domb jantan yang dikorbankan sebagai ganti Ishak. Kedua korban ini menegaskan bahwa sebalum kita bisa melayani orang lain, kita harus lebih dulu dikurduskan dari dosa kita dan menyerahkan diri total kepada Allah. Urutan kurban untuk umat Israelpun sama, hanya kini ada tambahan lain yaitu kurban keslamatan yaitu kurban yang menandakan terjadinya persekutuan dengan Allah yang menumbuhkan kedamaian di dalam hati dan kehidupan umat. Tujuan semua kurn ini adalah karena Tuhan akan menampakan diri kepada mereka (ayat 4,6). Jadi kurban-kurban bukan dimaksudkan supaya Tuhan berkenan atau datang kepada mereka tetapi karena Tuhan akan menampakan diri dan supaya mereka dapat melihat menikmati kemulianNya, mereka harus menyiapkan diri agar layak menyambut anugrah itu. Anugrah Allah di dalam Yesus Kristus telah menyatakan kemuliaan dan penyelamatan dari Allah secara sempurna dan tuntas. Karena itu kita tidak lagi perlu upacara-upacara kurban seperti zaman PL itu. Namun prinsipnya terus berlaku hingga kini. Kurban keslamatan dari Tuhan Yesus adalah awal bagi kehidupan yang tumbuh dalam ketaatan dan kekudusan ke arah Dia. Renungkan: Baik pelayan Tuhan penuh waktu maupun umat, sama perlu memelihara keslamatan dalam kekudusan agar dapat menghayati kehadiranNya secara penuh. |
(0.10019772666667) | (Im 11:1) |
(sh: Kebiasaan Rohani (Jumat, 13 September 2002)) Kebiasaan RohaniKebiasaan Rohani. Kebiasaan rohani menurut pemahaman kebanyakan kita adalah hal-hal seperti pergi ke gereja, memuji Tuhan, berdoa, membaca Alkitab. Tidak terpikirkan oleh kita bahwa kebiasaan makan adalah kebiasaan rohani juga. Oleh karena itu tidak heran jika sulit bagi kita memahami arti rohani bagian ini.Lebih-lebih karena dalam Perjanjian Baru pengaturan tentang makanan haram dan halal ini telah dibatalkan (Kis. 10), kita cenderung menganggap bagian ini tidak relevan. Peraturan-peraturan yang Tuhan Allah berikan kepada umatNya dalam bagian ini sebenarnya sederhana saja. Ada jenis binatang yang boleh dimakan, dan dipakai juga untuk kurban-kurban; ada jenis binatang yang tidak boleh dimakan karena diperhitungkan najis. Mengapa yang satu dianggap yang lain najis, tidak Allah jelaskan. Jadi tidak dapat kita dogmakan bahwa alasannya karena kesehatan, atau karena ada binatang-binatang yang najis itu yang dipakai dalam penyembahan berhala. Lebih tepat kalau kita akui saja bahwa kita tidak tahu apa sebabnya. Sebab yang lebih dalam terletak pada kehendak Allah sendiri yang sesudah memberi umatNya peraturan tentang jalan masuk ke persekutuan denganNya melalui kurban-kurban, kini mengajarkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang menanamkan Kepekaan tentang kudus tidak kudus dalam kehidupan umat. Kehidupan kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan. Kebiasaan makan, kebiasaan tidur dan bangun, kebiasaan kerja, kebiasaan yang berhubungan dengan hobi, dlsb. Kita cenderung beranggapan bahwa kebiasaan-kebiasaan itu tidak perlu dikaitkan dengan soal-soal rohani. Akibatnya kehidupan kita terbagi kedalam dua ruang terpisah: aspek rohani dan aspek sehari-hari yang tidak rohani. Bagian firman ini mengingatkan bahwa kita tidak bisa hidup terbelah dua demikian. Kebiasaan-kebiasaan kita dari rumah sampai kekantor, dari pribadi sampai komunal, ddari rumah makan sampai kerumah ibadah, harus serasi dan sepenuhnya mengekspresikan kemuliaan Tuhan. Renungkan: Kristus menyelamatkan dan membebaskan kita agar kita boleh bebas memuliakan Dia dengan segenap hidup kita. |
(0.10019772666667) | (Bil 3:14) |
(sh: Kehidupan rohani umat-Nya (Minggu, 8 Agustus 1999)) Kehidupan rohani umat-NyaKehidupan rohani umat-Nya Pemilihan dan penetapan orang Lewi. Melalui pemilihan dan penetapan orang Lewi sebagai imam, Allah memperlihatkan bahwa kehidupan rohani bangsa Israel adalah prioritas utama Allah. Pencatatan berdasarkan "puak" mempunyai beberapa pengertian: (1) bukan berarti bani Israel yang lain tidak dipakai oleh Tuhan; (2) setiap anak Tuhan bertanggungjawab sesuai dengan kepercayaan yang telah Tuhan berikan kepadanya. Orang-orang yang telah dipilih Tuhan itu harus mampu mencerminkan kekudusan bukan saja dalam tindakan moral, tetapi juga dalam kegiatan praktis. Kekudusan Allah tampak dalam sikap disiplin dan keteraturan kerja. Dikhususkan dan diberi hak istimewa. Orang Lewi dipilih untuk dikhususkan bagi Tuhan. Hidup mereka pun harus kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. Tugas orang Lewi tidak dapat digantikan oleh suku lain. Hal ini bukan berarti orang Lewi memiliki kedudukan lebih tinggi dari suku lain. Sama sekali tidak! Pengkhususan ini menyatakan bahwa Tuhan mengutamakan ibadah yang serius, maka harus ada yang khusus menangani pelayanan ini. Tuhan juga menginginkan ibadah Gereja saat ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, di mana jemaat dapat merasakan kehadiran dan kuasa-Nya. Kualitas kehidupan rohani. Melalui tindakan Allah di atas, kita dapat melihat bahwa Allah rindu umat-Nya memiliki pengertian yang benar tentang ibadah dan bertumbuh dalam kualitas kehidupan rohani yang sehat. Allah tahu benar kebebalan hati umat-Nya, tetapi dalam anugerah kasih-Nya, Ia memakai orang Lewi sebagai imam, pengantara antara Dia dan umat-Nya. Kristen adalah umat-Nya yang telah dipilih dan ditebus-Nya. Bagaimana kehidupan ibadah dan kualitas rohani umat-Nya kini? Melalui para hamba-Nya, Tuhan senantiasa menyatakan diri sebagai Allah yang layak disembah. Pengenalan akan Allah menolong kita sebagai umat-Nya untuk hidup beribadah dan memiliki kualitas rohani yang bertumbuh. Doa: Ya Tuhan, jadikan Kristen umat-Mu yang beribadah dan memiliki kualitas rohani. |
(0.10019772666667) | (Bil 6:22) |
(sh: Materikah wujud berkat Allah? (Minggu, 15 Agustus 1999)) Materikah wujud berkat Allah?Materikah wujud berkat Allah? Setiap Kristen rindu diberkati oleh Tuhan. Namun, banyak Kristen keliru memahami berkat Tuhan tersebut. Untuk menghindari pemahaman yang salah, apa yang dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk mengetahui seseorang diberkati atau tidak diberkati oleh Tuhan? Seringkali yang dipakai sebagai tolok ukur berkat adalah kesehatan, kesuksesan, dan kekayaan. Namun, firman Tuhan justru tidak menyebutkan atau membenarkan salah satu dari ketiga hal tersebut. Berkat Tuhan adalah penyertaan dan perkenanan-Nya. Apakah artinya memiliki kesehatan prima, kesuksesan berbisnis dan kekayaan melimpah bila Tuhan tidak berada di pihak kita dan beserta dengan kita? Bagi Musa yang diberkati Tuhan, penyertaan dan perkenanan Tuhan atas dirinya ketika dia ditunjuk untuk memimpin bangsa Israel menuju ke tanah perjanjian sudah cukup baginya. Kehadiran Tuhan sebagai gembalanya selalu cukup bagi Daud, baik pada saat tenang maupun pada saat ia melewati lembah kekelaman. Bagi Paulus, sukacitanya tidak dibatasi oleh materi, tembok-tembok penjara, dan kesehatan. Berkat Tuhan dalam kehidupan Kristen masa kini. Pengalaman para tokoh Alkitab yang diberkati Tuhan secara luar biasa, tidak membuat mereka mengubah pemahaman tentang berkat Tuhan dalam hidup mereka. Akibatnya, dalam penyertaan Allah semua kebutuhan mereka terpenuhi: kesehatan, kesuksesan memimpin umat, dan kebutuhan ekonomi. Berbeda dengan keadaan banyak Kristen masa kini yang menganggap dan mengkotak-kotakkan berkat Tuhan sebatas pemenuhan kebutuhan "perut dan gengsi". Pengaruh paham materialisme telah membungkam kepercayaan iman kita. Akibatnya kita dibelenggu oleh paham bahwa kita kini hidup di zaman yang serba bergantung pada materi. Tuhan hanya dianggap ada bila kebutuhan materi terpenuhi. Pernahkah kita bertanya: "mengapa hingga saat ini aku masih bernafas? Darimanakah nafas itu aku peroleh?" Doa: Tuhan tolonglah aku untuk melihat segala sesuatu yang ditawarkan dunia ini adalah sampah dibandingkan dengan penyertaan dan perkenanan-Mu. |
(0.10019772666667) | (Ul 4:1) |
(sh: Cinta itu eksklusif (Senin, 28 April 2003)) Cinta itu eksklusifCinta itu eksklusif. Hubungan antara Allah dan Israel dapat digambarkan sebagai hubungan antarkekasih. Allah begitu mengasihi Israel dan memberikan yang terbaik baginya. Allah menuntut pula kesetiaan dan cinta yang tak terbagi dari Israel. Setelah Musa mengingatkan bangsa Israel tentang sejarah mereka, mulai pasal ini ia menasihatkan mereka untuk menaati hukum-hukum Allah agar mereka hidup. Allah mencintai bangsa Israel dengan pemeliharaan-Nya yang begitu indah. Ia juga memberikan hukum pengajaran-Nya yang unik, yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain (ayat 5-8). Dengan hukum-hukum ini, bangsa Israel akan menjadi bangsa yang besar (secara spiritual, bukan kuantitas). Ketika mereka menaati hukum-hukum tersebut, Allah akan menjadi dekat dan menolong mereka -- suatu keajaiban bagi bangsa-bangsa lain (ayat 7). Hukum-hukum itu sendiri sempurna dan unik (ayat 8), misalnya adanya peraturan- peraturan mengenai perlakuan yang baik terhadap orang asing dan tidak adanya hukuman mati bagi kejahatan ekonomi -- sesuatu yang berbeda dibandingkan peraturan bangsa-bangsa lain. Hanya Allah yang patut dicintai dan disembah. Untuk itu, bangsa Israel harus mengingat semua hukum-Nya dan menyampaikannya kepada generasi-generasi berikutnya. Itulah sebabnya dua loh untuk sepuluh perintah Allah dibuat dari batu -- agar hukum- hukum itu permanen. Allah menginginkan agar bangsa Israel tidak menyembah apa pun yang berada di dalam alam ciptaan (ayat 15-20) meskipun mengatasnamakan Yahweh. Hanya Yahweh yang patut disembah. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa Ia adalah Allah yang cemburu (ayat 24). Ia berharap bangsa Israel yang akan masuk ke Tanah Perjanjian tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Renungkan: Tuhan mencintai Anda dengan begitu istimewa, memberikan semua yang terbaik bagi Anda. Masakan Anda masih menomorduakan Dia? |
(0.10019772666667) | (Ul 4:41) |
(sh: Menyiapkan hati (Rabu, 30 April 2003)) Menyiapkan hatiMenyiapkan hati.
Ada dua hal yang perlu kita perhatikan dalam teks Alkitab yang
kita baca hari ini. Pertama, kita perlu menyelidiki mengenai
kota-kota perlindungan (ayat 41-43). Musa dikatakan harus
menetapkan tiga kota perlindungan bagi para pembunuh. Hukum yang
didirikan di sini muncul dalam 19:1-13 (ayat 42 adalah sebuah
ringkasan untuk 19:3-5) dan Bil. 35:9-34. Menurut Bil. 35:14,
enam kota harus dipilih, dan tiga di antaranya adalah di sebelah
timur Sungai Yordan. Kita bertanya-tanya apakah tindakan Musa
merupakan sesuatu yang signifikan di sini, mengingat bahwa Mengapa Musa menetapkan ketiga kota tersebut? Kemungkinan sekali Musa bereaksi terhadap penolakan Tuhan meluluskan permohonannya untuk masuk ke tanah perjanjian (ayat 3:26-29). Sebenarnya mungkin sekali Musa sudah berencana untuk menetapkan keenam kota itu, setelah menyeberangi Sungai Yordan. Namun, setelah kemungkinan itu lenyap, ia berusaha untuk melakukan apa yang masih dapat ia lakukan. Kita melihat betapa gejolak emosi manusia begitu dalam dan kuat -- betapa sulitnya menerima kehendak Allah, melepaskan yang harus dilepaskan dan menerima keadaan. Kedua, ayat 44-49. Sebenarnya bagian ini adalah bagian pendahuluan untuk masuk ke dalam pasal-pasal berikutnya yang berbicara mengenai hukum-hukum Tuhan. Setelah "tertunda" selama 4 pasal yang berbicara tentang sejarah masa lalu Israel, maka dalam ayat 44, kita bisa mendengarkan Musa berkata, "Akhirnya, inilah pengajarannya ...." Empat pasal pertama merupakan persiapan hati supaya Israel siap menerima hukum-hukum Allah. Pengalaman bersama Allah adalah faktor yang penting untuk menyiapkan hati kita. Renungkan: Ketika Anda membaca firman Tuhan dan berusaha menaati kehendak- Nya, lihatlah itu dalam perspektif pengalaman Anda bersama Dia! |
(0.10019772666667) | (Ul 24:1) |
(sh: Bercerai, siapa berani? (Sabtu, 3 Juli 2004)) Bercerai, siapa berani?Bercerai, siapa berani? Menikah kembali setelah bercerai, apakah diperbolehkan? Di zaman modern ini perceraian antara suami-istri (suami menceraikan istri dan istri menceraikan suami) semakin sering terdengar dan cenderung menjadi biasa. Peraturan Allah di perikop ini berbicara tentang pernikahan kembali setelah suami-istri bercerai, namun pernikahan ini tidak disetujui oleh Allah. Peraturan ini tidak saja berlaku untuk zaman dulu tetapi terlebih sekarang. Umat Allah harus memiliki ciri yang membedakannya dari orang dunia ini. Dalam konteks dunia Asia Timur kuno, peraturan ini justru melindungi kaum wanita (istri) dari pelecehan kaum pria (suami). Di luar Israel para suami dengan mudah menceraikan istrinya karena hal yang sepele, misalnya: masakan yang hangus. Sedangkan di Israel melalui Hukum Taurat hak kaum wanita diperhatikan, yakni tidak boleh diceraikan tanpa ada penyebab yang serius. Di ayat 1 "tidak senonoh" bukan berarti tindakan perzinahan, melainkan perangai moral yang tidak pantas untuk dilakukan seorang istri. Inti peraturan di perikop ini ialah adanya larangan bagi mantan suami pertama untuk menikahi mantan istri, khususnya jika mantan istri ini telah menikah dan telah bercerai dari suami keduanya. Mengapa demikian? Pertama, karena perbuatan mantan suami pertama itu telah menyamakan mantan istri dengan seorang pelacur. Artinya, memperlakukan mantan istri sewenang-wenang (dipergunakan semaunya) dan tidak sopan (menceraikan). Kedua, perceraian tidak berkenan di hadapan Allah. Keputusan untuk bercerai yang dilakukan oleh mantan suami pertama adalah sikap melecehkan. Sebaliknya suami harus mengambil sikap menyenangkan istrinya sebagai pasangan yang diberikan Allah kepadanya. Hal ini tersirat dalam ayat 5, yakni bukan hanya istri yang melayani suami, melainkan suami perlu menyukakan hati istri. Camkanlah: Bercerai bukanlah alternatif kristiani. Ikatan pernikahan adalah kudus dan serius. Hai para suami, kasihilah istrimu dan lindungi dia! (Kolose 3:19; I Petrus 3:7-8) |
(0.10019772666667) | (Ul 28:47) |
(sh: Kutuk sebagai konsekuensi dosa (Senin, 12 Juli 2004)) Kutuk sebagai konsekuensi dosaKutuk sebagai konsekuensi dosa. Pada saat seseorang tidak mau tunduk kepada kedaulatan Allah, ia menghadapi konsekuensi dipaksa tunduk oleh kedaulatan Allah itu sendiri. Allah bisa memakai apapun untuk menunjukkan kedaulatan-Nya. Apa yang akan dialami bangsa Israel jika mereka menolak kedaulatan Allah atas hidupnya diuraikan mendetail di bagian ini. Allah akan memakai musuh untuk melawan bangsa Israel (ayat 47-57). Mereka yang menolak tunduk kepada Allah akan tunduk kepada bangsa yang dipilih Allah untuk menghukum Israel. Mereka akan merasakan ketidakberdayaan dalam berbagai aspek kehidupan mereka: tidak merdeka (ayat 48-49), dikepung oleh musuh sehingga menimbulkan kelaparan yang menyebabkan perbuatan biadab di antara mereka (ayat 50-57). Hukuman Allah meniadakan semua yang pernah dijanjikan Allah (ayat 58-68). Menolak kewajiban berarti menolak hak berkat dan sebagai akibatnya segala berkat itu dicabut dari mereka. Dan sebagai puncak konsekuensi mereka dikembalikan kepada perbudakan: seperti dulu mereka di Mesir (ayat 68). Akibat fatal dari ketidaktaatan adalah kembali ke perbudakan seperti sebelum menjadi umat Allah dengan kata lain kembali ke kondisi bukan umat. Sungguh mengerikan jika hukuman Allah menimpa manusia yang keras kepala. Apa yang dijanjikan Allah untuk kebaikan manusia seakan sirna oleh api kemurkaan-Nya. Masa kini pun kita menyaksikan bagaimana banyak manusia dan bangsa mengalami penghukuman Allah yang dahsyat, yaitu diserahkan kepada cengkeraman dosa yang menekan dan melibas hidup tanpa berdaya untuk melepaskan diri. Tidak ada kelepasan dari hukuman Allah kecuali berpaling lagi kepada Dia untuk bertobat dan mengakui kedaulatan Allah dalam hidup ini. Di dalam Yesus, kita mendapatkan anugerah pengampunan dosa dan diluputkan dari penghukuman. Renungkan: Hukuman terberat adalah pada waktu Allah menyerahkan kita pada kutuk dosa. Namun, anugerah terbesar adalah pada waktu Kristus memerdekakan kita dari perhambaan dosa. |
(0.10019772666667) | (Ul 30:1) |
(sh: Jangan sia-siakan kasih setia Allah (Rabu, 14 Juli 2004)) Jangan sia-siakan kasih setia AllahJangan sia-siakan kasih setia Allah. Berulang kali anak itu mengecewakan ibunya, berulang kali pula ibunya mengampuni. Suatu saat, anak itu bertanya, "Ibu, masih adakah pengampunan bagiku? Apakah aku boleh mencoba lagi taat kepadamu?" Ibunya menjawab dengan berlinang air mata, "Anakku, selama matahari masih terbit, selama itu juga pengampunanku." Puji Tuhan! Kasih setia-Nya jauh melebihi kasih seorang ibu. Bangsa Israel patut bersyukur memiliki Tuhan yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Walaupun hukuman adalah konsekuensi dosa, namun Tuhan menginginkan bangsa Israel bertobat. Bahkan setelah penghukuman diturunkan, pemulihan disediakan. Allah bukan hanya berjanji memulihkan mereka yang bertobat dan memberkati dengan limpah (ayat 3-5,9), Allah bahkan akan mengubah hati mereka supaya mampu mengasihi-Nya (ayat 6) dan menaati firman-Nya (ayat 8). Puji Tuhan, kesanggupan untuk mengasihi dan taat kepada firman-Nya berasal dari Allah sendiri. Namun bangsa Israel harus memilih untuk taat. Bangsa Israel tidak bisa berdalih, bahwa perintah Allah terlalu tinggi untuk diraih dan terlalu jauh untuk dijangkau. Sebab firman-Nya dekat kepada bangsa Israel. Yang penting adalah sikap hati yang mau taat kepada-Nya (ayat 11-14). Sekali lagi Allah memperhadapkan Israel dengan pilihan (ayat 15,19-20) janji berkat untuk ketaatan mereka (ayat 15-16), atau ancaman kutuk untuk kekerasan hati mereka (ayat 17-18). Sama seperti Israel harus memilih, kita pun diminta untuk memilih. Tuhan menginginkan agar kita memilih taat pada firman-Nya. Kita bisa menikmati segala berkat-Nya dalam Yesus Kristus. Namun kita harus memilih untuk mengasihi Dia, taat kepada firman-Nya, dan melakukan perintah-Nya untuk dapat menikmati berkat itu. Renungkan: Berkat Tuhan dan kasih setia-Nya tersedia bagi setiap anak-Nya yang memilih untuk taat kepada firman-Nya dan melakukan perintah-Nya. Jangan sia-siakan kasih setia Allah. |