(0.1249786) | (Luk 4:16) |
(sh: Prioritas utama (Sabtu, 1 Januari 2000)) Prioritas utamaPrioritas utama. Ada kecenderungan di kalangan Kekristenan yang menganggap bahwa Ibadah hari Minggu hanyalah sekadar formalitas. Artinya, beribadah pada hari Minggu di Gereja akan dilakukan bila tidak ada "acara" atau kesibukan lain". Ibadah bersama jemaat lainnya di gereja menjadi second priority (prioritas kedua). Kecenderungan ini tidak hanya akan mengakibatkan hadirnya Kristen-kristen yang tidak tahu mensyukuri kasih dan penyertaan Allah, tapi juga akan menciptakan Kristen-kristen yang tidak tahu menghornati karya dan kebesaran Allah dalam hidupnya. Sikap ini sungguh bertentangan dengan pengajaran dan sikap yang diperhatikan langsung oleh Tuhan Yesus. Mari kita lihat bagaimana Tuhan Yesus memprioritaskan ibadah kepada Allah Bapa-Nya dalam hidup-Nya. Sikap ini menunjukkan bahwa selain Dia sangat menghormati Bapa, Dia juga menghormati ibadah persekutuan umat di rumah Tuhan dan menjadikan ibadah itu bagian dari hidup-Nya. Dari Galilea, Yesus kembali ke Nazaret, dan Lukas mempertegas dengan mengatakan bahwa "inilah tempat Yesus dibesarkan". Mengapa Ia ke sana? Kepada orang-orang yang mengenalnya sejak kecil hingga dewasa, Ia menegaskan siapa diri-Nya dan apa misi pelayanan-Nya. Ia membacakan kitab nubuatan nabi Yesaya, yang menyatakan beberapa hal, yaitu bahwa (a) Roh Tuhan ada pada-Nya; (b) Dia diurapi untuk menyampaikan kabar pembebasan kepada para tawanan, memberikan penglihatan kepada orang buta; Dia diutus untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, dan (d) memberitakan bahwa Tahun Rahmat Tuhan telah datang. Sesungguhnya ayat tersebut menubuatkan tentang diri-Nya. Maka tepatlah bila Tuhan Yesus mengatakan bahwa ayat itu digenapi oleh-Nya. Renungkan: Kedatangan Yesus ke dunia bukanlah sebagai seorang raja dengan segala kemegahan dan kejayaannya. Justru ia datang dengan otoritas Allah untuk membawa pembebasan dan penyelamatan dalam arti luas dan sesungguhnya. Bukan hanya dalam dunia, tetapi keselamatan yang bersifat kekal dan menyeluruh. Ia membawa kabar baik dan itu dinyatakan kepada semua orang, baik orang miskin, tawanan, orang buta, dan orang tertindas. Ia datang juga untuk membawa kekebasan dan keselamatan bagi kita. Betapa mulia dan agungnya misi kedatangan-Nya, melalui Dialah kita beroleh keselamatan dan kehidupan kekal. |
(0.1249786) | (Luk 4:31) |
(sh: Kata dan kuasa (Senin, 3 Januari 2000)) Kata dan kuasaKata dan kuasa. Kata dan kuasa tidak dapat dipisahkan. Di dalam kemampuan menguasai kata terletak rahasia kuasa suatu bangsa atau pengaruh seseorang. Tidak heran apabila di dalam bangsa-bangsa purba seperti pada bangsa Yunani, Mesir, Tiongkok, Persia, dll., para bangsawan dan para negarawan dipersiapkan di dalam pendidikan yang mengajarkan kemampuan berkata dan berbahasa dengan baik, entah dalam retorika lisan maupun dalam keahlian menulis. Hal yang sama kita jumpai juga dalam zaman lahirnya peradapan modern, yaitu dalam zaman pencerahan. Dalam zaman itu, tingkat rasionalitas dikaitkan erat dengan tingkat pengenalan kesusasteraan. Di dalam diri perorangan pun kita jumpai hal yang sama. Dari diri orang-orang besar terpancar kata-kata penting yang mempengaruhi orang lain. Atau lebih jelasnya, di dalam kata-kata orang terbaca kecil besarnya daya pikir, penglihatan hidup, dan pengaruh diri seseorang. Demikian juga halnya dengan Tuhan Yesus. Daya diri Yesus yang dahsyat itu tampak antara lain di dalam kuat kuasa kata-kata-Nya. Kehebatan kata-kata Yesus melampui kehebatan orang-orang besar yang pernah dikenal dalam sejarah umat manusia. Kata-kata Yesus dari Nazaret bukan sekadar cerdas, berwawasan luas, dan berpengaruh besar diukur dalam skala manusia, namun juga adalah Yesus dari Sorga. Pengajaran-Nya menembus hati pendengar-Nya (ayat 32), hardikan-Nya menghancurkan cengkeraman roh jahat (ayat 36), perintah-Nya memulihkan para penderita sakit (ayat 39). Kata-kata Yesus adalah kata-kata yang penuh kuasa dan wibawa, karena Ia sendiri adalah Firman Allah yang Maha Kuasa. Dalam zaman modern makin banyak kata, konsep, falsafah, ajakan, dan godaan yang diperdengarkan orang melalui iklan-iklan di radio, TV, buku-buku pop dan ilmiah, di dalam obrolan di warung kopi dan di ruang kuliah. Ada banyak hal dari kata, konsep, falsafah itu yang benar dan baik karena sesuai dengan kebenaran yang Allah nyatakan di dalam ciptaan-Nya. Namun ada banyak pula kata, ajakan, godaan, yang dapat meracuni iman, menggerogoti kepribadian, merasuki jiwa dengan hal-hal yang tidak bernilai bahkan jahat di mata Allah. Renungkan: Izinkanlah firman-Nya menjadi filter dan pedang. Firman-Nya menyaring dan menguji semua kata yang kita jumpai dan melindungi kita dari kejahatan. Firman-Nya juga membangun kehidupan iman kita kokoh tegar bahkan kita mampu berperan mempengaruhi dunia. |
(0.1249786) | (Luk 5:12) |
(sh: Misi kepada pribadi dan komunitas (Rabu, 5 Januari 2000)) Misi kepada pribadi dan komunitasMisi kepada pribadi dan komunitas. Banyak penderita kusta kita temui, tidak hanya di zaman Tuhan Yesus, di zaman PL pun sudah ada. Pada umumnya kita merasa ngeri dan berusaha menghindari si penderita kusta, karena takut tertular. Penyakit ini sangat mengerikan karena si penderita lambat laun akan kehilangan bagian-bagian tubuhnya, terutama jari kaki dan tangannya. Itulah sebabnya mereka hidup terisolasi, tidak boleh berada di tengah masyarakat. Dalam perikop yang kita baca, kita melihat bagaimana sikap Yesus terhadap orang yang berpenyakit kusta ini. Ketika orang ini datang dengan satu tujuan ingin disembuhkan, ia memberanikan diri masuk kota untuk bertemu dengan Yesus. Tampak sekali bagaimana sikap dan permohonannya kepada Yesus yang amat sangat menaruh pengharapan. Tetapi sama sekali tidak memaksa. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada kehendakYesus. Yesus mengulurkan tangannya dan menyentuhnya, artinya Ia menyatakan perhatian dan wujud misi pembebasan-Nya, sehinggga si penderita kembali dipulihkan, baik fisik, sosial, psikis, dan rohaninya. Ia harus memperlihatkan kepada imam, sebagai pengesahan kesembuhannya. Lengkaplah sudah pemulihan yang Yesus kerjakan dalam dirinya. Dalam kejadian selanjutnya, Yesus juga menyentuh dan memenuhi kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Yesus mengetahui iman keempat orang teman yang mengusung si lumpuh, yang tampak dari kegigihan mereka membawa si lumpuh ke hadapan Yesus. Misi-Nya kepada pribadi menjawab kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Si lumpuh dapat berjalan kembali dan teman-temannya pun mendapatkan sukacita besar karena berpengharapan akan kesembuhan temannya terkabulkan. Bagaimana dengan orang Farisi dan ahli Taurat serta orang banyak? Sesungguhnya Yesus juga menyatakan misi pelayanan-Nya bagi mereka, tetapi orang Farisi dan ahli Taurat tetap mengeraskan hati. Kebenaran dan penyataan diri sudah didemonstrasikan-Nya, baik melalui pengajaran akan kebenaran-Nya dan kuasa penyembuhan-Nya. Berbeda dengan respons orang banyak yang mau terbuka dan percaya kepada kebenaran-Nya, mereka memuliakan Allah. Renungkan: Misi Yesus kepada pribadi dan komunitas. Bagi yang percaya akan menerima berkat dan kuasa-Nya, tetapi bagi yang mengeraskan hati, tidak akan menerima apa pun dari-Nya. |
(0.1249786) | (Luk 6:1) |
(sh: Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya? (Jumat, 7 Januari 2000)) Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya?Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya? Dalam Perjanjian Lama, pengertian Sabat adalah: (1) suatu bentuk perayaan atas keyakinan Israel bahwa Allah telah menciptaan alam raya ini dan berhenti di hari ke tujuh. Saat ini Israel bukan saja berhenti bekerja, mengikuti teladan Allah, tetapi mengkhususkan diri untuk menghormati Allah. (2) Tujuan umat merayakan Sabat ialah mengingat karya besar Allah yang telah melepaskan mereka dari perbudakan Mesir (Ul. 5:12-15). Sabat adalah saat mensyukuri kebaikan dan kedahsyatan Allah, dan belajar menghayati secara nyata keumatan mereka. Orang-orang Farisi tahu benar peraturan Sabat, maka mereka menilai bahwa Yesus tidak menghargai peraturan Sabat ketika melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Mereka menempatkan peraturan untuk mencari kesalahan Yesus dan para murid-Nya. Padahal tindakan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat pasti dengan penghayatan Sabat yang benar. Manakah yang lebih penting: peraturannya atau kebenaran menolong sesama? Apakah dapat dibenarkan bila seseorang menaati peraturan sampai mengorbankan nyawa sesamanya? Yesus memiliki otoritas di atas segala peraturan. Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas Sabat, mengandung makna bahwa Ia lebih berotoritas daripada peraturan Sabat, karena Dialah Allah yang menjadi pusat Sabat. Ia tahu lebih dalam pengertian Sabat daripada manusia, bagaimana mungkin Ia sendiri melanggar? Segala sesuatu yang dilakukan-Nya tidak mungkin bertentangan atau melanggar hukum-hukum yang ditetapkan-Nya bagi manusia. Ia tidak bermaksud mengubah hukum Sabat, tetapi Ia adalah pembaharu hukum. Melalui kasus nyata, Ia ingin mengajarkan pengertian dan makna Sabat yang benar, namun sayangnya orang Farisi dan ahli taurat tidak terbuka kepada kebenaran-Nya. Renungkan: Seringkali peraturan gerejawi yang ditetapkan dapat menggeser makna yang sesungguhnya. Ketaatan kepada peraturan lebih mutlak daripada perwujudan makna kebenaran yang lebih penting dari peraturan. Misalnya ada seorang jemaat yang sedang kritis dan membutuhkan dana untuk berobat, manakah yang terlebih dahulu dilakukan: rapat birokrasi sesuai dengan prosedur/ peraturan atau pencarian/pemberian dana, agar nyawanya tertolong? Marilah kita bertindak bijak dan benar. |
(0.1249786) | (Luk 6:12) |
(sh: Misi yang luas dan komprehensif (Sabtu, 8 Januari 2000)) Misi yang luas dan komprehensifMisi yang luas dan komprehensif. Ketika olah raga sepak bola mulai mendunia dan digandrungi hampir di seluruh benua Eropa, maka para pejabat di salah satu provinsi di Tiongkok memutuskan untuk memperkenalkan permainan itu. Para guru dilatih untuk menguasai buku-buku tentang permainan sepak bola dan kemudian mereka mengajarkan teori tersebut kepada para calon pemain agar mereka menghafalkannya. Namun setelah diadakan test ternyata mereka semua gagal menjawab dengan baik. Akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil seorang pelatih sepak bola dari benua Eropa. Ketika pelatih itu datang dan melihat sistem pelatihan mereka, ia berkata: "kalian tidak mungkin berhasil hanya dengan cara ini, kalian harus terjun langsung ke lapangan dan bermain sepak bola". Ternyata teori hanyalah dasar yang harus diterapkan dalam latihan. Dalam mengemban misi pelayanan yang luas dan komprehensif, Yesus melibatkan para murid-Nya. Ia mengawali dengan doa semalaman kepada Bapa di Sorga. Yesus tidak sembarangan memilih, tetapi dengan sungguh Ia menggumulkan masing-masing pribadi kepada Bapa di sorga. Pelayanan yang akan diembankan kepada para murid-Nya nanti bukanlah pelayanan yang mudah dan selalu lancar, sebaliknya penuh dengan tantangan dan risiko. Oleh karena itu Ia harus memilih orang yang tepat. Kemudian Ia memilih dan memanggil 12 murid ke dalam misi pelayanan-Nya. Misi pelayanan Yesus yang luas dan komprehensif meliputi: mengajar, menyembuhkan, dan mengusir setan. Luas artinya tidak terbatas oleh tempat/daerah, golongan, usia tingkat sosial, dll. Semua orang dari semua lapisan dan di mana pun mereka berada, menjadi fokus pelayanan-Nya. Melalui pengajaran, Ia menyatakan kebenaran-Nya yang harus dinyatakan kepada setiap orang, agar mereka menyadari kebutuhannya akan Kristus dan menerima keselamatan. Di samping itu, Yesus pun menyatakan kuasa-Nya, yang menyembuhkan dan mengusir setan. Sungguh nyata bahwa ia berkuasa atas segala macam penyakit dan kuasa mana pun jua, termasuk kuasa setan. Renungkan: Kristen masa kini pun dipanggil, dipilih, dan dipakai untuk mengemban misi Yesus yang luas dan komprehensif ini. Pekerjaan ini belum selesai dan perlu diteruskan. Kebenaran yang diajarkan dan pernyataan kuasa-Nya mampu memotivasi dan menanamkan beban pelayanan dalam diri kita, untuk terlibat dalam misi-Nya. |
(0.1249786) | (Luk 6:20) |
(sh: Miskin tetapi kaya (Minggu, 9 Januari 2000)) Miskin tetapi kayaMiskin tetapi kaya. Sepanjang sejarah pemberitaan Injil di daerah-daerah terpencil atau pedalaman, lebih banyak memaparkan dukacita, penderitaan, dan pergumulan para misionaris, yang telah menyerahkan seluruh hidup bahkan keluarganya bagi pekerjaan Tuhan. Ada di antaranya yang mengalami penolakan dari penduduk setempat, bahkan ancaman pembunuhan, atau ada juga yang anggota keluarganya terancam keselamatannya. Kehidupan mereka pun seringkali tidak terjamin, karena tidak memiliki sedikit pun uang untuk mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarganya. Contohnya: John Williams yang ber-PI di Tiongkok bagian utara, Kyai Sadrakh di tanah Sunda, Pdt. Nommensen di tanah Batak, dan masih banyak lagi, telah memberikan hidupnya bagi pemberitaan Injil, walaupun mereka harus mengalami segala risiko. Kemiskinan tidak membuat mereka miskin rohani, justru mereka mengalami kekayaan rohani melalui pengalamannya bersandar kepada kuasa dan kasih Tuhan. Yesus mengkontraskan: miskin-kaya, lapar-kenyang, menangis -- tertawa, dan dibenci-dipuji. Sungguh di luar kebiasaan, Yesus mengatakan bahwa apa yang dianggap dunia menderita, itulah yang membahagiakan, sebaliknya apa yang dianggap dunia membahagiakan, itulah yang mencelakakan. Mengapa demikian? Pengertiannya adalah bahwa bukan ukuran yang penting, tetapi alasan pengalaman ini. Demi siapakah mereka mengalami semuanya itu, demi diri sendiri ataukah demi Dia yang telah memanggil mereka untuk melayani-Nya? Kepastian kebahagiaan akan dialami oleh mereka, bila karena Dia mereka harus menanggalkan segala kekayaan, kepuasan perut, kesenangan duniawi, dan pujian manusia. Renungkan: Menjadi murid-Nya berarti siap hidup meneladan Guru Agung kita, yakni Yesus Kristus. Mungkin kita harus kehilangan pekerjaan tetap atau sumber kakayaan yang menjadi hidup kita selama ini. Mungkin kita akan mengalami kelaparan. Mungkin kita akan menangis karena berbagai pergumulan, ketidakbenaran, atau ketidakadilan. Mungkin kita akan dibenci orang-orang yang menantang iman kita. Semuanya ini tidak menjadikan kita hidup bahagia secara lahiriah. Namun motivasi yang murni dan kesetiaan kita pada panggilan-Nya akan menuntun kita pada kebahagiaan yang sejati, yang tidak dapat digantikan dengan materi, makanan, kesenangan duniawi, dan pujian. Lebih berharga hidup kita, bila kita miskin tetapi kaya daripada sebaliknya kaya tetapi miskin, |
(0.1249786) | (Luk 6:21) |
(sh: Tindakan selaras dengan kehidupan rohani (Senin, 10 Januari 2000)) Tindakan selaras dengan kehidupan rohaniTindakan selaras dengan kehidupan rohani. Tolstoy adalah seorang yang sangat terkenal karena ceramah-ceramahnya yang menyentuh kehidupan masyarakat di bidang etika. Salah satu topik ceramahnya yang sangat terkenal adalah "Bagaimana kita mencintai dan diocintai?" Namun suatu saat masyarakat dikejutkan oleh pernyataan istrinya dalam suatu jumpa pers: "Tolstoy adalah seorang suami yang tidak tahu bagaimana mencintai istrinya. Ia tidak mampu mempraktekkan isi ceramahnya kepada istrinya sendiri!" Betapa ironisnya kejadian ini. Lebih mudah mengajar dan menasihati orang lain daripada pengajaran yang diajarkan tersebut mengajar dirinya sendiri. Ini adalah salah satu kejadian dari sekian banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita. Ada satu pengecualian, yakni Yesus yang selalu menjadi teladan dari apa yang dikatakan dan diajarkan-Nya. Secara rinci, Yesus mengajarkan bagaimana sikap Kristen terhadap musuh atau orang yang membenci kita. Membalas kejahatan dengan kebaikan, mengasihi orang yang tidak mengasihi, mendoakan orang yang mencaci, menyatakan perbuatan baik tanpa mengharapkan balas jasa, dan murah hati seperti Bapa di sorga. Semuanya ini bukan hanya sekadar pelajaran moral biasa yang mampu dilakukan siapa saja. Karakter ini hanya mungkin dimunculkan dalam diri seorang yang memiliki kehidupan rohani yang baik. Apa yang ada di dalam mempengaruhi tindakan yang tampak. Guru Agung Yesus Kristus memiliki hidup yang selaras antara kehidupan di dalam dan di luar. Kasih-Nya sungguh nyata melalui sikap dan tindakan-Nya. Kepada siapa pun Ia menyatakan perhatian, pertolongan, pengajaran, dan kasih-Nya. Demikianlah hendaknya murid-murid-Nya memiliki kehidupan yang dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dalam mengemban misi-Nya, murid-murid-Nya pun akan mengalami penolakan dan sikap yang menyakitkan seperti yang dialami-Nya. Maka mereka harus terlebih dahulu memiliki kehidupan rohani yang baik. Renungkan: Kecenderungan kita adalah melakukan yang baik kepada yang yang melakukan kebaikan dan menuntut orang melakukan kebaikan terlebih dahulu kepada kita. Kristen harus bersikap sebaliknya, berinisiatif berbuat baik dan tetap melakukannya sekalipun kepada yang melakukan kejahatan. Sikap ini hanya bisa dimiliki seorang yang telah mengalami kasih Kristus dan tahu bagaimana mengasihi sesamanya. |
(0.1249786) | (Luk 6:39) |
(sh: Pohon dikenal dari buahnya (Selasa, 11 Januari 2000)) Pohon dikenal dari buahnyaPohon dikenal dari buahnya. Suatu hari seorang pendeta melewati pematang sawah hendak menuju ke suatu tempat. Di kiri dan kanannya terdapat tanaman jagung yang tumbuh dengan subur walaupun belum berbuah. Melihat tanaman jagung yang subur itu, sang pendeta berkomentar kepada salah seorang pemilik tanaman jagung: "Wah, jagungnya bagus ya Pak! Sang pemilik tanaman menjawab: "Belum tentu Pak. Yang bagus dan subur baru pohonnya, padahal yang penting buahnya." Di akhir bukan Desember, daerah tersebut mengadakan perayaan Natal. Acaranya sangat meriah dan bagus, khotbah pendeta itu pun sangat mengesankan. Pemilik tanaman jagung juga hadir dalam perayaan Natal tersebut. Lalu ia berkata kepada pendeta: "Ah, ya bagus perayaan dan khotbahnya. Namun yang penting buahnya, yakni bagaimana dampaknya bagi jemaat yang hadir, ada perubahan atau tidak". Dalam perikop ini yang ingin ditekankan tentang: (1) mata yang menentukan pengetahuan dan penilaian seseorang ketika melihat sesuatu; (2) pengetahuan yang diperoleh akan mempengaruhi hati (inner-life), dan (3) tindakan adalah penampakan dari apa yang dilihat oleh mata dan kehidupan di dalam. Mata adalah pelita tubuh, karena melalui mata kita menilai segala sesuatu. Apa yang kita lihat dan bagaimana cara kita melihat akan mempengaruhi hati dan seluruh hidup kita. Bila kita menggunakan mata dengan perspektif yang benar, maka kehidupan batiniah kita pun benar. Dan selanjutnya tindakan yang nampak adalah tindakan kebenaran, Jadi apabila buah-buah tindakan seseorang tidak mencermnkan kebenaran, maka yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana kehidupan di dalamnya, sudahkah Yesus bertakhta di dalam kehidupannya? Perubahan kualitas buah harus diawali dari perubahan pohonnya. Renungkan: Bangunlah hidup Anda di atas dasar yang benar dan teguh, yakni Yesus Kristus. Dialah yang memberikan hati yang baru. Setelah itu tetaplah berakar dan dibangun di atas Dia, agar buah-buah yang dihasilkan adalah buah kebenaran. Hati yang dipimpin Kristus dan dipenuhi kebenaran firman Tuhan akan memimpin seluruh hidup kepada kebenaran-Nya. Selama ini siapakah yang bertakhta di hati Anda? Buah-buah apakah yang dihasilkan dari perbuatan dan perkataan Anda? Perubahan buah harus dimulai dari pohonnya, yakni dari hati. |
(0.1249786) | (Luk 7:1) |
(sh: Hanya anugerah yang melayakkan (Rabu, 12 Januari 2000)) Hanya anugerah yang melayakkanHanya anugerah yang melayakkan. Sejak zaman pelayanan Tuhan Yesus ternyata jabatan, status, dan kedudukan seseorang memiliki pengaruh yang besar di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat sekitar pun akan melakukan apa saja untuk dapat menyenangkan hati orang tersebut. Keadaan ini terlihat jelas ketika seorang perwira di Kapernaum memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Orang-orang Yahudi, yang tahu persis siapa perwira itu langsung merekomendasikan kepada Yesus bahwa permohonan perwira itu layak mendapat perhatian-Nya. Orang-orang itu menganggap bahwa permintaan perwira itu layak dikabulkan karena kepeduliannya membantu pembangunan rumah ibadah orang Yahudi. Tapi, bila akhirnya Yesus datang memenuhi permintaan perwira itu, bukan karena keberadaan dan kebaikannya layak secara kasat mata. Hambanya disembuhkan-Nya bukan karena Yesus membenarkan pendapat orang-orang Yahudi, tentang kelayakan perwira itu, melainkan karena anugerah yang hendak dinyatakan-Nya kepada sang perwira yang menyadari ketidaklayakannya (ayat 6-8). Yesus pun memuji iman sang perwira itu. Kebaikan dari peristiwa kesembuhan hamba seorang perwira di Kapernaum ada seorang pemuda di Nain yang secara kasat mata manusia dianggap tidak layak memeproleh perhatian. Selain berasal dari keluarga biasa dan anak seorang janda, ia pun berasal dari lingkungan non-Yahudi. Tetapi semuanya ini tidak menghalangi Yesus untuk menyatakan perhatian-Nya. Ia justru menunjukkan rasa kepedulian dan simpati-Nya dengan turut merasakan penderitaan dan kesusahan janda itu dalam kedukaannya. Dalam peristiwa ini, tindakan Yesus menyembuhkan bukan karena permintaan sang pemuda seperti perwira di atas, tetapi inisiatif Yesus sendiri. Berarti kedua peristiwa ini ingin menunjukkan bahwa kesembuhan diberikan semata karena anugerah dan bukan kelayakan seseorang. Renungkan: Keselamatan pun adalah anugerah yang dinyatakan-Nya kepada kita yang percaya. Semata tidak berdasarkan status, kedudukan, dan kebaikan seseorang, baik menurut penilian diri maupun penilaian masyarakat. Puji syukur kepada-Nya yang telah melayakkan kita menerima anugerah-Nya, karena sesungguhnya kita tidak layak di hadapan-nya. Mailah kita yang telah menerima anugerah-nya menyatakan syukur melalui hidup yang memuliakan Dia. |
(0.1249786) | (Luk 8:40) |
(sh: Pribadi yang berkuasa menyelamatkan (Kamis, 20 Januari 2000)) Pribadi yang berkuasa menyelamatkanPribadi yang berkuasa menyelamatkan. Berita tentang Yesus dan apa yang dilakukan-Nya mendorong banyak orang dengan berbagai kepentingan, datang kepada-Nya. Yairus, pemimpin rumah ibadat adalah salah seorang yang menghampiri dan memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan anak perempuan tunggalnya yang sakit keras. Namun, perjalanan menuju rumah Yairus tertunda oleh peristiwa yang melibatkan seorang wanita penderita penyakit pendarahan selama 12 tahun. Wanita yang tersisih dan dianggap najis oleh masyarakat karena penyakit yang dideritanya itu, secara sembunyi-sembunyi menyentuh jumbai jubah Yesus dengan harapan memperoleh kesembuhan. Timbul kesan bahwa wanita itu percaya pada hal-hal magis. Tapi Yesus sama sekali tidak menangkap kesan itu, sebab kuasa yang menyembuhkan itu tidak bergantung pada atribut yang dipakai-Nya. Kuasa-Nya sepenuhnya berada di bawah kontrol-Nya. Selanjutnya Yesus menyuruh wanita itu menyatakan diri agar Dia dapat menuntaskan proses kesembuhan dengan memulihkan harga diri, harkat dan martabatnya. Bagaimana dengan tujuan Yesus mengunjungi anak perempuan Yairus yang sedang kritis? Penundaan kedatangan Yesus, ternyata meluluhlantakkan harapan Yairus agar anaknya memperoleh kesembuhan. Tapi keterlambatan ini tidak menunda maksud kedatangan Yesus, bahkan sebaliknya, ia dapat menyatakan kuasa kebangkitan-Nya kepada anak Yairus. Kedua kisah ini mengungkapkan kepada kita beberapa hal: (1) Kuasa Yesus tidak terdapat dalam atribut-atribut yang dipakai-Nya atau benda-benda yang berhubungan dengan-Nya. Kuasa yang mampu menyembuhkan itu adalah mutlak bersumber dari diri-Nya. (2) Waktu dan maut bertekuk lutut kepada-Nya. Manusia menganggap bahwa untuk menyembuhkan penyakit pendarahan menahun saja sulit, apalagi untuk menghidupkan kembali anak perempuan Yairus yang telah meninggal dunia. Akan tetapi bagi Yesus sesuatu yang dianggap terlambat atau mustahil dapat di pulihkan-Nya kembali. Renungkan: Kuasa Yesus bukan terletak pada benda atau atribut yang pernah dipakai-Nya. Kuasa-Nya terletak pada diri-Nya. Bila kita ingin mengalami kuasa-Nya, kita harus datang kepada Dia, bukan melalui segala benda yang dianggap memiliki kuasa-Nya secara magis. |
(0.1249786) | (Luk 21:20) |
(sh: Segala sesuatu ada waktunya (Kamis, 13 April 2000)) Segala sesuatu ada waktunyaSegala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk bertumbuh, ada waktu untuk menjadi tua, dan ada waktu untuk mati. Dari ungkapan-ungkapan itu terbesit suatu fakta bahwa semua manusia diberi waktu yang terbatas. Bila waktu itu berlalu maka sirna pula segala kesempatan yang terkandung di dalam waktu itu. Tidak ada satu alat pun yang mampu memutarbalikkan waktu. Prinsip ini juga berlaku bagi Yerusalem. Kristus sudah memberikan tanda bahwa waktu yang diberikan kepada Yerusalem untuk bertobat sudah habis dan tempatnya akan hancur, tinggal reruntuhan (ayat 20). Tidak akan ada lagi mukjizat yang akan dibuat Allah untuk menyelamatkannya. Kesempatan sudah sirna, sekarang waktunya Allah menjatuhkan hukuman atasnya melalui penindasan bangsa-bangsa lain. Masa itu ditandai dengan terbukanya kesempatan bagi bangsa-bangsa lain untuk mendengarkan Injil Yesus Kristus. Berjuta-juta orang akan menerima Injil keselamatan. Namun kesempatan untuk mendengarkan Injil keselamatan juga ada batas waktu-nya. Habisnya waktu itu akan terjadi ketika Kristus datang untuk kedua kalinya dengan penuh kekuasaan dan kemuliaan. Kedatangan-Nya ini akan ditandai dengan bencana, malapetaka, dan kekacauan. Pada puncaknya bumi beserta segala isinya akan musnah dan diganti dengan langit dan bumi yang baru (ayat 33). Pada waktu itulah kesempatan manusia untuk mendengar Injil sudah tertutup dan penghakiman dimulai. Di balik ketegasan dan keadilan Allah ada kemurahan dan belas kasih-Nya. Ia memberikan dua resep untuk menghadapi masa-masa akhir ini, agar umat-Nya tidak terhempas dalam kekacauan. Pertama, menjaga diri agar tidak ikut arus dunia ini (ayat 34); kedua, berjaga-jaga dan berdoa. Menjaga hati dan berdoa saling berhubungan satu dengan yang lain. Menjaga hati penting, karena hati adalah pusat dari seluruh kehendak manusia. Dari sanalah terpancar seluruh pribadi manusia. Ingatlah, karena hati bangsa Israel bengkok, maka Bait Allah dihancurkan. Oleh sebab itu hati harus dijaga. Menjaga hati tidaklah mudah, hal itu membutuhkan kekuatan besar, karena kita harus melawan arus zaman dan kekuatan setan yang besar. Renungkan: Waktu kita sangat terbatas, maka dalam daftar kebutuhan bagi kehidupan Kristen yang harus menempati urutan pertama adalah menjaga hati dan berdoa. |
(0.1249786) | (Luk 23:50) |
(sh: Tindakan sederhana mempunyai makna besar (Sabtu, 22 April 2000)) Tindakan sederhana mempunyai makna besarTindakan sederhana mempunyai makna besar. Yusuf dari Arimatea jarang disebut-sebut dalam Alkitab. Perannya baru nampak pada waktu penguburan Yesus. Dia adalah anggota Majelis Besar yang baik dan benar, dan yang menanti-nantikan Kerajaan Allah. Dia adalah seorang yang tidak setuju dengan keputusan Majelis untuk menyalibkan Yesus, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menentang keputusan tersebut. Yang bisa dilakukan oleh Yusuf adalah meminta mayat Yesus kepada Pilatus untuk dikuburkan di makam yang masih baru. Dalam kesibukan masa pra Paskah, Yusuf masih menyempatkan diri untuk mempersiapkan dan menguburkan Yesus. Walaupun peristiwa penguburan orang mati merupakan peristiwa biasa, namun sesungguhnya peristiwa ini penting untuk menegaskan bahwa Yesus sungguh mati dan bukan hanya pingsan atau mati suri. Ini adalah fakta sejarah manusia. Tindakan Yusuf yang sederhana itu sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan satu penghargaan terhadap Yesus. Dalam tangan Yesus tindakan sederhana itu menjadi kesaksian yang memperkokoh iman Kristen di sepanjang sejarah manusia dan menggenapkan rencana-Nya bagi umat manusia yaitu Yesus mati, dikuburkan, dan bangkit. Apa yang akan terjadi seandainya Yesus dikuburkan dalam kuburan masal? Apakah Kristen nantinya bisa menyebut kubur yang kosong sebagai bukti kebangkitan-Nya? Ini bukan suatu kebetulan bahwa Yusuf mempersembahkan kubur yang masih kosong bagi Yesus, namun Allah turut berkarya. Kristen masa kini dapat meneladani Yusuf dalam hal melakukan pelayanan, pekerjaan ataupun tugas lainnya baik itu hal yang besar ataupun kecil, lakukan itu bagi kemuliaan Allah. Niscaya Allah akan mempergunakannya untuk menjadi berkat bagi banyak orang dan menjadi kesaksian yang kokoh bagi Injil Kristus. Yang menghalangi Kristen untuk berbuat sesuatu adalah pemikiran bahwa tindakan mereka tidak dapat memberikan dampak yang menyeluruh bagi masyarakat. Karena itu percuma saja melakukannya. Namun bagaimana seandainya Yusuf berpikir bahwa memberikan kubur baru tidak dapat membangkitkan Yesus dan karena itu percuma saja melakukannya? Renungkan: Lakukan semua perkara, baik kecil maupun besar bagi kemuliaan-Nya, maka Dia yang akan menggenapkan rencana-Nya di dalam dan melalui diri kita. |
(0.1249786) | (Luk 24:36) |
(sh: Kebangkitan dan misi Kristen (Rabu, 26 April 2000)) Kebangkitan dan misi KristenKebangkitan dan misi Kristen. Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah untuk meyakinkan mereka sekali lagi bahwa Yesus yang sudah bangkit itu adalah Yesus yang memiliki tubuh, daging, dan tulang sama seperti dulu, walaupun sekarang sudah dalam bentuk yang mulia. Karena itu Ia mampu hadir di tengah-tengah murid-murid- Nya secara tiba-tiba. Yesus yang sekarang adalah Yesus yang sama ketika masih bersama-sama dengan mereka. Untuk mencapai tujuan-Nya Yesus pertama-tama menyatakan identitas-Nya secara lisan yaitu "Akulah Dia" (ayat 39). Identitas ini bukan hanya menunjuk pada roh Yesus, namun juga fisik dan tubuh Yesus. Karena itu Yesus mengundang murid-murid agar menggunakan indra peraba mereka untuk meyakini bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih mempunyai daging dan tulang. Ia pun meminta sesuatu untuk dimakan. Tindakan ini untuk memperlihatkan lebih jauh lagi bahwa dalam satu segi Ia sudah tidak bersama- sama mereka, walaupun sekarang Ia berdiri di tengah-tengah mereka (ayat 44). Ia sudah berada di dalam "dunia" yang lain, karena itu tidak terpengaruh lagi dengan hukum alam yang ada di dunia ini, maka Ia bisa muncul secara tiba-tiba. Peneguhan kebangkitan-Nya bukan untuk kepentingan mereka pribadi saja namun untuk kepentingan misi para murid dunia. Injil Kristus bukan berdasarkan logika filsafat namun berdasarkan peristiwa sejarah yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama dan yang digenapi oleh Yesus di dalam sejarah manusia melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Ini adalah inti Injil. Injil ini harus diberitakan kepada semua orang, supaya mereka yang bertobat mendapatkan pengampunan secara khusus di dalam nama Yesus yang sudah mati dan bangkit kembali (ayat 47), bukan di dalam nama kemurahan dan kasih Allah secara umum. Walaupun berdasarkan atas fakta sejarah, namun Injil yang diberitakan harus dibarengi dengan kuasa Roh Kudus. Setelah semua itu dikatakan maka selesailah karya Yesus di bumi sebagai Manusia, dan Ia naik ke surga. Murid-murid menyembah dan memuliakan Dia (ayat 52-53). Renungkan: Kebangkitan Kristus bukan saja merupakan berkat terbesar bagi hidup Kristen, namun juga memberikan dasar, arah dan kekuatan kehidupan bagi Kristen dan pelayanannya di dunia. |
(0.1249786) | (Yoh 1:14) |
(sh: Berita Natal (Selasa, 25 Desember 2001)) Berita NatalBerita Natal. Rasul Yohanes telah menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Dalam ayat 14, ia menegaskan bahwa Yesus adalah manusia. Peristiwa Natal merupakan suatu rahasia besar tentang mengapa dan bagaimana Allah di dalam Kristus menjadi manusia sejati. Tidak dapat dikatakan bahwa Yesus hanya kelihatannya saja sebagai manusia. Juga, tidak dapat dinyatakan bahwa Yesus merupakan campuran Allah dan manusia. Yesus adalah sungguh- sungguh manusia 100%. Yesus, seperti ditegaskan 1:1, 18, juga adalah Allah sejati. Peristiwa Natal membuktikan bahwa Allah dan manusia dapat bersekutu. Peristiwa Natal menyatakan bahwa Allah ingin berdamai dengan manusia. Berita perdamaian ini harus disampaikan kepada semua umat manusia. Allah mengutus utusan-utusan-Nya, yakni Yohanes dan Anak-Nya yang tunggal. Yohanes kembali dilukiskan sebagai saksi (ayat 15). Ia bukan seorang reformator atau pemimpin agama. Ia juga tidak mencetuskan gagasan keagamaan atau spiritualitas. Yohanes hanya menyaksikan Yesus. Tidak ada agenda atau berita lain. Yohanes menegaskan bahwa Yesus lebih utama (ayat 15). Yohanes menyaksikan bahwa Yesus juga telah ada sebelum segala sesuatu ada (ayat 15). Jelas bahwa hidup Yohanes berpusat pada Yesus. Yesus, sama seperti Yohanes, juga diutus sebagai saksi. Kata kerja 'menyatakan' pada ayat 18 penting sekali. Dalam bahasa Yunani, kata kerja ini tidak memiliki objek. Oleh karenanya, biasanya terjemahan Alkitab harus menambahkan objeknya. Di dalam terjemahan LAI-TB, kita membaca 'Dialah yang menyatakan-Nya'. Jelas ini merupakan terjemahan penafsiran. Jika tidak ada objeknya, akan muncul pertanyaan, "Apa atau siapakah yang dinyatakan Yesus?" Ayat 18 menjawab bahwa yang dinyatakan adalah Allah yang tidak pernah dilihat manusia, yaitu Allah Bapa. Karena dalam ayat 1 dinyatakan bahwa Yesus adalah Allah, maka sebenarnya ayat 18 memiliki objek ganda. Yesus menyatakan Bapa dan diri-Nya sendiri. Inilah kesaksian Yesus. Renungkan: Perbuatan dan perkataan Yesus menyatakan keallahannya pada manusia. Jika ingin mengenal dan melihat Allah, maka manusia harus melihat Yesus. Tidak ada yang dapat datang ke Bapa kecuali melalui Yesus (Yoh. 14:6). Sampaikanlah berita Natal ini kepada orang-orang yang merasa mengenal Allah, tetapi menolak Kristus! |
(0.1249786) | (Yoh 2:13) |
(sh: Kesaksian stereo: perkataan dan perbuatan (Sabtu, 29 Desember 2001)) Kesaksian stereo: perkataan dan perbuatanKesaksian stereo: perkataan dan perbuatan. Dalam teks hari ini kita melihat bagaimana Tuhan Yesus bersaksi melalui perbuatan (ayat 14-15) dan perkataan (ayat 19). Tidak dapat dikatakan perbuatan Tuhan Yesus di Bait Allah merupakan tindakan pengacauan yang memancing kerusuhan. Mengapa? Karena tidak ada reaksi yang keras dari pedagang- pedagang itu sendiri, dan juga yang terpenting, tidak ada reaksi dari tentara Romawi yang berjaga-jaga di Yerusalem. Dengan perkataan lain, tindakan Yesus dapat dilihat sebagai perbuatan religius, bukan perbuatan politik yang memancing kerusuhan massa. Bagi murid-murid, tindakan Yesus merupakan tanda yang memiliki makna lebih dalam. Dalam Injil Yohanes, tanda-tanda berfungsi untuk memperkenalkan dan memperdalam iman. Bagi yang sudah percaya, tanda-tanda berfungsi untuk memperdalam iman. Bagi yang belum percaya, tanda-tanda berfungsi untuk memperkenalkan iman. Tanda-tanda adalah semua kesaksian Yesus dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Benar bahwa peristiwa di Bait Allah ini tidak murid-murid pahami sebelum kebangkitan. Tetapi, setelah kebangkitan Yesus, mereka memahami perbuatan Yesus tersebut sebagai penggenapan nubuat PL (ayat 17, 22). Secara khusus, dalam ayat 22 dikatakan bahwa perbuatan Yesus di Bait Allah dan perkataan- Nya pada para pemimpin agama membuat iman murid-murid bertumbuh. Kitab suci dan perkataan Yesus yang disejajarkan merupakan sumber pertumbuhan iman. Sedikit pun tidak ada keraguan di antara para murid untuk menyetarakan otoritas perkataan Yesus dan Kitab Suci. Orang banyak dikatakan percaya pada Yesus karena tanda-tanda yang dibuat-Nya. Berbeda dengan 1:35-51, ketika orang-orang datang kepada Yesus secara perorangan, maka dalam 2:23-25, orang- orang per-caya pada Yesus secara massal. Baik secara perorangan maupun secara massal, Yesus tetap mengenal mereka yang percaya pada-Nya (ayat 1:42, 47, 48). Kesemuanya ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus yang kita sembah mengenal kita lebih daripada kita mengenal diri sendiri. Renungkan: Keselarasan perkataan dan perbuatan kita setiap hari, sebagai cerminan persekutuan kita dengan Yesus, adalah melodi yang indah di telinga orang-orang yang belum mengenal Kristus. |
(0.1249786) | (Yoh 6:1) |
(sh: Yesus dan kebutuhan fisik (Selasa, 8 Januari 2002)) Yesus dan kebutuhan fisikYesus dan kebutuhan fisik. Dalam narasi sebelumnya, kita sudah melihat pengaruh kesaksian Yesus. Istilah orang banyak yang muncul dalam ayat 2,5,22,24 menunjukkan tingkat popularitas Tuhan Yesus dan sekaligus juga akibat kesaksian-Nya selama ini. Sudah banyak kesaksian yang diberikan-Nya (ayat 2) sehingga tidak heran jika banyak orang berbondong-bondong mengikuti-Nya (ayat 5), bahkan lebih dari 5000 orang jika perempuan dan anak-anak diikutsertakan (ayat 10). Meski mereka hanya mengikut-Nya, Tuhan Yesus tidak menolak mereka. Didorong oleh kasih kepada mereka Ia kembali bersaksi, kali ini tidak melalui perkataan, melainkan perbuatan. Ia memberi mereka makan. Dari 2 ekor ikan dan 5 roti jelai Tuhan Yesus membuat mereka semua dapat makan sampai kenyang. Pada masa itu makanan ikan dan roti jelai bukanlah merupakan makanan yang mewah. Tetapi, makanan ini diberkati oleh Tuhan Yesus sehingga berlipatganda dan cukup membuat mereka semua kenyang (ayat 11). Jika ada sisanya bukan karena mereka tidak suka makanan ini, melainkan karena mereka semua telah kenyang. Perbuatan Tuhan Yesus memberi makan lebih dari 5000 orang merupakan suatu mukjizat. Perkataan Filipus menegaskan hal ini (ayat 7). Setelah orang banyak ini kenyang bagaimana reaksi mereka? Apakah mereka menyadari bahwa Yesus adalah Mesias dan kemudian percaya kepada-Nya? Kelihatannya tidak. Mereka hanya menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 14). Tetapi, nabi dalam pengertian mereka sangat berbeda sekali. Mereka ingin menjadikan Yesus sebagai nabi yang dapat dinobatkan sebagai raja, bukan penyampai dan pemberita kehendak Allah (ayat 15). Konsep nabi dan raja bercampuraduk dalam pengertian orang banyak. Orang banyak lebih tertarik pada pemberian ketimbang pemberi. Mereka lebih memperhatikan roti daripada Yesus yang memberi roti tersebut. Mereka hendak menjadikan Yesus sebagai raja agar setiap hari mereka dikenyangkan dengan roti. Mereka tidak ingin dikenyangkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Terhadap pemahaman yang demikian Tuhan Yesus tidak marah. Ia hanya menghindar dan pergi ke gunung (ayat 15). Renungkan: Jangan terpesona oleh pemberian dan berkat dari Tuhan Yesus sehingga melupakan pemberinya. Janganlah berkat menjadi yang terutama dalam hidup sehingga Tuhan Yesus diabaikan. |
(0.1249786) | (Yoh 6:16) |
(sh: Mencari Tuhan (Sabtu, 2 Februari 2008)) Mencari TuhanJudul : Mencari Tuhan Mukjizat pemberian makanan untuk 5000 orang memperlihatkan kebesaran kuasa Yesus. Juga menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang peduli dan menyediakan kebutuhan umat-Nya. Namun rupanya hal itu tidak membuat para murid mengalami pengenalan akan Yesus yang semakin dalam. Maka di tengah gelapnya malam dan kuatnya tiupan angin, mereka tidak dapat merasakan kehadiran Yesus. Di tengah laut yang sedang bergelora (ayat 18), sulit untuk memercayai bahwa Yesus sedang berjalan di atas air, menuju perahu mereka. Akibatnya, mereka ketakutan (ayat 19)! Mungkin mereka menyangka telah melihat hantu. Akan tetapi, setelah Yesus menjelaskan siapa Dia, dan setelah Dia masuk ke dalam perahu, laut pun tenang. Perahu itu sampai ke tempat tujuannya (ayat 21). Peristiwa penyelamatan ini menunjukkan bahwa Dia melindungi orang yang percaya kepada Dia. Tindakan-Nya kembali menyatakan bahwa Dia berkuasa atas alam semesta, yang sedang mengamuk sekali pun. Mukjizat pemberian makanan untuk 5000 orang merupakan tanda yang seharusnya membawa orang pada pemahaman tentang keilahian Yesus Kristus. Namun bukan demikian yang terjadi pada orang banyak. Mereka mengira bahwa harapan mereka akan kedatangan Mesias telah terwujud. Sebab itu mereka ingin menjadikan Dia raja (ayat 15), dengan impian dapat menikmati roti gratis setiap hari. Artinya kebutuhan pangan terpenuhi tanpa perlu kerja keras. Itulah sebabnya mereka kemudian mencari-cariYesus (ayat 24). Berpaling pada Tuhan atau mencari Tuhan untuk kepentingan diri sendiri masih dilakukan orang hingga saat ini. Misalnya, agar memiliki kehidupan yang makmur dan penuh damai sejahtera. Atau karena ingin kebutuhan mereka terpenuhi. Kebutuhan yang dimaksud tentu saja kebutuhan material dan bukan kebutuhan rohani. Begitu pulakah kita? Apakah ini menjadi isi doa kita sehari-hari? Kiranya kita mencari Tuhan karena kerinduan untuk mempertuhankan Dia di dalam hidup kita sehari-hari. |
(0.1249786) | (Yoh 6:41) |
(sh: Yesus ditolak karena menyatakan kebenaran (Jumat, 11 Januari 2002)) Yesus ditolak karena menyatakan kebenaranYesus ditolak karena menyatakan kebenaran. Pemimpin-pemimpin agama merasa keberatan terhadap pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa Ia berasal dari surga (ayat 41-42). Mereka mengenal keluarga-Nya. Bagaimana mungkin Ia menyatakan bahwa Ia berasal dari surga? Tetapi, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Ia tidak berasal dari dunia ini. Yesus diutus oleh dan datang dari Allah (ayat 44,50-51,57-58). Ia menyapa Allah sebagai Bapa-Nya (ayat 44-46,57). Sulit sekali bagi pemimpin-pemimpin agama untuk menerima asal Yesus dari surga sebagai suatu fakta. Pemimpin-pemimpin agama juga tidak dapat menerima pernyataan Yesus bahwa Allah adalah Bapa-Nya, sementara mereka mengenal orang tua-Nya. Di samping ini, pemimpin-pemimpin agama juga merasa keberatan terhadap pernyataan Yesus bahwa kematian-Nya akan membawa efek bagi seluruh dunia (ayat 52). Kelihatan bahwa mereka memahami ucapan Yesus bukan sebagai pernyataan kanibalisme. Bukan ini yang menjadi keberatan mereka. Pemimpin-pemimpin agama tidak dapat menerima kematian Yesus yang berdampak terhadap seluruh dunia sebagai sebuah fakta (ayat 51). Sulit bagi mereka membayangkan kematian Yesus yang mereka kenal membawa akibat yang luar biasa terhadap dunia. Tidak mungkin dalam pemahaman mereka kematian Yesus akan mengakibatkan keselamatan terhadap mereka yang menerima-Nya (ayat 53-54,56-58). Dalam bagian ini, tindakan menerima-Nya diungkapkan dalam metafora makan dan minum. Melalui persekutuan yang erat dan intim sekali dengan Yesus, orang menerima hidup Yesus dalam hidupnya. Inilah dua hal yang merupakan ganjalan bagi pemimpin-pemimpin agama di Galilea untuk menerima dan percaya kepada Yesus. Mereka tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Allah. Bagi mereka Yesus adalah manusia biasa saja. Mereka juga tidak dapat menerima bahwa kematian Yesus memiliki dampak terhadap seluruh dunia. Dua kebenaran sangat penting tentang Yesus telah mereka tolak. Renungkan: Meski Yesus telah menyatakan kesaksian-Nya dengan tegas dan jelas, Ia tetap tidak diterima. Jangan mengharapkan bahwa kesaksian kita akan selalu diterima. Penolakan akan tetap merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu kesaksian. |
(0.1249786) | (Yoh 8:12) |
(sh: Terang dunia (Senin, 11 Februari 2008)) Terang duniaJudul : Terang dunia Apa gunanya terang bagi dunia? Terang berfungsi memberi cahaya pada dunia dan manusia. Teranglah yang membuat manusia hidup dan beraktivitas. Terang yang sejati adalah Yesus Kristus, seperti kesaksian yang Dia nyatakan kepada orang banyak, "Akulah terang dunia ..." (ayat 12). Namun, orang Farisi tidak bisa melihat hal itu. Bagi mereka, kesaksian seseorang tentang dirinya sendiri tidak dapat dibenarkan (ayat 13). Yesus menunjukkan bahwa Ia punya kualifikasi untuk memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri. Ia dapat melihat kekekalan (ayat 14), Ia menghakimi dengan benar (ayat 15-16), dan kesaksian-Nya didukung oleh Bapa (ayat 17-18). Mengacu pada Taurat, kesaksian dua orang adalah sah. Meski manusia tidak mengakui kebenaran kesaksian-Nya bukan berarti manusia benar. Kebenaran manusia mengikuti ukurannya sendiri. Kebenaran Allah hanya dapat diukur oleh Allah sendiri. Padahal pengenalan akan Bapa hanya dapat terjadi melalui pengenalan akan Anak terlebih dulu (ayat 19). Kesaksian Yesus selanjutnya mengarah pada perbedaan keberadaan manusia dan diri-Nya. Yesus berasal dari atas, yaitu Surga, tempat di mana tak ada dosa. Manusia berasal dari bumi dan akan mati dalam dosa. Perbedaan tempat hidup manusia dan Allah mencerminkan perbedaan kebenaran yang terjadi. Namun demikian Allah dan Putra-Nya yang benar. Ini akan dibuktikan di salib. (ayat 28). Penjelasan Yesus itu membuat para pendengar-Nya semakin marah. Yesus juga menunjukkan ketergantungan-Nya pada Bapa. Ajaran-Nya berasal dari Bapa (ayat 28). Ia selalu melakukan kehendak Bapa (ayat 29). Ketaatan ini Dia perlihatkan bahkan sampai Ia mati di kayu salib. Ia tidak berupaya membelokkan atau mengelak dari kehendak Bapa. Keseluruhan hidup-Nya Dia arahkan pada penggenapan kehendak Bapa di dalam dan melalui diri-Nya, yakni menjadi terang bagi dunia, bagi manusia. Sudahkah Anda percaya kepada terang dunia itu? Jika sudah, jadilah terang juga bagi dunia yang masih gelap ini, yaitu dunia di sekitar Anda. |
(0.1249786) | (Yoh 9:13) |
(sh: Iman yang tumbuh dalam tekanan (Senin, 21 Januari 2002)) Iman yang tumbuh dalam tekananIman yang tumbuh dalam tekanan. Menarik sekali melihat perkembangan pengenalan orang buta tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat 11). Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat 12). Kelihatannya ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa oleh pemimpin-pemimpin agama, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 17). Ketika ia diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat 25). Yesus didengar Allah (ayat 31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah (ayat 33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh pemimpin-pemimpin agama (ayat 34). Namun, Yesus tidak membuangnya. Yesus mencarinya (ayat 35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan (ayat 38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan para pemimpin agama. Di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat 41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan pemimpin-pemimpin agama. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya. Jika kita melihat perkembangan pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Ia mengenal Yesus bukan dari kesaksian murid-murid Yesus atau Tuhan Yesus sendiri. Pengenalannya akan Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus. Renungkan: Iman sejati selalu tumbuh. Iman kepada Yesus akan membawa orang percaya menyembah-Nya. Iman melahirkan ibadah. |