(0.25) |
(Ams
31:10)
|
(sh: Istri yang cakap, keagungan suaminya (Jumat, 10 November 2000)) Istri yang cakap, keagungan suaminya
Nilai-nilai seorang istri yang cakap dari zaman ke zaman tidak
berubah. Ribuan tahun lampau ketika Amsal ini ditulis hingga
sekarang, nilai-nilai tersebut tetap harus dipertahankan. Bila
nilai-nilai ini tidak lagi dianggap penting, maka rapuhlah
kehidupan keluarga dan rusaklah nama suami sebagai kepala
keluarga, karena peran istri dalam keluarga dan peran kaum wanita
dalam masyarakat telah mengalami pergeseran.
Peran istri tidak sederhana, bila ia dapat menempatkan dirinya sebagai
istri yang cakap, pengaruhnya sangat besar, baik bagi keluarganya
maupun masyarakat. Di dalam keluarga ia adalah seorang istri yang
berperan aktif di balik nama besar suaminya (23). Ia dipercaya
suaminya karena tidak sekalipun ia berbuat yang jahat terhadap
suaminya (11-12). Ia bangun lebih pagi dari suami dan anak-
anaknya dan pandai menata semua pekerjaannya, sehingga ketika
semua bangun, segala makanan telah tersedia (13-15, 27). Ia
memelihara lingkungan rumahnya dengan keindahan agar keluarganya
merasakan bahwa rumah mereka adalah tempat tinggal yang paling
menyenangkan (16). Ia penuh perhatian kepada seluruh isi
rumahnya, ia menyediakan dan memperlengkapi semuanya dengan apa
yang mereka butuhkan, sehingga mereka tidak pernah terabaikan
(21). Ia tidak pernah berpangku tangan, tetapi bekerja keras
membantu kebutuhan keluarga dengan ketrampilan yang dimilikinya
(17-19, 24). Ia berkata-kata dengan hikmat dan pengajaran yang
lemah lembut, sehingga suami dan anak-anaknya tidak pernah
menganggapnya remeh (26). Ia pun senantiasa menjaga penampilan
dirinya agar selalu tampil menarik dan indah (22) sehingga hati
suaminya tidak beralih kepada wanita lain dan keharmonisan
keluarga terpelihara. Di tengah masyarakat, ia adalah seorang
wanita yang bersosialisasi, memperhatikan kebutuhan masyarakat
dan tidak segan-segan mengulurkan tangannya memberikan bantuan
kepada mereka (20). Demikianlah ia merencanakan masa depan dengan
begitu mantap, sehingga ia tidak kuatir akan apa yang terjadi
pada masa mendatang (25). nilai-nilai luhur ini Masih perlu
dipertahankan.
Renungkan:
Istri yang cakap adalah ia menyadari bahwa ia merupakan permata
bagi keluarganya, yang ikut mendukung keberhasilan suami dan anak-
anaknya. Istri yang demikian tidak akan dianggap remeh oleh suami
dan anak-anaknya.
Pengantar Kitab Nehemia
Kitab Nehemia memuat kelanjutan dari kisah kembalinya bangsa Yehuda
dari pembuangan di Babel. Nama kitab ini memakai nama tokoh
utamanya yaitu gubernur yang memerintah di Yerusalem, Nehemia.
Sebagai seorang pejabat tinggi dalam kerajaan Persia pada zaman
raja Artahsasta, Nehemia meminta kuasa atas daerah Yehuda
sehingga ia dapat membangun kembali tembok Yerusalem. Ia tiba di
Yehuda pada tahun 446 sM., sekitar 100 tahun setelah rombongan
yang pertama pulang dari Babel. Nehemia membangkitkan semangat
bangsa Yehuda untuk ikut bekerja dalam proyek yang ia kerjakan.
Ia juga secara teguh bertahan melawan oposisi dari masyarakat
sekitar Yehuda; akhirnya ia melihat bahwa kota suci Yerusalem
kembali dikelilingi oleh tembok yang kokoh. Pada zaman purba,
tembok kota melambangkan kekuatan dan keamanan suatu bangsa.
Dengan bantuan Ezra, Nehemia juga berhasil mengembalikan peran
hukum Taurat yang sudah dilupakan oleh bangsa itu. Beberapa saat
kemudian, Nehemia kembali ke Persia untuk melaporkan kepada raja
tentang proyek yang ia pimpin. Pasal terakhir kitab ini
menceritakan bahwa Nehemia kembali ke Yerusalem untuk menjadi
gubernur yang kedua kali sekitar tahun 433 sM. dan mengoreksi
perbuatan-perbuatan dosa bangsa Yehuda. Kitab Nehemia sudah
membuktikan sebagai salah satu buku favorit dalam Alkitab karena
kitab ini mengingatkan kita bahwa seorang individu yang
berkomitmen kepada Tuhan dapat memberikan dampak yang besar bagi
masyarakat.
Karakteristik dan tema utama.
Tema utama kitab ini adalah kedaulatan Allah di dalam karya-Nya
melalui manusia yang bertanggungjawab menyelesaikan apa yang
sudah Ia rencanakan, yaitu keselamatan umat-Nya. Penulis kitab
mengembangkan tema ini dengan mengkhususkan pada masalah
pembangunan dan pendedikasian ulang tembok Yerusalem (1:1-7:3;
12:27-43) serta mengem-balikan seluruh umat Allah - Israel - ke
dalam perjanjian dengan Allah (termasuk+isi+rumah&tab=notes" ver="">7:4-13:31).
Penulis.
Ezra dan Nehemia dulunya merupakan satu kitab yang ditulis berdasarkan
berbagai sumber sejarah, termasuk di dalamnya ingatan pribadi
Ezra dan Nehemia. Menurut tradisi Yahudi, Ezra yang
bertanggungjawab menyusun bahan-bahan sejarah itu menjadi satu
kitab seperti yang kita miliki saat ini.
|