Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?

Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu ^f  dengan hati yang senang ¹ , ^g  karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.

Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya.

ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya;

(5-12) Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: ^x  kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.

Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama ¹ : baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah. ^x 

Hal ini juga kupandang sebagai hikmat ^u  di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku;

Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. ^g 

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia ¹ . ^c 

Yang bongkok tak dapat diluruskan, ^q  dan yang tidak ada tak dapat dihitung.

Yang sekarang ada dulu sudah ada, ^t  dan yang akan ada sudah lama ada; ^u  dan Allah mencari yang sudah lalu.

Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^p 

Pengkhotbah ^m  berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur. ⁿ 

Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua. ^o 

Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan. ^p 

Segala jerih payah manusia adalah untuk mulutnya, namun keinginannya tidak terpuaskan. ^o 

Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, ^j  segala sesuatu adalah sia-sia ¹ . ^k 

Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat? ^p " Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.

(5-2) Karena sebagaimana mimpi ^p  disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan. ^q