Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 503 ayat untuk akan hukum AND book:[40 TO 66] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.39) (Kis 16:19) (sh: Hukum, politik, dan kuasa Allah (Jumat, 16 Juni 2000))
Hukum, politik, dan kuasa Allah

Di Indonesia, banyak Kristen yang buta permasalahan hukum dan politik. Konsekuensinya: (1)Kristen seringkali dilecehkan oleh pihak lain, (2) Gereja tidak berdaya untuk memberdayakan jemaatnya berkiprah di bidang ini, (3) Gereja 'mengagungkan' kuasa Tuhan secara ekstrim sehingga mengharamkan segala bentuk pemberdayaan intelektual demi kepentingan gereja. Paulus memberikan teladan bagi gereja dalam mengkombinasikan kuasa Allah yang menyertainya dengan hukum dan politik yang ia kuasai.

Paulus dan Silas dijebloskan ke dalam penjara di Filipi karena kelicikan para tuan hamba perempuan yang sudah bertobat itu, yang mengangkat hukum sebagai isu utama untuk menutupi isu ekonomi (21). Dakwaan yang dijatuhkan sudah memenuhi aspek legal, karena hukum Romawi melarang warga negaranya menjalankan tata ibadah sebuah agama yang belum disahkan oleh pemerintah setempat, namun biasanya ada toleransi sejauh agama itu tidak menimbulkan gejolak sosial dan politik (20-21). Di penjara, Paulus dan Silas tetap berdoa seperti yang diajarkan oleh Yesus (Luk. 18:1) dan memuji Tuhan sebagai tanda sukacita. Kesukacitaan di tengah penderitaan yang tidak seharusnya dialami, memanifestasikan keselamatan sejati yang selalu mengatasi segala keadaan. Kuasa kesaksian mereka diperkuat oleh Allah dengan gempa bumi yang mendobrak pintu penjara dan belenggu mereka. Peristiwa ini dan firman Tuhan yang diberitakan Paulus membawa kepala penjara dan seluruh keluarganya kepada keselamatan.

Mengapa mereka tidak segera keluar dan mengapa baru sekarang mereka menggugat (37)? (1) mereka ingin menegaskan bahwa kuasa Allah melebihi segala kekuatan hukum yang dimilikinya sebagai warga negara Romawi, yang tidak boleh didera dan dipenjara tanpa proses pengadilan. (2) ia ingin mengajar para pejabat pemerintah bahwa orang Kristen tidak bisa diremehkan dan dilecehkan begitu saja secara hukum dan politik karena mereka 'melek' hukum. (3) agama Kristen bukanlah agama 'murahan' karena dianut oleh warga negara Romawi yang terhormat.

Renungkan: Nyatakanlah bahwa Kristen Indonesia tidak bisa dilecehkan secara hukum dan politik. Wartakanlah bahwa agama Kristen bukanlah agama kelas 'kacangan' yang dianut oleh orang-orang yang mudah dilecehkan.

(0.38) (Kis 15:20) (ende)

Dua tuntutan dari hukum Jahudi itu, jaitu tidak boleh makan daging dari kurban-kurban jang telah dipersembahkan kepada dewa-dewa dan tidak boleh "berzinah" dengan sendirinja termasuk tuntutan-tuntutan Indjil djuga. Istilah "zinah" dalam hukum Jahudi meliputi segala perbuatan jang berlawanan dengan undang-undang pernikahan dan hak serta kemurnian perkawinan. Dalam hal-hal itu adat istiadat orang kafir terlalu bebas

Kedua pantangan jang lain dituntut barangkali sebab orang Jahudi terlalu djidjik akan makanan itu, sehingga dapat menimbulkan perselisihan dan perpetjahan didalam umat-umat, misalnja kalau saudara-saudara Jahudi melihat orang serani jang bukan Jahudi makan atau mengadjak makan daging atau darah itu Barangkali Jakobus djuga ingat bahwa larangan dan pantangan-pantangan itu sudah sedjak dahulu berlaku bagi orang-orang asing jang hidup ditengah-tengah orang Jahudi. Lih. Ima 17:10; 18:26; 20:2.

(0.38) (Gal 4:3) (ende: Anasir-anasir dunia)

Menilik Gal 4:9 dan Gal 4:10 sudah terang, bahwa jang dimaksudkan disini, ialah peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan hukum dan adat-istiadat Jahudi, jang tak terhitung banjaknja, lagi diiringi antjaman-antjaman berat, sehingga benar-benar "memperhambakan" bawahan-bawahannja".

Menurut kepertjajaan orang "kafir" anasir-anasir dunia adalah roh-roh gaib jang memenuhi djagad raja dan menguasai nasib manusia. Paulus disini menjamakan sikap Jahudi terhadap kaum Jahudi dengan tahjul kekafiran itu. Dengan "kita" disini tentu sadja pertama-tama dimaksudkan orang Jahudi, tetapi Paulus agaknja ingat djuga akan orang Galatia jang bukan Jahudi, jang dahulu takluk kepada ketakutan tachjul orang "kafir". Paulus barangkali hendak memperingatkan mereka, bahwa menerima hukum Jahudi sama artinja dengan berbalik kepada tachjul kekafiran.

(0.38) (Ibr 8:7) (sh: Semua hanya Anugerah-Nya. (Jumat, 28 April 2000))
Semua hanya Anugerah-Nya.

Anugerah keselamatan Allah bagi kita adalah seumpama seorang Ibu yang akan memberikan hadiah    kepada anaknya jika ia dapat melukis dengan bagus. Ketika    anaknya sedang berusaha keras untuk melukis dengan bagus, sang    Ibu menyadari bahwa anaknya tidak mungkin dapat melukis bagus,    karena ia memang tidak memiliki bakat. Karena kasihnya, sang Ibu    membimbing anaknya dengan penuh kesabaran sampai lukisan itu    selesai, dan memberikan hadiah bagi anaknya. Sesungguhnya    anaknya tidak layak menerima hadiah karena hasil lukisannya    tidak sebagus yang diharapkan Ibunya, namun itulah "anugerah    bagi anaknya". Walau tidak sempurna, cerita di atas dapat    menggambarkan betapa besar anugerah-Nya kepada manusia seperti    yang diungkapkan dalam firman Tuhan hari ini.

Dalam perjanjian yang lama ada dua pihak yang berperan, yaitu    manusia yang harus memenuhi hukum Taurat dan Allah yang akan    memberikan pahala-Nya jika mereka mampu memenuhinya. Namun Allah    melihat bahwa manusia tidak mampu memenuhi bagiannya. Karena itu    Allah membuat perjanjian yang baru. Di dalam perjanjian ini    hanya ada satu pihak yang berperan yaitu Allah. Kondisi yang    tertera dalam perjanjian itu, tidak satu pun menuntut manusia    untuk melakukannya (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10-12). Syarat perjanjian itu hanya    diumumkan dan Allah yang akan mengerjakan semuanya. Karena    itulah perjanjian-Nya tidak akan pernah gagal dan umat-Nya tidak    akan pernah ditolak-Nya lagi. Anugerah apa yang terdapat di    dalam perjanjian-Nya yang baru?

Allah akan menuliskan hukum-Nya di dalam hati manusia (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10).    Allah akan memberikan hidup baru,  sehingga  manusia dapat    melakukan tuntutan hukum Taurat. Yohanes menggambarkannya dengan    istilah lahir baru. Allah akan memampukan kita untuk mempunyai    hubungan dengan Allah secara pribadi, tanpa kita melakukan    segala macam peraturan dan upacara agama (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11). Allah akan    memberikan pengampunan dosa (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12).

Renungkan: Manusia yang sudah menerima hidup baru masih bisa    mengalami kegagalan dalam menaati hukum-Nya. Dalam perjanjian    baru ada selalu pengampunan-Nya. Karena itulah janji    pengampunan-Nya diberitakan    setelah janji pembaharuan hidup. Semua sudah tersedia dan sudah    dikerjakan buat kita, akankah kita menyia-nyiakan hidup yang    dipenuhi dengan anugerah-Nya?

(0.37) (2Kor 9:13) (ende)

Dari kedua ajat ini njata pula, bahwa hasil utama jang diharapkan Paulus dari pendermaan itu ialah suasana saling mengerti dan perasaan kesatuan diantara segala umat dan chususnja dengan umat-induk. Sangat disesalkan Paulus bahwa masih terdapat ketjurigaan dari kalangan orang Jahudi terhadap umat-umat jang tidak bersunat dan tidak menganut hukum Jahudi. Tetapi kalau orang-orang Jahudi menjaksikan pendermaan jang lumajan, mereka akan memudji tjinta-kasih dan rasa persaudaraan umat-umat jang lain, sebagai tjinta-kasih dan sikap penganut Kristus jang sedjati. Mereka akan memudji Allah, seperti mereka pernah berbuat menurut Kis 11:13; 15:3 dan Kis 21:20.

