Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 104 dari 104 ayat untuk suatu nas lain AND book:[40 TO 66] AND book:46 (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.61) (1Kor 3:1) (sh: Aku tidak seperti diriku (Selasa, 2 September 2003))
Aku tidak seperti diriku

Mungkinkah ini terjadi pada Anda? Bukankah makna diri adalah sebagaimana diri anda kini dan di sini? Paulus menjawab bisa saja. Contohnya, jemaat Korintus. Mereka tidak lagi menjadi diri mereka, tetapi menjadi seperti orang lain.

Dari perpecahan, iri hati, dan perselisihan yang terjadi di antara mereka (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">3), mereka justru tampak "belum dewasa" (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">1; Yun. nepios, juga: "bayi"). Paulus menyebut mereka seperti "manusia duniawi" (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">1; Yun. sarkinos); bahkan mereka adalah "manusia duniawi" (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">3; Yun. sarkikos). Dari perbedaan istilah yang digunakan, jelas bahwa jemaat Korintus tidak masuk kategori "manusia duniawi" di suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">2:14 yang tidak mengenal Allah. Paulus menggunakan kata-kata di atas dalam nada ironi, agar jemaat Korintus sadar akan adanya kerancuan dalam diri mereka: mereka rohani dan "matang" (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">2:6; Yun. teleios, juga: "dewasa") karena telah menerima Roh dan hikmat Allah (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">2:10,12), tetapi seperti bayi dan menjadi manusia duniawi karena hidup seperti manusia biasa yang belum menerima Roh (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">4). Sadar, bertobat, dan setia kepada jati diri, ini sebenarnya yang menjadi maksud Paulus bagi mereka.

Ironi ini makin kentara ketika nyata bahwa bukti keduniawian jemaat Korintus adalah perpecahan karena pro kontra mengenai para hamba Tuhan (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">5-8). Mereka duniawi dalam tindakan mereka untuk urusan hal "rohani": membela hamba Tuhan favorit. Untuk meluruskan ini, Paulus menggunakan metafora pertanian milik seorang tuan tanah. Paulus, Apolos dan rekan-rekannya hanyalah "anak buah" Allah Sang Pemilik (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">5,8,9). Sebagai manusia rohani, jemaat Korintus seharusnya mengerti untuk hanya bermegah di dalam Tuhan (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">1:31), bukan dengan konyol bermegah dalam para hamba. Sebab, yang terpenting dalam pertumbuhan jemaat hanyalah Allah sendiri (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">8).

Renungkan: Jadilah diri Anda yang sebenarnya: yang rendah hati, taat, dan asih; yang dalam Roh-Nya sejati rohani tanpa keangkuhan.

(0.61) (1Kor 6:1) (sh: Menyelesaikan konflik internal (Senin, 8 September 2003))
Menyelesaikan konflik internal

Menyelaraskan ide dalam sebuah komunitas ternyata tidak mudah. Setiap orang akan berusaha mempertahankan pendapatnya bahkan dengan cara apa pun sehingga teman jadi lawan. Akibatnya pertentangan dan perselisihan terus menerus terjadi. Imbauan agar jemaat Tuhan saling mengasihi, saling merendahkan hati, saling tunduk dan hormat satu dengan lainnya, hanya angin lalu. Bahkan perselisihan ini bisa berujung di meja hijau karena saling menuduh dan saling merasa paling benar tidak terselesaikan.

Keadaan ini akhirnya membuat Paulus menegur jemaat yang menyelesaikan perselisihan di meja hijau atau pengadilan. Menurut Paulus, hal ini tidak akan terjadi seandainya masalah itu diselesaikan secara internal, seperti yang Tuhan Yesus ajarkan (lih. Mat. 18:15-17). Teguran Paulus ini didasarkan pada dua hal: [1] bahwa adanya masalah "perselisihan" dalam jemaat sebenarnya menunjukkan "kekalahan" karena jemaat Kristen tidak berhasil hidup dalam kasih dan pengampunan; [2] sikap merasa diri paling benar, membuat jemaat Kristen "rela" melakukan ketidakadilan dan merugikan orang lain. Teguran Paulus ini sebenarnya bukan mengajarkan jemaat untuk tidak percaya pada pengadilan dunia dan memberontak terhadap peraturan negara. Paulus menggarisbawahi bahwa saling mengampuni, menghargai, merendahkan diri, dan berlaku adil lebih baik daripada menyelesaikannya di meja pengadilan (bdk. Luk. 12:58).

Orang Kristen yang lebih memilih meja hijau dalam menyelesaikan masalah internal sebenarnya menunjukkan bahwa secara moral jemaat kalah. Ini merupakan tanda bahwa orang Kristen hanya bisa bicara tanpa dapat mengendalikan dirinya dan mengampuni saudaranya.

Renungkan: Perselisihan di antara orang Kristen hanya akan mendatangkan sikap tidak simpatik dan membuat orang semakin alergi terhadap kekristenan.

(0.61) (1Kor 10:23) (sh: Hidup untuk Allah atau diri sendiri? (Jumat, 19 September 2003))
Hidup untuk Allah atau diri sendiri?

Memang banyak daging yang diperjualbelikan di pasar di kota Korintus adalah daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Namun, ada juga daging yang tidak dipersembahkan kepada berhala. Meskipun orang-orang Yahudi yang ada di Korintus mempunyai pasar sendiri untuk menghindari daging yang telah dipersembahkan kepada berhala.

Di tengah maraknya orang memilih makanan yang boleh dan tidak boleh di makan, Paulus memberitakan kabar sukacita yaitu bahwa semua makanan di dunia ini boleh dimakan termasuk yang telah dipersembahkan kepada berhala (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">26). Namun, Paulus juga memberitahukan kepada orang-orang di Korintus, kalau ada orang yang memberitahu bahwa makanan itu telah dipersembahkan kepada berhala, janganlah memakan makanan itu. Karena itu akan menjadi batu sandungan bagi orang yang ada di sekitarnya (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">28,32). Paulus mengajak orang Kristen di Korintus, untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi melihat kepentingan orang lain juga. Terlebih lagi Paulus mengajak jemaat Korintus agar dalam melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah, supaya setiap orang yang berada di sekitarnya, beroleh selamat (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">31,32).

Peringatan Paulus ini juga harus mendapatkan perhatian kita, orang- orang Kristen masa kini. Artinya, ada saat di mana kita melakukan sesuatu untuk kepentingan kita, tetapi ada pula saat di mana kita harus mengorbankan kepentingan diri kita untuk kepentingan bersama dengan sikap penuh hormat. Hidup seperti demikianlah yang Paulus inginkan dilakukan jemaat Tuhan di Korintus sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Saat ini, kita tidak di tengah- tengah beragam agama, dan budaya. Karena itu janganlah hidup untuk diri sendiri.

Renungkan: Hendaklah hidup Anda saat ini dan selama-lamanya selalu terarah hanya demi dan untuk kemuliaan Allah.

(0.61) (1Kor 15:35) (sh: Kebangkitan tubuh rohani (Jumat, 3 Oktober 2003))
Kebangkitan tubuh rohani

Masih ada orang yang belum memahami tentang arti kebangkitan orang mati. Persoalannya, apa substansi tubuh kebangkitan itu. Andai saja orang mati tenggelam di laut, jatuh dari pesawat terbang, atau terbakar api, bukankah tubuh mereka akan rusak, tak berbentuk bahkan terpecah-pecah? Akankah tubuh mereka dibangkitkan tidak sempurna? Mengerikan! Tetapi 'bodoh' orang yang berandai-andai demikian.

Untuk menjawab kebingungan jemaat tentang kebangkitan, Paulus menjelaskan bahwa kebangkitan orang mati yang adalah kebangkitan tubuh rohaniah dari kematian tubuh alamiah, harus dipandang dari dua sudut yang berbeda. Pertama, Paulus menjelaskan dengan perumpamaan. Kebangkitan tubuh rohaniah diibaratkan seumpama menabur biji, tetapi yang tumbuh adalah tubuh tanaman. Tubuh duniawi, tubuh sorgawi, matahari, bulan, bintang-bintang mempunyai kemuliaan masing-masing yang berbeda. Daging manusia lain dari daging binatang. Kebangkitan orang mati ditabur dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditabur dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditabur dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan; yang ditabur tubuh alamiah, yang dibangkitkan tubuh rohaniah (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">35-44). Kedua, Paulus menggunakan analogi. Tubuh alamiah analog dengan Adam pertama yang berasal dari debu tanah, bersifat jasmaniah, menjadi makhluk hidup. Tubuh rohaniah analog dengan Adam terakhir yang berasal dari sorga: bersifat rohaniah, menjadi roh yang menghidupkan. Kita telah memakai rupa dari yang alamiah, kita juga akan memakai rupa dari yang sorgawi, yaitu tubuh rohaniah (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">45-49).

Memahami bahwa yang akan binasa, daging dan darah tidak mendapat bagian dalam yang tidak akan binasa yaitu Kerajaan Allah (ayat suatu+nas+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">50), seyogyanya kita menjadi manusia baru di dalam Kristus Yesus.

Renungkan: Tak perlu takut karena meski tubuh alamiah akan mati, tetapi tubuh sorgawi akan dibangkitkan bersama Kristus.



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA