(0.18702596551724) | (Luk 18:7) | (jerusalem) Ayat ini dapat juga dibaca sebagai keterangan dan bukan sebagai pertanyaan (seperti terjadi dalam terjemahan ini). Kalau demikian, maka dikatakan bahwa Allah sabar dan mengulur-ulur waktu. Ayat ini mengingatkan Sir 35:18-19, di mana dikatakan bahwa Allah tidak sabar dan tidak berayal dalam memberi hak kepada orang miskin yang tertindas. Jika Luk 18:17 dibaca sebagai keterangan dan bukan sebagai pertanyaan, perbedaan antara Siria dan Lukas itu agaknya bersangkutan dengan ditundanya Kedatangan Tuhan. Itu dibenarkan dengan menunjukkan kesabaran Tuhan. Keterangan yang serupa terdapat dalam 2Pe 3:9 dan Wah 6:9-11. |
(0.18702596551724) | (Luk 19:43) | (jerusalem) Ayat ini mengingatkan berbagai nas dan ayat Kitab Suci Perjanjian Lama (ini terutama terasa dalam teks Yunani, Luk 19:43; bdk Yes 29:3; Yes 37:33; Yer 52:4-5; Yeh 4:1-3; Yeh 21:27 (22); Yeh 44; Hos 10:14; Hos 14:1; Nah 3:10; Maz 137:9), sehingga juga mengingatkan kemusnahan Yerusalem Yerusalem dalam tahun 587 seb. Mas., dan bukan kemusnahan kota itu dalam tahun 70 Mas. Maka tidak boleh disimpulkan bahwa nubuat Yesus itu baru dibuat (oleh jemaat) setelah Yerusalem musnah dalam tahun 70 Mas. Bdk Luk 17:22+; Luk 21:10+. |
(0.18702596551724) | (Luk 22:24) | (jerusalem) Dengan bentuk yang berbeda Lukas menempatkan di sini perkataan-perkataan Yesus yang oleh Matius dan Markus ditempatkan sesudah permohonan yang diajukan anak-anak Zebedeus, Mat 20:25-28; Mar 10:42-45. Dalam konteks Lukas ini perkataan-perkataan Yesus itu memecahkan masalah-masalah yang timbul pada jemaat-jemaat Kristen sehubungan dengan siapa dalam sidang jemaat mesti menduduki tempat utama dan siapa yang mesti melayani, bdk Kis 6:1; 1Ko 11:17-19; Yak 2:2-4. |
(0.18702596551724) | (Luk 23:34) | (jerusalem) Meskipun beberapa naskah penting tidak memuat ayat ini, namun perlu dipertahankan sebagai asli |
(0.18702596551724) | (Luk 24:16) | (jerusalem: tidak dapat mengenal Dia) Dalam cerita-cerita tentang penampakan yang disajikan Lukas dan Yohanes para murid mula-mula tidak mengenal Tuhan, tetapi baru setelah Yesus berkata-kata atau memberi tanda, Luk 24:30 dst., Luk 24:35,37 dan Luk 24:39-43; Yoh 20:14,16,20; Yoh 21:4,6-7; bdk Mat 28:17. Adapun sebabnya ialah: meskipun tetap sama, namun keadaan serba baru yang merobah rupa badan itu, Mar 16:12; badan Yesus bebas dari keadaan jasmaniah di dunia, Yoh 20:19. Mengenai keadaan badan yang dimuliakan, bdk 1Ko 15:44+. |
(0.18702596551724) | (Yoh 1:1) |
(jerusalem) INJIL YOHANES PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES Injil Yohanes Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yohanes dan begitu menempatkannya di dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Sama seperti pewartaan yang paling tua demikianpun kitab ini tetap sebuah "Injil", artinya: pewartaan tentang Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pewartaan itu berpangkal pada "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus dan bermaksud mengembangkan iman akan Kristus supaya orang mendapat hidup. Meskipun ciri-cirinya menyatakan bahwa disusun di zaman agak belakangan, namun injil keempat ini berdekatan dengan pemberitaan atau "kerygma" pada awal mula agama Kristen. Tata susunan dan pokok utama injil Yohanes dan pemberitaan semula itu pada pokoknya sama: Yesus ditunjuk sebagai Mesias oleh turunnya Roh Kudus sebagaimana disaksikan Yohanes Pembaptis, 1:31-34; karya dan perkataan Yesus menyatakan "kemuliaanNya", 1:35- 12:50; menyusul kisah tentang wafat, kebangkitan dan beberapa penampakan Kristus, 13:1-20:20; akhirnya pengutusan para rasul yang diberi Roh Kudus dan kekuasaan mengampuni dosa, 20:21-29. Terlebih injil ini terjamin oleh seorang saksi tak bernama ialah "murid yang dikasihi Yesus", yang ikut serta dalam drama sengsara Yesus, 13:23; 19:26, 35; bdk 18:15 dst, melihat makam yang kosong, 20:2 dst, dan Kristus yang dibangkitkan, 21:7,20-24, ia barangkali adalah seorang dari kedua murid yang paling dahulu mengikuti Yesus, 1:35 dst. Kesemuanya itu sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan Kis 1:8+, supaya kesaksiannya itu boleh disebut "rasuli". Namun demikian karya Yohanes mempunyai beberapa ciri yang merupakan kekhasannya dan jelas membedakannya dengan ketiga injil sinoptik. Rupanya pengarang injil keempat terpengaruh sekali oleh sebuah alam pikiran yang tersebar luas di beberapa kalangan Yahudi dan pengungkapannya baru-baru ini ditemukan dalam naskah-naskah yang berasal dari sekelompok kaum Eseni di zaman itu yang berdiam di Qumran. Dalam naskah-naskah itu diberi perhatian khusus kepada "pengetahuan", dan perbendaharaan-katanya berdekatan dengan perbendaharaan-kata yang lazim dalam aliran dan alam pikiran yang disebut "gnosis"; terdapat di dalamnya semacam perseduaan (dualisme) yang terungkap dalam pertentangan-pertentangan seperti: cahaya-kegelapan, kebenaran-kebohongan, malaikat cahaya-malaikat kegelapan (Beliar namanya); khususnya di Qumran ditekankanlah mistik persatuan dan perlunya kasih persaudaraan sementara orang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Segala pokok tersebut ditemukan kembali dalam injil Yohanes dan merupakan milik khas lingkungan Yahudi-kristen, yang kiranya menghasilkan injil itu. Masih ada hal lain lagi. Lebih dari injil-injil sinoptik, injil keempat ingin menonjolkan manakah makna kehidupan, perbuatan dan perkataan Yesus. Kejadian- kejadian kehidupan Yesus merupakan "tanda"; maknanya tidak segera jelas sehingga baru dipahami setelah Kristus dimuliakan, 2:22; 12:16; 13:7. Banyak perkataan Yesus mengandung makna rohani yang baru kemudian dipahami, bdk 2:19+. Roh Kudus yang berkata atas nama Yesus yang dibangkitkan bertugas memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran dengan mengingatkan dan mengajar mereka akan semua yang telah dikatakan Yesus kepada mereka, bdk 14:26+. Itulah tahap perwahyuan yang tercermin dalam injil Yohanes. Di lain pihak injil keempat lebih banyak terpengaruh oleh ibadat dan sakramen-sakramen Kristen dari pada injil-injil sinoptik. Kehidupan Yesus sendiri diberi kerangka ibadat Yahudi; dalam hubungan dengan hari-hari raya utama dan kerap kali dalam bait Allah Yesus mengerjakan mujizat-mujizat dan menyampaikan wejangan-wejangan yang paling penting; selanjutnya Yesuspun mengajar bahwa Ia sendiri menjadi pusat suatu agama dan ibadat baru "dalam roh dan kebenaran", 4:24; agama dan ibadat baru itu mengungkapkan dan mewujudkan dirinya melalui sakramen-sakramen. Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus mengandung segala unsur yang cocok dengan sebuah pengajaran yang menyiapkan atau menyertai baptisan, 3:1-21; dan gagasan bahwa baptisan berupa sebuah penerangan, 9:1-39, atau kebangkitan, 5:1-14; 7:21-24, rupanya memberi latar belakang kepada cerita tentang penyembuhan orang yang lahir buta dan orang lumpuh. Sebuah ringkasan lengkap dari pengajaran mengenai Ekaristi tercantum dalam bab 6. Misteri Paskah Kristen yang mengganti Paskah lama meresap ke dalam seluruh injil itu, 1:29, 36; 2:13; 6:4; 19:36. Upacara pembasuhan Yahudi yang lazim pada perayaan Paskah, 2:6; 3:25, diganti dengan pembersihan jiwa oleh firman, 15:3, dan Roh, 20:22 dst. Dengan demikian maka kehidupan Yesus dihubungkan dengan misteri Kristen yang dihayati dalam ibadat dan sakramen-sakramen jemaat. Jelaslah injil keempat merupakan karya yang majemuk : berdekatan dengan bentuk pewartaan Kristen yang paling dahulu, tetapi juga menjadi penyelesaian suatu usaha yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari pemahaman lebih mendalam dan lebih jernih tentang misteri Yesus. Setiap penginjil mempunyai suatu pandangan utama mengenai Yesus serta karyaNya. Menurut pandangan Yohanes, maka Yesus adalah Firman yang telah menjadi daging untuk menyampaikan hidup kepada manusia, 1:14. Maka rahasia penjelmaan menguasai seluruh pemikiran Yohanes. Teologi tentang penjelmaan itu terungkap dengan menggunakan gagasan "pengutusan" dan "kesaksian". Yesus ialah Firman yang diutus oleh Bapa ke dunia, lalu setelah karyaNya selesai kembali kepada Allah, bdk 1:1+. Tugas itu tidak lain kecuali memaklumkan kepada manusia misteri-misteri ilahi. Yesus menjadi saksi tentang apa yang dilihat dan didengarNya pada Bapa, bdk 3:11+. Untuk mengesahkan pengutusanNya maka Allah memberi Yesus kekuasaan mengerjakan sejumlah karya ialah "tanda-tanda" yang memang melampaui apa yang mungkin bagi manusia. Maka terbuktilah Yesus benar-benar diutus oleh Allah yang berkarya dalam diri Yesus, bdk 2:11+. Tanda-tanda itu menjadi pernyataan terselubung dari kemuliaan Yesus yang penyingkapan lengkapnya dinantikan pada hari kebangkitan, bdk 1:14+. Sebab sesuai dengan nubuat Yes 52:13 (LXX), Anak Manusia harus "ditinggikan", dan melalui salib kembali kepada Bapa, bdk 12:32+. Lalu ia menemukan kembali kemuliaan yang ada pada Allah "sebelum dunia ada", 17:5+, 24. Kemuliaan itu sudah dinyatakan kepada para nabi dahulu, bdk 5:39, 46; 12:41; 19:37 serta catatan-catatannya. Penyingkapan kemuliaan itu berupa penampakan Allah yang menyempurnakan dan menggenapkan semua penampakan Allah dahulu, penampakanNya dalam penciptaan, 1:1, penampakanNya kepada Abraham, 8:56, Yakub 1:51, Musa 1:17, para nabi. Kemuliaan "Hari Yahwe", bdk, bdk Ams 5:18+, menjadi lengkap pada Hari Yesus, 8:56, khususnya pada "SaatNya", 2:4+, saat "peninggian" dan "pemuliaanNya"; pada saat itu tersingkaplah keluhuran transenden yang menjadi milik "utusan", bdk 8:24+; 10:30+, yang datang ke dunia untuk membawa hidup, bdk 3:35+, kepada mereka yang dengan kepercayaan menyambut kabar keselamatan yang disampaikan olehNya, bdk 3:11+. Dan justru oleh karena seluruh "pengutusan" Anak itu terarah kepada suatu karya keselamatan maka pengutusan itu menjadi penyingkapan kasih Bapa terhadap dunia, yang terakhir dan paling lengkap, bdk 17:6+. Dalam injil-injil Sinoptik penyingkapan kemuliaan Kristus terutama dihubungkan dengan kembaliNya pada akhir zaman, bdk Mat 16:27 dst. Memanglah dalam injil Yohanespun unsur-unsur utama dari eskatologia tradisionil ditemukan juga: orang menantikan "hari terakhir" 6:39 dst; 11:24; 12:48, hari "kedatangan" Yesus, 14:3; 21:22 dst, dan kebangkitan orang-orang mati, 5, 28 dst; 11:24, serta penghakiman terakhir 5:29, 45; 3:36. Namun demikian mudah saja orang melihat dalam injil keempat suatu tendensi rangkap dua, yakni: mengaktualisasikan dan menginteriorisasikan eskatologia tradisionil. Kedatangan Yesus ke dunia melalui penjelmaan, peninggiannNya di salib dan kembaliNya melalui Roh Kudus dianggap sebagai "kedatangan" Anak Manusia; penghakiman sekarang sudah terjadi di dalam hati orang, hidup kekal (yang dalam injil Yohanes mengganti istilah "Kerajaan" yang digemari para Sinoptisi) sekarang sudah dimiliki oleh karena iman. Maka drama yang dipentaskan di Palestina menjadi inti drama eskatologis. Memang di belakang orang-orang Yahudi yang menolak Yesus itu tampillah sebuah kenyataan yang lebih luas, yakni "dunia", bdk 1:9-10+, atau "kegelapan" bdk 8:12+, yang dikuasai oleh Iblis, "penguasa dunia", bdk 1Yoh 2:13 dst, yang melawan Allah serta MesiasNya. Setiap orang terlibat dalam drama rohani itu: di hadapan Firman yang menjadi daging terlaksanalah "penghakiman dunia", 12:31-32, pengutukan dan kekalahannya, 16:7-11, 33. Kalau Kristus dengan rela menyerahkan nyawaNya, bdk 10:18+, dan kalau "ditinggikan" di kayu salib, maka maksudnya ialah memperoleh kemuliaanNya, bdk 12:32+, yang sejak itu menjadi nyata di hadapan sekalian orang untuk mendatangkan malu kepada dunia yang tidak percaya serta secara definitip mengalahkan Iblis. Kemenangan Allah atas yang jahat dan keselamatan dunia terwujud melalui kebangkitan yang mulia, sehingga kembaliNya Kristus di akhir zaman hanya merupakan penggenapannya. Agak sukar juga menemukan bagan yang dituruti Yohanes dalam membentangkan misteri Kristus. Terlebih dulu perlu dicatat bahwa urutan peristiwa-peristiwa dalam injil keempat menimbulkan beberapa kesulitan: urutan bab 4, 5, 6, 7:1-24 sukar dimengerti; tidak tepat juga bahwa bab 15-17 menyusul 14:31, tepat Yesus sudah berangkat; kepingan-kepingan seperti 3:31-36 dan 12:44-50 ternyata kurang sesuai dengan konteksnya. Mungkin kekacauan itu disebabkan oleh cara Injil Yohanes digubah dan diterbitkan. Kiranya injil itu merupakan hasil perkembangan yang lambat laun sehingga di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari masa yang berlain-lainan, penyaduran dan tambahan serta penyusunan ajaran yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan keseluruhannya akhirnya diterbitkan bukanlah oleh Yohanes sendiri melainkan oleh murid-muridnya setelah Yohanes meninggal dunia, 21:24. Dengan demikian maka murid-murid itu memasukkan ke dalam kerangka injil yang asli berbagai kepingan yang berasal dari Yohanes dan yang oleh para muridnya tidak dibiarkan hilang sama sekali. Tempat kepingan- kepingan itu dalam keseluruhan belum juga ditentukan dengan saksama. Para ahli sudah mengemukakan beberapa pembagian injil Yohanes. Semua memang mengandung sedikit kebenaran, tetapi sering kali berat sebelah, oleh karena terlalu mau mensistematisasikan injil keempat. Paling baik kiranya orang membiarkan dirinya dibimbing oleh petunjuk-petunjuk jelas yang ditemukan dalam injil sendiri. Di satu pihak jelas, bahwa injil mau menonjolkan hari-hari raya ibadat Yahudi, yang menjadi pedoman kisahnya: tiga kali ada hari raya Paskah, 2:13; 6:4; 11:55, ada sebuah perayaan yang tidak disebut namanya, 5:1, dan sekali ada perayaan Pondok Daun, 7:2, dan hari raya Pentahbisan Bait Allah, 10:22. Di lain pihak pengarang beberapa kali dengan saksama mencatat urutan hari-hari untuk membagikan riwayat hidup Yesus menjadi berkala-kala. Misalnya: minggu pertama karya Yesus di depan umum, 1:19-2:11, pekan perayaan Pondok-Daun, 7:2, 14, 37, pekan sengsara Yesus 12:1, 12; 19:31, 42, yang ditempatkan antara lambang penguburan Yesus, 12:7, dan penguburan yang sesungguhnya, 19:38 dst. Begitu pula perlu diperhatikan disebutkannya perayaan Paskah yang pertama, 4:45, yang jelas menutup bagian-bagian yang mulai dengan 2:13 -25, tempat dikatakan bahwa hari raya Paskah itu sudah dekat. Dengan mempertimbangkan kedua gejala tersebut (catatan mengenai urutan hari-hari dan hari-hari raya Yahudi) maka injil keempat dapat dibagi sebagai berikut: Prakata, 1:1-18: "Pada mulanya............"I Karya Yesus : 1. Tata penyelamatan baru diberitakan, 1:19-4:54: Pekan pembukaan kejadian-kejadian yang berkisar pada Perayaan Paskah yang pertama. 2. Perayaan kedua, pada suatu hari Sabat, di Yerusalem: perlawanan pertama terhadap pernyataan, 5:1-47. 3. Di Galilea, Paskah yang kedua: perlawanan baru terhadap pernyataan, 6:1-71. 4. Perayaan Pondok-Daun: pernyataan besar tentang Mesias, yang ditolak mentah-mentah 7:1-10:21. 5. Hari Raya Pentahbisan Bait Allah: keputusan membunuh Yesus, 10:22- 11:54. 6. Akhir karya Yesus dan persiapan untuk Paskah yang terakhir, 11:55-12:50 II Saat Yesus: Paskah Anak Domba Allah (13:1-20:31): 1. Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, 13:1-17:26 2. Penderitaan, 18-19 3. Cerita-cerita mengenai kebangkitan dan kebahagiaan mereka yang percaya. 20:1-29 4. Penutup injil yang pertama, 20:30-31. III Kata penutup 21:1-25: Hidup Gereja diberitakan dan kedatangan kembali Yesus diharapkan. Ada sebuah gagasan yang dapat ditarik dari pembagian tersebut ialah: Yesus mengakhiri lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dengan menggenapinya. Adakah injil keempat berupa sebuah sumber tersendiri dan asli yang menyampaikan informasi khas, di samping ketiga injil sinoptik? Kalau benar demikian, manakah nilai historis injil Yohanes? Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang dirumuskan di muka, dengan hati-hati dapat diajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: Dalam Injil Yohanes ditemukan banyak petunjuk yang memberi kesan bahwa Yohanes mengenal tradisi yang tercantum dalam ketiga injil lain. Khususnya perlu diperhatikan bahwa injil keempat meninggalkan beberapa hal penting yang tercantum dalam injil sinoptik. Ini hanya dapat dimengerti, kalau Yohanes mengandaikan bahwa sidang pembaca sudah tahu akan hal-hal itu ; di lain pihak ada kalanya Yohanes ternyata mau memperincikan dan melengkapi tradisi para sinoptisi. Namun demikian penyelidikan-penyelidikan modern semakin menonjolkan ciri asli tradisi Yohanes yang tidak tergantung pada tradisi sinoptik. Bahkan dalam menceritakan kejadian-kejadian yang sama Yohanes nampak begitu asli, sehingga tak mungkin ia bergantung pada sinoptisi. Pengarang injil keempat mengenal kejadian-kejadian itu melalui jalan lain dari jalan-jalan injil sinoptik. Ia pantas dianggap sebagai sumber tersendiri, saksi asli dari tradisi purba. Memanglah hubungan antara injil Yohanes dan Injil Lukas jauh lebih erat dan boleh jadi Lukas dalam menggubah injilnya mengenal dan menggunakan paling sedikit tradisi-tradisi Yohanes (teristimewanya dalam kisah sengsara dan kisah kebangkitan) yang sudah lama ada, meskipun kiranya tidak mengenal injil keempat seperti sekarang ada. sebaliknya juga mungkin bahwa penggubahan injil Yohanes yang terakhir terpengaruh oleh injil karangan Lukas. Semakin mengakui bahwa injil keempat tidak tergantung, semakin para ahli mengakui pula nilai historisnya. Sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa riwayat hidup Yesus, Yohanes kerap kali memerincikan lebih jauh apa yang dikisahkan para sinoptisi: misalnya lamanya karya Yesus dan urutan peristiwa dalam kisah sengsara dalam injil Yohanes nampaknya lebih tepat dari pada apa yang diceritakan injil-injil lain. Sehubungan dengan penyucian Bait Allah injil keempat memuat keterangan mengenai waktunya yang paling tepat di antara semua injil, 2:20, dan yang bersesuaian dengan keterangan yang tercantum dalam Luk 3:1. Demikianpun mengenai keterangan-keterangan mengenai tempat peristiwa- peristiwa terjadi dalam injil keempat lebih terperinci dari pada keterangan- keterangan yang disampaikan oleh injil-injil lain. Penggalian-penggalian modern di Palestina sudah beberapa kali membenarkan keterangan injil Yohanes (bdk kolam yang ada lima serambinya, 5:2). Seluruh injil berisikan petunjuk-petunjuk kongkrit yang terperinci, sehingga jelaslah si pengarang tahu baik-baik akan adat istiadat keagamaan Yahudi, mentalita para rabi, akan caranya para ahli Taurat menafsirkan menterapkan hukum Taurat. Akhirnya diri pribadi Yesus tetap seorang manusia sejati dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang mengharukan, bahkan dalam adegan-adegan yang paling "mulia" di mana Yesus yang dibangkitkan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Dan demikian halnya, meskipun pengarang injil keempat memang menonjolkan transendensi Yesus. Selanjutnya karya Yohanes ini sama sekali tidak dapat dipahami, kalau orang menyangkal bahwa Yohanes yakin tentang kenyataan historis kejadian-kejadian yang diceritakannya. Tetapi orang jangan keliru. Pengertian tentang "sejarah" yang diandaikan injil keempat tentunya sangat berbeda dengan pengertian seorang sejarawan modern. Apa yang paling penting bagi si penginjil ialah: menonjolkan makna sebuah sejarah yang baik ilahi maupun manusiawi; memang sebuah sejarah, tetapi juga sebuah teologi; berlangsung dalam waktu, tetapi berurat-berakar dalam kekekalan. Pengarang injil keempat dengan teliti mau menceritakan dan menyampaikan kepada kepercayaan manusia peristiwa rohani yang terjadi di dunia oleh karena kedatangan Yesus Kristus, ialah penjelmaan Firman demi keselamatan manusia. Karena itulah maka penginjil memilih dan khususnya menonjolkan kejadian-kejadian yang menurut pendapatnya dapat mengandung suatu nilai simbolis; dengan jalan itu pengarang memberi kejadian-kejadian itu suatu kedalaman dan gema baru. Maka mujizat-mujizat yang diceritakan berupa "tanda", yang menyingkapkan kemuliaan Kristus dan melambangkan karunia yang diberikanNya kepada dunia (pembasuhan yang baru, roti hidup, terang, hidup). Pengarang injil sungguh mempunyai bakat untuk menangkap makna rohani yang terkandung dalam kejadian-kejadian dan untuk menemukan di dalamnya rahasia-rahasia ilahi, juga dalam peristiwa-peristiwa yang bukan mujizat (bdk 2:19-21; 9:7; 11:51 dst; 13:30; 19:31-37, dan catatan- catatannya). Pada kejadian-kejadian nyata dan historis ia melihat sebuah dimensi rohani; Yesus ialah terang, yang datang ke dunia; perjuangan Yesus tidak lain kecuali perjuangan terang melawan kegelapan; kematian Yesus ialah penghakiman dunia; seluruh kehidupanNya tidak lain merupakan pemenuhan lambang-lambang Mesias yang terungkap dalam Perjanjian Lama: Dialah Anak Domba Allah. 1:29, Bait Allah yang baru, 2:21, ular penyelamat yang ditinggikan di padang gurun, 3:14, roti hidup yang mengganti Manna, 6:35, Gembala yang baik, 10:11, pokok anggur yang benar, 15:1, dll. Gambaran Yesus yang baik ilahi maupun manusiawi itu memberikan kepada tokoh historis itu segenap dimensinya sebagai Penyelamat dunia. Jadi sehubungan dengan Yohanes tidak bolehlah "simbolis" diperlawankan dengan "historis"; simbolismenya ialah simbolisme kejadian-kejadian sendiri; simbolisme itu berpancar pada sejarah, berurat-berakar di dalamnya serta mengungkapkan makna sejarah itu. Bagi saksi unggul Firman yang menjadi itu simbolisme itu tidak ada artinya, kecuali dengan pra-syaratnya dalam sejarah. Soal terakhir yang perlu dikupas ialah: siapakah pengarang injil yang begitu berisi dan majemuk itu? Hampir seluruh tradisi Gereja bersehati menjawab: Rasul Yohanes bin Zebedeus. Sudah dalam pertengahan pertama abad II injil keempat dikenal dan dipergunakan oleh beberapa pujangga: Ignatius dari Antiokhia, pengarang "Ode Salomo", Papias, Yustinus; barangkali Klemens dari Roma sudah mengenal dan menggunakan Yohanes. Maka terbuktilah bahwa injil itu sudah mempunyai wibawa rasuli. Saksi pertama yang menyatakan hal itu dengan terang ialah Ireneus di sekitar th. 180. Katanya: "Selanjutnya Yohanes murid Tuhan ialah murid yang bersandar dekat kepadaNya, juga menerbitkan sebuah injil selama tinggal di Efesus". Hampir pada masa yang sama Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius dengan jelas menyatakan bahwa injil keempat dikarang oleh rasul Yohanes. Kalau pada peralihan dari abad II ke abad III ada sementara orang yang berpendapat lain, maka mereka mau menentang pengikut- pengikut Montanus yang menyalah-gunakan injil Yohanes untuk mendukung ajaran sendiri. Hanya pendapat lain itu tidak seberapa artinya dan oleh karena berdasarkan pertimbangan teologis tidaklah berakar dalam tradisi. Dalam injil sendiri tidak terdapat sesuatu yang berlawanan dengan tradisi itu. Sudah dikatakan di muka, bahwa injil itu memperkenalkan diri sebagai kesaksian seorang murid yang dikasihi Tuhan, seorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian-kejadian yang dikisahkannya. Bahasa serta gaya bahasanya menyatakan bahwa injil itu berasal dari lingkungan ke-Yahudia-an; ia baik-baik mengenal adat-istiadat Yahudi dan juga keadaan setempat di Palestina di zaman Kristus. Nampaknya ia bersahabat dengan Petrus, 13:23 dst; 18:15; 20:3-10; 21:20-23. Dan Lukas memberitahukan bahwa memanglah demikian halnya dengan Yohanes, Luk 22:8; Kis 3:1-4, 11; 4:13, 19; 8:14. Akhirnya, bagaimana dapat dijelaskan kenyataan bahwa injil keempat sama sekali mendiamkan kedua anak Zebedeus? Keterangan yang paling tepat ialah: seorang di antaranya menuliskan injil itu. "Murid yang dikasihi Yesus... dialah yang menuliskan semuanya", 21:24 ialah murid yang bersama dengan Petrus dan Yakobus diutamakan oleh Yesus, Mrk 5:37; 9:2; 13:3; 14:33. Ada sementara orang yang berkata bahwa tak mungkin rasul Yohanes menulis injil keempat. Sebab ada berita bahwa rasul Yohanes mati sahid lama sebelumnya. Jadi mustahillah ia menulis injil yang dikatakan karangannya. Dan benar juga, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes mati sahid. Hanya adakah tradisi itu lebih berwibawa dari pada tradisi lain yang menyatkaan bahwa Yohanes hidup di kota Efesus sampai usia lanjut? Dan kalau ada tradisi yang berkata tentang Yohanes sebagai martir, namun ia tidak berkata apa-apa tentang kapan itu terjadi. Dari lain pihak sebagaimana sudah dikatakan di atas, tradisi-tradisi Yohanes pasti sudah terbentuk di masa lalu, kalaupun injil baru digubah dan diterbitkan jauh kemudian dari itu dan kiranya oleh murid-murid Yohanes. Dari sebab itu tetap mungkin bahwa injil keempat benar-benar berasal dari Yohanes, juga seandainya rasul itu sendiri mengalami kemartiran. Surat-surat Yohanes Di samping injil masih ada tiga surat yang oleh tradisi diperkenalkan sebagia surat-surat Yohanes. Memanglah ditinjau dari segi sastra dan ajaran karangan- karangan itu sangat berdekatan dengan injil keempat, sehingga sukar memisahkannya dari injil serta pengarangnya, ialah rasul Yohanes. Surat kedua dan ketiga tentu menimbulkan kebimbangan dan keraguan, sebagaimana sudah ternyata dalam karya Origenes, Eussebius dari Kaisarea dan Hieronimus; lama sekali kedua surat itu hanya diterima oleh jemaat di Antiokhia dan jemaat-jemaat lain di Siria sebagai Kitab Suci. Tetapi karena cirinya sebagai surat-surat kecil saja yang tidak penting sama sekali untuk ajaran Kristen, maka tidak dapat dipahami bagaimana surat-surat itu akhirnya berhasil diterima, kalau bukan benar-benar karangan Yohanes. Surat ketiga kiranya surat yang ditulis paling dahulu. Maksud surat itu ialah membereskan suatu pertikaian mengenai kewibawaan yang timbul dalam salah satu jemaat yang termasuk wewenang rasul Yohanes. Surat kedua berupa sebuah peringatan tertuju kepada jemaat lain, supaya hati-hati terhadap propaganda yang dilancarkan oleh sementara pengajar sesat yang menyangkal penjelmaan Kristus yang sesungguhnya. Adapun surat pertama adalah jauh lebih penting. Nampak sebagai macam surat edaran yang tertuju kepada jemaat-jemaat di Asia kecil yang terancam perpecahan akibat bidaah-bidaah pertama. Dalam surat itu Yohanes menyarikan unsur-unsur hakiki pengalaman keagamaan. Dengan bertitik-tolak beberapa pokok sejalan yang susul menyusul (terang, 1:5 dst, "pembenaran", 2:29 dst, kasih, 4:7-8 dst, kebenaran, 5:6 dst) ia mau memperlihatkan hubungan erat yang tidak dapat tidak terjalan antara kita sebagai anak Allah dan akhlak benar, yang tidak lain kecuali kesetiaan rangkap dua pada iman akan Kristus. Anak Allah, dan pada kasih persaudaraan (bdk catatan-catatan pada 1:3, 7). Karena gaya bahasa dan ajarannya maka surat inilah yang paling dekat dengan injil. Maka surat pertama itu dikarang pada masa yang sama, tetapi tidak lagi dapat dipastikan apakah surat mendahului injil atau sebaliknya. |
(0.18702596551724) | (Yoh 13:10) | (jerusalem: selain membasuh kakiNya) Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini |
(0.18702596551724) | (Yoh 14:6) | (jerusalem) Yesus adalah "jalan" oleh karena mewahyukan Bapa, Yoh 12:45; Yoh 14:9. Ia memperkenalkan kepada kita jalan, Kis 9:2+, menuju Bapa, Yoh 1:18; Yoh 14:4-7. Ia datang dari Bapa dan pergi kepada Bapa, Yoh 7:29,33; Yoh 13:3; Yoh 16:28, dll, meskipun hanya satu dengan Bapa, Yoh 10:30; Yoh 12:45; Yoh 14:9; Yoh 17:22. Yesus juga kebenaran, Yoh 8:32+, dan hidup, Yoh 3:15+. |
(0.18702596551724) | (Yoh 17:6) | (jerusalem: Aku telah menyatakan namaMu) Kristus diutus untuk mewahyukan kepada manusia "nama" Bapa, artinya: diri Bapa, Yoh 17:3-6,26; 12:28+; Yoh 14:7-11; bdk Yoh 3:11+. Tetapi diri khas Bapa ialah: mengasihi, 1Yo 4:8,16, dan Bapa membuktikan kasihNya dengan menyerahkan Anak TunggalNya, Yoh 3:16-18; 1Yo 4:9,10,14,16; bdk Rom 8:32. Maka percaya kepada Yesus mutlak perlu, supaya orang mengenal kasih Bapa itu, 1Yo 2:23; Yoh 20:31. |
(0.18702596551724) | (Yoh 19:9) | (jerusalem: Dari manakah asalMu) Pilatus tidak menanyakan negeri asal Yesus, tetapi dari manakah asalNya yang rahasia, siapa Dia. Seperti dahulu orang-orang Kana, Yoh 2:9, perempuan Samaria, Yoh 4:11, para rasul dan orang banyak, Yoh 6:5, para pembesar Yahudi, Yoh 7:27 dst; Yoh 8:14; 9:29 dst, demikianpun Pilatus kini menghadapi rahasia Yesus, Yoh 16:28; 17:25. Ini sesungguhnya pokok utama seluruh injil, Yoh 1:13. |
(0.18702596551724) | (Kis 1:18) | (jerusalem) Cerita Kisah para rasul mengenai kematian Yudas berbeda dengan cerita Mat 27:3-10. Yudas tidak lagi mati karena menggantungkan diri seperti Ahitofel, 2Sa 17:23, tetapi dengan jatuh tertelungkup dan tertumpahnya isi perutnya, seperti sering diceritakan tentang orang jahat dalam hikayat-hikayat rakyat. Darah yang memberi nama kepada Hakal-Dama tidak lagi darah Yesus, tetapi darah Yudas. Melalui perbedaan-perbedaan tradisi-tradisi populer itu orang dapat sampai kepada kenyataan bahwa Yudas mengalami kematian mendadak dan mengerikan. Peristiwa itu kemudian dikaitkan pada sebidang tanah di Yerusalem yang dianggap tanah terkutuk dan disebut Hakal-Dama. |
(0.18702596551724) | (Kis 3:20) | (jerusalem: waktu kelegaan) Waktu itu ialah waktu kedatangan Kristus (Parusia) dan pemulihan umum, bdk Kis 1:7+; Rom 2:6+; menurut pikiran para rasul waktu itu juga waktu pemulihan kerajaan Israel, Kis 1:6-7. Menyesal dan bertobat mempercepat tiba-tiba waktu itu, bdk 2Pe 3:12 |
(0.18702596551724) | (Kis 3:21) | (jerusalem: waktu pemulihan) Kembalinya Israel dari pembuangan oleh para nabi dinubuatkan sebagai pendahuluan zaman Mesias, Yer 16:15; 23:8; Hos 11:10-11, dll. Zaman itu ialah zaman damai sejahtera dan kebahagiaan tetap, Yes 11:1-9; 65:17-25; Hos 2:20; Mik 5:6-8. Demikianpun pada saatnya Allah akan mengutus Yesus yang sejak kebangkitanNya dilantik sebagai Raja Mesias, Kis 2:36+, untuk memulai pemerintahanNya yang definitip dan untuk memulihkan seluruh ciptaan, bdk Rom 8:19+; 1Ko 15:24-25 |
(0.18702596551724) | (Kis 6:15) | (jerusalem: muka seorang malaikat) Melihat seorang malaikat menimbulkan takut keagamaan, bdk Hak 13:6. Waktu Musa turun dari gunung Sinai maka wajahnya memantulkan kemuliaan Allah dan menimbulkan takut yang sama, Kel 34:29-35; 2Ko 3:7-18. Demikianpun halnya dengan wajah Yesus yang berubah rupa, Mat 17:2; Luk 9:29. Anggota-anggota Mahkamah Agama menyaksikan bahwa Stefanus juga berubah rupa dengan memandang kemuliaan Allah Kis 7:55-56. Cerita terputus oleh wejangan Stefanus yang disisipkan, Kis 7:1-54, tetapi diteruskan dalam Kis 7:55. |
(0.18702596551724) | (Kis 13:47) | (jerusalem: Aku telah menentukan engkau) Kutipan ini menurut LXX. Ini dapat dimengerti begitu rupa sehingga mengenai Paulus sendiri (bdk Kis 26:17-18), rasul dan pengajar orang-orang yang tak bersunat (bdk Rom 11:13; 1Ti 2:7; Efe 3:8 dll), atau Kristus yang dibangkitkan (lihat Kis 26:23, yang rupanya menyinggung Yes 49:6,9 juga, dan Luk 2:32 yang terpengaruh oleh Yes 49:6,9); Ia merupakan cahaya kaum kafir tetapi hanya menyinari mereka berkat kesaksian yang diberikan para rasul, bdk Kis 1:8+; dengan demikian maka nubuat itu menjadi pesan bagi Paulus yang harus menjamin pelaksanaannya. |
(0.18702596551724) | (Kis 14:15) | (jerusalem: Allah yang hidup) Ini pokok yang lazim dalam pewartaan monoteisme, di mana Allah sejati diperlawankan dengan dewa yang palsu; Allah yang hidup dengan berhala yang tidak berdaya. Ini disertai ajakan untuk bertobat. Ringkasan pewartaan Paulus kepada kaum kafir terdapat dalam 1Te 1:9-10 dan Gal 4:9; bdk Kis 15:19; 26:18,20 |
(0.18702596551724) | (Kis 17:18) | (jerusalem: golongan Epikuros dan Stoa) Ini merupakan kedua mazhab filsafat utama di zaman itu |
(0.18702596551724) | (Kis 17:23) | (jerusalem: Allah yang tidak dikenal) Kaum kafir membaktikan mezbah-mezbah kepada "ilah yang tidak dikenal" karena takut kalau-kalau ada salah seorang ilah yang tidak dikenal menjadi murka. Paulus mengartikan pembaktian semacam itu secara lain, yaitu sebagai kejahilan yang menurut Kitab Suci ada pada orang yang tidak mengenal Allah, 1Te 4:5; 2Te 1:8; Gal 4:8; 1Ko 15:34; Efe 4:17-19; 1Pe 1:14; Yer 10:25; Ayu 18:21; Wis 13:1; 14:22. Dengan jalan itu Paulus menolak tuduhan bahwa mewartakan ilah baru. |
(0.18702596551724) | (Kis 17:28) | (jerusalem) Propaganda monoteisme oleh orang Yahudi sudah biasa mengemukakan bahwa manusia dijadikan "menurut gambar dan rupa Allah", Kej 1:26-27; Wis 2:23; Sir 17:1-8, dengan maksud memperlihatkan betapa bodohnya penyembahan berhala |
(0.18702596551724) | (Kis 18:5) | (jerusalem: datang dari Makedonia) Setelah Silas dan Timotius kembali, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Bdk 1Te 1:1; 3:6; 2Te 1:1. Setelah tiba di Makedonia membawa sokongan dari jemaat, 2Ko 11:8-9; Fili 4:15, Timotius dan Silas membantu Paulus dalam memberitakan Injil di Korintus, 2Ko 1:19 |