(0.37) (Mat 3:15) (jerusalem: menggenapkan seluruh kehendak Allah) Harafiah: menggenapkan seluruh kebenaran (dikaiosune) Allah. Meskipun bukan orang berdosa, Yoh 8:46, namun Yesus mau menjalani baptisan Yohanes, oleh karena mengakui baptisan itu sebagai suatu tindakan yang dikehendaki Allah, bdk Luk 7:29-30. Baptisan itu adalah persiapan akhir untuk zaman Mesias, bdk Mat 3:6+, dan karenanya memenuhi "kebenaran" Allah yang menyelamatkan, yang memimpin segenap rencana penyelamatan. Matius kiranya teringat akan "kebenaran baru" yang dengannya Yesus akan menggenapi dan menyempurnakan kebenaran Hukum yang lama, bdk Mat 5:17,20.
(0.37) (Ibr 7:11) (sh: Keunggulan imamat Yesus (Minggu, 30 Oktober 2005))
Keunggulan imamat Yesus

Penulis Ibrani sekarang meneruskan argumentasinya bahwa imamat Melkisedek lebih tinggi daripada imamat Lewi. Secara logika, digantikannya imamat Lewi dengan imamat Melkisedek membuktikan bahwa imamat Lewi tidak sempurna (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11-12).

Secara sejarah, Melkisedek ada lebih dahulu daripada suku Lewi. Berarti, Melkisedek menjadi imam yang member-kati Abraham jauh sebelum Hukum Taurat diberikan pada zaman Musa. Jadi, imamat Melkisedek tidak mengacu kepada peraturan Hukum Taurat maupun terikat kepadanya (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13, Melkisedek bukan keturunan Israel; band. dengan ay. akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3 mengenai keunikan silsilah Melkisedek). Sama seperti Melkisedek menjadi imam bukan berdasarkan Hukum Taurat, demikianlah pula dengan Tuhan Yesus. Menurut Taurat seorang imam harus berasal dari suku Lewi sedangkan Yesus berasal dari suku Yehuda (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14). Keimaman Tuhan Yesus bukan berdasarkan peraturan yang dibuat untuk manusia melainkan berdasar kepada keilahian yang ada pada diri Yesus (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16-17).

Secara teologis, Hukum Taurat tidak membawa umat Allah pada kesempurnaan pengampunan dosa (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18-19). Kalau imamat Melkisedek bisa menggantikan imamat Lewi yang diatur oleh Hukum Taurat, itu berarti Hukum Taurat pun bisa diubah. Jadi, Hukum Taurat belum menyelesaikan masalah dosa secara tuntas. Oleh sebab itu, penulis Ibrani mengajak para pembacanya untuk jangan terpaku kepada Hukum Taurat, tetapi melihat ke depan kepada janji pendamaian Allah melalui Imam Besar Yesus Kristus.

Fungsi Hukum Taurat dengan imamat Lewi adalah menolong umat Israel menyadari seriusnya dosa dan mencari pertolongan sungguh-sungguh kepada Allah sendiri. Demi-kian pula kita belajar dari Perjanjian Lama untuk menyadari betapa seriusnya dosa itu sehingga mata kita tertuju kepada Tuhan Yesus, satu-satunya Juruselamat kita.

Doaku: Terimakasih Tuhan karena Perjanjian Lama menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat satu-satunya.

(0.37) (Mat 23:1) (sh: Pemain sandiwara. (Selasa, 31 Maret 1998))
Pemain sandiwara.

Banyak kelebihan orang Farisi dan ahli Taurat. Tuhan Yesus tak segan mengakui bahwa ajaran mereka tentang Taurat harus didengar oleh para pengikut-Nya. Ketekunan dan kesetiaan mereka mengajarkan hukum-hukum Tuhan itu sedemikian cermat sampai dijuluki menduduki kursi Musa. Sayangnya mereka sendiri tidak melakukan yang mereka ajarkan. Mereka tepat disebut sebagai aktor rohani (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5-10). Mereka tidak patut disebut rabbi sebab tidak memberlakukan kebenaran yang mereka ketahui dan ajarkan kepada orang lain lebih dulu pada diri sendiri.

Belajar pada Allah. Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang lebih dulu dipimpin Allah baru kemudian memimpin orang lain. Guru rohani yang benar pun demikian. Lebih dari sekadar tahu kebenaran sebagai pengetahuan, guru rohani harus lebih dulu tahu kebenaran sebagai pengalaman dan penghayatan nyata. Pemimpin dan guru yang demikian akan bersikap rendah hati dan tunduk kepada Allah; dan memandu umat Tuhan untuk mengasihi dan menaati Allah saja.

Renungkan: Imani dan ikuti Yesus Kristus, Pemimpin dan Guru sejati yang memungkinkan kita menaati hukum Allah.

Doa: Ya Tuhan, pimpinlah aku sedemikian rupa sehingga keteladanan dan kepemimpinan mengalir wajar dari dalam hidupku.

(0.37) (Rm 3:21) (sh: Dibenarkan karena iman. (Sabtu, 16 Mei 1998))
Dibenarkan karena iman.

Di hadapan Allah dan hukum-hukum-Nya, semua orang sama, sama telah kehilangan kemuliaan-Nya (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">23). Itu sebabnya tak seorang pun manusia mampu memenuhi standar kemuliaan Allah seperti yang telah dinyatakan-Nya dalam hukum Taurat. Jadi Taurat tidak dapat menolong manusia untuk beroleh selamat. Melainkan Taurat diberikan untuk menyadarkan kita akan kepapaan rohani kita dan menuntun kita kepada Yesus Kristus. Jadi Taurat pun sebenarnya menekankan keutamaan iman bukan usaha manusia beroleh selamat (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22). Mengapa Yesus Kristus? Sebab Dialah yang telah ditentukan Allah untuk menggenapi Taurat sehingga darah-Nya (kematian-Nya) menghasilkan penebusan kita dari kuasa dosa (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">24,25).

Akibat anugerah Allah. Anugerah Allah yang memperdamaikan manusia dengan diri-Nya (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">25), membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">26) tidak mengabaikan keadilan Allah melainkan memenuhinya dengan benar (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">26). Tuhan Yesus yang hidup benar itu bukan saja telah menebus kita dari murka Allah dan dari kuasa dosa dengan darah-Nya tetapi juga membenarkan kita agar selanjutnya dapat hidup benar sesuai kebenaran Allah sendiri (baca: Taurat). Jadi keselamatan bukan dari usaha melainkan oleh anugerah supaya kita sepenuhnya bergantung pada dan memuliakan terus anugerah Allah yang ajaib itu (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">27).

Doa: Ya Kristus, mampukanlah kami untuk hidup benar dan adil berdasarkan iman kepada-Mu.

(0.37) (Kol 2:14) (full: SURAT HUTANG, YANG OLEH KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM. )

Nas : Kol 2:14

Ini menunjuk kepada Taurat Musa, yaitu hukum-hukum yang menunjuk ke perilaku yang benar tetapi tidak dapat memberi hidup dan kuasa untuk menaati Allah (Gal 3:21). Perjanjian yang lama sebagai suatu jalan menuju keselamatan telah dipakukan di salib (yaitu dihapuskan) dan Allah mengadakan suatu perjanjian yang lebih baik melalui Kristus dan oleh Roh-Nya (2Kor 3:6-9; Ibr 8:6-13; 10:16-17,29; 12:24;

lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).

(0.37) (Kis 21:21) (jerusalem: untuk melepaskan hukum Musa) Memanglah prinsip-prinsip Paulus membawa ke situ, sebab hukum Taurat tidak memberikan lagi kepada orang Yahudi keuntungan, yang karenanya mereka melebihi orang-orang bukan Yahudi; hanya iman sajalah yang menyelamatkan, bdk Rom 1:6+; Rom 3:22+. Tetapi dengan mengutarakan ajarannya itu Paulus hanya bermaksud menjamin kebebasan orang-orang kafir yang masuk Kristen terhadap aturan-aturan yang dibebankan oleh agama Yahudi, bdk Gal 2:11 dst, dan tidak bermaksud mendorong orang-orang Yahudi untuk melepaskan hukum Taurat
(0.37) (Kis 24:27) (jerusalem: genap dua tahun) Kata Yunani (dietia) yang terdapat juga dalam Kis 28:30 rupanya sebuah istilah hukum: jangka waktu paling lama untuk tahanan sementara. Kalau dalam jangka waktu itu belum dijatuhkan hukum, maka Paulus harus dibebaskan. Justru inilah kiranya terjadi di Roma, Kis 28:30. Dengan menahan Paulus dalam penjara Feliks melanggar hukum
(0.37) (Mrk 1:40) (sh: Menentang tradisi (Sabtu, 18 Januari 2003))
Menentang tradisi

Pada masa Yesus hidup, sudah merupakan tradisi bila orang yang berpenyakit kusta diasingkan masyarakat. Selain takut tertular - - menurut hukum Musa -- orang kusta itu najis dan dikutuk Allah (bdk. Im. 13:45-46). Bagaimana sikap Yesus ketika berhadapan dengan orang kusta? Yesus tidak mengusir atau menjauh. Yesus justru menggerakkan tangan-Nya ke arah orang kusta itu lalu menyentuhnya. Dapat kita bayangkan kegemparan yang terjadi karena reaksi orang-orang yang melihat perbuatan ini. Mengapa Yesus mau menyentuhnya? Karena belas kasihan (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">41). Belas kasihan Yesus menyembuhkan dan mengalahkan segala-galanya.

Ketika orang kusta sembuh Yesus memberikan dua bentuk perintah padanya. Pertama, ia harus melakukan hukum Musa, yaitu menghadap imam agar imam dapat menyatakannya sebagai orang sehat. Tanpa pernyataan resmi ini sulit baginya diterima masyarakat. Kemudian, ia harus memberikan persembahan syukur seperti yang diatur hukum Musa (Im. 14:1-32). Kedua, Yesus melarangnya untuk memberitakan kesembuhannya kepada orang lain. Sebenarnya orang yang mengenalnya, tanpa diberitahu pun menyadari perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Selain itu melakukan ritus seperti yang dituntut hukum Musa, sebenarnya merupakan pernyataan terbuka bahwa ia telah sembuh dan tahir. Jadi, mengapa harus dilarang? Karena Yesus tidak ingin dikenal sebagai tabib penyembuh. Yesus adalah Mesias dan Anak Allah. Namun, orang kusta ini tidak taat. Akibatnya pekerjaan dan pelayanan Yesus menjadi terhalang. Ketidaktaatan selalu menghambat pelayanan Yesus. (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">45).

Renungkan: Belas kasihan Yesus membawa orang-orang pinggiran ke tengah- tengah peradaban manusia. Tanpa memiliki belas kasihan Yesus kita tidak akan pernah menyentuh orang-orang yang terbuang dan terasing oleh masyarakat.

(0.36) (Mat 9:16) (ende)

Tjita-tjita Keradjaan Allah baru, dan nilai-nilai Indjil jang mahaluhur tidak patut dan tidak mungkin ditampung dalam bentuk kesalehan lahiriah dan kemunafikan orang parisi, maupun dalam bentuk ibadat hukum taurat umumnja.

(0.36) (Mat 11:28) (ende: Berbeban berat)

Hukum taurat dan adat-istiadat Jahudi dengan tak terhitung ketentuan-ketentuannja pun didalam Perdjandjian Lama sering disebut beban, dan itu menurut tafsiran umum dimaksudkan dengan istilah itu disini djuga.

(0.36) (Mrk 7:3) (ende: Adat-istiadat nenek mojang)

Jang dimaksudkan ialah kebiasaan-kebiasaan tua dan ketentuan, larangan dan perintah jang tidak terdapat dalam hukum Allah, tetapi jang didasarkan atasnja, seringkali menurut tafsiran para ahli taurat jang terlalu sewenang-wenang.

(0.36) (Luk 2:5) (ende: Tunangannja)

Sebenarnja Josep sudah "menerima isterinja Maria" (Mat 1:20) dan hidup serumah tangga dengannja, dan sebab itu menurut hukum ia benar suaminja, tetapi Lukas tentu memilih istilah "tunangan" disini untuk menekankan, bahwa Maria tetap perawan.

(0.36) (Luk 5:36) (ende)

Tidak patut dan tidak mungkin hidup baru dengan tjita-tjitanja jang mahaluhur itu didasarkan pada atau ditjampurkan dengan buah-buah tafsiran hukum, adat-istiadat dan tjita-tjita kaum Parisi, sebab sudah "lapuk".

(0.36) (Rm 2:14) (ende: Berdasarkan kodrat)

Hukum kodrat seolah-olah terekam didalam hati-nurani mereka. Setjara berintuisi mereka tahu membedakan jang baik dan jang djahat, dan sekedar merasa, bahwa siapa sadja melakukan jang djahat patut dihukum.

(0.36) (Rm 5:14) (ende)

Djalan pikiran Paulus disini: Sebelum hukum ada, njatalah semua orang mati, tetapi itu bukan lantaran pelanggaran mereka sendiri, sebab djuga orang-orang jang tak bersalah mati, misalnja anak-anak ketjil.



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA