Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 359 ayat untuk perkara-perkara yang dalam AND book:[1 TO 39] AND book:2 (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.69) (Kel 34:18) (sh: Mencerminkan kemuliaan Tuhan. (Sabtu, 20 September 1997))
Mencerminkan kemuliaan Tuhan.

Mencerminkan kemuliaan Tuhan.
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, "kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan Tuhan" (ayat 29). Musa tidak sadar bahwa kemuliaan Tuhan menyinari mukanya, tetapi bangsa Israel melihat itu dan menjadi takut. Setiap kali Musa menghadap Tuhan di Kemah Pertemuan, mukanya bercahaya. Semakin kita dekat pada Tuhan, semakin tampak kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. Yang bersinar ialah hidup Kristen yang menjadi terang dunia mencerminkan kemuliaan-Nya.

Bersinar atau berkelip-kelip? Cahaya Musa bersifat sementara, sehingga ia menyelubungi mukanya. Maksudnya, supaya bangsa itu tidak takut, juga supaya pudarnya cahaya itu tidak terlihat. Cahaya Injil keselamatan dalam Yesus Kristus kekal adanya. "Kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar" (2Kor. 3:7-18). Apakah kita tumbuh dalam kemuliaan Tuhan? Apakah Tuhan tampak dalam hidup kita? Ataukah hanya redup atau berkelip-kelip saja?

Renungkan: Selubung dosa atau jarang masuk ke hadirat Tuhan, membuat hidup orang tidak mencerminkan kemuliaan.

Doa: Betapa mulia panggilan yang Engkau percayakan padaku: menjadi terang dunia. Tolongku dekat dengan-Mu, Terang Dunia sejati.

(0.69) (Kel 23:14) (jerusalem) Keempat tradisi yang termaktub dalam Pentateukh masing-masing memuat sebuah penanggalan liturgis: Kel 23:14-17 berasal dari tradisi Elohista; Kel 34:18-23 berasal dari tradisi Yahwista; Ula 16:1-16 berasal dari tradisi Yahwista; Ula 16:1-16 berasal dari tradisi Ulangan; Ima 23 berasal dari tradisi Para Imam dan bersesuaian dengan tata upacara yang tercantum dalam Bil 28-29. Kendati perbedaan dalam penetapan terperinci, keempat tradisi tsb sepakat dalam menyebut tiga perayaan pokok yang disajikan dalam Kel 23. 1 Di musim semi ada Hari Raya Roti Tidak Beragi; 2. perayaan panenan yang dalam Kel 34:22 disebut Hari Raya Tujuh Minggu; pesta ini dirayakan tujuh minggu. Ula 16:9, atau lima puluh hari, Ima 23:16, sesudah Paskah (karena itu dalam bahasa Yunani disebut Pentakosta, Tob 2:1); pesta ini mengakhiri musim panen gandum; kemudian pesta ini dihubungkan dengan pengumuman hukum Taurat gunung Sinai; 3. perayaan pemetikan buah-buahan di musim rontok, pada akhir musim buah-buahan; perayaan ini disebut Hari Raya Pondok Daun, Ula 16:13; Ima 23:34, sebab selama perayaan itu orang tinggal di gubuk-gubuk yang dibuat dari ranting-ranting dan didirikan di kebun anggur di musim pemetikan: pondok-pondok itu mengingatkan umat Israel yang dahulu berkemah di padang gurun, Ima 23:43; perayaan yang paling digemari rakyat justru Hari Raya Pondok Daun sehingga begitu saja disebut "Hari Raya", 1Ra 8:2,65; Yeh 45:25. Ketiga perayaan tsb baru mulai dirayakan setelah Israel menetap di tanah Kanaan. Dalam penanggalan Kel 23 dan Kel 34 tidak ada tanggal yang ditetapkan. Sebab penanggalan-penanggalan itu berasal dari zaman waktu ibadat belum berpusatkan Yerusalem. Orang dapat merayakan pesta-pesta tsb di tempat suci setelah sesuai dengan kemajuan pekerjaan di ladang di daerah tertentu. Di zaman kemudian masih ditetapkan beberapa hari raya lain, yakni: Tahun Baru, Ima 23:24; Hari Pendamaian, Ima 16; 23:27-32; Hari Purim (sesudah pembuangan), Est 9:24; Hari Raya Pentahbisan Bait Allah, 1Ma 4:59, dan Hari Nikanor, 1Ma 7:49.
(0.69) (Kel 19:5) (full: JIKA KAMU SUNGGUH-SUNGGUH MENDENGARKAN FIRMAN-KU )

Nas : Kel 19:5

(versi Inggris NIV -- sungguh-sungguh menaati Aku). Kesinambungan pemilihan Israel sebagai umat Allah tergantung pada ketaatan mereka kepada-Nya sebagai Tuhan; hal ini ditunjukkan oleh susunan "jika ... maka" dalam ayat ini. Allah mengharapkan agar ketaatan ini, yang begitu penting dalam mewujudkan maksud-maksud-Nya kelak bagi mereka (ayat Kel 19:5-6), akan terbit dari hati yang bersyukur yang menanggapi kasih dan perhatian-Nya yang secara khusus ditunjukkan dalam kelepasan mereka dari Mesir

(lihat cat. --> Kel 19:4 sebelumnya;

[atau ref. Kel 19:4]

lih. Ul 6:5). Demikian pula, prinsip ketaatan adalah unsur penting

dalam hubungan kita dengan Kristus di bawah perjanjian baru (lih. Yoh 8:31; 14:21; Rom 4:12; Ibr 3:7-19).

(0.69) (Kel 38:1) (sh: Tanduk-tanduk mezbah. (Kamis, 25 September 1997))
Tanduk-tanduk mezbah.

Tanduk-tanduk mezbah.
Ada empat buah tanduk di atas mezbah itu. Orang yang takut akan pembalasan dendam dengan memegang tanduk di atas mezbah itu, mendapatkan perlindungan (1Raj. 1:50; 1Raj. 2:28). Semua orang mengetahui bahwa manusia membutuhkan pegangan bagi hidupnya. Semua segi ibadah yang dilambangkan dalam berbagai alat di Kemah Suci itu akan sepi arti bila tidak menampung kebutuhan orang yang berbeban berat dan berdosa sarat.

Bejana pembasuhan. Bejana itu dipakai para imam untuk membersihkan tangan mereka, sebelum memimpin atau merayakan ibadah atau ritus keagamaan lainnya. Hal itu diperlukan sebab pemimpin agama dari umat Israel adalah orang berdosa juga. Hanya satu yang tidak berdosa yang tidak memerlukan pengampunan ataupun pembasuhan bagi diri-Nya, yaitu Yesus Kristus. Para pemimpin rohani masa kini beroleh kelayakan untuk memimpin di hadapan Allah, bila terus bersekutu dalam Kristus, beroleh pengudusan dan teladan dari-Nya.

Renungkan: Tuhan tidak saja menyediakan jalan pengampunan, Dia sendiri menuntun kita masuk ke dalam keselamatan dan kehidupan kudus.

Doa: Terbitkanlah dalam kami damai sejahtera karena telah beroleh pengampunan dari-Mu, o Tuhan.

(0.69) (Kel 20:16) (sh: Berhenti berdusta! (Kamis, 22 September 2005))
Berhenti berdusta!

Berhenti berdusta! Di manakah kita bisa menemukan kebenaran dan keadilan disuarakan dan dipraktikkan? Dalam tempat tertentu yang seharusnya kebenaran ditegakkan justru sering kali hanya berisikan dusta dan kepintaran bersilat lidah untuk menjungkirbalikkan fakta.

Perintah kesembilan ini melarang umat Israel bersaksi dusta melawan sesamanya di pengadilan. Dalam uraian perintah kesembilan ini di kitab Ulangan, seseorang dinyatakan bersalah dan patut dihukum mati bila ada dua atau tiga saksi yang keterangannya saling meneguhkan. Satu saksi saja tidak cukup. Untuk memastikan kesaksian itu benar maka para saksi sekaligus bertindak sebagai pelaku eksekusi hukuman mati tersebut (Ul. 17:6-7). Hal ini berbeda dengan kasus Nabot, dua saksi dusta yang disogok oleh Izebel telah menyebabkan Nabot dihukum mati walaupun ia tidak bersalah (1Raj. 21:8-10, 13-15).

Dalam Imamat 19:16, perintah kesembilan ini dijabarkan menjadi larangan menyebarkan fitnah di antara umat Israel, yang sekarang lazim disebut sebagai bergosip. Pepatah yang berbunyi, "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan" memanglah tepat. Fitnah merupakan pembunuhan karakter. Seseorang yang terkena fitnah, hidupnya akan selalu dicurigai dan dipandang bersalah oleh orang lain yang terhasut fitnah. Menfitnah dapat menyebabkan orang yang tidak bersalah menanggung hukuman berat. Bergosip adalah tindakan jahat yang dapat membuat hidup seseorang menjadi hancur dan rumah tangga orang menjadi berantakan.

Anak-anak Tuhan dipanggil untuk menyatakan kebenaran. Tuhan Yesus mengajarkan "Katakan ya bila ya dan tidak bila tidak, selebihnya adalah dosa" (Mat. 5:37). Tindakan bergosip dan bersaksi dusta bukanlah tindakan kristiani, bahkan hal-hal itu menunjukkan seseorang bukan anak Tuhan sejati.

Camkan: Orang yang gemar berdusta adalah anak-anak Iblis karena Iblis adalah bapak para pendusta (Yoh. 8:44).

(0.69) (Kel 35:1) (sh: Yang terbaik untuk Tuhan (Minggu, 21 September 1997))
Yang terbaik untuk Tuhan

Yang terbaik untuk Tuhan
Bangsa Israel disuruh memberikan persembahan khusus dari harta benda mereka untuk nendirikan tempat beribadah yang indah. Persembahan tersebut berbagai rupa. Ada emas, perak, barang-barang perhiasan, kain, kulit binatang, rempah-rempah, dll. Pokoknya yang dieprsmbahkan kepada Tuhan harus yang terbaik sebab seluruh hidup dan milik mereka berasal dari kebaikan Tuhan saja. Para tukang pun diminta untuk menyumbangkan keahlian mereka demi kemuliaan Tuhan.

Memberi dengan suka dan rela. Musa menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel, lalu mereka pulang ke tempat masing-masing. Ada kesempatan untuk merenungkan firman Tuhan dan memperhitungkan dulu apa yang mau mereka berikan. Tidak ada paksaan, tetapi setiap orang memberi dengan sukacita dan rela hati. Prinsip pemberian sukarela diungkapkan beberapa kali dalam perikop ini. Setiap orang memberi karena "terdorong hatinya" (ayat perkara-perkara+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">5,22,29), "tergerak hatinya" (ayat 21,26), "terdorong jiwanya" (ayat 21) atau "hendak mempersembahkan persembahan khusus" (ayat 24). Namun jelas bahwa setiap orang Israel memberikan sesuatu. Persembahan bangsa Israel itu sedemikian banyaknya sehingga Musa harus menyuruh mereka berhenti, karena yang diberikan lebih banyak daripada yang dibutuhkan (Kel. 36:5-7)!

Persembahan kita. Sebenarnya Allah tidak memerlukan bantuan berupa uang atau harta atau pemberian lainnya. Sesungguhnya jika kita memberi persembahan, kitalah yang beroleh hak istimewa untuk tahu bersyukur kepada Tuhan dan menyadari bahwa Ia telah begitu baik menyediakan segala keperluan hidup kita. Persembahan adalah ungkapan dari pengakuan iman bahwa kita adalah milik Tuhan dan ungkapan dari kesediaan menjadi uluran tangan Tuhan bagi berbagai kebutuhan yang ada baik dalam pekerjaan-Nya maupun dalam sesama kita manusia.

Renungkan: Bila semua warga gereja dibina tentang kasih karunia Allah, tidak perlu dua atau tiga kantong kolekte untuk mengupayakan banyak uang bagi pelayanan gereja!

(0.69) (Kel 14:31) (full: TAKUTLAH BANGSA ITU KEPADA TUHAN DAN MEREKA PERCAYA KEPADA TUHAN. )

Nas : Kel 14:31

Ketika melihat hukuman Allah yang begitu dahsyat atas tentara Mesir, "takutlah bangsa itu kepada Tuhan"; melihat pembebasan ajaib dari Allah, "mereka percaya kepada Tuhan." Apabila kita menerima suatu penyataan yang nyata tentang keagungan Allah dan hukuman-Nya terhadap dosa, kita akan mengikuti Dia dengan iman sambil bertumbuh dalam takut akan Allah.

(0.69) (Kel 13:18) (jerusalem: Laut Teberau) Kata-kata ini (Ibraninya:yam suf) adalah sebuah sisipan. Ceritera asli hanya secara umum berkata: orang Israel melalui jalan padang gurun menuju ke timur (atau tenggara). Adapun arti ungkapan Ibrani yam suf tidak pasti dan tidak pasti juga di mana terletak Laut Teberau (nama Mesir). Nama laut itu tidak disebut lagi dalam Kel 14, yang hanya berkata tentang "laut" saja. Satu-satunya nas tua yang menyebut Laut Teberau sebagai tempat terjadinya mujizat itu ialah Kej 15:4.
(0.69) (Kel 23:20) (jerusalem) Bagian ini serba majemuk dan disadur sesuai dengan tradisi Ulangan. Ini bagian menutup Kitab Perjanjian. Dikatakan di sini bahwa Kitab Hukum itu diumumkan di gunung Sinai sebagai persiapan bagi pendudukan negeri Kanaan.
(0.69) (Kel 34:29) (jerusalem) Asal-usul ini kurang pasti. ayat-ayat ini disusun berdasarkan sebuah tradisi mengenai wajah Musa yang bercahaya. Cahaya itu diistilahkan dengan kata Ibrani karan yang berasal dari kata keren, artinya: tanduk. Dalam terjemahan Latin diterjemahkan: kepalanya bertanduk. Kel 34:29-33 memanfaatkan tradisi tsb buat menggambarkan Musa pada saat turunnya dari gunung. Selebihnya Kel 34:34-35 menghubungkan tradisi tsb dengan Kemah Pertemuan, Kel 33:7-11.
(0.69) (Kel 20:12) (sh: Penghormatan bagi orang tua (Minggu, 18 September 2005))
Penghormatan bagi orang tua

Penghormatan bagi orang tua Ada dua alasan prinsip mengapa hormat kepada orang tua adalah perintah yang sangat penting. Pertama, sikap hormat kepada orang tua merupakan sikap tunduk pada oto-ritas. Orang tua mewakili Allah dalam membesarkan, mendidik, dan memelihara seorang anak. Seorang anak belajar menghormati Allah dan taat pada keempat perintah Allah pertama melalui belajar menghormati orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus menyatakan kasih mereka dan menerapkan disiplin kepada anak-anak mereka sedini mungkin. Teladan diberikan supaya anak memiliki dan merasakan figur Allah yang penuh kasih dan perhatian. Disiplin diberikan untuk melatih anak hormat dan taat kepada-Nya.

Kedua, sikap hormat kepada orangtua akan menghasilkan sikap menghargai hak orang lain. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Keluarga dapat dijadikan ukuran untuk menentukan baik atau tidaknya masyarakat tersebut. Kalau keluarga harmonis, masyarakat juga menjadi baik, jikalau keluarga berantakan, masyarakat juga menjadi bu-ruk. Seorang anak yang sejak kecil telah belajar menghormati orang tuanya akan tumbuh menjadi anggota masyarakat yang menghargai dan menghormati struktur sosial dalam masyarakat.

Kita hidup dalam zaman pascamodern yang mengagung-kan pemuasan diri sendiri daripada menghargai hak orang lain. Semua sendi kehidupan digoncang oleh pandangan yang mengatakan definisi benar adalah jika sesuatu itu enak, cocok, dan berguna bagi diri sendiri. Juga adanya pendapat bahwa mengormati orang tua bukan hal yang mutlak; patuh kepada pemerintah adalah kebodohan; takut akan Allah adalah takhyul. Inilah tantangan bagi kita. Kita mampu memutarbalikkan semua ajaran keliru itu dengan mendidik anak-anak kita takut akan Tuhan sejak dini.

Renungkan: Bukan saja anak yang wajib menghormati orang tua, orang tua juga berkewajiban memelihara anak dalam kasih Tuhan.

(0.69) (Kel 3:13) (sh: TUHAN, nama dan otoritas-Nya (Kamis, 31 Maret 2005))
TUHAN, nama dan otoritas-Nya

TUHAN, nama dan otoritas-Nya
Setiap pemimpin paling tidak memiliki tiga kebutuhan. Pertama, kebutuhan otoritas untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Kedua, seorang pemimpin rohani harus memiliki visi yang berasal dari Tuhan. Ketiga, pemimpin perlu kekuatan untuk mengatasi berbagai rintangan. Ketiga isu ini muncul dalam dialog Musa dan Allah.

"Siapa nama-Mu?" Pertanyaan ini penting karena apa yang akan dilakukan Musa bukan perkara kecil. Musa diutus untuk merubah kondisi dan nasib bangsa Israel. Visi itu secara manusiawi sangat mustahil diwujudkan. Untuk meyakinkan Israel bahwa visi ini harus diperjuangkan, Musa memerlukan ketegasan bahwa otoritas Allahlah sumbernya. Menyelamatkan Israel dari perbudakan dan pemusnahan yang dicanangkan Firaun memerlukan kuasa yang mampu menghancurkan kuasa dewa-dewi yang diandalkan orang Mesir.

TUHAN memperkenalkan nama-Nya: "Aku adalah Aku" (ayat 14). Nama itu unik karena merupakan kata kerja "ada" yang dikaitkan dengan ungkapan lain yaitu Yahweh adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Kedua ungkapan tersebut merupakan penegasan bahwa segala sesuatu bergantung penuh kepada-Nya. Ia satu-satunya Allah sejati yang berdaulat dan berkuasa penuh mengendalikan perjalanan sejarah. Dialah Allah yang mengikat perjanjian dengan Abraham dan sekarang sedang menggenapinya melalui Musa. "Aku yang adalah Aku ini" tidak dapat dielakkan baik oleh Musa, umat Israel, juga Firaun.

Jadi, tidak ada alasan bagi Musa atau Israel untuk meragukan kedaulatan Allah. Nama itu sumber visi dan otoritas Musa memimpin Israel. Nama itu sumber kuasa Musa menghadapi Firaun dan kekuatan-kekuatan mistik yang diandalkannya. Nama itu juga sumber visi, otoritas, dan kekuatan kita dalam penginjilan, pelayanan masyarakat, pelayanan gereja, dan karya-karya kita lainnya.

Ingat: Dia yang mengutus kita lebih besar daripada ilah-ilah dunia ini.

(0.69) (Kel 22:1) (sh: Tuhan menjamin hak milik. (Jumat, 8 Agustus 1997))
Tuhan menjamin hak milik.

Tuhan menjamin hak milik.
Menjadi bagian dari umat Tuhan tidak berarti menghapuskan hak kepemilikan seseorang. Pencurian pada intinya adalah melanggar hak kepemilikan seseorang. Dalam hukum ke-10 Tuhan telah lebih dulu mencegah keinginan memiliki apa yang menjadi milik orang lain. Tetapi bila peringatan itu dilanggar juga dalam tindakan pencurian, Tuhan mengharuskan hukum ganti rugi. Keadilan Allah yang mengatur ganti rugi itu tidak saja menghargai orang yang dirugikan tetapi juga menghargai orang yang berbuat salah. Sebab dengan ganti rugi itu, orang tersebut dituntut untuk mempertanggungjawabkan kesalahannya.

Tiga hal lain. Orang yang membujuk seorang perempuan sampai menyetubuhinya, harus memperistri perempuan itu. Perempuan sihir dikenakan hukuman keras, yaitu hukuman mati. Sama pula kerasnya hukuman atas orang yang bersetubuh dengan binatang. Dua dosa terakhir ini memang adalah dosa keji di mata Allah. Keduanya sekaligus melawan kekudusan Allah dan menodai kehormatan diri sendiri. Demikian pun orang yang mengalihkan ibadahnya dari Tuhan kepada ilah lain.

Doa: Ingatkan kami untuk menghargai setiap karunia yang Kau berikan baik pada kami maupun sesama kami.

(0.69) (Kel 30:11) (sh: "Tukar" rohani. (Jumat, 12 September 1997))
"Tukar" rohani.

"Tukar" rohani.
Pada pesta perkawinan menurut adat suku Karo, para tante dari pihak pengantin wanita diberi uang sebanyak Rp. 500, yang dimaksudkan untuk "membeli" anaknya. Uang yang diberikan hanya sedikit, bukan karena pengantin perempuan itu dijual dengan harga murah, melainkan karena tindakan itu hanya merupakan lambang. Uang tersebut merupakan lambang bahwa sang pengantin wanita adalah milik keluarga yang diserahkan kepada keluarga pengantin pria.

Begitu juga pada waktu dijalankan sensus, setiap orang Israel yang terdaftar disuruh mempersembahkan "uang pendamaian karena nyawanya". Setiap orang, baik kaya maupun miskin, mempersembahkan mata uang yang sama yakni mata uang kecil. Uang itu lambang bahwa mereka adalah milik Allah, bukan milik Musa, bukan juga milik pemerintah.

Persembahan dalam kebaktian. Persembahan yang kita lakukan dalam ibadah Minggu adalah peringatan bahwa kita adalah milik Tuhan. Kita dipelihara oleh belas kasih Tuhan. Jadi persembahan kita itu berasal dari tangan Tuhan sendiri (1Taw. 29:14).

Renungkan: Lambang dalam kolekte itu hanya bermakna bila disertai dengan penyerahan hidup kita seluruhnya kepada Tuhan.

(0.69) (Kel 23:1) (sh: Kelebihan umat Tuhan. (Minggu, 10 Agustus 1997))
Kelebihan umat Tuhan.

Kelebihan umat Tuhan.
Semua orang pada dasarnya sama. Sama-sama punya kelebihan dan kekurangannya sendiri, sama-sama berdosa di hadapan Tuhan. Sebagai manusia, semua umat Tuhan pun pada dasarnya tidak berbeda dari manusia lainnya yang berbeda kepercayaan. Namun demikian pengenalan dan hubungan kita akan Tuhan, juga pengalaman menerima kasih karunia-Nya yang merubah posisi dan kondisi kita, membuat umat Tuhan harus memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan itu bukan disebabkan oleh faktor manusia kita tetapi oleh faktor anugerah Allah. Kelebihan itu tidak membuat kita berbangga diri, tetapi mempermuliakan Allah.

Hukum dan hak manusia. Tuhan benar adanya. Ia ingin agar umat-Nya pun benar. Menyebarkan kabar bohong, menjadi saksi yang tidak benar, dan mebelokkan hukum, harus dijauhi oleh umat Tuhan. Orang lain bisa jadi biasa berbuat demikian, tetapi umat Tuhan tidak. Sebab prinsip yang dipegang umat Tuhan bukanlah apa yang lazim orang lakukan, tetapi apa yang benar di mata Tuhan. Dulu sampai sekarang ini, selalu saja orang cende-rung mempermainkan hukum. Ketidakpastian hukum itu hanya dapat dihentikan oleh orang-orang yang sungguh menjunjung kebenaran karena kemuliaan Tuhan dan karena hak manusia.

Perhatikan orang miskin. Bila orang miskin salah, umat Tuhan tidak boleh membelanya karena kemiskinannya itu. Salah harus dinyatakan salah, siapapun orangnya. Tetapi kebaikan dalam arti memperhatikan kebutuhan sesama kita harus tetap ada dalam diri orang beriman. Perhatian itu tidak boleh hanya dituju-kan kepada orang yang baik kepada kita, juga tidak dibatasi hanya kepada orang yang kita anggap layak ditinjau dari kedudukan eko-nominya. Bahkan musuh (ayat perkara-perkara+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">4 dst.) dan orang miskin pun (ayat 6-13) umat Tuhan harus siap menolong. Jika kita berbuat baik hanya kepada orang yang pantas menerimanya, bagaimana kita dapat memancarkan kasih karunia dan kebaikan Allah kepada kita?

Renungkan: Ketidakbenaran hanya dapat dikalahkan oleh orang yang memiliki integritas karena taat kepada firman Tuhan.

(0.69) (Kel 5:22) (full: MENGAPA PULA AKU YANG KAUUTUS? )

Nas : Kel 5:22

Musa mengabaikan atau melupakan apa yang dikatakan Allah sebelumnya mengenai tanggapan-tanggapan Firaun (Kel 3:19-20; 4:21). Ia kecewa karena ketaatannya kepada Allah mendatangkan kesulitan dan tidak segera berhasil. Sering kali orang percaya di bawah perjanjian yang baru lupa bahwa Firman Allah telah mengatakan "untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus mengalami banyak sengsara" (Kis 14:22; bd. Yoh 16:33; 1Tes 3:3; 2Tim 3:12).

(0.69) (Kel 12:15) (full: HARUS DILENYAPKAN DARI ANTARA ISRAEL. )

Nas : Kel 12:15

Menolak perintah Allah dengan sadar dan disengaja mendatangkan hukuman ilahi (juga lih. ayat Kel 12:19). Oleh kematian (mis. Kel 31:14) atau pengasingan, orang yang bersalah dilenyapkan dari umat perjanjian. Demikian juga, di bawah perjanjian yang baru, orang yang menolak ketuhanan Kristus dan memilih untuk makan ragi dosa, dipisahkan dari kasih karunia dan keselamatan di dalam Kristus

(lihat art. KEMURTADAN PRIBADI).

(0.69) (Kel 21:13) (jerusalem: ditentukan Allah) Apa yang dilakukan dengan tidak disengaja dianggap disebabkan oleh Allah
(0.69) (Kel 14:19) (full: TIANG AWAN. )

Nas : Kel 14:19-20

Di dalam kegelapan awan ini secara ajaib melindungi Israel dengan pindah antara orang Mesir dan mereka. Pada saat yang sama tiang api Allah menerangi jalan melintasi laut itu sehingga orang Israel dapat menyeberang (bd. ayat Kel 14:24).

(0.69) (Kel 20:15) (full: JANGAN MENCURI. )

Nas : Kel 20:15

Hukum ini melarang pengambilan uang atau benda apa saja yang milik orang lain. Kecurangan juga adalah suatu bentuk pencurian (2Kor 8:21). Hukum kedelapan ini menuntut kejujuran di dalam semua urusan kita dengan sesama kita.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA