Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 574 ayat untuk beralih tugas (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (Kis 13:52) (full: PENUH DENGAN ... ROH KUDUS. )

Nas : Kis 13:52

Kata kerja Yunani yang diterjemahkan "penuh" dipakai dalam bentuk imperfek, yang menunjukkan tindakan berkesinambungan di masa lampau. Para murid secara terus-menerus dipenuhi dan diberi kuasa hari lepas hari. Kepenuhan Roh bukanlah pengalaman sekali saja, tetapi adalah kehidupan dengan kepenuhan berulang-ulang untuk keperluan dan tugas yang diberi Allah (bd. Ef 5:18).

(0.25) (Hak 17:7) (jerusalem: dari kaum Yehuda) Kecuali kalau "orang Lewi" di sini nama tugas dan tidak menunjuk orang sebagai anggota suku para imam (dalam Hak 16:30 jelas dikatakan bahwa keturunan orang itu termasuk suku para imam). tidak mungkin orang muda dari Betlehem itu adalah baik orang Lewi maupun "dari kaum Yehuda". Tetapi ia dapat berkediaman di Betlehem sebagai "orang asing yang menetap", Kel 12:48+.
(0.25) (2Taw 17:7) (jerusalem: ia mengutus beberapa pembesarnya) Rombongan yang diutus itu mencakup lima orang awam, delapan orang Lewi dan dua orang imam. Tugas mereka ialah mengajar hukum taurat, 2Ta 17:9. Hal semacam itu sukar dimengerti pada masa Yosafat, tetapi sesuai dengan keadaan pada masa Yosafat, tetapi sesuai dengan keadaan pada zaman si Muwarikh sendiri. Pada masa itu orang Lewi memang bertugas mengajar agama dan begitu sudah mulai disiapkan peranan rumah ibadat (sinagoga) dan para Ahli Taurat/Kitab.
(0.25) (Yes 41:25) (jerusalem: Aku telah memanggil dia dengan namanya) Dalam naskah Ibrani sebenarnya tertulis: ia memanggil namaKu. Ini kiranya perlu diperbaiki. "Memanggil seorang dengan namanya" berarti: memberi orang itu tugas istimewa, Kel 31:2; Bil 1:17. Terungkap pula hubungan khusus antara Tuhan yang memanggil dan orang yang dipanggil dengan namanya, bdk Yes 43:1; 45:3-4
(0.25) (Am 7:2) (jerusalem: berkatalah aku) Salah satu tugas nabi ialah memanjatkan doa syafaat, Kej 20:7; bdk 2Ma 15:14+; Yer 15:1,11; 18:20; Yeh 9:8; Dan 9:15-19. mengenai Musa yang mendoakan umat bdk Kel 32:11+. tetapi jika umat bertegar hati, doa nabi tidak dikabulkan, bdk Yer 14:10-11. Hanya dalam kedua penglihatan pertama saja Amos mendoakan umat, sedangkan dalam ketiga penglihatan yang lain ia berdiam diri.
(0.25) (Luk 13:33) (jerusalem) Rupanya arti ayat ini sebagai berikut: Tidak lama lagi tugasKu selesai, tetapi sekarang belum. Aku masih harus mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit di perjalanan ke Yerusalem: di sanalah Aku perlu menyelesaikan panggilanKu, bdk Luk 2:38+. Demikianpun menurut Yoh 7:30; Yoh 8:20 (bdk Luk 8:56; Luk 10:39; Luk 11:54) musuh-musuh Yesus tidak dapat mencabut nyawaNya selama "saatNya" belum sampai.
(0.25) (Kis 6:5) (jerusalem: mereka memilih) Lukas tidak menyebutkan orang-orang itu dengan istilah "diaken", tetapi sehubungan dengan dengan tugas mereka dipakai kata "pelayanan" (diakonia); bdk Fili 1:1+; Tit 1:5+
(0.25) (Kis 17:31) (jerusalem: telah menetapkan suatu hari) Bdk Maz 9:9; 96:13; 98:9. Dengan mengingatkan kepada penghakiman terakhir para rasul mengajak pendengarnya untuk berobat, bdk khususnya Kis 10:42-43; 1Te 1:10
(0.25) (2Kor 10:12) (jerusalem) Maksudnya: Lawan-lawan hanya dapat membangunkan pendapat mereka terhadap diri mereka sendiri (2Ko 10:12). Sebaliknya, saya dapat bermegah-megah karena melaksanakan tugas yang dipercayakan Allah kepada saya, yaitu: mendirikan jemaat di Korintus (2Ko 10:13-14).
(0.25) (1Tim 5:3) (jerusalem) Dapat dibedakan tiga macam janda: janda yang tak perlu ditolong oleh jemaat sebab mereka masih mempunyai kaum kerabat, 1Ti 4:4; janda yang perlu dibantu oleh jemaat, oleh karena benar-benar janda seorang diri di dunia, 1Ti 4:3,5,16; janda yang entah ditolong atau tidak oleh jemaat, dipanggil untuk menunaikan tugas resmi dalam jemaat, asal mereka memenuhi syarat-syarat yang agak keras, 1Ti 5:9-15.
(0.25) (Kej 24:34) (sh: Menyelesaikan tugas sampai tuntas (Sabtu, 15 Mei 2004))
Menyelesaikan tugas sampai tuntas

Jalan sudah terbuka. Permintaan doa Eliezer sudah dikabulkan TUHAN. Eliezer sudah sampai di rumah keluarga Ribka. Sekarang apa yang harus dilakukan?

Eliezer menceritakan maksud kedatangannya, sebagai utusan Abraham untuk mencarikan istri bagi putranya, Ishak. Eliezer menceritakan bahwa TUHAN sendiri yang menjawab doa permohonannya agar ia dituntun ke tempat yang tepat. Tepat seperti doa permohonannya, ia dihantar sampai ke rumah Ribka. Sekarang ia menantikan jawaban keluarga Ribka.

Tanggapan keluarga Ribka, dalam hal ini diwakili Laban dan Betuel (ayah Ribka dan Laban), adalah percaya dan menerima maksud TUHAN atas diri Ribka (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">50-51). Ribka sendiri percaya dan menerima hal itu sebagai kehendak Tuhan (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">58). Sebagai tanda pinangan, dikeluarkanlah sejumlah perhiasan dan pakaian untuk Ribka dan saudara dan ibunya.

Segera setelah pinangan diterima, dan bermalam satu malam, Eliezer pamit pulang untuk membawa Ribka kembali ke kemah Abraham. Namun, pihak keluarga Ribka hendak menahan Ribka selama mungkin, dan meminta waktu sepuluh hari lagi. Eliezer berkeras untuk berangkat saat itu juga (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">54-56).

Tindakan Eliezer sungguh tepat. Tugas harus diselesaikan dengan tepat dan tuntas. Penundaan pulang mungkin mengakibatkan keluarga Ribka berubah pikiran, dan akhirnya menolak melepaskan Ribka. Sebenarnya kalau Eliezer mau berdalih, perjalanan jauh sehingga butuh waktu istirahat panjang, tentu saja perjalanan boleh ditunda satu atau dua hari lagi. Sebagai hamba yang baik, ia ingin menyenangkan tuannya bukan dirinya.

Renungkan: Semua tugas, besar maupun kecil, bila dilihat sebagai pelayanan kepada Tuhan dan sesama, pasti akan kita lakukan dengan penuh tanggung jawab.

(0.25) (1Taw 27:1) (sh: Para pemimpin Israel (Sabtu, 23 Februari 2002))
Para pemimpin Israel

Daud tidak hanya membagi tugas untuk pelaksanaan ibadah di bait Allah, untuk pemerintahan daerah, tetapi juga untuk lingkungan istananya sendiri. Sistem pembagian tugas dalam pemerintahan Daud rapi dan teratur.

Ada 4 bagian besar. Pertama, pembagian pasukan yang bertugas menjaga dan melayani raja per bulan (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1-15). Setiap bulan ada satu pasukan berjumlah dua puluh empat ribu orang dengan satu pemimpinnya bertugas. Bulan berikutnya pasukan lain yang menggantikan tugas. Demikianlah selama setahun satu pasukan hanya bertugas satu bulan. Ini mungkin bukan sistem yang lazim dalam dunia modern. Tetapi, harus diingat bahwa ini bukan pasukan tentara seperti zaman modern, namun tenaga bakti yang melayani untuk kepentingan negara.

Pembagian kedua adalah untuk kepala-kepala suku di Israel (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">16-24). Ada tiga belas kelompok, termasuk Lewi, lalu keturunan Harun disebutkan secara khusus, suku Manasye disebutkan dua kali, separuh-separuh, dan suku Efraim. Tetapi, tidak disebut sama sekali suku Gad dan Asyer, anak-anak Yakub dari budaknya Lea. Pengangkatan kepala-kepala suku menjadi pejabat ini kemungkinan menunjukkan terjadinya kemajuan dalam sistem pemerintahan dari pola kesukuan ke pola awal ketatanegaraan.

Pembagian ketiga adalah untuk pengawasan bagi berbagai bidang yang berhubungan dengan kesejahteraan raja dan isi istananya, seperti mandor di gudang makanan dan kebun-kebun anggur (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">25-31). Mereka disebut juga pengawas harta milik raja.

Pada bagian akhir pasal ini disebutkan juga tentang penasihat raja (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">32-33), yaitu orang yang memberikan masukan dan pertimbangan kepada raja di dalam mengambil keputusan. Peranan penting penasihat raja bisa dilihat pada peristiwa pemberontakan Absalom (ayat 2Sam. 16-17). Pembagian tugas seperti ini menunjukkan keteraturan dalam bidang manajemen pemerintahan raja Daud.

Renungkan: Dalam sebuah pemerintahan, yang terpenting bagi kita bukanlah tipe manajerialnya, melainkan fungsi yang dijalankannya. Ia harus menghasilkan pelayanan yang maksimal bagi kemuliaan Allah dan menjadi berkat bagi banyak orang.

(0.25) (Neh 7:1) (sh: Standar Nehemia (Senin, 20 November 2000))
Standar Nehemia

Kota Yerusalem kini pulih kembali. Tembok kota telah berdiri dan pintu gerbangnya telah dipasang. Lalu Nehemia mengangkat penunggu- penunggu pintu gerbang yaitu para penyanyi dan orang-orang Lewi. Sepintas penunjukkan ini nampak aneh. Para penyanyi dan orang- orang Lewi memang biasa bertugas menjaga pintu namun bukan pintu gerbang kota tetapi pintu gerbang Bait Allah. Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang tepat, sebab mereka telah terbiasa sehingga sikap mental dan kewaspadaan terhadap tugas sudah terbentuk.

Nehemia juga mengangkat Hanani sebagai pengawas Yerusalem karena ia adalah saudaranya. Bukan karena alasan koneksi ataupun nepotisme, sebab Nehemia telah membuktikan bahwa hidupnya, saudara- saudaranya, dan bawahannya bebas dari korupsi dan memperkaya diri sendiri. Alasan penunjukkan Hanani sebagai pengawas atas Yerusalem adalah ia mempunyai kredibilitas dan integritas, hingga kepadanya dipercayakan tugas yang berat dan besar. Untuk jabatan panglima benteng Nehemia mengangkat Hananya, seorang yang dapat dipercaya dan takut akan Tuhan. Ada kombinasi yang serasi dan indah dalam kualifikasi yang dimiliki Hananya. Ia tidak hanya mempunyai kredibilitas yang tinggi tetapi juga mempunyai kedewasaan rohani yang lebih matang dari yang lain.

Nehemia tidak berhenti sampai disitu. Ia memberikan perintah yang sangat jelas dan teliti untuk tugas mereka. Sepintas nampaknya Nehemia sangat berlebihan. Mengapa pintu gerbang harus tetap ditutup hingga matahari tinggi? Sekalipun pintu sudah ditutup dan dipalangi, orang-orang masih harus berjaga. Bahkan penjagaan pun dilakukan dari depan rumah para penjaga. Nehemia melakukan itu semua dengan pertimbangan situasi di luar Yerusalem masih sangat rawan. Musuh Israel masih terus berusaha keras menggagalkan segala usaha Nehemia. Nehemia mempunyai tekad untuk menjalankan misi yang dipercayakan kepadanya dengan sempurna dan hasil semaksimal mungkin.

Renungkan: Standar Nehemia pun menjadi tuntutan bagi kita saat ini. Karena itu dalam setiap tugas yang dipercayakan kepada kita hendaklah kita laksanakan dengan standar Nehemia, mulai dari pemilihan orang- orang yang akan menjadi tim hingga ketepatan dan ketelitian kerja.

(0.25) (Mat 24:45) (sh: Tuan akan datang dengan tiba-tiba (Minggu, 1 April 2001))
Tuan akan datang dengan tiba-tiba

Kepergian sang tuan dalam kurun waktu yang tidak terbatas dapat memunculkan dua sikap dalam diri hamba yang ditinggalkannya. Bila hamba itu setia ia akan menghargai kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan oleh tuannya. Waktu yang ada betul-betul dipakai dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab untuk menghasilkan karya yang menyenangkan hati tuannya. Ketika tuannya datang, hamba ini dapat memperlihatkan hasil kerja yang optimal. Tuannya pun sangat menghargai jerih lelahnya dan memberikan pahala kepadanya. Ia naik pangkat dan menjadi orang kepercayaan tuannya.

Sebaliknya bila hamba itu jahat ia akan bersikap lalai, meremehkan waktu, dan mengerjakan hal-hal yang jahat, waktu yang ada disia-siakan dan tugas yang dipercayakan kepadanya tidak dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Firman Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa ketika tuannya kembali hukuman bagi hamba yang jahat pasti akan dijatuhkan. Ia akan mengalami kesengsaraan dan penderitaan.

Jumlah waktu yang sama dimiliki oleh setiap manusia. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang. Waktu terus berjalan maju, tak ada yang dapat menunda. Suatu ketika waktu ini akan habis. Dalam kurun waktu ini Tuhan Yesus mempercayakan tugas kepada murid-murid-Nya. Ia ingin agar waktu yang diberikan dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah dipercayakan- Nya. Suatu hari Ia pasti datang kembali dan menuntut pertanggungjawaban dari hamba-hamba-Nya. Hamba yang setia diberikan pahala sedang hamba yang jahat akan dihukum dalam penderitaan.

Renungkan: Bagaimana Anda memanfaatkan waktu yang masih ada saat ini? Upayakan karya yang memuliakan Tuhan, supaya ketika Tuhan Yesus datang Ia mendapati Anda setia.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 6

Zakharia 9:9-12

Ibrani 12:1-6

Markus 11:1-11

Mazmur 24

Lagu: Kidung Jemaat 282

(0.25) (Luk 10:1) (sh: Semua orang beriman berkehormatan menjadi pewarta Injil (Sabtu, 14 Februari 2004))
Semua orang beriman berkehormatan menjadi pewarta Injil

Banyak orang beranggapan bahwa tugas memberitakan kabar baik adalah tugas segolongan orang yang “ahli”. Dalam pengertian bahwa orang-orang tersebut sudah diperlengkapi dengan berbagai pengetahuan dan dididik secara khusus. Buktinya para murid Yesus, yang sebagian besar tidak terpelajar diutus Tuhan untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah.

Tindakan Yesus ini memberikan suatu pelajaran penting buat kita yaitu bahwa: pertama, pelayanan tidak dibatasi hanya untuk kalangan para ahli seperti para pendeta saja, majelis saja, atau segelintir orang saja. Tiap orang yang menjadi pengikut-Nya dipanggil-Nya untuk menjadi utusan-Nya (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1). Kedua, prinsip ini juga membuka mata warga gereja, khususnya para pejabat gereja yaitu bahwa dalam gereja Tuhan tidak boleh ada pembagian golongan antara awam dan pejabat Gereja. Semua warga gereja yang sungguh beriman adalah umat Allah yang adalah warga Kerajaan Allah. Kita semua berkehormatan untuk ikut serta mewartakan Injil Kerajaan Allah kepada dunia ini.

Berita penting lainnya yang diangkat dalam perikop ini selain pemberita Injil adalah berita yang harus disebarluaskan kepada orang lain, yaitu bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Tugas para pemberita Injil adalah menganjurkan agar orang menerima kasih karunia Allah, beriman kepada Kristus, bertobat, dan diselamatkan. Suatu tugas yang berat dan amat mulia diemban oleh setiap pemberita Injil, setiap orang yang beriman kepada Kristus. Kita semua harus langsung terjun ke dalam arena peperangan rohani. Tetapi kita tidak perlu takut sebab sejak semula Tuhan mengingatkan kita untuk bergantung kepada-Nya saja, bukan kepada hal-hal yang biasa manusia andalkan.

Renungkan: Diterima atau ditolak adalah hal biasa. Yang penting setia mewartakan kebenaran dan sedia menerima konsekuensinya.

(0.25) (1Tim 1:18) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Sabtu, 8 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.25) (1Tim 2:1) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Minggu, 9 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. beralih+tugas&tab=notes" ver="">1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.24) (Yes 42:1) (full: ITU HAMBA-KU. )

Nas : Yes 42:1-7

Sebagian dari ayat-ayat ini dikutip dalam PB (lih. Mat 12:18-21); jelas bahwa hamba yang dibicarakan sang nabi ialah Yesus Kristus, Mesias itu.

(0.24) (1Sam 10:17) (sh: Proses pembentukan pemimpin. (Selasa, 2 Desember 1997))
Proses pembentukan pemimpin.

Banyak teori mengenai kepemimpinan. Ada yang mengatakan kepemimpinan sudah dikaruniakan sejak lahir. Ada lagi anggapan, pemimpin disiapkan melalui pendidikan atau pelatihan. Masih banyak lagi teori dapat diajukan. Dalam bagian ini kita diingatkan bahwa kepemimpinan umat Allah ditentukan dan diurapi Allah sendiri. Pilihan Allah mutlak dan mendasari semua lainnya, namun bukan berarti meniadakan proses yang lain. Itu sebabnya, Tuhan sendiri mengatur agar Saul yang telah dipilih-Nya, dapat diurapi di depan umat.

Kesadaran diri yang bagaimana? Orang sering mengacaukan rendah hati dengan rendah diri. Rendah hati atau rendah dirikah Saul sehingga menyembunyikan diri? Mungkin ia bersikap demikian karena merasa tidak sanggup memikul tugas yang dipercayakan kepadanya. Seorang pemimpin seharusnya menerima tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan dengan sikap syukur dan rendah hati. Kristuslah teladan paling sempurna tentang sikap pemimpin. Mari kita selaraskan sikap dan sifat kita dengan kemuliaan tugas yang Tuhan percayakan.

Renungkan: Meski kecil tak berdaya, jangan cemas menerima tugas besar dari Tuhan yang Maha Besar. Ia akan menolong kita.

Doa: Kiranya pemimpin gereja kami mengandalkan-Mu selalu.

(0.24) (Yeh 2:1) (sh: Antara ketaatan dan gejolak hati (Selasa, 17 Juli 2001))
Antara ketaatan dan gejolak hati

Setelah menyatakan kemuliaan-Nya, Allah menyatakan panggilan dan firman-Nya kepada Yehezkiel. Sikap yang dituntut dari Yehezkiel adalah siap dan sigap (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">1), yang menandakan ketaatan yang tidak hanya emosional namun ketaatan yang cerdas. Ini diperlukan sebab tugas yang akan diemban bukanlah tugas yang ringan dan mudah. Allah sendiri mengakui bahkan memahami hal itu sehingga Ia menyebutkan berkali-kali karakteristik bangsa yang akan dilayani Yehezkiel (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">3-8). Namun Allah tidak hanya sebatas peduli, Ia juga akan selalu berada di belakang Yehezkiel untuk menguatkan hati dan terus memompa semangatnya, sehingga tugas Yehezkiel dapat dilaksanakan dengan baik (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">3:8-9).

Allah juga menegaskan bahwa yang terpenting bagi Allah adalah Yehezkiel melaksanakan tugas dengan setia bukan pertobatan bangsa Israel (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">5). Ini tidak berarti bahwa Allah hanya peduli kepada pelayan-Nya dan mengabaikan pertobatan manusia, sebab tujuan misi Yehezkiel adalah agar bangsa Israel mengetahui bahwa ada seorang nabi Allah di antara mereka dan bahwa mereka sudah diberi kesempatan untuk bertobat. Suatu saat Allah akan datang untuk menghakiminya.

Respons Yehezkiel terhadap firman dan panggilan Allah sangat indah yaitu ia taat secara total ketika diperintahkan untuk memakan seluruh gulungan kitab (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">3:1-3). Apa yang dihasilkan oleh ketaatan Yehezkiel? Kekuatan Ilahi untuk mewartakan firman-Nya walaupun isinya bertentangan dengan pengharapan bangsa Israel (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">3:1) serta kedamaian di dalam hidupnya (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">3:3). Emosi Yehezkiel juga bergejolak (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">3:14) yang disebabkan karena gabungan dua pemikiran yaitu ia merasakan ketidakadilan Allah yang mengutus dirinya dengan tugas yang berat, serta ia mengidentifikasikan dirinya dengan perasaan Allah terhadap umat- Nya yang senantiasa memberontak. Karena itu ia membutuhkan waktu untuk berdiam diri selama 7 hari (ayat beralih+tugas&tab=notes" ver="">3:15). Berdiam diri merupakan terapi yang paling tepat bagi ketegangan emosi.

Renungkan: Banyak sekali saudara-saudara kita yang mempunyai panggilan seperti Yehezkiel yaitu melayani orang-orang yang secara sengaja menentang dan menantang Injil dan pelayanan Kristus. Emosi mereka seringkali juga bergejolak. Berdoalah untuk mereka serta berikan persembahan kepada Allah melalui mereka.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA