Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 284 ayat untuk kepada semua mereka AND book:42 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.57) (Luk 1:17) (full: ROH DAN KUASA ELIA. )

Nas : Luk 1:17

Dalam banyak hal, Yohanes akan mirip dengan nabi Elia yang berani itu

(lihat cat. --> Mal 4:5).

[atau ref. Mal 4:5]

Karena dipenuhi Roh Kudus (ayat Luk 1:15), Yohanes akan menjadi seorang pengkhotbah yang memberitakan kebenaran moral (Luk 3:7-14; Mat 3:1-10). Ia akan mempertunjukkan pelayanan Roh Kudus dengan berkhotbah tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman

(lihat cat. --> Yoh 16:8).

[atau ref. Yoh 16:8]

Ia akan membalikkan hati "orang yang tidak taat kepada hikmat orang benar"

(lihat cat. --> Mat 11:7).

[atau ref. Mat 11:7]

Ia tidak akan berkompromi dengan suara hatinya atau membengkokkan prinsip-prinsip alkitabiah hanya demi jabatan atau keamanan pribadi (Luk 3:19-20; Mat 14:1-11). Ia akan taat kepada Allah dan tinggal setia terhadap seluruh kebenaran. Pendeknya, Yohanes akan menjadi seorang "hamba Allah".

(0.57) (Luk 18:9) (sh: Syarat menjadi orang yang dibenarkan (Senin, 15 Maret 2004))
Syarat menjadi orang yang dibenarkan

Orang bebal adalah orang yang selalu merasa diri paling benar. Amsal memberikan nasihat kepada kita agar menghindarkan diri dari orang seperti itu karena biarpun kesalahannya sudah di depan mata, mereka akan tetap ngotot bahwa mereka benar. Namun, betapa pun mereka menganggap diri paling benar, di hadapan Allah sumber Kebenaran mereka tetaplah orang berdosa.

Hanya ada dua cara untuk menjadi orang yang disebut benar menurut Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pertama, dibenarkan oleh Allah sendiri. Hal inilah yang terjadi pada si pemungut cukai dalam perumpamaan Yesus di 9-14. Pemungut cukai itu datang dengan penuh kerendahan diri dan penyesalan akan keberdosaannya. Ia menyadari diri tidak layak untuk diampuni, oleh karenanya ia hanya memohon belas kasihan. Tetapi, justru kesadaran diri berdosa dan tidak layaklah yang membuatnya dilayakkan menerima anugerah pembenaran.

Hal yang sebaliknya terjadi pada si orang Farisi. Ia datang dengan keyakinan yang tinggi akan hidupnya yang benar. Ia datang tidak untuk meminta belas kasih Tuhan. Ia malah dengan bangga memaparkan hal-hal yang baginya adalah bukti kebenarannya. Yesus berkata, orang Farisi tetap tinggal sebagai orang berdosa, sedangkan si pemungut cukai mendapatkan pembenaran dari Tuhan.

Kedua, untuk mendapatkan pembenaran dari Allah, kita harus menjadi seperti anak kecil (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">17). Anak kecil dicirikan dengan ketulusan dan kepolosan, tanpa pretensi. Sikap inilah yang diperlukan untuk dapat menyambut uluran tangan kasih Allah. Sikap jujur bahwa dirinya membutuhkan jamahan Allah adalah syarat untuk seseorang dijamah Allah.

Renungkan: Dengan mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa, kebenaran Allah akan diberlakukan atas kita.

(0.57) (Luk 20:9) (sh: Memberontak melawan Sang Pemilik (Selasa, 23 Maret 2004))
Memberontak melawan Sang Pemilik

Bagi telinga para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi, perumpamaan Yesus ini mudah ditebak ke mana arah tujuannya. Perumpamaan kebun anggur ini menegaskan bahwa yang empunya hak, kuasa dan sebagai Pemilik adalah Tuhan Allah. Namun, para penggarap itu bertindak seolah-olah merekalah si pemilik kebun anggur itu. Itu sebabnya mereka menganiaya para hamba yaitu para nabi yang diutus Pemilik yang sah (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">11-12). Hingga pada akhirnya Sang Pemilik berinisiatif untuk mengutus Anak-Nya sendiri dengan harapan para penggarap itu menghormati Dia sebagai Pewaris. Tetapi para penggarap tetap merencanakan pembunuhan terhadap Sang Anak, ahli waris yang berhak atas pemilikan itu (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">13-16). Sesungguhnya melalui perumpamaan kebun anggur ini, Yesus sedang menubuat-kan kepada mereka peristiwa penyaliban-Nya sendiri (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">14-15).

Lukas menegaskan sikap penolakan dan ketidakpercayaan para imam, ahli Taurat dan para tua-tua Yahudi, melalui kutipan Yesus dari Mazmur 118:22, yang menunjukkan pemberontakan dan penolakan para penggarap yang jahat ini. Para pemimpin agama menolak Yesus, tetapi kelak Yesus yang menetapkan nasib mereka. Yesus dinubuatkan sebagai "Batu Penjuru" (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">17-18). Hal itu berarti bahwa kelak para penggarap yang bertindak sebagai "pemilik dan penguasa" akan dihakimi dan dihukum. Para pemimpin agama Yahudi merencanakan pembunuhan terhadap Yesus, tapi itu bukan rencana Allah Sang Pemilik. Rencana jahat itu sesungguhnya adalah sikap memberontak melawan Sang Pemilik (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">19).

Tujuan dari perumpamaan ini adalah supaya para pemimpin agama menyadari bahwa mereka hanya dipercayakan untuk mengelola umat Tuhan (kebun anggur), dan bukan pemiliknya.

Renungkan: Setiap pemimpin gereja harus sadar bahwa dirinya hanyalah pengelola umat Tuhan termasuk mengelola aktivitas gerejani umat bukan pemiliknya.

(0.57) (Luk 22:63) (sh: Pengadilan yang tidak adil (Selasa, 6 April 2004))
Pengadilan yang tidak adil

Sebelum diperiksa di rumah imam besar Yesus terlebih dahulu dibawa ke sidang Sanhedrin (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">54,66). Apa yang Yesus alami? Disangkal murid-Nya, diolok-olok orang yang menahan-Nya. Wajah-Nya ditutup dan dipukuli. Yesus sama sekali tidak bereaksi.

Persidangan yang menghadapkan Yesus sebagai terdakwa difokuskan pada persoalan jati Diri-Nya yaitu mengenai siapa Yesus sebenarnya. Yesus diperhadapkan dengan para pemimpin agama Yahudi yang berjumlah 71 orang yang terhimpun dalam suatu lembaga bernama Sanhedrin dan yang dipimpin oleh seorang imam besar. Lukas dengan jelas melukiskan dan memaparkan kepada kita bahwa para pemimpin agama Yahudilah yang seharusnya bertanggung jawab atas kematian Yesus, bukan warga Yahudi. Tidak ada sama sekali sentimen antiYahudi dalam tulisan Lukas.

Sebenarnya mengklaim diri sebagai Mesias bukanlah suatu kejahatan yang dapat diadili. Bagi orang Yahudi Mesias adalah pembebas yang diutus Allah untuk melepaskan mereka dari penjajahan Romawi. Terhadap pertanyaan Mahkamah Sanhedrin, Yesus memberi jawaban yang mengejutkan mereka. Yesus adalah Mesias tetapi bukan seperti yang mereka pahami. Dia adalah Mesias dalam arti perwujudan kehadiran Allah di bumi (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">69). Yesus tidak hanya memiliki kuasa Allah, tetapi juga berada di hadirat Allah. Mereka segera bereaksi. Mahkamah Sanhedrin merasa tidak perlu lagi menghadirkan saksi-saksi. Pernyataan Yesus sendiri sudah cukup untuk menghukum-Nya. Yesus dihukum karena Ia menyatakan siapa Dia sebenarnya. Ini ironis. Yesus disalibkan karena Ia adalah Mesias Anak Allah. Tidak ada kesalahan apapun yang terdapat pada-Nya. Tidak ada tuduhan pidana dan perdata yang dapat menghukum-Nya. Yesus dihukum semata-mata karena siapa Dia sebenarnya.

Renungkan: Seperti Yesus yang adalah Anak Allah menderita, kita pun menderita oleh dunia ini.

(0.57) (Luk 8:1) (sh: Kasih yang dialami dan dinyatakan (Sabtu, 15 Januari 2000))
Kasih yang dialami dan dinyatakan

Dalam tradisi Perjanjian Lama, -- bagi orang-orang Yahudi -- status dan kedudukan wanita berada di bawah kedudukan pria. Wanita adalah golongan masyarakat kelas dua, sebab tempat dan peran utama dipegang oleh pria. Tapi dalam perkembangan selanjutnya tradisi ini tidak lagi mutlak. Alkitab memaparkan tentang peran penting kaum wanita dalam keluarga, masyarakat, dan sejarah keselamatan. Meskipun demikian masih ada yang tetap berpegang pada tradisi ini hingga zaman Perjanjian Baru. Kaum Wanita tidak memiliki peluang untuk berkarya. Dalam perikop hari ini kita bertemu dengan beberapa wanita yang dilibatkan Yesus dalam pekerjaan-Nya. Yesus tidak pernah membedakan pria dan wanita, keduanya menjadi fokus pelayanan dalam misi keselamatan-Nya.

Dilibatkannya para wanita dalam misi pelayanan Yesus di beberapa desa dan kota kita belajar dua hal. Pertama, Yesus menepis anggapan yang mengatakan bahwa tidak ada kesempatan bagi kaum wanita untuk berkarya. Kedua, Yesus ingin menunjukkan bahwa wanita-wanita itu yang telah mengalami sentuhan kasih Yesus dan diselamatkan, akan mewujudkan kasih yang nyata dalam kehidupannnya yang baru. Sentuhan kasih dan keselamatan inilah yang telah mengubah mereka. Ungkapan syukur atas kasih dan keselamatan dari Allah itu mereka aplikasikan dalam wujud saling melayani. Setiap orang yang telah mengalami sentuhan kasih Allah dan diselamatkan pasti mengalami perubahan. Perubahan itu akan mendorong setiap orang yang telah merasakan dan mengalami kasih tak terselami dalam Kristus, untuk menyatakan kepada siapa pun yang ditemuinya betapa dalamnya kasih Kristus. Kerinduannya yang amat dalam membuat orang lain pun mengalami kasih Kristus.

Renungkan: Keselamatan yang Yesus anugerahkan kepada para wanita itu telah menghasilkan suatu perubahan dan menumbuhkan keyakinan iman yang luar biasa. Keyakinan akan keselamatan itu jugalah yang membawa diri mereka terlibat dalam pelayan Yesus. Kasih dan anugerah keselamatan dari Yesus, seharusnyalah membuat Kristen menyatakan perubahan dari hari ke hari dan makin mengleuarkan buah roh dalam setiap perkataan, pikiran, dan perbuatannya, serta mewujudkan anugerah keselamatan itu dengan terlibat serta dalam mendukung pelayanan Gereja dan masyarakat.

(0.57) (Luk 23:56) (sh: Makna fakta kebangkitan.(Minggu, 23 April 2000))
Makna fakta kebangkitan.

Peristiwa kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah peristiwa yang sampai sekarang masih    menjadi misteri. Tak satu pun Injil mengisahkan bagaimana proses    terjadinya hingga Yesus bangkit dari kematian. Karena peristiwa    ini terlalu Agung dan Mulia untuk dilihat oleh manusia. Namun    demikian Injil menyatakan bukti-bukti yang menyatakan bahwa    Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati.

Fakta batu terguling dan hilangnya mayat Yesus ini menegaskan    bahwa kebangkitan Yesus bukanlah kebangkitan roh yang tidak    bertubuh. Sebaliknya Yesus bangkit dengan tubuh-daging-Nya.    Mereka segera menceritakan semuanya kepada murid-murid yang    lain. Namun mereka tidak mempercayainya karena peristiwa itu    sangat menakjubkan, di luar jangkauan akal manusia.

Jika para perempuan mengatakan melihat roh Yesus, mungkin    mereka akan lebih mudah percaya. Walaupun demikian, Petrus    segera berlari ke kubur untuk membuktikan kebenaran berita itu.    Ketika melihat ke dalam kubur itu, ia hanya melihat kain kafan    yang dipakai  untuk membungkus mayat Yesus. Hal ini mempertegas    bahwa Yesus bangkit dengan tubuh-daging-Nya. Kebangkitan-Nya    membawa kita kepada suatu pemahaman bahwa ada suatu realita baru    di dalam kehidupan manusia, yakni setelah kematian-Nya akan ada    kehidupan baru yang tidak terpisah namun masih mempunyai unsur-    unsur yang lama yaitu tubuh dan daging. Dan Kristuslah yang    pertama kali mengalami ini (Kol. 1:18).

Renungkan: Kebangkitan-Nya merupakan deklara-si Allah bahwa    Yesuslah Anak Allah yang berkuasa (Rm. 1:4) dan suci.    Kebangkitan-Nya sangat menentukan  kehidupan manusia karena    seluruh proses penebusan-Nya selalu dikaitkan dengan    kebangkitan-Nya mulai  dari pembenaran (Rm. 4:25), kelahiran    kembali (1Ptr. 1:3), penyucian (Rm. 6:4-6) hingga pemuliaan    (Flp. 3:20-21).

   Bacaan  untuk Paskah 1:    Kisah  Para Rasul 10:34-43    Kolose 3:1-11    Yohanes 20:1-9    Mazmur 118:1-2; 14-24

   Lagu: Kidung Jemaat 152

(0.57) (Luk 10:21) (full: ORANG BIJAK ... ORANG KECIL. )

Nas : Luk 10:21

Yesus bersukacita sebab Bapa-Nya di sorga telah mengaruniakan pengertian mengenai kebenaran rohani bukan kepada orang yang menganggap dirinya bijak dan sangat cerdas, tetapi kepada mereka yang dengan sikap rendah hati seorang anak menerima kebenaran yang disingkapkan dalam Firman-Nya. Orang yang menganggap dirinya cukup bijak untuk mempertanyakan ajaran Alkitab dengan pengetahuan "superior"-nya, dan menggunakannya sebagai landasan untuk menerima atau menolak Firman Allah, disisihkan dari persekutuan dan pengenalan akan Anak-Nya (ayat Luk 10:22).

(0.57) (Luk 19:45) (sh: Otoritas Mesias (Minggu, 21 Maret 2004))
Otoritas Mesias

Pernyataan Kemesiasan Yesus berlanjut sampai ke Bait Allah. Di sini kita melihat bagaimana otoritas Yesus didemonstrasikan dengan mengembalikan tatanan penggunaan bait Allah, yaitu untuk beribadah kepada Allah (doa) dan untuk mengajarkan firman Allah.

Pada masa itu, Bait Allah bukan hanya menjadi pusat ibadah orang Yahudi, tetapi juga pertemuan-pertemuan sosial lainnya, termasuk berdagang bahan-bahan keperluan sehari-hari juga bahan-bahan keperluan ibadah. Persoalannya bukan sekadar masalah jual beli saja, melainkan segala bentuk pemerasan dan tipu daya yang semata-mata untuk menguntungkan para pedagang yang berkolusi dengan para imam. Itulah yang menjadikan Yesus berkepentingan untuk membersihkan Bait Allah dan mengembalikan fungsi semulanya yaitu untuk berdoa (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">45-46).

Kebenaran Allah dieksposisi bagi umat supaya jelas kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Itulah yang Yesus lakukan. Otoritas firman-Nya begitu jelas, menarik hati dan perhatian rakyat yang hadir.

Tindakan provokatif Yesus jelas untuk menunjukkan kepada kita siapakah sebenarnya pemegang otoritas sejati atas ibadah Israel, Yesus atau para imam dan ahli Taurat. Yesus mengklaim bahwa Dialah yang paling berhak atas otoritas sejati atas ibadah umat. Tindakan ini menyulut tindakan lebih agresif dari pihak lawan. Kematian Yesus sudah ditandai oleh mereka.

Camkanlah: Ada waktunya pengakuan iman yang konfrontatif perlu untuk menegaskan kita di pihak siapa. Siapkah Anda bila saatnya tiba?

(0.57) (Luk 11:5) (sh: Bapa yang baik (Kamis, 19 Februari 2004))
Bapa yang baik

Perasaan dan anggapan berikut ini sangat boleh jadi membuat kita tidak mempraktikkan doa. Allah terlalu besar, mulia, jauh dari kita yang kecil dengan segala masalah kehidupan yang sepele. Allah tidak merasakan pergumulan manusia sebab sebagai Allah Ia tidak mungkin mengenal apalagi merasakan segala masalah kita. Allah sempurna adanya, tidak mungkin Ia mengurangi kesempurnaan-Nya dengan ikut campur memperhatikan segala urusan kita yang bersumber dari segala kekurangan dan dosa kita. Allah sudah menciptakan kita dengan potensi untuk bertumbuh sendiri tanpa harus lagi melibatkan Dia.

Yesus menolak anggapan dan kesan salah tadi. Sebaliknya dari menolak untuk terlibat, justru kebesaran Allah berarti kebesaran hati-Nya untuk memperhatikan manusia serendah apapun dengan problem dan kebutuhan sepele bagaimanapun. Di dalam hubungan persahabatan kita, meminta tolong dan memberi tolong adalah hal yang lumrah (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5-8). Itu tidak dirasakan sebagai hal mengganggu Sebabnya hanya satu: karena mereka memiliki hubungan persahabatan. Lebih lagi jika hal tersebut terjadi di dalam hubungan bapak-anak (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9-11).

Tidak ada bapak yang tidak sayang kepada anak-anaknya sendiri dan tidak memberi perhatian khusus. Karena itu, tidak ada anak mana pun yang menjauhi bapanya bila anak itu memerlukannya. Ini hanya gambaran tak sempurna bagi yang jauh lebih indah akan kita alami di dalam hubungan akrab kita dengan Allah dalam doa.

“Oleh karena itu,” ujar Yesus, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; … Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9,13).

Renungkan: Semakin kita menyadari bahwa kita adalah anak-anak dari Bapa yang baik di surga, semakin kita akan mendoakan hal-hal utama yang Allah rencanakan untuk hidup kita.

(0.57) (Luk 18:31) (sh: ang buta melihat, yang celik tidak melihat. (Jumat, 7 April 2000))
ang buta melihat, yang celik tidak melihat.

Inilah gambaran perbedaan antara para murid-murid Yesus dan pengemis    buta. Para murid meskipun celik matanya, mereka tidak dapat    melihat dengan pemahaman yang benar siapakah Yesus. Lukas sangat    menekankan fakta ini dengan mengekspresikannya melalui 3    ungkapan sekaligus yang bermakna sama yaitu mereka tidak    mengerti sama sekali, artinya tersembunyi, dan mereka tidak tahu    maksudnya (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">34).

Para murid lebih banyak menekankan nubuatan tentang kemuliaan    Kristus, sehingga masalah penderitaan-Nya terabaikan. Karena    itulah mereka mempunyai pemahaman yang salah sebab mereka    membaca Alkitab setengah-setengah. Keadaan dari pengemis buta    ini berbeda dengan para murid. Meskipun tidak ada informasi    kapan ia menerima wahyu Allah tentang Yesus Kristus, namun jauh    sebelum dia menerima penglihatan-Nya, pemahamannya mengenai    Yesus sudah jauh melebihi orang-orang lain. Orang lain hanya    melihat-Nya sebagai seseorang dari Nazaret (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">37). Namun    pemahamannya tentang Yesus mampu menembus identitas Yesus yang    hanya berhubungan dengan geografis menuju kepada pemahaman    identitas-Nya yang berhubungan dengan sesuatu hal yang di luar    area manusia, yaitu karya keselamatan Allah yang sudah berabad-    abad dijanjikan dan yang akan dinyatakan melalui keturunan Daud.

Mengapa ia mempunyai pemahaman yang demikian padahal matanya    buta? Ia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">36) dan ini    merupakan suatu kerinduan yang baik. Karena ia buta maka ia    mempergunakan mata orang lain sehingga ia dapat mengetahui bahwa    Yesus lewat. Inilah sikap dan tindakan yang belum dipunyai oleh    para murid-murid yang celik. Dan mungkin juga merupakan sikap    kita selama ini. Artinya tidak ada rasa kerinduan kita untuk    terus mengenal Dia semakin dalam dengan banyak membaca firman-    Nya dan buku-buku rohani bermutu. Atau mungkin kita pun rindu    namun karena mata kita buta terhadap Alkitab maka kita menemui    kesulitan untuk memahaminya sehingga kita putus asa dan berhenti    belajar.

Renungkan: Kita harus meneladani sang pengemis buta yaitu    menggunakan mata orang lain dalam arti kita belajar dari para    hamba Tuhan yang kita kenal, kita ikuti pembinaan iman yang    diadakan oleh gereja kita ataupun lembaga pelayanan yang lain.

(0.57) (Luk 6:1) (sh: Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya? (Jumat, 7 Januari 2000))
Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya?

Dalam Perjanjian Lama, pengertian Sabat adalah: (1) suatu bentuk perayaan atas keyakinan Israel bahwa Allah telah menciptaan alam raya ini dan berhenti di hari ke tujuh. Saat ini Israel bukan saja berhenti bekerja, mengikuti teladan Allah, tetapi mengkhususkan diri untuk menghormati Allah. (2) Tujuan umat merayakan Sabat ialah mengingat karya besar Allah yang telah melepaskan mereka dari perbudakan Mesir (Ul. 5:12-15). Sabat adalah saat mensyukuri kebaikan dan kedahsyatan Allah, dan belajar menghayati secara nyata keumatan mereka.

Orang-orang Farisi tahu benar peraturan Sabat, maka mereka menilai bahwa Yesus tidak menghargai peraturan Sabat ketika melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Mereka menempatkan peraturan untuk mencari kesalahan Yesus dan para murid-Nya. Padahal tindakan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat pasti dengan penghayatan Sabat yang benar. Manakah yang lebih penting: peraturannya atau kebenaran menolong sesama? Apakah dapat dibenarkan bila seseorang menaati peraturan sampai mengorbankan nyawa sesamanya?

Yesus memiliki otoritas di atas segala peraturan. Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas Sabat, mengandung makna bahwa Ia lebih berotoritas daripada peraturan Sabat, karena Dialah Allah yang menjadi pusat Sabat. Ia tahu lebih dalam pengertian Sabat daripada manusia, bagaimana mungkin Ia sendiri melanggar? Segala sesuatu yang dilakukan-Nya tidak mungkin bertentangan atau melanggar hukum-hukum yang ditetapkan-Nya bagi manusia. Ia tidak bermaksud mengubah hukum Sabat, tetapi Ia adalah pembaharu hukum. Melalui kasus nyata, Ia ingin mengajarkan pengertian dan makna Sabat yang benar, namun sayangnya orang Farisi dan ahli taurat tidak terbuka kepada kebenaran-Nya.

Renungkan: Seringkali peraturan gerejawi yang ditetapkan dapat menggeser makna yang sesungguhnya. Ketaatan kepada peraturan lebih mutlak daripada perwujudan makna kebenaran yang lebih penting dari peraturan. Misalnya ada seorang jemaat yang sedang kritis dan membutuhkan dana untuk berobat, manakah yang terlebih dahulu dilakukan: rapat birokrasi sesuai dengan prosedur/ peraturan atau pencarian/pemberian dana, agar nyawanya tertolong? Marilah kita bertindak bijak dan benar.

(0.57) (Luk 16:19) (sh: Kesalahan yang fatal seorang manusia. (Minggu, 2 April 2000))
Kesalahan yang fatal seorang manusia.

Bahaya cinta uang tergambar dalam cerita Yesus tentang seorang kaya yang    berpakaian mewah dan tiap hari mengadakan pesta pora dalam    kemewahan. Seringkali kita berpendapat bahwa karena ia tidak    mendermakan uangnya dan tidak mempunyai belas kasihan kepada    orang miskin, maka ia tidak dapat diselamatkan. Jawaban ini akan    membawa kita pada pemahaman yang salah, yakni bahwa keselamatan    manusia dapat diperoleh dengan upayanya sendiri, padahal    keselamatan adalah karena iman.

Orang kaya tersebut tidak pernah sungguh-sungguh percaya    seperti pengakuannya. Dia bukan seorang ateis, juga bukan    seorang Saduki yang tidak percaya pada kehidupan sesudah    kematian. Kesalahan utamanya ialah bahwa ia tidak pernah serius    terhadap berita firman Tuhan.  Bukankah Hukum Taurat mengajarkan    kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, tetapi    mengapa ia tidak pernah menunjukkan belaskasihannya kepada    Lazarus. Ia pun berkata kepada Abraham bahwa saudara-saudaranya    tidak mungkin menanggapi secara serius firman Tuhan jika tidak    ada orang yang datang dari dunia orang mati.    Abraham atau    di sini berarti Allah, menolak permintaan orang kaya bukan    karena Ia melihat bahwa kedatangan orang mati tidak akan    membantu. Mereka tidak perlu diyakinkan bahwa kehidupan setelah    kematian itu ada atau penghakiman setelah kematian atau neraka    itu ada. Namun mereka perlu diyakinkan bahwa pengabaian dan    pemberontakan terhadap firman-Nya adalah suatu hal yang serius.    Dan ini berhubungan dengan masalah moralitas manusia dan    karakter moralitas Allah.

Renungkan: Jika kita meremehkan peringatan Alkitab tentang    dosa kita di hadapan-Nya, maka betapapun banyaknya penglihatan    tentang dunia orang mati yang kita terima, tidak pernah akan    meyakinkan kita secara pribadi bahwa kita berada dalam bahaya,    jika kita tidak bertobat.

   Bacaan untuk Minggu Sengsara 5:    Yehezkiel 37:11-14    Roma 8:6-11    Yohanes 11:1-4,17, 34-44    Mazmur 116:1-9

   Lagu: Kidung Jemaat 358

(0.57) (Luk 7:38) (full: SAMBIL MENANGIS. )

Nas : Luk 7:38

Karena kasihnya kepada Yesus, perempuan ini membasahi kaki Yesus dengan air matanya. Menangis dapat merupakan ungkapan kesedihan dan dukacita atau ungkapan kasih yang berterima kasih kepada Yesus.

  1. 1) Dengan menangis dalam doa dan iman, orang percaya mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya kepada Allah; air mata semacam itu dihargai sebagai suatu persembahan dan pelayanan kepada-Nya (ayat Luk 7:37-50; Mazm 126:5-6; Yer 9:1; 14:17; 31:15-16; Kis 20:19,31; 2Kor 2:4;

    lihat cat. --> Neh 8:9).

    [atau ref. Neh 8:9]

    Dengan cara demikian orang percaya juga ikut serta dalam penderitaan Kristus (2Kor 1:5; Fili 3:10; 1Pet 4:13).
  2. 2) Kristus sendiri menangis sementara Dia berdoa dan doa-Nya didengarkan (Ibr 5:7); begitu pula, rasul Paulus melayani Tuhan dengan banyak air mata (Kis 20:19; 2Kor 2:4). Bahkan dewasa ini, mereka yang menangis di dalam Kristus dianggap orang yang berbahagia (Luk 6:21). Dalam kerajaan Kristus yang akan datang, Allah akan menghapus segala air mata dari mata umat-Nya (Wahy 7:17; 21:4; mengenai doa dan air mata, bacalah 2Raj 20:5; Mazm 39:13;

    lihat cat. --> Mazm 56:9).

    [atau ref. Mazm 56:9]

(0.57) (Luk 9:8) (sh: Awas! 'Egois Rohani'. (Senin, 6 Maret 2000))
Awas! 'Egois Rohani'. /h5>

Sifat egois nampaknya sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Yang lebih menyedihkan, sifat ini    ternyata juga dapat melanda kehidupan kerohanian. Yang penting    aku sudah menerima keselamatan pribadi, yang penting aku sudah    mengembangkan persekutuan pribadi dengan Dia, yang penting    pengetahuanku akan kebenaran-Nya semakin bertumbuh; tidak peduli    dengan Kristen lainnya apalagi dengan non-Kristen.

Keegoisan rohani juga nampak dalam respons Petrus ketika ia    menyaksikan Yesus dimuliakan di atas gunung. Secara spontan ia    menyatakan bahwa ia ingin mendirikan tiga kemah untuk Yesus,    Musa, dan Elia, supaya mereka tidak pergi sehingga Petrus dapat    terus mempunyai pengalaman rohani yang luar biasa secara    pribadi.

Petrus mendapatkan suatu pencerahan untuk memahami misteri    puncak kehidupan manusia, khususnya tentang masa depan manusia    setelah kematian dan peran Yesus di dalam seluruh misteri    tersebut. Hadirnya Musa dan Elia memberikan keyakinan kepada    Petrus bahwa ada "dunia lain" atau "kerajaan kekal". Dunia lain    ini bukanlah sekadar masa depan, namun hadir bersamaan dengan    dunia kita sekarang. Kristus mempunyai 'akses' untuk masuk ke    dalam dunia yang lain. Dan dalam dunia lain ini, waktu dan    perubahan zaman tidak memberikan pengaruh. Ini terbukti dari    hadirnya Musa dan Elia pada saat bersamaan, padahal mereka hidup    dalam abad yang jauh berbeda.

Petrus semakin diperteguh imannya tentang misi Yesus yaitu    mempersembahkan korban penghapus dosa melalui diri-Nya sendiri.    Musa dan Elia mempunyai peran yang sama yaitu melepaskan umat    Allah dari jajahan bangsa lain maupun allah lain, melalui    persembahan korban. Petrus terlalu asyik dengan pengalaman    rohani yang luar biasa ini, sehingga ia lupa akan tugas dan    tanggung jawabnya sebagai murid Tuhan Yesus. Maka setelah    peristiwa itu, Allah memberikan perintah agar mereka mendengar    Yesus. Pengalaman ini berfungsi mempertegas siapa Yesus dan apa    tugas seorang murid Tuhan Yesus.

Renungkan: Kita pun harus mendengarkan dan melakukan apa yang    pernah Yesus ajarkan secara nyata bagi masyarakat. Korban    persembahan yang Yesus lakukan bukan untuk konsumsi pribadi    Kristen, namun seluruh umat manusia.

(0.57) (Luk 12:1) (sh: Yesus telah mengajarku demikian! (Selasa, 24 Februari 2004))
Yesus telah mengajarku demikian!

Sayangnya, Kristen masakini lebih menyukai pengakuan seperti “Yesus mewahyukan kepadaku” atau “Dia memberikan kepadaku firman ini [!]” dll. ketimbang kalimat di atas. Kata “ajar” rasanya terlalu rendah diri. Kita rupanya lebih suka menjadi rasul ketimbang menjadi murid!

Tujuan Lukas mencatat perkataan-perkataan Yesus bukanlah sekadar untuk mencatat “dulu Yesus mengatakan kepada para murid waktu itu,” titik. Lukas mencatat nas ini demi para murid, yaitu para pendengar langsung waktu itu (sekitar 70 orang, bdk. Luk. 10:17), juga kepada para murid di gereja mula-mula yang sezaman dengan Lukas, dan juga kepada para murid yang kemudian seperti kita di Indonesia ini sekarang. Kisah Para Rasul yang menjadi lanjutan Injil Lukas adalah ilustrasi hidup tentang apa yang Yesus sampaikan di dalam nas ini dan penerapannya oleh gereja mula-mula.

Apa yang Yesus ajarkan kepada kita dalam nas ini? Yesus mengajarkan agar para murid berani mengakui identitas dan ketaatan mutlak mereka kepada Yesus Kristus sebagai murid-murid-Nya di hadapan manusia, apapun konsekuensinya (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8-9, 11-12). Tidak melakukannya berarti menjadi seperti sebagian orang Farisi; menjadi munafik (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">2) karena tidak mengakui jatidiri sebenarnya, apalagi bila tekanan sosial yang dahsyat cenderung menyeret Kristen kepada kompromi.

Karena itu, biarlah kata dan perbuatan kita sehari-hari menjadi pengakuan bahwa kita adalah murid Kristus, karena kita tahu bahwa yang layak ditakuti hanyalah Allah yang Mahakuasa (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5-9), dan bahwa Roh Kudus terus menyertai kita (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">11-12).

Renungkan: Bukan dalam berapa stiker Kristiani yang tertempel di kaca belakang mobil atau pintu kamar Anda, tetapi melalui pilihan-pilihan etis sehari-hari dalam ketaatan yang menabrak nilai duniawi, Anda mengaku murid yang menyembah Yesus sebagai Tuhan.

(0.56) (Luk 4:2) (full: DICOBAI IBLIS. )

Nas : Luk 4:2

Satu unsur yang penting dari pencobaan yang dialami Yesus berkisar pada Mesias macam apakah Dia itu dan bagaimana Ia akan memakai urapan yang diterima-Nya dari Allah.

  1. 1) Yesus dicobai untuk memakai urapan dan kedudukan-Nya untuk kepentingan diri sendiri (ayat Luk 4:3-4), untuk memperoleh kemuliaan dan kuasa atas bangsa-bangsa daripada menerima salib dan jalan kesengsaraan (ayat Luk 4:5-8), dan untuk menyesuaikan diri-Nya dengan harapan umat Israel yang populer untuk menjadi seorang Mesias yang "sensasional" (ayat Luk 4:9-11).
  2. 2) Iblis masih terus mencobai para pemimpin Kristen untuk memakai urapan, kedudukan, dan kemampuan mereka bagi kepentingan diri sendiri, untuk menegakkan kemuliaan dan kerajaannya sendiri, dan untuk lebih menyenangkan manusia daripada menyenangkan Allah. Mereka yang berkompromi dengan Iblis demi kepentingan dirinya sendiri, dalam kenyataannya telah takluk dan bertuan kepada Iblis.
(0.56) (Luk 2:25) (full: BENAR DAN SALEH. )

Nas : Luk 2:25

"Benar" atau "tulus" (bd. Luk 1:6) adalah terjemahan dari kata Yunani _dikaios_ (Ibr. _yasher_), artinya "lurus". Dalam PL kata ini tidak hanya berarti kepatuhan kepada perintah-perintah, tetapi menunjukkan bahwa seseorang benar di hadapan Allah, baik dalam hati maupun dalam tindakan

(lihat cat. --> Mazm 32:2).

[atau ref. Mazm 32:2]

  1. 1) Kebenaran yang dicari Allah dalam PL adalah kebenaran yang datang dari hati, berdasarkan iman yang benar kepada Allah serta kasih dan takut akan Allah (Ul 4:10,29; 5:29). Keadaan hati seperti ini terlihat dalam diri orang-tua Yohanes Pembaptis yang hidup menurut "segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat" (Luk 1:6; lih. Kej 7:1; 1Raj 9:4, di mana kata itu juga meliputi "ketulusan hati"). Simeon menunjukkan sifat khas yang sama di dalam hidupnya.
  2. 2) Orang benar di PL bukan orang yang sempurna. Ketika dosa memasuki kehidupan mereka, mereka memperoleh pengampunan dengan jalan mempersembahkan suatu korban binatang kepada Allah dalam suatu sikap pertobatan yang tulus dan dengan iman (Im 4:27-35;

    lihat art. HARI PENDAMAIAN).

(0.56) (Luk 2:21) (sh: Makin mengenal-Nya dalam ketaatan (Jumat, 27 Desember 2002))
Makin mengenal-Nya dalam ketaatan

Ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">33 seharusnya membuat para pembaca terkejut. Setelah segala peristiwa dan pemberitaan sebelumnya, masih ada lagi hal tentang Yesus yang mampu membuat Yusuf dan Maria "amat heran"! Ini menandakan bahwa keduanya masih terus dalam proses mengenali siapa Yesus Kristus dan misi-Nya, salah satunya seperti yang disampaikan Simeon. Yesus adalah Sang Mesias (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">26), yang menjadi kelepasan bagi Israel (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">25,38), dan memenuhi nubuat PL (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">32, bdk. Yes. 42:6, 49:6; 34, bdk. Yes. 8:14). Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa pengenalan yang lebih mendalam tersebut berlangsung dalam konteks ketaatan dan kesalehan.Ketaatan itu tampak dari tokoh Simeon dan Hana. Simeon adalah seorang yang benar dan saleh (ayat 25), dan taat kepada Roh Kudus (ayat 25b-27). Demikian juga Hana, yang rutin melayani di Bait Allah dan beribadah dengan berpuasa dan berdoa (ayat 37). Kedua orang ini dipakai Allah untuk menegaskan dan meneguhkan jati diri Yesus, tidak hanya di hadapan Yusuf dan Maria, tetapi, seperti yang dilakukan oleh Hana, juga di hadapan banyak orang yang masih setia berharap kepada Allah (ayat 38). Ketaatan itu juga tampak dari apa yang dilakukan Yusuf dan Maria. Mereka menamai Yesus sesuai dengan perintah malaikat (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">21). Maria taat untuk mentahirkan dirinya (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">22). Mereka membawa Yesus ke Yerusalem dan menyerahkan-Nya kepada Tuhan (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" vsf="TB" ver="">22-23) untuk mempersembahkan kurban (ayat 24), serta menyelesaikan semuanya sesuai dengan hukum Taurat (ayat 39).

Peristiwa yang dicatat Lukas dalam bentuk khiastik (gaya penulisan dimana bagian-bagian subnas yang bertema mirip disusun berurut menjadi seperti ini: a-b-c-d-c’-b’-a’) ini memberikan teladan kepada kita, tentang betapa indahnya karya Allah yang dinyatakan melalui orang-orang yang taat beribadah kepada-Nya dan saleh kehidupannya.

Renungkan:
Kesalehan dan kekudusan hidup dikerjakan Kristen jelas bukan supaya bisa masuk surga, tetapi karena itu adalah respons syukur yang tepat atas keselamatan dari-Nya, sehingga Ia dapat memakai Kristen sesuai dengan kehendak-Nya.

(0.56) (Luk 23:13) (sh: Asal bukan Yesus. (Kamis, 20 April 2000))
Asal bukan Yesus.

Seringkali kita berpendapat bahwa puncak pemberontakan manusia terhadap Allah terjadi pada waktu Yesus    tergantung di kayu salib. Sesungguhnya puncak itu terjadi pada    waktu pengadilan tahap akhir terhadap Yesus di hadapan Pilatus,    karena disalib-kannya Yesus "hanyalah" merupakan pelaksanaan    dari apa yang sudah diputuskan di dalam pengadilan.

Situasi di dalam pengadilan tahap akhir itu sungguh mengerikan    dan bisa dikatakan 'gila-gilaan'. Tergambar dengan jelas bahwa    manusia telah kehilangan akal sehatnya dan kehilangan nilai-    nilai luhur yang seharusnya ada dalam hati nuraninya. Betapa    tidak, dalam pengadilan itu terungkap dengan jelas bahwa manusia    secara terang-terangan sengaja menolak dan melenyapkan Kebenaran    dengan segala risikonya, untuk berpihak dan mempertahankan    dusta. Tiga kali Pilatus mengajukan usul untuk membebaskan Yesus    dengan kompensasi-kompensasi tertentu, seperti Yesus dihajar    terlebih dahulu baru dibebaskan, karena Ia terbukti tidak    bersalah. Namun demikian, hal itu tidak dapat memuaskan nafsu    dan meredam niat mereka untuk melenyapkan Yesus. Yang lebih    tragis lagi, mereka lebih memilih hidup bersama dengan seorang    penjahat besar seperti Barabas, daripada harus hidup bersama    Yesus yang selama hidup-Nya telah banyak menolong masyarakat,    membawa perbaikan sosial bagi masyarakat, dan mengajarkan    prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan firman-Nya.

Segala perbuatan baik yang dilakukan Yesus dianggap sampah dan    lebih buruk dari seorang pemberontak dan pembunuh besar. Sikap    ini tidak masuk akal karena mereka  berprinsip: asal bukan Yesus    atau asal bukan Kebenaran. Seberapa besar  usaha mereka untuk    melenyapkan Kebenaran, itu hanya akan lebih menyatakan Kebenaran    itu sendiri. Hal ini terungkap dari ucapan Yesus kepada para    perempuan Yerusalem (ayat kepada+semua+mereka+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">31).

Renungkan: Jika rakyat yang hidup dalam suatu masyarakat    beradab di bawah pemerintahan yang stabil dapat membangkang    pemerintah dan menuntut pembunuhan orang yang tidak bersalah,    jika para imam yang mengetahui dan memahami hukum-hukum Ilahi    dapat menggunakan dusta untuk menekan para penguasa melakukan    pembunuhan, apa yang akan terjadi di dalam masyarakat yang sudah    tidak menghormati keadilan, hukum, moralitas, agama, dan Allah?

(0.56) (Luk 2:22) (ende: Pentahiran)

Menurut hukum taurat, ibu-ibu jang baru bersalin dianggap "nadjis". Itu mengenai tubuh sadja dan bukan berarti noda dosa. Empatpuluh hari sesudah bersalin mereka harus menghadap imam (datang kekenisah) untuk dibersihkan dari noda "nadjis" itu. Pentahiran, jaitu pembersihan menurut hukum, dilakukan dengan suatu upatjara tertentu, dan pada kesempatan itu harus dipersembahkan seekor domba muda, atau oleh orang-orang miskin, dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak merpati. Dengan itu tentu sadja Lukas hendak menekankan, bahwa Allah biasa memilih dan "meninggikan" orang rendah.

Anak laki-laki jang sulung harus dipersembahkan kepada Allah, lalu ditebus lagi dengan membajar 5 sikel, jaitu kira-kira tiga perempat kilo perak, untuk kenisah. Apakah inipun dibajar untuk Jesus, tidak disebut.



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA