Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 117 dari 117 ayat untuk muncul sebagai kuasa AND book:[1 TO 39] AND book:19 (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.46) (Mzm 145:1) (sh: Keagungan Allah abadi (Jumat, 24 September 1999))
Keagungan Allah abadi

Pada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita mengagungkan kebesaran Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa kita mengagungkan dan memuji kebesaran Allah tergantung pada beberapa hal: pada waktu senang, ketika baru mengalami "berkat" Tuhan, atau karena kita menginginkan "berkat"-Nya. Pemazmur melihat bahwa keagungan dan kebesaran Allah tidak tergantung kepada suara pujian manusia dan tidak tertandingi oleh kuasa mana pun sepanjang masa. Apa yang dikatakan pemazmur merupakan suatu pengakuan yang berdasarkan pengalamannya menyaksikan pekerjaan Allah yang ajaib dan besar (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-7). Pekerjaan Allah yang ajaib dan besar itu akan berlangsung terus-menerus dari abad ke abad (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13). Setiap generasi akan mengalami keajaiban pekerjaan Allah dan mereka akan terus memberitakannya (ayat 4-7, 11-13).

Bukan pengakuan filosofis. Pengakuan pemazmur tentang Allah bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan pengetahuan) melainkan bukti karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata, kebesaran dan keagungan Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya (ayat 8-10, 14-17, 19-20). Karena itu kita yang telah mengalami perbuatan agung Allah, layak memberitakannya dalam kata dan tindakan.

(0.46) (Mzm 150:1) (sh: Pujilah Tuhan di mana saja (Rabu, 29 September 1999))
Pujilah Tuhan di mana saja

Menurut pemazmur, memuji Tuhan tidak dibatasi ruang dan waktu, atau tergantung situasi. Ajakan pemazmur untuk memuji Allah dalam tempat-Nya yang kudus tentu ditujukan kepada umat-Nya yang setiap saat mengunjungi Bait Allah. Pemazmur menegaskan bahwa memuji Allah tidak hanya terjadi di Bait Allah, tetapi di langit (cakrawala) dan di bumi (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Hal ini tidak berarti bahwa umat setiap saat harus mengucapkan kata-kata "haleluya" dan "puji Tuhan", tetapi lebih dari itu ialah memuji Tuhan melalui kuasa yang dimiliki seseorang, melalui jabatan yang disandang seseorang, melalui keahlian atau kepandaian seseorang.

Memuji Tuhan karena kemahakuasaan-Nya. Ajakan pemazmur untuk memuji Tuhan ialah karena Allah perkasa, agung, dan hebat. Perkasa, agung, dan hebatnya Allah itu dialami umat dalam pengalaman hidup mereka: memperoleh pengampunan dan pengenalan akan Allah.

Memuji Allah dengan peralatan musik. Pemazmur juga mengajak kita untuk memahami bahwa memuji Tuhan tidak hanya dapat dikumandangkan dengan alat-alat musik tertentu. Semua yang memperdengarkan bunyi yang indah dapat digunakan untuk memuji Tuhan. Namun musik yang paling indah yang dapat diperdengarkan ialah kehidupan umat Allah sendiri.

Renungkan: Jadikanlah sendi-sendi kehidupan Anda alunan musik yang indah bagi Allah!

(0.45) (Mzm 74:1) (jerusalem: Nyanyian ratapan karena Bait Suci yang rusak) Setelah bait Allah musnah dan dicemarkan musuh, maka umat Allah membawakan ratapan ini. Dilukiskan bagaimana musuh membakar dan merusak Bait Suci serta tempat-tempat ibadat lain, Maz 74:3-8. Umat ragu-ragu dan putus asa karena bencana itu dan Allah tidak lagi memberi petunjuk, Maz 74:9-11. namun umat berseru kepada Tuhan dengan mengingatkan kepadaNya segala sesuatu yang dahulu dikerjakanNya bagi umat, Maz 74:12-15. Kehormatan dan kemuliaan Tuhan sendiri yang dicemarkan, padahal Tuhan kuasa karena menciptakan segala sesuatunya, Maz 74:16-18. Selebihnya Tuhan telah mengikat perjanjian dan menjadikan Israel milikNya yang khusus, Maz 74:1-2,19-21. Maka Tuhan tidak dapat tidak menolong umatNya, Maz 74:22-23. Menurut tradisi Yahudi (Targum) mazmur ini mengenai zaman raja Antiokhus Epifanes (orang bebal dalam Maz 74:22). Memang mazmur ini juga dapat dihubungkan dengan dimusnahkannya bait Allah oleh tentara Babel, 2Ra 25:9; Yes 64:10. Antiokhus Epifanes sebenarnya hanya membakar gerbang-gerbang bait Allah, 1Ma 4:38; 2Ma muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1:8, lalu mencemarkan tempat suci, 1Ma 1:21,59; 2Ma muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6:5 Sejak masa itu suara nabi tidak terdengar lagi Maz 77:9; Rat 2:9; Yeh 7:26; bdk 1Ma 4:46; 9:27; 14:41.
(0.45) (Mzm 1:1) (sh: Memilih kebahagiaan (Jumat, 3 Januari 2003))
Memilih kebahagiaan

Banyak orang mau melakukan apa saja asal hidupnya bahagia, puas dan tenteram. Maka, tidak heran anak-anak muda lari ke narkoba, seks bebas; orang-orang yang lebih tua menyibukkan diri dengan mencari harta dan kuasa; orang lain mencari agama-agama, kebatinan, apa pun yang dapat menenteramkan hati. Tetapi, mereka yang memilih hal-hal tadi akhirnya harus mengakui bahwa kenikmatan bertolak belakang dengan kebahagiaan. Jadi, adakah pilihan yang tepat?

Mazmur 1 memberikan jawabannya. Secara negatif, kebahagiaan tidak didapat dari perbuatan fasik/berdosa (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Maka, orang yang mau berbahagia harus menjauhi semua hal yang membawanya berdosa. Jikalau tidak, kehidupan berdosa akan membawa kegagalan hidup (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4), dan akhirnya kebinasaan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6b). Sebaliknya, secara positif, kebahagiaan hanya didapatkan di dalam hidup sesuai dengan firman Tuhan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Orang yang hidup seturut firman- Nya akan diberkati dengan keberhasilan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3) dan Tuhan berkenan kepadanya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6a). Namun, lebih penting dari semuanya itu, orang demikian dijamin penuh oleh sang sumber hidup sendiri (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3).

Hidup bahagia itu tumbuh melalui rangkaian pilihan dan keputusan yang membentuk kebiasaan seumur hidup. Hal menghindari dosa dalam segala bentuknya itu, juga hal mengasihi dan menyimpan firman dalam hati. Sudah tiga hari dari tahun baru ini kita jejaki; apakah kita sedang membangun hidup melalui pilihan- pilihan dan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita hidup mesra serasi dengan Tuhan? Kita tidak perlu merasa bahwa perjuangan rohani itu berat, sebab Tuhan Yesus telah memasuki sejarah manusia, membuka jalan dan memberi teladan tentang hidup demikian.

Renungkan: Pilihan kebahagiaan adalah tanggung jawab kita sendiri. Allah menyediakan jalannya, tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menjalani kehidupan ini menurut kehendak-Nya. Keputusan ada di tangan kita.

(0.45) (Mzm 53:1) (sh: Keselamatan hanya untuk umat-Nya (Senin, 7 Juni 2004))
Keselamatan hanya untuk umat-Nya

Sejak Daud diurapi menjadi raja, Roh TUHAN berkuasa atasnya (ayat 1Sam 16:13) sehingga selalu menang dalam setiap pertempuran. Melihat prestasi Daud yang luar biasa dan sambutan umat yang antusias terhadapnya Saul ketakutan. Ia takut kalau akhirnya kuasa atas kerajaan jatuh ke tangan Daud. Saul sebenarnya menyadari bahwa Roh TUHAN telah undur daripadanya dan beralih kepada Daud. Namun sama seperti kebanyakan pemimpin di masa kini, Saul sulit menerima kenyataan bahwa ia sudah tidak populer dan harus turun. Akibatnya ia menghalalkan segala cara demi mempertahankan status quo dan kelangsungan dinasti yang sedang dirintisnya. Akhirnya Daud pun harus menyingkir. Bahkan delapan puluh lima orang imam telah dibunuh oleh Saul hanya karena bertemu dengan Daud. Bukankah sikap dan tindakan demikian menandakan bahwa Saul adalah seorang bebal yang dalam hatinya menganggap: "Tidak ada Allah!" (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2).

Daud pernah mendapatkan kesempatan baik untuk membunuh Saul tetapi ia justru melarikan diri. Ia sadar bahwa orang yang diurapi TUHAN tidak boleh disentuh oleh siapapun. Hal itu adalah sama dengan menentang TUHAN. Allah mencegah Daud menghabisi Nabal yang menghina dirinya (ayat 1Sam. 25:10-13) melalui Abigail (ayat 1Sam. 25:23-26). Pembalasan adalah hak Allah. Allah sendiri akhirnya menjatuhkan Saul, demikian pula dengan Nabal.

Umat TUHAN telah menjadi ejekan sejak mereka ditawan dan dibuang. Hati mereka pilu dan putus asa. Tetapi pemazmur menghibur dan meyakinkan mereka bahwa TUHAN akan menolong mereka sebagaimana halnya Daud di masa lampau. Maka Yakub, yakni Israel akan bersorak-sorai dan bersukacita (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7).

Renungkan: Untuk sementara waktu orang bebal bersukacita tetapi keselamatan yang dari Tuhan pasti datang atas umatnya. Karena itu janganlah membalas kejahatan, tetapi lakukanlah kebaikan bagi semua orang (Rm. 12:17-21).

(0.45) (Mzm 74:1) (sh: Goncangan yang memecahkan cangkang pembatas iman (Senin, 22 Oktober 2001))
Goncangan yang memecahkan cangkang pembatas iman

Adakalanya untuk menghasilkan pertumbuhan iman yang mampu menerobos cangkang-cangkang pembatasnya dibutuhkan suatu proses perombakan yang radikal. Proses ini tidaklah terjadi secara otomatis, melainkan dikerjakan Tuhan dengan cara yang menggoncangkan. Inilah saatnya Tuhan menghancurkan keyakinan lama kita dan membentuknya kembali menjadi iman yang bertumbuh semakin sempurna.

Proses seperti inilah yang dialami bangsa Israel ketika mereka menyaksikan hancurnya Bait Allah, yang telah menyatu dengan kehidupan keagamaan dan sosial mereka. Bagi bangsa Israel, seluruh identitas dan pusat kehidupan mereka tergantung pada Bait Allah, sehingga dengan hancurnya Bait Allah hancurlah seluruh identitas, pegangan, pusat dan arah hidup mereka. Melalui proses seperti inilah Tuhan menuntun iman mereka hingga bertumbuh melampaui batasan-batasan pemahaman yang membelenggu mereka.

Bangsa Israel melantunkan nyanyian ratapan untuk mengungkapkan ketidakmengertian mereka mengapa Tuhan membiarkan Bait Allah dihancurkan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1, 10, 11). Namun melalui peristiwa ini mereka dituntun untuk: [1] keluar dari keterbatasan cangkang iman mereka. Melalui peristiwa ini mereka menyadari bahwa Tuhan tidaklah dibatasi, tersimpan, dan terikat oleh Bait Allah. Sebab Ia lebih besar dari Bait Allah.

Lenyapnya Bait Allah tidaklah berarti lenyapnya Tuhan di antara mereka; [2] memiliki fokus iman yang tepat, yakni iman yang tidak lagi berpusat pada Bait Allah di Yerusalem, melainkan kepada Tuhan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18, 22, 23) yang melampaui kemampuan kapak dan beliung untuk menghancurkan-Nya; [3] memahami bahwa Tuhan berkuasa menaklukkan kekacauan. Ia menaklukkan kekacauan pada masa yang lampau (ayat 13-17), dan hancurnya Bait Allah adalah sama seperti kekacauan pada masa yang lampau. Berdasarkan hal inilah mereka menemukan pengharapan bagi pemulihan Bait Allah dan pertolongan mereka (ayat 18-23).

Renungkan: Keadaan yang menggoyahkan Anda dapat menjadi sarana untuk menyelami kuasa Allah yang menaklukkan kekacauan, serta memiliki iman yang terarah pada fokus yang benar. Belajar menerima apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup Anda sebelum Anda belajar mengerti maksud-Nya adalah cara yang bijaksana.

(0.45) (Mzm 77:1) (sh: Memantapkan akar iman (Minggu, 24 April 2005))
Memantapkan akar iman


Ada seorang janda miskin yang telah lama menderita kanker. Selama sakit, ia selalu berseru kepada Tuhan. Berbagai upaya telah ditempuh, termasuk didoakan oleh hamba Tuhan yang mempunyai karunia penyembuhan. Namun, ibu ini tak kunjung sembuh. Bagaimanapun iman ibu ini tak sampai sirna, ia tetap percaya Tuhan mengasihi lepas dari disembuhkan atau tidak.

PeMazmur sedang mengalami penderitaan berat (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3). Ia merasa tidak mampu menghadapinya sendiri, maka ia pun berseru nyaring memohon pertolongan Tuhan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Yang luar biasa dari peMazmur ini ialah ia tidak larut dalam penderitaannya melainkan tetap mencari Tuhan dan mengingat-ingat-Nya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4). Memang dalam pergumulan itu sesaat sepertinya ia merasa Tuhan tidak lagi mengasihinya. Ia merasa Tuhan sudah berubah setia, tidak seperti masa lampau (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5-11). Namun, peMazmur menolak percaya bahwa Tuhan benar-benar telah berubah! Kembali ia mengingat-ingat perbuatan Tuhan di masa lampau (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-13). Yaitu, perbuatan Allah menuntun umat-Nya dengan perantaraan Musa dan Harun melewati padang gurun dan laut menuju tanah perjanjian (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">21). Tuhan dengan ajaib telah menyatakan pertolongan-Nya pada umat Israel dengan cara mengalahkan musuh-musuh mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">15-16). Bukan hanya bangsa-bangsa yang gentar menghadapi-Nya, alam pun ngeri kepada kedahsyatan kuasa-Nya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">17-20).

Saat kita berada dalam penderitaan dan masalah, adalah kesempatan untuk mengenang pertolongan-Nya pada masa lampau. Ketika kita berhenti mengeluh dan berpaling pada-Nya, kita akan dikaruniai kekuatan untuk melihat sekali lagi karya ajaib Tuhan dalam hidup kita. Akar-akar pengalaman iman inilah yang memampukan kita menyongsong masa depan dan sekali lagi meyakini bahwa sesuai dengan kedaulatan dan kehendak-Nya, Ia akan menolong.

Renungkan: Tatkala kita menuruni jurang derita, ingatlah kedalaman keterlibatan Allah dalam Yesus Kristus. Jadikan derita-Nya dasar keteguhan iman kita.

(0.45) (Mzm 78:1) (sh: Cerita-cerita jujur (Senin, 25 April 2005))
Cerita-cerita jujur


Budaya bangsa kita adalah budaya bercerita. Masih teringat oleh saya kebiasaan kakek saya mendongeng yang intinya masih berkesan hingga sekarang. Dalam kebiasaan bercerita itu, bukan saja kisah-kisah binatang yang mengandung pelajaran perlu kita sampaikan, kisah-kisah nyata kehidupan keluarga pun layak mendapat tempat! Kisah nyata sejujurnya harus berani kita paparkan agar sejarah dapat kita jadikan sumber pelajaran yang kaya untuk kini dan generasi mendatang.

Dalam kebiasaan kita bercerita, kita cenderung hanya menonjolkan yang baik, tetapi melupakan bahkan mengubur yang buruk. Kisah peMazmur ini tidak demikian. Menurutnya amsal atau kata-kata hikmat itu harus jujur dan tidak menyembunyikan masa lalu (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4). Justru kegagalan nenek moyang bangsa Israel dan kebesaran anugerah Allah perlu diketahui oleh semua generasi mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4b, 6-8). Mazmur 78 ini merupakan cerita keberdosaan bangsa Israel dan panjang sabar serta anugerah Allah. Pada bagian pertama ini (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-31) yang ditekankan adalah bangsa Israel berdosa karena telah melanggar Perjanjian Sinai (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-11), namun Allah tetap setia memelihara mereka oleh anugerah-Nya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-16). Bangsa Israel meragukan kasih Allah (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">19-20), bahkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">22). Itu sebabnya murka Allah menyala menghukum mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">21,31).

Apakah kebiasaan bercerita kita sudah pupus oleh hiburan-hiburan modern seperti tv, video games, internet, dlsb? Kita perlu belajar menggali kekayaan iman dengan menceritakan kisah-kisah kebaikan Allah, baik yang terdapat dalam Alkitab maupun dari pengalaman nyata hidup kita. Maksud dari kejujuran itu adalah agar iman dan kehidupan generasi penerus makin bertumpu pada kasih karunia Allah dan mereka bertekad untuk tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang sama.

Camkan: Kejujuran dalam bercerita tentang hidup adalah akibat dari mengenal Allah telah menerima kita apa adanya.

(0.45) (Mzm 105:16) (sh: Kebaikan Allah adalah dasar harapan (Jumat, 21 Oktober 2005))
Kebaikan Allah adalah dasar harapan

Orang yang sedang menderita membutuhkan pengharapan agar mampu melewati kesulitan itu. Israel membutuhkan pengharapan. Hal itu ditawarkan pemazmur dengan cara menengok kepada sejarah kehidupan mereka.

Israel diajak melihat bagaimana Allah memimpin dan memelihara nenek moyang mereka. Cara Allah sungguh ajaib dan tidak terduga. Allah memakai seorang pemuda, Yusuf yang lemah dan tak berpengalaman, namun yang bersandar penuh kepada-Nya untuk menyelamatkan satu keluarga besar (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16-22). Pemuda ini harus mulai dari bawah, mengalami berbagai penderitaan sebelum Tuhan dapat memakainya. Ini sekaligus gambaran akan penggemblengan umat Tuhan sebelum dapat dipakai menjadi alat anugerah-Nya.

Lain lagi cara Allah menyelamatkan umat-Nya dari per-budakan Mesir. Ia mendemonstrasikan kemahakuasaan-Nya dengan menghantam Mesir memakai beragam tulah (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">26-36). Kuasa-Nya tidak tertandingi para ilah Mesir. Firaun dan rakyat Mesir harus tunduk kepada Allah dan memberkati Israel dengan kekayaan yang limpah (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">37). Kasih dan panjang sabar Ia tunjukkan ketika Ia memimpin perjalanan mereka di padang gurun menuju Tanah Perjanjian (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">39-45). Kesetiaan dan kemurahan-Nya melimpahi hidup mereka.

Penderitaan dapat menjadi cara Allah mengajar umat-Nya bersandar kepada-Nya. Dengan mengingat kasih karunia dan perbuatan-Nya pada masa lampau, kita diajak menaruh masa depan kita kepada-Nya. Karena Dia adalah Allah yang tidak berubah, kemarin, hari ini, dan selama-lamanya pengharapan kita tidak sia-sia. Mungkin hidup tidak akan menjadi lebih mudah; malahan persoalan semakin bertubi-tubi menimpa anak Tuhan. Namun, kasih dan setia-Nya akan terus menopang kita karena kita milik-Nya.

Doa: Tuhan, saat mata kami terbelalak oleh kompleksnya masalah hidup ini, ingatkan kami bahwa Engkau dulu telah menolong kami. Kami percaya, Engkau tetap akan menopang kami selamanya.

(0.45) (Mzm 36:1) (sh: Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa (Sabtu, 4 Agustus 2001))
Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa

Kebanyakan dari kita bertumbuh melewati masa kanak-kanak dengan penuh keriangan dan keceriaan, tanpa ketakutan dan beban hidup yang menindih kita. Namun ketika kita melangkah bertumbuh menjadi dewasa dan harus berhadapan dengan realita kehidupan, maka kita akan menyadari bahwa dunia tempat kita hidup ini bukanlah tempat yang aman. Berita tentang berbagai kemerosotan moral, ketidakadilan, kejahatan, dan kesewenangan mengiringi hari-hari kita. Faktor yang sangat berperan bagi terciptanya situasi seperti ini tidak lain terletak jauh di dalam lubuk hati manusia, yang menggantikan rasa takut kepada Allah dengan kepatuhan kepada tutur dosa yang terus berbicara di lubuk hatinya.

Konteks pergumulan seperti inilah yang melatarbelakangi perenungan Daud dalam Mazmur 36. Mazmur ini dimulai dengan sorotan terhadap isi hati orang fasik (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-5) yang terus mendengarkan tutur dosa (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2a) dengan tidak takut kepada Allah (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2b), menjadi buta, sesat, terjerat dalam kefasikannya sendiri dan tidak lagi memiliki daya untuk mengenali ataupun membenci kesalahannya sendiri (ayat 3). Mereka mengabdikan diri kepada kejahatan dalam setiap aspek kehidupannya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4, 5), terputus dari kasih setia Tuhan serta menghasilkan dampak-dampak yang menjadi ancaman bagi mereka yang mencintai Tuhan dan hidup dalam ketulusan hati (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-13).

Gambaran gelap dari dunia yang nampaknya tidak berpengharapan ini, tidaklah membawa Daud ke dalam lingkaran keputusasaan yang menjadikannya apatis. Ia menemukan pengharapan di dalam daya yang mampu mengatasi kuasa dosa: "kasih setia Tuhan yang melingkupi bumi" (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6). Di dalam kasih setia Tuhan inilah anak-anak manusia mendapatkan tempat yang aman untuk berlindung, memenuhi kebutuhan serta mendapatkan kesenangannya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8, 9, 11). Dasar dari keyakinannya ini terletak di dalam Diri Sang Pemberi yang adalah sumber kehidupan yang menopang dan menerangi hidup manusia (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10). Berdasarkan kasih setia Tuhan inilah Daud menemukan pengharapan untuk berdoa memohon perlindungan terhadap orang-orang fasik (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-13).

Renungkan: Di balik realitas keberdosaan manusia terdapat realitas kasih setia Tuhan yang mampu melampauinya, adakah Anda memiliki pengharapan di dalam-Nya?

(0.45) (Mzm 53:1) (sh: Lawanlah proses pembusukan yang sedang terjadi (Jumat, 24 Agustus 2001))
Lawanlah proses pembusukan yang sedang terjadi

Mari kita melihat potret diri bangsa kita. Betapa buruk bahkan cenderung semakin buruk wajah bangsa kita. Ledakan bom bukan lagi merupakan berita yang terjadi di negara lain yang kita dengar melalui ‘Dunia Dalam Berita’ namun sudah menjadi berita lokal. Koruptor besar bisa bebas secara legal sementara pencuri motor atau ayam mati dibakar massa. Pajak digalakkan untuk menutupi defisit belanja negara karena pemerintah tidak lagi mempunyai wibawa dan kuasa untuk menagih uang yang digelapkan oleh para koruptor besar. Akibatnya rakyat semakin menderita sebab sabun mandi pun sudah menjadi barang mewah.

Proses pembusukan yang terjadi dalam masyarakat merupakan sebuah proses yang wajar selama angggota masyarakatnya tidak mengakui adanya Allah dalam hatinya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Ada yang menarik untuk diperhatikan dalam perkataan pemazmur ‘orang bebal berkata dalam hatinya’. Artinya bisa saja mereka mempunyai kehidupan beribadah secara lahiriah namun jika dalam hatinya mereka menolak Allah, proses pembusukan akan tetap terjadi. Bagi pemazmur itu adalah hal yang wajar sebab memang seluruh umat manusia sudah jatuh ke dalam dosa dan tidak ada yang mencari Allah (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3-5). Dengan kata lain apa yang dapat diharapkan dari masyarakat jika manusia masih dikuasai oleh dosa?Pemazmur juga mengingatkan kepada kita agar tidak bersikap masa bodoh terhadap proses pembusukan tersebut, sebab cepat atau lambat kita akan menjadi korban kejahatan terstruktur mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Namun pemazmur juga mengingatkan kita untuk tidak gentar dan undur dari Allah, sebab Allah tidak akan membiarkan mereka menikmati hasil kejahatannya begitu saja. Bila waktunya tiba Allah akan menghabisi mereka karena mereka bukanlah siapa-siapa di hadapan-Nya. Oleh sebab itu hendaklah umat Allah tetap berharap hanya kepada-Nya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7).

Renungkan: Kita patut bersyukur bahwa Allah senantiasa akan menyelamatkan umat-Nya. Namun kita pun harus berjuang untuk menghentikan proses pembusukan itu. Satu-satunya antibiotik yang dapat menghentikan proses itu adalah darah Yesus Kristus. Potret diri bangsa kita akan diperbaiki jika pemimpin bangsa kita dibasuh oleh darah Yesus sehingga mereka mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Itulah tugas kita. Marilah kita bergegas menunaikannya, berpacu dengan waktu.

(0.45) (Mzm 71:1) (sh: Tempat perlindungan yang teduh (Jumat, 19 Oktober 2001))
Tempat perlindungan yang teduh

Kesusahan dan malapetaka tidaklah akan menghancurkan kehidupan umat Tuhan, karena di balik semuanya itu, Tuhan sedang berkarya dan membalikkan keadaan umat-Nya. Demikianlah kesaksian dari mazmur ini.

Mazmur ini secara umum merupakan doa permohonan yang menegaskan bahwa mereka yang berlindung kepada Tuhan tidak akan mendapat malu, karena mereka akan senantiasa mengalami penyertaan Tuhan di sepanjang umur hidupnya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1, 13, 24). Allah ada dekat mereka sejak dalam kandungan ibunya hingga keluar dari perut ibunya (ayat 6), sejak masa kanak-kanak hingga bertumbuh menjadi seorang pemuda (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5, 17). Dan kasih setia-Nya akan terus berlangsung hingga masa tuanya, ketika kekuatan mereka telah memudar dan rambutnya memutih (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">9, 18).

Tuhan tidak akan membiarkan mereka yang berlindung pada-Nya terus tenggelam ke dalam berbagai kesulitan yang mereka hadapi. Tuhan akan menjadi pengharapan dan kepercayaan mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5) di tengah berbagai ancaman, cengkeraman, dan rancangan jahat orang-orang fasik yang mengikhtiarkan kecelakaan mereka, mengincar nyawa, serta memusuhi jiwa mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4, 10, 13). Tuhan adalah gunung batu yang menjadi tempat perlindungan dan pertahanan yang teduh dan kuat bagi mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3, 4, 7). Hal seperti ini tidaklah dialami oleh orang fasik. Tuhan akan membuat mereka malu, tersipu- sipu, berselubung cela dan noda, hingga akhirnya habis lenyap (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13, 24). Sebab Tuhanlah sumber keadilan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2, 19).

Respons mereka atas perlindungan dan keadilan Tuhan adalah: [1] memuji-Nya dengan sorak-sorai dan nyanyian syukur (ayat 6, 8, 22- 23); [2] menceritakan dan memberitakan keadilan, keselamatan, kuasa, keperkasaan, dan perbuatan Tuhan yang ajaib sepanjang kehidupan mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">15-18, 24).

Renungkan: Tuhan tidak akan membiarkan kita terus tenggelam dalam problematika kehidupan. Ia akan mengangkat kita dari sana. Ia akan menghiburkan, memberikan keadilan, dan membuat kita menjadi semakin besar dan kuat melalui semuanya itu. Ia adalah tempat perlindungan yang teduh. Dasar rasa aman kita yang sejati tidaklah dibangun di atas harta, pendidikan, prestasi, relasi atau segala upaya kita, melainkan pada Tuhan yang melindungi dan memberikan keadilan.

(0.45) (Mzm 81:1) (sh: Pertobatan telinga (Rabu, 31 Oktober 2001))
Pertobatan telinga

Mendengar merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Iman yang kita miliki dimulai dari mendengar firman Allah (Rm. 10:17). Demikian pula, iman itu dapat disesatkan ataupun dibimbing ke jalan yang benar melalui apa yang kita dengar. Pentingnya mendengar dan dampak dari mendengar inilah yang menjadi penekanan Mazmur 81 ini.

Mazmur ini merupakan seruan bagi bangsa Israel untuk mendengar. Karena mendengar adalah dasar bagi bangsa Israel untuk masuk ke dalam ketetapan Allah dan syarat untuk dapat menghayati perjanjian antara Allah dengan mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6b-11). Sejarah perjanjian antara Allah dengan mereka diawali dengan perintah untuk mendengar (Ul. 6:4), tetapi di sepanjang sejarah Israel secara berulang-ulang terjadi penolakan untuk mendengar (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12). Bagi bangsa Israel, menolak untuk mendengarkan Tuhan adalah sama dengan menolak kuasa Tuhan, dan itu berarti menolak keselamatan yang Tuhan berikan bagi mereka (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13-17).

Mazmur ini merupakan bukti kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan bagi mereka, sehingga Ia terus-menerus memanggil mereka untuk mendengar (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">9, 12, 14). Ini merupakan seruan keprihatinan Tuhan yang sangat mendesak. Tuhan tidak ingin umat-Nya terus- menerus berada dalam kesesatan karena menolak untuk mendengarkan Tuhan, dengan menyediakan telinganya bagi suara-suara lain yang mengacaukan, membelenggu, dan menjebak mereka ke dalam perangkap perbudakan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-13). Dia mengajak umat-Nya bergerak maju bersama-Nya menuju hidup yang baru (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14-17). Yang diperlukan untuk pemulihan ini hanya suatu ketaatan untuk mendengar.

Hidup baru buah pertobatan telinga ini akan berdampak pada pembaharuan sukacita umat-Nya untuk memuji (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2-6a), perombakan komunitas yang rusak menjadi komunitas yang mempraktikkan keadilan dan terbebas dari tekanan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">15-16), dan pemulihan kondisi ekonomi mereka sehingga tidak lagi mengalami kekurangan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17).

Renungkan: Pemulihan hidup diawali dengan pertobatan telinga. Sudahkah telinga Anda dipertajam oleh kebenaran sehingga dapat membedakan antara firman Tuhan dengan suara-suara lain yang menyesatkan? Bagaimanakah Anda berkomitmen pada kebenaran dan mempertajam telinga Anda bagi kebenaran?

(0.45) (Mzm 89:1) (sh: Kasih setia Allah (Kamis, 8 November 2001))
Kasih setia Allah

Kita semua ingin memiliki pemerintahan yang bersih.

Keadilan, kebenaran, kerukunan, keamanan, dan kesejahteraan merupakan nilai-nilai umum yang didambakan oleh warga masyarakat. Sayang sekali, dalam dunia ini tidak ada satu bangsa dan negara pun yang sempurna. Mungkinkah kehidupan yang ideal terwujud?

Mazmur 89:1-19 menunjukkan adanya kemungkinan terwujudnya idealisme dalam sebuah bangsa dan negara, yakni terletak pada kasih setia Tuhan. Pemazmur memulai nyanyiannya dengan suatu tekad yang indah, yaitu bersyukur atas kesetiaan Allah, bahkan ingin menceritakan-nya dari generasi ke generasi (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Ia tahu bahwa Allah yang memimpin bangsa-Nya telah menetapkan rencana-Nya di surga (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3) untuk memberkati takhta Daud seterusnya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4-5). Kasih setia Tuhan begitu luar biasa, sehing-ga makhluk-makhluk surgawi pun kagum akan keagungan-Nya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6-9).

Dalam pengertian aslinya, istilah "kasih setia" biasanya dipakai dalam sebuah hubungan perjanjian antara 2 pihak. Ketaatan manusia akan menghasilkan berkat, sedangkan ketidaktaatan membawa hukuman. Maka memang ada unsur kesetiaan di dalam istilah "kasih setia". Namun demikian, kesetiaan bukan satu- satunya unsur di sana. Yang lebih penting adalah "kasih". Allah memberikan kasih setia-Nya bukan melulu karena syarat yang telah dipenuhi manusia, tapi terutama karena pemberian- Nya berdasarkan anugerah semata. Ia menegakkan takhta Daud karena kasih-Nya yang cuma-cuma, dan inilah yang membuat langit kagum.

Allah yang memberikan kasih setia-Nya menjalankan kuasa pemerintahan di atas takhta Daud dengan tongkat keperkasaan- Nya yang mulia (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-17). Mereka yang berbagian dalam anugerah ini disebut ber-bahagia. Allah sendiri yang melindungi kerajaan yang dikasihi-Nya dan raja yang diurapi- Nya untuk menjadi wakil-Nya di dunia (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">18-19).

Renungkan: Segala kekuasaan dan nilai yang mulia hanya mungkin terwujud bila kasih setia Allah menopangnya. Marilah kita ber-syukur kepada-Nya dan mewujudkan nilai-nilai kerajaan-Nya di dunia. Doakan juga agar pemerintah kita selalu sadar akan sumber kekuasaan mereka, sehingga mereka bisa menjalankan roda pemerintahan berlandaskan takut akan Tuhan.

(0.45) (Mzm 102:1) (sh: Doa di dalam penderitaan (Rabu, 17 April 2002))
Doa di dalam penderitaan

Dalam penderitaan, orang beriman tidak saja boleh meratap, tetapi berhak berdoa dan berharap kepada Tuhan yang kekal memerintah (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12), dan berbelas kasih (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">13). Mazmur ini sekaligus berisikan hal-hal tersebut dan merupakan jalinan identifikasi antara doa pribadi dan doa umat. Besar kemungkinan doa pribadi yang mengidentifikasikan diri dengan umat ini dipanjatkan oleh raja walau bisa juga oleh orang biasa. Dalam doa ini, kita melihat gerak timbal balik semacam dialog antara pendoa menyadari keadaan dirinya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">1-11,23-24) dan pendoa menyadari hal-hal tentang diri Allah (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-22,25-28). Inilah doa yang benar. Pendoa tidak tenggelam dalam masalahnya saja, tetapi membuka diri bagi sorotan kebenaran tentang diri dan maksud Allah.

Pemazmur mulai dengan menaikkan permohonan (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">1-2) agar Allah mendengarkan ratapannya. Kekekalan Allah bukan kekekalan yang membuat-Nya tidak peduli akan apa yang terjadi di dunia ini. Keterlibatan Allah membuat pemazmur bisa memohon agar Allah mendengarkan, tidak menyembunyikan wajah-Nya (ayat 13:1, 69:17, 88:14), menyendengkan telinga-Nya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17:6). Di hadapan Allah, pemazmur menyadari singkat dan terbatasnya hidup yang fana dan berdosa ini, seperti asap, dan rumput yang bersifat sangat sementara (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4,5). Selain kefanaan, masalah lebih berat adalah keberdosaannya yang digambarkannya dalam berbagai bentuk penderitaan akibat dosa (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6-12). Dosa telah membuat jiwanya merana, tubuhnya sakit, hubungan sosialnya terganggu. Di dalam pergumulan doa itulah pemazmur mengalami perubahan, yaitu ketika perspektifnya berganti dari terfokus kepada keadaan diri dan umat dalam kefanaan dan akibat dosa, kepada Allah di dalam kekekalan kuasa dan kasih setia-Nya (ayat 12-17). Semua hal yang menekan kehidupannya kini disoroti di dalam terang sifat Allah yang kontras dari semua itu. Allah berkuasa, kekal, murah hati. Sifat- sifat tersebut menjadi dasar bagi pengharapan pembaruan dan penyelesaian masalah yang digumuli pemazmur. Lebih dari itu, Allah adalah Allah yang memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, yang mendengar keluhan, dan membebaskan (ayat 20-22). Dengan menempatkan keadaannya di bawah sorotan sifat-sifat Allah, pemazmur boleh berharap lagi (ayat 26-29).

Renungkan: Semuanya tidak saja fana, tetapi juga akan binasa, kecuali mereka yang berharap pada kasih setia kekal Allah.

(0.45) (Mzm 104:1) (sh: Menikmati alam, memuji Allah (Jumat, 19 April 2002))
Menikmati alam, memuji Allah

Bersama Mazmur 103, mazmur ini memuji Allah karena perbuatan- perbuatan-Nya. Mazmur 103 mengagungkan kasih dan kemurahan Allah yang membuat manusia beroleh perkenanan-Nya (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4,8,11,13,17). Mazmur 104 mengagungkan perbuatan-perbuatan Allah yang menyebabkan segenap alam berjalan teratur menuruti ekosistem yang rumit, namun serasi. Dengan demikian, kedua mazmur ini mengingatkan bahwa karya penyelamatan Allah tidak boleh diceraikan dari karya penciptaan Allah dalam alam semesta. Bahkan karya penyelamatan Allah untuk umat-Nya harus dilihat dalam rangka Allah ingin memakai umat-Nya untuk memelihara keutuhan segenap ciptaan-Nya.

Kata kunci dalam mazmur ini adalah “perbuatan”/ ”membuat” (ayat 4,13,24ab,31). Apabila kita mengikuti gerak pemazmur menjelajahi perbuatan-perbuatan Allah dalam alam ini, kita mendapatkan kesan sekilas bahwa mazmur ini tidak beraturan. Perhatian pemazmur seolah melompat-lompat dari langit (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2-4) ke bumi (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-6), ke air (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-10), ke binatang liar (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11), ke burung-burung (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12), ke bumi kembali (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13), ke tanaman (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14-15), ke pohon-pohon (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16), ke burung-burung (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17), ke binatang liar (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18), ke benda-benda langit (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">19-20a), ke binatang liar (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">20b-22), ke manusia kembali (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23). Bandingkan gerak tak menentu ini dengan ketika Anda memandang hamparan pemandangan indah atau ketika seorang anak pada hari ulang tahunnya menerima setumpuk hadiah. Bukan lompatan perhatian tak menentu, tetapi tarian perhatian karena luapan kekaguman luar biasa.

Semua keindahan dan kemegahan dalam alam adalah lambang dari keagungan diri Allah. Keteraturan alam adalah ungkapan dari kuasa dan kebaikan Allah. Bila bait Allah adalah buatan tangan manusia untuk melukiskan kehadiran Allah, seluruh alam semesta ini adalah buatan tangan Allah sendiri yang menjadi bait kudus bagi-Nya. Pemahaman ini menghasilkan keyakinan iman yang berbeda radikal dari kepercayaan lain. Di tangan para ilah, bumi terguncang (ayat muncul+sebagai+kuasa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">82:5); tetapi di tangan Allah seluruh alam semesta dari tubir terdalam sampai langit tertinggi terpelihara teguh.

Renungkan: Bagi orang Kristen, kepekaan akan tanggung jawab ekologis dimulai dari mensyukuri setiap kebaikan dan keindahan Tuhan dalam alam semesta.



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA