Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 443 ayat untuk sebelah belakang (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17) (Bil 26:1) (sh: [kosong] (Sabtu, 13 November 1999))
[kosong]

Cacah jiwa pertama dilakukan di Sinai pada awal perjalanan Israel meninggalkan Mesir. Sebelum memasuki tanah perjanjian, Israel mengulang kembali sensus tersebut. Tindakan ini adalah dalam rangka kesiagaan menaklukkan Kanaan. Jumlah keseluruhan mereka, beberapa ribu lebih banyak dari jumlah sensus pertama.

Kekuatan yang tidak berubah. Bila kita bandingkan jumlah bangsa Israel menurut suku di pasal 1, maka jumlahnya tidak jauh berbeda. Bahkan, di pasal ini jumlahnya lebih banyak. Apa artinya? Di dalam situasi yang tidak mendukung - seperti gurun pasir - keberadaan mereka tidak berubah. 40 tahun mengembara tidak menyebabkan mereka berkurang. Siapa di belakang itu?

Saat untuk menghitung. Adalah penting dalam perjalanan hidup kita untuk berhenti sejenak dan menghitung apa yang ada pada kita. Bukan untuk menyombongkan keberhasilan selama ini, tetapi untuk melihat bagaimana pemeliharaan Tuhan atas hidup kita. Untuk melihat bahwa bersama Dia, kita tidak akan kekurangan kekuatan. Berhentilah sejenak!

Renungkan: Kita pun harus menghitung dan menyadari, bukan saja musuh kita, tetapi semua potensi Ilahi yang Tuhan anugerahkan bagi kita. Nyatakan syukur atas pemeliharaan-Nya.

(0.17) (Ezr 9:10) (sh: Nikah campur adalah perbuatan dosa di hadapan Allah (Senin, 13 Desember 1999))
Nikah campur adalah perbuatan dosa di hadapan Allah

Nikah campur adalah perbuatan dosa di hadapan Allah. Pernikahan adalah bentuk hubungan yang terpenting dan paling berpengaruh dalam kehidupan antarmanusia. Alkitab menjadikan hubungan nikah sebagai gambaran hubungan Allah dan umat-Nya yang timbal balik. Tuhan Allah melarang pernikahan campur dilakukan umat-Nya, supaya di dalam keluarga terpelihara kemurnian iman dalam satu dasar iman yang teguh. Tetapi umat melakukan hal yang bertolak belakang dengan yang Allah perintahkan bagi mereka. Selama berada di pembuangan Allah tidak meninggalkan umat, tetapi ketika kembali ke Yerusalem umat melakukan pernikahan campur.

Bergantung pada kemurahan Allah. Bila terlanjur nikah campur, apa yang harus dilakukan? Ezra menyadari keseriusan umat menyadari kesalahan tersebut. Mereka mengakui dan memohon belas kasihan Tuhan. Tuhan akan mengampuni dan mengubah hal yang salah itu. Tetapi untuk memperbaiki dibutuhkan usaha maksimal dan proses yang panjang. Janganlah mengulang dosa yang sama, meskipun tersedia pengampunan Allah.

Renungkan: Pengampunan disediakan bukan supaya kita bebas melakukan dosa, tetapi supaya menyadari bahwa pengampunan adalah kemurahan Allah.

(0.17) (Mat 26:17) (sh: Sahabat Yesus yang tidak terkenal (ayat 18). (Sabtu, 4 April 1998))
Sahabat Yesus yang tidak terkenal (ayat 18).

Sahabat Yesus yang tidak terkenal (ayat 18).
Namanya hanya disebut si Anu, tetapi peranannya sangat menentukan. Tanpa dia perjamuan malam yang sangat terkenal itu, tidak mungkin bisa dilangsungkan. Ia menyediakan sebuah ruangan besar untuk perjamuan malam. Dia mungkin bukan seorang nabi atau seorang rasul. Dia adalah sahabat Yesus yang diam-diam di belakang melayani Yesus. Apakah Yesus juga mempunyai sahabat-sahabat yang setia, yang bukan mengejar popularitas tetapi mengejar mutu kualitas pengabdian?

Tampak aslinya. Untuk sesaat Yudas boleh tampak sebagai murid Yesus, tetapi kini tiba saatnya kedok kepura-puraannya ditanggalkan. Orang tidak bisa menjadi pengikut Yesus pura-pura. Darah Yesus tidak untuk pengikut demikian. Bila demikian, hanya orang sempurna sajakah yang layak mengikut Yesus dan ambil bagian dalam khasiat penderitaan-Nya? Petrus, murid terdekat Yesus pun bisa tergoncang iman. Namun Tuhan tahu memulihkan dan mempertahankan orang yang sungguh punya iman dan yang adalah milik-Nya sejati.

Renungkan: Hakikat iman sejati ialah kesadaran mendalam akan ketidaklayakan dan ketidakmampuan diri untuk layak bagi Tuhan.

Doa: Jadikan kami sahabat-sahabat-Mu yang setia, yang siap mengorbankan apa saja untuk melayani Tuhan.

(0.17) (Yoh 4:43) (sh: Ditolak di negeri sendiri (Selasa, 05 Januari 1999))
Ditolak di negeri sendiri

Ditolak di negeri sendiri. Peristiwa yang terjadi di Samaria sangat bertolak belakang dengan peristiwa di Yudea. Dapat kita bayangkan, di negeri-Nya sendiri Ia ditolak, sebaliknya di Samaria, yang penduduknya dianggap kafir oleh orang-orang Yahudi, Yesus disambut dengan spontan dan semarak. Menakjubkan sekali, karena justru di Samaria Yesus diterima, diperlakukan layak dan memenangkan jiwa.

Percaya karena mukjizat. Kedatangan Yesus di Galilea, tepatnya di Kana (ayat 46), pasti mengundang minat orang banyak oleh karena mukjizat pertama yang dibuat-Nya (Yoh. 2). Kali ini mukjizat kesembuhan terjadi pada keluarga salah seorang pegawai istana (ayat 47-52). Yang menarik kita gali dari pengalaman pegawai istana ini adalah: a). menaruh harapan pada Yesus (ayat 47); b). mengikuti perkembangan dan membuktikan tindakan Yesus (ayat sebelah+belakang&tab=notes" ver="">52-53a); dan c). seluruh keluarganya percaya pada Yesus (ayat sebelah+belakang&tab=notes" ver="">53b).

Renungkan: Sewaktu kita meminta sesuatu pada Yesus, apakah kita mengikuti perkembangan tindakan Yesus? Kadang-kadang kita telah menerima apa yang kita minta tapi tidak menyadarinya. Orang ini percaya kepada mukjizat, masihkah kita bisa percaya akan campur tangan Allah walaupun tidak melihat mukjizat apa-apa?

Doa: Tuhan Yesus ampunilah kami, karena kami sering mengabaikan Engkau dalam kehidupan kami.

(0.17) (Yoh 16:16) (sh: Tinggal sesaat saja ... (Selasa, 09 Maret 1999))
Tinggal sesaat saja ...

Tinggal sesaat saja ..." Kepada murid-murid-Nya Yesus mengatakan tentang suatu keadaan "waktu" yang sama ("tinggal sesaat"), namun menunjukkan akhir yang bertolak belakang ("kamu tidak melihat Aku" dan "kamu akan melihat Aku"). Maksud dari perkataan Yesus ialah bahwa "sesaat" Dia akan mengalami penderitaan; dan ketika kematian menjemput, para murid tidak akan melihat-Nya lagi. Suatu keadaan waktu yang menunjuk pada kesementaraan. Di saat inilah dukacita melanda. Dan, "sesaat" setelah kematian-Nya, yaitu dalam kebangkitan-Nya para murid akan melihat-Nya kembali. Suatu waktu yang menunjuk pada kekekalan. Di saat inilah sukacita merebak dan melingkupi seluruh umat manusia.

Sesaat namun kekal. "Sesaat" Yesus harus menderita dan mati. Namun dalam "sesaat" pula maut dikalahkan-Nya, dan Ia pun bangkit. "Sesaat" yang menciptakan kepercayaan utuh dan lengkap yang menghantar kita pada kekekalan abadi. Berhati-hatilah dengan "sesaat" yang dunia tawarkan. Memang dalam "sesaat" kita bisa memiliki kenikmatan dalam dunia, tetapi akan berakhir pada penyesalan bahkan kebinasaan kekal.

Renungkan: Suatu kemenangan yang memberikan sukacita yang menetap dan kekal bagi manusia yang percaya, tidak bergantung pada keadaan dunia, tetapi bersumber pada karya penebusan Kristus.

(0.17) (Kis 1:15) (sh: Berdoa sebelum memutuskan sesuatu (Sabtu, 22 Mei 1999))
Berdoa sebelum memutuskan sesuatu

Berdoa sebelum memutuskan sesuatu. Guna mengisi jabatan rasul yang ditinggalkan Yudas, para murid merencanakan mencari penggantinya. Untuk menentukan pengganti yang tepat, Barsabas atau Matias, mereka berdoa meminta petunjuk Tuhan, lalu membuang undi. "Membuang undi" adalah peraturan yang sangat dihormati di Israel purba dan cara yang lazim digunakan untuk memastikan apa kehendak Allah (bdk. Ams. 16:33). Dari hasil membuang undi itu, pilihan jatuh kepada Matias. Bila kita menyerahkan sepenuhnya segala perkara kepada Tuhan, maka Ia sendiri yang akan memimpin kita untuk mengerti kehendak-Nya.

Syarat seorang saksi bagi Kristus. Alkitab tidak menceritakan secara rinci tentang latar belakang kehidupan Matias. Namun, bila dia terpilih sebagai murid-Nya dipastikan bahwa Matias adalah seorang yang setia mengikuti ajaran Yesus. Seseorang dapat menamakan dirinya sebagai saksi bagi Kristus dan memiliki kuasa Roh Kudus, hanya jika orang tersebut telah mengalami lebih dahulu karya kematian dan kebangkitan Kristus dalam hidupnya.

Doa: Ya Tuhan Yesus, ajarlah aku untuk mengawali segala sesuatu yang akan kulakukan didalam doa dan meminta hikmat petunjuk-Mu terlebih dahulu.

(0.17) (Kis 10:23) (sh: Kerja Allah menghancurkan tradisi manusia (Selasa, 15 Juni 1999))
Kerja Allah menghancurkan tradisi manusia

Kerja Allah menghancurkan tradisi manusia. Bagi orang Yahudi, bergaul dengan orang non-Yahudi merupakan pantangan. Apa yang dilakukan Petrus menghancurkan hukum yang selama ini berlaku. Namun, Petrus melakukan semua itu karena Allah. Allahlah yang menghancurkan dua tradisi manusia yang saling bertolak belakang: Kornelius "si kafir" menyembah Petrus, dan keputusan Petrus "Yahudi" datang ke rumah Kornelius. Di dalam Allah hubungan sesama manusia tidak ada penghalang. Dengan kata lain, tradisi yang bertentangan dengan prinsip Allah haruslah dihapuskan dan diganti dengan kebenaran firman Tuhan.

Jemaat, pemberita firman dan firman. Dalam pertemuan itu, Petrus menyampaikan fakta-fakta kebenaran Ilahi. Pertama sikap Allah terhadap manusia tidak bergantung pada syarat lahiriah seperti: penampilan, ras, kebangsaan atau tingkat sosial tertentu (34-35). Allah tidak peduli terhadap perbedaan suku bangsa. Kornelius tidak perlu menjadi orang Yahudi untuk memperoleh keselamatan, karena keselamatan ada dalam Yesus Kristus (43). Kedua, Petrus menyampaikan bahwa kehidupan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus yang juga merupakan inti dari Injil bagi semua bangsa. Firman ini membawa Kornelius dan keluarganya menjadi percaya dan bertobat. Ini merupakan proses perdamaian

(0.17) (Rm 14:1) (sh: Tidak harus sama. (Kamis, 30 Juli 1998))
Tidak harus sama.

Tidak harus sama.
Selalu akan ada perbedaan, karena berbeda latar belakang pendidikan, lama menjadi orang beriman, kepercayaan yang dianut pada masa lalu. Tak heran bila kemudian dijumpai sikap, penekanan, penafsiran dan kemantapan yang berbeda satu dengan yang lain, mengenai ajaran Tuhan. Perbedaan itu berkisar pada hal-hal yang tidak mendasar, misalnya mengenai makanan dan hari (ayat sebelah+belakang&tab=notes" ver="">2, 5).

Jangan menghina atau menghakimi. Kadang yang merasa lebih kuat imannya menghina yang lemah; sebaliknya yang lemah imannya menghakimi yang kuat imannya, sehingga terjadilah perpecahan di dalam jemaat Tuhan. Ada kelompok 'lemah iman' dan kelompok 'kuat iman'. Saling menghina dan menghakimi hanya menimbulkan kebencian, yang berakibat buruk pada kesatuan kita dalam Kristus.

Peran pembinaan. Kedewasaan iman tidak terjadi dalam sekejap mata, perlu proses dan tahapan. Inilah pentingnya peran pembinaan. Pembinaan yang baik bukanlah pembinaan yang membuat orang lain meniru pendapat dan gaya hidup sang pembina, tetapi menempatkan Kristus sebagai Tuhan, dan firman-Nya sebagai standar bagi semua orang. Di dalam keyakinan bahwa Kristus sedang membentuk hidup orang dan akan menghakimi tiap orang, mari kita belajar saling menerima perbedaan yang tidak prinsipil dalam kasih.

(0.17) (1Kor 7:17) (sh: Seperti semula. (Kamis, 28 Agustus 1997))
Seperti semula.

Seperti semula.
Orang yang benar-benar mengikut Kristus, artinya berjalan di belakang Kristus, pasti akan menampakkan perubahan dalam hidupnya. Hidup lama menjadi hidup baru. Seperti halnya jika kita mengikuti kehidupan seorang olahragawan yang harus selalu disiplin dengan latihan, tentu berbeda dengan bila kita mengikuti kehidupan penjudi. Perubahan yang Tuhan inginkan bukan yang lahiriah, tetapi yang terjadi di dalam hati. Status lahiriah mungkin saja tidak berubah, tetapi akan nyata sikap taat, pengabdian, dan penyerahan diri total kepada Kristus.

Singkatnya waktu. Karena peka akan daruratnya waktu hidup di akhir zaman, Paulus mengingatkan akan singkatnya waktu. Paulus tentu tidak memberi kesan bahwa ia tahu kapan Tuhan akan datang kedua kali. Namun yang ingin ditekankannya di sini ialah bahwa kita harus hidup dengan tingkat kemawasdirian dan kewaspadaan yang amat tinggi. Tiap orang memiliki batas tertentu bagi hidupnya masing-masing, karena itu wajib menggunakan waktu dengan baik selagi masih ada kesempatan. Nasihatnya juga bukan menghalangi orang dari kebebasan, tetapi untuk mengarahkan kebebasan itu bagi tujuan tertinggi.

Doa: Tolong kami melihat tujuan hidup dari-Mu dengan jernih.

(0.17) (Flp 3:1) (sh: Musuh Injil. (Jumat, 30 Oktober 1998))
Musuh Injil.

Musuh Injil.
Sebagai orang Ibrani sejati, Paulus sangat mengutamakan moralitas dan keagamaan. Akibatnya ia malah menjadi musuh Kristus, musuh Injil (ayat 4-6). Semua yang diunggulkannya itu ternyata sia-sia, karena tidak mampu membuat Allah memperhitungkannya benar. Tak seorang pun benar karena usahanya sendiri. Itu sebabnya kepada mereka yang datang mengabarkan "injil" sunat (ayat sebelah+belakang&tab=notes" ver="">1b-3), Paulus menegur keras. Pengenalan akan Kristus Yesus membuat semua hal-hal lahiriah yang diandalkannya dulu seumpama sampah (ayat 8).

Dulu, kini, kelak. Tiap orang memiliki tiga aspek waktu perjalanan hidup: dulu, kini, kelak. Seperti Paulus, mari kita tinggalkan yang di belakang! Serahkanlah kebaikan maupun kejahatan itu kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan! Marilah kita mengejar harta sorgawi yang Tuhan peruntukkan menjadi masa depan kekal kita (ayat 12-16). Mari kita jalani masa kini kita dengan kerinduan untuk mengenal Kristus, mengalami penuh kematian dan kuasa kebangkitan Kristus (ayat 10-11). Dengan kata lain, marilah kita jalani hidup yang sepenuhnya bersumber dan bergantung pada hidup dan karya penyelamatan Yesus Kristus.

(0.17) (Flp 3:1) (sh: Maju di dalam iman (Kamis, 6 September 2012))
Maju di dalam iman

Judul: Maju di dalam iman
Menjadi pengikut Kristus merupakan sebuah keputusan yang harus sungguh-sungguh dijalani. Demikian juga bagi rasul Paulus. Kejayaan dan kemuliaan di masa lalu tidak lagi bernilai karena pengenalan akan Kristus. Apa yang dahulu dianggap bernilai, sekarang ini menjadi sama seperti sampah (7-8).

Mengapa Paulus mengungkapkan hal ini? Dia sedang memperingatkan jemaat Filipi untuk berhati-hati terhadap "anjing-anjing, pekerja-pekerja yang jahat dan penyunat-penyunat yang palsu" (2). Orang-orang itu menekankan hidup keagamaannya secara lahiriah semata (4). Orang-orang yang demikian melakukan ibadahnya secara ritualistik dan legalistik. Mereka perlu diwaspadai karena ada di dalam jemaat dan berpotensi menyesatkan kerohanian jemaat. Dengan memakai kesaksian hidupnya, rasul Paulus menasihati jemaat Filipi. Dulu segala kemegahan lahiriah seperti itu dianggapnya keuntungan, tetapi sekarang tidak. Pengenalan akan Kristus itulah yang diingininya.

Nasihat ini ditulisnya dari penjara. Sekiranya Paulus tetap mengingini kejayaan dan kemuliaannya dulu, dia tidak akan ada di penjara. Paulus dengan tegas menyatakan imannya dan terus mengarahkan pandangannya ke depan bahkan 'berlari untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus' (14).

Sikap Paulus ini tidak mudah untuk diteladani. Bagi kita yang berada dalam keadaan aman dan nyaman, mengikut Kristus adalah mudah. Akan tetapi, kalau kita berada dalam keadaan seperti Paulus tentu lain ceritanya. Godaan untuk kembali kepada kejayaan hidup di masa lalu akan sangat besar. Ingat saja pengalaman bangsa Israel ketika keluar dari Mesir (Bil. 11:4-6). Ketika merasa bosan, mereka dengan mudah merindukan kemakmuran di Mesir. Oleh karena itu, kita perlu bertekad seperti Paulus, "melupakan apa yang telah ada di belakangku" agar dapat fokus ke depan! Sebagai pengikut-pengikut Kristus seharusnya kita juga memiliki kesungguhan dalam iman. Iman yang sejati akan terlihat dalam kerinduan untuk semakin mengenal Kristus dan bertumbuh di dalam-Nya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/09/06/

(0.17) (1Ptr 1:13) (sh: Hidup dalam kekudusan (Jumat, 9 Juli 1999))
Hidup dalam kekudusan

Hidup dalam kekudusan. Inilah perintah Allah yang mengatakan: "kuduslah kamu, sebab Aku kudus". Kristen adalah umat tebusan Allah yang telah dilahirkan kembali karena pengorbanan Kristus yang telah mati di kayu salib. Inilah penebusan yang mahal, yang tidak mungkin dibayar dengan apa pun juga, selain dengan darah Yesus, Sang Putra Allah. Setelah ditebus, Kristen terpanggil menjadi umat-Nya yang kudus, yang menjaga hidupnya berkenan kepada-Nya. Kecenderungan berbuat dosa dan menyukakan diri ditinggalkan dan termotivasi untuk hidup sesuai dengan firman-Nya, hari demi hari menikmati pengudusan-Nya, semakin serupa dengan Kristus.

Kasih persaudaraan. Suatu bentuk manifestasi (perwujudan) dari orang yang telah dipanggil adalah kasih persaudaraan. Orang yang sudah dipanggil menjadi Gereja harus memanifestasikan komunitas (persekutuan) ilahi, yakni komunitas Allah yang lahir dari Firman yang hidup. Kasih Kristus yang telah mengalir dalam hidupnya akan mengalir pula dalam manifestasi yang nyata sehari-hari, saling mengasihi satu dengan yang lain dengan kasih yang tulus ikhlas dan segenap hati. Kasih persaudaraan sebagai pengikat komunitas ilahi walau berbeda latar belakang, suku bangsa, tingkat sosial, tingkat pendidikan, dll.

Doa: Tuhan, jadikan kami komunitas ilahi yang memiliki kasih persaudaraan.

(0.16) (Yer 1:13) (jerusalem: datangnya dari sebelah utara) Harafiah: mukanya (permukaannya) dari sebelah utara. Ini dapat diartikan dengan dua cara: mulut periuk yang di sebelah utara itu mengarah ke sebelah selatan (negeri Yehuda), atau: permukaan isi periuk yang mendidih itu tertumpah dari sebelah utara ke arah selatan.
(0.15) (Ul 34:3) (jerusalem: Zoar) Zoar terletak di sebelah selatan Laut Asin, bdk Kej 19:20 dst; Yerikho terletak di sebelah utara laut itu.
(0.15) (Ayb 1:3) (jerusalem: orang di sebelah timur) Ungkapan ini mencakup semua orang yang berkediaman di sebelah timur Palestina, khususnya penduduk wilayah Edom dan Arabia, bdk Bil 24:21+.
(0.15) (Yeh 42:10) (jerusalem: Di sebelah selatan) Begitulah menurut terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani tertulis: Di sebelah timur (tetapi bdk Yeh 42:12-13).
(0.15) (Mzm 45:1) (jerusalem: Nyanyian pada waktu pernikahan raja) Mazmur ini nampaknya sebuah lagu pernikahan raja. Barangkali aselinya diciptakan untuk pernikahan salah seorang raja Israel, misalnya Salomo, Yerobeam II atau Ahab (yang memang menikah dengan seorang puteri Tirus, 1Ra 16:31). Tetapi baik tradisi Yahudi maupun tradisi Kristen mengartikan nyanyian ini secara rohani. Ia mengenai "pernikahan" Allah dengan umatNya dan "pernikahan" Raja-Mesias dengan jemaatNya, bdk Yes 62:5; Yeh 16:8-13, dll. Bagian pertama, Maz 45:3-10, tertuju kepada raja yang sebagai wakil Allah memiliki sifat-sifat Tuhan sendiri, Maz 145:12-13, dll, dan sifat-sifat Imanuel, raja yang dicita-citakan, Yes 9:5-6. Bagian kedua, Maz 45:11-17, tertuju kepada permaisuri. Maz 45:17 dapat juga mengenai raja. Sayanglah naskah Ibrani mengalami banyak kerusakan, sehingga sukar diterjemahkan.
(0.15) (Bil 22:2) (sh: Ketaatan mendatangkan bahaya? (Minggu, 7 November 1999))
Ketaatan mendatangkan bahaya?

Ketaatan mendatangkan bahaya? Bangsa Israel sampai di akhir pengembaraan yang panjang. Kini mereka berkemah di tepi sungai Yordan. Untuk masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan, Israel harus menghadapi bangsa Moab. Sesuai perintah Allah, Israel taat dan tidak menyerang Moab. Namun keinginan ini bertolak belakang dengan ambisi Moab yang bermaksud menyerang dan menghancurkan Israel secara diam-diam. Bila Moab melancarkan aksi ini, mungkinkah Israel tetap diam? Semuanya diserahkan kepada Allah.

Kedaulatan Allah dan Bileam. Maksud dan rencana Balak untuk menghancurkan bangsa Israel semakin jelas, ketika ia mengutus orang-orang yang terpandang dalam pemerintahannya kepada Bileam. Tujuannya adalah agar Bileam mengutuk dan melenyapkan Israel. Rencana Balak ini sungguh bertentangan dengan rencana yang telah ditetapkan Allah. Di satu pihak Allah mengimbau umat-Nya untuk tidak menyerang Moab dan umat setia pada perintah Allah itu; tetapi di pihak lain justru Moab merencanakan hal sebaliknya. Allah dalam segala kedaulatan-Nya menguasai hidup Bileam, tokoh petenung pada zaman itu. Kedaulatan Allah bekerja mengatasi bentuk ancaman yang tidak nampak, yang berusaha menghancurkan umat-Nya. Segala bentuk keinginan manusia takluk di dalam kedaulatan Allah, meskipun manusia terus mengupayakannya.

Tetap di bawah kendali Allah. Kita dapat menemukan prinsip hidup yang sangat mendasar ketika Allah Yahweh ditempatkan sebagai pusat hidup, menjadikan diri kita berada di bawah dan dalam kontrol tangan yang kekal. Dengan demikian apakah yang sebenarnya harus dilakukan oleh manusia sebagai umat pilihan-Nya? Pertama, takut kepada Allah. Kedua, menjadikan diri siap dan berani menjalani kehidupan sesulit apa pun, karena Allah yang berdaulat adalah Allah yang memahami dan mengarahkan manusia pilihan-Nya untuk hidup dalam kuasa dan kasih-Nya.

Renungkan: Adakalanya ketika kita taat pada pimpinan-Nya, seolah bahaya menghadang di depan mata, tetapi tetaplah percaya kepada-Nya.

(0.15) (1Sam 1:19) (sh: Allah mengingat, doa terjawab! (Senin, 28 Juli 2003))
Allah mengingat, doa terjawab!

Allah mengingat, doa terjawab! Dalam perikop terdahulu, kita mengetahui bahwa meskipun Hana belum memperoleh jawaban akhir dari ungkapan pergumulannya kepada Allah, tetapi ia telah mengalami perubahan. Paling tidak kesedihan telah berlalu dari hatinya. Kalimat "penantian itu membosankan", rupa-rupanya tidak berlaku bagi Hana. Kuncinya hanya satu, Hana memiliki keyakinan yaitu bahwa ia telah mengungkapkan isi hatinya pada Allah, Sang Sumber Pengharapan.

Bagaimana sikap Allah? Jika kita memperhatikan anak kalimat "Tuhan ingat kepadanya," (ayat 19) mungkinkah Allah sebelumnya telah melupakan Hana? Seperti juga terhadap Abraham, Ishak, Yakub, ketika Allah mengingat kembali perjanjian-Nya terhadap mereka, begitu jugalah Allah mengingat Hana. Tindakan Allah ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa daya ingat Allah melemah, tetapi hal ini mengindikasikan bahwa Allah menyelesaikan rencana-Nya secara bertahap, termasuk rencana Allah mengabulkan permintaan Hana. Allah menjawab permohonan Hana dengan menghadirkan Samuel.

Melalui permohonan Hana dan pemenuhan permohonannya oleh Allah, kepada Kristen sekarang ini dipaparkan beberapa hal penting: pertama, bahwa Allah tidak pernah menutup mata dan telinga-Nya terhadap setiap ungkapan umat-Nya. Seharusnya umat tidak tergesa- gesa menilai bahwa Allah tidak akan pernah mendengarkan doanya karena memiliki latar belakang hidup yang kelam, atau selalu melakukan perbuatan dosa. Datanglah kepada Allah, ungkapkanlah segala pergumulan Anda kepada-Nya. Kedua, isi doa Hana berorientasi kepada kepentingan Allah, bukan kepada kepentingan pribadi. Ketiga, Allah pasti menjawab semua permohonan doa umat- Nya sesuai dengan rencana dan tujuan-Nya.

Renungkan: Allah menyelesaikan semua permohonan umat-Nya secara bertahap. Karena itu teladanilah Hana yang sabar dan setia.

(0.15) (1Sam 2:11) (sh: Kesalehan: penting dan berpengaruh (Rabu, 30 Juli 2003))
Kesalehan: penting dan berpengaruh

Kesalehan: penting dan berpengaruh. Ada dua macam pelayan yang dipaparkan dalam nas ini. Pertama, orang yang sungguh-sungguh melayani Tuhan, yang dihadirkan dalam sosok Hana (ayat sebelah+belakang&tab=notes" ver="">11, bdk. sebelah+belakang&tab=notes" ver="">1:28). Kedua, orang yang berkedok melayani Tuhan untuk melayani diri sendiri, yang hadir dalam sosok Hofni dan Pinehas (ayat sebelah+belakang&tab=notes" ver="">13-16, 22, bdk. Bil. 5:10).

Sejak awal nas 1 Samuel, kita sudah diperhadapkan dengan sosok Hana sebagai orang yang melayani Tuhan dengan kesungguhan hati dan keberserahan penuh. Bahkan ia rela menyerahkan Samuel, anak yang telah lama dinantikannya, untuk menjadi pelayan Tuhan (ayat sebelah+belakang&tab=notes" ver="">11, bdk. sebelah+belakang&tab=notes" ver="">1:28). Tindakan Hana ini bertolak belakang dengan tindakan anak-anak Eli: Hofni dan Pinehas. Mereka adalah orang-orang yang berkedok melayani Tuhan, tetapi sebenarnya mereka melayani diri sendiri. Dengan sewenang-wenang mereka melanggar dan mengubah peraturan kurban yang ditetapkan Tuhan disertai dengan tindakan- tindakan bejat (ayat 12-17). Hofni dan Pinehas tidak hanya tidak memedulikan nasihat ayah mereka, dan keluh kesah umat Israel, tetapi yang terparah, mereka tidak memedulikan tuntutan ilahi akan kekudusan mereka sebagai pelayan Allah. Mengapa kebejatan semacam ini bisa terjadi di dalam keluarga yang seharusnya menjadi panutan umat Allah? Sebab Imam Eli sendiri tamak dan lebih menyayangi anak-anaknya daripada menghormati Allah (ayat sebelah+belakang&tab=notes" ver="">29).

Kita belajar dua hal: pertama, konsekuensi ketaatan melayani dengan sungguh adalah berkat berlimpah (ayat 21), sedangkan konsekuensi terhadap ketidaktaatan dan hidup jahat di hadapan Allah adalah mati (ayat 25). Kesalehan adalah hal yang penting dan berpengaruh dalam perjalanan hidup manusia, membuahkan kesetiaan.

Renungkan: Ingatlah, kehidupan Kristen sehari-hari adalah ranah pelayanan utamanya di hadapan Allah. Jaga kekudusan hidup Anda!



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA