Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 158 ayat untuk jumlah pencatatan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.06) (2Kor 5:11) (sh: Motivasi dalam melayani. (Kamis, 10 September 1998))
Motivasi dalam melayani.

Motivasi orang dalam berbuat sesuatu dapat bermacam-macam. Ada yang ingin dipuji, mendapat keuntungan materil, mendapat kedudukan dan lain-lain. Motivasi Paulus melayani jelas: ia takut akan Tuhan dan kasih Kristus yang menguasainya (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">11, 14). Perbuatan-perbuatannya bukan untuk memuji diri melainkan agar jemaat mendapat bahan dalam menjawab guru-guru palsu yang memegahkan diri (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">12). Paulus tetap termotivasi melayani dengan membuang kepentingan diri sendiri, dan bercermin kepada Kristus (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">15). Motivasi seperti itulah yang seharusnya berkobar di dalam dada setiap orang percaya!

Pelayanan itu apa? Pelayanan pekabaran Injil bukan sekadar menambah jumlah orang percaya atau mengajak orang mengganti imannya. Ada hal lain yang lebih penting disebutkan di sini, yakni mendamaikan setiap orang yang mendengar Injil itu dengan Kristus (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">18). Untuk itu orang harus berbalik dari hidup lama dalam dosa dan masuk ke dalam hidup baru dalam Kristus (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">17). Korban yang diberikan Kristus untuk pendamaian itu amat mahal (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">21). Tahukah Anda bahwa begitu banyak orang hidup tanpa damai, karena tak mengenal pendamaian dengan Allah oleh Kristus?

Doa: Selidiki dan singkirkan motivasi pelayanan kami yang salah, Tuhan.

(0.05) (Ul 13:3) (full: JANGANLAH ENGKAU MENDENGARKAN PERKATAAN NABI. )

Nas : Ul 13:3

Dasar dari hubungan orang percaya dengan Tuhan ialah kesetiaan kepada Allah dan firman yang telah dinyatakan-Nya (Ul 8:3). Ayat Ul 13:1-5 mengajarkan bahwa pencobaan untuk mengurangi pengabdian kepada Allah kadang-kadang akan datang dari mereka yang tampaknya rohani. Berikut terdapat beberapa implikasi untuk kehidupan kita sebagai orang percaya.

  1. 1) Allah kadang-kadang akan menguji kesungguhan kasih dan penyerahan kita kepada Dia dan Firman-Nya (bd. Ul 8:2).
  2. 2) Kadang-kadang Allah menguji kita dengan membiarkan munculnya orang-orang di antara umat-Nya yang mengatakan berbicara atas nama-Nya dan disertai dengan "tanda atau mukjizat" (ayat Ul 13:1-2). Orang semacam itu mungkin berbicara dengan pengurapan besar, bernubuat dengan tepat tentang masa depan, dan melakukan mukjizat, tanda, dan hal ajaib. Akan tetapi, pada saat bersamaan mereka bisa memberitakan injil yang bertentangan dengan penyataan Alkitab, menambah kepada Firman Allah atau menguranginya (bd. Ul 4:2; 12:32). Jikalau kita mengikuti para pemimpin palsu ini, kita akan dijauhkan dari kesetiaan mutlak kepada-Nya dan Firman-Nya yang terilhamkan (ayat Ul 13:5).
  3. 3) PB juga mengingatkan bahwa nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu akan sangat memutarbalikkan Injil Kristus pada hari-hari terakhir. Orang percaya harus bertekad untuk setia kepada penyataan Allah tertulis yang terdapat dalam Alkitab. Keabsahan pelayanan dan ajaran seseorang jangan dievaluasi hanya dengan bakat berkhotbah, kuasa untuk bernubuat, mengadakan mukjizat, atau jumlah orang yang ditobatkan; patokan-patokan semacam itu akan makin tidak bisa diandalkan menjelang akhir zaman. Tolok ukur kebenaran harus senantiasa Firman Allah yang tidak ada salahnya

    (lihat art. GURU-GURU PALSU; dan

    lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB).

(0.05) (Luk 3:1) (jerusalem) Sama seperti dalam Luk 1:5, dan Luk 2:1-3 demikianpun di sini Lukas membuat sejarah keduniawian. Kaisar Tiberius menggantikan Kaisar Augustus, Luk 2:1, pada tanggal 19 Ag. tahun 14 Mas. Maka tahun kelimabelas pemerintahannya berlangsung dari 19 Ag. tahun 28 sampai 18 Ag. tahun 29 Mas. Kalau Lukas mengikuti perhitungan Siria maka tahun 15 pemerintahan Tiberius ialah dari bulan Sept-Okt,tahun 27 Mas. Pada waktu itu Yesus paling sedikit berusia 33 tahun, dan barangkali hanya mau menandaskan bahwa Yesus sudah cukup berumur untuk menunaikan suatu tugas untuk menunaikan suatu tugas dan jabatan resmi (Mesias). Tarikh Masehi dihitung salah oleh Dionisius (bdk Luk 2:2+), oleh karena menganggap keterangan dalam Luk 3:23 sebagai tepat. Tahun 15 pemerintahan Tiberius ialah tahun 782 setelah kota Roma didirikan. Jumlah ini oleh Dionisius dikurangi dengan 29 tahun penuh, sehingga sampai kepada tahun 753 setelah kota Roma didirikan sebagai awal tarikh Kristen. sesungguhnya awal tarikh Kristen bertepatan dengan tahun 750 atau malah tahun 746 setelah Roma didirikan.
(0.05) (Kej 14:1) (sh: Akibat keliru memilih (Kamis, 29 April 2004))
Akibat keliru memilih

Pilihan yang keliru bisa berakibat fatal. Salah memilih pendidikan atau karier bisa menyebabkan kerugian jangka panjang. Salah pilih isteri atau suami, bisa menderita seumur hidup. Demikian juga salah pilih tujuan hidup, seumur hidup berada di jalan yang salah yang berakhir di tempat yang salah pula. Mungkin itu yang dialami Lot.

Dari pembacaan kemarin kita mendapatkan bahwa Lot memilih memisahkan diri dari Abram dan menuju ke lembah Yordan yang terlihat jauh lebih subur dibandingkan dengan tanah Kanaan (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">13:10). Lot memilih tinggal di daerah dekat Sodom. Penulis Kejadian memberikan komentar yang serius, orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">13). Akibat tinggal di daerah Sodom, ketika terjadi peperangan dahsyat antara Kedorlaomer dan rekan-rekannya melawan raja Sodom dan rekan-rekannya, Lot dan keluarganya tertawan bahkan diangkut ke utara. Sekali lagi penulis Kejadian memberikan komentar "sebab Lot itu diam di Sodom" (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">12). Apa yang ditabur Lot sedang dituainya sendiri.

Namun, Allah melalui Abram menyelamatkan Lot dan keluarganya. Abram memimpin dan mengirim pasukannya untuk menyelamatkan Lot dari genggaman Kedorlaomer dan kawan-kawannya. Tindakan yang luar biasa, mengingat secara jumlah pasukan Abram yang 318 orang itu (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">14) sangat sedikit dibandingkan dengan pasukan gabungan lima raja utara. Kalau bukan TUHAN yang berperang bagi Abram, demi Lot, tidak mungkin Lot diselamatkan!

Sekali lagi kita diajar untuk tidak salah pilih dalam kehidupan ini, karena akibatnya bisa fatal. Lot masih mendapatkan kesempatan kedua, tetapi siapakah yang tahu kesempatan seperti itu masih bisa kita peroleh?

Periksalah: Apakah pilihan-pilihan kita sudah tepat? Kalau ternyata Anda tidak yakin, segeralah mencari pimpinan Tuhan dan perbaiki pilihanmu sebelum akibat fatal menimpa.

(0.05) (Ul 3:1) (sh: Perspektif baru (Sabtu, 26 April 2003))
Perspektif baru

Setelah Sihon dikalahkan, kini giliran Og. Kita bisa melihat taktik perang yang sangat hebat di sini. Bangsa Israel mengalahkan dulu dua kerajaan besar ini agar orang-orang Amori yang ada di dua kerajaan itu tidak akan menjadi penghambat ketika nanti bangsa Israel akan menghabisi saudara-saudara dan kenalan-kenalan mereka di daerah-daerah tepi barat Sungai Yordan.

Tuhan kembali memerintahkan agar bangsa Israel jangan takut. Janji Tuhan untuk melindungi ini harus dipegang. Meskipun sederhana, perintah ini sering dilupakan orang. Kini Tuhan sekali lagi mengatakan kepada bangsa Israel -- dan mereka taat kepada Tuhan. Mereka berhasil menaklukkan ketakutan dan taat kepada Allah. Bukankah musuh terbesar yang harus ditaklukkan pertama-tama adalah diri sendiri?

Allah menolong bangsa Israel menaklukkan semua kota Og, enam puluh jumlahnya, sebuah jumlah yang fantastis! Ada satu catatan yang perlu kita perhatikan di sana, bahwa semua kota itu diperkuat dengan dinding-dinding yang tinggi mencapai ke langit (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">5). Hal ini menjadi salah satu alasan dari generasi sebelumnya untuk tidak berani maju berperang. Tetapi, kini dengan situasi yang sama, bahkan lebih mengerikan, bangsa Israel maju berperang dan menang. Ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">8-11 memberikan ringkasan tentang seluruh wilayah yang ditaklukkan dari Sihon ke Og. Dimulai dari batas-batas selatan dan utara dari wilayah (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">8) dan kemudian daerah- daerah yang tercakup di dalamnya (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">10).

Catatan tentang Og (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">11) menunjukkan pula apa yang generasi sebelumnya takuti: raksasa-raksasa. Kini mereka melihat realitas dengan wawasan yang baru.

Renungkan: Anda bisa memilih untuk melihat dunia ini dengan kacamata Allah yang mahakuasa, dan tidak terjebak oleh perasaan-perasaan Anda.

(0.05) (Ul 7:12) (sh: Kasih setia dan kesucian (Selasa, 6 Mei 2003))
Kasih setia dan kesucian

Masa kini gereja sebagai umat Allah sedang berada dalam tantangan yang berat. Sungguhkah Allah setia dan beserta kita? Bagaimanakah kita harus bersikap ketika menghadapi berbagai masalah berat? Ulangan 7:12-16 berisi janji-janji Tuhan terhadap Israel dengan syarat mereka mendengarkan dan setia terhadap peraturan-peraturan Tuhan. Dua aspek dari janji tersebut adalah: [1] Tuhan akan memegang perjanjian-Nya kepada Israel (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">12); dan [2] Tuhan akan mendatangkan kutuk bagi bangsa-bangsa yang membenci Israel (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">15b-16). Wujud nyata kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya dinyatakan melalui sikap-Nya yang mengasihi, memberkati dan melipatgandakan Israel (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">13) melebihi bangsa- bangsa lain (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">14-15a). Berkat-berkat ini meliputi: [1] kesuburan (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">13); [2] kesehatan (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">14-15); dan [3] kemenangan (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">16).

Ulangan 7:17-26 mengulas tentang perlunya iman dalam bahaya perang yang akan segera mereka hadapi. Musa meyakinkan Israel untuk tidak mengulangi kesalahan generasi sebelumnya yang takut memasuki peperangan (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">1:27-28). Superioritas bangsa-bangsa Kanaan tidaklah perlu menjadikan mereka panik. Jumlah Israel yang kecil bukanlah penghalang bagi Tuhan untuk memberikan kemenangan. Yang lebih berbahaya dari kekuatan musuh adalah ketakutan mereka yang lebih besar dari keyakinan akan kuasa Tuhan. Obat terbaik untuk menawarkan racun ketakutan ini adalah mengingat kembali perbuatan Tuhan memimpin Israel keluar dari Mesir (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">18-19). Musa mengingatkan bahwa peristiwa keluaran ini bukan hanya merupakan sejarah di masa lampau, tetapi paradigma bagi Israel, yaitu suatu cara Israel melihat realitas kesulitan. Prinsip keluaran adalah juga paradigma Allah bagi kita semua. Ia setia dan suci dan ingin agar itu menjadi pengalaman pribadi dari tiap-tiap anggota komunitas umat Allah dari generasi ke generasi.

Renungkan: Kesetiaan Allah telah mendahului kesetiaan kita kepada-Nya.

(0.05) (Ul 28:1) (sh: Hubungan berkat dan taat (Sabtu, 10 Juli 2004))
Hubungan berkat dan taat

Ketaatan kepada Allah mendatangkan berkat yaitu hidup yang berkenan kepada-Nya, hidup yang sesuai dengan kodrat kemanusiaan (=sifat yang asli). Artinya, segala sesuatu akan berjalan sebagaimana hidup itu seharusnya. Ini bukan akibat otomatis sebab dosa sudah merusak dan mengotori keindahan kodrat ilahi atas manusia dan ciptaan lain. Berkat adalah anugerah Allah yang dinyatakan dengan melimpah.

Dari segi jumlah tampak ketidakseimbangan antara berkat dan kutuk (Ulangan 27:11-26) yang diberikan (satu berbanding empat). Ketidakseimbangan ini diberikan karena umat Tuhan cenderung berdosa, sehingga kutuk pun dominan. Bagian berkat ini terdiri dari bagian ringkas yang memaklumatkan berkat yang diterima Israel (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">1-6) disusul dengan sedikit penjabaran yang berbentuk pembalikan susunan bagian kalimat; berkat berupa perlindungan dan kemenangan Israel atas musuhnya (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">7,13a); berkat berupa kesejahteraan dan kelimpahan hidup di tanah perjanjian (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">8,11-12); berkat berupa relasi Israel dengan Allah yang menjadi dasar semua berkat lainnya (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">9-10). Keseluruhan berkat ini diapit oleh pesan dan syarat yang sama, yaitu kesetiaan, ketelitian dan kesungguhan melakukan apa yang dituntut Tuhan dalam perjanjian Sinai (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">1-2,13b-14).

Berkat bagi Israel ini berhubungan dengan keberadaan mereka sebagai umat Allah. Namun, perwujudan berkat ini terjadi di dalam relasi intim Israel dengan Allah dan melalui tindakan nyata bangsa Israel yang menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Israel diberkati untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain.

Bagi umat Kristen yang setia mengikut Kristus inti berkat yang disediakan Allah adalah kehidupan yang menjadi berkat bagi orang di sekeliling kita. Menjadi berkat dalam materi, kesehatan, persahabatan dengan sesama.

Renungkan: Berkat yang dilimpahkan kepada kita adalah anugerah yang tidak layak kita terima, kalau begitu bukankah seharusnya kita tidak menahan berkat itu bagi orang lain?

(0.05) (Ul 33:1) (sh: Berkat Tuhan (Selasa, 20 Juli 2004))
Berkat Tuhan

Berkat adalah pemberian Allah kepada anak-anak-Nya yang taat kepada-Nya. Allah memberikan yang terbaik meskipun kadang kita tidak mengerti. Kita diharapkan untuk percaya bahwa pemberian-Nya itu selalu yang terbaik.

Ucapan berkat Musa kepada suku bangsa Israel untuk terakhir kalinya menjadi bahan perenungan kita sekarang ini. Tuhan memerintahkan kepada Musa untuk memberikan berkat kepada Ruben yakni hidup dengan jumlah orang-orangnya yang sedikit (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">6); kepada Yehuda: akan menjadi pemimpin bagi bangsa Israel (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">7); kepada Lewi: akan menjadi imam karena kesetiaan kepada Allah Yahweh (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">8-11); kepada Benyamin: Allah akan melindungi secara terus menerus (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">12).

Allah memberi berkat yang berbeda kepada setiap suku Israel yang ada. Apakah ini berarti ada berkat yang lebih baik bagi satu suku tertentu dibandingkan dengan suku lainnya? Tidak. Hal ini bukan seperti pepatah "rumput tetangga selalu lebih hijau" yang memberikan indikasi bahwa apa yang kita miliki jika dibandingkan dengan milik orang lain, selalu kalah baik. Berkat yang Allah berikan kepada suku-suku bangsa Israel selalu yang terbaik. Bahkan di dalam setiap berkat yang Allah berikan, terdapat tugas dan tanggung jawab yang harus mereka pertanggungjawabkan kembali kepada Allah. Allah memberkati suku-suku Israel supaya mereka dapat menjadi berkat bagi sesama.

Prinsip ini bukan hanya berlaku saat itu dan hanya bagi bangsa Israel saja, tapi tetap berlaku sampai dengan saat ini dan berlaku bagi setiap orang percaya. Masing-masing orang percaya menerima berkat tersendiri dari Tuhan. Kita tidak berhak bertanya mengapa aku tidak mendapatkan seperti yang orang lain dapatkan dari Allah? Oleh karena itu, bersyukurlah atas berkat Tuhan yang Anda terima dan jadilah berkat untuk orang lain.

Renungkan: Jangan bandingkan berkat yang Anda terima dengan berkat orang lain. Jangan gunakan pertimbangan Anda yang terbatas untuk menilai berkat dari Allah. Setiap berkat dari Tuhan selalu yang terbaik bagi Anda dan untuk kebaikan sesama Anda.

(0.05) (1Sam 17:55) (sh: Antara cinta dan benci (Kamis, 7 Agustus 2003))
Antara cinta dan benci

Ada orang-orang yang begitu mencintai dan mengagumi kita, menyenangi dan memuji-muji kita. Ada pula orang-orang yang bertindak sebaliknya. Memang kita tidak dapat membuat semua orang berpihak kepada kita. Namun, standar apakah yang bisa kita pakai dalam bersikap di tengah-tengah begitu banyak tuntutan?

Kisah Daud dan Goliat ditutup dengan percakapan antara Saul dengan Daud (ayat 55-58). Pertemuan Daud dengan Saul di sini janggal: Saul masih belum mengetahui nama Daud, namun ini merupakan pertemuan awal yang akan memuncak menjadi pertikaian nantinya. Ketika Saul membawa Daud ke kediamannya dan menetap di sana, kita melihat reaksi dari banyak orang kepada Daud. Pertama-tama, reaksi Yonatan yang "mengasihi" Daud. Hal ini bisa berarti ada ikatan persahabatan yang cukup emosional antara Daud dan Yonatan, tetapi bisa juga menunjukkan bahwa Yonatan menunjukkan komitmen politisnya: ia mendukung Daud sepenuhnya. Tindakan Yonatan memberikan baju perang, dst. kepada Daud mungkin sekali menyatakan bahwa ia menyerahkan tempatnya sebagai pewaris takhta.

Berikutnya, Daud dicintai oleh seluruh rakyat. Sebenarnya nyanyian mengenai beribu-ribu dan berlaksa-laksa (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">7) kemungkinan tidak bermaksud membanding-bandingkan kehebatan antara Saul dan Daud. Nyanyian itu hanya sekadar nyanyian, dan perbedaan jumlah yang dinyanyikan hanyalah sebuah puisi belaka. Namun, Saul menyikapinya serius. Kini, Daud dilihatnya sebagai anak muda yang ambisius: sebuah ancaman serius bagi posisinya. Ketika rasa dengki merasuki akal sehat waspadalah karena itu berarti membuka peluang bagi berlakunya sebuah kejahatan. Saul berusaha membunuh Daud. Namun, Tuhan menyertai Daud dan membuatnya berhasil.

Renungkan: Tidak mungkin mengharapkan semua orang mencintai Anda. Namun, kalau Tuhan mencintai dan memelihara hidup Anda, cukuplah.

(0.05) (1Raj 20:22) (sh: Taat melakukan perintah Tuhan (Rabu, 25 Agustus 2004))
Taat melakukan perintah Tuhan

Apa yang kita pilih jika diperhadapkan antara dua pilihan: taat melakukan perintah Tuhan namun tidak memperoleh keuntungan atau memperoleh keuntungan tetapi melanggar perintah Tuhan? Ahab, raja Israel mengambil pilihan yang kedua.

Pegawai Benhadad, raja Aram, mengusulkan tiga strategi perang kepadanya untuk menghadapi Ahab, raja Israel. Ketiga strategi perang itu adalah: menyerang di tanah rata (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">23), menempatkan bupati sebagai komandan perang (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">24), dan mengerahkan tentara dalam jumlah besar (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">25). Tetapi, strategi itu tidak dapat mengalahkan Ahab karena Tuhan menolongnya (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">28-30).

Ketika Benhadad telah kalah dalam peperangan, pegawainya kembali mengusulkan strategi baru yaitu memohon belas kasih Ahab (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">31-32). Ahab mempercayai janji Benhadab, sehingga ia melanggar perintah Tuhan. Sebenarnya, Tuhan telah memberitahu Ahab melalui abdi-Nya bahwa Dialah yang menentukan segala sesuatu (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">28), tetapi Ahab tidak taat sehingga harus menanggung akibatnya (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">42). Penyebab Ahab tidak taat adalah: Pertama, Ahab tidak mencintai Tuhan. Kalau saja, ada cinta kepada Tuhan dalam diri Ahab, dia tidak akan tergiur untuk menukarkan ketaatannya kepada Tuhan dengan keuntungan dari Benhadad (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">34). Kedua, Ahab lebih memilih menghormati Benhadab sebagai saudara daripada menghormati Tuhan (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">32-33). Ini berarti Ahab lebih mengutamakan manusia dibandingkan Tuhan.

Cinta dan hormat kepada Tuhan menyebabkan kita taat melakukan perintah Tuhan. Sikap taat ini dapat diwujudkan dengan melakukan perintah Tuhan tersebut dalam kegiatan setiap hari. Misalnya: ketika mengalami suatu peristiwa yang menyedihkan, carilah perintah Tuhan untuk menghadapi peristiwa itu; ketika bermasalah dengan seseorang yang menyebalkan, carilah perintah Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita dengan orang tersebut.

Renungkan: Memilih untuk taat melakukan perintah Tuhan terasa sulit, jika kita melupakan bahwa Tuhan adalah sumber berkat dan Tuhanlah yang menentukan segala sesuatu.

(0.05) (2Raj 7:3) (sh: Kedaulatan Allah mutlak (Kamis, 25 Mei 2000))
Kedaulatan Allah mutlak

Seorang ekonom Indonesia pernah mengatakan bahwa ia mempunyai resep untuk mengangkat nilai rupiah dari 17.000 menjadi 1.000 untuk tiap dollar dalam waktu singkat. Itu dikatakan ketika Indonesia tengah mengalami krisis moneter yang dahsyat. Walaupun resepnya tidak pernah diujicobakan karena pemerintah tidak menanggapi tawarannya, namun sudah dapat dipastikan bahwa ditinjau dari sudut ilmu ekonomi, resepnya tidak masuk akal dan tidak mungkin diimplementasikan. Ketidakmungkinan ini disebabkan karena ada banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi rupiah, yang berada di luar kontrol pemerintah Indonesia.

Tidak demikian dengan Allah, Ia mampu membuat harga sembako yang terbaik turun drastis dalam waktu 1 hari, sehingga krisis ekonomi berakhir (bdk. Ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">3 dan 18). Kemampuan ini menyatakan dengan tegas bahwa Allah mengontrol atau berdaulat atas semua faktor termasuk manusia yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat kota Samaria. Ia menyingkirkan pasukan Siria yang menghalangi kota Samaria untuk menerima pasokan bahan pangan dari luar dalam waktu singkat dan dengan cara menakjubkan (6-7). Dengan demikian secara otomatis Allah pun mengadakan bahan pangan dalam jumlah besar yang segera dapat dikonsumsi oleh rakyat Samaria (7-9).

Kedaulatan Allah juga dinyatakan melalui matinya ajudan raja Israel. Ia berdaulat atas kehidupan seseorang, atas mampu atau tidaknya seseorang menikmati bahan pangan. Dalam kelaparan hebat, Allah mampu mengadakan makanan berlimpah-limpah bagi seluruh kota, namun ia pun mampu membuat seorang manusia tidak dapat makan, justru ketika makanan tersedia berlimpah-limpah. Kedaulatan Allah di dalam memberikan anugerah-Nya juga dapat terbaca dengan jelas. Ia sengaja memakai penderita kusta - orang yang dianggap sampah dan pendosa - untuk menikmati kelimpahan berkat yang pertama dan mewartakannya kepada seluruh penduduk kota. Ia ingin menegaskan bahwa bangsa Israel sebetulnya tidak layak untuk menerima keselamatan, namun semua itu hanyalah anugerah Allah di dalam kedaulatan-Nya.

Renungkan: Bagaimana Anda melihat kedaulatan Allah dalam kehidupan Anda dan masyarakat sehari-hari? Masihkah Anda merasakan kedaulatan-Nya yang tidak terbendung namun juga tertib dan bertujuan?

(0.05) (2Raj 21:1) (sh: Seandainya (Sabtu, 15 Juli 2000))
Seandainya

Judul di atas walaupun tidak lengkap namun seringkali menyiratkan nada penyesalan. Penyesalan karena melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Jika waktu dapat diputar kembali, Hizkia mungkin akan memilih tidak berdoa untuk kesembuhannya (jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">20:6) agar bangsa Yehuda tidak jatuh di bawah pemerintahan raja Manasye, anaknya sendiri -- seorang raja yang memerintah paling lama dan paling jahat dalam dinasti Yehuda.

Dosa dan kejahatan yang dilakukan Manasye memang sangat mengerikan. Ia tidak hanya menandingi raja Ahaz (2-3), bahkan melebihinya. Ia menajiskan rumah Allah dengan berhala-berhala yang dilarang oleh-Nya. Pengaruh jahat yang diberikan ke dalam masyarakat Yehuda sangat dalam. Masa pemerintahannya telah memberikan dampak yang menetap dalam kehidupan bangsa Yehuda (9) sehingga tidak mudah bagi Yosia untuk mengadakan reformasi secara tuntas dalam waktu yang singkat. Tidak cukup demikian, Manasye pun telah mencurahkan darah orang yang tidak bersalah dalam jumlah yang sangat besar (16). Tradisi meyakini bahwa nabi Yesaya dibunuh oleh Manasye ketika ia melaksanakan program pembasmian orang-orang yang setia dan menyembah Allah. Selain pembunuhan, istilah 'mencurahkan darah orang yang tidak bersalah' juga dapat digunakan untuk menggambarkan penindasan terhadap orang-orang miskin ataupun praktek-praktek ketidakadilan sosial yang begitu merebak. Di tangan Manasye bangsa Yehuda benar-benar dibawa kepada kehancuran moral dan akhlak.

Ia seharusnya tidak pernah dilahirkan dan tidak akan pernah memerintah Yehuda jika Hizkia tidak berumur panjang. Bayangkan, ia menjadi raja Yehuda ketika berumur 12 tahun. Berarti jika Hizkia tunduk kepada berita dari Allah yang disampaikan melalui Yesaya -- mati karena sakit keras 15 tahun yang lampau, bukankah ini berarti bahwa Manasye tidak pernah dilahirkan?

Renungkan: Peristiwa ini dapat merupakan peringatan keras bagi kita di zaman sekarang. Yaitu jika Allah tidak mengabulkan doa kita, sekalipun apa yang kita minta adalah suatu hal yang sangat penting bagi kita, ini dikarenakan Allah sungguh-sungguh mengetahui apa yang terbaik bagi kita dan bagi masyarakat.

(0.05) (2Taw 13:1) (sh: Kemenangan karena perjanjian Allah (Selasa, 21 Mei 2002))
Kemenangan karena perjanjian Allah

Yehuda yang dipimpin raja Abia jelas tidak sebanding dengan Israel yang dipimpin raja Yerobeam. Selain jumlah tentara Abia hanya separuh tentara Yerobeam, tentara Yehuda itu adalah orang “pilihan” karena keberanian, bukan pasukan elit gagah perkasa seperti yang dimiliki Israel (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">4). Karena itu ketika memutuskan untuk berperang, Abia tidak mengandalkan kekuatan militernya melainkan kekuatan iman.Strategi penentu kemenangan Abia atas Israel tepat bila disebut sebagai strategi iman, atau lebih tepat strategi iman kepada firman perjanjian Allah. Kata-kata yang ditujukannya kepada Yerobeam bukan saja menantang Israel untuk serius tunduk kepada firman Allah tetapi juga merupakan ungkapan keyakinan iman Abia atas kebenaran Firman Allah tersebut. Beberapa hal perlu kita cermati dari isi ucapan Abia ini.

Pertama, ia mengingatkan bahwa rencana Allah yang kekal untuk Israel berlaku atas garis keturunan Daud di Yehuda dan bukan atas kerajaan utara yang berasal dari pemberontak yang melawan keturunan Daud (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">6-7). Perjanjian Allah atas Daud kekal sifatnya seperti yang dimeteraikan dengan perjanjian garam. Dalam Taurat Musa, perjanjian yang serius dan mengikat dilambangkan dengan upacara yang menggunakan garam (bdk. Im. 2:13; Bil. 18:19). Jadi, Abia mengklaim janji kekal Allah yaitu bahwa Israel bukan di pihak pemenang karena bukan di pihak penerima perjanjian Allah (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">7-9).

Kedua, Abia membandingkan ketidaktaatan dan kemurtadan Israel dengan ketaatan dan kesetiaan Yehuda (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">9-12). Penerima perjanjian sejati bukan sekadar status tetapi penghayatan. Faktanya, Israel telah membuang tata ibadah yang diatur dalam Taurat. Hanya Yehuda yang memeliharanya dengan setia (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">11). Berdasarkan kenyataan itu, Abia yakin bahwa Allah beserta Yehuda dan akan menggenapi janji kekal-Nya (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">12). Ketika perang tak bisa dihindari lagi, Abia berseru kepada Tuhan dan Allah menjawab (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">18).

Renungkan: Keterhisaban kita dalam perjanjian kekal Allah pasti akan berbuah dalam sikap iman yang setia dan taat serta kesungguhan berjuang seiring dengan keyakinan terhadap perjanjian tersebut.

(0.05) (2Taw 24:1) (sh: Berhasil, lalu gagal (Jumat, 28 Juni 2002))
Berhasil, lalu gagal

Permulaan yang baik tidak menjamin bahwa hal tersebut akan berlangsung sampai akhir. Hidup Yoas mulai secara indah, yaitu campur tangan Allah dan pembinaan Imam Yoyada membuatnya menjadi seorang raja yang baik. Ibadah bait Allah yang sempat terhenti karena perlengkapannya dirampok oleh para pengikut Atalya (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">7) dan karena pusat-pusat penyembahan berhala bertebaran dimana-mana, kini dibangun dan ditata kembali. Orang lebih tertarik beribadah kepada Baal dan Asytoret yang lebih atraktif ketimbang kepada Tuhan. Ajakannya agar seluruh rakyat Yehuda mengambil bagian dalam program Bait Allah disambut luas dan gembira (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">10), bahkan meski itu berarti pengurbanan dana dan tenaga yang sangat besar bagi rakyat. Peraturan Musa yang tadinya bersifat sukarela kini dijadikan wajib. Persembahan mereka yang sudah berusia dua puluh tahun adalah setengah syikal, sementara bagi me reka yang kaya dihimbau untuk tidak hanya memberikan jumlah minimal itu di samping sejumlah uang pendamaian (Kel. 30:12-16).

Pembaruan ibadah ini ternyata hanya sampai akhir masa hidup Imam Yoyada, sebab Yoas beralih menuruti nasihat para penyembah Asytoret kembali (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">17-18). Perubahan sikap Yoas ini bukan sekadar kemunduran, melainkan kemurtadan sebab membuang ibadah kepada Allah dan menggantinya dengan ibadah kepada berhala. Itu berarti menggeser sentralitas Allah dengan hal yang Allah benci. Kemurtadan Yoas ini sama saja dengan menghidupkan kembali dosa-dosa neneknya dengan segenap pemujaan sesatnya. Bahkan sampai hati pula Yoas membunuh putra penyelamatnya sendiri, Zakharia putra Imam Yoyada (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">21-22). Meski dibunuh, kebenaran yang diucapkan Zakharia (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">20) berlaku atas Yoas. Melalui serbuan Aram kemudian atas prakarsa para pegawainya sendiri, Yoas terluka berat dan akhirnya dibunuh (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">25-26).

Renungkan: Kerohanian yang benar bukan sekadar terlibat dalam berbagai kegiatan ibadah bahkan kegiatan pelayanan bagi Tuhan. Kerohanian yang benar berintikan hubungan kasih setia dan persekutuan yang akrab dengan Tuhan yang melibatkan segenap akal, hati, kemauan dan tindakan.

(0.05) (2Taw 30:23) (sh: Sukacita dan pembaruan dalam kesatuan (Sabtu, 6 Juli 2002))
Sukacita dan pembaruan dalam kesatuan

Hal inilah yang mungkin sangat didambakan oleh penulis Tawarikh. Jemaat pascapembuangan masih rindu untuk terus merayakan karya dan perbuatan-perbuatan Allah yang besar, yang tidak hanya bagi nenek moyang mereka, tetapi juga bagi mereka sendiri. Tidak hanya Yehuda, tidak hanya para imam, tetapi juga orang-orang Israel Utara yang bergabung dan orang-orang asing ikut bersama-sama merayakan dengan bersukaria (ayat 25). Melalui kesatuan seperti ini, kejayaan Israel seperti pada zaman Salomo kembali terulang (ayat 26). Bahkan, ada beberapa kesejajaran dengan Salomo yang sengaja disebutkan oleh penulis Tawarikh: lama perpanjangan hari raya (lih. jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">7:8-10) dan jumlah kurban yang cukup besar (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">7:5).

Pada saat para imam Lewi berdoa dan memberkati rakyat, penulis Tawarikh mencatat bahwa "suara mereka didengar TUHAN dan doa mereka sampai ke tempat kediaman-Nya yang kudus di surga" (ayat 26). Kalimat ini bukan hanya keterangan pemanis yang bersifat tambahan. Kalimat ini didasarkan atas kata-kata yang diucapkan Salomo di dalam doanya pada jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">6:21,33, dan 39. Artinya, Allah telah berkenan mengampuni dosa mereka (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">6:21,39c), akan bertindak bagi mereka (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">6:33), dan memberikan keadilan bagi mereka (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">6:39b).

Umat yang bersukaria dan telah menerima rahmat yang luar biasa dari Allah ini tidak langsung berpuas diri. Mereka yang mengikuti perayaan Paskah ini langsung bertindak dan melakukan reformasi keagamaan dengan menghancurkan segala bentuk penyembahan berhala yang mereka temukan, "sampai musnah semuanya" (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">31:1). Melalui peristiwa ini, nyata bahwa yang dipentingkan umat dari perayaan Paskah bukanlah mencari pemuasan pengalaman rohani semata, tetapi bagaimana mereka dapat mempertahankan sikap taat dan takut kepada Allah, bahkan setelah segala perayaan itu selesai. Tindakan mereka membuktikannya.

Renungkan: Persekutuan sejati antarsesama umat Tuhan seharusnya tidak dinodai perseteruan, tetapi sebaliknya menghasilkan sukacita di dalam persatuan, dan kerinduan membara untuk terus menguduskan diri bagi Tuhan.

(0.05) (Ayb 1:1) (sh: Apabila hidup berintegritas (Selasa, 23 November 2004))
Apabila hidup berintegritas

Bagaimana kesan Anda membaca pengantar kisah Ayub ini? Hampir-hampir tidak percaya bukan? Sepertinya tidak pernah kita jumpai orang yang dalam segala segi kehidupannya, baik bisnis, keluarga, sosial, maupun rohani seperti Ayub. Yang sering kita jumpai atau alami ialah bila seseorang sangat rohani, biasanya ia tidak begitu berhasil dalam bisnis. Atau, orang yang berhasil dalam bisnis dan pergaulan luas, sering berkompromi dengan nilai-nilai moral-spiritualnya.

Apa yang langka di dunia ini, ternyata ada di dalam diri Ayub yang berintegritas. Tentang integritas dirinya itu, empat kata digunakan oleh penutur kisah ini: saleh, jujur, takut akan Allah, dan menjauhi kejahatan (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">1). Karena sikapnya di hadapan Allah (spiritualitas) dan terhadap sesama (segi-segi hidup dalam dunia ini) saling menunjang, maka terciptalah suatu kepribadian yang berintegritas. Saleh berpasangan dengan takut akan Allah, adalah prinsip yang membuatnya jujur serta menjauhi kejahatan. Kesalehan adalah akibat dari orang takut akan Allah; integritas moral adalah akibat dari orang memiliki integritas spiritual.

Kesalehan atau takut akan Allah menjadi penyebab dari keberhasilan Ayub dalam berbisnis, bergaul, dan berkeluarga. Jumlah harta yang ia miliki (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">2, 3) sekaligus menggambarkan kelimpahan tetapi juga batasan. Sebanyak-banyaknya milik itu tetap tidak infinit, tidak kekal, bukan sesuatu yang tidak terbatas. Memang, alangkah banyaknya harta milik Ayub itu, demikian juga betapa diberkatinya Ayub dalam hal keturunan. Integritas moral-spiritualnya tidak hanya sesuatu yang membuatnya diberkati sebesar itu, tetapi sekaligus membatasi sehingga tidak bisa dan tidak boleh lebih lagi dari sekian itu. Karena jujur tentu ia tidak bisa mendapatkan hasil lebih banyak daripada yang bisa ia dapat seandainya ia tidak jujur. Penundukan dirinya kepada Allah adalah rahasia kecukupan dan kelimpahan hidup Ayub. Ia bukan tuhan tetapi hamba yang mengelola semua karunia Allah dengan penuh integritas. Itulah hidup yang penuh berkat.

Ingat: Sukses yang didapat sebagai buah integritas moral-spiritual akan memberi kesan bahwa hidup berarti dan penuh.

(0.05) (Mzm 14:1) (sh: Siapa yang benar? (Selasa, 18 Februari 2003))
Siapa yang benar?

Kata orang, tidak sulit mencari orang baik. Stok orang baik di dunia masih tersedia banyak. Yang sulit    adalah mencari orang yang benar, orang yang memperjuangkan    kebenaran, dan yang menegakkan kebenaran. Keadaan inilah yang    paling tidak sedang kita rasakan sekarang ini di Indonesia.    Orang baik, yang suka menyumbang, yang dermawan, yang suka    menolong orang lain memang banyak, tetapi kebanyakan juga sarat    dengan tujuan/muatan politis kepentingan diri/kelompoknya alias    tidak tulus. Pemazmur pun melihat sekeliling dirinya dan    menemukan betapa sedikitnya, atau -- di luar dirinya dan orang    percaya -- tidak ada orang benar. Tanda-tanda orang benar tidak    ada pada dunia ini, yaitu mengakui Allah dalam hati dan    perbuatan mereka (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">1), berakal budi dan mencari Allah (ayat    jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">2), hidup setia, bermoral dan berbuat baik (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">3), berbuat    yang benar dan tidak menindas umat Tuhan (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">4) serta tidak    menghina orang yang tertindas (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">6). Namun, pemazmur tidak    pesimis melihat semuanya ini karena ia mengetahui bahwa Allah    beserta dengan orang benar, betapa pun jumlah mereka sedikit,    dan hukuman akan menimpa orang bebal (julukan bagi orang yang    'tidak benar') dengan kejutan yang besar (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">5). Juga, Tuhan    akan memulihkan umat Tuhan yang tertindas, dan mendatangkan    keselamatan bagi mereka (ayat jumlah+pencatatan&tab=notes" ver="">7).

Mazmur ini menuturkan kepada kita bahwa kebebalan menjadi dosa asal    segala kejahatan dan penindasan oleh yang berkuasa dan kuat atas    yang lemah dan miskin, penyangkalan atas kekuasaan Tuhan dan    kehadiran-Nya yang menuntut dan mengadili perbuatan kita. Oleh    sebab itu, apabila kita menganggap diri kita "tuan", maka dengan    segera akan terjadi penindasan terhadap sesama kita.

Renungkan:    "Apakah yang kuat dan berkuasa akan terus menindas yang lemah    dan miskin?" Tidak, karena Allah menyertai angkatan "orang    benar". Jawaban Allah ini tidak akan menumbuhkan iman kita    apabila kita terlibat dalam permainan penindasan ini.

(0.05) (Ams 21:1) (sh: Kejernihan hati (Senin, 23 Oktober 2000))
Kejernihan hati

Siapa dapat menduga hati seseorang? Orang yang terdekat dengannya atau dirinya sendiri? Harus diakui betapa misteriusnya hati seseorang, diri sendiri pun kadang-kadang tidak mengerti hatinya. Oleh karena itu perlu ada yang mengontrol hati manusia, yang benar-benar dapat menguji hati manusia, tiada lain adalah Sang Pencipta yang Maha Tahu, Dialah yang menguji hati manusia.

Penulis Amsal mengatakan bahwa hati raja seperti batang air di dalam tangan Tuhan yang gerakan mengalirnya air senantiasa dikontrol oleh Tuhan (1). Raja yang berkuasa memiliki kesempatan melakukan apa saja yang dianggapnya baik dan benar. Tetapi raja yang hatinya condong kepada Tuhan tidak seperti hati orang fasik yang sombong (4) dan mengingini kejahatan (10), tidak akan melakukan tindakan dan mengambil keputusan yang merugikan rakyat dan kerajaannya. Bila Tuhan yang mengontrol hatinya maka ia hanya melakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Bila Tuhan memegang pusat hidup seorang pemimpin, maka pikirannya, perilakunya, perasaannya, keputusannya, tindakannya tertuju kepada-Nya. Betapa sejahteranya kehidupan rakyatnya yang hati pemimpinnya ada di dalam tangan Tuhan.

Melakukan kebenaran dan keadilan berkenan kepada Tuhan dan merupakan kesukaan bagi orang benar (15). Persembahan sebesar apa pun tak berarti bila tidak didasari kehidupan yang penuh dengan kebenaran dan keadilan (3). Orang fasik akan mengalami penganiayaannya sendiri karena mereka tidak mau melakukan keadilan (7). Mereka tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya karena hatinya tertutup terhadap jeritan orang lain (10). Apakah melakukan kebenaran dan keadilan sama dengan memeratakan penghasilan atau membagikan kepada semua orang jumlah yang sama? Tentu saja bukan demikian pengertiannya. Melakukan kebenaran dan keadilan adalah menyatakan benar kepada orang benar dan salah kepada yang bersalah, membagikan sesuai kebutuhan masing-masing, dan tidak menindas hak orang lain.

Renungkan: Suara kebenaran dan keadilan semakin lemah di tengah merebaknya realita ketidakbenaran dan ketidakadilan. Bagaimana Anda memegang peran sebagai pelaku kebenaran dan keadilan dalam profesi Anda masing-masing? Adakah hal-hal konkrit yang dapat Anda lakukan, agar keduanya bukan sekadar slogan semu?

(0.05) (Mat 4:12) (sh: Pergumulan akhir tahun (Minggu, 31 Desember 2000))
Pergumulan akhir tahun

Dengan kemenangan-Nya atas pencobaan, Yesus memasuki pelayanan-Nya dengan 3 tindakan awal yang sangat indah. Pertama, Yesus kembali ke Galilea untuk memulai pelayanan-Nya bukan menghindari bahaya sebab penangkapan Yohanes menandakan bahwa pelayanan Yohanes sudah selesai. Kembalinya Yesus ke Galilea adalah keputusan yang tepat. Wilayah Galilea tidak luas namun penduduknya padat. Jumlah penduduk di desa yang terkecil saja mencapai 15.000 jiwa. Selain itu jalan-jalan sudah dibangun dengan baik. Penduduk Galilea juga terbuka kepada ide-ide baru. Ini memungkinkan bagi ajaran baru untuk didengar dan disambut. Strategi pelayanan Yesus ini sangat tepat dan sesuai kehendak-Nya (14-15). Kedua, pemanggilan murid-murid-Nya yang pertama merupakan pernyataan pola kerja Allah yang berbeda dengan manusia. Di dalam tradisi Yudaisme, para murid memilih gurunya sedangkan Yesus memanggil mereka yang Ia inginkan. Prinsip semua adalah anugerah-Nya mulai diperkenalkan dalam peristiwa ini. Ketiga, mukjizat yang dilakukan oleh Yesus menegaskan bahwa Ialah utusan Allah. Hal penting lainnya dari mukjizat Yesus adalah mukjizat tidak dibuat untuk meringankan pekerjaan-Nya namun bagi kepentingan orang lain karena itulah mukjizat yang dilakukan seringkali berupa penyembuhan dari penyakit dan kelemahan fisik. Ini semua dilakukan untuk menyatakan belas kasihan Allah kepada manusia.

Renungkan: Dasar tindakan Yesus yang indah ini terletak pada kehidupan pribadi yang kudus di hadapan Allah yang dimiliki-Nya sebelum Ia melakukan pelayanan-Nya. Karena itulah sebelum kita memasuki tahun 2001 hendaklah kita mohon kepada Allah untuk mengoreksi dan menyatakan kepada kita hal-hal apa yang harus kita perbaiki

sebelum kita menerima pelayanan dan tanggung jawab di tahun yang baru agar kita dapat melakukan semuanya dengan baik.

Bacaan untuk Minggu ke-1 sesudah Natal

Yeremia 31:10-13

Ibrani 2:10-18

Lukas 2:25-35

Mazmur 111

Lagu: Kidung Jemaat 345



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA