Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1521 - 1540 dari 1889 ayat untuk orang-orang [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10828611627907) (Mzm 67:1) (sh: Berkat untuk bangsa-bangsa (Senin, 21 Juni 2004))
Berkat untuk bangsa-bangsa

Berkat untuk bangsa-bangsa. Ingat perumpamaan yang diajar-kan Tuhan Yesus mengenai orang kaya yang bodoh? Orang itu mendirikan lumbung besar untuk menampung kelimpahan panennya, tetapi akhirnya mati tanpa menikmati kekayaan itu. Peribahasa Indonesia mengatakan, ayam mati di lumbung. Itulah jadinya orang-orang yang menumpuk kekayaan bagi dirinya sendiri, atau bagi keturunannya, tetapi tidak peduli orang lain. Kekayaan yang berlimpah seperti itu tidak menjadi berkat baginya.

Apakah berkat itu? Kapankah kekayaan, kekuasaan, kesehatan, dll. (yang menurut kategori manusia adalah berkat) benar-benar suatu berkat? Berkat adalah segala sesuatu yang Allah limpahkan kepada kita yang dapat kita nikmati dengan sepenuh-penuhnya. Kapankah kita bisa benar-benar menikmati berkat? Pada waktu kita berbagi dengan sesama kita tanpa pamrih dan tanpa pilih kasih. Jadi, kekayaan, kekuasaan, kesehatan, dll. adalah berkat tatkala bukan hanya kita, dan keluarga kita dan kroni kita yang menikmatinya, tetapi juga orang lain, sekeliling kita, sesama kita ikut berbagian. Berkat benar-benar menjadi berkat dan dinikmati waktu berkat itu menjadi berkat buat orang lain.

Mazmur 67 adalah mazmur berkat. Permohonan pemazmur agar Allah memberkati umat-Nya (ayat 2) adalah bermotivasikan agar semua bangsa mengenal Allah, menikmati berkat keselamatan-Nya, dan merasakan pemerintahan Allah yang adil (ayat 3,5). Pada akhirnya, pemazmur berharap semua bangsa bisa "memberkati Allah" yaitu bersyukur dan bersukacita karena Allah (ayat 4-6). Akhirnya juga, umat Israel benar-benar diberkati Allah.

Bagaimanakah caranya supaya bangsa-bangsa lain menerima berkat Allah? Yaitu dengan umat Israel membagi berkat-berkat yang mereka terima kepada bangsa-bangsa lain. Demikian juga sesama kita dapat menerima berkat dari Tuhan Yesus, kalau kita membagikannya dengan mereka.

Tekadku: Aku mau menjadi saluran berkat Allah kepada sesamaku.

(0.10828611627907) (Mzm 69:1) (sh: Ketika anak Tuhan difitnah (Jumat, 29 Oktober 2004))
Ketika anak Tuhan difitnah

Ketika anak Tuhan difitnah. Pada umumnya seseorang yang dituduh melakukan kesalahan akan membela diri tanda tidak bersalah dan mencari orang lain untuk dipersalahkan. Kalau anak Tuhan yang difitnah, bagaimana seharusnya sikap kita?

Dalam nas ini pemazmur kelihatannya difitnah oleh musuhnya dengan tuduhan ia telah mencuri (ayat 5). Padahal, ia tidak melakukannya. Namun, pemazmur menyadari bahwa ada kebodohan yang telah ia lakukan sehingga ia berada dalam situasi seperti ini (ayat 6). Rupanya sikap bodoh pemazmur ini dimanfaatkan oleh para musuhnya untuk menyebarkan gosip bahwa dirinya adalah pencuri. Akibat dari fitnah ini sungguh dahsyat, ia tidak dipercaya lagi oleh banyak orang, sanak saudaranya sendiri, dan orang percaya. Sehingga ia menjadi "batu sandungan" bagi orang-orang yang mengenalnya sebagai anak Tuhan (ayat 8-13). Inilah yang meresahkan pemazmur yaitu fitnah para musuhnya ini menyebabkan banyak anak Tuhan menjadi lemah imannya. Mungkin mereka berkata: "Kalau anak Tuhan kelakuannya seperti ini, layakkah kita mempercayai Tuhannya?" Pemazmur merasa seolah-olah dirinya tenggelam di "rawa keputusasaan" maka ia berseru memohon pertolongan Tuhan (ayat orang-orang&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3,14-19). Pemazmur yakin bahwa kasih setia Tuhan akan menolong dan mengangkat dia dari situasi tidak menyenangkan yang menjepitnya ini.

Perhatikanlah doa permohonan pemazmur kepada Tuhan. Doa ini dipanjatkan bukan semata-mata agar Tuhan membela dirinya, tetapi juga supaya anak Tuhan lain jangan lemah imannya (ayat 7). Sungguh suatu pelajaran indah yang bisa kita pelajari dan teladani dari sikap dan doa pemazmur. Ketika ia difitnah sampai menanggung kerugian moril, hal yang paling dikuatirkannya bukan sekadar dirinya saja, tetapi pengaruh gosip fitnah tersebut bagi persekutuan umat Tuhan. Hiduplah dengan bijak supaya orang lain tidak memperoleh kesempatan untuk memfitnah Anda. Namun, kalau ini terjadi jangan mencari pembelaan dunia melainkan minta Tuhan bertindak membela Anda.

Yang kulakukan: Saya akan memercayai dan menantikan pembelaan Tuhan saat saya difitnah.

(0.10828611627907) (Mzm 73:1) (sh: Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan (Minggu, 21 Oktober 2001))
Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan

Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan. Mazmur ini merupakan pengajaran berharga bagi Kristen agar memiliki orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan. Mazmur ini digali dari kehidupan seseorang yang memiliki hati yang tulus dan bersih (ayat 1), namun nyaris tergelincir dan terpeleset oleh keirihatian terhadap kelimpahan dan kesenangan hidup orang fasik (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">2-3, 4-12).

Mazmur ini adalah pelajaran dari krisis iman yang dihadapinya. Ia menyadari bahwa Allah itu baik bagi mereka yang tulus dan bersih hatinya (ayat 1), tetapi ia tidak dapat mengerti mengapa Allah seakan-akan memberkati orang fasik, sedangkan dirinya harus mengalami banyak kesukaran. Ia sedikit pun tidak ingin menyangkali kesetiaannya kepada Tuhan, namun ia melihat bahwa semua upayanya untuk mempertahankan hati yang bersih merupakan kesia-siaan (ayat 13, 15, 16). Fokus dan orientasi hidup yang tidak benar membuatnya merasa bahwa kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya belum cukup dibandingkan kemujuran dan kesuksesan orang fasik.

Namun pada puncak krisisnya, ia menemukan fokus dan orientasi hidup yang tepat. Ia menyadari bahwa dalam perspektif kekekalan, akhir hidup orang fasik adalah sia-sia (ayat 17-19), sehingga ia menyadari bahwa keberhasilan sementara di bumi bukanlah kebutuhannya yang utama. Kebutuhannya yang terutama adalah Tuhan sendiri, warisan yang tidak akan pernah diambil daripadanya (ayat 25-26). Melalui pembaharuan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan ini, pemazmur menantang kita untuk memiliki iman yang dewasa di tengah dunia yang penuh luka, iri hati, dan kejahatan.

Renungkan: Milikilah orientasi hidup dan cara pandang pemazmur agar dapat menghadapi pergumulan hidup dari kacamata kekekalan.

PA 7 Mazmur 72

Tuhan sebagai Raja yang Ilahi adalah sumber dari segala keadilan dan kebenaran, dan seorang raja hanya dapat memiliki sifat-sifat seperti ini jikalau menerimanya dari Tuhan (ayat 1). Jabatan untuk menjadi seorang raja ini dipahami oleh bangsa Israel sebagai suatu panggilan ilahi yang bertujuan untuk memperhatikan mereka yang miskin, lemah, dan tertindas (ayat 4). Selain itu seorang raja memegang peranan sebagai titik pusat dari kehidupan sosial umat Tuhan, yang mewakili rakyatnya untuk mewarisi panggilan Allah kepada Abraham, untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (ayat 17).

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apakah tanggung jawab raja terhadap mereka yang tidak berdaya dalam masyarakat (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">4, 12-14)?

2. Bagaimanakah bangsa Israel melihat keterkaitan antara kehadiran seorang raja dengan tanah perjanjian yang diberikan kepada mereka? Seperti apakah peranannya digambarkan? Bagaimana dampaknya terhadap kesuburan tanah (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">6, 16)?

3. Peranan seorang raja bagi bangsa Israel sangatlah penting karena padanya terletak harapan dan berbagai kemungkinan masa depan mereka. Di dalam pengharapannya, bangsa Israel menantikan hadirnya Sang Mesias yang menjadi raja ideal mereka. Bagaimanakah gambaran tentang raja ideal yang diharapkan? Berapa lamakah masa pemerintahannya (ayat 5-7)? Seluas apakah wilayah kekuasaannya (ayat 8)? Bagaimana kekuasaan dan pengaruhnya atas bangsa-bangsa (ayat 8-11)?

4. Bagaimanakah ayat orang-orang&tab=notes" ver="">17 ini berkaitan dengan janji Allah kepada Abraham (Kej. 12:3)? Bagaiamanakah hal ini berkaitan dengan Injil Kristus (Gal. 3:10)? Di dalam diri siapakah pengharapan ini digenapi?

5. Dalam hal apakah 'Mesias yang memberikan keadilan, menolong, melepaskan, mengasihi, menyelamatkan, serta menebus mereka yang tertindas, miskin, dan 'lemah' menjadi penting bagi Anda (ayat 2, 4, 7, 12-14)?

6. Bagaimakah sikap Anda terhadap mereka yang tertindas, miskin, dan lemah? Bagaimana berita tentang Mesias yang terkandung dalam mazmur ini dapat Anda aplikasikan bagi mereka?

(0.10828611627907) (Mzm 79:1) (sh: Doa yang jujur (Rabu, 27 April 2005))
Doa yang jujur

Doa yang jujur
Biasanya doa yang dinaikkan kepada Tuhan tertata dalam kata-kata indah, penuh syukur dan puji kepada-Nya. Jeritan, keluh kesah, protes kita anggap tidak layak. Nuansa doa adalah kesejukan, ketentraman, dan kedamaian. Dalam teks ini kita bertemu doa yang sangat manusiawi, jujur, dan tidak munafik. PeMazmur berbicara apa adanya, semua yang mengganjal dituangkan tuntas.

Bait Allah telah dinajiskan, Yerusalem telah menjadi reruntuhan. Jenazah orang-orang percaya dijadikan santapan binatang liar, darah umat Tuhan tumpah di mana-mana (ayat 1-3). Oleh sebab itu, keinginan supaya para musuh mereka menuai bencana adalah keinginan yang wajar dan sangat manusiawi (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">6-7,12). Inilah doa yang sangat jujur dan tidak munafik. Lebih dalam daripada manusiawi peMazmur mengemukakan alasan bahwa kehancuran dan kekalahan umat Tuhan sama dengan kehancuran dan kekalahan Tuhan sendiri. Kemenangan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan adalah sama dengan kemenangan dewa mereka (ayat 10). Oleh sebab itu Tuhan perlu menolong mereka demi nama-Nya sendiri (ayat 9).

Doa peMazmur adalah doa yang terbuka, komunikasi yang transparan. PeMazmur menyadari bahwa salah satu alasan penderitaan mereka adalah dosa-dosa masa lampau mereka (ayat 8). Namun, peMazmur juga meyakini belas kasih Tuhan yang melampaui kebersalahan mereka. Itu sebabnya ia berani menaikkan permohonan disertai tekad untuk memasyhurkan nama Tuhan selama-lamanya.

Saat Gereja Tuhan dianiaya, sikap doa yang jujur, terbuka kepada Tuhan harus dipanjatkan. Gereja boleh berseru mohon pertolongan. Gereja bahkan boleh menuntut agar kebenaran ditegakkan dan musuh dihukum. Akan tetapi, Gereja tidak boleh lupa memeriksa diri dengan jujur, mengaku segala dosa, dan bertobat. Gereja juga harus bertekad untuk hidup lebih sungguh bagi Tuhan, menyaksikan Dia dengan setia.

Renungkan: Doa yang tulus didengar Tuhan. Doa sedemikian membukakan diri untuk dibentuk Tuhan.

(0.10828611627907) (Mzm 83:1) (sh: Menyongsong kemenangan (Senin, 26 September 2005))
Menyongsong kemenangan

Menyongsong kemenangan Berbicara tentang kemenangan dalam kondisi sulit, rasanya tidak realistis. Hal yang tidak realistis inilah yang mendominasi doa Asaf ini. Umat Israel sedang terancam persekongkolan jahat bangsa-bangsa yang memusuhi mereka (ayat 8-9). Dalam situasi buruk ini, Perjanjian Allah dan doa yang mengantisipasi kemenangan menjadi dasar umat Israel bersikap sehingga mereka mampu menghadapi persekongkolan jahat itu.

Umat Israel menyadari arti perjanjian Allah bagi mereka dan implikasinya terhadap kesulitan yang mereka alami. Dengan mengadakan perjanjian, Allah menempatkan diri-Nya di pihak umat-Nya. Ia menjadi penyelamat, pemilik, dan pelindung umat-Nya, maka para musuh umat Israel akan menjadi musuh Allah sendiri. Atas dasar ini, pemazmur berseru agar Tuhan membuyarkan kekuatan dari persekongkolan jahat itu (ayat 14-16). Hasilnya, doa permohonan berubah menjadi doa menyongsong kemenangan. Asaf mengingat akan perbuatan-Nya di masa lalu saat para hakim satu per satu mematahkan kejahatan bangsa-bangsa zaman mereka (ayat orang-orang&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-13).

Berdoa berdasarkan perjanjian ilahi harus menjadi disiplin rohani kita. Realitas hidup tidak selalu ramah. Kesepakatan jahat dari orang-orang yang berprinsip hidup berbeda dengan kita dapat menekan kita. Hadapilah perilaku dari orang tak beriman itu dengan fakta Perjanjian Allah bagi kita. Kita adalah umat perjanjian karena nyawa Kristus dan meterai Roh Allah. Namun, kita hanya dapat menghayati kekuatan yang datang dari fakta perjanjian Allah itu, jika kita sendiri aktif menautkan diri kita kepada-Nya. Kesadaran tinggi bahwa kita adalah milik-Nya membuat kita memiliki keyakinan teguh bahwa apa pun yang kita alami justru akan membuat pihak lawan mengakui kemuliaan Allah (ayat 17-19).

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.10828611627907) (Mzm 85:1) (sh: Anjing yang kembali ke muntahannya (Minggu, 4 November 2001))
Anjing yang kembali ke muntahannya

Anjing yang kembali ke muntahannya. Kehidupan orang percaya seringkali masih jatuh bangun di dalam dosa. Memang proses penyucian merupakan lorong yang sempit dan sulit dilewati.

Mazmur 85 adalah doa bangsa Israel untuk kembali meminta belas kasihan Allah. Mereka mengingat pemulihan yang Allah lakukan setelah mereka dihukum akibat dosa-dosa mereka (ayat 2-4). Mungkin hal ini mengacu pada peristiwa pascapembuangan Babilonia. Kini mereka memohon lagi pada Allah agar Ia menyingkirkan murka-Nya berdasarkan kasih setia-Nya (ayat 5- 8). Secara tersirat, dapat disimpulkan bahwa mereka menyeleweng lagi, sehingga Allah kembali menghukum mereka.

Bangsa Israel tidak memberikan contoh yang baik ketika menyia- nyiakan pengampunan Tuhan. Namun demikian, mereka tidak tenggelam dalam rasa bersalah dan penghukuman. Mereka menyadari dosa mereka dan berbalik pada Tuhan. Tentu mereka malu ketika sekali lagi harus meminta pertolongan Allah yang mereka sakiti hati-Nya. Mereka tahu bahwa Allah akan memberikan keselamatan-Nya pada orang-orang yang takut akan Dia (ayat 10). Kini mereka harus mendengarkan firman Tuhan agar tidak bebal seperti anjing yang kembali ke muntahannya (ayat 9).

Pada akhirnya, doa dan harapan dalam ayat orang-orang&tab=notes" vsf="TB" ver="">5-8 akan dijawab dengan kondisi shalom, sebagaimana diimani bangsa Israel (ayat 11- 14). Kasih, kesetiaan, kebaikan, keadilan, dan damai sejahtera akan memerintah Israel. Inilah tanda bahwa Allah kembali menyertai mereka.

Renungkan: Ketika Anda kembali jatuh ke dalam dosa, beranilah berharap pada kasih setia dan keselamatan dari Allah. Berbaliklah pada-Nya, dan dengan anugerah Tuhan, jangan berbuat dosa lagi!

(0.10828611627907) (Mzm 87:1) (sh: "Warna-warni" dalam Gereja (Jumat, 30 September 2005))
"Warna-warni" dalam Gereja

"Warna-warni" dalam Gereja Saya bersyukur dan bangga terhadap gereja saya. Bukan karena gedungnya megah, bukan juga karena warganya terdiri dari orang-orang berpengaruh, berekonomi mapan, dsb. Justru saya bersyukur kepada Tuhan karena gedung gereja saya biasa-biasa saja, dan warganya terdiri dari berbagai tingkat pendidikan, jenjang ekonomi, suku yang berbeda.

Dalam mazmur yang termasuk salah satu mazmur Sion ini, pemazmur memaparkan bagaimana cara pandang Allah terhadap kota Sion, tempat Ia berkenan hadir dan menyatakan kemuliaan-Nya. Cara pandang Allah itu juga sama dengan penilaian pemazmur tentang kondisi kota Sion pada zamannya. Kota Sion dicintai Tuhan lebih dari kota-kota lainnya di Israel sebab Allah sendiri telah memilih kota itu menjadi tempat Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Kehadiran dan kemuliaan Allah sendirilah yang membuat kota itu penuh pesona. Ia memilih Sion bukan agar Sion menghisap segala kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi agar Sion menarik bangsa-bangsa berziarah mencari Tuhan ke kota itu (ayat 4). Pancaran cahaya kemuliaan Allah yang kuat itu me-narik berbagai bangsa yang tidak mengenal Allah untuk beroleh pengenalan akan Dia dan mensyukuri fakta kemurahan-Nya itu (ayat 5-7).

Apabila kita merasa betah dan bangga akan gereja kita sebab adanya kesamaan golongan, tingkat sosial, dan hal lain yang seperti itu, kita justru sedang salah mengartikan jati diri dan panggilan Gereja. Apabila kita menjadikan pengalaman rohani kita sebagai alasan untuk memfokuskan acara-acara gerejawi kita bagi kelompok kita sendiri saja, berarti kita sudah membelokkan maksud Kristus menempatkan kita dalam dunia ini. Banggalah, dan berjuanglah agar gereja Anda penuh warna-warni golongan dan kelas dalam masyarakat sebab Injil keselamatan dalam Yesus Kristus yang tak pandang bulu itu menjadi daya tarik kuat gereja Anda.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.10828611627907) (Mzm 93:1) (sh: Tuhan, penguasa alam semesta (Jumat, 7 Oktober 2005))
Tuhan, penguasa alam semesta

Tuhan, penguasa alam semesta Setiap manusia menyadari bahwa di luar dirinya ada oknum lain yang lebih berkuasa dibandingkan dirinya. Sayang, banyak manusia menyimpulkan bahwa bumi, laut, gunung, lembah, jurang, memiliki penguasa masing-masing. Hal ini jelas bertentangan dengan ajaran Alkitab.

Nas ini memaparkan kemuliaan Kerajaan Allah. Mazmur ini juga berbicara tentang kerajaan-Nya di dunia ini dan kekekalan kerajaan-Nya. Ay.orang-orang&tab=notes" ver="">1-2 menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja. Dia adalah penguasa sejak dahulu, sebelum zaman purbakala, bahkan sebelum alam semesta ini diciptakan. Dengan demikian, Tuhan jugalah yang berdaulat mengatur alam semesta serta kehidupan semua mahkluk di bumi.

Sebagai Raja, kuasa Tuhan melebihi kekuatan lautan yang bergelora dan melampaui kecepatan suara yang dahsyat dan menggelegar. Orang-orang Kanaan yang percaya dan menyembah Baal sebagai penguasa lautan, yang mereka panggil dengan sebutan Ratu Yamm, akan menjadi saksi kedahsyatan kuasa Tuhan itu. Inilah yang pemazmur gambarkan tentang Tuhan yang jauh lebih berkuasa dibandingkan kekuatan lautan (ayat 3-4). Pemazmur yang memahami polemik ini, menyerukan kekuasaan Tuhan melawan pengikut Baal. Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang diyakini oleh manusia sebagai kekuatan alam semesta yang tidak dapat dikendalikan manusia, ternyata ada dalam genggaman tangan Tuhan. Pemazmur juga menuliskan sifat kekudusan Tuhan (ayat 5). Hal ini sangat berlawanan dengan sifat Baal, yang moralnya sangat bobrok.

Mazmur ini mengajarkan kepada kita bahwa kuasa Allah atas alam semesta telah dinyatakan. Dia adalah satu-satunya Allah yang hidup. Oleh karena itu, kita tidak perlu mencari sesembahan lain di luar diri-Nya. Kita harus tunduk kepada-Nya dan taat pada perintah-Nya saja!

Renungkanlah: Tinggalkan keraguan Anda, percayai Dia, Tuhan penguasa seluruh alam semesta dan kehidupan.

(0.10828611627907) (Mzm 94:1) (sh: Kebahagian orang fasik (Sabtu, 8 Oktober 2005))
Kebahagian orang fasik

Kebahagian orang fasik Banyak orang percaya mengira kehidupan orang fasik bahagia. Benarkah demikian? Pada ayat orang-orang&tab=notes" ver="">1-7, kita justru menemukan kehidupan manusia yang tidak berbahagia sebab mereka tidak dipedulikan Tuhan. Siapakah mereka? Orang-orang fasik yang mengucapkan kata-kata kurang ajar, melakukan kejahatan, dan meniadakan Tuhan dalam hidup mereka.

Orang fasik berbuat demikian seolah-olah ingin menyatakan Tuhan tidak pernah menegur mereka, tidak pernah "menghukum" mereka (ayat 1-3). Sebaliknya Tuhan justru membiarkan dan memberikan izin mereka untuk melakukan apa pun yang mereka ingin perbuat. Jadi, benarkah anggapan tadi? Tidak. Mereka memang terlihat bahagia, namun sebenarnya mereka sedang menjalani kehidupan yang tidak dipedulikan Tuhan. Janganlah kita menginginkan kehidupan mereka. Hidup orang fasik adalah hidup yang menuju kebinasaan. Mengapa demikian? Karena telinga Tuhan mendengar perkataan mereka dan mata Tuhan melihat perbuatan mereka (ayat 8-11). Keadilan Tuhan akan membalas perbuatan jahat mereka dan membinasakan hidup mereka (ayat 23).

Jika demikian, siapakah orang yang berbahagia? Orang yang berbahagia adalah orang yang dihajar oleh Tuhan (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">12a). Orangtua yang mengasihi anak-anaknya pasti akan mendidik anak-anaknya dengan disiplin. Bagi anak-anak, disiplin merupakan aturan yang tidak menyenangkan, tapi itulah inti pendidikan bagi mereka supaya mereka mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Itulah hajaran yang dilakukan Tuhan bagi kita. Ketika kita merasakan tangan Tuhan mengoreksi hidup kita, terimalah itu sebagai bukti kasih-Nya kepada kita. Orang yang berbahagia adalah orang yang menerima pengajaran-Nya (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">12b). Hidup bahagia bukan berarti hidup yang bebas dan lepas dari firman Tuhan. Justru firman Tuhan akan membimbing kita supaya kita bahagia.

Renungkanlah: Apakah Anda ingin hidup bahagia? Terima lah ajaran dan hajaran Tuhan.

(0.10828611627907) (Mzm 99:1) (sh: Keadilan Tuhan (Kamis, 13 Oktober 2005))
Keadilan Tuhan

Keadilan Tuhan Hukum di Indonesia dapat dibeli dengan uang. Perbuatan yang salah bisa menjadi benar dan yang benar bisa menjadi salah. Adakah pemerintahan yang adil di dunia ini? Tentunya tidak ada. Akan tetapi, kita bisa berbesar hati karena Mazmur 99 mengajarkan kita tentang keadilan Tuhan.

Mazmur 99 sangat gamblang berbicara mengenai hukum dan kebenaran Tuhan. Secara garis besar mazmur ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ay. orang-orang&tab=notes" ver="">1-5 dan ay. orang-orang&tab=notes" ver="">6-9. Pada setiap akhir bagian terdapat kalimat yang sama, yaitu meninggikan dan menyembah Tuhan sebab Dia kudus (ayat 5,9). Apa yang menjadi isi dari kedua bagian tersebut?

Bagian pertama adalah ajakan untuk menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja sehingga Ia layak untuk disembah. Pemerintahan Tuhan dengan dunia sangat berbeda. Takhta Tuhan membuat seluruh bumi goyang (ayat 1) karena Dia mengatasi semua bangsa. Inti sari bagian pertama ini adalah Tuhan mencintai hukum dan menegakkan kebenaran (ayat 4). Kekuatan dan kekuasaan Tuhan dipakai untuk menyatakan hukum dan kebenaran, bukan untuk menindas. Umat Israel telah mengalaminya sepanjang sejarah mereka.

Dalam bagian kedua, pemazmur mengingat para pemimpin Israel yang telah merespons Tuhan dengan benar. Musa, Harun, dan Samuel adalah orang-orang Israel yang dikenal karena doa mereka. Mereka mendengar suara Tuhan dan menaati setiap perintah Tuhan (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">7). Penyebutan ketiga tokoh ini juga mengingatkan pengalaman bangsa Israel di padang gurun. Dalam pengalaman tersebut, hukuman dan pengampunan selalu menyertai sejarah bangsa Israel (ayat 8).

Sama seperti Israel, kita diingatkan kembali bahwa Raja yang sesungguhnya adalah Tuhan. Pengampunan dan penghukuman-Nya secara adil akan selalu menyertai umat Tuhan maka kita perlu belajar merespons Dia seperti para hamba Tuhan masa lampau.

Doaku: Kiranya kerajaan-Mu datang dan ditegakkan di muka bumi.

(0.10828611627907) (Mzm 103:1) (sh: Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya (Senin, 17 Oktober 2005))
Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya

Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya Zaman sekarang sulit menjumpai orang yang tulus hati di dalam memuji. Kebanyakan pujian hanya berupa lips service untuk menyenangkan orang bahkan Tuhan. Hanya orang yang pernah mengalami kasih karunia dan kasih setia Tuhan yang mampu memuji Tuhan sepenuh hati. Hal itu yang diungkapkan oleh pemazmur (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">1). Pemazmur memuji Tuhan karena dua hal utama, yaitu karena pengampunan-Nya luar biasa (ayat 3-4) dan karena kebaikan-Nya atas orang-orang yang sudah diampuni juga luar biasa (ayat 5).

Pengampunan Tuhan luar biasa. Tuhan yang adil seharusnya menghukum setiap dosa setimpal (ayat 6). Namun, Tuhan sangat mengasihi manusia. Ia sadar tidak ada seorang pun dalam kefanaannya (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">14) yang mampu bertahan terhadap hukuman dahsyat dosa. Oleh karena itu, Tuhan melakukan tindakan yang radikal: Ia mengampuni dosa. Pemazmur menggambarkan pengampunan Tuhan dengan dua ilustrasi yang indah. Kasih setia Allah itu setinggi langit dari bumi (ayat 11) dan pengampunan-Nya itu sejauh timur dari barat (ayat 12). Keduanya adalah jarak-jarak terjauh yang bisa dibayangkan manusia. Pemazmur menggambarkan rangkulan kasih Allah bagaikan pelukan bapa kepada anak-anaknya (ayat 13).

Kebaikan Tuhan luar biasa. Kepada manusia yang fana, bagaikan bunga rumput yang hanya mekar sekejab kemudian layu, Tuhan menyatakan kasih karunia yang kekal (ayat 17-18). Oleh sebab itu, kefanaan manusia tidak menyebabkan dirinya tidak berarti. Justru hari-hari singkat manusia yang percaya kepada-Nya menjadi penuh dengan semangat kemudaan yang hidup dalam berkarya bagi Dia.

Di dalam Kristus, kita telah menerima pengampunan tuntas dan oleh Roh-Nya kita menikmati hidup yang bermakna. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan anugerah yang begitu besar, sebaliknya bersama dengan segenap makhluk ciptaan-Nya kita menggemakan pujian hanya bagi Dia (ayat 20-22).

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.10828611627907) (Mzm 109:1) (sh: Masalah kejahatan (Minggu, 28 April 2002))
Masalah kejahatan

Masalah kejahatan. Penderitaan sering dijadikan alasan untuk tidak beriman dan menolak keberadaan Allah. Untuk kita yang beriman pun, penderitaan menimbulkan masalah sebab kita percaya bahwa Allah ada, baik, berkuasa. Masalah lain adalah pergumulan bagaimana kita meresponi pihak yang darinya datang kejahatan yang membuat kita menderita.

Mazmur ini mengajarkan kita tentang respons orang beriman terhadap masalah kejahatan. Allah disapa sebagai Tuhan Allah perjanjian (Yahwe, 20-28). Keyakinan ini mengakrabkannya dengan Allah dan mengingatkan Allah agar membelanya (ayat 1). Dengan berkata, “tetapi Engkau, ya Yahwe, Tuhanku” (ayat 21) dan rangkaian permintaan, “bertindaklah bagiku”, “lepaskanlah aku”, “tolonglah aku”, “selamatkanlah aku”, pemazmur kini menempatkan dirinya di dalam tanggung jawab Allah yang memelihara dan yang setia pada perjanjian-Nya.

Dengan melandaskan permohonan dan klaimnya atas nama Allah (ayat 21) dan kasih setia Allah (ayat 26), isi permohonan pemazmur ini tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi kemuliaan Allah. Memang kita dikejutkan oleh permohonannya yang penuh dengan penghukuman dan penghakiman (ayat 6-20). Tetapi, semua itu merupakan ungkapan normal manusia yang diperlakukan tidak adil oleh sesamanya, juga ungkapan percaya bahwa Allah tidak akan berdiam diri dengan kejahatan. Di akhir mazmur ini, gema kerinduan mengalami kebenaran dan keadilan Allah itu makin kuat. Ia tidak sekadar ingin melihat punahnya orang-orang jahat, tetapi ia ingin memuji- muji Allah karena kemuliaan-Nya telah dinyatakan.

Renungkan: Jangan menutup mata terhadap kejahatan. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Sebaliknya, berdoalah agar kejahatan yang mengakibatkan penderitaan beroleh pembalasan setimpal.

Bacaan untuk Minggu Paskah 5

Kisah Para Rasul 14:19-28

Wahyu 21:1-5

Yohanes 13:31-35

Mazmur 145:1-13

Lagu:

Kidung Jemaat 343

PA 8 mazmur 108

Mazmur 108 ini merupakan gabungan Mazmur 57:7-11 (bdk. 1-5) dan Mazmur 60:5-12 (bdk. 6-13). Penggabungan kedua mazmur ini rupanya ditujukan untuk meresponi situasi yang muncul dalam kitab III (lihat pengantar Mazmur 93-111). Konteks dekatnya, ps. 107, adalah perayaan atas karya Allah yang telah menyelamatkan umat- Nya dan mengembalikan mereka dari pembuangan (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">107:2-3), dan berisi undangan agar umat mensyukuri kasih setia kekal Allah dengan ucapan syukur. Menimbang kedua konteks ini, kita dapat menyimpulkan bahwa mazmur ini adalah respons terhadap ajakan dalam ps. 107, yaitu ucapan syukur umat yang kembali dari pembuangan sambil terus mengarahkan tatapan harapan mereka ke depan kepada tindakan-tindakan Allah selanjutnya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Apa isi tekad pemazmur kepada Allah (ayat 1-3)? Mengapa pemazmur terdorong untuk memuji Allah (ayat 4)? Mengapa ia seolah berbicara kepada dirinya sendiri, sesudah mengungkapkan tekadnya kepada Allah (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">1b)? Apa saja yang akan dilakukannya dalam memuji Allah? Apa hubungan tindakan itu dengan jiwanya? Mengapa tidak cukup memuji Tuhan dalam batin saja?

Situasi apa yang membuat pemazmur mengiringi pujiannya dengan permohonan (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">5-6,10-13)? Apabila pendapat bahwa mazmur ini ditulis sesudah pembuangan benar, apa maksud permintaan pemazmur ini (bdk. 7-13)? Pelajaran apakah yang dapat kita petik tentang hubungan pujian dan situasi kehidupan? Tepatkah pendapat bahwa kita hanya dapat memuji Tuhan sesudah kita sepenuhnya lepas dari berbagai masalah?

Dalam mazmur ini, alasan pujian bukan saja perbuatan nyata Allah yang telah dialami, tetapi juga firman Allah yang berisi janji-janji- Nya (ayat 7-9). Janji-janji apakah yang diingat oleh pemazmur kini? Bagaimana hal tersebut relevan untuk situasinya saat itu?

Perhatikan bagaimana pemazmur meresponi firman itu dengan permohonan (ayat 10-11). Pikirkan hubungan pujian, mengingat firman, dan keyakinan iman dalam memohon sesuatu kepada Tuhan. Mungkinkah kurang bersyukur menyebabkan orang lemah iman?

(0.10828611627907) (Mzm 114:1) (sh: Sumber keyakinan mereka ialah Allah (Jumat, 3 Mei 2002))
Sumber keyakinan mereka ialah Allah

Sumber keyakinan mereka ialah Allah. Inti kepercayaan Israel dan pokok utama puji-pujiannya dalam mazmur ini adalah keyakinan bahwa Allah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dalam pengakuan ini, orang-orang Israel dari segala zaman dipersatukan menjadi umat Allah. Tujuan Allah membawa keluar umat-Nya dapat dilihat dari dua segi: Pertama, agar Israel menjadi bangsa yang kudus bagi-Nya serta menjadi wilayah yang di dalamnya Allah memerintah sebagai raja. Dengan pengertian lain, mereka ditebus dan dijadikan milik kepunyaan-Nya. Kedua, agar kerajaan Selatan (Yehuda) dan kerajaan Utara (Samaria) tetap mengakui Tuhan sebagai yang memerintah mereka (ayat 1,2). Dalam proses penebusan, perjalanan umat dari Mesir ke Kanaan, berbagai karya dan peristiwa ajaib mereka alami. Ini makin menunjukkan bahwa tidak ada rintangan apa pun dapat menghalangi Allah menggenapi rencana-Nya atas umat pilihan-Nya.

Sadar akan karya pembebasan yang begitu ajaib dan menakjubkan, pemazmur berseru kepada seluruh bumi agar gemetar di hadapan Allah, tunduk dan mengakui kemahakuasaan Allah Yakub-Israel. Baginya hanya Allah sajalah yang patut menerima pujian karena Dialah khalik yang di hadapan-Nya bumi gemetar, Dialah Allah yang memilih leluhur Israel serta membebaskan dan membina umat-Nya secara ajaib.

Kita pun menikmati karya penebusan Allah itu dalam pemeliharaan-Nya yang tidak begitu saja terjadi atas hidup kita. Begitu banyak peristiwa yang di dalamnya Allah campur tangan. Sudah sepantasnyalah hati dan jiwa kita bergetar terus-menerus untuk memuji kemasyhuran dan kedahsyatan Allah kita dengan kedalaman syukur yang luar biasa dan tanpa batas.

Pemazmur pun menyerukan kepada kita: “Pujilah Tuhan atas keajaiban dan pemeliharaan-Nya yang tanpa batas dalam hidup kita!” Bukan dengan untaian kata-kata mutiara, bukan dengan mengulang perkataan atau cerita Alkitab tanpa menyertainya dengan penghayatan, tetapi dengan sikap gemetar mensyukuri pemeliharaan-Nya atas hidup kita yang juga tanpa batas.

Renungkan: Syukurilah keajaiban Tuhan sepanjang hidup kita!

(0.10828611627907) (Mzm 119:97) (sh: Cinta akan Taurat Tuhan mendatangkan kesukaan (Sabtu, 1 Juni 2002))
Cinta akan Taurat Tuhan mendatangkan kesukaan

Cinta akan Taurat Tuhan mendatangkan kesukaan. Cinta kepada Tuhan adalah dasar yang membuat seseorang tetap berpegang, memelihara, dan melaksanakan Taurat Tuhan dalam keadaan apa pun (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">97,107,109), bahkan juga menghadirkan rasa suka, kemauan, dan kerinduan yang luar biasa untuk mengerti dan menjalaninya. Jelas bahwa kondisi tersebut telah mendatangkan berbagai manfaat bagi kualitas hidup seseorang.

Secara terang-terangan pemazmur mengatakan bahwa, pertama, Taurat telah membuatnya lebih bijaksana daripada musuh-musuhnya (ayat 98). Kata bijaksana (= hikmat) berasal dari bahasa Ibrani "khokhma" yang dapat diartikan sebagai kepandaian untuk membedakan yang baik dari yang jahat, yang adil dari yang tidak adil, yang benar dari yang tidak benar. Karena berhikmat, seseorang dapat melakukan yang baik, yang adil, dan yang benar (bdk. 1Raj. 3). Kedua, Taurat telah membuatnya lebih berakal budi daripada gurunya (ayat 99). Mungkin secara intelektual guru lebih berilmu, tetapi belum tentu lebih berakal budi daripada seseorang yang hidupnya bergantung kepada Allah dan Taurat-Nya. Ketiga, Taurat membuatnya lebih mengerti daripada orang-orang tua (ayat 100). Masalah kualitas pengertian akan Taurat tidak ditentukan oleh umur, tetapi oleh cinta kepada Taurat-Nya. Mengerti Taurat tidak terbatas hanya pada mengerti saja, tetapi harus sampai pada tahap menjalankan apa yang dimengerti.

Pengalaman kita memperlihatkan bahwa banyak orang yang mengerti kebaikan Allah, tetapi tidak menuangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Taurat Tuhan adalah pelita yang menuntun seseorang untuk berjalan dalam terang Allah. Jelas bahwa orang yang setia terhadap Taurat tidak akan berjalan dalam kegelapan karena Terang itu selalu menuntunnya untuk melakukan hal-hal yang suci, bersih, dan benar di hadapan Allah.

Renungkan: Firman mampu memberikan terang dalam langkah-langkah kehidupan kita. Firman berkuasa memperbarui hidup dan memberikan kekuatan baru di dalamnya. Apa yang terjadi dalam hidup kita seandainya tidak ada firman yang menuntun dan menerangi hidup kita?

(0.10828611627907) (Mzm 119:145) (sh: Permohonan terus-menerus (Minggu, 29 Agustus 1999))
Permohonan terus-menerus

Permohonan terus-menerus Bila firman Tuhan dipegang dan dilaksanakan dengan setia dan bertanggungjawab, pasti hidup ini diwarnai dengan penuh keadilan, kebenaran dan kesetiaan. Pemazmur sungguh menyakini bahwa unsur-unsur inilah yang sangat merupakan kebutuhan untuk merasakan, menikmati hidup berbahagia dalam dunia yang serba tidak adil, tidak benar dan tidak setia. Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu suatu komunitas Ilahi, seperti halnya yang dilakukan oleh pemazmur, yaitu tiada henti, terus-menerus memohon pertolongan Tuhan, agar kita dimampukan melaksanakan hukum-hukum Tuhan dengan baik dan benar.

Pergumulan untuk setia. Sekalipun permohonan terus-menerus dipanjatkan, tetapi godaan di sekitar pun semakin gencar mempengaruhi. Salah satu pepatah mengatakan: "Lebih mudah melakukan sesuatu yang buruk dari pada yang baik". Demikianlah, setia pada hukum-hukum Tuhan akan banyak pergumulan. Tantangan dari diri sendiri berarti godaan, tetapi juga ancaman dari luar, dari sesama kita. Karena Taurat Tuhan, pemazmur ada dalam sengsara. Justru dalam keadaan ini, maka ia memerlukan pertolongan. Ia sadar bahwa bantuan itu bukan dari dirinya sendiri, bukan pula dari orang-orang sekitarnya, melainkan dari Tuhannya. Karena itu tidak putus-putusnya ia berseru kepada Tuhan, minta pertolongan-Nya. Betapa teguh pegangannya dan kuat imannya, sehingga tidak satu hal pun dapat menceraikannya dari Tuhan dan hukum-hukum-Nya.

Mengikuti jejak langkah pemazmur. Hidup di tengah-tengah tantangan dan ancaman membutuhkan kerendahan hati, kesetiaan pada firman Tuhan, dan tekad untuk berlapang dada. Berbagai cara akan dilakukan dunia agar Kristen menderita. Mengatasi keadaan seperti ini, marilah kita berusaha untuk mengikuti jejak langkah pemazmur dengan penuh keyakinan bahwa orang yang setia sampai tamat, pasti beroleh kemenangan.

Doa: Hadirlah ya Allah dalam hatiku, penuhilah hatiku dengan firman-Mu yang penuh kasih, agar aku dapat mengatasi pergumulanku.

(0.10828611627907) (Mzm 140:1) (sh: Gambaran tentang dunia (Minggu, 19 September 1999))
Gambaran tentang dunia

Gambaran tentang dunia Sejak ribuan tahun yang lalu, sudah ada pembunuhan, kekerasan, penindasan, kecemburuan, kedengkian, dan segala macam kejahatan lain, yang menjadi bagian dari tingkah laku manusia. Hal ini menggambarkan keadaan dunia tempat kita hidup dan bersosialisasi. Demikianlah keadaan yang dialami pemazmur. Pemazmur mengungkapkan betapa situasi hidupnya sangat tertekan ketika ia harus bersembunyi dari kejaran dan ancaman Saul. Tetapi pada akhirnya pemazmur menemukan cara mengatasinya. Ia berdoa memohon perlindungan dan keluputan (ayat 2-6), dan ia memohon kemenangan (ayat 9-12). Ia mohon agar Tuhan membalik situasinya dan membalik situasi mereka yang membencinya.

Allah berdaulat atas orang fasik. Dari sudut pandang manusia, nampaknya kehidupan orang fasik lancar, sukses dan bahagia. Mereka "bebas" melakukan kecemaran, kejahatan, kekerasan, dan penindasan; seolah-olah tak ada yang mengendalikan rencana dan perbuatan mereka. Apakah benar demikian? Tidak! Allah berdaulat atas mereka. Mungkin nampaknya Allah berdiam diri dan membiarkan kejahatan semakin merajalela. Namun sesungguhnya Allah membatasi; Ia tahu saat-Nya bertindak menyatakan keadilan-Nya. Bila Allah bertindak, tak seorang pun dapat menghalangi Allah untuk menyatakan keadilan dan hukuman-Nya bagi orang fasik. Serahkan penghakiman kepada Allah atas orang-orang yang menindas kita. Keadilan Tuhan akan dinyatakan kepada orang yang tertindas dan perkara orang miskin akan dibela. Ketika kita mengalami kesesakan karena ancaman dan perlakuan orang yang membenci kita sulit bagi kita untuk melihat keadilan Tuhan. Namun Daud pada akhirnya mengimani keadilan-Nya yang dinyatakan dalam hidupnya. Dengan demikian, orang benar akan memuji Tuhan dan orang jujur akan diam di hadapan-Nya. Artinya, orang benar akan menyaksikan keadilan Tuhan dengan sukacita. Inilah doa dan pengharapan Kristen.

Doa: Tuhan, aku percaya bahwa Engkau akan bertindak sebagai pembelaku.

(0.10828611627907) (Mzm 147:1) (sh: Allah semesta alam (Minggu, 26 September 1999))
Allah semesta alam

Allah semesta alam Mazmur 147 ini merupakan suatu pengakuan iman bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya (ayat 8, 16). Karena itu bagi pemazmur hanya Allah satu-satunya yang patut menerima pujian (ayat 1).

Allah adalah penguasa dan penyelamat. Allah tidak sama dengan pembuat arloji. Pembuat arloji biasanya hanya berperan ketika ia membuat arloji, dan setelah itu arloji dibiarkan berjalan sendirian tanpa kontrol pembuatnya. Allah sebagai Pencipta tidak demikian. Setelah langit dan bumi serta segala isinya dijadikan, Allah terus mengontrol, memelihara dan merawat segala yang diciptakan-Nya. Misalnya, Allah menyembuhkan orang yang patah hati (ayat 3), menegakkan kembali orang tertindas (ayat 6). Ia juga memberikan makanan kepada hewan (ayat 9), memelihara keutuhan umat-Nya serta memberkati orang-orang yang takut akan Dia dan mengharapkan kasih setia-Nya (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">2, 13, 14). Allah juga tetap mengontrol peredaran alam yang kelihatannya berjalan secara otomatis. Jika bumi masih terus berputar mengelilingi matahari, bukan karena memang harus demikian, tetapi karena ada Allah yang mengontrol dan memeliharanya. Kontrol Allah terhadap alam ini tampak juga pada hal-hal yang menyimpang dari kebiasaannya.

Allah mengkhususkan suatu umat. Allah secara khusus memilih suatu bangsa sebagai umat perjanjian-Nya. Untuk tugas itu umat diberi perlengkapan berupa firman, ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum-Nya (ayat orang-orang&tab=notes" ver="">19, 20). Allah memberikan hukum-hukum dan berbagai ketetapan agar umat tetap terpelihara dalam hubungan yang harmonis dengan Allah dan juga dengan sesama. Karena itu umat Allah selalu berada dalam dua hubungan tadi, Tuhan dan sesama. Sikap yang sangat menekankan keselamatan pribadi tanpa memperhatikan hubungan dengan sesama dan lingkungannya adalah sikap iman yang pincang. Sikap iman yang benar ialah menempatkan semua hubungan ini di dalam pengampunan dan karya penyelamatan Allah di dalam Kristus.

Doa: Kurindu menjadi umat-Mu yang memiliki iman yang benar kepada-Mu.

(0.10828611627907) (Mzm 150:1) (sh: Akhir sebuah pujian (Selasa, 31 Desember 2002))
Akhir sebuah pujian

Akhir sebuah pujian.
Mazmur ini dimulai dan diakhiri dengan kata haleluya, suatu seruan untuk memuji Tuhan. Dari awal hingga akhirnya paling sedikit ada 10 kata "puji" muncul. Seakan-akan pemazmur ingin mengatakan ini: "Anda bisa saja melupakan apa yang tertulis dalam mazmur-mazmur yang telah Anda baca. Namun, jangan pernah lupakan bahwa sangat penting bagi iman yang autentik untuk memuji Allah!" Ayat orang-orang&tab=notes" ver="">1 mengkonfrontasi kita dengan sebuah pertanyaan yang terbuka. Tidak ada keraguan bahwa "cakrawala-Nya yang kuat" melambangkan langit sebagaimana dalam Kej. 1:6 dinyatakan. Namun, apa yang dimaksud dengan "tempat kudus"? Tampaknya, pemazmur menyejajarkan tempat kudus ini ke tempat kudus di bumi, yaitu Bait Allah di Yerusalem, tempat orang-orang memuji Allah. Perlu juga kita ketahui dan ingat bahwa Bait Allah di bumi dianggap sebagai cerminan dari Bait Allah surgawi, takhta Allah Yang Mahatinggi.

Sebagaimana telah kita lihat dalam mazmur-mazmur sebelumnya, panggilan untuk memuji Allah didukung oleh alasan yang penting dan niscaya perlu. Alasan dalam ayat orang-orang&tab=notes" ver="">2 merupakan alasan yang umum, yang dapat diisi secara pribadi berdasarkan pengalaman masing-masing orang. Alasan ini memusatkan diri pada perbuatan- perbuatan yang ajaib dan keagungan yang luar biasa. Keduanya berbicara tentang kuasa yang di luar pemahaman manusia.

Dalam ayat orang-orang&tab=notes" ver="">3-5, orkestra Bait Allah diundang untuk memberikan sumbangannya ke puji-pujian bait Allah. Namun, tidak ada musik atau alat musik, betapa pun memberikan inspirasi, dapat cukup menjadi alat untuk mengungkapkan pujian kepada Allah. Musik tersebut harus digabung dengan semua yang bernafas. Nafas hidup adalah pemberian Allah bagi semua makhluk, dan itu adalah anugerah (Kej. 7:22). Hadiah ini harus direspons oleh setiap orang dengan puji-pujian. Pujian haleluya yang sejati haruslah paduan suara alam semesta.

Renungkan:
Akhir sebuah pujian yang sejati adalah gema pujian yang tidak berkesudahan, mengajak semua makhluk bersatu irama memuji Yang Kuasa.

(0.10828611627907) (Ams 17:13) (sh: Seni membangun hubungan dengan sesama (Minggu, 6 Agustus 2000))
Seni membangun hubungan dengan sesama

Seni membangun hubungan dengan sesama. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak akan tahan hidup tanpa berhubungan dengan sesamanya. Ironisnya, hubungan antar sesama inilah yang seringkali membuat manusia tidak tahan hidup. Tidak hanya itu, hubungan antarmanusia yang tidak `sehat' seringkali menjadi sumber bencana bagi orang-orang terdekat dan masyarakat sekitarnya. Itulah sebabnya Amsal menggambarkannya sebagai membuka jalan air (14). Akibat yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat dari pada yang diduga sebelumnya.

Pada prinsipnya, manusia dapat menjalin hubungan dengan sesamanya dengan penuh keharmonisan dan kedamaian, jika masing-masing individu memahami kedudukan dirinya di dalam masyarakat dan melakukan perannya dalam kedudukan itu secara sungguh-sungguh dan setia. Orang yang lemah dan menerima kebaikan dari orang lain seharusnya berterima kasih dan berusaha membalas budi bukan malah sebaliknya (13). Jika Anda adalah seorang pemimpin baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga, maka jalankanlah tugas dan tanggung jawab Anda dengan penuh keadilan, kehati-hatian, tidak memihak, dan tidak menerima suap (15, 23, 26). Anda pasti adalah seorang sahabat dari salah seorang manusia, karena itu tunjukkanlah bukti-bukti persahabatan yang sejati dalam segala keadaan (17) dan janganlah sekali-kali mengkhianatinya (20). Dan yang terakhir Anda juga pasti adalah seorang anak dalam sebuah keluarga. Sudahkah Anda menjadi anak kebanggaan orang tua Anda atau justru sebaliknya (21, 23)?

Renungkan: Harus diakui bahwa masih banyak terjadi perpecahan dan perselisihan dalam tubuh gereja, baik antarhamba Tuhan, antarjemaat, atau antara hamba Tuhan, aktivis, dan jemaat. Jika demikian, bagaimana mungkin gereja dapat bertumbuh? Serukan pertobatan kembali kepada prinsip sederhana yang Amsal telah ajarkan kepada kita!

Bacaan untuk Minggu ke-8 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:10-13 Roma 8:12-17 Matius 13:1-17 Mazmur 65

Lagu: Kidung Jemaat 432

Pemahaman Alkitab 5 -- Amsal 16:1-17

Memahami puisi hikmat mempertajam pemikiran, mengasah pertimbangan, dan mengolah keputusan bijak. Oleh karena itu untuk mendapatkan kekayaannya, kita perlu menggali dan menemukannya, dengan kesabaran dan keuletan. Pada akhirnya pun kita harus mengakui bahwa Allah sumber hikmat yang akan membukakannya bagi kita yang sangat terbatas, sehingga dapat mengerti hikmat itu.

Segala sesuatu dibuat oleh Tuhan untuk tujuan masing-masing. Manusia boleh merencanakan, menimbang, memikirkan jalannya, dan mengambil keputusan, tetapi Tuhan yang terlibat penuh dalam seluruh perjalanan hidup manusia menyediakan yang terbaik bagi setiap orang yang mau hidup berkenan kepada-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Dalam ayat orang-orang&tab=notes" ver="">1-7, kata `Tuhan' diulang setiap ayat. Mengapa hal ini ditekankan? Dikaitkan dengan apa sajakah peran Tuhan dalam kehidupan manusia? Mengapa Tuhan mengambil peran tersebut?

2. Seperti dikatakan dalam orang-orang&tab=notes" ver="">1:7: "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan", maka prinsip mendasar ini pun kembali diungkapkan dalam bagian ini. Makna apakah yang terkandung dalam "takut akan Tuhan"? Mengapa kata ini sering dihubungkan denngan hikmat? Jelaskan betapa berharganya hikmat? Sama seperti penuliskah Anda menganggap betapa berharganya takut akan Tuhan dan hikmat dalam hidup Anda? Jelaskan!

3. Ada raja yang berhasil memberi kehidupan bagi bangsanya tetapi ada pula raja yang membawa kematian. Menjadi raja yang berkenan harus memenuhi beberapa syarat: Berasal darimanakah keputusannya (10)? Mengapa timbangan dan neraca yang dipakai bukan standar manusia (11)? Bagaimana agar takhtanya tetap kokoh (12)? Dampak apakah yang akan dirasakan semua orang yang memiliki raja demikian (15)? Mungkinkah syarat-syarat ini bukan sekadar teori/pemahaman? Bagaimana mewujudnyatakan dalam pemerintahan di Indonesia? Sebagai pemimpin lembaga, perusahaan, gereja, atau apa pun juga, bagaimana prinsip di atas menjadi dasar kepemimpinan Anda?

(0.10828611627907) (Ams 20:17) (sh: Harta + hati yang kotor = bom waktu (Jumat, 11 Agustus 2000))
Harta + hati yang kotor = bom waktu

Harta + hati yang kotor = bom waktu. Siapa yang tidak ingin kaya? Siapa tidak setuju bahwa menjadi orang kaya itu enak? Seorang pernah berkata bahwa dengan menjadi kaya paling tidak menyelesaikan satu masalah hidup.

Yang menjadi masalah adalah jika orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan dalam waktu singkat (23). Kekayaan itu memang akan memberikan kebahagiaan namun bukan untuk waktu yang lama (17). Ironisnya, cepat atau lambat tapi pasti dalam kurun waktu ketika ia masih hidup, kekayaan itu kemudian akan berubah menjadi sesuatu yang mengganggu, menyakitkan, membahayakan, bahkan menghancurkan sang pemilik sehingga orang yang memilikinya nampaknya harus membuangnya jika `giginya' tidak mau hancur berantakan (17). Anda tentunya dapat melihat contohnya di negara kita bukan? Seseorang yang dalam waktu yang tidak lama dapat mengumpulkan kekayaan dalam jumlah yang sangat fantastis, pastilah menggunakan cara-cara yang tidak halal entah secara halus atau terang-terangan. Namun harta itu justru menjadi pintu bagi masuknya kecaman, caci-maki, hujatan, dan kutukan dari orang-orang yang mengenalnya baik tua ataupun muda, miskin ataupun kaya, terhormat atau rakyat jelata (21). Betapa sengsaranya mempunyai kekayaan yang didapat dengan cara menista Allah (23).

Kesimpulan dari uraian di atas adalah bahwa harta itu di dalam dirinya sendiri tidak menyediakan kenikmatan yang didambakan manusia. Kenikmatan hanya dapat diperoleh jika manusia yang mempunyai harta itu mempunyai catatan hati yang bersih, hati yang penuh kasih, dan setia (28). Dan Allah menjamin bahwa anak-anak-Nya dapat menjadi orang kaya yang dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dari kekayaannya, karena pelita Tuhan ada dalam diri manusia. Pelita inilah yang akan menerangi hatinya, dan menunjukkan jalan yang benar untuk memperoleh harta yang sejati (27).

Renungkan: Judul uraian hari ini memang sengaja menggunakan rumusan matematika. Sebab apa yang dipaparkan oleh Amsal kita hari ini bersifat pasti seperti sifat dari ilmu matematika. Banyak contoh di dalam masyarakat kita. Akankah Anda berniat menambahkan jumlah yang sudah banyak itu?



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA