(0.22) | (Kel 28:41) | (jerusalem: bersama-sama dengan anak-anakNya) Ayat ini mendahulukan Kel 29:1; pengurapan yang khusus bagi imam besar, Kel 29:7; Ima 8:12, diberikan juga kepada imam-imam biasa. Ternyata ayat ini sebuah sisipan dari zaman kemudian |
(0.22) | (Kid 1:13) |
(full: SEBUNGKUS MUR.
) Nas : Kid 1:13 Mur adalah damar berbau harum dari kulit kayu pohon balsam yang tumbuh di Arab dan India. Seikat mur itu mungkin dimasukkan dalam sebuah kantong wewangian. Bahasa Ibrani dalam sisa ayat ini menunjukkan bahwa mur, bukan sang kekasih, yang akan tersisip di antara buah dadanya; dengan kata lain, pikiran tentang mempelai laki-laki akan bersama-sama dia, serta menyegarkan dia seperti halnya mur. |
(0.22) | (Yoh 14:23) |
(full: KAMI AKAN ... DIAM BERSAMA-SAMA DENGAN DIA.
) Nas : Yoh 14:23 Mereka yang benar-benar mengasihi Yesus dan sungguh-sungguh menaati perkataan-Nya akan mengalami kehadiran dan kasih yang langsung dari Bapa dan Anak. Bapa dan Anak datang kepada orang percaya melalui Roh Kudus (lihat cat. --> Yoh 14:18). [atau ref. Yoh 14:18] Perlu diperhatikan bahwa kasih Bapa tergantung pada kasih kita kepada Yesus dan kesetiaan kepada Firman-Nya. |
(0.22) | (Hos 13:1) |
(sh: Menyimpang dari Allah, berarti mati! (Jumat, 13 Desember 2002)) Menyimpang dari Allah, berarti mati!
Menyimpang dari Allah, berarti mati! Kehidupan yang didasarkan pada kasih Allah, Sang Sumber Kehidupan, hanya akan terjalin kembali apabila Allah sendiri berinisiatif penuh untuk memulihkan hubungan-Nya dengan umat. Pemulihan hubungan itu telah sering Allah lakukan, tetapi Israel terus menerus menolak Allah. Bila kita belajar dari sikap Israel terhadap Allah, maka kita pun harus dengan penuh kesadaran mengakui bahwa kita tidak lebih baik daripada umat Israel. Sebab seandainya ada seorang saja di bumi ini yang betul-betul setia kepada Allah, maka Allah tidak perlu berinisiatif melalui Yesus Kristus, datang ke dunia. Tetapi, karena satu orang saja tidak ditemukan, maka damai Natal itu harus datang ke dunia, berada di antara kita, dan memulihkan kembali relasi manusia dengan Allah.
Renungkan: |
(0.22) | (Mzm 16:5) |
(ende: bagian pusakaku, pialaku, tali pengukur) adalah bahasa kiasan, jang dipindjam dari hal membagikan tanah dengan membuang undi dan dari perdjamuan dimana para tamu minum dari piala jang sama. Pengarang itu menganggap Jahwe sebagai miliknja jang terbaik. |
(0.22) | (1Sam 1:13) | (jerusalem: dalam hatinya) Biasanya orang berdoa dengan suara nyaring. Waktu perayaan-perayaan keagamaan orang kadang-kadang minum terlalu banyak sampai mabuk, Yes 22:13; Ams 2:8 Karena itu Eli dapat menyangkal Hana mabuk. |
(0.21) | (Kis 9:1) |
(sh: Yang memberitakan ke ujung bumi (Senin, 27 Juli 2009)) Yang memberitakan ke ujung bumiJudul: Yang memberitakan ke ujung bumi Pertemuan Tuhan dengan Saulus tentu punya maksud tersendiri. Kita masih ingat bahwa Tuhan merencanakan agar semua orang, dari seluruh penjuru bumi, mendapat kesempatan mendengar Injil. Oleh sebab itu harus ada orang yang pergi untuk memberitakan Injil kepada mereka. Siapakah orang itu? Saulus. Dialah yang Tuhan tentukan untuk menyampaikan Injil kepada bangsa-bangsa lain (ayat duduk+makan+minum+bersama-sama+dengan&tab=notes" ver="">15-16). Namun pada waktu itu, Saulus belum mengenal Yesus. Ia malah membinasakan para pengikut Yesus. Sebab itu Tuhan menggunakan cara ekstrim untuk mengkonfrontasi Saulus. Dan waktu membuktikan bahwa pertobatan Saulus memainkan peranan penting dalam pewartaan Injil kepada orang-orang dan tempat-tempat yang jauh. Banyak orang nonYahudi yang kemudian bertobat. Perluasan Injil yang Paulus lakukan berdampak pada penyebaran kekristenan dari Samaria sampai ke tempat-tempat lain juga. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena kita pun masuk ke dalam bilangan orang-orang yang dilayakkan untuk menerima anugerah keselamatan. Maka jangan tinggal diam. Wartakan kabar sukacita ini kepada sekitar Anda. |
(0.21) | (Luk 5:27) |
(sh: Kesukaan dari Allah (Rabu, 10 Januari 2007)) Kesukaan dari AllahJudul: Kesukaan dari Allah "Makan dan minum" tampaknya menjadi topik yang disoroti oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dalam dua perikop yang kita baca hari ini. Pada perikop pertama, orang Farisi dan ahli Taurat mempertanyakan sikap Yesus yang makan dan minum bersama orang-orang berdosa. Pada perikop kedua, mereka mempertanyakan alasan murid-murid Yesus makan dan minum, padahal murid-murid orang Farisi dan murid-murid Yohanes berpuasa. Mereka tidak terima kedua hal tersebut sebab hakikat keagamaan mereka sangat legalistis. Lihatlah kontras antara sikap orang Farisi dengan sikap Yesus terhadap "pendosa" pada perikop pertama. Yesus bersikap demikian karena Ia datang agar mereka berkesempatan untuk bertobat. Para "pendosa' bersukaria menikmati perjamuan, sementara orang Farisi hanya mengomel. Sukacita terbesar memang terjadi bila manusia bisa berada dalam persekutuan dengan Allah. Kehadiran-Nya membawa kesukaan pada para sahabat-Nya. Kelak ketika Ia tidak bersama mereka, barulah mereka berpuasa. Yesus menerangkan bahwa puasa, sebagai tanda pertobatan, adalah awal untuk menghayati anugerah Allah. Pemikiran orang Farisi yang menganggap diri benar karena usaha keagamaan yang ketat, tidak cocok dengan anugerah Allah yang memperbarui dari hati ke perbuatan. Injil dari Yesus bagaikan anggur baru yang tidak cocok ditaruh dalam kirbat keagamaan yang usang. Orang yang telah diampuni dosanya, yang hidup dalam persekutuan dengan Allah, memang seharusnya bersukacita. Sukacitalah yang seharusnya menjadi karakteristik dominan dalam diri seorang Kristen. Meskipun ada kesedihan atau penderitaan, itu bukanlah akhir hidup seorang Kristen. Karena sukacita lahir sebagai tanda pengampunan dan persekutuan dengan Allah. Renungkan: Selama kita menaruh harap pada usaha moral dan agama tanpa Yesus, kita tidak akan merasakan kesukaan dari Allah. |
(0.21) | (Mzm 14:4) |
(ende: umatku) Pengarang bitjara disini atas nama Allah. "dengan memakan...dst". Berbuatlah djahat terhadap orang2 lain adalah biasa untuk kaum pendosa seperti makan roti sadja. |
(0.21) | (Hos 4:10) |
(ende) Imam2 (jang makan dosa2) dihukum dengan kelaparan. Mereka membuat rakjat berdjinah (mempersembahkan kurban kepada Ba'al) tanpa meluas (beruntung). |
(0.21) | (Yoh 13:18) |
(ende: Jang makan rotiKu) Maksud ungkapan ini: jang biasa hidup bergaul mesra dengan Aku dan diperlakukan sebagai sahabat jang karib. |
(0.21) | (1Kor 6:13) |
(ende: Tubuh bukan untuk pertjabulan) Segolongan filsuf Junani tertentu menjamakan napsu sjahwat dengan napsu makan, sampai menjimpulkan: tak ada pemuasan napsu sjahwat jang "nadjis", jaitu merupakan dosa. |
(0.21) | (1Kor 8:13) |
(ende: Untuk selama-lamanja aku tidak makan daging lagi) Disinipun dengan "aku" dimaksudkan tiap-tiap "aku" didalam umat. Seluruh umat harus berkata dan berpendirian seperti rasulnja. |
(0.21) | (1Tes 5:6) |
(full: BAIKLAH ... KITA ... BERJAGA-JAGA.
) Nas : 1Tes 5:6 Berjaga-jaga (Yun. _gregoreo_) berarti "tetap sadar dan waspada". Konteks (ayat 1Tes 5:4-9) menunjukkan bahwa Paulus tidak menasihati para pembacanya agar "berjaga-jaga" untuk "hari Tuhan" (ayat 1Tes 5:2), tetapi sebaliknya untuk bersiap secara rohani supaya luput dari murka pada hari itu, (bd. 1Tes 2:11-12; Luk 21:34-36).
|
(0.21) | (Mat 24:37) |
(sh: Tahu, tetapi Tidak Mau Tahu (Rabu, 29 Maret 2017)) Tahu, tetapi Tidak Mau TahuUntuk menjelaskan kedatangan-Nya yang kedua kali, Yesus menggunakan analogi orang-orang pada zaman Nuh (37). Pola hidup dan karakter manusia pada masa Nuh sangat korup. Mungkin saja mereka tahu dari Nuh bahwa TUHAN akan menghukum mereka dengan Air Bah, namun mereka tidak peduli. Mereka asyik dengan kehidupan mereka sendiri (37-39; lih. Kej. 6). Mata mereka baru tercelik saat melihat Air Bah itu, namun semuanya sudah terlambat. Lalu, Yesus memakai ilustrasi lain untuk menjelaskan sifat yang tak terduga melalui kisah pengangkatan (40-41). Kisah pemilik rumah yang tahu akan kedatangan pencuri menekankan sikap berjaga-jaga (43). Wawas diri dan bersiap sedia merupakan sikap yang patut dimiliki oleh siapa pun yang menantikan kedatangan Yesus kedua kalinya (42, 44). Selain itu, setia dan bijaksana dalam melakukan tugas menjadi salah satu sifat yang harus ada dalam diri orang-orang beriman. Kapan pun Sang Majikan datang, dia bisa mempertanggungjawabkan tugasnya (45-46). Tuan yang bijaksana akan memberikan upah dengan adil (47). Sebaliknya hamba yang jahat, selain meremehkan keseriusan kedatangan tuannya, ia juga melakukan kejahatan terhadap orang lain (48-49). Saat majikannya datang secara tak terduga, dia tidak dapat menghindar dari hukuman yang akan diterimanya (50-51). Tuhan tidak pernah melarang kita bergiat mencari kebutuhan materi. Hanya saja semangat yang sama hendaknya dipakai pula untuk mencari hal-hal rohani. Tahu, tetapi masa bodoh terhadap kebenaran dan realitas rohani adalah penyakit yang mematikan. Karena penyakit itu dapat menumpulkan kesadaran dan kewaspadaan kita terhadap dosa yang akan menyeret kita. Kita dapat mengasah kesadaran dan kepekaan rohani apabila kita mau menjalani disiplin rohani dengan sepenuh hati, seperti: berdoa, merenungkan firman Tuhan, berpuasa, dan lain-lain. Kita melakukannya bukan sebagai beban, melainkan sebagai kebutuhan. Karena itu dibutuhkan disiplin dan komitmen yang tinggi. [RH] |
(0.21) | (Bil 14:29) |
(full: BANGKAI-BANGKAIMU AKAN BERHANTARAN.
) Nas : Bil 14:29 PB dengan jelas menyatakan bahwa Allah bermaksud agar hukuman-Nya atas orang Israel karena ketidaktaatan dan ketidakpercayaan mereka menjadi peringatan bagi semua orang percaya (1Kor 10:11).
|
(0.20) | (Kej 24:14) |
(full: UNTA-UNTAMU JUGA AKAN KUBERI MINUM.
) Nas : Kej 24:14 Hamba Abraham itu meminta tanda dari Tuhan mengenai gadis pilihan-Nya. Memberi minum kepada unta-unta merupakan pekerjaan yang berat dan sulit. Setiap gadis yang dengan sukarela bersedia untuk melakukannya menunjukkan sikap batin yang tunduk, suka menolong, dan bersedia untuk melayani. |
(0.20) | (Rm 8:17) |
(full: JIKA KITA MENDERITA BERSAMA-SAMA DENGAN DIA.
) Nas : Rom 8:17 Paulus mengingatkan kita bahwa kehidupan yang berkemenangan di dalam Roh bukan suatu jalan yang mudah dilewati. Yesus menderita, dan kita yang mengikuti-Nya juga akan menderita. Penderitaan ini dianggap menderita bersama dengan Dia (bd. 2Kor 1:5; Fili 3:10; Kol 1:24; 2Tim 2:11-12), dan merupakan akibat dari hubungan kita dengan Allah sebagai anak, kemanunggalan kita dengan Kristus, kesaksian kita bagi Dia, dan penolakan kita untuk menjadi serupa dengan dunia ini (bd. Rom 12:1-2). |
(0.20) | (Mzm 139:18) | (jerusalem: bersama-sama Engkau) Maksud naskah Ibrani kurang jelas. Mungkin: Meskipun banyak berusaha, namun pemazmur tetap sama saja pada Allah, tidak maju sedikitpun dalam memahami Tuhan. |