| (0.67515016611296) | (1Raj 19:5) | (full: SEORANG MALAIKAT MENYENTUH DIA.
) Nas : 1Raj 19:5 Allah menghadapi Elia yang patah semangat dengan sikap yang penuh pengertian dan perhatian (bd. Ibr 4:14-15). 
 | 
| (0.67515016611296) | (1Raj 7:1) | (sh: Motivasi dan tujuan pembangunan (Minggu, 1 Agustus 2004)) Motivasi dan tujuan pembangunanMotivasi dan tujuan pembangunan. Anda pernah mengunjungi gedung gereja atau gedung bersejarah lainnya yang megah dan indah? Bagaimana kesan Anda? Kagum dan merasakan kebesaran yang hadir melalui kemegahan tersebut? Dapat diduga bahwa atas dasar dan untuk tujuan serupa, Salomo membangun Bait Allah dan kemudian istananya. Pembangunan istana Salomo dengan berbagai bangunan tambahan yang dicatat di ayat Firman+Tuhan+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">1-7 memang luar biasa. Lama pembangunan istana tersebut tiga belas tahun. Besar bangunan tersebut lebih luas dari pada bangunan Bait Allah. Bahan bangunan yang dipakai baik untuk membangun istana maupun untuk Bait Allah ternyata semuanya berkualitas dan harganya mahal (ayat 8-12). Namun pertanyaannya adalah, apa faedah membangun gedung-gedung semegah ini? Dalam suasana bangsa yang sedang prihatin saat ini, membangun apa pun perlu mempertimbangkan berbagai hal secara matang. Membangun gedung gereja, gedung pemerintah, gedung partai, atau gedung rumah pribadi tanpa mempertimbangkan begitu banyak orang yang menderita dalam kemiskinan, adalah sesuatu yang tidak bijaksana. Ada hal yang lebih penting daripada membangun gedung yaitu membangun hidup sesama manusia dan membangun hubungan antarmanusia. Kiranya kita bijak menghindari hal-hal yang menekankan pemeragaan fisik dan tidak mengabaikan yang lebih hakiki. Doaku: Tuhan tolong aku tidak terjebak dalam pembangunan fisik semata. Tolong aku membangun iman dan menjadi berkat bagi orang lain. | 
| (0.67515016611296) | (1Raj 18:20) | (sh: Allah yang sejati (Minggu, 22 Agustus 2004)) Allah yang sejatiAllah yang sejati. Mungkinkah manusia mencari Allah yang sejati melalui ilmu pengetahuan, budaya, upacara, kunjungan ke tempat-tempat di berbagai penjuru bumi? Perikop ini menceritakan peristiwa konfrontasi antara Elia dengan empat ratus lima puluh nabi Baal yang terjadi di Gunung Karmel. Dua mezbah dengan daging persembahan bagi Allah dan Baal sudah disiapkan. Peraturannya adalah allah yang menyambar daging persembahan dengan api menunjukkan bahwa itulah Allah yang sejati (ayat 23-24). Tujuan konfrontasi ini adalah untuk menyatakan kuasa Allah atas Baal dan untuk menunjukkan siapakah Allah Israel yang sejati. Para nabi Baal memulai doa mereka yang digabungkan dengan tarian ritual (= tata cara dalam upacara keagamaan) termasuk ritual penyiksaan diri yang ternyata sia-sia (ayat 26-29). Sebaliknya Elia yang berdoa tanpa ritual mendapatkan jawaban yang menakjubkan. Api Allah bukan hanya membakar habis daging persembahan, tetapi juga membakar mezbah, tanah, bahkan air di parit (ayat 30-38). Peristiwa itu menyadarkan bangsa Israel untuk kembali pada Allah Israel yang sejati (ayat 39). Setelah itu, Elia menubuatkan akan turunnya hujan (ayat 41-45). Terbuktilah siapa Allah sejati, yaitu Ia yang telah mengalahkan Baal dengan api dan hujan, bahkan berkuasa menahan dan mencurahkan hujan.Siapakah Tuhan dalam hidup Anda? Allah sejati atau allah lain seperti: harta, kuasa, popularitas, astrologi, dlsb? Renungkan: Yesus adalah Allah yang sejati. Sudahkah Anda memilih untuk menyembah-Nya? | 
| (0.67197255813953) | (1Raj 5:1) | (sh: Waktunya Allah (Jumat, 30 Juli 2004)) Waktunya AllahWaktunya Allah. Sebuah proyek yang hendak diwujudkan memerlukan persiapan yang tepat dan perlu memperhitungkan waktu, bahan, tenaga dan dana serta hal-hal lain yang diperlukan secara cermat untuk menyukseskan proyek tersebut. Ketika Salomo telah diurapi menjadi raja menggantikan ayahnya, dan Allah telah mengaruniakan keamanan kepada negerinya, maka Salomo ingin mendirikan Bait Allah. Allah pernah berjanji kepada Daud bahwa Salomolah yang akan membangun Bait Allah. Salomo mengirim utusan kepada Hiram, raja Tirus yang bersahabat dengan ayahnya, Daud (ayat 1-4). Dengan hikmat dari Allah, Salomo menjalin komunikasi yang baik dalam menyampaikan keinginannya kepada Hiram, raja Tirus untuk membangun Bait Allah. Sebagai hasilnya, Hiram memberikan dukungan dengan mengirimkan kayu Sanobar untuk proyek mendirikan Bait Allah (ayat 7-10). Bukan hanya kayu yang disediakan oleh Hiram, tetapi ia juga menyediakan batu untuk dipahat bagi pembangunan tersebut. Apakah yang dapat kita pelajari dari persiapan Salomo dalam mendirikan Bait Allah? Pertama, Salomo dengan hikmat mengatur semua persiapan pembangunan Bait Allah dengan baik. Kedua, Salomo menggunakan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diupayakannya sendiri. Ketiga, Salomo mengetahui bahwa waktu pembangunan Bait Allah sudah tiba. Persiapan secara tepat sangat diperlukan untuk pembangunan Bait Allah. Namun di samping persiapan yang dilakukan, diperlukan juga kepekaan untuk mengetahui apakah saat ini merupakan "waktunya Allah" untuk membangun Bait Allah. Salomo memiliki kepekaan untuk mengetahui bahwa keamanan yang dikaruniakan Allah merupakan tanda "waktunya Allah" untuk mempersiapkan pembangunan Bait Suci. Renungkan: Orang Kristen perlu memiliki kepekaan dalam melihat waktu Tuhan, bukan saja dalam pembangunan rumah Allah (gereja), tetapi dalam segala aspek hidup. Melakukan sesuatu dalam "waktunya Allah" menghasilkan keberhasilan. | 
| (0.67197255813953) | (1Raj 7:27) | (sh: Semangat Salomo (Senin, 7 Februari 2000)) Semangat SalomoSemangat Salomo. Berdasarkan uraian yang diberikan, sulit bagi kita untuk membayangkan bentuk perkakas-perkakas itu secara detail, apalagi tentang fungsi dari perkakas itu dan makna segala ukiran, gambar dan hiasan yang terdapat pada setiap perkakas tersebut. Betapa sulitnya kita membayangkan bagaimana bentuknya, apalagi pembuatannya di zaman itu di mana ilmu dan teknologi belum berkembang seperrti saat ini. Karena itu diperlukan keahlian, ketrampilan, seni dan ketekunan yang tinggi dari pembuatannya. Salomo menyadari bahwa pekerjaan ini tidak ada seorang pun di Israel yang mampu, termasuk dirinya sebagai seorang yang terkenal paling berhikmat. Karena itu Salomo tak segan-segan memanggil Hiram seorang ahli membuat perkakas tembaga dari Tirus. Semua perkakas itu sangat indah, baik dari bentuk, bahan yang dipakai, perhiasan dan mutu pembuatannya. Yang sangat menarik untuk kita renungkan di sini adalah kalau segala perkakas itu bisa dibuat dalam bentuk dan ornanem perhiasan yang lebih sederhana, mengapa harus dibuat sedemikian rumitnya sehingga orang Israel sendiri tidak mampu mengerjakannya. Selain itu, hal lain yang patut direnungkan adalah Salomo mempekerjakan Hiram seorang "kafir" untuk membantu penyelesaian amanat dari Allah. Dan ternyata Allah tidak mengajukan keberatan karena Hiram hanya sebatas mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya (ayat 40). Tidak ada konsep atau pemikirannya sendiri yang dilaksanakan. Ini sangat penting karena berarti seluruh perkakas itu tidak ada yang mengandung unsur-unsur yang bisa membawa Israel kepda penyembahan berhala. Salomo tidak mau setengah-setengah di dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepadanya. Inilah jawaban atas pertanyaan perenungan di atas. Karena dia memahami bahwa amanat yang ia terima itu merupakan suatu anugerah dan kepercayaan yang sangat besar yang diberikan TUHAN Allah kepadanya. Renungkan: Berikan yang terbaik, jangan setengah-setengah, kerjakan dengan segala kemampuan dan modal yang Anda miliki, itulah semangat yang seharusnya mewarnai setiap pelayanan Kristus. Sebab jika kita saat ini mempunyai satu tugas baik kecil maupun besar, baik berat maupun ringan, baik nampaknya sangat penting atau tidak, tunaikan itu dengan semangat seperti Salomo | 
| (0.67197255813953) | (1Raj 16:15) | (sh: Kejahatan semakin menjadi-jadi (Kamis, 19 Agustus 2004)) Kejahatan semakin menjadi-jadiKejahatan semakin menjadi-jadi. Walaupun kita menemukan stereotip (= pengulangan yang khas) di dalam sejarah kerajaan Israel, kenyataannya sejarah bisa lebih kompleks dari pada itu. Kalau beberapa raja yang kita pelajari beberapa hari lalu menunjukkan perilaku yang sama, maka raja-raja berikut berbeda. Zimri yang mengudeta Ela, ternyata hanya mampu bertakhta tujuh hari saja. Sebab ia dikudeta pula oleh Omri. Catatan Alkitab dari I Raja-raja terhadap Zimri ternyata sama dengan komentarnya terhadap raja-raja sebelumnya (ayat 19). Hal ini cukup aneh. Zimri hanya memerintah tujuh hari. Apa yang bisa diperbuat Zimri sebagai raja untuk membawa seluruh Israel berdosa? Mungkin sekali, tidak ada perbuatan dosa yang baru. Yang ada hanyalah perbuatan meneruskan dosa dan penyembahan berhala yang dilakukan oleh raja yang ia kudeta. Seseorang bisa disebut berdosa dan membuat orang lain berdosa bukan saja karena ia memperkenalkan dosa yang baru, tetapi dengan mengizinkan dan meneruskan dosa-dosa lama. Seringkali situasi dijadikan alasan untuk membiarkan dosa. Jelas hal itu tidak benar dan jahat di mata Tuhan. Catatan Alkitab terhadap perbuatan Omri melebihi komentar serupa terhadap perbuatan raja-raja sebelumnya, yakni ditambahkan dengan "Ia melakukan kejahatan lebih daripada segala orang yang mendahuluinya" (ayat 25). Catatan Alkitab terhadap Ahab, putra Omri ternyata sama (ayat 30). Bahkan daftar dosa Ahab ditambahkan dengan memasukkan penyembahan terhadap dewa Baal dan dewi Asyera. Hal ini menunjukkan bahwa dengan caranya sendiri dosa dapat bertumbuh dan semakin merajalela. Sikap membiarkan dosa harus dilihat sama jahatnya dengan perbuatan dosa aktif sebab melaluinya dosa dibiarkan merajalela dan berkembang-biak. Kedua perbuatan tersebut sama jahatnya di hadapan Allah. Camkan: Kita akan terus diperbudak oleh dosa bahkan semakin tenggelam di dalamnya, kecuali kita meninggalkan dosa dan berhenti melakukannya. | 
| (0.67197255813953) | (1Raj 20:1) | (sh: Ahab sang penyembah berhala dan sang pemenang? (Jumat, 10 Maret 2000)) Ahab sang penyembah berhala dan sang pemenang?Ahab sang penyembah berhala dan sang pemenang? Kalimat ini menggambarkan sebuah kesimpulan berdasarkan kenyataan yang kontradiksi. Seharusnya seorang penyembah berhala seperti Ahab yang kebejatan dan kebobrokan moralnya melebihi Yerobeam, dihukum dan dihancurkan Allah. Tapi dalam peristiwa ini, Ahab justru ditolong oleh Allah secara ajaib. Hanya dengan 7232 orang, ia berhasil mengalahkan Benhadad raja Aram yang dibantu oleh 32 kerajaan lainnya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Allah masih mau terlibat dalam masalah luar negeri Israel walaupun Ahab sudah meninggalkan-Nya. Seringkali kita berpikir mengapa Allah tidak menghukum sebuah negara yang pemimpinnya korup, tak bermoral, dan menindas hak azasi manusia dengan membiarkan bahkan 'mengizinkan' pembakaran gereja dilakukan. Mengapa Allah tidak menunggangbalikkan negara yang demikian? Bahkan Allah membuat keajaiban untuk menolong negara tersebut, walaupun pemimpinnya tetap tidak bertobat, tapi negaranya bisa mulai terlepas dari krisis yang berkepanjangan. Mengapa demikian? Dimanakah kebijakan dan keadilan Allah? Keterlibatan Allah mengalahkan Benhadad mempunyai dua alasan yang kuat. Pertama, berdasarkan peristiwa sebelumnya di Gunung Karmel, didapati bahwa rakyat Israel kembali mengakui Allah adalah TUHAN dan memusnahkan nabi-nabi Baal. Kemudian Allah sendiri yang menyatakan kepada Elia bahwa masih ada 7000 orang Israel yang tidak sujud menyembah Baal. Artinya masih banyak umat-Nya yang setia kepada Allah. Kedua, Allah dengan kasih dan kesabaran-Nya masih memberikan kesempatan kepada Ahab untuk bertobat (ayat 13). Renungkan: Allah selalu memperhitungkan dampak yang akan dialami oleh umat-Nya yang hidup di antara masyarakat Israel yang berdosa, dan juga dampak positif yang mungkin akan muncul setelah Ahab bertobat, yaitu pertobatan seluruh Israel. Peran kita sebagai umat-Nya amat besar bagi kelangsungan berkat Allah bagi bangsa kita. Dan Allah tetap dengan kesetiaan-Nya menunggu pertobatan menyeluruh bangsa kita. | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 1:1) | (sh: Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen (Senin, 24 Januari 2000)) Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran KristenKehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen. Kristen sering diperhadapkan pada kenyataan bahwa situasi dunia cenderung menentang kehendak Allah. Kekuatan penguasa sangat kuat hingga membuat Kristen cenderung berpikir bahwa perlu mujizat atau keajaiban besar agar kehendak-Nya jadi di bumi. Benarkah demikian? Bagaimana dengan perealisasian kehendak Allah mengenai suksesi Daud? Keadaan fisik Daud semakin lemah dan kemampuan memimpin negara pun nampaknya pudar. Para pegawainya malah membuat Daud 'sibuk' dalam buaian Abisag, sehingga ia melupakan sama sekali mengenai 'suksesi'. Ini berarti kerajaan terancam vakum atau akan terjadi perang saudara, jika Daud mati sebelum mengumumkan penggantinya. Adonia melihat dan menggunakan kesempatan itu untuk menjadikan dirinya raja. Ia memiliki segala peluang: kasih sayang Daud, anak tertua, perawakan yang elok, dukungan dari orang-orang ahli yang pernah menjadi pembantu setia Daud, salah satunya Yoab. Nampaknya Adonia pasti akan menjadi pengganti Daud dan itu berarti kehendak Allah tidak terealisasi di kerajaan Israel (lih. 2Sam. 12:24-25). Siapa yang berani menentang Adonia menjadi raja?. Di samping resiko terlalu besar, kesempatan pun langka. Dalam krisis yang demikian, Natan muncul. Ia adalah nabi yang selalu tampil sebagai manusia biasa, seperti tanpa kuasa untuk membuat mujizat. Walau demikian, apa yang ia lakukan menunjukkan seorang manusia berkualitas tinggi, berhikmat, berstrategi, berencana, dan tidak terburu nafsu. Ia tahu bahwa menentang Adonia langsung sangat berbahaya dan tidak efektif. Satu-satunya cara untuk menggagalkan 'manuver' Adonia adalah Daud sendiri harus menyatakan siapa penggantinya. Untuk mendorong Daud berbicara, Natan menggunakan strategi dan pendekatan yang sangat cerdik, tepat, dan tulus. Ia melibatkan Batsyeba, istri Daud tercinta dan mempersiapkan apa yang harus diucapkan oleh Batsyeba. Ia juga telah merencanakan kapan harus menghadap Daud dan apa yang harus ia katakan kepada Daud. Renungkan: Untuk merealisasikan kehendak-Nya, Allah mengizinkan peran Natan yang menggunakan hikmat, strategi, dan rencana yang matang untuk mengingatkan Daud tentang janji Tuhan. Hai Kristen Indonesia teladanilah Natan dalam berperan bagi terealisasinya kehendak Allah di bumi Indonesia. Keterlibatan nyata apakah yang akan Anda wujudkan? | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 1:28) | (sh: Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois (Selasa, 25 Januari 2000)) Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egoisKetaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois. Daud sedang menghadapi kesulitan; bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak mati. Manuver Adonia merupakan tindakan yang serius karena melibatkan banyak orang penting. Jika dihentikan secara gegabah akan menyebabkan perang saudara dan Daud sendiri pun akan mengalami kesulitan menghadapi Adonia (lihat Firman+Tuhan+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">1:6). Namun manuver Adonia harus dihentikan, apa pun yang terjadi kehendak Allah harus ditegakkan. Maka diperlukan suatu tindakan yang memberi dampak menggagalkan rencana Adonia tanpa efek sampingan yang negatif. Daud di dalam ketaatannya mampu melihat celah yang dapat menghentikan manuver Adonia secara tuntas. Yaitu proses pengangkatan Adonia tidak mempunyai legitimasi yang kuat karena ia belum diurapi oleh seorang imam dan tidak dihadiri oleh nabi yang mewakili suara Allah, dalam prosesinya Adonia tidak menunggang keledai kebesaran Daud yang menandakan bahwa Daud merestui, dan rakyat pun belum mengelu-elukannya. Oleh karena itu Daud tidak sekadar mengumumkan pengangkatan Salomo, tetapi juga menobatkannya dengan prosesi yang lengkap. Hasilnya sangat efektif. Sekutu Adonia bubar dan ia sendiri ketakutan lalu minta pengampunan. Salomo dinobatkan sebagai raja, 'rival'-nya dikalahkan tanpa pertumpahan darah dan Daud terhindar dari kesulitan menghadapi Adonia. Dan yang lebih utama lagi, Daud tetap taat kepada TUHAN Allah Israel yang telah menyertainya. Ketaatan yang ia lakukan adalah ketaatan yang indah dan cerdik. Di samping itu ketaatan Daud adalah ketaatan yang tidak egois, karena ia tidak taat demi ketaatan pribadi. Sesungguhnya dengan kuasa yang masih dimiliki, ia dapat menghentikan Adonia tanpa memperdulikan efek sampingan yang negatif, asalkan ia tetap dapat taat. Namun hal ini tidak ia lakukan. Di dalam ketaatannya, ia masih memikirkan dampaknya bagi orang lain. Renungkan: Ketaatan Kristen janganlah ketaatan demi ketaatan pribadi, yang tidak peduli apakah perasaan orang lain tersinggung atau stabilitas masyarakat terganggu; ini adalah ketaatan yang salah. Ketaatan Kristen haruslah ketaatan yang tetap dapat menjaga perasaan orang lain, menjaga kestabilitasan masyarakat, tidak merugikan orang lain, dan demi Allah yang hidup. Bila kita memiliki ketaatan sedemikian, maka segala dampak efek sampingan yang negatif dapat dihindarkan. | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 4:21) | (sh: Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan...? (Selasa, 1 Februari 2000)) Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan...?Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan...? Apa yang paling Anda inginkan dari Anda untuk diingat orang lain, setelah Anda meninggal nanti? Mungkin akan muncul berbagai jawaban: kebaikan, kesalehan, kepandaian ataupun kekayaan. Setelah Salomo meninggal, yang paling diingat oleh manusia sepanjang zaman adalah kebesarannya, kekayaannya, kepandaiannya, istri dan gundik yang banyak. Wilayah kekuasaan Salomo begitu besar, mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan sampai tapal batas Mesir. Tidak hanya itu, bangsa-bangsa lain pun memberi upeti kepada Salomo seumur hidupnya. Karena begitu besar kerajaannya, Salomo mempekerjakan banyak staf, ini berarti ia memerlukan jumlah makanan yang besar setiap harinya. Kedamaian mewarnai seluruh kerajaannya seumur hidupnya. Ia pun memiliki kuda yang begitu banyak dengan makanan yang terjamin. Bahkan kepandaian Salomo melebihi siapa pun dari bangsa-bangsa lain dan ia pun menguasai ilmu pengetahuan (ayat 32-34). Secara singkat kebesaran Salomo dalam hal-hal di atas jauh melebihi Daud ayahnya. Namun sepanjang sejarah raja-raja Israel yang selalu menjadi tolok ukur di hadapan Allah adalah Daud. Allah tidak pernah menggunakan kebesaran yang dimiliki oleh Salomo sebagai tolok ukur bagi raja-raja selanjutnya. Tolok ukur yang Allah gunakan adalah kesetiaan dan ketaatan raja-raja Israel kepada perintah Allah. Daud sudah membuktikan kesetiaan dan ketaatannya kepada Allah Israel dan tidak pernah menyimpang daripada-Nya. Sebaliknya, Salomo di dalam kebesarannya telah menjauh dari apa yang digariskan Tuhan. Misalnya, seorang raja tidak boleh mempunyai banyak kuda (Ul. 17:16), tetapi Salomo melanggarnya; seorang raja harus menyuruh menulis salinan hukum-hukum Allah dan membacanya siang malam, tetapi Salomo tidak melakukannya. Artinya kebesaran dan kejayaan Salomo tidak mengandung nilai-nilai kekal dan illahi yang sesuai dengan tolok ukur Allah. Itulah sebabnya ia terkenal untuk hal yang lain. Renungkan: Manakah yang ingin kita pilih, seperti Salomo dengan segala kebesarannya atau seperti Daud yang terkenal karena kesetiaan dan ketaatannya kepada Allah. Ataukah Anda ingin seperti kedua-duanya? | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 5:1) | (sh: Menabur angin, menuai badai (Rabu, 2 Februari 2000)) Menabur angin, menuai badaiMenabur angin, menuai badai. Persiapan pembangunan Bait Allah dilakukan secara teliti, cermat, dan dengan perhitungan yang matang. Untuk kayu dipilihlah kayu dari pohon aras yang terkenal sangat baik dan untuk dasar rumah dipilih pula batu-batu yang mahal. Untuk pekerja-pekerja utama dipilih orang-orang Sidon yang memang ahli menebang pohon. Persiapan ini juga melibatkan ratusan ribu pekerja termasuk di dalamnya 30.000 orang yang bekerja secara bergilir. Tampaknya persiapan Salomo begitu sempurna sehingga segala sesuatu berjalan lancar, mulai dari pengadaan material yang dipakai sampai sumber daya manusia yang dibutuhkan. Namun bila kita amati dengan seksama, akan terlihat kekhilafan cukup fatal yang dilakukan Salomo. Untuk mendapatkan pohon aras dari raja Tirus, Salomo melakukan strategi pendekatan yang canggih terutama dalam soal pembayaran sehingga perjanjian kerja dapat disetujui dengan baik. Semua pihak disenangkan. Bahkan raja Hiram sampai memuji Tuhan sebagai pengakuan atas kehebatan Salomo. Sebaliknya ketika ia membutuhkan sumber daya manusia dari bangsanya sendiri, Salomo menggunakan pendekatan pemaksaan yaitu kerja rodi dengan sistem bergilir tanpa bayaran. Mereka tahu bahwa Bait Allah itu adalah untuk kepentingan kehidupan rohani mereka, namun demikian tak satu pun pujian keluar dari mulut bangsa Israel yang terlibat dalam kerja rodi, sebagai respons atas persiapan pembangunan Bait Allah. Pembedaan dalam pendekatan ini menunjukkan keteledoran yang timbul dari sikap menganggap remeh dan semena-mena dari Salomo terhadap rakyat kecil. Walaupun konsekuensi secara langsung tidak dialami oleh Salomo, tindakannya itu bisa dianggap sebagai menabur suatu biji permasalahan yang nantinya akan berbuah yang menjadi pemicu perpecahan kerajaan Israel (1Raj. 12:4). Salomo sudah menabur suatu biji permasalahan yang tampaknya sepele, namun setelah kematiannya biji itu menjadi pemicu kesulitan besar dan perpecahan. Renungkan: Dalam melaksanakan tugas pelayanan atau pekerjaan, terutama yang menyangkut manusia, pikirkan secara bijak dan untuk jangka panjang. Keteledoran sepele masa kini merupakan sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak, sehingga mengakibatkan kehancuran pelayanan atau pekerjaan yang sedang kita tekuni. Apa yang kita tabur kini, akan kita tuai kelak. | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 6:14) | (sh: Dana dan daya (Jumat, 4 Februari 2000)) Dana dan dayaDana dan daya. Banyak Kristen bersedia memberikan uangnya untuk suatu pelayanan, bahkan beberapa dari mereka bersedia memberikannya dalam jumlah besar. Namun, jika diminta bantuan berupa waktu, tenaga, pikiran, dan pertimbangan, sedikit yang menyatakan kesediaannya, dengan 1001 macam alasan. Bahkan ada kesan bahwa dengan memberikan uang itu sudah lebih dari cukup, kita bisa melibatkan orang lain yang "tidak mampu" memberikan persembahan uang untuk menangani hal yang lain. Karena itu, disadari atau tidak, dalam gereja ada satu kesan bahwa ada kelompok yang khusus memberikan persembahan uang dan ada kelompok lain yang bekerja mati-matian. Tidak demikian dengan Salomo. Ia mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk melapisi seluruh tembok dalam dan berbagai perkakas yang ada dalam Bait Allah dengan emas. Diperkirakan jumlah emas yang dipergunakan adalah 25 ton yang bernilai sekitar 1,8 triliun rupiah. Jumlah yang sangat fantastis. Salomo tidak hanya mengeluarkan dana, ia pun mengerahkan waktu, daya, segala kemampuan, dan kepandaian untuk merancang Bait Allah dan segala ornamennya, sehingga semuanya mengandung makna kebenaran rohani yang dalam, yang diyakini oleh Salomo dan seluruh bangsa Israel. Bila kita melihat rantai emas yang melintang di depan pintu masuk ruang maha kudus, menandakan bahwa ruangan ini tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Kemudian dua kerub besar dengan sayap yang besar, yang ditempatkan tepat menghadap pintu masuk ruang maha kudus, melambangkan kekudusan Allah yang tak terhampiri. Menghadap takhta Allah bukanlah perkara yang mudah, harus mengikuti aturan-aturan yang Allah tetapkan. Pemahaman ini berdasarkan konsep bahwa kerub selalu dihubungkan dengan takhta dan pemerintahan Allah, dan merupakan penjaga jalan menuju Taman Eden (Kej. 3:24). Salomo melakukan semuanya ini karena ia sudah merasakan kasih Allah; dan ia pun mengasihi Allah, sehingga dana dan daya ia kerahkan sebagai manifestasi atas kasih dan imannya kepada Dia. Renungkan: Tidak ada alasan bagi Kristen untuk membatasi secara sengaja persembahan kepada Tuhan. Seperti Salomo, kita pun harus mewujudkan iman dan kasih kita dalam wujud dana dan daya yang kita miliki bagi kemuliaan Allah. | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 7:27) | (sh: Kehadiran Allah (Senin, 8 Februari 2000)) Kehadiran AllahKehadiran Allah -- antara anugerah dan dinamis. Peristiwa yang paling utama dalam peristiwa pentahbisan Bait Allah adalah kehadiran TUHAN Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kudus. Hal ini menandakan bahwa Allah berkenan terhadap apa yang telah diperbuat -- pembangunan Bait Allah -- oleh bangsa Israel di bawah pimpinan raja Salomo. Selain itu, peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kehadiran Allah yang digambarkan dalam perikop ini mempunyai makna kebenaran yang hakiki dan sangat berharga bagi umat-Nya. Allah yang transenden dan tak terhampiri di dalam ruang Maha Kudus juga adalah Allah yang berkenan hadir bersama dengan seluruh umat. Hal ini menandakan bahwa kehadiran Allah adalah anugerah bagi umat-Nya dan tidak terjembatani dengan segala ritual keagamaan manusia. Hal itu dibuktikan juga dengan berhentinya para imam dalam menyelenggarakan kebaktian. Anugerah yang demikian tidak dapat diresponi dengan tangan kosong. Begitulah yang dilakukan Salomo dan seluruh umat-Nya, sebagai umat-Nya yang kudus yang memberikan persembahan yang layak dihadapan-Nya. Anugerah Allah terkandung di dalam kehadiran-Nya dan pemerintahan-Nya. Kehadiran Allah berarti adalah bahwa Allah memerintah. Hal itu dilambangkan dengan tabut perjanjian yang berisi loh-loh batu yang memuat hukum-hukum Allah dan perjanjian dengan umat-Nya -- yang merupakan dasar bagi pengaturan pekerjaan Allah, dan yang harus ditaati oleh umat-Nya. Dan, di dalam Kerajaan Allah itu harus ada persatuan umat, karena kehadiran-Nya mempersatukan seluruh umat-Nya -- bukan Salomo yang mempersatukan. Dapat disimpulkan di sini bahwa kehadiran Allah merupakan anugerah semata, bukan manusia yang mengusahakan secara dinamis, artinya mempunyai banyak dimensi seperti menghidupkan, menuntut, mendorong, dan mampu mengikis perbedaan, sehingga persatuan terjadi. Renungkan: Gereja yang menyatakan bahwa kehadiran Allah ada di tengah-tengah jemaat, perlu mengevaluasi apakah fenomena anugerah dan dinamis itu telah dirasakan dan dilihat, baik oleh jemaat maupun orang di luar jemaat? Gereja yang sungguh mewujudnyatakan kehadiran Allah akan bertumbuh dan menjadi berkat. Melaluinya Allah menarik banyak orang kepada-Nya. | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 8:14) | (sh: Berkat yang menjadi kesaksian dan kesaksian yang menjadi berkat (Rabu, 9 Februari 2000)) Berkat yang menjadi kesaksian dan kesaksian yang menjadi berkatBerkat yang menjadi kesaksian dan kesaksian yang menjadi berkat. Berkat dan kesaksian tidak bisa dipisahkan, artinya bila seseorang menyadari akan berkat Allah di dalam kehidupannya, pasti ada dorongan yang kuat di dalam dirinya untuk menyaksikan karya Allah itu kepada orang lain. Namun kita perlu berhati-hati karena fokus dan tekanan dalam kesaksian yang kita berikan seringkali membuat orang tidak memuji Allah, sebaliknya mereka menjadi iri dan dengki terhadap berkat yang kita terima. Penyebab utamanya adalah: fokus utama di dalam kesaksian bukanlah Allah dan karya-Nya, tetapi diri sendiri dan jumlah berkat yang diterimanya. Berbeda dengan kesaksian Salomo dalam teks kita hari ini, yang memberikan model sebuah kesaksian pribadi yang dapat membawa orang lain memuji dan memuliakan nama Allah. Salomo mempunyai kriteria tertentu tentang berkat yang ia terima. Bagi Salomo, berkat bukanlah sekadar materi, kesuksesan mega proyek yang ia pimpin, atau takhta agung yang berhasil ia duduki. Berkat adalah bahwa Allah sudah bertindak sesuai dengan yang Ia firmankan (ayat Firman+Tuhan+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">15, 20). Salomo membandingkan apa yang Allah katakan dengan apa yang Ia lakukan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tidak semua kelimpahan materi dan keselamatan fisik dapat dikategorikan ke dalam berkat Allah. Batasannya adalah apakah itu merupakan perealisasian dari apa yang Allah firmankan atau bukan. Kemudian berkat yang ia saksikan adalah berkat yang berhubungan erat dengan perjanjian Allah dengan bangsa Israel sejak dulu kala. Artinya berkat itu berada dalam konteks dan berdampak bagi komunitas pilihan Allah, bukan semata-mata bagi pribadi Salomo (ayat 21). Berkat bagi Salomo adalah ketika ia diperkenankan oleh Allah untuk berperan serta dalam perealisasian rencana-Nya (ayat 20,21). Dan Salomo dalam kesaksiannya secara terus-menerus menegaskan bahwa TUHAN, Allah Israel berperan penuh, bukan dirinya. Bahkan ia menduduki takhta pun karena Allah merealisasikan janji-Nya kepada Daud (ayat 20). Renungkan: Kesaksian yang menjadi berkat dan berkat yang menjadi kesaksian adalah jika Allah bekerja di dalam dan melalui orang percaya untuk menggenapi maksud dan rencana-Nya bagi umat pilihanNya. Kesaksian seperti ini akan menjadi berkat bagi orang lain, sehingga mereka pun mengalami berkat dan kuasa Allah dalam hidup mereka. | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 9:10) | (sh: Salomo yang nyaris sempurna (Senin, 14 Februari 2000)) Salomo yang nyaris sempurnaSalomo yang nyaris sempurna. Sepanjang sejarah peradaban manusia, kepandaian, kebesaran, dan keagungan Salomo sebagai raja akan selalu dikenang; karena seluruh aspek dalam pemerintahan dan kehidupan pribadinya nyaris sempurna. Dalam masalah di dalam negeri Israel, Salomo mampu menangani dan mengembangkannya secara hebat. Israel adalah negara agraris, tidak heran bila Salomo berhasil mengembangkan dan membangun 20 kota yang seharusnya diterima oleh Hiram (2Taw. 8:18). Hal yang mengherankan adalah Hiram menolak 20 kota agraris karena ia hanya ahli dalam perdagangan dan pelayaran, justru Salomo yang membawahi negara agraris, terbuka dan berhasil mengembangkan perdagangan dan pelayaran karena bantuan Hiram (ayat 26-28). Ia mengerahkan kerja rodi secara besar-besar dan pajak (bukan untuk pembiayaan perang) untuk pembangunan gedung-gedung dengan tujuan memperkuat kota-kota yang ia miliki. Berarti kondisi dalam negeri Israel benar-benar damai, tidak seperti Israel dalam pemerintahan Daud. Dalam masalah luar negeri, Salomo berhasil menggalang aliansi politik yang kuat dengan Mesir karena ia menjadi menantu Firaun, dan aliansi ekonomi dengan raja Tirus dalam hal perdagangan dan pelayaran. Bahkan emas yang ia hasilkan berjumlah 4 kali lipat besarnya dibandingkan emas yang pernah Daud hasilkan melalui peperangan (1Taw. 22:14; 29:4). Dan yang lebih utama dari semuanya adalah kehidupan kerohanian Salomo yang menggembirakan. Ia memberikan persembahan korban-korban secara rutin dan kontinu. Ia tidak hanya mendirikan rumah Tuhan bagi kerohanian rakyatnya, ia pun memperhatikan kerohaniannya pribadi dan memperoleh berkat dari rumah itu. Renungkan: Prestasi yang dicapai Salomo luar biasa karena memberikan dampak positif bagi pribadinya, rakyatnya, dan bangsa lain. Dengan demikian, misi yang pernah diberikan Allah di gunung Sinai kepada bangsa Israel terealisasi (Kel. 19:5-6). Ini tidak dicapai hanya karena kemampuannya sendiri. Allah telah memberikan hikmat kepadanya agar ia mampu memimpin bangsa Israel yang besar. Karena itu dalam diri Salomo kita bisa melihat 2 kekuatan yang bekerja sama, kekuatan Salomo didukung oleh kekuatan Allah sehingga Salomo mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara total dan menyeluruh. | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 18:20) | (sh: Ada saat diam, ada saat bertindak (Jumat, 3 Maret 2000)) Ada saat diam, ada saat bertindakAda saat diam, ada saat bertindak. Untuk menentukan kapan kita harus diam dan kapan harus bertindak dalam menghadapi suatu masalah bukanlah tindakan yang gampang. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu ketika banyak gereja dibakar dan dirusak massa, apakah Kristen harus diam atau harus bertindak? Pertimbangan apa sajakah yang diperlukan untuk menentukan tindakannya, sehingga berdampak positif bagi masyarakat Kristen secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum. Elia di bawah pimpinan Allah sudah memberikan contoh yang patut diteladani. Ada saat dimana ia harus diam, pasif, bahkan bersembunyi. Namun ada saatnya pula ia aktif, keluar untuk menemui dan menantang Ahab beserta nabi-nabi Baalnya. Di dalam perikop ini jelas tergambar bagaimana Elia secara aktif menantang seluruh rakyat Israel, nabi-nabi Baal, dan Ahab untuk bertanding melawan dia. Apa pertimbangan Elia sehingga ia harus melakukan tindakan yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya dan tentunya akan membawa kehancuran iman terhadap YAHWEH jika Elia dibunuh? Pertimbangan pertama: Elia melihat bahwa Ahab secara sadar dan 'tulus' beriman kepada Baal, berarti ia secara sepenuh hati sudah berpaling dari Allah. Hal ini terbukti dengan kesediaannya untuk memanggil dan mengumpulkan nabi-nabi Baal dan seluruh rakyat Israel ke gunung Karmel. Ahab tidak mungkin disadarkan dengan bencana alam sehebat apa pun karena hati dan matanya sudah tertutup. Karena itulah Elia harus bertindak agar Israel tidak berlarut-larut menjadi korban hukuman Allah. Pertimbangan kedua: rakyat Israel telah terlibat dalam kompromi yang membahayakan. Mereka menyembah Allah namun secara bersamaan juga menyembah Baal. Kompromi ini akhirnya membawa Israel berpaling dari Allah. Israel akan menuju kehancuran iman, moral, dan akhlak. Tujuan dari tindakan Elia tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk membawa bangsa Israel kembali kepada Allah yang benar. Untuk itulah Elia berani mengambil risiko yang besar sekalipun. Umat Kristen di Indonesia dapat meneladani apa yang Elia lakukan. Renungkan: Jika perlakuan yang kita terima sudah membahayakan keteguhan iman umat Allah, maka Kristen harus berani bersuara, agar umat Tuhan di bumi Indonesia dapat terus berdiri kokoh. | 
| (0.66879485049834) | (1Raj 22:41) | (sh: Jangan serba tanggung dan jangan hanya pribadi saja (Kamis, 16 Maret 2000)) Jangan serba tanggung dan jangan hanya pribadi sajaJangan serba tanggung dan jangan hanya pribadi saja.
    Yosafat seorang raja yang hidup menurut jejak ayahnya yaitu
    hidup menurut jalan Tuhan dan melakukan apa yang benar di mata
    Allah. Bahkan Allah menghargai apa yang ia lakukan ( Reformasi rohani yang Yosafat lakukan belum total. Ia sudah berhasil melakukan reformasi yang dimulai dari dirinya sendiri. Namun reformasi masyarakat secara tuntas belum ia lakukan. Buktinya ia sudah menghapuskan sisa pelacuran bakti, namun ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, sehingga bangsa Yehuda masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. Dalam kehidupan pribadinya, nampaknya Yosafat memilah-milah antara kehidupan rohani dan kehidupan non-rohani yaitu urusan dagang dan politiknya. Dulu ia sengaja bersekutu dengan Ahab untuk memerangi Ramot-Gilead, padahal Allah melarangnya melalui nabi Mikha (2Taw. 19:1-3). Kemudian ia melakukan kerja sama perdagangan dengan Ahazia, anak Ahab yang melakukan apa yang jahat di mata Allah. Allah menegurnya melalui Eliezer dan bencana menimpa kapal-kapalnya (2Taw. 20:36-37). Baru setelah itu ia tidak berani melakukan kerjasama dengan Ahazia (ayat 50). Kekurangan-kekurangan itu bukanlah hal sepele. Karena berakibat cukup fatal bagi kehidupan keturunannya dan bangsa Yehuda setelah zamannya. Yoram anak Yosafat ternyata tidak hidup menurut jalan ayahnya. Ia membunuh saudara-saudara kandungnya dan melakukan apa yang jahat di mata Allah. Walaupun tidak dikatakan sebagai akibat langsung dari kekurangan Yosafat, namun dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa karena Yosafat serba tanggung di dalam melakukan reformasi kerohanian, sehingga tidak mampu memberikan fondasi yang kuat bagi kehidupan kerohanian keluarga dan masyarakat. Yang diutamakan hanyalah kehidupan rohani pribadinya. Ia mengabaikan kehidupan rohani keluarga dan masyarakatnya. Renungkan: Pembenahan kerohanian pribadi adalah penting, namun yang tidak kalah penting adalah pembenahan rohani keluarga dan masyarakat. Hal ini harus dilakukan secara tuntas, agar memberikan pondasi yang kuat bagi generasi mendatang. | 


