(0.10256946382979) | (Im 22:1) |
(sh: Kudus..., hati-hati bertindak! (Selasa, 24 September 2002)) Kudus..., hati-hati bertindak!Kudus..., hati-hati bertindak! Di pasal 2 kita belajar bahwa Allah tidak main-main menuntut kekudusan para imam. Tuntutan Allah tidaklah berlebihan, karena tugas yang harus dijalankan para imam adalah tugas yang kudus. Otomatis tugas yang kudus itu harus diiringi dengan kehidupan yang kudus pula. Karena itu bila merekan dianggap najis menurut aturan yang telah Allah berikan, mereka harus lebih dahuluu mentahirkan diri. Pada pasal ini kita diajak untuk memahami beberapa hal tentang hal pentng. Pertama, tentang dampak akibat kenajisan yang dilkaukan para imam adalah larangan untuk menjamah hal-hal yang kudus (ayat 1-16); Bagian pertama ini dialamatkan kepada para imam. Meraka diingatkan akan sanksi allah yang harus dihadapi sebagai konsekuensi pelanggaran ini adalah dilenyapkan dari hadapan Allah (ayat 3), dinajiskan dalam waktu yang panjang (ayat 4a), bahkan meninggal dunia (ayat 9). Mereka juga diperingatkan supaya jangan bersalah dalam hal kurban itu, terutama supaya mereka jangan membiarkan oaran gyang tidak berhak makan persembahan kudus. Karena seluruh bangsa Israel akan terlibat menanggung kesalahan mereka (ayat 15-16). Kedua, tentang peraturan-peraturan mempersembahkan kurban (ayat 17-25). Bagian ini merupakan penetapan tentang persembahan-persembahan yang dikorbankan, yaitu harus tidak bercela. Peraturan ini dialamatkan kepada para imam, dan umat. Dikatakan bahwa prinsip asasi untuk semua korban adalah sama, yaitu bahwa korban cacat tidak bias dipakai (ayat 18-21). Memang orang yang membawa korban cacat tidak dihukum, tetapi tujuan korbannya gagal, sebab tidak mengadakan hubungan baik antara Allah, dengan dirinya (ayat 22-25) Melalui perikop ini, kita belajar bahwa ternyata tidak ada imam y ang dapat sepenuhnya dan sempurna menjalani ketetapan-ketetapan Allah. Hanya satu Imam Agung yang secara sempurna dan utuh untuk memenuhi segala-ketetapn-ketetapan Allah, Dialah Yesus Kristus yang tak bercacat cela. Renungkan: Mengambil bagian dalam kekudusan Allah sama dengan masuk dalam dan mengalami keindahan hadirat-Nya. |
(0.10256946382979) | (Bil 6:22) |
(sh: Materikah wujud berkat Allah? (Minggu, 15 Agustus 1999)) Materikah wujud berkat Allah?Materikah wujud berkat Allah? Setiap Kristen rindu diberkati oleh Tuhan. Namun, banyak Kristen keliru memahami berkat Tuhan tersebut. Untuk menghindari pemahaman yang salah, apa yang dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk mengetahui seseorang diberkati atau tidak diberkati oleh Tuhan? Seringkali yang dipakai sebagai tolok ukur berkat adalah kesehatan, kesuksesan, dan kekayaan. Namun, firman Tuhan justru tidak menyebutkan atau membenarkan salah satu dari ketiga hal tersebut. Berkat Tuhan adalah penyertaan dan perkenanan-Nya. Apakah artinya memiliki kesehatan prima, kesuksesan berbisnis dan kekayaan melimpah bila Tuhan tidak berada di pihak kita dan beserta dengan kita? Bagi Musa yang diberkati Tuhan, penyertaan dan perkenanan Tuhan atas dirinya ketika dia ditunjuk untuk memimpin bangsa Israel menuju ke tanah perjanjian sudah cukup baginya. Kehadiran Tuhan sebagai gembalanya selalu cukup bagi Daud, baik pada saat tenang maupun pada saat ia melewati lembah kekelaman. Bagi Paulus, sukacitanya tidak dibatasi oleh materi, tembok-tembok penjara, dan kesehatan. Berkat Tuhan dalam kehidupan Kristen masa kini. Pengalaman para tokoh Alkitab yang diberkati Tuhan secara luar biasa, tidak membuat mereka mengubah pemahaman tentang berkat Tuhan dalam hidup mereka. Akibatnya, dalam penyertaan Allah semua kebutuhan mereka terpenuhi: kesehatan, kesuksesan memimpin umat, dan kebutuhan ekonomi. Berbeda dengan keadaan banyak Kristen masa kini yang menganggap dan mengkotak-kotakkan berkat Tuhan sebatas pemenuhan kebutuhan "perut dan gengsi". Pengaruh paham materialisme telah membungkam kepercayaan iman kita. Akibatnya kita dibelenggu oleh paham bahwa kita kini hidup di zaman yang serba bergantung pada materi. Tuhan hanya dianggap ada bila kebutuhan materi terpenuhi. Pernahkah kita bertanya: "mengapa hingga saat ini aku masih bernafas? Darimanakah nafas itu aku peroleh?" Doa: Tuhan tolonglah aku untuk melihat segala sesuatu yang ditawarkan dunia ini adalah sampah dibandingkan dengan penyertaan dan perkenanan-Mu. |
(0.10256946382979) | (Ul 1:41) |
(sh: Menggunakan kekuatan (Kamis, 24 April 2003)) Menggunakan kekuatanMenggunakan kekuatan. Seperti seorang anak muda yang baru belajar mengendarai mobil, yang tidak bisa mengendalikan gas dengan baik, demikian pula manusia tidak bisa mengendalikan kekuasaan yang dimilikinya. Ialah yang dikendalikan oleh kekuasaan itu. Itu pula yang terjadi dengan bangsa Israel. Mereka telah dihukum Tuhan karena pengeluhan, ketidakpercayaan, dan kekhawatiran mereka. Akhirnya mereka menjadi berani, mereka kini merasa bahwa mereka siap. Mereka merasa telah memiliki kekuatan, kekuasaan untuk menghancurkan musuh. Sayang sekali, mereka sekali lagi menunjukkan pemberontakan dengan cara yang terbalik. Tuhan tidak hadir beserta mereka, mereka pasti akan kalah. Namun, mereka tidak mendengarkan Tuhan, mungkin karena menyesal telah melawan Tuhan. Sayang sekali, dengan melakukan penyerangan itu, mereka kembali melawan Tuhan. Akhirnya mereka hancur, kalah, dan mereka menangis. Mulai 2:2, setelah tiga puluh delapan tahun, mereka akhirnya diizinkan Tuhan untuk berangkat ke utara, ke sebelah timur Sungai Yordan. Kini mereka harus melewati 5 bangsa. Tiga yang pertama, Edom, Moab, dan Amon akan mereka lewati dengan damai. Ini juga menjadi satu janji bahwa jikalau Tuhan memberikan tanah kepada bangsa-bangsa lain, maka bangsa Israel pun akan mendapatkan tanah miliknya. Hanya, mereka tidak boleh menggunakan kekuatan dan kekuasaan mereka melebihi hak mereka. Dalam 2:18, suatu era baru tiba, era ketika generasi yang lama telah mati (ayat 14-15). Kematian mereka jelas bukan hanya karena usia, tetapi sebagian dari mereka mendapatkan hukuman Tuhan. Akhir yang mengenaskan. Renungkan: Batas segala sesuatu dalam kehidupan manusia adalah kehendak Allah. Gunakan kekuatan dan kekuasaan Anda dengan bertanggung jawab. |
(0.10256946382979) | (Ul 2:24) |
(sh: Menjadi ditakuti (Jumat, 25 April 2003)) Menjadi ditakutiMenjadi ditakuti. Dalam sebuah masyarakat, kita bisa menjadi sangat bingung karena pemerintahan ternyata kadang-kadang identik dengan terorisme. Pemerintah bisa saja menjadi teroris bagi masyarakatnya agar para pejabat bisa terus duduk di sana. Ini adalah sebuah horokrasi, sebuah pemerintahan horor. Bangsa Israel telah melewati tiga bangsa pertama untuk menuju ke sebelah timur Sungai Yordan. Mereka kini akan melewati Sihon, melewati Wadi Arnon. Allah menyatakan agar mereka bangkit karena Ia menyerahkan bangsa itu kepada mereka. Orang-orang Amori dari kerajaan Sihon bukanlah saudara bangsa Israel dan mereka tidak dijanjikan tanah oleh Allah. Penyerangan oleh bangsa Israel terjadi karena mereka juga menolak memberikan jalan lewat. Dengan demikian, berhaklah bangsa Israel menyerang balik dan merebut tanah mereka. Yang perlu kita catat di sini adalah kenyataan bahwa Tuhanlah yang mengeraskan hati Raja Sihon sehingga dengan bebal ia menolak untuk memberikan jalan kepada orang Israel. Melalui cara itu, Allah memberikan izin kepada bangsa Israel untuk menghancurkan bangsa tersebut. Hal ini juga terjadi dengan kasus Firaun ketika ia dikeraskan hatinya oleh Allah saat bangsa Israel akan keluar dari Tanah Mesir. Kemenangan pun diberikan Tuhan (ayat 33). Di sini dimensi teologis dan duniawi beririsan, dimensi yang tidak kelihatan dan dimensi yang kelihatan. Allahlah yang berada di balik segala sesuatunya. Israel pun masih taat kepada Tuhan untuk tidak melanggar hak-hak orang Amon. Maka, bangsa-bangsa akan takut kepada bangsa Israel. Bukan karena mereka teroris, tetapi karena mereka taat kepada Allah yang mahakasih. Renungkan: Kekuasaan yang didasarkan pada terorisme dilandaskan di atas pasir yang lembek. Hanya kekuasaan yang dari Tuhan didirikan di atas batu karang yang kokoh. |
(0.10256946382979) | (Ul 5:22) |
(sh: Seruan serius dari Allah (Jumat, 2 Mei 2003)) Seruan serius dari AllahSeruan serius dari Allah. Kitab Ulangan ini ditulis pada akhir masa pelayanan Musa, ketika ia berada di daerah Moab sebelum menyeberangi sungai Yordan dan akan segera menyerahkan kepemimpinannya kepada Yosua (ayat 1:5). Musa sebagai perantara yang telah dipilih untuk menyampaikan Firman Tuhan (ayat 23-27; 30-31) bertekad untuk mempersiapkan Israel memasuki Kanaan dengan mengingatkan mereka akan peristiwa khusus ketika perjanjian Tuhan diberikan. Musa mengingatkan, bahwa pada saat itu mereka mendengar firman itu disampaikan dengan dahsyat: [1] yang secara langsung bersumber dari Tuhan; [2] berotoritas atas seluruh Israel; [3] dinyatakan dengan kemegahannya; [4] diberikan secara menyeluruh dan tuntas; serta [5] dituliskan dalam bentuknya yang stabil dan permanen (ayat 5:22). Pada peristiwa itu Israel takut dan menghormati Tuhan (ayat 23-26,28), serta berjanji untuk mendengar dan melakukan firman Tuhan (ayat 27). Namun, pada perjalanan selanjutnya mereka gagal. Sikap takut dan hormat hanyalah sesaat. Hal inilah yang mendorong Musa dengan setia menyuarakan jeritan hati Tuhan bagi kegagalan umat-Nya: "Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, …" (ayat 29). Inilah gambaran natur manusia berdosa yang dipanggil dalam komunitas milik Allah. Komitmen yang dibuat dengan sungguh-sungguh dan bersumber dari perasaan takut kepada Tuhan, dapat dengan cepat berubah dan terlupakan. Untuk memelihara kesetiaan tersebut diperlukan adanya abdi Allah yang dengan setia menyerukan jeritan hati Tuhan agar umat kembali berpegang dan berjalan sesuai dengan firman. Renungkan: Semua kita masih harus berjuang melawan pencobaan dari luar dan kecenderungan dosa di dalam diri kita. Jangan ikuti dorongan hati atau ajakan apa pun bila tidak jelas apakah itu sesuai dengan firman-Nya. |
(0.10256946382979) | (Ul 11:16) |
(sh: Menjejakkan kaki (Senin, 12 Mei 2003)) Menjejakkan kakiMenjejakkan kaki. Hidup adalah sebuah pilihan dan segala sesuatu di dalamnya juga merupakan pengambilan keputusan. Sebagaimana kita melangkah dengan kaki kita, setiap detik kita melangkah dengan hidup kita, dengan diri kita seutuhnya. Kita menjejakkan kaki tidak hanya dalam pemahaman ruang dan waktu, tetapi juga di dalam dimensi situasi. Apakah kita akan menguasai situasi itu atau akankah kita kehilangan kekuatan kita untuk memilih? Musa memperingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak boleh tergoda mengikuti allah-allah Kanaan ketika mereka nanti berada di sana. Jika mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala, maka secara spiritual mereka telah dikalahkan. Mereka menduduki Kanaan secara fisikal, tetapi faktanya budaya dan agama Kanaan menduduki hati dan kepala mereka. Karena itu, Musa menginginkan agar bangsa Israel memperhatikan hukum-hukum Tuhan dengan lekat dan saksama. Ini adalah syarat agar bangsa Israel bisa bertahan di tanah yang dijanjikan Tuhan. Kita melihat bahwa Tuhan menginginkan agar bangsa Israel menjejakkan kaki mereka, baik dalam dimensi ruang, waktu, dan situasi berdasarkan firman Allah. Bangsa Israel harus memenangkan kehidupan ini dengan pemilihan berdasarkan ketaatan kepada Allah. Allah berjanji akan memberikan kekuatan kepada bangsa Israel, melebihi kapasitas dan kelayakan mereka. Mereka adalah bangsa yang kecil, namun Tuhan akan membuat mereka besar di hadapan bangsa-bangsa. Mereka akan membuat semua orang takut ketika kaki mereka menyentuh bumi (ayat 25). Pilihannya adalah berkat dan kutuk -- untuk apa mereka memilih allah-allah yang kekuatannya belum terbukti (ayat 28)? Renungkan: Dalam setiap saat dan situasi kehidupan Anda, Anda bisa memilih untuk taat kepada Allah atau menaati nafsu dan kebodohan Anda sendiri. |
(0.10256946382979) | (Ul 14:22) |
(sh: Syukur dan solidaritas umat (Sabtu, 17 Mei 2003)) Syukur dan solidaritas umatSyukur dan solidaritas umat. Janji Allah kepada umat seperti yang digenapi dalam karya penyelamatan Allah mencakup keturunan, tanah penuh berkat dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Hal mana kini terbukti antara lain dalam berkat-berkat pertanian dan peternakan (ayat 22,23). Respons umat? Sepersepuluh dari hasil pertanian dan peternakan umat harus dipersembahkan dan dinikmati di hadapan Allah dengan sukacita. Karya penyelamatan Allah tidak boleh dihentikan di dalam egoisme tetapi harus berlanjut dalam persekutuan umat yang saling memperhatikan dan saling menghidupi. Berkat-berkat tidak untuk keluarga sendiri, tetapi menjadi bagian seluruh umat. Mereka yang setiap harinya bergumul dengan berbagai kesulitan dan penderitaan harus mempunyai hak dan kesempatan untuk menikmati sukacita kebaikan dan kebesaran Allah. Peraturan tentang perpuluhan menampung prinsip-prinsip tadi. Perpuluhan adalah sarana untuk umat mengakui bahwa Allah adalah sumber atas hidup, dan segala yang baik yang umat alami. Dengan makan perpuluhan di hadapan Allah, umat menyatakan dengan syukur pengakuan iman tadi. Dengan makan bersama orang Lewi (ayat 29), dan mereka, yang karena kedudukannya yang lemah seperti orang asing, janda, dan yatim tersingkir dari masyarakat, umat mengakui dan memberlakukan maksud Allah untuk seluruh umat. Allah memihak orang papa dan tak berdaya, umat Tuhan pun harus mengikuti teladan Allah ini. Jadi, orang beriman tidak taat supaya diberkati tetapi menerima berkat sebagai pendorong untuk bersyukur dan bertindak dalam solidaritas. Keberpihakan Allah dalam anugerah-Nya kepada umat yang sebenarnya tidak layak itu, harus melahirkan keberpihakan umat kepada sesama semata karena kasih Allah. Renungkan: Siapa Tuhan dalam hidup Anda, akan terlihat dalam cara kita memperlakukan harta dan sikap terhadap sesama. |
(0.10256946382979) | (Ul 18:9) |
(sh: Hidup di dalam panggilan Allah (Rabu, 23 Juni 2004)) Hidup di dalam panggilan AllahHidup di dalam panggilan Allah. Setiap orang Kristen hidup di dalam panggilan Allah, baik pelaku bisnis, pemilik toko, supir angkot, penjual sayur ataupun penjual obat. Ada satu hal yang umum dari semua jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen, mereka adalah duta Allah di dalam dunia. Seorang penjual sayur dapat menjadi seorang duta Allah di dalam dunia, kalau ia hidup sesuai dengan panggilan Allah. Seperti apakah panggilan Allah itu? Ketika orang Israel dipanggil keluar dari Mesir, mereka sebetulnya menjalani panggilan Allah. Ketika mereka hendak masuk ke tanah perjanjian, Tuhan memerintahkan mereka untuk tetap hidup sesuai dengan panggilan Allah (ayat 13), yaitu menjadi duta Allah. Mereka harus mengkhususkan diri untuk tidak mengikuti kebiasaan dari bangsa-bangsa kafir yang tinggal di sekitar mereka (ayat 9-12). Bangsa Israel diperintahkan oleh Allah untuk tidak ikut ambil bagian dalam kebiasaan bangsa tetangga mereka, misalnya kekejian dan penyembahan roh-roh (ayat 9-13). Mengenai masa depan, mereka diminta untuk hanya bergantung kepada Allah dan tidak kepada siapapun yang mereka kenal. Oleh karena itu Allah mengkhususkan nabi-nabi untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan masa depan dan kehendak Allah sendiri (ayat 14-22). Dua hal ini hanyalah contoh tentang bagaimana orang Israel harus hidup di tanah perjanjian. Mereka tidak boleh berkompromi selain menyembah dan beriman kepada Allah. Hidup di dalam panggilan Allah berarti hidup sesuai dengan perintah Allah. Ketaatan dan iman kepada Allah ialah suatu hal yang mutlak di dalam segala situasi kehidupan kita. Biarlah kita membawa diri kita sebagai duta Allah di manapun kita berada. Jati diri sebagai duta akan menghindarkan kita dari hidup kompromi. Doa: Tuhan jadikanlah saya duta-Mu yang sejati, yang mengemban tugas dan panggilan-Mu di manapun saya berada. |
(0.10256946382979) | (Ul 19:14) |
(sh: Keadilan Tuhan (Jumat, 25 Juni 2004)) Keadilan TuhanKeadilan Tuhan. Salah satu perintah Tuhan yang sangat ditekankan di PL namun yang sering dilanggar oleh umat-Nya ialah keadilan. Perjanjian Lama sangat menekankan hal ini agar umat Tuhan berlaku adil terhadap sesamanya dan juga terhadap orang lain di sekitarnya. Hal ini kelihatannya amat sensitif di kalangan orang-orang yang hidup di Timur Tengah pada zaman PL. Kebanyakan mereka menghukum orang jahat secara berlebihan bahkan menghukum orang yang tidak berbuat jahat hanya untuk membela kepentingan mereka yang duduk di dalam jabatan-jabatan yang tinggi. Perikop hari ini mengajarkan kita bahwa Allah menghendaki agar bangsa Israel menghukum mereka yang memang seharusnya dihukum dengan hukuman yang setimpal. Keputusan harus diambil berdasarkan kesaksian lebih dari satu orang (ayat 15). Orang yang mengucapkan saksi dusta (ayat 18-19), harus dijatuhi hukuman sesuai dengan apa yang ia saksikan mengenai orang yang tidak bersalah. Allah menghendaki orang Israel untuk berlaku adil, sehingga mereka dapat menunjukkan jati dirinya sebagai umat Allah, yang berbeda dari bangsa lain. Dalam masa prapembuangan kita melihat bahwa kemunduran Israel dari Allah berjalan seiring pula dengan berbagai ketidakadilan keji. Di Indonesia di mana banyak orang menghalalkan segala cara untuk memperoleh kepentingan diri sendiri atau golongan, kita sebagai Kristen dipanggil Allah untuk berlaku adil bagi semua orang, bukan kepada orang Kristen saja, tetapi juga kepada orang nonkristen. Kita harus berani menjunjung dan membela keadilan apapun konsekuensinya. Allah menghendaki agar umat-Nya melakukan itu. Dengan berlaku adil, kita sudah mewujudkan rencana dan sifat Allah di dalam dunia ini. Renungkan: Jangan berdoa agar Tuhan memberkati bangsa kita, bila kita tidak sedia berjuang menegakkan keadilan dan mengajak orang lain memperjuangkan hal yang sama. |
(0.10256946382979) | (Ul 20:1) |
(sh: Perang suci (Sabtu, 26 Juni 2004)) Perang suciPerang suci. Sebuah peperangan selalu mempunyai tujuan, apakah itu tujuan kemanusiaan, politis atau tujuan-tujuan yang seringkali hanya mewakili golongan tertentu. Perang yang diprakarsai oleh manusia sering terkesan tidak adil. Apakah yang dimaksud dengan perang suci di dalam Alkitab? Perang suci di dalam Alkitab, khususnya di dalam PL, memiliki tujuan untuk mewujudkan pemerintahan Allah di tengah-tengah dunia melalui bangsa Israel. Memang banyak yang bertanya-tanya, mengapa Allah yang penuh kasih, seolah-olah memerintahkan umat-Nya untuk berperang, yang berarti berlawanan dengan kasih-Nya? Sebetulnya kalau kita melihat PL secara menyeluruh, di dalam sejarah keselamatan yang dirajut dengan indah, kita seharusnya sadar bahwa peperangan itu bertujuan mewujudkan kehadiran, kesucian dan damai Allah di tengah-tengah dunia ini (perhatikan ayat 10-12). Bagi mereka yang melawan bentuk kehadiran Allah, tentunya ada konsekuensi yang harus diemban. Peperangan di dalam Alkitab bertujuan agar Allah dimuliakan di tengah-tengah dunia dan Israel dapat hidup menjadi bangsa pilihan yang memberikan berkat kepada bangsa di sekitar mereka. Orang Kristen dipanggil juga berperang untuk mewujudkan kebenaran, kasih, keadilan dan damai Allah di dalam dunia ini. Peperangan kita bukan dengan mengangkat senjata, untuk membunuh mereka yang tidak seiman dengan kita. Peperangan Kristen adalah peperangan rohani, melawan pemerintah dan penguasa yang tidak menjalankan keadilan dan kebenaran, penghulu dunia dan roh-roh jahat yang merupakan bagian dari kerajaan Setan (Efesus 6:12). Perang rohani dijalankan dengan kehidupan yang suci dan penuh kasih serta menegakkan keadilan dan kebenaran. Doa: Tuhan perlengkapi saya dengan perlengkapan perang-Mu agar saya dapat melawan segala kefasikan, ketidakadilan dan ketidakbenaran di dalam kasih Yesus Kristus. |
(0.10256946382979) | (Ul 25:11) |
(sh: Tidak jujur dalam bisnis (Selasa, 6 Juli 2004)) Tidak jujur dalam bisnisTidak jujur dalam bisnis. Masyarakat Israel adalah masyarakat yang diatur oleh Hukum Taurat pemberian Allah. Hukum Taurat mengatur perilaku mereka sehari-hari. Salah satu perilaku itu diwujudkan dengan hidup jujur terhadap sesamanya. Peraturan di ayat 13-16 diberikan guna mengatur transaksi dagang agar dilakukan dengan jujur. Kejujuran dalam transaksi dagang ditekankan pada penggunaan batu timbangan dan efa. Batu timbangan adalah alat untuk mengukur berat. Sedangkan efa adalah alat untuk mengukur volume. Pedagang yang tidak jujur menggunakan batu timbangan yang lebih berat dari seharusnya agar mendapatkan lebih banyak. Misalnya, ia membeli 100 kg beras. Dengan batu timbangan yang beratnya 1.05 kg, ia mendapatkan 105 kg beras. Ketika ia menjual beras itu, ia menggunakan batu timbangan yang lebih ringan (ayat 0,95 kg). Dengan demikian pembeli dirugikan setengah ons setiap kilonya. Demikian pula pedagang yang tidak jujur menggunakan efa yang lebih besar untuk mendapatkan jerami lebih banyak, namun ia menjual jerami itu dengan menggunakan efa yang lebih kecil. Praktik seperti ini mungkin lazim kita temui pada masa kini di pasar. Tindakan berdagang yang tidak jujur seperti ini dilarang oleh Hukum Taurat dengan dua alasan: Pertama, adalah "supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan kepadamu oleh TUHAN Allahmu" (ayat 15). Penipuan dalam jangka panjang tidak dapat ditutupi. Bila ketahuan, si penipu akan kehilangan kepercayaan dari pelanggannya dan hidup tidak sejahtera. Masyarakat dan bangsa menjadi rusak bila ketidakjujuran merajalela. Kedua, orang yang berbuat curang adalah kekejian di hadapan Tuhan, oleh karena itu Ia akan menghukum setiap tindakan ketidakjujuran yang dilakukan oleh umat-Nya. Tuhan menuntut orang Kristen untuk hidup jujur, bukan hanya jujur dalam perdagangan saja tetapi juga jujur dalam segala tindakan sehari-hari. Camkanlah: Tuhan tidak senang terhadap ketidakjujuran. Hidup tidak jujur menyebabkan Anda tidak menjadi berkat bagi orang lain. |
(0.10256946382979) | (Ul 27:11) |
(sh: Dua belas kutuk (Jumat, 9 Juli 2004)) Dua belas kutukDua belas kutuk. Tekad untuk menjunjung hukum-hukum Allah dapat diungkapkan dari sisi negatif yaitu kesehatian menolak dan mengutuk tindakan yang melawan hukum-hukum Allah. Dalam bagian ini, kebulatan tekad mengutuki dosa umat dipimpin oleh orang Lewi. Seluruh umat bersehati menyatakan penolakan mereka atas dosa. Dua belas ucapan kutuk yang diucapkan oleh sebagian suku Israel di gunung Ebal dan Gerizim merupakan suatu pernyataan bahwa ikatan perjanjian antara TUHAN dan Israel kudus dan serius. Dua belas ucapan kutuk ini bukan suatu uraian lengkap menyeluruh mengenai larangan yang tidak boleh dilanggar oleh Israel, tetapi merupakan beberapa sikap dasar yang harus dipelihara sebagai bagian kesetiaan mereka terhadap perjanjian Sinai. Perjanjian Sinai menyatakan Allah dan Israel terikat dalam suatu perjanjian. Pengelompokkan kedua belas ucapan kutuk tersebut sbb.: Pertama, ucapan kutuk terhadap pelanggaran hukum pertama dan kedua dari sepuluh hukum Allah (ayat 15). Diletakkan paling atas karena merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Allah sendiri. Kedua, ucapan kutuk terhadap pelanggaran dari hukum yang mengatur kehidupan dengan sesama (ayat 16-25). Sikap yang dikutuk adalah sikap melecehkan orang tua, sesama saudara, harta milik sesama, kekudusan pernikahan, dan nyawa sesama manusia. Ketiga, ucapan kutuk terhadap pelanggaran pasif hukum Taurat (ayat 26). Hukum Taurat tidak saja untuk tidak dilanggar melainkan untuk diterapkan dalam perilaku setiap hari. Kita bersyukur, di dalam Tuhan Yesus tidak ada lagi kutukan yang menimpa kita, karena pengampunan-Nya bersifat tuntas. Pengampunan-Nya memampukan kita untuk belajar apa yang Allah harapkan untuk kita lakukan dan tidak lakukan sebagai anak Tuhan. Renungkan: Ketika umat Allah berkumpul berbakti bersama, penting sekali menyatukan hati dan tekad untuk melakukan kebenaran dan untuk menolak segala bentuk kejahatan dan pelanggaran terhadap hukum Allah. |
(0.10256946382979) | (Ul 28:1) |
(sh: Hubungan berkat dan taat (Sabtu, 10 Juli 2004)) Hubungan berkat dan taatHubungan berkat dan taat. Ketaatan kepada Allah mendatangkan berkat yaitu hidup yang berkenan kepada-Nya, hidup yang sesuai dengan kodrat kemanusiaan (=sifat yang asli). Artinya, segala sesuatu akan berjalan sebagaimana hidup itu seharusnya. Ini bukan akibat otomatis sebab dosa sudah merusak dan mengotori keindahan kodrat ilahi atas manusia dan ciptaan lain. Berkat adalah anugerah Allah yang dinyatakan dengan melimpah. Dari segi jumlah tampak ketidakseimbangan antara berkat dan kutuk (Ulangan 27:11-26) yang diberikan (satu berbanding empat). Ketidakseimbangan ini diberikan karena umat Tuhan cenderung berdosa, sehingga kutuk pun dominan. Bagian berkat ini terdiri dari bagian ringkas yang memaklumatkan berkat yang diterima Israel (ayat 1-6) disusul dengan sedikit penjabaran yang berbentuk pembalikan susunan bagian kalimat; berkat berupa perlindungan dan kemenangan Israel atas musuhnya (ayat 7,13a); berkat berupa kesejahteraan dan kelimpahan hidup di tanah perjanjian (ayat 8,11-12); berkat berupa relasi Israel dengan Allah yang menjadi dasar semua berkat lainnya (ayat 9-10). Keseluruhan berkat ini diapit oleh pesan dan syarat yang sama, yaitu kesetiaan, ketelitian dan kesungguhan melakukan apa yang dituntut Tuhan dalam perjanjian Sinai (ayat 1-2,13b-14). Berkat bagi Israel ini berhubungan dengan keberadaan mereka sebagai umat Allah. Namun, perwujudan berkat ini terjadi di dalam relasi intim Israel dengan Allah dan melalui tindakan nyata bangsa Israel yang menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Israel diberkati untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Bagi umat Kristen yang setia mengikut Kristus inti berkat yang disediakan Allah adalah kehidupan yang menjadi berkat bagi orang di sekeliling kita. Menjadi berkat dalam materi, kesehatan, persahabatan dengan sesama. Renungkan: Berkat yang dilimpahkan kepada kita adalah anugerah yang tidak layak kita terima, kalau begitu bukankah seharusnya kita tidak menahan berkat itu bagi orang lain? |
(0.10256946382979) | (Ul 28:47) |
(sh: Kutuk sebagai konsekuensi dosa (Senin, 12 Juli 2004)) Kutuk sebagai konsekuensi dosaKutuk sebagai konsekuensi dosa. Pada saat seseorang tidak mau tunduk kepada kedaulatan Allah, ia menghadapi konsekuensi dipaksa tunduk oleh kedaulatan Allah itu sendiri. Allah bisa memakai apapun untuk menunjukkan kedaulatan-Nya. Apa yang akan dialami bangsa Israel jika mereka menolak kedaulatan Allah atas hidupnya diuraikan mendetail di bagian ini. Allah akan memakai musuh untuk melawan bangsa Israel (ayat 47-57). Mereka yang menolak tunduk kepada Allah akan tunduk kepada bangsa yang dipilih Allah untuk menghukum Israel. Mereka akan merasakan ketidakberdayaan dalam berbagai aspek kehidupan mereka: tidak merdeka (ayat 48-49), dikepung oleh musuh sehingga menimbulkan kelaparan yang menyebabkan perbuatan biadab di antara mereka (ayat 50-57). Hukuman Allah meniadakan semua yang pernah dijanjikan Allah (ayat 58-68). Menolak kewajiban berarti menolak hak berkat dan sebagai akibatnya segala berkat itu dicabut dari mereka. Dan sebagai puncak konsekuensi mereka dikembalikan kepada perbudakan: seperti dulu mereka di Mesir (ayat 68). Akibat fatal dari ketidaktaatan adalah kembali ke perbudakan seperti sebelum menjadi umat Allah dengan kata lain kembali ke kondisi bukan umat. Sungguh mengerikan jika hukuman Allah menimpa manusia yang keras kepala. Apa yang dijanjikan Allah untuk kebaikan manusia seakan sirna oleh api kemurkaan-Nya. Masa kini pun kita menyaksikan bagaimana banyak manusia dan bangsa mengalami penghukuman Allah yang dahsyat, yaitu diserahkan kepada cengkeraman dosa yang menekan dan melibas hidup tanpa berdaya untuk melepaskan diri. Tidak ada kelepasan dari hukuman Allah kecuali berpaling lagi kepada Dia untuk bertobat dan mengakui kedaulatan Allah dalam hidup ini. Di dalam Yesus, kita mendapatkan anugerah pengampunan dosa dan diluputkan dari penghukuman. Renungkan: Hukuman terberat adalah pada waktu Allah menyerahkan kita pada kutuk dosa. Namun, anugerah terbesar adalah pada waktu Kristus memerdekakan kita dari perhambaan dosa. |
(0.10256946382979) | (Ul 30:1) |
(sh: Jangan sia-siakan kasih setia Allah (Rabu, 14 Juli 2004)) Jangan sia-siakan kasih setia AllahJangan sia-siakan kasih setia Allah. Berulang kali anak itu mengecewakan ibunya, berulang kali pula ibunya mengampuni. Suatu saat, anak itu bertanya, "Ibu, masih adakah pengampunan bagiku? Apakah aku boleh mencoba lagi taat kepadamu?" Ibunya menjawab dengan berlinang air mata, "Anakku, selama matahari masih terbit, selama itu juga pengampunanku." Puji Tuhan! Kasih setia-Nya jauh melebihi kasih seorang ibu. Bangsa Israel patut bersyukur memiliki Tuhan yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Walaupun hukuman adalah konsekuensi dosa, namun Tuhan menginginkan bangsa Israel bertobat. Bahkan setelah penghukuman diturunkan, pemulihan disediakan. Allah bukan hanya berjanji memulihkan mereka yang bertobat dan memberkati dengan limpah (ayat 3-5,9), Allah bahkan akan mengubah hati mereka supaya mampu mengasihi-Nya (ayat 6) dan menaati firman-Nya (ayat 8). Puji Tuhan, kesanggupan untuk mengasihi dan taat kepada firman-Nya berasal dari Allah sendiri. Namun bangsa Israel harus memilih untuk taat. Bangsa Israel tidak bisa berdalih, bahwa perintah Allah terlalu tinggi untuk diraih dan terlalu jauh untuk dijangkau. Sebab firman-Nya dekat kepada bangsa Israel. Yang penting adalah sikap hati yang mau taat kepada-Nya (ayat 11-14). Sekali lagi Allah memperhadapkan Israel dengan pilihan (ayat 15,19-20) janji berkat untuk ketaatan mereka (ayat 15-16), atau ancaman kutuk untuk kekerasan hati mereka (ayat 17-18). Sama seperti Israel harus memilih, kita pun diminta untuk memilih. Tuhan menginginkan agar kita memilih taat pada firman-Nya. Kita bisa menikmati segala berkat-Nya dalam Yesus Kristus. Namun kita harus memilih untuk mengasihi Dia, taat kepada firman-Nya, dan melakukan perintah-Nya untuk dapat menikmati berkat itu. Renungkan: Berkat Tuhan dan kasih setia-Nya tersedia bagi setiap anak-Nya yang memilih untuk taat kepada firman-Nya dan melakukan perintah-Nya. Jangan sia-siakan kasih setia Allah. |
(0.10256946382979) | (Ul 32:34) |
(sh: Kasih yang tidak berkesudahan (Senin, 19 Juli 2004)) Kasih yang tidak berkesudahanKasih yang tidak berkesudahan. Allah yang menghukum karena cemburu-Nya, Allah juga yang membela umat kepunyaan-Nya. Namun, Ia menantikan saat-saat umat-Nya sadar akan kesalahan mereka, lalu berpaling dan bertobat. Saat itulah Ia bertindak menyatakan penyelamatan-Nya sekali lagi. Bagian terakhir nyanyian Musa ini sekali lagi menunjukkan belas kasih dan kasih setia Allah yang tidak pernah memudar dari umat-Nya. Kalau sepertinya Allah membiarkan mereka menderita di dalam dosa, itu bukan karena Ia membenci mereka. Bukan pula karena Ia sudah habis akal dan habis sabar. Semua penderitaan dimaksudkan agar Israel sadar bahwa mereka sudah berdosa kepada-Nya. Allah sengaja membiarkan mereka 'tenggelam' dalam pergumulan kesesakan dosa-dosa mereka, supaya mereka mencari kelepasan. Tatkala mereka menyadari bahwa kelepasan tidak akan mereka temukan pada ilah-ilah yang mereka sembah, barulah mereka berpaling kepada Dia (ayat 36-37). Saat itulah Ia akan bangkit kembali menebus umat-Nya dari tangan para musuh yang mencengkeram mereka. Dengan keperkasaan Allah menghancurkan lawan-lawan-Nya, supaya umat-Nya dibebaskan, Nama-Nya kembali dipuji bukan hanya oleh Israel, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain yang melihat kebesaran-Nya (ayat 39-43). Dengan berakhirnya nyanyian itu, tuntas sudah segala nasihat yang harus disampaikan Musa kepada umat Israel. Musa akan segera meninggalkan mereka, karena Tuhan tidak mengizinkan Musa masuk ke tanah perjanjian (ayat 48-52). Buat umat Tuhan masa kini, nyanyian peringatan Musa ini seharusnya menolong kita untuk mawas diri. Allah setia dan mengasihi kita, tetapi kita tidak boleh mempermainkan kasih setia-Nya. Mempermainkan kasih setia-Nya akan mendatangkan penghukuman Allah bagi kita. Maukah kita dipukul dahulu oleh tangan penghukuman-Nya agar kita bertobat sungguh-sungguh? Doaku: Tuhan, aku tidak mau bermain-main dengan dosa. Karena aku tahu Engkau membenci dosa. Tolong aku untuk hidup setia kepada-Mu, karena Engkau senantiasa setia dan mengasihiku. |
(0.10256946382979) | (Rut 2:1) |
(sh: Asing di negeri sendiri (Minggu, 11 April 1999)) Asing di negeri sendiriAsing di negeri sendiri. Setelah berada di Bethlehem, tidak pernah Naomi menceritakan kepada Rut bahwa ia masih memiliki keluarga bernama Boas. Boas adalah seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh. Ketika musim menuai tiba, Naomi menyuruh Rut mengumpulkan sisa-sisa gandum yang tertinggal di ladang milik Boas. Pada waktu itu berlaku tradisi yang memperkenankan orang-orang miskin memperoleh makanan dari sisa-sisa gandum di ladang. Tanpa mengenal lelah, Rut bekerja mengumpulkan sisa gandum dari pagi hingga sore hari. Tak memanfaatkan hubungan saudara. Seandainya Naomi mau berterus terang tentang siapa Boas, pasti Rut tidak akan berlelah-lelah mengumpulkan sisa gandum di ladangnya. Namun itu tidak dilakukannya. Sama sekali tak terbersit keinginannya memanfaatkan hubungan saudara untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas. Dan demi memenuhi kebutuhan, mereka berdua bertekad untuk bekerja dan berusaha sendiri. Semangat dan tekad yang mereka tunjukkan hendaknya membangunkan kesadaran kita untuk tidak menuntut kemudahan dan fasilitas kenyamanan dari kedudukan "saudara" kita. Berkat Tuhan diterima dengan penuh syukur. Rut adalah seorang yang ulet berusaha dan penuh semangat dalam bekerja. Sikap ini meyakinkan kita bahwa seandainya Naomi menceritakanpun itu tidak mempengaruhinya. Baginya, ketika keputusan diambil, ketika itu pula ia siap menghadapi segala kemungkinan, tanpa jaminan keamanan dan kenyamanan, yang akan dihadapinya di negeri orang. Bahkan ia tidak canggung ketika harus mengumpulkan sisa-sisa gandum. Semua itu dilakukannya dengan penuh syukur. Seseorang yang menyaksikan kebesaran, kedaulatan dan kehadiran Allah melalui sebuah keluarga, tanpa merasakan langsung, ternyata mampu memiliki semangat bersyukur yang luar biasa. Sikap Rut memberikan pelajaran berarti bagi hidup kekristenan kita. Selama ini kita menganggap bahwa hanya orang yang telah lama mengikut Kristus yang paling benar meresponi kasih Allah sedangkan Kristen baru harus lebih banyak belajar. Melalui Rut, anggapan itu musnah! Dia yang baru mengenal Allah telah mampu meresponi penuh syukur kebaikan Allah dalam hidupnya. |
(0.10256946382979) | (1Sam 1:19) |
(sh: Allah mengingat, doa terjawab! (Senin, 28 Juli 2003)) Allah mengingat, doa terjawab!Allah mengingat, doa terjawab! Dalam perikop terdahulu, kita mengetahui bahwa meskipun Hana belum memperoleh jawaban akhir dari ungkapan pergumulannya kepada Allah, tetapi ia telah mengalami perubahan. Paling tidak kesedihan telah berlalu dari hatinya. Kalimat "penantian itu membosankan", rupa-rupanya tidak berlaku bagi Hana. Kuncinya hanya satu, Hana memiliki keyakinan yaitu bahwa ia telah mengungkapkan isi hatinya pada Allah, Sang Sumber Pengharapan. Bagaimana sikap Allah? Jika kita memperhatikan anak kalimat "Tuhan ingat kepadanya," (ayat 19) mungkinkah Allah sebelumnya telah melupakan Hana? Seperti juga terhadap Abraham, Ishak, Yakub, ketika Allah mengingat kembali perjanjian-Nya terhadap mereka, begitu jugalah Allah mengingat Hana. Tindakan Allah ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa daya ingat Allah melemah, tetapi hal ini mengindikasikan bahwa Allah menyelesaikan rencana-Nya secara bertahap, termasuk rencana Allah mengabulkan permintaan Hana. Allah menjawab permohonan Hana dengan menghadirkan Samuel. Melalui permohonan Hana dan pemenuhan permohonannya oleh Allah, kepada Kristen sekarang ini dipaparkan beberapa hal penting: pertama, bahwa Allah tidak pernah menutup mata dan telinga-Nya terhadap setiap ungkapan umat-Nya. Seharusnya umat tidak tergesa- gesa menilai bahwa Allah tidak akan pernah mendengarkan doanya karena memiliki latar belakang hidup yang kelam, atau selalu melakukan perbuatan dosa. Datanglah kepada Allah, ungkapkanlah segala pergumulan Anda kepada-Nya. Kedua, isi doa Hana berorientasi kepada kepentingan Allah, bukan kepada kepentingan pribadi. Ketiga, Allah pasti menjawab semua permohonan doa umat- Nya sesuai dengan rencana dan tujuan-Nya. Renungkan: Allah menyelesaikan semua permohonan umat-Nya secara bertahap. Karena itu teladanilah Hana yang sabar dan setia. |
(0.10256946382979) | (1Sam 3:1) |
(sh: Kualifikasi hamba Allah (Minggu, 23 November 1997)) Kualifikasi hamba AllahKualifikasi hamba Allah Penyiapan hamba Tuhan. Paling tidak ada dua kualifikasi hamba Tuhan yang sedang diproses Tuhan dalam hidup Samuel. Pertama, panggilan. Tuhan yang memilih, memanggil, menyiapkan seseorang menjadi hamba-Nya. Tanpa panggilan, orang hanya akan menjadi seorang hamba Tuhan yang mengandalkan cita-cita, ambisi, dan kemampuannya sendiri. Dalam terang Alkitab, orang yang demikian disebut hamba Tuhan palsu. Kedua, hamba Tuhan harus memiliki sikap hati yang taat. Sebagai pelayan Tuhan, haruslah seseorang belajar untuk menundukkan segala hal di bawah kehendak Allah. Kedua hal inilah yang tengah dibentuk Tuhan dalam diri Samuel ketika Ia memanggilnya. Tiga kali Samuel dibangunkan dari tidur di tengah malam. Tiga kali ia terjaga, bertanya kepada imam Eli karena menyangka Eli yang memanggilnya (ayat 5-9). Adegan ini memperlihatkan Allah tengah membentuk disiplin, kepekaan akan suara Tuhan dalam hati Samuel. Renungkan: Panggilan, sikap responsif, disiplin, kepekaan akan suara dan pimpinan Tuhan tidak terjadi sekejap mata. Allah perlu memanggil dan melatih hamba-Nya berulang kali agar kualitas itu terbentuk dalam diri hamba-Nya. Doa: Tatkala aku kurang tanggap terhadap panggilanMu, janganlah Kau berhenti memanggilku. |
(0.10256946382979) | (1Sam 9:17) |
(sh: Penampilan Pemimpin (Minggu, 30 November 1997)) Penampilan PemimpinPenampilan Pemimpin Penyambutan Samuel. Samuel tahu bahwa Saul adalah orang yang akan menggantikannya. Tetapi tidak ada sedikitpun rasa cemburu dan iri hati padanya. Ia menyambut Saul dengan hangat. Ia memberikan tempat terhormat kepada Saul dalam suatu perjamuan (ayat 22) dengan hidangan terbaik (ayat 24). Ia juga menyediakan waktu untuk berbincang-bincang (ayat 25). Mungkin malam itu Samuel menceritakan latar belakang permintaan rakyat Israel akan seorang raja. Sangat mungkin pula ia membimbing Saul secara spiritual. Dalam peralihan kepemimpinan sering terjadi kecemburuan, ketegangan. Warisan yang diberikan seringkali bukan hal positif yang mendukung dan menyiapkan sang pengganti. Sebaliknya seorang pemimpin sering mewariskan banyak masalah, tumpukan hutang yang harus diselesaikan penggantinya, bahkan tidak jarang ada pemimpin yang menjelek-jelekkan penggantinya. Inti semuanya itu ialah, dirinya saja yang paling baik. Renungkan: Bila kepemimpinan tidak diemban dalam semangat pelayanan bagi Tuhan dan bagi sesama, kepemimpinan itu akan dijangkiti dosa kultus individu. Doa: Tolong kami meninggikan Tuhan saja dalam segala keberhasilan kami |