Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 6718 ayat untuk akan berharap (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20) (Ibr 13:1) (sh: Hidup yang mulia (Kamis, 11 Mei 2000))
Hidup yang mulia

Penulis Ibrani mengakhiri suratnya dengan nasihat-nasihat yang berisi dorongan-dorongan agar pembaca surat Ibrani mempunyai kehidupan yang berpadanan dengan doktrin tersebut. Hal pertama dan yang utama yang harus ada dalam kehidupan kristen adalah kasih. Namun di sini, Kristen tidak sekadar dinasihati untuk saling mengasihi, melainkan menekankan pemeliharaan kasih. Penekanan ini sangat penting, karena ketika seseorang semakin mengenal diri orang lain, maka semakin banyak kekurangan orang tersebut akan terlihat. Sehingga ia akan kecewa dan akhirnya kasihnya akan luntur. Namun Kristen harus kebal terhadap kekecewaan seperti itu. Semakin mengenal pribadi orang lain dengan segala kekurangannya, Kristen harus tetap mengasihinya.

Memberi tumpangan merupakan bentuk kebaikan yang wajar bagi setiap orang termasuk Kristen karena pada zaman itu belum ada hotel maupun losmen. Orang yang lelah dan lapar banyak ditemui di kota-kota ataupun di pintu rumah seseorang yang berharap diizinkan tinggal. Kristen tidak hanya harus mendemonstrasikan kebaikan itu, namun kebaikan yang didemonstrasikan itu harus melebihi kebaikan yang dilakukan oleh orang non Kristen, itulah hal yang kedua. Karena itu, kristen harus memberi tumpangan kepada orang, yang berarti tidak hanya orang kristen namun semua orang yang pantas menerima kebaikan itu. Lebih dari itu, Kristen pun harus menunjukkan kasihnya kepada orang-orang hukuman karena mereka tidak mempunyai kebebasan untuk datang meminta belas kasihan. Kristen harus berinisiatif dan mendatangi orang-orang yang membutuhkan.

Yang ketiga, Kristen harus menjaga kekudusan pernikahannya. Manusia tidak pernah berubah sejak era para rasul hingga era globalisasi kini, kekudusan pernikahan dapat dikatakan sebagai barang langka. Kristen harus menunjukkan kehidupan yang mulia melalui pernikahan yang kudus. Kemuliaan kehidupan Kristen juga harus nyata dalam kesederhanaan hidup. Hal ini diungkapkan dengan perkataan 'janganlah menjadi hamba uang dan cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu' (5).

Renungkan: Ingatlah bahwa di dalam Allah kita memiliki segala sesuatu. Allah adalah pencipta langit dan bumi, yang empunya segala sesuatu. Tidak ada apa pun atau siapa pun yang dapat mengancam kehidupan kristen yang berjalan di dalam tangan-Nya.

(0.20) (Mzm 62:1) (sh: Tenang teduh di dekat Tuhan (Senin, 8 Oktober 2001))
Tenang teduh di dekat Tuhan

Mazmur ini membeberkan keyakinan Daud kepada Tuhan saat ia menghadapi persepakatan politik yang ingin menjatuhkannya (ayat 2- 5). Dengan keyakinannya, ia mengajak umat-Nya bersandar kepada Tuhan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">6-9). Karena ia menyadari bahwa segala kejayaan manusia adalah rapuh di hadapan Tuhan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-11), tetapi kuasa, kasih setia, dan keadilan Tuhan yang diberikan kepadanya adalah teguh (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-13).

Situasi saat itu bukanlah keadaan yang aman bagi Daud. Ia menyadari bahwa dirinya seperti dinding miring yang segera akan roboh (ayat 4), yang sedang dikerumuni oleh mereka yang ingin menghempaskannya. Ia mengetahui bahwa dirinya didustai oleh mereka yang berkata manis, padahal di dalam hati mengutukinya (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Namun dalam situasi yang terhimpit ini, Daud tetap diliputi rasa aman dan tenang teduh karena berada dekat dengan Allah, satu- satunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3, 6-7). Kedekatannya dan pemahamannya akan Tuhan merupakan jangkar bagi keyakinannya yang kokoh. Kedekatannya kepada Tuhan tidaklah terlepas dari pemahamannya tentang Tuhan sebagai sumber keselamatan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">2b), pengharapan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">6b, 7), dan kemuliaannya (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">8). Ia adalah tempat perlindungan yang teguh, yang menyediakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan bagi umat-Nya untuk mencurahkan isi hati mereka (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">9). Dialah yang memberikan kepadanya kuasa, kasih setia, dan keadilan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">12).

Pengenalannya yang tepat kepada Tuhan menuntunnya untuk: [1] Tetap tenang pada masa yang sukar, karena ia mengetahui bahwa para musuhnya tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">10); [2] Menyadari bahwa keselamatan dan kemuliaannya bergantung kepada Tuhan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">8). Ia mengajak umat-Nya untuk tidak bergantung kepada harta, melainkan kepada Tuhan setiap waktu (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">9); [3] Menjadi seorang penguasa yang memiliki kesadaran moral dan menyadari bahwa pemerasan dan perampasan bukanlah jalan keluar bagi persoalannya (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">11).

Renungkan: Apakah atau siapakah yang selama ini menjadi sumber rasa aman Anda? Tepatkah Anda berharap kepadanya? Hal-hal apakah yang menjadi penghambat bagi Anda untuk bergantung penuh pada Tuhan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk semakin bergantung kepada Tuhan?

(0.20) (Mzm 66:1) (sh: Puasa yang membebaskan (Jumat, 12 Oktober 2001))
Puasa yang membebaskan

Pembaharuan hidup membutuhkan kuasa yang mampu mematahkan berbagai belenggu yang mengikat dan menjerat hidup kita. Dan kuasa pembebasan yang sejati hanya dapat ditemukan di dalam Tuhan yang mampu memberikan kemerdekaan sejati bagi kita.

Kuasa pembebasan seperti inilah yang menjadi inti pembahasan Mazmur 66 ini. Melalui mazmur ini, bangsa Israel dituntun untuk menyadari keberadaan Allah yang layak dimuliakan, karena Ia memiliki kuasa pembebasan yang dijalankan-Nya dengan cara yang dahsyat (ayat 1- 5). Ia hadir dan membebaskan umat-Nya dari belenggu perbudakan yang mengikat mereka di Mesir (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">6-7). Kuasa pembebasan ini akan terus berlangsung, akan kembali terulang, dan tidak dapat dihambat oleh kuasa mana pun. Dengan kuasa yang sama Ia tetap berkarya bagi umat-Nya.

Kuasa pembebasan yang Tuhan kerjakan ini sedemikian dahsyat dan punya peranan penting bagi kehidupan umat Allah. Peranan tersebut antara lain: [1] Sebagai pendorong bagi umat Allah untuk memuji Tuhan (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">1-7); [2] Sebagai kunci yang menolong umat Allah untuk dapat memahami peranan kesulitan dalam kehidupan mereka. Melalui kuasa pembebasan, umat Allah tidak lagi bertanya mengapa mereka harus mengalami kesulitan, melainkan secara positif dapat melihat peranan kesulitan sebagai alat Tuhan yang berfungsi memurnikan mereka (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">8-12); [3] Menjadi pembimbing bagi umat Allah untuk berespons secara pribadi kepada Allah, dalam bentuk persembahan (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">13-15), ataupun pengakuan iman yang lahir dari pengalaman pribadi mereka bersama Tuhan dalam kehidupan yang nyata (ayat 16- 19); Pada akhirnya kita dapat melihat bahwa kuasa pembebasan ini tidak lain adalah wujud kepedulian Tuhan yang tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari umat-Nya (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">20).

Renungkan: Tuhan sedemikian peduli dengan kehidupan umat-Nya, Ia tidak pernah memisahkan kita dari kasih setia-Nya, dan dengan kuasa pembebasan- Nya mematahkan berbagai belenggu yang mengikat kita. Di dalam kuasa pembebasan-Nya, Ia mampu mengubah keadaan kita, sehingga dalam Tuhan tidak dikenal kata putus asa. Seberapa besarkah kesadaran dan penghayatan Anda tentang hal ini? Belenggu-belenggu apakah yang selama ini sulit Anda patahkan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk terus berharap?

(0.20) (Yer 13:1) (sh: Jangan bermain-main dengan dosa (Selasa, 19 September 2000))
Jangan bermain-main dengan dosa

Dua peringatan yang diberikan oleh Allah ini, walaupun menggunakan 2 cara, mempunyai tujuan yang sama yaitu jangan bermain-main dengan dosa.Peringatan pertama menggunakan aksi simbolik yang diperagakan oleh Yeremia: yaitu membeli ikat pinggang, memakainya, dan menjaganya supaya tidak tercelup air. Kemudian ikat pinggang tadi dibawa ke sungai Efrat dan disembunyikan di celah-celah batu (1-11). Beberapa bulan kemudian ikat pinggang itu diambil dan ternyata telah lapuk serta tidak berguna. Ikat pinggang itu melambangkan bangsa Yehuda yang kudus dan tak bercacat ketika pertama kali dipanggil oleh Allah (bdk. akan+berharap&tab=notes" ver="">2:2, 3). Seperti ikat pinggang dekat dengan pemakainya, segenap bangsa Yehuda dulu juga bergaul akrab dengan Allah sehingga mereka menjadi umat-Nya yang memuji dan memuliakan Dia di hadapan bangsa-bangsa. Namun kini mereka menjadi tercela karena persekongkolan dengan Asyur untuk meminum sungai Efrat (akan+berharap&tab=notes" ver="">2:18) dan menjadi penyembah berhala kafir (10). Mereka menjadi seperti ikat pinggang yang menjadi lapuk dan tidak berguna. Mereka tidak lagi ternama, terpuji, dan terhormat bagi Allah (11).

Peringatan kedua berdasarkan pepatah yang mengatakan bahwa setiap buyung harus dipenuhi dengan anggur (12-13). Bangsa Yehuda yang dilambangkan sebagai buyung anggur telah kehilangan fungsinya (lihat ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">11). Mereka sekarang tidak berguna dan hanya pantas dihancurkan. Penghukuman Allah tidak memandang orang, siapa pun yang berdosa akan tertimpa penghukuman (13-14). Ketika kemuliaan sebagai umat Allah sudah berlalu dari bangsa Yehuda, mereka hanya seperti buyung anggur yang kosong, yang tidak berguna. Mereka tidak dapat menuntut kepada Allah bahwa dulu Allah sudah memilih mereka. Hak istimewa sebagai umat Allah selalu disertai dengan tanggung jawab. Bangsa Yehuda yang tidak bertanggungjawab tidak dapat berharap bahwa Allah akan meluputkan mereka dari hukuman.

Renungkan: Kita boleh bangga menjadi umat pilihan Allah. Namun peringatan di atas juga menjadi peringatan bagi kita. Jangan biarkan kita dilapukkan oleh dosa dan menjadi buyung anggur kosong, sehingga kita menjadi Kristen yang tidak berguna bagi Allah dan sesama. Renungkanlah apa yang dapat membuat kita menjadi lapuk dan menjadi buyung anggur kosong!

(0.20) (Mat 12:38) (sh: Bukan tanda yang dibutuhkan, tetapi keterbukaan hati (Sabtu, 3 Februari 2001))
Bukan tanda yang dibutuhkan, tetapi keterbukaan hati

Masih perlukah tanda bagi ahli Taurat dan orang Farisi yang tidak mau percaya kepada Yesus? Banyak tanda dan mukjizat telah dibuat Yesus, namun ternyata hati mereka semakin keras membatu. Mereka menganggap diri paling benar, sehingga mereka senantiasa menjebak Yesus untuk mencari kesalahan- Nya.

Saat itu mereka memanggil Yesus sebagai Guru (Rabbi), suatu panggilan awal yang sopan untuk menyelubungi maksud yang jahat. Mereka senantiasa mencari cara yang mereka anggap paling jitu untuk menjebak Yesus. Dalam bacaan ini, mereka meminta tanda dan bukan mukjizat, karena tanda merupakan pengesahan yang bersifat illahi. Mereka berpikir bahwa Yesus tidak mungkin memberikan tanda karena Ia adalah manusia biasa, anak seorang tukang kayu. Mereka berharap ketika Yesus tidak mampu memberikan tanda, maka terbukti bahwa apa yang dikatakan-Nya selama ini tidak benar. Bagaimana respons Yesus? Ternyata Yesus tidak terpancing dengan tantangan mereka, Ia tidak membuktikan Keillahian-Nya dengan cara manusia, tetapi dengan kuasa Illahi Ia menyingkapkan siapa mereka dan siapa Diri-Nya.

Dengan kata-kata sangat keras dan pedas Yesus menegur mereka sebagai angkatan yang jahat dan tidak setia, karena mereka tidak mau terbuka kepada kebenaran-Nya. Kepada mereka Yesus tidak menunjukkan tanda yang spektakuler, tetapi Ia memfokuskan kepada misi kedatangan Anak Manusia ke dunia, seperti tanda nabi Yunus. Yesus menyebut Diri-Nya sebagai Anak Manusia, karena sebutan Kemanusiaan-Nya inilah yang diterima mereka. Namun Yesus jauh melebihi nabi Yunus. Orang-orang Niniwe bertobat karena pemberitaan Yunus, tetapi orang- orang yang mendengar dan mau percaya, bertobat, karena Ia sendiri jalan keselamatan itu. Kemudian Yesus mengkaitkannya dengan kedatangan ratu Syeba dari ujung bumi untuk melihat keagungan dan kekayaan raja Salomo. Ia jauh melebihi Salomo, karena itu banyak orang dari segala penjuru akan datang kepada-Nya untuk mendapatkan keselamatan daripada-Nya.

Renungkan: Tanda apa pun tidak dibutuhkan bagi orang yang mengeraskan hati kepada kebenaran-Nya. Hanya hati yang mau terbuka yang akan melihat bahwa segala perbuatan Yesus merupakan bukti bahwa Dialah Mesias sejati.

(0.19) (Mzm 123:1) (full: KEPADA-MU AKU MELAYANGKAN MATAKU. )

Nas : Mazm 123:1

Mazmur ini menggambarkan orang percaya yang rendah hati senantiasa dan dengan penuh harap menantikan Allah mengakhiri kebencian dan cemooh yang diarahkan kepada mereka. Mazmur ini mengungkapkan seruan orang yang senantiasa menantikan dan mendambakan kedatangan kembali Kristus untuk menyelamatkan umat-Nya dari dunia yang fasik dan bermusuhan (lih. Ibr 12:2; 2Pet 3:12;

lihat cat. --> Mat 24:42;

lihat cat. --> Tit 2:13).

[atau ref. Mat 24:42; Tit 2:13]

(0.15) (Zef 2:3) (full: CARILAH KEADILAN, CARILAH KERENDAHAN HATI. )

Nas : Zef 2:3

Sang nabi menawarkan harapan kepada orang-orang yang sudah berbalik kepada Tuhan. Ia menasihati mereka untuk memperdalam komitmen mereka kepada Allah dan jalan-jalan-Nya; mungkin Allah berkenan melindungi mereka ketika Ia datang untuk menghukum umat-Nya. Mereka harus mencari tiga hal jikalau berharap mengalami kebangunan dan pembaharuan berkat Tuhan, tiga hal yang juga penting sekali bagi orang percaya masa kini.

  1. 1) Pertama, mereka harus mencari Allah. Hati mereka harus terarah kepada-Nya dengan kerinduan mendalam untuk mengenal dan mengasihi Dia sebagai Tuhan perjanjian dan pelindung mereka (bd. Yer 29:13).
  2. 2) Mereka harus mencari kebenaran sesuai dengan Firman Allah sebagai jalan hidup mereka (bd. Yes 1:21; Am 5:24; Mat 6:33).
  3. 3) Mereka harus mencari kerendahan hati, serta menyadari ketidakberdayaan mereka dan kebutuhan untuk tunduk dalam ketaatan kepada Allah (bd. Bil 12:3; Mazm 45:5; Ams 15:33).
(0.15) (Rut 3:1) (sh: Naomi, Rut, dan Boas (Selasa, 13 April 1999))
Naomi, Rut, dan Boas

Sulit untuk memahami dan menyelami keputusan Rut untuk melaksanakan anjuran Naomi. Tetapi perintah atau anjuran itu lahir dari seorang ibu mertua yang bijak, mengasihi, memikirkan; bukan saja nasibnya sendiri untuk mendapatkan penerus keluarganya yang telah tiada, tetapi memperhatikan kebahagiaan Rut. Boas, bukan hanya prihatin soal ekonomi, tetapi sedemikian lembut memperlakukan Rut. Naomi, Rut dan Boas adalah tiga tokoh berwatak terpuji yang dipertemukan Allah dalam rencana-Nya.

Pelindung yang tepat. Zaman sekarang bukan lagi zaman Siti Nurbaya, di mana orangtua masih berperan menentukan pasangan hidup bagi anak-anaknya. Bila hal itu masih diberlakukan di kalangan keluarga tertentu, dasar apakah yang kita pakai dalam menilai pilihan cinta anak-anak kita? Pertimbangan apakah yang pemuda masa kini pakai untuk membentuk rumah tangga? Apakah penilaian karakter seperti: kejujuran, kebaikan, kesetiaan, kelembutan hati, iman, perhatian, dlsb. merupakan hal yang lebih diutamakan daripada wajah, harta, usia, kedudukan, dlsb.?

Renungkan: Tuhan memberkati orang-orang yang berani mengambil keputusan dengan benar dan berharap hanya pada pimpinan Tuhan.

Doa: Tuhan, pimpinlah langkah saya dalam setiap keputusan, agar benar dan Kau berkati.

(0.15) (2Sam 7:18) (sh: Generasi penerus. (Selasa, 24 Februari 1998))
Generasi penerus.

Anak-anak dalam keluarga merupakan generasi keluarga, bangsa dan negara. Keberhasilan pembangunan dan kejayaan sebuah bangsa, terletak pada bagaimana generasi penerusnya dipersiapkan. Tawuran, pemakaian dan peredaran obat terlarang, mabuk minuman keras, pornografi, serta hal-hal lain yang mengarah pada pelanggaran hukum dan moral, meracuni hidup generasi muda sekarang. Hura-hura, pesta, ngeceng di Mal seolah menjadi trend gaya konsumtif para ABG. Demikian juga hidup bebas, terutama pergaulan sex. Semua pengaruh buruk bagi generasi muda dapat dihindari apabila di dalam keluarga senantiasa ada keterbukaan, ada kasih dan campur tangan Allah.

Jaminan hari esok. Daud mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas keluarganya. Setiap orang tua berharap agar anak-anaknya berhasil dalam pendidikan maupun pekerjaan, hidup dalam damai sejahtera dan rukun. Jaminan utama ialah nilai-nilai rohani yang terwujud karena Allah yang menjadi sumber keceriaan keluarga dan dambaan utama, sehingga seluruh keluarga kenal Tuhan, penjamin sejahtera kehidupan; bukan deposito dan cadangan harta lain.

Renungkan: Dalam arti tertentu kondisi hubungan orangtua dengan Tuhan tercermin dalam kondisi rohani anak-anak mereka.

(0.15) (Mat 20:17) (sh: Tuhanku menderita bagiku. (Selasa, 24 Maret 1998))
Tuhanku menderita bagiku.

Untuk Matius, Yesuslah subjek yang sedang menuju Yerusalem, bukan Yesus dan murid-murid-Nya. Artinya, Yesuslah yang mengambil prakarsa untuk menanggung penderitaan. Dialah yang mengajak mereka ikut menapaki jalan penderitaan itu. Ini adalah kali ketiga Yesus mengajarkan mereka dengan tabah dan sabar tentang misi-Nya yang beresiko nyawa-Nya sendiri. Olokan, sesah, salib, terpampang jelas di mata-Nya. Untuk harga penebusan umat-Nya itulah, Ia datang dan hidup.

Ambisi yang baik. Sebenarnya, apa yang diinginkan ibu Yakobus dan Yohanes serta kedua putranya itu adalah keinginan tiap kita juga bukan? Memiliki ambisi yang baik saja belum cukup. Bahkan tahu kepada siapa berharap dan memohon agar ambisi itu dapat dipenuhi pun, tidak cukup. Mereka bertiga sujud (menyembah, meninggikan) di hadapan Tuhan. Mereka tidak tahu apa yang mereka minta. Jalan Tuhan harus pula menjadi jalan para murid Tuhan. Jalan dan sasaran hidup dalam Tuhan itu adalah jalan kerendahan hati, jalan penderitaan, jalan pelepasan ambisi demi untuk tunduk kepada kehendak-Nya saja.

Renungkan: Ambisi yang benar adalah tekad untuk tidak mengejar yang lain kecuali memikul kuk Yesus.

Doa: Ku ingin memiliki sikap hati seperti yang Kau miliki, Tuhan Yesus.

(0.13) (Mzm 106:1) (ende)

Mazmur ini ditjiptakan waktu umat Israil dalam pembuangan. Pendahuluan, jang barangkali kemudian ditambahkan untuk keperluan2 ibadat' mengundang umat untuk memuliakan Jahwe, kebaikan dan belaskasihanNja (Maz 106:1-5). Lalu umat mengakui dosa2nja (6). Nenek-mojang berdosa di Mesir dan waktu pengungsian (Maz 106:7-12). Dipadang gurunpun mereka mendurhaka (Maz 106:16-18), memudja anak lembu (Maz 106:19-23), menghinakan tanah jang didjandjikan Jahwe kepada mereka (Maz 106:24-27); mereka ikut serta dalam pemudjaan Ba'al dengan ibadatnja jang tjabul (Maz 106:28-31), mereka membudjuk Musa, hingga iapun berdosa (Maz 106:32-33). Sesudah masuk kedalam negeri Kena'an mereka tidak membinasakan bangsa2 kafir disana menurut perintah Allah, melainkan mereka memudja berhala2nja serta mengurbankan anak2nja sendiri mereka memudja berhala2nja serta mengurbankan anak2nja sendiri kepada dewa-dewi disana (Maz 106:34-39). Karena itu selajaknja mereka dihukum Jahwe (Maz 106:40-42). Namun Ia pun menjajangi mereka (Maz 106:43-46). Lagu ditutup dengan doa permohonan, agar supaja kaum buangan boleh pulang (Maz 106:47). Mungkin ajat inipun ditambahkan untuk keperluan ibadat sadja.

Dalam mazmur ini nampak bagaimana dosa nenek-mojang adalah dosa seluruh umat. Maka dari itu pembuangan itu adalah sama sekali adil. Tetapi oleh karena Jahwe, jang menghukum, selalu djuga berbelaskasihan, maka umat boleh berdoa dan berharap, bahwa ia disajangi Jahwe lagi. Ajat2 47-48(Maz 106:47-48) dikutip 1Ta 16:33-36.

(0.13) (Kel 20:1) (sh: Akulah Tuhan Allahmu! (Minggu, 3 Agustus 1997))
Akulah Tuhan Allahmu!

Siapakah yang berhak mengatur hidup Anda? Diri Anda sendiri? Apakah yang Anda gunakan sebagai standar hidup? Hati nurani, hukum pemerintah, atau hukum gereja? Jika Anda mengaku beriman, sudahkah kebenaran Allah saja yang mengatur hidup Anda? Hukum-hukum itu mengatur hubungan umat-Nya dengan diri-Nya dan antar sesama umat-Nya. Hukum-hukum ilahi itulah yang diucapkan Allah langsung kepada Musa untuk disampaikan kepada Israel, umat pilihan Allah.

Sah milik Allah. "Akulah Tuhan Allahmu...." adalah pengesahan bahwa Allah adalah Allah bagi umat Israel dan Israel adalah umat kesayangan-Nya. Umat kesayangan Allah ini telah melihat karya besar Allah dalam awal kehidupan mereka berumat. Allah menunjukkan keterlibatan besar dalam hidup mereka. Perbuatan ajaib Allah itu alasan yang membuat mereka hanya perlu taat pada Allah yang Ajaib dan Besar. Tidak ada ilah lain yang patut disembah di samping Tuhan Allah.

Wujud nyata menyembah Allah. Bagaimanakah seharusnya umat Allah memulai hubungan pribadi sebagai umat milik Allah? Sembah Dia saja. Hanya Dia yang telah menyatakan Diri kepada mereka, Allah sejati, bukan yang lain. Allah nyata dalam karya-Nya yang besar dan di dalam firman-Nya. Kedua, Allah melarang Israel membuat apapun yang dapat menggantikan kehadiran-Nya. Allah tidak ingin dinomorduakan. Ketiga, nama-Nya harus ditinggikan, dan dimuliakan. Menyebut nama-Nya dengan sembarangan sama dengan tidak meninggikan Dia. Keempat, bersekutu dengan-Nya pada hari Sabat. Persekutuan dengan-Nya membuat manusia makin mengenal dan terus berharap pada-Nya. Keempat hal tersebut perlu dipelihara dan dijalankan oleh umat Allah.

Syukur pada Kristus yang telah memperkenalkan Allah lebih jelas karena Kristus adalah gambar wujud Allah (akan+berharap&tab=notes" ver="">1:2-3">Ibrani 1:2-3). Di dalam dan melalui Kristus kita dapat mengalami hubungan pribadi lebih dekat lagi dan pasti.

(0.13) (2Sam 6:1) (sh: Immanuel (Minggu, 22 Februari 1998))
Immanuel

Allah beserta kita. Allah hadir dan berkarya di tengah kehidupan ini. Ia dekat dan mengenal umat-Nya. Ia tahu dan memberikan apa yang diperlukan umat-Nya. Allah telah menciptakan manusia dengan satu kebutuhan hakiki, yaitu bersekutu dengan-Nya, menyembah Dia, dan mengalami hadirat-Nya. Dalam Perjanjian Lama Allah hadir di tengah umat-Nya dalam berbagai lambang berarti. Di antaranya melalui tabut perjanjian. Apa yang hanya berupa lambang itu sudah cukup untuk menjadi alasan bagi Daud dan rakyat mensyukuri Allah dengan kesukaan tak terkatakan. Lebih lagi sesudah Tuhan Yesus datang. Dalam Tuhan Yesus, yang melayani, mengajar, melakukan mukjizat, mati dan bangkit, Allah hadir untuk menyelamatkan kita. Hati yang terbuka untuk bertumbuh dalam iman kepada Kristus adalah langkah awal untuk menerima kehadiran Allah.

Menerima kehadiran-Nya. Di dalam hukum Taurat, Allah telah menetapkan bahwa orang yang diuntukkan bagi tugas mengangkat tabut harus menguduskan diri terlebih dahulu. Tugas tersebut adalah kehormatan yang hanya dipercayakan pada anggota suku Lewi. Karena aturan tersebut diabaikan. proses pemindahan tabut itu kemudian terhenti. Bahkan lebih buruk lagi, Uza yang telah berlaku teledor meski dengan tujuan baik, harus mati.

Allah adalah Allah yang kudus. Menerima kehadiran-Nya tidak dapat dilakukan tanpa sikap kesungguhan atau sembarangan (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">7) Jika kita berharap Tuhan hadir memberkati hidup ini, selayaknya kita menyelaraskan segenap hidup seturut kehendak-Nya. Ia tidak berkenan jika kita hanya memberi-Nya tempat dalam hati, sementara dosa merajalela dalam pikiran dan perbuatan kita.

Renungkan: Semakin penting dan mulia sesuatu, bukankah wajar bila kita semakin berhati-hati pula?

(0.13) (Mzm 34:1) (sh: Ketidakwarasan pembebasan (Senin, 26 Mei 2003))
Ketidakwarasan pembebasan

Kita lebih suka menganggap diri kita sebagai orang-orang Kristen yang terhormat, yang waras baik tubuh maupun pikiran. Begitu kuatnya pola ideal ini, kita lupa bahwa karya sejarah keselamatan melibatkan apa yang bagi dunia adalah suatu bentuk "ketidakwarasan". Bukan pura-pura tidak waras untuk menyelamatkan diri (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">1), tetapi karena berbeda dengan dunia. Yeremia disindir sebagai nabi gila (Yer. 29:26-27). Yesus dianggap tidak waras oleh keluarga-Nya (Mrk. 3:21). Festus menganggap Paulus gila karena pemberitaan Injilnya (Kis. 26:24), dan banyak contoh lain dari Alkitab. Mereka dianggap gila, karena kehendak Allah bertentangan dengan "akal sehat" mayoritas orang yang tidak mengenal kehendak Allah.

Dimana letak "kegilaan" dari karya perlindungan Allah? Ada suatu pepatah Perancis yang mengatakan: "Tuhan berpihak kepada armada yang besar, dan melawan armada yang kecil." Inilah prinsip ketentaraan, dan bagi sebagian orang, prinsip hidup yang "waras". Allah pemazmur justru berpihak yang lemah. Mereka yang rendah hati (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">3), tertindas (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">7), yang menjaga dirinya dari kejahatan (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">14-15), benar (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">16-18), patah hati dan malang (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">19-21), mereka inilah yang menerima perlindungan Allah. Mereka menjadi lemah, karena seperti pemazmur, mereka bermegah karena dan berseru kepada Tuhan. Tetapi mereka menjadi kuat, karena Allah berpihak kepada mereka, "orang-orang benar itu" (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">18).

Yang kita pelajari bukanlah teladan Daud yang berpura-pura gila, tetapi hikmat yang timbul dari pengalamannya itu: betapa berbahagia ada dalam perlindungan Tuhan, Sang Allah yang punya prinsip berkarya yang berbeda dengan dunia yang berdosa.

Renungkan: Kapan terakhir kali Anda dianggap gila, bukan karena lelucon kita yang tidak biasa, atau ambisi dan rencana hidup kita, tetapi karena keputusan kita untuk berharap kepada Allah dan menaati-Nya?

(0.13) (Mzm 67:1) (sh: Berkat untuk bangsa-bangsa (Senin, 21 Juni 2004))
Berkat untuk bangsa-bangsa

Ingat perumpamaan yang diajar-kan Tuhan Yesus mengenai orang kaya yang bodoh? Orang itu mendirikan lumbung besar untuk menampung kelimpahan panennya, tetapi akhirnya mati tanpa menikmati kekayaan itu. Peribahasa Indonesia mengatakan, ayam mati di lumbung. Itulah jadinya orang-orang yang menumpuk kekayaan bagi dirinya sendiri, atau bagi keturunannya, tetapi tidak peduli orang lain. Kekayaan yang berlimpah seperti itu tidak menjadi berkat baginya.

Apakah berkat itu? Kapankah kekayaan, kekuasaan, kesehatan, dll. (yang menurut kategori manusia adalah berkat) benar-benar suatu berkat? Berkat adalah segala sesuatu yang Allah limpahkan kepada kita yang dapat kita nikmati dengan sepenuh-penuhnya. Kapankah kita bisa benar-benar menikmati berkat? Pada waktu kita berbagi dengan sesama kita tanpa pamrih dan tanpa pilih kasih. Jadi, kekayaan, kekuasaan, kesehatan, dll. adalah berkat tatkala bukan hanya kita, dan keluarga kita dan kroni kita yang menikmatinya, tetapi juga orang lain, sekeliling kita, sesama kita ikut berbagian. Berkat benar-benar menjadi berkat dan dinikmati waktu berkat itu menjadi berkat buat orang lain.

Mazmur 67 adalah mazmur berkat. Permohonan pemazmur agar Allah memberkati umat-Nya (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">2) adalah bermotivasikan agar semua bangsa mengenal Allah, menikmati berkat keselamatan-Nya, dan merasakan pemerintahan Allah yang adil (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">3,5). Pada akhirnya, pemazmur berharap semua bangsa bisa "memberkati Allah" yaitu bersyukur dan bersukacita karena Allah (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">4-6). Akhirnya juga, umat Israel benar-benar diberkati Allah.

Bagaimanakah caranya supaya bangsa-bangsa lain menerima berkat Allah? Yaitu dengan umat Israel membagi berkat-berkat yang mereka terima kepada bangsa-bangsa lain. Demikian juga sesama kita dapat menerima berkat dari Tuhan Yesus, kalau kita membagikannya dengan mereka.

Tekadku: Aku mau menjadi saluran berkat Allah kepada sesamaku.

(0.13) (Yes 40:25) (sh: Allah adalah Yahweh (Minggu, 20 Desember 1998))
Allah adalah Yahweh

Meragukan kemampuan Tuhan sama halnya tidak mempercayai-Nya sebagai Tuhan yang sesungguhnya. Secara teori, Yehuda percaya bahwa Allah Yahweh adalah Tuhan, tetapi dalam penerapan, mereka ragu bahwa Allah itu sungguh hidup dan mendengar mereka. Tidak heran, bila mereka terpengaruh bangsa sekitar yang menyembah dewa, yang nyata mereka lihat, pegang, dan rasakan kehadirannya. Sedangkan Allah Yahweh, sama sekali tidak terlihat. Mereka lupa bagaimana Allah bertindak sedemikian rupa dengan kedahsyatan dan kehebatan-Nya, menuntun umat. Mereka tetap tidak merasakan kehadiran Allah karena nilai kepekaan mereka tertutup oleh dosa (bdk. ">Yes. 59:1-2).

Gambaran nyata. Kondisi Yehuda menggambarkan kehidupan kita juga. Kita harus berhati-hati, karena pengetahuan tentang Allah yang benar ternyata sering tidak membawa kita pada kehidupan yang benar. Tahu bahwa tidak boleh menyembah ilah-ilah lain, tetapi realitanya, banyak ilah-ilah lain yang tanpa sadar menjadi sembahan kita.

Tahu dan dengar. Tahu tapi tak mengenal, dengar tapi tak mengerti. Itulah pernyataan Allah pada umat. Penyataan kehadiran Allah begitu konkrit namun sederhana, yaitu melalui ciptaan dan Firman-Nya, tetapi masih saja keberadaan Allah diragukan. Kita lebih bergantung pada kecukupan materi ketimbang berserah pada Allah. Lebih mengandalkan kekuatan dan hikmat manusia ketimbang mengandalkan Allah, meskipun Allah berkali-kali telah Allah tegaskan bahwa: "Tuhan ialah Allah kekal; yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung" (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">40:28" context="true">28b). Bila demikian, kepada siapa kita berharap? Bukan kepada yang sia-sia tetapi kepada Allah. Setialah dalam pengharapan menantikan tindakan tangan Allah dalam hidup kita karena Allah pun setia dalam setiap tindakan-Nya.

Doa: Ya Tuhan, ampunilah kami yang selama ini hanya pandai bicara tentang penyertaan Tuhan, tetapi yang sulit memasrahkan diri sepenuhnya pada Engkau. Berikan pengharapan baru agar kami setia.

(0.13) (Mrk 3:1) (sh: Yesus, Tuhan atas Sabat (Kamis, 23 Januari 2003))
Yesus, Tuhan atas Sabat

Tradisi yang berlaku di agama Yahudi, hari Sabat adalah hari ketika umat berada di rumah ibadat untuk beribadah pada Allah (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">1). Sebagai orang Yahudi, Yesus pun beribadah pada hari Sabat di sinagoge. Bagi Yesus ini adalah suatu kebiasaan baik, ketika umat mengekspresikan rasa syukur kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta ini. Namun, ternyata tidak semua orang berpikiran yang sama dengan Yesus. Ada sekelompok orang yang datang ke sinagoge bukan untuk bersekutu dan beribadah, tetapi untuk mempersalahkan Yesus (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">2). Mereka adalah para pemimpin agama Yahudi (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">6; bdk. akan+berharap&tab=notes" ver="">2:24-28).

Keberadaan seorang yang tangannya mati sebelah dijadikan objek oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka berharap agar Yesus menyembuhkannya, sehingga Yesus dipersalahkan karena melanggar hukum Sabat. Meski tidak diutarakan, Yesus tahu pikiran mereka. Yesus meminta orang yang tangannya mati sebelah untuk berdiri di tengah-tengah (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">3). Meskipun orang tersebut tidak menunjukkan indikasi bahwa ia sedang sekarat, tetapi Yesus menyembuhkannya. Melalui tindakan ini, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Apa yang harus dilakukan pada hari Sabat: berbuat baik dan menyelamatkan orang atau berbuat jahat dan membunuh orang? Para pemimpin agama itu tahu pilihan yang tidak melanggar Sabat. Tetapi, karena tidak mau percaya pada Yesus, mereka tetap diam. Yesus marah -- kemarahan yang mengungkapkan bahwa Yesus adalah manusia sejati -- tetapi bukan kemarahan yang tanpa alasan. Yesus marah karena kedegilan orang yang tidak mau percaya pada- Nya. Marah yang timbul karena ingin mendamaikan manusia dan Allah. Amarah Yesus adalah amarah damai. Penolakan terhadap damai inilah yang membangkitkan amarah-Nya.

Renungkan: Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Hari Sabat adalah hari ibadah dan bukan hari mencari musuh.

(0.13) (Kis 26:1) (sh: Ancaman = kesempatan (Rabu, 16 Agustus 2000))
Ancaman = kesempatan

Adalah saat yang dramatis ketika rasul Yesus Kristus yang kudus dan sederhana berdiri di hadapan seorang wakil dari keluarga Herodes yang penuh dengan amoralitas dan ambisi duniawi, yang dari generasi ke generasi selalu menentang kebenaran dan kebaikan. Pendiri dinasti Herodes, Herodes Agung mencoba membunuh bayi Yesus. Anaknya, Antipas memenggal kepala Yohanes Pembaptis dan dijuluki oleh Yesus sebagai srigala. Cucunya, Agripa I membunuh Yakobus anak Zebedeus dengan pedang. Sekarang Paulus dibawa ke hadapan anak Agripa I.

Apakah ini membuat Paulus gentar? Tidak! Sebaliknya Paulus justru berbahagia karena ia melihat kesempatan untuk membela diri sebagai saat yang tepat untuk mewartakan Injil Yesus Kristus di hadapan Herodes Agripa I yang ahli dalam adat-istiadat dan persoalan orang Yahudi. Tentunya Paulus berharap bahwa Herodes Agripa I dapat menerima kebenaran Allah di dalam Yesus Kristus. Karena itulah materi pembelaannya sangat diwarnai dengan paham-paham Yudaisme. Ia memaparkan bahwa sejak masa mudanya secara fanatik mengikuti ajaran Yudaisme (4-5) hingga ia melakukan penindasan dan penganiayaan secara hebat terhadap pengikut Yesus karena mereka dianggap sebagai penghujat Allah. Namun Paulus mengakui tindakannya itu sebagai kesalahan besar (9-11). Sebab ia melihat kebenaran bahwa di dalam Yesus pengharapan Israel sudah digenapi karena Ia sudah bangkit dari kematian.

Melalui pembelaannya, Paulus menekankan bahwa iman kristen bukan suatu kepercayaan yang baru namun justru merupakan kesinambungan kepercayaan dan pengharapan Yahudi dan seluruh umat manusia. Yesuslah kunci dari kesinambungan ini. Dengan demikian Paulus telah berhasil membalikkan suatu tuduhan menjadi berita anugerah. Ini membutuhkan keberanian besar. Namun Paulus bukannya tidak mengenal takut, karena hanya orang yang gegabah yang tidak pernah takut. Sebaliknya Paulus justru memahami dengan sungguh apa yang ditakuti (2-3) dan meletakkan ketakutannya di bawah pengharapannya di dalam Yesus, hingga ancaman itu berubah menjadi kesempatan.

Renungkan: Ancaman apakah yang harus ditakuti oleh Kristen sekarang ini? Pikirkan dan persiapkan cara dan tindakan yang tepat untuk mengubah ancaman itu menjadi kesempatan bagi penyebaran berita Injil.

(0.11) (Kis 10:9) (full: NAIKLAH PETRUS KE ATAS RUMAH UNTUK BERDOA. )

Nas : Kis 10:9

Roh Kudus, pengarang Alkitab, telah menyatakan bahwa orang Kristen PB adalah orang yang bertekun dalam banyak doa. Mereka menyadari bahwa kerajaan Allah tidak dapat terwujud dengan kuasa penuh hanya dengan doa beberapa menit sehari (Kis 1:14; 2:42; 3:1; 6:4; Ef 6:18; Kol 4:2).

  1. 1) Orang Yahudi yang saleh berdoa dua sampai tiga kali setiap hari (bd. Mazm 55:18; Dan 6:11). Para pengikut Kristus, khususnya para rasul (Kis 6:4), biasa berdoa dengan kekhusukan yang sama. Petrus dan Yohanes memasuki bait Allah "ketika tiba waktunya berdoa" (Kis 3:1); sedangkan Paulus dan Lukas melakukan hal yang sama (Kis 16:16). Petrus biasa berdoa pada pukul dua belas tengah hari; Allah memberkati Kornelius karena dia setia pada saat-saat berdoanya (ayat Kis 10:30 dst).
  2. 2) Alkitab mendorong orang percaya untuk bertekun dengan setia dalam doa (Rom 12:12), berdoa selalu (Luk 18:1), tetap berdoa (1Tes 5:17), berdoa di mana-mana (1Tim 2:8), berdoa setiap waktu untuk bermacam-macam permohonan (Ef 6:18), bertekun dalam doa (Kol 4:2) dan berdoa dengan kuasa (Yak 5:16). Semua nasihat ini menunjukkan bahwa tidak mungkin ada kuasa Kerajaan Allah dalam peperangan terhadap dosa, Iblis dan dunia, atau kemenangan dalam usaha untuk memenangkan yang hilang tanpa banyak berdoa setiap hari

    (lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).

  3. 3) Mengingat Tuhan Yesus pernah berharap agar murid-murid-Nya berjaga-jaga dan berdoa selama "satu jam" (Mat 26:38-41) dan urgensi saat-saat terakhir ini, tidakkah berkenan kepada Allah apabila setiap orang percaya meluangkan setiap hari sekurang-kurangnya satu jam untuk berdoa dan mempelajari Firman Allah untuk memperluas kerajaan Allah di atas muka bumi ini dan segala yang terlibat dalamnya untuk kita (Mat 6:10,33)?
  4. 4) Satu jam doa dapat mencakup unsur-unsur berikut:
    1. (a) pemujaan,
    2. (b) menyanyi memuji Tuhan,
    3. (c) mengucap syukur,
    4. (d) menantikan Tuhan,
    5. (e) membaca Firman Allah,
    6. (f) mendengarkan Roh Kudus,
    7. (g) mengucapkan kata-kata Alkitab dalam doa,
    8. (h) mengakui kekurangan dan kesalahan,
    9. (i) mendoakan orang lain,
    10. (j) permohonan untuk kebutuhan-kebutuhan sendiri dan
    11. (k) berdoa dalam bahasa roh.
(0.11) (1Taw 5:1) (sh: Dilupakan namun istimewa (Sabtu, 26 Januari 2002))
Dilupakan namun istimewa

Penulis Tawarikh juga peduli terhadap suku-suku di sebelah timur sungai Yordan. Mereka mudah dilupakan karena: [1] Terpisah secara geografis (Yos. 1:12-15), [2] Telah ditaklukkan oleh Hazael dari Siria tahun 837/6 sM (ayat 2Raj. 10:32-33) sehingga peranannya dalam kehidupan nasional berkurang, dan [3] Dibuang 12 tahun lebih awal (ayat 734 sM) daripada suku-suku utara (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">6, 26).

Ada 4 bagian dalam daftar ini. Pertama, suku Ruben (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">1-10). Karena dosanya, Ruben kehilangan berkat ganda untuk Yusuf (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">1b-2, Ul. 33:13-17) dan kepemimpinannya dialihkan ke Yehuda. Meskipun demikian, dua kali disebutkan bahwa ia adalah anak sulung (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">1) yang harus tetap dihormati. Catatan tentang Tiglath Pileser (Pilneser) III (ayat 745-727 sM) mempermalukan suku Ruben. Namun, ini diimbangi dengan penyebutan daerah-daerah milik mereka dan kemenangan mereka (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">8b-10, lih. Mzm. 83:7). Kedua, suku Gad (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">11-17). Seperti Ruben, Gad hanya sedikit berperanan dalam sejarah nasional Israel. Karena itu, wilayah-wilayah Gad yang sah disebutkan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">11-12,16). Catatan ini mengacu ke catatan militer kerajaan (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">17), menunjukkan bahwa mereka berperanan militer pada waktu pemerintahan Yotam dan Yerobeam (ayat 750 sM).

Ketiga, kemenangan-kemenangan suku-suku seberang sungai Yordan (ayat 18-22). Kekuatan yang dahsyat melawan mereka (ayat akan+berharap&tab=notes" vsf="TB" ver="">19). Mereka berseru dan percaya kepada Allah dan Ia memberikan kemenangan besar (ayat 20-22). Seperti Yehuda, mereka juga dapat sukses dalam peperangan. Mereka pun umat Allah. Keempat, setengah suku Manasye (ayat 23-26). Banyaknya keturunan Manasye (ayat 23) menunjukkan bahwa mereka diberkati Allah. Sebagai kontras dengan ayat 18-22, Ayat 24-26 mencatat kekalahan suku Manasye karena ketidaksetiaan mereka dalam perjanjian dengan Allah (ayat 25, lih. 2Raja 17:6-23). Mereka jatuh ke tangan orang asing (ayat akan+berharap&tab=notes" ver="">26). Namun, mereka tidak dihancurkan sepenuhnya, dan penulis Tawarikh ingin mereka kembali berharap untuk pemulihan. Dalam akan+berharap&tab=notes" ver="">4:24-5:26, suku-suku yang mudah dilupakan kembali dibela keberadaannya. Tanpa mereka, pemulihan tidaklah lengkap.

Renungkan: Anda adalah bagian yang amat penting dalam gereja Tuhan. Terimalah pemulihan dari Allah dan layanilah Dia bersama-sama dengan umat-Nya dalam kesetiaan dan rasa syukur!



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA