Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 279 ayat untuk kita berkata AND book:[1 TO 39] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.24) (Ul 17:14) (jerusalem) Kecuali dalam nas ini Kitab Hukum Ulangan tidak berkata-kata mengenai jabatan raja. "Hukum Raja" ini sejalan dengan yang tercantum dalam 1Sa 8:11-18. Ia mempunyai nada negatip terhadap jabatan raja. Kedua nas tsb kiranya berasal dari kalangan di Israel yang tidak senang dengan pemerintahan yang berupa kerajaan. Dari kalangan itu berasal pula Hos 7:3-7; 13:9-11, dll; Yeh 34:1-10.
(0.24) (Ul 29:1) (jerusalem: Inilah perkataan) Ayat ini adalah judul wejangan Musa yang ketiga. Wejangan itu merangkum Ula 29:2-30:20 (menurut sementara penafsir Ula 29:2-32:47). hanya Ulangan sajalah yang berkata mengenai perjanjian yang diikat di tanah Moab sebagai pelengkap perjanjian di gunung Horeb, tempat dekalog diumumkan, Ula 5:2-22. Dengan memikirkan halnya demikian penulis Ulangan membuat Kitab Hukum, Ula 12:1-26:15, menjadi suatu piagam perjanjian yang diresmikan Musa.
(0.24) (Yos 24:32) (jerusalem) Yosua dan Eleazar meninggal di Tanah yang dijanjikan sebagai pengganti Musa dan Harun yang wafat sebelum menyebrang sungai Yordan. Tulang-tulang Yusuf juga dikembalikan ke tanah yang sudah diberikan kepada bapa-bapa leluhur. Begitulah dengan akhir kitab Yosua selesailah "kembalinya" umat dari negeri Mesir.
(0.24) (Hak 19:30) (jerusalem) Dalam beberapa naskah terjemahan Yunani ayat ini berbunyi sbb: Kepada para utusannya diberikannya pesan ini: "Hendaklah kamu katakan kepada semua orang Israel: Pernahkah terlihat hal yang demikian sejak orang Israel berangkat keluar dari tanah Mesir sampai sekarang? Perhatikanlah, pertimbangkanlah dan berkatalah". Dan setiap orang yang melihatnya berkata: Belum pernah hal yang demikian terjadi dan belum terlihat sejak orang Israel berangkat ke luar dari tanah Mesir.
(0.24) (1Sam 25:5) (jerusalem: Daud berkata) Pengguntingan bulu domba disertai sebuah pesta, 2Sa 13:23 dst. Pada kesempatan itu pemilik kawanan yang kaya semestinya menyatakan diri murah hati. Daud memanfaatkan kesempatan itu untuk menuntut bayaran yang lazimnya dituntut kaum Badui dari desa-desa sekeliling sebagai balas jasa "perlindungan" yang mereka berikan, yaitu dengan tidak merampoki desa-desa itu dan mengenyahkan perampok-perampok lain, 1Sa 25:16. Ini boleh disebut "hak persaudaraan" mereka.
(0.24) (2Taw 5:4) (jerusalem: orang-orang Lewi) 1Ra 8:3 berkata tentang imam-imam. Tetapi si Muwarikh ingat akan Bil 1:50 dst (bdk 1Ta 15:2). Dalam 2Ta 4:5 (menurut naskah Ibrani) dikatakan sesuai dengan istilah kitab Ulangan: imam-imam orang Lewi. Begitu kedua tradisi itu dipersatukan. Bdk 2Ta 23:18 (naskah Ibrani); 2Ta 30:27.
(0.24) (Yes 24:1) (jerusalem) Bab 24-27 tidak lagi berkata tentang kejadian-kejadian yang tidak lama lagi akan terjadi, tetapi mengenai penghakiman terakhir. Penghakiman itu digambarkan secara puetis dengan diselingi mazmur berupa permohonan dan nyanyian syukur. Bagian ini mempunyai beberapa ciri yang menjadi corak khusus sastera apokaliptik, seperti yang terdapat dalam kitab Daniel dan Zak 9-14 serta buku (apokrip) Henokh. Bagian ini adalah bagian yang di zaman belakangan barulah ditambahkan pada kitab Yesaya. Pasti tidak berasal dari zaman sebelum abad V seb. Mas.
(0.24) (Yes 27:6) (jerusalem) Bagian ini sukar dimengerti. Naskah Ibrani rupanya terkacau dan agak rusak. RupanyaYes kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">27:7-8,10-11 berkata tentang hukuman yang menimpa para penindas umat Israel yang disamakan dengan "kota yang berkubu", Yes 27:10, yang tampil dalam Apokalips Yesaya ini. Sebaliknya, Yes 27:6-9 rupanya memuat suatu janji bagi umat Israel yang dosanya disilih. Ayat ini mungkin menyiapkan nubuat berikut, Yes 27:12-13.
(0.24) (Yes 29:15) (jerusalem) Yes 29:15-16 sebaik-baiknya dihubungkan dengan Yes 29:17-24 menjadi satu nubuat. Allah yang tahu segala-galanya menyelami rancangan yang buruk, Yes 29:15-16. Maka Ia akan meluputkan orang lemah dan sengsara dari penindasannya, lalu menegakkan keadilan, Yes 29:17-21. Yes 29:22-24 mungkin suatu tambahan. Nabi Yesaya memang tidak biasa berkata tentang "keturunan Yakub" atau mengingat masa yang lampau, seperti Abraham.
(0.24) (Yes 44:28) (jerusalem: dengan mengatakan....) Bagian ayat ini mungkin sebuah tambahan. Sebab ia mengulang Yes 44:26 dan Deutero-yesaya tidak pernah berkata tentang bait Allah yang dibangun kembali. Tetapi tambahan itu tua sekali, sebab terdapat dalam terjemahan-terjemahan kuno juga. Hanya terjemahan-terjemahan itu ternyata bingung sedikit oleh karena Koresy mengatakan: baiklah ia dibangun. Maka diterjemahkan: Aku mengatakan:...., bdk Yes 44:26.
(0.24) (Yes 48:16) (jerusalem: Mendekatlah kepadaKu) Menurut terjemahan Indonesia ini Tuhan yang terus berbicara. Tetapi agaknya nabilah yang angkat berbicara dan menyampaikan sebuah nubuat batu yang merangkum Yes 48:16-19 dan mengenai keadaan umat Israel andaikata umat dahulu tetap setia. Kalau demikian maka yang tidak berkata dengan sembunyi ialah nabi yang mengajak orang supaya mendekat mendengarkan nubuat baru ini
(0.24) (Hos 4:3) (jerusalem: Sebab itu...) Hosea berkata tentang keadaan sekarang. Ini langsung berlawanan dengan keadaan umat baru yang diidam-idamkan, Hos 2:18-22. Kini tidak ada kejujuran, kasih setia dan pengenalan akan Tuhan, Hos 4:1; bdk Hos 2:18 dst. Tidak ada keselarasan antara manusia dan ciptaan Hos 2:20+, tetapi segala-galanya melayu dan binatang-binatang mati semua.
(0.24) (Mzm 115:1) (sh: Allah yang menghantar (Selasa, 17 Agustus 1999))
Allah yang menghantar

Ayat-ayat pertama Mazmur ini merupakan doa agar Allah yang hidup, yang mulia pada peristiwa Laut Merah dan sungai Yordan kembali dimuliakan dan ditinggikan, karena Allah sudah tidak lagi ditakuti bangsa-bangsa lain, bahkan dicemooh (2). Dilihat dari perspektif zaman sekarang, hal ini mengingatkan kita bahwa Allah yang sudah menghantar Indonesia menuju kemerdekaan, tidak lagi ditinggikan dan dimuliakan dalam kehidupan yang kudus dan adil. Mulut tidak berkata tentang kebenaran. Kejahatan dan ketidakadilan dibiarkan seolah tidak dilihat. Suara teriak orang tertindas hanya menembus dinding karena telinga tak berfungsi.

Allah yang membimbing. Bagaimana Kristen hidup masa kini, tidak boleh lepas dari apa yang Allah lakukan di masa lalu. Itulah fondasi hidup masa kini dan masa depan. Karena itu Kristen harus mempertaruhkan hidup masa kini dan masa depannya hanya pada-Nya. Perwujudannya adalah dalam kesiapan memuji Tuhan sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Tidak berarti bahwa Kristen hanya bernyanyi sepanjang hidupnya, tetapi selalu diwarnai ucapan syukur, karena keyakinan akan diri-Nya. Kita harus yakin bahwa Allah tidak hanya menghantar kepada kemerdekaan, namun akan terus membimbing bangsa ini menuju pada masa depan yang penuh pengharapan.

(0.24) (Yes 40:12) (sh: Allah, dasyat dan hebat. (Sabtu, 19 Desember 1998))
Allah, dasyat dan hebat.

Ketika Yesaya menggambarkan kedahsyatan dan kehebatan Allah di atas segala ilah-ilah, itu bukan karena fanatik yang buta. Yesaya ingin mengingatkan Yehuda yang telah menjadi sesat, dan bahwa patung-patung allah mereka itu sia-sia. Kedahsyatan Allah dan kehebatan-Nya, yang sudah terbukti dalam sejarah, peristiwa demi peristiwa jatuh bangun Israel kini ditawarkan kembali kepada mereka "Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah?" (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">18) Pertanyaan ini merupakan suatu pernyataan, jika kembali kepada Dia, menyerahkan pengharapan pada kedahsyatan kuasa-Nya, tak ada lagi keraguan!

Di dalam kendali Allah. Siapa yang berani berkata bahwa hidup ini senantiasa lancar dan mulus? Realitas kehidupan membuktikan, hidup ini penuh dengan kesulitan, penderitaan dan penyakit. Saat-saat yang menyenangkan dapat secepat kilat hilang menjadi dukacita. Kuasa, jabatan, kemapanan yang sekarang dialami bisa hilang jika Tuhan tidak berkenan. Marilah kita mengoreksi hidup yang kita jalani. Bila sudah menyimpang, segeralah minta ampun dan koreksi diri. Jangan permainkan kesabaran Tuhan.

Doa: Ya Tuhan, kedahsyatan dan kehebatan-Mu yang sungguh mengagumkan; membuat kami sadar, betapa kecilnya diri kami.

(0.24) (Kej 13:1) (sh: Arif, bukan naif (Rabu, 28 April 2004))
Arif, bukan naif

Biasanya kisah Abram dan Lot ini dijadikan cerita moral mengenai bagaimana Abram adalah seorang paman yang baik, sebaliknya Lot seorang keponakan yang serakah. Tetapi coba kita lihat dari sisi rencana Allah bagi dan melalui Abram.

Ketika timbul permasalahan lahan penggembalaan antara gembala-gembala Lot dan Abram, Abram sekali lagi membuat kalkulasi pribadi. Dia seorang yang lembut, tidak mau membuat masalah. Oleh karena itu ia mempersilakan Lot memilih lahan mana yang akan menjadi tempat Lot menetap dan menggembalakan domba-dombanya. Sebenarnya, tanah Kanaan adalah lahan dari Allah untuk Abram dan keturunannya, bukan untuk Lot! Apa yang akan terjadi kalau Lot memilih wilayah Barat, yaitu Kanaan itu sendiri. Tentu sesuai dengan janji Abram, ia harus menyingkir ke Timur dan itu berarti sekali lagi meninggalkan Kanaan. Kali ini akan permanen (dibandingkan ketika turun ke Mesir, hanya untuk sementara, lih. kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">12:10 'tinggal di situ sebagai orang asing'). Sebenarnya tindakan Abram itu terlalu naif. Naif terhadap maksud TUHAN bagi dirinya. Seha-rusnya Abram menetapkan untuk tetap bertahan di tanah Kanaan dan mempersilakan Lot berpindah ke Timur. Syukurlah, hal ini terjadi bukan karena kebetulan, melainkan karena kedaulatan TUHAN-lah Lot memilih berpindah ke Timur!

Kita perlu lebih peka akan pimpinan Tuhan dalam hidup kita. Jangan sampai kenaifan kita justru menimbulkan masalah. Alih-alih mau beramah-ramah dengan orang lain, justru nama Tuhan diinjak-injak. Saya terkesan dengan keberanian yang arif seorang hamba Tuhan ketika seorang menghina Tuhan Yesus. Hamba Tuhan itu berkata kepada orang tersebut,"Agama dan kitab sucimu menaruh hormat kepada Tuhan Yesus saya, paling tidak sebagai nabi Allah. Siapakah kamu, berani menghujat yang dihormati oleh Allahmu?"

Untuk dilakukan: Kasih bukan berarti mandah diinjak-injak. Ketika nama Tuhan dihujat, kita harus berani membela dengan arif!

(0.24) (Ul 7:1) (sh: Kasih tanpa kompromi (Senin, 5 Mei 2003))
Kasih tanpa kompromi

Kata-kata yang terdapat pada bagian ini bernada keras, dan tegas. Nada seperti ini tidaklah mudah untuk kita pahami. Ingatlah bahwa baru saja Tuhan berkata: "Jangan membunuh" (Ul. 5:17), namun kini Israel diperintahkan untuk tidak bergaul, menumpas tujuh bangsa yang mendiami tanah perjanjian serta membumihanguskan agama dan kebudayaan mereka (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1-5). Bagaimana kita memahami hal ini?

Perintah ini tidak dimaksudkan untuk mengajarkan Israel agar membenci bangsa-bangsa dan budaya lain. Tetapi, untuk mengajarkan kepada Israel betapa Tuhan mengasihi mereka dan setia pada perjanjian-Nya. Perjanjian antara TUHAN dan umat-Nya adalah perjanjian yang diikat dalam ikatan cinta (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6-8). Semuanya ini diperintahkan bukan untuk mengajarkan bahwa Israel adalah ras yang unggul dan diperbolehkan berbuat sekehendak hati mereka. Alasan dari semuanya ini adalah karena bangsa-bangsa asing itu membenci Tuhan dan akan menyeret Israel masuk ke dalam ketidaksetiaan kepada Tuhan (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">4,10). Hal ini berarti bahwa segala pengaruh yang mengotori komunitas orang beriman haruslah secara total dihancurkan, sebab mereka adalah umat kudus Allah (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6). Untuk memelihara kemurnian, segala bahan pengotor harus disingkirkan tanpa kompromi.

Sebagai orang beriman, kita tidak diajarkan untuk hidup secara rasialis karena Injil ditujukan untuk semua bangsa (bdk. Mat. 28:19; Gal. 3:28; Ef. 2:11-16). Kita tidak diajarkan untuk membenci mereka yang berbeda iman. Kristen adalah pewaris iman Abraham, dan gereja yang berada dalam konteks majemuk harus selalu bersikap ramah dan lemah lembut terhadap semua orang (lih. Gal. 3:6-9; Tit. 3:1-2). Dengan cara ini kesalahan dan kejahatan kita taklukkan.

Renungkan: Tuhan sedemikian mengasihi gereja dan umat-Nya. Ia menginginkan kemurnian di dalamnya karena itu Tuhan tidak mengizinkan gereja dikotori oleh motivasi yang cemar.

(0.24) (Ayb 19:1) (sh: Iman yang tidak goyah (Selasa, 14 Desember 2004))
Iman yang tidak goyah

Ketika semua orang memusuhi kita, bahkan Tuhan pun tidak mendukung kita, bagaimana kita harus bersikap? Jika salah bersikap, jangan-jangan kita menjadi ateis atau menyerah kepada nasib.

Ayub mengalami tekanan yang dirasakannya sangat berat (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3) (band. keluhan Ayub pada ps. 3). Namun, sekarang bertambah dahsyat karena para sahabatnya tidak menunjukkan perhatian dan tidak menerima dirinya (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">19:2-6, 7). Mereka seakan-akan bertindak menjadi Allah bagi Ayub (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">21-22). Meski demikian, Ayub sekali lagi, menyatakan bahwa penderitaan yang ia alami tidak berkaitan dengan dosanya. Melainkan disebabkan perbuatan Allah dalam kedaulatan-Nya atas dirinya (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6, 8-12). Sebagai akibat keyakinannya, semua orang menjauhkan diri dari Ayub, termasuk teman, keluarga yang paling dekat, bahkan anak-anak (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">13-19). Ayub tidak mempersalahkan mereka yang telah menghindari dirinya. Ayub sendiri merasakan keadaan fisiknya begitu menjijikkan, sehingga wajar kalau manusia normal tidak akan mau berdekatan dengan dirinya (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">20). Satu hal yang luar biasa dari Ayub adalah imannya yang tidak kehilangan fokus, tetapi tetap tertuju kepada Allah. Meskipun, pada ay. kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7 Ayub telah menuduh Allah bertindak tidak adil kepadanya dengan sengaja menyengsarakan dia. Akan tetapi, pada akhir pasal kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">19 ini, Ayub meyakini bahwa Allah yang sama akan tampil membela dia (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">25-29). Seakan-akan Ayub berkata "Oleh karena Engkau yang mengizinkan aku menderita, maka Engkau pasti yang akan memulihkan aku"!

Apakah yang Anda harapkan dari Allah saat menderita? Beragam jawaban pasti timbul. Banyak orang Kristen mengharapkan Allah akan datang dan membukakan jalan secara instan dan menakjubkan, seperti mukjizat. Akan tetapi, jika harapan Anda tidak terwujud, apakah iman Anda akan goyah dan kehilangan gairah menjalani hidup?

Renungkan: Iman Ayub adalah iman kristiani. Ayub percaya penuh bahwa Allahlah perisainya. Penderitaan boleh menggerogoti sekujur tubuhnya, bahkan menekan jiwanya. Rohnya tetap berharap pada-Nya.

(0.24) (Mzm 43:1) (sh: Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku (Senin, 13 Agustus 2001))
Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku

Kegelisahan-kegelisahan akibat berbagai tekanan hidup, perlakuan yang tidak adil, dan kondisi yang tidak aman seringkali menjadi beban yang memperberat langkah hidup kita. Di saat seperti ini kita membutuhkan adanya pembebasan, pembelaan, dan tempat peristirahatan yang dapat memulihkan sukacita kita. Kebutuhan akan hal seperti inilah yang melatarbelakangi lahirnya doa permohonan pemazmur. Namun dimanakah jawaban atas pergumulan ini dapat ditemukan?

Sebagaimana dalam Mazmur 42, demikian juga dalam Mazmur 43 ini, pemazmur diliputi kegelisahan yang sedemikian dalam. Ia diliputi ketidakmengertian, mengapa Allah yang adalah tempat pengungsian yang aman membuang dirinya sehingga ia hidup berkabung di bawah impitan musuh (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2). Kekuatan dan jawaban atas pergumulannya ini terletak di dalam doa yang dipanjatkannya. Ia memohon agar Tuhan memperjuangkan keadilan dan perkaranya serta meluputkannya dari orang-orang curang yang menipunya (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1). Ia berdoa memohon agar Tuhan memerintahkan terang dan kesetiaan-Nya untuk menuntunnya berjumpa Allah yang adalah sukacita dan kegirangannya (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3-4).

Doanya ini mengubah kegelisahannya menjadi pengenalan akan Allah sebagai tempat pengungsian yang membuatnya bersuka dan bergembira. Doa ini telah membawa keletihan jiwanya pada tempat peristirahatan yang nyaman. Doa ini mengubah nada refrein lagunya, semula ia menyanyikan refrein lagunya dengan nada pilu dengan harap-harap cemas (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">42:6, 12), tetapi kini dengan nada optimis ia berkata: "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku, dan Allahku!" (ayat kita+berkata+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Melalui kekuatan yang ditemukan dalam doanya ia menyadari bahwa tidak seharusnya ia merasa tertekan dan gelisah, karena ia memiliki pengharapan di dalam Allah yang menjadi penolongnya.

Renungkan: Apakah kita merasa tertekan, gelisah, terbuang, dan hidup di bawah impitan? Berharap dan berdoalah agar terang serta kesetiaan Tuhan menuntun Anda mendekat kepada Allah, dan nikmatilah persekutuan yang indah dengan-Nya.



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA