Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 303 ayat untuk engkau tidak AND book:18 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.61) (Ayb 7:17) (ende)

Ajat2 ini bersifat ironi. Allah memperlakukan manusia jang tidak berarti itu, sebagai musuhNja jang setara.

(0.61) (Ayb 13:16) (ende)

Keberanian Ijob akan menjelamatkannja, oleh sebab itu membuktikan ia tidak bersalah dan oleh sebab Ijob terus pertjaja Allah adil adanja.

(0.61) (Ayb 33:12) (ende: Dalam hal itu)

jakni: menuduh Allah, bahwa Ia tidak adil. Allah merupakan rahasia jang terlalu besar untuk manusia.

(0.61) (Ayb 23:6) (endetn: Ia tidak sebengis)

diperbaiki. Tertulis: "sungguh, Ia menaruh (perhatian) padaku".

(0.61) (Ayb 4:13) (full: KHAYAL MALAM. )

Nas : Ayub 4:13

Tidak dikatakan bahwa mimpi Elifas berasal dari Allah; sebenarnya, mimpi-mimpi itu tidak berasal dari Allah, karena mimpi tersebut melukiskan Dia sebagai tidak mempedulikan umat manusia (ayat Ayub 4:17-21). Membangun teologi berdasarkan mimpi dan penglihatan yang tidak dapat didukung oleh penyataan Allah yang tertulis adalah salah.

(0.61) (Ayb 5:7) (jerusalem: manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya) Dalam naskah Ibrani tertulis: manusia dilahirkan bagi kesusahan. Tetapi ini sebaik-baiknya diperbaiki (hanya huruf hidup perlu dirubah)
(0.61) (Ayb 6:13) (jerusalem: keselamatan) Ini menurut terjemahan Yunani dan Siria. Dalam naskah Ibrani tertulis sebuah kata yang tidak jelas artinya.
(0.61) (Ayb 15:14) (jerusalem: Masakan manusia bersih....) Elifas mengulang pikirannya dahulu, 4.17, dan pikiran Ayub, Ayu 14:4+. Tetapi diberinya arti lain. Kenajisan dasari manusia tidak lagi dianggap sebab mengapa manusia rapuh dan tidak tetap Ayu 4:17-19, dan iapun tidak memaafkan manusia yang mau tidak mau bersalah, Ayu 14:1-4. Sebaliknya, kenajisan dasari itu menjadi sumber dosa berat yang memuncak dalam kefasikan.
(0.61) (Ayb 23:12) (jerusalem: dalam sanubariku) Naskah Ibrani tidak jelas. Terjemahan ini sesuai dengan terjemahan Latin Vulgata
(0.61) (Ayb 5:23) (ende)

Batu2 diladang merupakan musuh jang paling besar untuk petani di Palestina, oleh sebab tanah tidak dapat dikerdjakan semestinja. Tetapi mereka tidak merugikan orang2 djudjur, sebagaimana djuga margasatwa tidak akan merusakkan kebun2 anggur dan panen diladang. Menurut ahli2 lainnja kata "batu" harus diperbaiki mendjadi "djin" (ladang).

(0.61) (Ayb 7:15) (ende)

Ijob tidak mau membela dirinja dan minta ampun, oleh sebab ia tidak bersalah, walaupun itu mendjadi alasan untuk mati karena siksa Allah.

Biarpun demikian halnja, namun Ijob tidak mau mati djuga (itu = maut kutolak), oleh sebab, menurut anggapan umum, itu membuktikan ia toh bersalah. Karena itu Ijob minta, agar supaja Allah berhenti menjiksa dia, sebab achirnja ia toh akan mati djuga.

(0.61) (Ayb 9:30) (jerusalem: Walaupun aku...) Hanya Allah sajalah yang dapat menghapus dosa, orang sendiri tidak dapat. namun orang berdosa menemukan jalan keluar dengan menaruh pengharapannya pada belas kasihan Allah; begitulah pikiran pemazmur, Maz 51. Ayub tidak sadar akan salah satu dosa, sehingga benar-benar merasakan ketidakmampuannya, tetapi ia tidak dapat turut menaruh pengharapannya pada Allah itu.
(0.61) (Ayb 10:5) (jerusalem: tahun-tahunMu....) Allah menyelami hati sanubari manusia: karena itu Ia tidak perlu menyiksa Ayub untuk mengetahui ketidaksalahannya, Ayu 9:4; bdk Ayu 9:6-7; Allahpun tidak terkurung dalam waktu, sehingga Ia tidak perlu serta-merta membalas segala sesuatunya; Ia dapat berpanjang hati, Ayu 9:5; bdk Ayu 9:7.
(0.61) (Ayb 15:1) (sh: Ada penghakiman bagi orang yang fasik (Minggu, 28 Juli 2002))
Ada penghakiman bagi orang yang fasik

Ada penghakiman bagi orang yang fasik. Untuk kedua kalinya Elifas berbicara kepada Ayub. Isi pembicaraannya sedikit lebih pendek dari nasihat pertamanya, namun tetap dengan keyakinan yang sama: Ayub telah berdosa dan Tuhan sedang menghukumnya! Elifas malah menegur Ayub dengan keras. Sayangnya, teguran yang keras ini tidak mengenai sasaran dan malah makin memperdalam luka pada hati Ayub.

Ayub bukanlah orang yang sempurna, namun ia bukanlah orang yang tidak takut kepada Allah. Sewaktu ia berseru pada Allah bahwa ia tidak bersalah, ia bukannya sedang mengklaim dirinya suci, bersih tanpa dosa. Ayub hanya ingin mengatakan bahwa penderitaan yang sedang dialaminya tidak sebanding dengan perbuatan dosanya. Ayub telah berusaha untuk hidup takut kepada Tuhan dan tidak bermulut licik.

Walau salah sasaran, teguran Elifas mengandung kebenaran yang harus dipahami oleh orang percaya, yaitu bahwa orang yang tidak takut akan Tuhan "tidak akan luput dari kegelapan" (ayat engkau+tidak+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">15:30). Mungkin, kita yang selalu berusaha dan mencoba agar hidup benar di hadapan Tuhan sering kali merasa terganggu oleh orang yang hidup tidak takut kepada Tuhan. Kita marah kepada mereka yang berhati jahat dan bermulut licik. Kita berharap agar keadilan ditegakkan dan hukuman dijatuhkan kepada mereka sesuai dengan perbuatannya.

Renungkan: Tuhan tidak buta dan tidak tuli; Ia melihat dan mendengar segalanya. Orang yang tidak takut akan Tuhan sesungguhnya sedang menantikan gilirannya untuk menerima ganjaran Tuhan. Ada dua hal yang patut kita ingat: Tuhan itu adil dan Ia tidak salah menghakimi kita!

(0.60) (Ayb 13:1) (sh: Ketika tidak ada yang membela (Rabu, 8 Desember 2004))
Ketika tidak ada yang membela

Ketika tidak ada yang membela. Pernahkah Anda merasa sendirian menghadapi masalah? Teman dan kerabat tidak bersimpati karena mereka menganggap Anda sendiri penyebab masalah itu. Bahkan Anda merasa Tuhan pun sepertinya tidak peduli.

Kekecewaan dan kemarahan terasa oleh kita dalam ucapan Ayub terhadap para sahabatnya. Ayub menuduh mereka sebagai tabib-tabib palsu yang tidak menolong kesakitan Ayub, sebab tuduhan-tuduhan mereka adalah dusta (ayat 4). Sebaiknya mereka tutup mulut saja (ayat engkau+tidak+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">5). Ayub merasa bahwa teman-temannya telah mencatut nama Allah untuk meneguhkan pandangan mereka akan keberdosaan dirinya (ayat engkau+tidak+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">7-8). Oleh sebab itu, ia balik mengingatkan para temannya itu bahwa Allah tidak bisa ditipu. Mereka sendiri akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan atas tuduhan yang tak mendasar itu (ayat 9-11). Sesudah menegur keras sahabat-sahabatnya, Ayub menantang mereka untuk berhenti berbicara, lalu mendengarkan pembelaan yang akan Ayub buat sendiri di hadapan Allah (ayat engkau+tidak+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">12-18).

Nada bicara Ayub terhadap Allah bercampur antara marah, pengakuan iman, permohonan, kepahitan. Di satu pihak Ayub yakin bahwa dirinya benar (ayat 22-23). Di lain pihak Ayub menganggap Allah telah memperlakukannya secara tidak adil (ayat 24,26), terlalu keras (ayat 25), tidak sesuai dengan daya tahan manusia yang sangat terbatas (ayat 27). Tidak ada hal lain yang diharapkannya selain keadilan Allah. Allah yang melihat kehidupan Ayub yang tidak bersalah pastilah akan menyelamatkannya. Itulah iman dan keterbukaan Ayub di hadapan-Nya. Ia meminta Allah menyatakan kesalahannya dan tidak hanya berdiam diri (ayat 24-25).

Mari kita belajar dari Ayub. Ketika teman tidak peduli bahkan menyerang kita, bahkan Allah pun sepertinya bungkam, kita harus terus mencari wajah-Nya. Meski ada pertanyaan pelik dan kebingungan, Ayub tidak menjauhi Allah. Ia menujukan pertanyaan dan permohonannya kepada Sang Pembela sejati.

Renungkan: Manusia bisa salah mengerti kita. Allah sempurna mengenal kita. Dialah pembela sejati kita.

(0.60) (Ayb 21:19) (jerusalem: bagi anak-anaknya) Ajaran kuno dan resmi ini, Kel 34:7; Ula 5:9, kemudian diperbaiki. Ula 24:16; Yer 31:29; Yeh 18; bdk Yoh 9:1-3. Ayubpun menegaskan bahwa pendapat itu tidak dapat dipertahankan, sebab hukuman yang menimpa anak-anak orang fasik tidak menyangkut dia sendiri, yang bahkan tidak tahu-menahu tentang hukuman itu, bdk Ayu 14:21-22.
(0.60) (Ayb 42:3) (jerusalem: FirmanMu) Kata ini ditambah oleh penterjemah, supaya kalimat berikut yang nampaknya sebuah kutipan, tidak terasa janggal. Memang kalimat itu hampir secara harafiah ditemukan dalam Ayu 38:2. tetapi tambahan "FirmanMu", agaknya tidak perlu juga. Dengan mengutip firman Allah Ayub menyatakan: Akulah yang menyelubungkan keputusan
(0.60) (Ayb 15:22) (ende: tersimpan)

Walau rupa2nja si djahat tidak dihukum, tetapi itu se-mata2, agar supaja ia nanti dihukum dengan lebih keras lagi.

(0.60) (Ayb 19:23) (ende)

Apa jang mau diukir Ijob untuk se-lama2nja, hingga tidak terlupakan, ialah apa jang dikatakannja (dalam ajat2 jang berikut (Ayu 19:25-27).

(0.60) (Ayb 21:16) (ende)

Kaum pendjahat mengira mereka sendirilah jang menghasilkan kebahagiaannja. Tetapi Ijob tahu, bahwa tidak demikian halnja. Semuanja datang dari penjelenggaraan Allah. Dan djustru itulah jang mendjadi soal untuk Ijob.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA