Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 179 ayat untuk tidak sabar lagi AND book:19 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.37) (Mzm 18:1) (sh: Kristen dan penderitaan (2) (Sabtu, 10 Maret 2001))
Kristen dan penderitaan (2)

Setelah mempelajari ratapan Daud ketika menghadapi penderitaan, kita akan mempelajari pengalaman Daud terlepas dari penderitaan. Pengalaman Daud dapat menjadi pengalaman kita secara nyata jika kita sudi melakukan apa yang Daud lakukan, sebab Allah yang telah menyertai Daud adalah Allah kita juga yang selalu setia pada janji dan umat-Nya.

Pemaparan Daud tentang siapakah Allah bukanlah pemaparan yang berdasarkan teori namun pemaparan yang berdasarkan pengalaman pribadi yang terjadi karena hubungan pribadi yang terjalin erat antara Allah dengan dirinya. Hubungan yang erat itu termanifestasi melalui gambaran yang ia miliki tentang siapakah Allah sesuai dengan perannya sebagai seorang panglima perang yang harus selalu berjuang di medan perang, yaitu Allah sebagai pelindung dan kekuatan untuk menghadapi serangan musuh (2-3). Dengan kata lain Allah adalah Allah yang terlibat secara nyata dalam profesi dan kariernya.

Hubungan dengan Allah yang sedemikian erat membuatnya mampu terus bertahan walau ia sudah mendekati maut sekalipun (5-6). Tidak sedetik pun ia berpaling dari-Nya dan tetap menggantungkan pengharapannya kepada Allah (7). Pengharapannya tidak sia-sia karena Allah segera menolongnya terlepas dari segala marabahaya yang akan menelannya (8-20). Gambaran yang ia gunakan untuk memaparkan cara Allah menolongnya juga sesuai dengan profesinya sebagai panglima perang. Sekali lagi ini merupakan bukti bahwa Daud mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Allah dan sudi melibatkan Allah secara nyata dalam kehidupannya. Di samping mempunyai persekutuan yang erat dan pengharapan yang teguh, Daud juga mempunyai kehidupan yang benar di hadapan Allah (21-29). Kekuatan moral Daud merupakan dasar baginya untuk meminta pertolongan Allah dan jaminan untuk menerima pertolongan dari-Nya. Karena itulah ia berani menghadapi kesulitan dan marabahaya apa pun bersama Dia (30).

Renungkan: Persekutuan yang erat dengan Allah dan kekuatan moral yang tinggi, memampukan Kristen menjadi manusia yang kuat dan berani menembus badai kehidupan sedahsyat apa pun. Walau nampaknya ia tertelan oleh gelombang dunia yang mengganas, pada akhirnya ia akan muncul kembali mengatasi badai itu bersama-Nya.

(0.36) (Mzm 95:1) (sh: Umat Allah perlu mendengar (Rabu, 10 April 2002))
Umat Allah perlu mendengar

Banyak ahli PL menyebut mazmur sebagai seruan kenabian atau merupakan liturgi tentang hukuman Allah. Mazmur ini mengundang umat untuk memuji Allah (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-2,6), disertai alasannya (ayat 3- 5,7), lalu mengundang umat untuk taat kepada-Nya (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7b-11). Mazmur ini bergerak maju dari ajakan pujian ke pengajaran. Berita bahwa Allah adalah Raja yang berdaulat atas segala sesuatu perlu diperdengarkan kepada dan diresponi oleh bukan saja orang-orang yang tidak kenal Allah, tetapi juga oleh umat Tuhan sendiri.

Bukan saja kekuatan jahat yang berontak melawan Allah (ps. 34), tetapi juga umat Allah mengeraskan hati berontak melawan Allah. Allah tak memaksa umat-Nya untuk taat kepada-Nya, tetapi menginginkan agar umat-Nya dengan sadar dan sukacita menaati Dia. Tindakan penyelamatan Allah atas umat-Nya (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1b) dan fakta bahwa Allah adalah Raja atas segala allah (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3) seharusnya mereka sambut dengan sikap memuji Allah dan taat kepada Allah. Puji-pujian bukan saja sikap yang tepat kepada Allah, tetapi juga memberi suasana menentukan bagi ketaatan umat. Puji-pujian yang layak ditujukan kepada Allah adalah pujian dengan sorak-sorai besar (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1), menunjukkan luapan kesukaan dan kebebasan yang mengungkapkan kesukaan tersebut. Dengan demikian, ketaatan yang mengiringi pujian sedemikian adalah ketaatan dalam sikap sukacita, bukan terpaksa. Ketaatan juga adalah ungkapan penyembahan yang sepadan dengan sikap tubuh ketika kita bertelut di hadapan Allah (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6-7b), yang sepatutnya diterima Allah yang adalah Raja atas segala kekuatan kosmis yang oleh bangsa-bangsa sekitar Israel sering disembah sebagai dewa-dewa (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-5).

Apa tanda yang paling pas untuk mengenali siapa domba yang adalah milik Allah? Dalam Mazmur ini, tanda tersebut adalah sikap dengar-dengaran kepada Allah sang Raja Gembala (bdk. Yoh. 10:3- 5). Hal itu kontras tajam dari kesimpulan pemazmur tentang sikap Israel sepanjang perjalanan mereka memasuki tanah perjanjian. Bukannya mereka mensyukuri kebesaran Allah dalam kisah Keluaran itu, tetapi mereka menodai perjalanan tersebut dengan sungut- sungutan mereka. “Jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama!” kira-kira demikianlah pesan mazmur ini.

Renungkan: Sikap memuji dan dengar-dengaran terhadap Allah adalah tanda terjelas kemilikan Allah atas kita.

(0.36) (Mzm 110:1) (sh: Pengharapan mesianis (Senin, 29 April 2002))
Pengharapan mesianis

Yaitu kerinduan datangnya seorang tokoh yang diutus Allah untuk mendirikan kerajaan kebenaran-Nya di bumi, sudah berkembang sejak era pembuangan. Tokoh-tokoh seperti Musa, Harun, dan Daud menjadi model bagi sang mesias, yang diharapkan akan mengemban fungsi nabi, imam, dan raja secara sempurna. Bila Mazmur 109 berisi permohonan agar Allah menegakkan keadilan-Nya, mazmur ini lebih terpusat pada sang mesias. Karena itu, sejak awal era Perjanjian Baru, para bapa gereja mengartikan bahwa Yesus penggenapnya.

Pasal tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">109 menyatakan bahwa Allah berdiri di tangan kanan orang yang menderita (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">31). Mazmur 110 mengklaim bahwa sang Raja (yang mewakili seluruh umat sehingga seluruh umat tercakup di dalamnya) duduk di sebelah kanan Allah (dalam ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5, Allah di sebelah kanan raja). Jadi, kedua mazmur ini mengungkapkan hubungan mesra antara Allah dan umat-Nya. Allah di pihak umat-Nya yang menderita, umat-Nya merupakan wujud nyata pemerintahan Allah dalam dunia. Kekuasaan sang raja akan datang dari Allah sendiri. Ini ditegaskan melalui tiga hal: Allah sendiri mendudukkannya di sebelah kanan Allah (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1a), membuat musuh-musuhnya alas kakinya (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1b), dan mengulurkan tongkat kekuatan dari Zion (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2a). Semua ini menunjukkan kemuliaan yang amat besar yang setara dengan yang biasa dipakai untuk mengungkapkan kebesaran Allah.

Raja memiliki fungsi rangkap. Seperti ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1, kini firman datang lagi menyatakan bahwa oknum yang sama juga adalah imam menurut garis Melkisedek (ayat tidak+sabar+lagi+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4). Dua hal penting muncul dalam kaitan dengan ungkapan ini. Pertama, dalam Perjanjian Lama, fungsi raja dipisah dari fungsi imam, meski dalam liturgi kadang-kadang raja bisa memimpin puji-pujian seperti yang pernah Daud lakukan (ayat 1Taw. 16). Kedua, keimaman raja yang bukan mengikuti garis keturunan Lewi kini disebut mengikuti keimaman Melkisedek. Hal ini menarik sebab dalam kisah Abraham yang adalah nenek moyang Harun dan Lewi, Abraham justru memberikan persembahan kepada Melkisedek. Ungkapan ini oleh Perjanjian Baru dilihat sebagai keimaman Yesus yang lebih mulia daripada keimaman Lewi (Ibr. 7).

Renungkan: Pernyataan bahwa Yesus adalah Tuhan tidak saja bermuatan rohani (keselamatan kita), tetapi juga bermuatan politis (pemerintahan- Nya atas dunia).

(0.36) (Mzm 30:8) (ende)

Artinja: Apakah gunanja kematian seseorang bagi Jahwe. Orang mati (debu) kan tiada sanggup lagi memulihkanNja menurut anggapan Hibrani jang kuno.

(0.36) (Mzm 2:12) (endetn: dan tjiumilah.... dst.)

Naskah Hibrani diperbaiki sedikit dengan meninggalkan dua perkataan dan memindahkan dua.

(0.34) (Mzm 11:3) (ende: alas2)

jaitu alas2 atau dasar2 tata-hukum dan kesusilaan dalam masjarakat. Bila kaum pendjahat telah memutar-balikkan semua, maka si djudjur tiada berdaja lagi terhadap mereka.

(0.34) (Mzm 35:13) (ende)

Maknanja: Aku bertapa (pakaian karung, berpuasa) sebagai sematjam doa untuk orang2 lain itu.

(0.34) (Mzm 85:9) (ende)

Waktu umat dibuang kemuliaan Jahwe (lambang kehadiratNja jang berahmat) telah meninggalkan Bait-Allah (Yeh 11:23). Tetapi sekarang ia telah pulang hendak melindungi dan merelai umat-Nja lagi

(0.32) (Mzm 21:8) (ende)

Dalam naskah Hibrani tiada terang kepada siapa ajat2 ini ditundjukkan jakni kepada Allah atau kepada radja. Kami mengira kepada Allah. Ajat2 ini melukiskan bagaimana Allah akan menolong lagi. Tetapi naskah Hibrani djuga dapat diartikan hingga berarti bahwa Allah telah menolong demikian.

(0.32) (Mzm 50:1) (ende)

Mazmur ini menentang, bukannja ibadat lahir, melainkan ibadat lahir (kurban2) jang tiada berisi lagi. Allah lebih2 menghargai kelakuan baik daripada ibadat sadja. Tuhan dibajangkan sebagai seorang pendakwa jang menuduh umatNja didepan pengadilan.

(0.32) (Mzm 150:1) (ende)

Dengan singkat lagu penutup seluruh Kitab Mazmur ini mengichtisarkan isi hati dan rasa keigamaan jang mengilhamkan seluruh Kitab ini: kekaguman dan pudjian terhadap Jahwe, Allah Israil dan Radja alam semesta. Dan sekali lagi Kitab Mazmur mengadjak, agar semua orang serta dalam pudjian jang abadi itu.

(0.32) (Mzm 56:2) (jerusalem: dengan sombong) Harafiah: tinggi-tinggi. Terjemahan lain: ya, Mahatinggi. Lain terjemahan lagi; di ketinggian. Kalau yang terakhir ini dimaksudkan, maka disinggunglah ketinggian, ialah pegunungan di sekitar Yerusalem, bdk 2Ra 19:22, sehingga mazmur ini mengenai salah satu pengepungan Yerusalem, seperti halnya dengan Maz 76:11-12.
(0.32) (Mzm 74:9) (jerusalem: Tanda-tanda) Yang dimaksud ialah macam-macam kejadian dan mujizat yang menyatakan pertolongan Allah
(0.32) (Mzm 82:2) (jerusalem: Berapa lama lagi...) Tuduhan semacam itu kerap kali dilontarkan para nabi terhadap para penguasa umat Israel, Yes 1:17 dst; Yer 5:28; 21:12; 22:3; Yeh 22:27,29; Mik 3:1 dst; Zak 7:9 dst; Ayu 29:12; Ams 18:5; 24:11 dst.
(0.32) (Mzm 41:1) (ende)

Seorang jang kena sakit keras mengutjapkan permohonannja dalam mazmur ini.

(0.32) (Mzm 79:1) (ende)

Lagu ini ditjiptakan setelah Jerusjalem direbut dan dibinasakan oleh musuh; mungkin sesudah pembinasaan Jerusjalem pada tahun 587 oleh orang2 chaldai (Asyriah-Babylonia). Mazmur terdiri atas dua bagian: permohonan, agar Jahwe menjajangi umatNja dan membalas keganasan musuh (Maz 79:2-9) dan suatu doa lagi, agar Tuhan membalas djuga ketjederaan bangsa tetangga, Moab dan Edom (Maz 79:10-12). Djikalau doa ini dikabulkan, maka umat akan bersjukur dan memudji Allah. Sematjam nadar (Maz 79:13).

(0.32) (Mzm 101:1) (ende)

Lagu ini, jang ditaruh dalam mulut seorang radja, memberi arti pemerintah jang di-tjita2kan. Radja sendiri melaksanakan kehidupan sutji dan memuliakan Allah (Maz 101:1-3); dalam pemerintahannja ia mendjauhkan penasihat2 jang pintar-busuk (Maz 101:3-5), dan ia akan memilih se-mata2 orang jang bertakwa sebagai isi istananja (Maz 101:6); lagi pula dalam pengadilannja ia akan menghukum semua orang djahat (Maz 101:7-8).

(0.32) (Mzm 114:1) (jerusalem: Kejadian yang ajaib pada waktu Israel keluar dari Mesir) Kidung Paskah ini dengan singkat mengingatkan peristiwa-peristiwa terpenting yang dikenangkan oleh perayaan itu dan yang menjadikan Israel umat Allah, Maz 114:1-2, disinggung penyeberangan Laut Teberau dan sungai Yordan, kedua ujung perjalanan Israel di gurun, dan penampakan Allah di gunung Sinai, Maz 114:3-7, dan lagi disinggung mujizat air di gurun, Maz 114:8.
(0.31) (Mzm 15:1) (ende)

Mazmur ini adalah suatu ictisar kewadjiban2 orang2 bertakwa. Pertanjaan (Maz 15:1) menerima djawabnja (Maz 15:2-5) dan lalu djandji diberikan (Maz 15:5c).

Barangkali lagu ini dinjanjikan waktu kaum berdjiarah menghadap Bait-Allah. Imam bertanja (Maz 15:1) lalu satu atau dua kelompok penjanji mendjawab (lihat Maz 24). Apa jang menarik perhatian lagi ialah, bahwa kewadjiban jang dibilang itu ada sepuluh djumlahnja seperti kesepuluh hukum Allah!

(0.31) (Mzm 39:1) (ende)

Seorang jang menderita karena dosanja berkeluh-kesah dalam lagu ratap ini. Keadaan dan deritanja menghebat lagi dengan melihat bagaimana seteru2nja bergirang-hati. Ia insaf, bahwa hidupnja fana sadja dan bahwa selajaknjalah deritanja akan hukuman. Namun dengan kepertjajaan ia bermohon, agar Allah meringankan sengsaranja dan mengampuni kesalahannja.



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA