Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 1966 ayat untuk selama hidup AND book:[1 TO 39] (0.005 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.47) (Mzm 139:24) (ende: djalan kekal)

ialah djalan, tjara hidup, menurut Taurat Jahwe, djalan jang tidak tersesat. tetapi perkataan "kekal" dapat diterdjemahkan djuga sebagai "kuno". Maka berarti: djalan, tjara hidup seperti bapa2 bangsa.

(0.47) (Pkh 3:11) (ende: pengertian akan keabadian)

Makanja: manusia melihat bagaimana hidupnja berputar terus-menerus sebagaimana ditentukan. Manusia mentjari maknanja, tetapi tak sangguplah dia mendapatinja. Keabadian itu ialah bukannja hidup kekal, melainkan perputaran hidup jang tak teralih.

(0.47) (Pkh 9:1) (ende: entah tjinta entah bentji)

jaitu kebahagiaan atau kemalangan dalam hidup ini, jang biasanja dianggap sebagai gandjaran atau hukuman kedjudjuran atau kedjahatan; tanda tjinta atau bentji Tuhan. Si pengchotbah mengadjar bahwasanja semuanja itu sama sekali tiada pasti, akibat satu tjara hidup.

(0.47) (Mzm 56:13) (jerusalem: dalam cahaya kehidupan) Terjemahan lain: dalam terang orang-orang yang hidup. Artinya: melanjutkan hidup di dunia, Ayu 33:30; Maz 27:13; 116:9; Pengk 11:7.
(0.47) (Kel 23:14) (sh: Hari Raya dan Ibadah. (Senin, 11 Agustus 1997))
Hari Raya dan Ibadah.

Hari Raya dan Ibadah.
Tiga hari raya diatur Tuhan untuk umat-Nya. Hari Raya Roti Tidak Beragi yang dilaksanakan selama seminggu jatuh pada saat yang sama dengan ketika mereka keluar dari Mesir, Hari Raya Menuai, dan Hari Raya Pengumpulan Hasil. Hari raya pertama berhubungan dengan kelepasan yang mereka terima dari Allah, dua lainnya dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang Allah berikan secara setia bagi mereka. Ibadah dalam Perjanjian Baru pun pada dasarnya merupakan kenangan dan syukur atas perkara-perkara besar yang Allah buat untuk kita.

Beribadah dengan tangan hampa? Tidak semestinya kita memberikan persembahan dengan sikap kikir atau berat. Kebaikan yang telah Tuhan curahkan buat kita tak terbilang banyaknya. Sebenarnya, tak mungkin kita membalas semua kebaikan Tuhan dengan persembahan kita. Jadi tujuan persembahan ialah dengan menjadi orang yang tahu bersyukur, memberikan yang terbaik, dan hidup kita terus menerus mengalami orientasi ulang. Kita tidak berorientasi pada uang tetapi pada Tuhan.

Renungkan: Bersyukur adalah menundukkan diri, melembutkan hati, meninggikan Tuhan; tidak mengizinkan hidup dibentuk oleh apa pun kecuali Tuhan.

(0.47) (Bil 15:1) (sh: Umat diingatkan kembali (Selasa, 26 Oktober 1999))
Umat diingatkan kembali

Umat diingatkan kembali. Prinsip ibadah dalam memberikan korban persembahan kepada Allah dalam kehidupan bangsa Israel sangat kompleks: pertama, karena tuntutan Allah, artinya, korban persembahan diberikan berdasarkan tuntutan Allah. Dalam ibadah tersebut umat menunjukkan penyesalan dan pengakuan dosa sebagai ungkapan pertobatan. Kedua, ibadah mempersembahkan korban merupakan ungkapan sukacita atas penyelamatan dan penyertaan Allah. Kisah perjalanan bangsa Israel ke tanah Kanaan, diisi dengan tindakan Allah mengingatkan umat tentang berbagai bentuk persembahan tersebut. Hal penting yang mendasari prinsip persembahan adalah kekudusan Allah.

"Berhenti sejenak". Allah menginginkan agar umat memusatkan hidup mereka pada kedaulatan-Nya selama menempuh perjalanan ke tanah perjanjian. Itu sebabnya Allah tidak memperkenankan umat berjalan terus sesuai keinginan mereka. Ada saatnya Allah menghentikan perjalanan itu agar mereka melihat dan merenungkan kebesaran Allah Pencipta dalam hidup mereka. Kita pun harus memusatkan seluruh hidup pada kedaulatan dan pemeliharaan Allah. Ada saat Allah menghimbau untuk berhenti sejenak dari aktivitas kita, untuk mengarahkan kita pada hal-hal yang telah Allah lakukan dalam kehidupan kita.

(0.47) (Mzm 73:21) (sh: Bersama Tuhan dalam pergumulan. (Sabtu, 08 Agustus 1998))
Bersama Tuhan dalam pergumulan.

Bersama Tuhan dalam pergumulan.
Pergumulan iman adalah sesuatu yang serius. Asaf mengalami masa krisis, bahkan hampir kehilangan jati dirinya. Kesan dan kesimpulan salah tentang fakta hidup orang fasik membuatnya pahit hati (ayat 21). Untunglah ia tidak berlarut-larut dalam kepahitan dan kemunduran iman. Sebaliknya menyadari adanya reaksi yang tidak beres itu membuat ia berpaling. Bukan dari Tuhan, tetapi kepada Tuhan untuk mendapatkan kekuatan baru dari kemuliaan-Nya. Kini pergumulan hidup dengan segala kesulitannya tidak lagi fokus perhatiannya, tetapi Allah menjadi gunung batu kekuatannya.

Iman yang dewasa. Di dalam Tuhan, Asaf bukan saja beroleh kehangatan pelukan Tuhan, tetapi juga pengenalannya akan Tuhan menjadi makin jelas dan dewasa. "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya" (ayat 26). Iman yang dewasa, iman yang telah dimurnikan, adalah iman yang tidak lagi dikaitkan pada kondisi lahiriah dan berkat-berkat material. Iman itu bersandar penuh pada Allah saja dan menjadikan seluruh hidup baik yang sedang dilalui kini maupun tujuan kekal kelak sepenuhnya dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan saja.

Doa: Dalam kepahitan dan kekecewaan, Engkaulah perlindunganku.

(0.47) (Mzm 119:161) (sh: Jiwaku memuji-Mu (Senin, 30 Agustus 1999))
Jiwaku memuji-Mu

Jiwaku memuji-Mu. Mazmur yang panjang ini diakhiri dengan bait yang penuh pujian. Pujian ini lahir bukan dari pengalaman pemazmur yang telah bebas dari segala penderitaan dan penindasan, melainkan dari keputusan pemazmur untuk tetap berpegang pada firman-Nya, yang menjadi kesukaan selama hidupnya. Pengalaman pahit dalam hidupnya tak sedikit pun menggeser/menggoyahkan tekadnya untuk melangkah sesuai dengan firman-Nya. Apa pun yang terjadi, firman-Nya tetap terpenting dan terutama dalam hidupnya. Ketika hati kita penuh pujian, karena firman-Nya yang memimpin langkah hidup kita, maka kita pasti akan dimampukan untuk menatap pergumulan dengan iman pengharapan bahwa Tuhan beserta kita.

Respons terhadap firman Tuhan. Pemazmur telah memberi teladan praktis dalam memberi respons terhadap firman Tuhan, sehingga pengalaman kerohaniannya diperkaya dengan hadirnya kuasa dan keajaiban firman-Nya. Bagaimana respons kita terhadap kekayaan firman yang baru tiap hari? Adakah firman itu membentuk dan memurnikan hidup kita? Hal ini akan menjadi pengalaman kerohanian kita bila kita mau hidup terbuka di hadapan-Nya, rela dibersihkan dan dipimpin firman kebenaran-Nya, sehingga kita semakin peka akan dosa-dosa kita dan mengarahkan diri pada jalan-Nya.

(0.47) (Rat 3:39) (bis: Mengapa ..... dosa-dosanya?)

Mengapa ..... dosa-dosanya? atau Jika orang masih hidup mengapa ia harus mengeluh apabila ia dihukum karena dosa-dosanya?

(0.47) (Ul 30:15) (ende)

Pada setiap maklumat perdjandjian: manusia setiap kali dihadapkan pada keputusannja lagi: jakni harus memilih antara hidup atau mati.

(0.47) (Hak 13:13) (ende)

Peraturan hidup berlaku pula untuk anaknja. Ada ahli jang memperbaiki teksnja, sehingga ajat ini mengenai anak, bukan ibu.

(0.47) (1Raj 19:21) (ende)

Dengan membinasakan alat pertaniannja Elisja' menjatakan ia mau menempuh djalan hidup jang sama sekali baru.

(0.47) (Mzm 19:2) (ende)

Pengarang ingat akan nudjum langit dan matahari, jang dibajangkan sebagai machluk jang hidup. Semaraknja menjatakan kebenaran Pentjiptanja.

(0.47) (Mzm 25:20) (ende: peliharakanlah....dst)

Artinja: menjelamatkan hidup. Oleh karena kematian dianggap sebagai hukuman dosa, memang orang djudjur dipermalukan karenanja.

(0.47) (Mzm 51:11) (ende: roh sutjiMu)

Bukan Roh Kudus, melainkan daja untuk berbuat baik, untuk hidup kesusilaan, jang berasal daripada Tuhan.

(0.47) (Pkh 12:1) (ende)

Pengarang melukiskan achir hidup manusia, hari2 tuanja dan kematian. Bahasa kiasan, jang tidak sama sekali terang.

(0.47) (Yer 2:35) (ende)

Pada ketika itu Israil hidup tenteram dan sedjahtera. Makanja mereka mengira, bahwa semua beres. Anggapan jang sembrono itu ditolak Jeremia.

(0.47) (Yer 17:13) (ende: tertulis ditanah)

(dalam debu). Karena itu lekas terhapus. Bahasa kiasan jang artinja: orang itu akan terhapus dari hidup didunia ini.

(0.47) (Yeh 36:35) (ende: Eden)

negeri dongeng jang subur dan adjaib. Manusia pertama hidup disitu dengan bahagia. Djadi kebahagiaan semula itu akan kembali.



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA