Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 13836 ayat untuk waktu yang baik (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.50) (Am 1:9) (jerusalem: perjanjian persaudaraan) Ini agaknya menyinggung hubungan-hubungan baik antara Fenesia dan Israel di mana pemerintah Salomo, 1Ra 5:12 dan 1Ra 9:13: Raja Titus, Hiram menyebut Salomo: saudaraku. Hubungan baik itu diperkuat oleh perkawinan Ahab dengan Izabel, 1Ra 16:31, puteri Ittobaal yang menjadi raja Tirus dan Sidon.
(0.50) (Luk 24:12) (jerusalem) Meskipun kebanyakan naskah tidak memuat ayat-ayat ini, namun perlu dipertahankan sebagai asli. Gaya bahasanya adalah baik gaya bahasa Lukas maupun gaya bahasa Yohanes. Baik Lukas maupun Yohanes menggunakan tradisi yang sama. Dalam Luk 24:24 kunjungan Petrus ini disinggung dan disarankan bahwa Petrus tidak seorang diri pergi ke kubur Yesus.
(0.50) (2Raj 23:31) (sh: Jika 13 tahun gagal, bagaimana dengan 1 jam? (Rabu, 19 Juli 2000))
Jika 13 tahun gagal, bagaimana dengan 1 jam?

Berapa banyak waktu yang Anda berikan untuk meluangkan waktu bersama-sama anak Anda, mendidik, dan membimbing mereka? Apa saja yang Anda lakukan agar nantinya mereka menjadi manusia dewasa yang mempunyai kehidupan sosial, moral, dan spiritual yang baik? Anda mungkin terus memerangi nilai-nilai dan norma-norma yang masuk ke dalam pikiran anak-anak melalui televisi, vcd, video game, bacaan, teman-teman di sekolah dan apa yang terjadi di sekitar mereka, agar itu semua tidak menjadi bagian pembentukan kepribadian mereka.

Yosia sang pembaharu bangsa Yehuda telah kehilangan anak-anaknya. Yoahaz, anaknya yang langsung menggantikan dia, tidak mengikuti jalannya (31). Akibatnya hidupnya berakhir tragis (34). Elyakim, anak Yosia yang lain, juga tidak berbeda dengan Yoahaz. Bahkan lebih lagi, ia telah memenuhi Yehuda dengan kejahatan dan memimpin bangsanya kembali kepada perzinahan rohani (Yer. 18:18-20; 22:13-17; 26:20-23). Ia tidak lagi mempunyai kuasa atas dirinya apalagi terhadap kerajaan dan rakyat yang ia pimpin, sehingga namanya diubah seenaknya oleh raja Mesir, ia harus memeras rakyatnya sendiri yang seharusnya dilindungi demi takhtanya (35). Ia dilemparkan dari satu penguasa ke penguasa lainnya untuk menjadi sapi perahannya tanpa dapat mempertahankan dirinya (waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">24:1-2). Itu semua harus dialami oleh anak-anak Yosia, karena mereka hidup tidak seturut dengan firman Tuhan (2-4).

Mereka menjadi raja ketika berumur 23 dan 25 tahun sedangkan Yosia melaksanakan pembaharuan selama 13 tahun (waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">22:1-3). Tentunya mereka juga menjadi target dari pembaharuan itu. Ternyata waktu 13 tahun disertai komitmen penuh, tidak berhasil memerangi pengaruh-pengaruh negatif yang memasuki pikiran-pikiran anak-anak Yosia.

Renungkan: Jika Yosia tidak berhasil, apa yang akan terjadi dengan anak-anak kita, jika kita hanya menyediakan waktu beberapa jam dalam 1 minggu? Memang ada yang berkata: yang penting bukan berapa lama tapi bagaimana kualitasnya. Namun harus diingat bahwa 'bobot' pengaruh-pengaruh dari luar akan sangat membekas dalam pikiran anak-anak kita. Dapatkah ini diperangi hanya dalam waktu singkat? Seperti bakteri penyakit yang akut harus dimatikan dengan antibiotik dosis tinggi dan diberikan dalam waktu cukup panjang.

(0.50) (2Raj 1:1) (sh: Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup (Minggu, 14 Mei 2000))
Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup

Karena begitu besar kasih Allah akan umat manusia baik sebagai individu maupun kelompok, maka Ia akan menggunakan berbagai cara dan media untuk menegur, memperingatkan, dan menyadarkan seorang manusia agar ia bertobat. Selain keberagaman cara dan media, Allah juga menggunakan keberagaman intensitas dalam menggunakan cara dan media. Itu semua disesuaikan dengan kondisi dan situasi seseorang, khususnya disesuaikan dengan berapa lama lagi manusia itu masih mempunyai kesempatan untuk hidup.

Pemahaman ini tergambar jelas dalam kisah Ahazia. Sebagai pengganti Ahab - ayahnya, ia hanya memerintah selama 2 tahun. Waktu yang singkat itu dipenuhi oleh perbuatan jahat, sehingga menimbulkan sakit hati Allah (1Raj. 22:54). Di dalam waktu yang singkat itu pula, terjadi beraneka ragam bencana, baik yang nampaknya alamiah maupun supranatural yang harus ditanggung oleh Ahazia. Di dalam bidang politik, terjadi pemberontakan oleh Moab setelah Ahaz meninggal. Peristiwa ini pasti mempengaruhi kondisi, sosial, ekonomi, dan keamanan negara Israel. Dalam bidang ekonomi, Allah menggagalkan kerjasama ekonominya dengan Yosafat (2Taw. 20:36-37). Hukuman ini adalah cara Allah memperingatkan Ahazia agar bertobat.

Ketika Ahazia 'meniadakan' Allah dengan cara mencari petunjuk dari Baal-Zebub dan dilanjutkan dengan rencananya menangkap Elia, Allah masih mau memberikan peringatan yang lebih jelas dan keras melalui hukuman api yang menimpa 2 orang perwira Ahazia dan 50 bawahannya. Hukuman ini dimaksudkan untuk menyatakan dengan lebih tegas lagi bahwa Ia ada dan jauh lebih berkuasa dari Baal.

Renungkan: Begitu besar kasih Allah kepada manusia. Itulah sebabnya Allah tetap selalu memperingatkan dosa-dosa kita lebih dari cukup.

Bacaan untuk Minggu Paskah 4:

Kisah Para Rasul 2:36-41 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis2.htm#waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">2:36 1Petrus 2:19-25 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe2.htm#waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">2:19 Yohanes 10:1-10 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh10.htm#waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">10:1 Mazmur 23 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz23.htm

Lagu: Kidung Jemaat 157

(0.50) (Kel 20:15) (sh: Menghargai milik orang (Rabu, 21 September 2005))
Menghargai milik orang

Kini penjarahan, perampasan hak dan pengambilalihan benda milik orang lain lebih sering kita dengar daripada orang yang menghargai sesamanya dan milik mereka. Ini menunjukkan rendahnya rasa saling menghargai sesama.

Perintah kedelapan ini dimaksudkan Tuhan supaya Israel mampu menghargai harta yang menjadi hak milik sesamanya dan dapat mempertanggungjawabkan harta miliknya sendiri. Dasar perintah kedelapan ini adalah harta merupakan anugerah dari Tuhan. Harta adalah pemberian Tuhan sehingga umat-Nya berkewajiban menjadikan harta itu sebagai alat anugerah Tuhan. Orang yang menghargai Tuhan dan berkat-berkat-Nya tidak akan mengambil harta yang bukan miliknya, tidak juga hak orang lain, sebaliknya dengan rela membagi berkat dengan sesamanya. Memperhambakan diri terhadap harta berarti juga melanggar perintah kedua, yaitu larangan menyembah berhala.

Tindakan pelanggaran terhadap perintah kedelapan ini dapat beragam bentuknya mulai dari pencurian secara materi (Kel. 22:1-4), penyalahgunaan waktu, pemakaian fasilitas umum yang tidak bertanggung jawab, pemanfaatan koneksi, katabelece, dan yang bersifat nepotis, sampai kepada perbuatan korupsi dan manipulasi. Berbagai tindakan menahan hak orang lain pun merupakan tindakan pencurian yang dibenci oleh Tuhan (Im. 19:11, 13; Ul. 24:14). Ingatlah bahwa Tuhan sendiri yang akan menjadi pembela orang tertindas, janda dan kaum miskin.

Paulus mengajarkan anak-anak Tuhan untuk bekerja keras dan menikmati hasil jerih lelahnya sendiri dan bukan mencuri (2Tes. 3:7-8). Kewajiban kita adalah berkarya untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Tanggung jawab kita adalah menyejahterakan sesama kita dengan berkat yang kita terima dari Tuhan.

Responsku: Aku akan menjadi penatalayan yang baik atas semua harta yang Allah percayakan kepadaku dan tidak merugikan hak sesamaku.

(0.50) (1Raj 3:16) (sh: Yang sederhana di tangan yang bijak (Minggu, 30 Januari 2000))
Yang sederhana di tangan yang bijak

Dalam konsep PL, hikmat adalah penerapan praktis dari pengetahuan yang dimiliki seseorang ke dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyatakan hikmat Salomo yang luar biasa, kitab 1 Raja-raja tidak mengetengahkan kemampuan arsitek Salomo di dalam membangun Bait Allah dan istana, namun memilih peristiwa ini.

Permasalahan yang dibawa kedua pelacur ke hadapan Salomo sangat pelik dilihat dari berbagai faktor. Salomo tidak mengenal latar belakang kedua pelacur tersebut, sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang benar dan yang salah. Bayi yang diperebutkan masih terlalu kecil untuk mengenali siapa ibu yang sebenarnya. Dan yang paling utama, tidak ada saksi yang dapat memperkuat argumentasi masing-masing pelacur itu. Dengan kata lain, Salomo sama sekali tidak mempunyai pengetahuan mengenai faktor-faktor yang terkait secara langsung dengan kasus itu. Namun tidak berarti ia tidak bisa menyelesaikan kasus ini.

Sebaliknya Salomo menggunakan pengetahuan yang paling sederhana yang pasti dimiliki oleh semua orang Israel. Pengetahuan itu ialah bahwa seorang ibu kandung rela melakukan dan berkorban apa saja asalkan anaknya dapat tetap hidup. Bahkan dengan tidak mengakui anaknya sekalipun akan dilakukan, asalkan anaknya dapat tetap hidup. Pengetahuan yang sederhana inilah yang diterapkan dengan sangat bijak pada waktu yang tepat. Hasilnya sangat mengagumkan. Siapa ibu kandung bayi itu terbukti dengan sendirinya. Kekuatan dan manfaat suatu pengetahuan tidak terletak pada tingkat kekompleksitasan masalahnya, namun pada tangan orang yang mempergunakan pengetahuan itu.

Renungkan: Orang dikatakan bijak bukan karena ia mengetahui segala sesuatu, namun karena ia dapat mengaplikasikan apa yang diketahuinya secara benar dan tepat, sehingga bagaimana pun kompleksnya suatu masalah tetap dapat dipecahkan dengan baik.

(0.50) (2Sam 3:22) (sh: Diperbudak dendam. (Rabu, 18 Februari 1998))
Diperbudak dendam.

Apabila seseorang diperbudak sesuatu, tidak ada lagi analisa kritis dalam dirinya. Begitulah Yoab dan Abisai. Abner sebenarnya tidak bersalah, dalam hal kematian Asael di waktu perang (bdk. ">2Sam. 3:23). Tetapi Yoab dan Abisai tetap mendendam Abner. Yoab mempersalahkan Raja Daud (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">3:23" context="true">23) dan menuduh Abner (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">24-25). Tanpa menunggu penjelasan Daud, Yoab segera mengirim utusan untuk membawa kembali Abner. Karena Abner tidak merasa curiga, Yoab dapat membunuhnya tanpa perlawanan (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">26-27).

Kemenangan yang ternoda. Perjuangan telah ternoda. Raja Daud yang cinta jalan damai jelas tak seprinsip Yoab yang suka kekerasan. Raja Daud dengan tegas mengutuk perbuatan biadab yang dilakukan Yoab (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">28-29), walaupun ia tidak dapat melakukan hukuman fisik pada saat itu kepada Yoab (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">39). Tetapi ia tetap berharap bahwa hukuman itu kelak akan terjadi (bdk. ">1Raj. 2:5-6).

Tindakan yang mengharukan. Suatu ucapan yang disampaikan seorang pemimpin yang kharismatik, memiliki kekuatan. Waktu raja Daud menggubah suatu ratapan untuk mengenang Abner (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">2:33-34" context="true">33-34), semua rakyat mengikuti apa yang dilakukan raja dan dianggapnya baik (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">31-37).

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk tetap bersandar kepada-Mu.

(0.50) (1Raj 5:1) (sh: Menabur angin, menuai badai (Rabu, 2 Februari 2000))
Menabur angin, menuai badai

Persiapan pembangunan Bait Allah dilakukan secara teliti, cermat, dan dengan perhitungan yang matang. Untuk kayu dipilihlah kayu dari pohon aras yang terkenal sangat baik dan untuk dasar rumah dipilih pula batu-batu yang mahal. Untuk pekerja-pekerja utama dipilih orang-orang Sidon yang memang ahli menebang pohon. Persiapan ini juga melibatkan ratusan ribu pekerja termasuk di dalamnya 30.000 orang yang bekerja secara bergilir.

Tampaknya persiapan Salomo begitu sempurna sehingga segala sesuatu berjalan lancar, mulai dari pengadaan material yang dipakai sampai sumber daya manusia yang dibutuhkan. Namun bila kita amati dengan seksama, akan terlihat kekhilafan cukup fatal yang dilakukan Salomo. Untuk mendapatkan pohon aras dari raja Tirus, Salomo melakukan strategi pendekatan yang canggih terutama dalam soal pembayaran sehingga perjanjian kerja dapat disetujui dengan baik. Semua pihak disenangkan. Bahkan raja Hiram sampai memuji Tuhan sebagai pengakuan atas kehebatan Salomo. Sebaliknya ketika ia membutuhkan sumber daya manusia dari bangsanya sendiri, Salomo menggunakan pendekatan pemaksaan yaitu kerja rodi dengan sistem bergilir tanpa bayaran. Mereka tahu bahwa Bait Allah itu adalah untuk kepentingan kehidupan rohani mereka, namun demikian tak satu pun pujian keluar dari mulut bangsa Israel yang terlibat dalam kerja rodi, sebagai respons atas persiapan pembangunan Bait Allah.

Pembedaan dalam pendekatan ini menunjukkan keteledoran yang timbul dari sikap menganggap remeh dan semena-mena dari Salomo terhadap rakyat kecil. Walaupun konsekuensi secara langsung tidak dialami oleh Salomo, tindakannya itu bisa dianggap sebagai menabur suatu biji permasalahan yang nantinya akan berbuah yang menjadi pemicu perpecahan kerajaan Israel (1Raj. 12:4). Salomo sudah menabur suatu biji permasalahan yang tampaknya sepele, namun setelah kematiannya biji itu menjadi pemicu kesulitan besar dan perpecahan.

Renungkan: Dalam melaksanakan tugas pelayanan atau pekerjaan, terutama yang menyangkut manusia, pikirkan secara bijak dan untuk jangka panjang. Keteledoran sepele masa kini merupakan sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak, sehingga mengakibatkan kehancuran pelayanan atau pekerjaan yang sedang kita tekuni. Apa yang kita tabur kini, akan kita tuai kelak.

(0.49) (Mzm 143:8) (ende: pagi2)

ialah waktu jang dianggap lebih baik untuk menerima anugerah Tuhan.

(0.49) (Mat 25:31) (sh: Pemisahan kekal. (Senin, 20 April 1998))
Pemisahan kekal.

Pengikut Yesus sejati dan pengikut palsu sulit dibedakan. Jangankan itu, membedakan antara Kristen dan bukan Kristen saja pun sulit. Ada Kristen yang jahatnya ampun-ampun dibandingkan yang tidak mengaku Kristen. Ada pula bukan Kristen yang kebaikannya boleh diadu dengan Kristen serius mana pun. Apa yang kini saApr dan tidak jelas itu tidak akan berlangsung terus. Akan tiba saatnya Tuhan sendiri memisahkan manusia ke dalam dua kelompok. Mereka yang beroleh perkenan-Nya dan mereka yang ditolak-Nya.

Tempat bagi perbuatan baik. Tahun lalu hati kita tersentuh oleh amal bakti dua wanita teladan: Putri Diana dan Ibu Teresa. Di sini Tuhan menyatakan bahwa perbuatan baik orang terhadap yang lapar, yang miskin, yang telanjang menyebabkan mereka disambut Tuhan ke dalam kebahagiaan kekal. Hidup kekal karena amal dan perbuatan; itukah yang sedang Tuhan ajarkan? Tidak! Tak seorang pun dibenarkan oleh perbuatannya. Tak seorangpun mampu menghasilkan perbuatan baik dan benar terus menerus tanpa cacat. Maksud Tuhan, orang yang sungguh beriman pasti menghasilkan ibadah. Kebaikan itu dilakukan bukan supaya diselamatkan, tetapi syukur kepada Tuhan sendiri.

Renungkan: Orang yang sungguh baik berbuat baik bukan karena ingin pahala, tetapi semata karena motif bersyukur.

(0.49) (Mat 14:1) (sh: Dihantui rasa bersalah (Sabtu, 5 Februari 2005))
Dihantui rasa bersalah

Yesus semakin terkenal, pelayanan-Nya semakin meluas. Berita tentang Yesus sampai ke telinga Herodes Antipas, raja wilayah propinsi Galilea dan Perea. Mendengar laporan tentang Yesus, Herodes segera teringat perbuatan jahatnya yang sudah lampau.

Berita tersebut menimbulkan perasaan dan reaksi aneh dalam diri Herodes. Yesus dianggapnya Yohanes pembaptis yang bangkit kembali (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">2). Perbuatan-perbuatan dosanya menceraikan istrinya, menikahi ipar sendiri (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">3), sampai mem-bunuh Yohanes pembaptis yang menegur dosa-dosanya tersebut, satu per satu bermunculan kembali. Pada awalnya Herodes seolah memiliki hati nurani yang masih bekerja baik. Buktinya ia tidak langsung melenyapkan Yohanes pembaptis ketika dosanya ditegur, yang dilakukannya hanya memenjarakan dia. Akan tetapi, hati nurani yang baik itu tidak sungguh didengarnya. Malah karena plot Herodias melalui Salome, Herodes terpojok di hadapan para bangsawan untuk akhirnya memerintahkan pemenggalan kepala Yohanes pembaptis (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">9-10). Kini berita tentang Yesus membuat kesalahan itu terhakimi kembali dalam hati Herodes.

Dosa tidak selesai begitu saja dengan berlalunya waktu. Cepat atau lambat kehadiran Yesus akan membongkar dan menghakimi semua dosa tanpa pengecualian. Termasuk semua dosa yang disembunyikan dan dilupakan. Peristiwa ini sekaligus menunjuk kepada fungsi Yesus kelak sebagai Hakim, juga menunjuk kepada fungsi Yesus sebagai Gembala bagi para murid Yohanes yang hidup melayani kebenaran. Selama orang belum mengakui dosa-dosanya di hadapan Yesus dan menerima pembaruan hidup dari-Nya, orang akan tetap hidup dalam bayang-bayang hukuman Allah. Hati nurani yang belum mengalami pengudusan akan terus berfungsi sebagai alat penghakiman Allah yang menunjuk kepada Hari penghakiman akhir kelak.

Kulakukan: Akui dosa kepada Yesus. Ia akan menghapuskan kesalahan Anda dan rasa bersalah yang masih menghantui.

(0.49) (Ibr 5:11) (sh: Kesejatian iman (Kamis, 27 Oktober 2005))
Kesejatian iman

Ingatkah perumpamaan Kristus mengenai lalang dan gandum? Pada waktu keduanya masih kecil dan sedang bertumbuh, sulit untuk membedakan antara lalang dan gan-dum. Namun, setelah gandum bertambah besar maka perbedaannya dari lalang akan terlihat.

Penulis Ibrani menegur para pembaca suratnya karena mereka masih kanak-kanak rohani padahal seharusnya sudah dewasa rohani. Mereka belum mengerti ajaran-ajaran kebenaran firman Tuhan padahal kebenaran itu akan membuat iman mereka kukuh saat menghadapi tekanan dan penganiayaan (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">5:11-14). Sebaliknya, mereka justru memperdebatkan ajaran yang tidak utama, misalnya: pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang mati, dll. (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">6:2). Memperde-batkan hal-hal seperti itu bisa membuat mereka mengabaikan berbagai perkara yang fundamental, seperti: menerima anugerah keselamatan, pencerahan oleh Roh Kudus, dll. (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">4-5). Akibatnya, mereka dapat berada dalam bahaya, yaitu menolak ajaran keselamatan sebagai kebenaran. Hal ini berarti mengingkari anugerah Allah di dalam Kristus (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">6). Apakah ini berarti murtad?

Ilustrasi tanah menjawab pertanyaan tadi. Yang beriman sejati seperti tanah yang menerima air hujan menjadi subur dan memberi hasil yang baik. Yang mengeluarkan semak duri yang tidak berguna adalah mereka yang terus-menerus menerima kabar baik, tetapi tetap mengeraskan hati. Seorang Kristen yang menyambut firman Allah dan hidup di dalamnya pasti rohaninya tidak mungkin mati (ayat waktu+yang+baik&tab=notes" ver="">7-8). Seorang Kristen sejati memiliki hidup Kristus. Orang Kristen sejati tidak mungkin tetap menjadi bayi rohani. Allah akan berkarya dalam hidupnya, sehingga ia pasti bertumbuh. Sedangkan seorang yang tidak beriman memang pada kenyataannya tidak memiliki hidup dari Kristus.

Renungkan: Jangan terlena oleh status Kristen yang Anda miliki. Pastikan Anda sudah menjadi murid sejati-Nya melalui bergaul intim dengan-Nya.

(0.49) (Rm 9:9) (bis: Pada waktu yang ditentukan)

Pada waktu yang ditentukan: atau Pada waktu seperti ini tahun depan.

(0.49) (Kel 14:24) (jerusalem: waktu jaga pagi) Ialah: waktu giliran jaga malam yang terakhir, antara pukul 2 dan 6 pagi.
(0.49) (Luk 23:50) (sh: Tindakan sederhana mempunyai makna besar. (Sabtu, 22 April 2000))
Tindakan sederhana mempunyai makna besar.

Yusuf dari Arimatea jarang disebut-sebut dalam Alkitab. Perannya baru    nampak pada waktu penguburan Yesus. Dia adalah anggota Majelis    Besar yang baik dan benar, dan yang menanti-nantikan Kerajaan    Allah. Dia adalah seorang yang tidak setuju dengan keputusan    Majelis untuk menyalibkan Yesus, tetapi dia tidak dapat berbuat    apa-apa untuk menentang keputusan tersebut. Yang bisa dilakukan    oleh Yusuf adalah meminta mayat Yesus kepada Pilatus untuk    dikuburkan di makam yang masih baru.

Dalam kesibukan masa pra Paskah, Yusuf masih menyempatkan diri    untuk mempersiapkan dan menguburkan Yesus. Walaupun peristiwa    penguburan orang mati merupakan peristiwa biasa, namun    sesungguhnya peristiwa ini penting untuk menegaskan bahwa Yesus    sungguh mati   dan bukan hanya pingsan atau mati suri. Ini    adalah fakta sejarah manusia.  Tindakan Yusuf yang sederhana itu    sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan satu penghargaan    terhadap Yesus. Dalam tangan Yesus tindakan sederhana itu    menjadi kesaksian yang memperkokoh iman Kristen di sepanjang    sejarah manusia dan menggenapkan rencana-Nya bagi umat manusia    yaitu Yesus mati, dikuburkan, dan bangkit.

Apa yang akan terjadi seandainya Yesus dikuburkan dalam kuburan    masal? Apakah Kristen nantinya bisa menyebut kubur yang kosong    sebagai bukti kebangkitan-Nya? Ini bukan suatu kebetulan bahwa    Yusuf mempersembahkan kubur yang masih kosong bagi Yesus, namun    Allah turut berkarya. Kristen masa kini dapat meneladani Yusuf    dalam hal melakukan pelayanan, pekerjaan ataupun tugas lainnya    baik itu hal yang besar ataupun kecil, lakukan itu bagi    kemuliaan Allah. Niscaya Allah akan mempergunakannya untuk    menjadi berkat bagi banyak orang dan menjadi kesaksian yang    kokoh bagi Injil Kristus. Yang menghalangi Kristen untuk berbuat    sesuatu adalah pemikiran bahwa tindakan mereka tidak dapat    memberikan dampak yang menyeluruh bagi masyarakat. Karena itu    percuma saja melakukannya. Namun bagaimana seandainya Yusuf    berpikir bahwa memberikan kubur baru tidak dapat membangkitkan    Yesus dan karena itu percuma saja melakukannya?

Renungkan: Lakukan semua perkara, baik kecil maupun besar bagi    kemuliaan-Nya, maka Dia yang akan menggenapkan rencana-Nya di    dalam dan melalui diri kita.

(0.49) (Ams 25:1) (sh: Tokoh bukan karena kekuatan tetapi karena kebenaran (Selasa, 31 Oktober 2000))
Tokoh bukan karena kekuatan tetapi karena kebenaran

Kokohnya sebuah kerajaan bergantung pada raja yang memerintah. Bila raja memerintah dengan menyalahgunakan kekuatan semata demi kejayaannya, maka pada suatu waktu rakyatnya akan memberontak, dan tergulinglah kejayaannya. Bila raja memerintah semata untuk menyenangkan hati rakyat, maka suatu waktu ia akan mengalami kesulitan besar menghadapi berbagai kemauan rakyat yang tidak sama. Kedua sikap ini berakibat kegagalan dan kehancuran. Jika demikian, bagaimana caranya seorang raja memerintah dengan baik?

Penulis Amsal mengatakan bahwa kemuliaan raja bukan terletak pada kekuatan dan kejayaan secara materi, tetapi bagaimana ia mengokohkan takhtanya di atas kebenaran. Ia menyelidiki segala sesuatu dengan cermat, apakah ada ketidakbenaran, ketidakadilan, penyimpangan hukum, rencana-rencana jahat yang tersembunyi, pelecehan hak dan kewajiban, dll. Berdasarkan penyelidikan yang cermat, ia tidak mengambil tindakan gegabah. Segala ketidakbenaran dan penyimpangan akan ditindak dengan tegas, sehingga kebenaran dan keadilan kembali ditegakkan. Ia pun tak segan-segan menyingkirkan para provokator dan pelaku kejahatan, agar kejahatan tidak merajalela di dalam kerajaannya. Ia berani memecat para pejabat kerajaan bila mereka ternyata telah menyalahgunakan kekuasannya, sekalipun mereka pernah berjasa bagi raja atau kerajaannya. Ia tak pandang bulu dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan. Demikianlah kerajaannya tetap kokoh di atas kebenaran.

Karena itu di hadapan seorang raja atau pembesar, janganlah berlagak penting sehingga menempatkan diri sesuai penilaian diri. Bagaimana pun penilaian orang lain terhadap diri kita tidak selalu sama dengan kita menilai diri sendiri, bisa lebih positif tetapi bisa

juga lebih negatif. Betapa malunya kita bila telah menempatkan diri lebih dari penilaian orang lain, sehingga kita merasa direndahkan. Oleh karena itu, lebih baik kita mawas diri agar tidak dipermalukan, dan biarlah orang lain yang memberi tempat terbaik sesuai dengan penilaian mereka.

Renungkan: Janganlah berhenti berdoa bagi para pemimpin bangsa kita agar mereka berani dan rela menegakkan kebenaran dan keadilan. Karena pemerintahan yang kokoh dipimpin oleh pemimpin yang berani dan rela menegakkan kebenaran tanpa pandang bulu.

(0.49) (Ayb 3:8) (jerusalem: para pengutuk hari) Ini dapat diartikan dengan berbagai cara. Boleh jadi para pengutuk hari itu ialah mereka yang membenci cahaya hari siang dan yang suka bekerja dalam kegelapan, bdk Ayu 24:13 dst; Ayu 38:15; atau: mereka yang sama seperti Ayub mengutuk hari kelahirannya; ataupun: para ahli jampi dan tukang serapah yang menurut kepercayaan merubah hari yang baik menjadi hari sial, atau menyebabkan gerhana, apabila untuk sementara waktu Lewiatan menelan matahari
(0.49) (2Kor 8:21) (ende: Mengindahkan jang baik)

Dapat disadur: "nama (kami) jang baik", ataupun "berbuat baik".

(0.49) (Yeh 37:5) (jerusalem: nafas hidup) Kata Ibrani ruah berarti baik roh, baik angin, baik nafas (hidup).
(0.49) (Pkh 1:13) (jerusalem: pekerjaan yang menyusahkan) Kata Ibrani (inyan) hanya terdapat dalam Pengkhotbah. Dan pada umumnya kata itu mempunyai arti yang kurang baik, yaitu: pekerjaan, tugas yang memenatkan, melesukan manusia serta merepotkannya saja


TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA