Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 274 ayat untuk mengirim surat AND book:[40 TO 66] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.23) (Kis 12:17) (jerusalem: Yakobus) Kalau disebutkan Yakobus tanpa keterangan lebih lanjut, maka yang dimaksudkan ialah Yakobus, saudara Tuhan. Sejak Paulus untuk pertama kalinya pergi ke Yerusalem, Gal 1:19 (sekitar thn. 36, bdk Kis 9:1+) Yakobus itu mengetuai golongan "orang-orang Ibrani" dalam jemaat Kristen di Yerusalem. Setelah Petrus pergi Yakobus memimpin jemaat induk itu. Lih. Kis 15:13; 21:18; 1Ko 15:7. Surat Yakobus memperkenalkan diri sebagai karangan Yakobus itu.
(0.23) (2Tes 2:6) (jerusalem: apa yang menahan dia) Menurut Paulus ada sebab tertentu yang menghambat Parusia, tetapi mana sebab itu kita tidak mengetahuinya. Dikatakan "sesuatu" (2Te 2:6) atau "seseorang" (2Te 2:7) yang "menahan", suatu kuasa atau seseorang yang menghalangi pernyataan Antikristus (yang harus mendahului parusia Kristus). Para pembaca surat di Tesalonika kiranya mengerti maksud Paulus. Para ahli sudah banyak memeras otak, tetapi belum juga menemukan suatu keterangan yang memuaskan.
(0.23) (2Tes 2:15) (jerusalem: secara lisan, maupun secara tertulis) Tradisi-tradisi yang diajarkan Paulus selama tinggal di Tesalonika atau melalui surat setelah berangkat, 2Te 2:2,5; 1Te 3:4; 4:2,6; 5:27, menyampaikan dalam pekabaran Injil, bdk 1Te 2:13+, juga prinsip-prinsip yang mengatur hidup, Kristen, bdk 1Te 4:1; 1Ko 11:2,23-25.
(0.23) (Ibr 10:4) (jerusalem) Dengan melampaui tuntutan-tuntutan para nabi yang menekankan perlunya hati bersih buat beribadat, Yes 1:11-13; Yer 6:20; 11:15; Hos 6:6; Amo 5:21-25, surat Ibrani menyatakan bahwa korban-korban dahulu sama sekali tidak berdaya, bdk Ibr 9:13-14. Hanya korban Kristus yang seluruhnya rohani mampu menguduskan manusia, Ibr 10:12-14.
(0.23) (Ibr 12:28) (jerusalem) Ini kata penutup yang sebenarnya bagi seluruh surat, yang perlu diterapkan pada ibadat juga. "Kerajaan yang tidak tergoncangkan", Ibr 12:22-24, ialah Kota Sorgawi tempat Anak meraja bersama dengan Allah, Ibr 1:8, di tengah-tengah para malaikat dan orang kudus. Mulai sekarang orang-orang Kristen sudah hidup di situ. Hidup mereka, yang dibersihkan oleh api kekudusan Allah, Ibr 12:29, berupa ibadat untuk mengucapkan syukur.
(0.23) (Ibr 13:8) (jerusalem) Sehubungan dengan firman Allah yang disebut dalam Ibr 13:7, pengarang mengetengahkan keterangan ini. Ia menonjolkan pokok utama pewartaan para pemimpin jemaat. Kalaupun pemimpin-pemimpin lenyap atau diganti, Kristus tetap tinggal. Dan orang mesti melekat pada Dia. Ayat-ayat yang menyusul sekali lagi mengemukakan pokok-pokok yang dibicarakan dalam surat ini. Kehadiran Kristus yang hidup dan kemantapan kaum beriman yang penuh kepercayaan ditonjolkan.
(0.23) (Yak 5:20) (jerusalem: ketahuilah) Var: hendaklah ia mengetahui. Kasih persaudaraan dan mengampuni dosa dapat membawa orang yang sesat kembali ke jalan yang lurus, bdk Mat 18:15,21-22+; 1Te 5:14. Pada gilirannya di saat penghakiman kasih dan pengampunan (menutupi banyak dosa), 1Pe 4:8; bdk Dan 12:3; Yeh 3:19; 33:9. Surat Yakobus berakhir tanpa menyampaikan salam yang lazim.
(0.23) (Ef 1:1) (sh: Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat? (Kamis, 3 Oktober 2002))
Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat?

Paulus adalah rasul terhadap jemaat Efesus. Lebih dari itu, Paulus menjadi rarul bukan karena diutus oleh jemaat, bukan karena sukarela menawarkan diri untuk pelayanan, melainkan karena kehendak Allah (ayat mengirim+surat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1). Kerasulannya menjadi dasar isi surat dan sekaligus menyatakan sifat resmi surat yang ditulisnya. Hubungan Paulus dengan jemaat didasarkan pada relasi formal yakni rasul dan jemaat. Sementara itu jemaat yang menerima surat dilukiskan Paulus sebagai kudus dan percaya. Kudus karena menjadi milik Allah melalui iman pada Yesus. Jemaat Efesus juga dinyatakan sebagai percaya karena memiliki relasi dengan Yesus. Jemaat Efesus telah mendasarkan hidupnya pada Yesus. Dua ciri utama jemaat adalah kudus dan percaya.

Paulus adalah rasul, sedang jemaat adalah kudus dan percaya. Ini dua keadaan dan status yang berbeda. Bagaimana relasi keduanya? Paulus menjelaskan bahwa keduanya terkait karena memiliki dasar yang sama yakni Yesus Kristus. Yesus mempersatukan Paulus dan jemaat Efesus. Paulus dan jemaat masing-masing memiliki dasar yang sama. Paulus adalah rasul Yesus Kristus, sementara jemaat Efesus adalah jemaat Yesus Kristus. Juka Kristus menjadi dasar relasi manusia, maka setiap perbedaan merupakan berkat. Tanpa Kristus setiap perbedaan status, gender, ras, atau etnis dapat menjadi sumber konflik. Di samping itu ada factor lain penghubung Pauus dan jemaat yakni Allah yang dikenal sebagai Bapa. Allah adalah Bapa oleh karena Yesus Kristus. Bapa adalah sumber anugerah dan damai baik kepada Paulus maupun jemaat Efesus. Anugerah adalah inisiatif perbuatan Allah untuk menciptakan damai. Sementara damai adalah bentuk perbuatan Allah yakni menciptakan damai antarmanusia dan manusia dengan Allah.

Kebenaran ini tidak saja menghubungkan Paulus dengan jemaat Efesus, tetapi juga dengan kita kini. Oleh karena Yesus Kristus dan pilihan Bapa atau Paulus, maka kini kita mengakui otoritas surat ini.

Renungkan: Sebagai apakah kita ingin dikenal oleh orang lain? Bagaimana sehari-hari kita mempersepsikan diri kepada orang lain? Apakah kita sudah menjadikan Kristus sebagai dasar relasi dengan orang lain?

(0.23) (Tit 3:12) (sh: Dukungan khusus bagi orang yang dikhususkan (Senin, 1 Oktober 2001))
Dukungan khusus bagi orang yang dikhususkan

Minggu yang lampau tatkala membuka kotak surat, saya menemukan sepucuk surat yang dikirim oleh seorang pendeta dari daerah asal saya. Inti surat itu mengharapkan agar saya mencarikan sponsor untuk seorang hamba Tuhan yang mendapat dukungan keuangan terlalu kecil. Saya lalu teringat ketika masih menjadi pengurus badan misi di sebuah gereja, kami juga sering sekali menerima surat dengan inti yang sama.

Memang cukup memprihatinkan bahwa ternyata masih terdapat begitu banyak hamba Tuhan yang hidup di bawah garis kemiskinan. Yang menjadi persoalan adalah para hamba Tuhan tidak mungkin mengutarakan kekurangannya kepada jemaat yang dilayani, jika ia tidak mau dikatakan tidak bisa menderita. Persoalan lain yaitu bahwa sebagian jemaat tradisional tidak mengizinkan hamba Tuhan mereka mencari nafkah di luar pelayanannya. Dalam suasana seperti ini tentu saja hamba Tuhan tidak akan berfungsi dengan efektif.

Sangat menarik bahwa Paulus mengingatkan Titus agar membina jemaat di Kreta mendukung secara finansial untuk Zenas dan Apolos (ayat 13), agar mereka tidak kekurangan sesuatu apa pun. Jemaat Kreta adalah jemaat yang baru, mereka harus belajar untuk memberikan dukungan bagi pekerjaan Kerajaan Allah. Dengan cara seperti itu kehidupan jemaat ini akan berbuah (ayat mengirim+surat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14). Sebetulnya tugas Pemberitaan Kabar Baik (PKB) adalah kewajiban setiap orang percaya. Akan tetapi Tuhan juga memanggil orang-orang khusus yang dikhususkan untuk tugas khusus, yaitu pemberita Injil dan gembala atau pendeta.

Pendeta dan penginjil adalah tenaga khusus yang dipanggil untuk melaksanakan tugas-tugas yang tidak dapat dilakukan oleh jemaat. Agar tugas para tenaga khusus ini dapat berjalan dengan lancar, artinya agar tidak melayani sambil menahan lapar atau dibebani oleh masalah-masalah kehidupan sehari-harinya, maka jemaat Tuhan harus belajar (ayat mengirim+surat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14) bagaimana memberikan dukungan kepada mereka dengan layak. Dengan demikian tugas dan pekerjaan Kerajaan Allah berjalan dengan lancar.

Renungkan: Dukungan finansial terhadap hamba Tuhan juga berarti dukungan terhadap pekerjaan Kerajaan Allah. Sudahkah Anda terlibat di dalamnya? Sudah layakkah kehidupan hamba Tuhan di gereja Anda?

PENGANTAR KITAB MAZMUR 56-81 ============================

Mazmur 56-57: Daud tetap percaya kepada Allah walau musuh menghadang karena kasih dan setia-Nya telah teruji.

Mazmur 58: Permohonan kepada Allah agar Ia mau menindak para hakim yang tidak adil.

Mazmur 59: Pujian tentang kepercayaan kepada kasih setia Allah yang tidak tergoyahkan.

Mazmur 60: Permohonan kepada Allah agar Ia mau menolong dalam peperangan.

Mazmur 61: Ratapan karena kelemahang pemazmur sehingga ia mencari kekuatan dari Allah.

Mazmur 62: Pujian kepada Allah karena di dalam-Nya Daud menemukan ketenangan.

Mazmur 63: Kerinduan Daud kepada Allah yang terpuaskan karena pujian yang ia naikkan kepada-Nya.

Mazmur 64: Permohonan perlindungan kepada Allah.

Mazmur 65: Pujian karena berkat Allah pada masa panen.

Mazmur 66: Pujian ucapan syukur umat Allah.

Mazmur 67: Pujian yang dilanjutkan dengan kerinduan agar umat Allah tetap memuji-Nya dan anugerah Allah melimpahi umat-Nya.

Mazmur 68: Perayaan kekuatan dan kebaikan Allah yang nyata dalam sejarah kehidupan bangsa Israel.

Mazmur 69-70: Permohonan agar Allah mau melepaskan pemazmur dari musuh-musuh dan kesesakannya.

Mazmur 71: Kesaksian para orang-tua bersama Allah.

Mazmur 72: Pujian untuk mengagungkan sang Mesias.

Mazmur 73: Pertanyaan karena kemakmuran orang fasik.

Mazmur 74: Permohonan umat Allah dalam bencana.

Mazmur 75: Perayaan kemenangan Allah.

Mazmur 76: Pujian akan kekuatan Allah.

Mazmur 77: Ketenangan dan kelegaan karena mengenang perbuatan Allah di masa lampau.

Mazmur 78: Pelajaran dari generasi sebelumnya.

Mazmur 79-80: Permohonan agar Allah melakukan pembaharuan.

Mazmur 81: Mazmur yang berhubungan erat dengan hari Raya Pondok Daun (Im. 23:33-43; Bil. 16:13-15).

(0.23) (Ibr 13:7) (sh: Kristen dan para pemimpinnya (Jumat, 12 Mei 2000))
Kristen dan para pemimpinnya

Ingatlah pemimpinmu yang telah berhasil di dalam hidup, pelayanan, dan mengakhiri 'perlombaan iman' dengan baik. Kenanglah mereka namun jangan mengidolakan. Karena mereka pun pasti mengakui bahwa mereka mendapatkan semua itu dari Yesus Kristus. Mereka sudah mati, tapi Yesus tetap sama: kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya.

Di dalam Perjanjian Lama, Allah adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub yang telah menyatakan diri-Nya kepada setiap generasi. Demikian pula Tuhan Yesus Kristus. Siapa Dia bagi Paulus, bagi Luther, bagi Calvin, adalah juga siapa Dia bagi kita. Kita tidak perlu meminta kepada Allah untuk mengirim balik keindahan masa lalu. Bila kita melihat hidup mereka, melihat kemenangan akhir mereka, kita dapat bersyukur kepada-Nya, sebab kita tetap mempunyai sumber kekuatan yang tidak pernah berubah yaitu Yesus Kristus. Karena itu senantiasa datanglah langsung kepada Yesus. Janganlah terkecoh dengan ajaran-ajaran asing yang hanya akan merendahkan kemutlakan karya keselamatan Kristus seperti jemaat penerima surat Ibrani yang ingin kembali kepada Yudaisme. Mereka lupa bahwa makanan-makanan yang ada dalam upacara persembahan di altar Perjanjian Lama hanyalah simbol dari kasih karunia Allah yang menguatkan. Segala kepercayaan dan bentuk ritual yang ada di dalam Perjanjian Lama hanyalah merupakan simbol-simbol yang sudah digenapi di dalam Kristus. Kristus sudah menderita untuk menguduskan umat-Nya sekali untuk selamanya, itu sudah cukup. Apakah itu cukup? Tidak! Kita harus bersaksi tentang Allah dan karya keselamatan-Nya. Kesaksian yang hidup adalah kesaksian melalui penyembahan Allah yang benar. Penyembahan yang benar ini meliputi 2 hal. Pertama penyembahan dengan mulut-bibir. Kedua penyembahan kehidupan yang baik yaitu berkorban bagi orang lain, menghormati, bertanggung jawab, dan tunduk kepada para pemimpin rohani dan berdoa untuk para pendeta, penginjil, dan hamba Tuhan lainnya.

Renungkan: Di dalam Kekristenan semua membutuhkan semua. Para jemaat membutuhkan pemimpin sebagai teladan, pemimpin sebagai pembimbing dan penuntun. Namun pemimpin juga membutuhkan doa para jemaat. Dan semuanya membutuhkan Yesus yang selalu sama kemarin, hari ini, dan selama-lamanya.

(0.21) (Kis 15:22) (sh: Bijaksana dan peka (Senin, 12 Juni 2000))
Bijaksana dan peka

Itulah penilaian seorang tokoh kristen tentang surat yang dibuat oleh para rasul di Yerusalem kepada jemaat-jemaat non-Yahudi di luar Yerusalem. Oleh karena itu tidaklah heran bila akhirnya jemaat-jemaat itu mendapat berkat dari surat tersebut (31). Itu juga merupakan kunci sukses dari pengimplementasian keputusan pertemuan di Yerusalem. Para pemimpin sering kali menganggap bahwa setelah kesepakatan dibuat maka selanjutnya adalah tugas bawahan untuk melaksanakannya. Padahal untuk memahami suatu keputusan tidaklah mudah, mereka harus menafsir dan menjabarkan sendiri ke dalam bentuk-bentuk yang lebih praktis. Itulah sebabnya di tingkat bawahan, kesalah-pahaman dan konflik sering terjadi.

Para rasul agaknya memahami hal ini. Karena itulah mereka mengambil berbagai langkah untuk menjamin suksesnya pengimplemen-tasian kesepakatan Yerusalem, agar kesatuan Kristen tidak hanya terjadi di kalangan para rasul, namun juga seluruh Kristen dimana pun mereka berada. Mereka memberikan informasi yang jelas dan tuntas kepada jemaat-jemaat tentang keputusan Yerusalem, secara tertulis dan lisan melalui orang-orang yang berkualitas (22), untuk menjamin kesahihan dan keobyektifan informasi. Kemudian mereka menegaskan posisi mereka tentang tuntutan sunat (24).

Penegasan ini penting bagi Kristen di Antiokhia sebagai suatu konfirmasi dan peneguhan atas doktrin yang sudah mereka yakini selama ini. Dan itu tidak dilakukan hanya dengan pernyataan lisan, namun keputusan Roh Kudus. Allah melegitimasi keputusan itu karena itulah keputusan resmi dan berlaku bagi semua jemaat di sepanjang zaman. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan? Setelah jemaat Antiokhia membaca surat itu dan bertemu dengan para utusan rasul dari Yerusalem, mereka bersuka cita, terhibur, dan dikuatkan (31-32). Ini merupakan bukti bahwa keputusan dan pengimplementasiannya telah dilakukan secara bijak dan sehat. Ini merupakan bukti bahwa gereja mula-mula mempunyai manajemen yang baik.

Renungkan: Manajemen yang sehat sebuah gereja manapun antar gereja memang diperlukan, agar jemaat mengalami penghiburan, sukacita, penguatan, dan tetap dipersatukan dalam menghadapi segala macam tantangan dan ancaman yang semakin meranggas.

(0.21) (Yak 2:14) (sh: Pembuktian iman (Rabu, 6 Juni 2001))
Pembuktian iman

Tidak ada gunanya bila seseorang mengaku beriman tetapi tidak disertai dengan perbuatan sebagai perwujudan imannya. Ilustrasi yang dipakai Yakobus (15-16) menggambarkan bahwa perkataan tanpa tindakan konkrit selaras perkataan adalah omong kosong, yang tidak akan membawa dampak apa pun bagi orang lain. Betapa pun besarnya bentuk perhatian melalui kata-kata pertolongan tidak akan menolong orang yang sedang kelaparan dan kedinginan, karena yang dibutuhkan adalah makanan dan pakaian.

Bagaimana orang lain mengenal kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus? Dari KTP, surat baptis, surat sidi, ataukah surat keanggotaan gereja? Semua identitas ini tidak menjamin bila perbuatan baik kita tidak tercermin dalam kehidupan kita (20, 26), inilah iman yang kosong dan mati.

Benarkah bahwa iman yang benar seharusnya didasari pemahaman yang benar tentang siapa yang diimani? Dapatkah dibenarkan bilamana iman hanya berhenti sampai tingkat pemahaman saja? Jawaban bagi kedua pertanyaan ini adalah ‘tidak benar’. Mengapa demikian? Karena iman yang hanya muncul dari pengakuan tanpa penghayatan dalam kesehari-harian tidak menyelamatkan. Bukan dasar imannya — Yesus Kristus, yang tidak menyelamatkan, tetapi iman yang tidak terwujud dalam perbuatan merupakan slogan kosong yang hanya enak didengar tanpa membawa perubahan apa pun dalam dirinya, tak bedanya dengan pengakuan setan (19). Kepercayaan dan pengakuan setan bahwa Allah itu baik, Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Maha tinggi, tidak membawa pengaruh apa pun baginya.

Abraham dibenarkan bukan karena iman yang kosong, namun karena perbuatan yang selaras dengan imannya, sehingga Allah berkenan kepadanya (21-24). Tak ada gunanya bila ia hanya mengaku dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa membangkitkan orang mati tetapi tidak sungguh-sungguh melaksanakan kehendak Allah. Julukan baginya: “Bapak orang beriman” dan “sahabat Allah” memang tepat disandangnya sebagai orang yang melakukan imannya.

Renungkan: Berapa pun besarnya Anda mengaku memiliki iman kepada Yesus Kristus, namun tanpa perbuatan selaras iman, tidak akan mengubah apa pun dalam hidup Anda sebagai Kristen.

(0.20) (Rm 14:1) (ende: Lemah kepertjajaannja)

Itu disini bukan berarti bahwa mereka kurang teguh pertjaja akan kebenaran adjaran-adjaran Indjil, melainkan belum terang mengerti akan "kebebasan dalam Kristus" dan sebab itu masih ragu-ragu berbuat apa-apa jang tidak berlawanan dengan Indjil, tetapi berlawanan dengan anggapan-anggapan dan adat-istiadat orang Jahudi, atau kebiasaan jang lain. Bdl. uraian-uraian Paulus dalam 1Ko 8,9 dan 1Ko 10.

Tentu sadja Paulus chawatir, kalau-kalau di Roma terdapat perselisihan paham tentang hal-hal tersebut, seperti jang dialaminja di Korintus, tempat ia sedang menulis surat kepada orang Roma ini.

(0.20) (1Kor 7:12) (ende: Orang lain itu)

(jang djuga diadjukan persoalannja dalam surat umat kepada Paulus itu), ialah saudara atau saudari, jang sudah kawin sebelum bertobat dan sesudah bertobat pihak lain tetap takberiman. Rupanja ada didalam umat jang ragu-ragu, kalau-kalau perkawinan tjampuran jang demikian mentjemarkan pihak beriman, sehingga patut ia bertjerai sadja. Paulus sebagai rasul jang penuh berwenang menerangkan, bahwa perkawinan jang demikian tidak mentjemarkan, kalau pihak tak beriman suka hidup terus bersama dengan pihak beriman dalam damai, artinja dengan mengindahkan kepentingan-kepentingan keagamaannja.

(0.20) (Kol 1:10) (ende: Pengetahuan jang sedjati)

Doa-doa dalam Kol 1:9-13 ini sekedar mengandung atjara pokok seluruh surat. Epafras bukan sadja memudji umat, melainkan mengutarakan kepada Paulus kechawatirannja mengenai "pengetahuan palsu" (sematjam gnosis?) jang sedang disiarkan didalam umat Kolose dan umat-umat lain-lain sekitarnja. Adjaran itu rupanja terdiri dari suatu tjampuran anasir-anasir Jahudi, kafir dan serani, sangat bersifat tachjul. Paulus disini hanja berdoa meminta bagi umat "pengetahuan sedjati" jang menghasilkan kebidjaksanaan hidup; kemudian ia mengutjapkan peringatan-peringatan jang lebih terang dan tegas.

(0.20) (2Tim 4:1) (ende: Dihadapan Allah....)

Fasal ini merupakan adjaran terachir sebagai suatu kesimpulan seluruh surat dan sebab itu bernada sangat sungguh-sungguh. Paulus mengingatkan Timoteus, bahwa Allah dan Kristus adalah saksi peringatan ini dan ia memberikannja atas nama Allah dan Kristus, pun bahwa Timoteus bertanggung-djawab kepada Allah dan chususnja kepada Kristus sebagai hakim pada achir zaman. Fasal ini dapat pula dikatakan "wasiat" Paulus, sebab nampaknja diberikan dalam kejakinan, bahwa adjalnja hampir sampai.

(0.20) (Rm 1:5) (full: PERCAYA DAN TAAT KEPADA NAMA-NYA. )

Nas : Rom 1:5

Perhatikan bahwa pada permulaan dan akhir surat ini (Rom 16:26), Paulus menegaskan iman sebagai ketaatan. Bagi dia iman yang menyelamatkan harus ditentukan oleh maksud semula, yaitu persekutuan dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam kasih, ibadah, rasa syukur, dan ketaatan

(lihat cat. --> Yak 2:17;

[atau ref. Yak 2:17]

bd. Yoh 15:10,14; Ibr 5:8-9;

lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.20) (Rm 16:1) (full: FEBE. )

Nas : Rom 16:1

Febe mungkin yang mengantarkan surat ini. Dia adalah seorang diaken wanita dari jemaat di Kengkrea yang melayani orang miskin, orang sakit dan yang sangat memerlukan pertolongan, dan juga membantu para misionaris seperti Paulus. Salam Paulus kepada sekurang-kurangnya 8 orang wanita dalam pasal ini menunjukkan bahwa wanita menjalankan pelayanan yang penting di gereja ketika itu.

(0.20) (2Kor 1:5) (full: KESENGSARAAN ... PENGHIBURAN. )

Nas : 2Kor 1:5

Sepanjang surat ini, Paulus menekankan bahwa kehidupan Kristen meliputi baik kesengsaraan (ikut serta atau bersekutu dengan Kristus dalam kesengsaraan) maupun penghiburan dari Kristus. Yaitu, pada zaman ini Kristus mengalami kesengsaraan bersama-sama dengan dan bagi umat-Nya karena tragedi dosa (bd. Mat 25:42-45; Rom 8:22-26). Kesengsaraan kita belum tentu karena ketidaktaatan, tetapi sering merupakan kesengsaraan oleh Iblis, dunia, dan orang percaya yang palsu, sementara kita mengambil bagian dalam pekerjaan Kristus.

(0.20) (Kol 2:14) (full: SURAT HUTANG, YANG OLEH KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM. )

Nas : Kol 2:14

Ini menunjuk kepada Taurat Musa, yaitu hukum-hukum yang menunjuk ke perilaku yang benar tetapi tidak dapat memberi hidup dan kuasa untuk menaati Allah (Gal 3:21). Perjanjian yang lama sebagai suatu jalan menuju keselamatan telah dipakukan di salib (yaitu dihapuskan) dan Allah mengadakan suatu perjanjian yang lebih baik melalui Kristus dan oleh Roh-Nya (2Kor 3:6-9; Ibr 8:6-13; 10:16-17,29; 12:24;

lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA