Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 11241 - 11260 dari 13112 ayat untuk yang [Pencarian Tepat] (0.015 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.23298290555556) (Kis 14:21) (sh: Menabur kemudian memelihara (Rabu, 23 Juni 1999))
Menabur kemudian memelihara

Menabur kemudian memelihara. Penderitaan dan penganiayaan tak dapat dielakkan oleh Paulus dan Barnabas dalam perjuangan memberitakan Injil. Namun, perjuangan tersebut membuahkan hasil yang menggembirakan. Penganiayaan dan penderitaan itu justru berakibat pada perkembangan jumlah penerima Injil di daerah-daerah yang dijangkau. Allah tetap berkarya di balik pelayanan Paulus dan Barnabas. Satu hal penting yang dilakukan Paulus dan Barnabas adalah tetap memelihara pertumbuhan Injil dalam kehidupan jemaat. Untuk itu mereka menetapkan penatua-penatua dan bagi jemaat yang masih muda mereka terus memberikan kekuatan dan nasihat agar dapat memahami dan berani menghadapi risiko hidup sebagai murid Kristus.

Penatua, jabatan anugerah Tuhan. Paulus dan Barnabas menetapkan tugas para penatua di tengah jemaat. Di antaranya, memelihara, memimpin, mengatur jemaat, dan menjaga kemurnian ajaran Injil. Tugas ini memang berat, karena itu dibutuhkan kematangan dan kedewasaan iman untuk memegang jabatan ini. Tidaklah tepat apabila tugas ini menjadi ajang menaikkan gengsi atau kedudukan di tengah jemaat. Bila Allah memilih kita berarti Allah mempercayakan pemeliharaan dan keutuhan kesatuan umat di tangan kita. Pertanggungjawabkanlah tugas itu sebaik-baiknya demi kemuliaan dan kesatuan jemaat-Nya.

(0.23298290555556) (Rm 1:8) (sh: Kerinduan hamba Tuhan. (Sabtu, 9 Mei 1998))
Kerinduan hamba Tuhan.

Kerinduan hamba Tuhan.
Hamba Tuhan pasti rindu dipakai Tuhan, damba melihat pengabdiannya diberkati. Itu wajar. Tetapi tak boleh stop sampai hanya di sekitar lingkup pelayanannya sendiri saja. Kita tidak tahu bagaimana asal usul berdirinya jemaat di Roma. Siapa perintisnya yang mewartakan Injil di sana tidak jelas. Yang jelas bukan Paulus. Namun meski jemaat itu hasil penginjilan orang atau rasul lain, tidak merintangi Paulus untuk bersyukur (ayat 8), mendoakan (ayat 9), rindu untuk mengunjungi dan bersekutu berbagi karunia rohani (ayat 11). Kerinduan hamba Tuhan tidak boleh sebatas kepentingan dirinya tetapi harus seluas rangkulan kasih karunia Allah sendiri.

Manfaat bergereja. Kita bergereja bukan terutama untuk manfaatnya tetapi untuk beribadah memuliakan Tuhan. Namun tidak perlu disangkali bahwa bersekutu membawa manfaat besar. Bukan saja warga jemaat beroleh berkat dari bergereja melalui hamba Tuhan, hamba Tuhan pun beroleh berkat dari kenyataan hadirnya karya-karya Allah yang besar dalam kehidupan jemaat. Manfaat lain yang penting ialah kesatuan dan persekutuan gereja Tuhan merupakan basis kokoh bagi keberhasilan penginjilan.

Renungkan: Bila orang sekaliber Paulus butuh persekutuan, terlebih kita.

Doa: Ya Bapa, berikan keberanian untuk mewaratakan Injil-Mu.

(0.23298290555556) (Rm 3:1) (sh: Kelebihan orang Yahudi. (Kamis, 14 Mei 1998))
Kelebihan orang Yahudi.

Kelebihan orang Yahudi.
Jika sama berdosa bahkan munafik, apakah kelebihan orang Yahudi? Kelebihan mereka bukan terletak dalam diri mereka tetapi dalam panggilan mulia Allah yang telah mempercayakan firman kepada mereka. Mereka dipilih Allah dengan tujuan dan maksud yang istimewa, yaitu untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Taurat dan sunat adalah tanda perjanjian keselamatan anugerah Tuhan. Tetapi sayang, manusia cenderung lupa daratan. Demikianlah orang Yahudi menyalahgunakan hak-hak istimewa dan kepercayaan yang diterimanya itu. Dengan keistimewaan itu mereka mengira Allah tidak akan menghukum mereka bila mereka berdosa.

Allah benar dan adil. Orang Kristen bukan lagi memiliki lambang tetapi Kristus sendiri sebagai penggenap perjanjian Allah, menjadi keselamatan dan pembaruan dalam hati. Namun sering kita takabur dan lengah menjaga kesucian. Sikap demikian adalah keliru. Pengakuan Daud mengisyaratkan (Mzm. 51:6) bahwa Allah itu benar dan adil. Dia mengadili dan menghukum dosa apapun bentuknya, tetapi mengasihi, mengampuni, dan menyelamatkan orang berdosa yang berbalik kepada-Nya. Janganlah kita licik mencari peluang untuk di balik pilihan dan kesetiaan-Nya. Janganlah kita mencampuradukkan kebenaran dan dosa dalam pikiran kita tentang Allah, pula dalam kelakuan hidup kita sehari-hari (ayat 7-8).

(0.23298290555556) (Rm 5:12) (sh: Kristus melebihi Adam. (Sabtu, 20 Mei 1998))
Kristus melebihi Adam.

Kristus melebihi Adam.
Asal muasal dosa di dunia ini bermula dari keinginan manusia pertama (Adam dan Hawa) menjadi sama dengan Allah (Kej. 3). Akibatnya mereka dan seluruh umat manusia masuk ke dalam arak-arakan para pemberontak melawan Allah. Bersama dengan Adam semua manusia terseret ke dalam dosa dan terancam maut dan kebinasaan kekal. Akan tetapi kasih dan kemurahan Allah tidak membiarkan manusia tetap dalam dosa dan maut. Tuhan Allah mengutus Adam terakhir yaitu Yesus Kristus (1Kor. 15:45) yang berlawanan dengan Adam justru merendahkan diri dan taat sempurna kepada Allah. Pengorbanan-Nya di kayu salib menjadi kekuatan yang menganugerahkan hidup bagi semua yang percaya kepada-Nya.

Kuasa dosa dan kuasa anugerah. Kristus telah mengalahkan kuasa iblis, dosa dan maut. Tetapi sehari-hari dalam kehidupan sebagai orang beriman, kita berada di antara pelanggaran Adam dan kasih karunia Allah. Kita benar-benar mengalami dasyatnya pergumulan, kita harus menentukan pilihan yang tepat. Dalam pergumulan sengit itu acap kali kita merasa tak kuat melawan dosa, ingin menyerah saja. Ingat betapa besar korban kasih Kristus dan betapa kuat dahsyat kuasa anugerah-Nya mengalahkan dosa!

Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk memilih jalan anugerah keselamatan-Mu, daripada memilih jalan menuju kebinasaan.

(0.23298290555556) (Rm 6:1) (sh: Ikut mati dan bangkit bersama Kristus. (Kamis, 21 Mei 1998))
Ikut mati dan bangkit bersama Kristus.

Ikut mati dan bangkit bersama Kristus.
Manusia bisa lepas dari jerat dosa dan luput dari murka Allah, bukan karena usaha tetapi kasih karunia Allah. Terdengarnya mudah sekali bukan? Apakah anugerah Allah itu tidak akan disalahgunakan orang untuk tetap hidup dalam dosa? Tidak boleh! Diselamatkan berarti diberikan hidup baru (ayat 4), yaitu hidup yang datang dari Kristus yang telah mati dan bangkit bagi kita. Kebenaran rohani itulah yang dilambangkan dalam baptisan dan dialami orang beriman sepanjang hidupnya seterusnya.

Kuasa Kristus lebih besar dari kuasa dosa. Kristus mati sekali untuk selama-lamanya, Ia mati dan bangkit kembali. Dan, Ia tidak mati lagi. Bahkan Ia telah naik ke sorga. Semua itu adalah bukti bahwa tidak ada kuasa apa pun dapat mengalahkan kuasa Yesus. Apabila kita bersekutu dalam-Nya dalam iman, kita pun akan mengalami kuasa Yesus itu. Semua Kristen pasti bergumul melawan dosa. Paulus mengingatkan bahwa sifat menyukai dosa itu sudah mati oleh kuasa salib Kristus. Yang Tuhan karuniakan dalam orang percaya ialah sifat ingin menyerahkan diri bagi kemuliaan Tuhan. Persis teladan Kristus. Kebangkitan-Nya telah mengerjakan itu dalam kita.

Renungkan: Di balik pecahnya tubuh Yesus saat disalib, justru terjadi kehancuran kuasa kejahatan selama-lamanya. Sebab itu Ia bangkit dan menang bukan saja untuk-Nya, juga dalam kita.

(0.23298290555556) (Rm 8:26) (sh: Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa. (Selasa, 2 Juni 1998))
Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa.

Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa.
Pernahkah Anda merasa tidak mampu berdoa dengan benar? Jangan putus asa dan tak perlu risau. Perasaan demikian mungkin timbul karena kita tidak tahu jelas apakah kita harus memohon kekuatan di dalam menanggung derita atau memohon kelepasan dari derita itu. Dalam situasi demikian, Roh hadir di dalam diri kita. Ia membantu kita dalam kelemahan kita (ayat 26a). Ia berdoa syafaat untuk kita (ayat 26b). Dan Ia berdoa dengan keluhan-keluhan yang tak terkatakan sesuai kehendak Allah sendiri (ayat 27).

Menjadi serupa dengan gambaran Kristus. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26). Gambar dan rupa Allah yang rusak karena dosa itu, dipulihkan oleh Tuhan Yesus. Meski menderita kita tak perlu meragukan kebenaran ini, sebaliknya "kita tahu". Allah menjadikan segala sesuatu menjadi alat-Nya untuk kebaikan kita asal kita mengasihi Dia. Alat-alat Tuhan itu akan menuntun kita menjalani proses yang telah Tuhan pilihkan dan tentukan dalam kekekalan, kini dalam pengalaman: dipanggil, dibenarkan, dimuliakan (ayat 29-30).

Renungkan: Penderitaan yang diresponi dengan doa adalah alat Tuhan membuat kita mengalami Allah Bapa (kepada siapa kita berdoa), Putra (melalui-Nya kita berdoa), Roh (Penolong kita berdoa) secara nyata.

Doa: Mohon pimpinan Roh Kudus agar dapat hidup seperti Kristus.

(0.23298290555556) (1Kor 10:1) (sh: Allah menghukum umat-Nya. (Senin, 1 September 1997))
Allah menghukum umat-Nya.

Allah menghukum umat-Nya.
Karena kasih karunia-Nya Allah memilih Israel menjadi umat-Nya. Sesudah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, Ia sendiri memimpin mereka. Ia melindungi dengan awan dan membuat mereka menyeberangi laut (ayat 1). Ia memberi manna dan air dari batu karang (ayat 2). Paulus melihat pengalaman itu sebagai lambang dari baptisan dan perjamuan kudus yang juga menjadi dasar pengalaman iman Kristen. Umat yang telah dilimpahi begitu banyak karunia itu ternyata mati dihukum Tuhan. Berhala dan sungutan mereka adalah bukti bahwa mereka tidak beriman.

Gereja harus kudus. Kisah buruk Israel harus menjadi pelajaran bagi Gereja. Gereja bukan saja pada zaman Paulus tetapi juga kini harus belajar untuk teguh berdiri dalam iman. Pencobaan memang akan menghadang tetapi bukan alasan untuk kita jatuh ke dalam dosa. Sebab pencobaan yang Tuhan izinkan adalah pencobaan biasa. Lagi pula, Tuhan Allah selalu setia memberikan kita kekuatan dan keluputan. Lawanlah pencobaan, dan Anda akan menemui Allah yang setia yaang beri kekuatan.

Renungkan: Apa gunanya status bila kondisi nyata tidak serasi mendukungnya?

Doa: Ingatkan kami, di dalam-Mu kami bisa menang atas pencobaan.

(0.23298290555556) (1Kor 11:17) (sh: Paulus mencela jemaat Korintus. (Kamis, 4 September 1997))
Paulus mencela jemaat Korintus.

Paulus mencela jemaat Korintus.
Dua hal dicela Paulus. Pertama, jemaat Korintus tidak bersekutu ketika berkumpul sebab ada perpecahan di antara mereka. Hal ini sudah disinggung Paulus di bagian permulaan suratnya ini. Kedua, mereka memperlakukan Perjamuan Kudus dengan tidak hormat. Seperti orang rakus dan gelojoh, mereka makan seperti orang kelaparan dan minum sampai mabuk. Memalukan! Tentu saja Paulus tidak memuji hal tersebut. Orang yang berbuat demikian menghina Allah dan tidak peka akan orang yang berkekurangan (ayat 22).

Aturan dalam perjamuan kudus. Makan dan minum adalah kebutuhan manusia yang wajar. Manusia harus makan dan minum supaya bisa hidup dengan baik. Tetapi dalam pertemuan ibadah di mana juga dirayakan perjamuan Tuhan, adalah salah besar apabila orang makan dan minum dengan sepuas-puasnya. Perjamuan Kudus harus diterima dengan sikap hormat, memeriksa diri, sambil mengingat pokok-pokok iman yang dilambangkannya.

Renungkan: Bila kita tidak menghormati Allah dalam hidup ibadah kita, Tuhan akan bertindak atas kita supaya kemuliaan-Nya tetap dijunjung tinggi.

Doa: Tuhan, tolong kami untuk dapat beribadah dengan benar.

(0.23298290555556) (1Kor 14:26) (sh: Ibadah perlu aturan. (Rabu, 10 September 1997))
Ibadah perlu aturan.

Ibadah perlu aturan.
Ibadah ditujukan kepada Allah, untuk memuliakan dan menyukakan Dia, bukan kita. Semakin ibadah kita menyukakan Allah, semakin ibadah itu akan berdampak positif pula pada pendewasaan dan kesukaan hidup umat. Niat baik tidak dengan sendirinya menjamin bahwa cara kita beribadah akan benar pula. Itu sebabnya ibadah pun perlu aturan. Aturan itu tidak dibuat untuk menghambat melainkan untuk membangun ibadah yang benar di hadapan Allah.

Tertib saling membangun. Berjumpa Tuhan adalah suatu kesukaan yang tak terperikan. Karena itu, ibadah pastilah bersuasana gembira dan spontan. Namun Allah juga adalah Allah yang kudus dan tertib. Karena itu, ibadah pastilah bersuasana tertib dan hormat. Aturan yang Paulus berikan ditujukan untuk membangun suasana demikian. Dalam ibadah harus selalu terjadi pelayanan berbagai karunia rohani oleh masing-masing warga jemaat. Namun harus bergiliran tertib.

Renungkan: Bila mengutamakan kemanusiaan, ibadah selalu akan cenderung spontan tidak tertib atau tertib tanpa gairah dan keterlibatan.

Doa: Ya Roh Kudus, tuntunlah kami beribadah secara tertib dan terbuka untuk saling membangun.

(0.23298290555556) (2Kor 1:3) (sh: Ucapan syukur. (Senin, 31 Agustus 1998))
Ucapan syukur.

Ucapan syukur.
Setiap kali kita membaca tulisan Paulus, pasti hati kita pun akan tersentuh. Ucapan syukurnya bukan berdasarkan fasilitas yang dimilikinya. Tetapi atas kasih karunia Tuhan Yesus Kristus (ayat 3). Paulus mampu menjalani segala penderitaan (ayat 4). Di dalam belas kasih Allah, Paulus telah menemukan rahasia pelayanan berkemenangan. Allah sendiri menjadi sumber penghiburannya. Di dalam kuasa kemuliaan Allah itulah, penderitaan tidak berakibat buruk melainkan mampu membuat Paulus malah berdampak positif, menghibur jemaat Tuhan. Bukankah dampak anugerah sedemikian membuat dunia takjub akan Injil Kristus?

Mukjizat dalam penderitaan. Biasanya kita mengartikan dan mengharapkan mukjizat dalam arti berubahnya kondisi tidak baik menjadi baik. Misalnya, penyakit hilang, orang menjadi sembuh. Masalah disingkirkan, orang percaya luput dari persoalan. Mukjizat yang Paulus alami adalah mukjizat besar menurut prinsip yang Tuhan Yesus sendiri alami. Penderitaan tetap harus dipikul, masalah tetap harus dihadapi, aniaya tetap harus dirasakan menghantam tubuh dan jiwa Paulus, namun demikian kekuatan anugerah Allah bekerja dengan diam di dalam dirinya menghasilkan kesabaran, ketahanan, kesukaan, kesaksian hidup. Begitukah sikap kita menghadapi berbagai penderitaan yang kini mengancam?

Doa: Tuhan, ajar kami untuk mensyukuri rencana-Mu. Amin.

(0.23298290555556) (2Kor 4:7) (sh: Sumber harta dan daya. (Selasa, 08 September 1998))
Sumber harta dan daya.

Sumber harta dan daya.
Melayani Injil tidak mudah. Dalam penginjilan orang berada di front terdepan, bertempur melawan Iblis yang berusaha agar tawanannya tidak lepas. Dalam penginjilan, hamba Tuhan sering harus memikul berbagai beban berat (ayat 8), bahkan seolah menjalani kematian Yesus dalam hidup ini (ayat 9-12). Bagaimanakah kita dapat terdorong menginjili dengan penuh semangat, daya tahan dan keyakinan? Injil itu sendiri adalah sumber kuasa (ayat 7)! Hanya dengan menginjili, kita beroleh kesempatan menyaksikan kuasa Injil mematahkan belenggu dosa dan Iblis. Hanya bila kita menginjili, kita mengalami kesukaan, boleh membagikan kekayaan harta rahasia Allah di dalamnya.

Tidak tawar hati. Orang seperti Paulus bisa tergoda untuk tawar hati? Rasanya tidak mungkin bukan? Tetapi itulah pengakuan jujur Paulus (ayat 8-9, 16). Namun godaan itu mampu ditepis Paulus. Sebaliknya, dari tawar hati atau hancur karena tekanan-tekanan dalam pelayanan, ia malah bertahan dan mengalami kuasa kebangkitan Yesus (ayat 10-11). Justru di tengah kelemahannya itulah Paulus mengalami kesetiaan Allah yang senantiasa menyegarkan dan menguatkannya oleh anugerah-Nya (ayat 13).

Renungkan: Dedikasi yang tinggi adalah akibat dari pengenalan yang jelas akan daya dan harta Injil Yesus Kristus.

Doa: Mampukan kami berkorban demi menyampaikan kabar baik itu.

(0.23298290555556) (2Kor 6:1) (sh: Jangan sia-siakan anugerah Allah. (Jumat, 11 September 1998))
Jangan sia-siakan anugerah Allah.

Jangan sia-siakan anugerah Allah.
Injil adalah kabar baik bahwa Tuhan telah mengaruniakan keselamatan bagi manusia di dalam korban kematian Yesus. Orang boleh saja percaya, mengerti, memahami, menghayati, bahkan menghafal bagian Alkitab. Namun semua itu belumlah cukup! Semua itu tidak ada artinya, bila kita tidak sungguh meresponi Yesus, yang kelak berakibat pada hidup yang mencerminkan atau menyaksikan bahwa dirinya telah dilepaskan dari dosa sesuai isi kabar baik itu sendiri (ayat 1). Hari ini, bila Anda belum meresponi Yesus, ambillah sikap itu!

Paradoks manusia Allah. Paulus adalah manusia Allah. Di satu pihak ia mengalami semua perasaan dan kepedihan manusiawi yang wajar ketika menerima berbagai masalah berat dalam penginjilan. Namun ia tidak hancur, sebaliknya membuktikan kredibilitas kehambaannya. Ia tahan (ayat 4-5), murni dan makin matang dalam berbagai kebajikan Kristen (ayat 6-8), bahkan sanggup menjadi sumber berkat untuk menguatkan dan memperkaya orang yang dilayaninya (ayat 9-10).

Renungkan: Para pelayan pendamaian, dirinya harus terus menerus mengalami pembaruan dari Allah dalam manusia rohaninya.

Doa: Perbarui kami senantiasa ya Tuhan oleh kuasa Injil-Mu. agar dunia tidak membentuk kami tetapi kami mempengaruhi dunia oleh InjilMu.

(0.23298290555556) (Flp 1:27) (sh: Berjuang untuk iman. (Senin, 26 Oktober 1998))
Berjuang untuk iman.

Berjuang untuk iman.
Pesan Paulus kepada Jemaat Filipi adalah supaya mereka terus menerus menyesuaikan hidup mereka dengan Injil Kristus (ayat 27). Dengan jelas Paulus minta supaya setiap orang percaya di Filipi menjadikan Injil Kristus patokan hidup di dunia ini, gaya hidup yang didasarkan pada Injil, semangat yang terpancar dari Injil Kristus. Motivasi dan etos kerjanya didasarkan pada pesan-pesan Injil. Di hadapan dunia, hendaknya jemaat bersatu padu hati dan usaha dalam kepentingan Injil (ayat 27b).

Mempertahankan iman. Paulus sangat yakin bahwa dunia sekeliling orang Filipi tidak mungkin membiarkan iman mereka terus bertumbuh kuat. Bagi dunia yang tidak mengenal dan menolak Injil, ada oposisi, hambatan, jerat-jerat rohani yang ingin melumpuhkan iman Kristen. Itulah sebabnya orang Kristen segala zaman harus berjuang mempertahankan iman kristianinya terhadap ketidakramahan dunia. Tetaplah jujur, bekerja keras, melipatgandakan perbuatan baik dan pekerjaan Tuhan. Menderita di dalam pelayanan Injil adalah wajar, bahkan merupakan karunia Tuhan untuk orang percaya (ayat 28).

Doa: Ya Tuhan, berilah kami kemampuan untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus dalam keluarga, pekerjaan dan lingkungan kami.

(0.23298290555556) (Flp 4:10) (sh: Menanggung segala perkara. (Selasa, 3 November 1998))
Menanggung segala perkara.

Menanggung segala perkara.
Dalam hidup dan pekerjaan memberitakan Injil, Paulus tidak bergantung kepada siapa pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pekerjaannya, ia tidak membebani siapa pun, sekalipun ia berhak untuk menerimanya (ayat 15; bdk. 1Kor. 9:17-18). Ia belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan, tahu apa itu kekurangan, apa itu kelimpahan, dan dapat menanggung segala perkara (ayat 11-13). Dengan rendah hati ia mengatakan bahwa semua itu dapat dilakukan karena Tuhan yang memberi kekuatan kepadanya (ayat 13). Paulus mendemonstrasikan bahwa sikap hidup tangguh rohani atau tangguh dalam Tuhan adalah awal dari kemungkinan untuk tangguh dalam segala perkara.

Ucapan terima kasih dan doa. Paulus memuji dan berterima kasih atas perbuatan jemaat di Filipi yang peduli, peka, dan rela memberi. Suatu sikap yang tidak mudah dilakukan di zaman ini. Hal yang perlu digarisbawahi dan diterapkan dalam hidup kekristenan sekarang ini adalah meneladani sikap jemaat Filipi, rela memberi dengan rasa syukur dan yakin penuh pada pemeliharaan Tuhan. Ini membuktikan bahwa di dalam jemaat itu tumbuh subur kasih dan persekutuan. Doa Paulus, "kiranya Tuhan memenuhi segala keperluan jemaat Filipi agar Ia selalu dimuliakan" (ayat 19).

(0.23115555555556) (Kel 33:3) (full: AKU TIDAK AKAN BERJALAN DI TENGAH-TENGAHMU. )

Nas : Kel 33:3

Karena dosa Israel, Allah menyatakan bahwa seorang malaikat akan memimpin mereka ke tanah yang dijanjikan (ayat Kel 33:1-3). Akan tetapi, Musa yang tidak bersedia menerima keputusan ini, sekali lagi memohon kepada Allah (ayat Kel 33:12-14), sebagaimana telah dilakukannya sebelum ini (Kel 32:11-13,31-32). Perhatikan urutan peristiwa yang terjadi dalam hal dosa Israel dengan anak lembu emas (Kel 32:1-6), ketekunan Musa di dalam doa dan penyataan Allah kepadanya.

  1. 1) Allah bermaksud membinasakan umat itu (Kel 32:10). Syafaat Musa (Kel 32:11-13) menjadi landasan bagi Allah untuk mengubah tindakan yang akan diambil-Nya dan tidak memenuhi ancaman untuk membinasakan mereka (Kel 32:14;

    lihat cat. --> Kel 32:11).

    [atau ref. Kel 32:11]

  2. 2) Allah kemudian memutuskan untuk mengizinkan umat itu masuk ke Kanaan, tetapi dipimpin oleh Musa dan seorang malaikat saja (Kel 32:34). Dengan jelas dan tegas Allah menyatakan bahwa Ia tidak akan pergi bersama mereka (Kel 33:3).
  3. 3) Setelah berdoa lagi (Kel 33:12-13), Tuhan mengubah rencana-Nya, menanggapi permohonan Musa, dan setuju bahwa Kehadiran-Nya akan menyertai mereka (ayat Kel 33:14-17;

    lihat art. DOA SYAFAAT).

    Tanggapan Allah kepada doa syafaat Musa menunjukkan sesuatu tentang cara-cara-Nya (bd. ayat Kel 33:13) dengan umat-Nya. Tidak semua keputusan Allah itu sudah tetap atau tidak dapat dibatalkan. Sebaliknya, Ia adalah Allah yang menanggapi umat-Nya

    (lihat cat. --> Kel 32:11);

    [atau ref. Kel 32:11]

    kadang-kadang Ia mengubah tindakan yang sudah akan diambil-Nya ketika umat-Nya dengan sungguh-sungguh berseru kepada-Nya dan menyerahkan diri mereka kepada-Nya dan kehendak-Nya. Allah senantiasa bebas untuk mengubah hukuman yang telah dinyatakan-Nya supaya menunjukkan kasih dan pengampunan (bd. Yun 3:1-10).
(0.23115555555556) (Yoh 5:29) (full: MEREKA YANG TELAH BERBUAT BAIK. )

Nas : Yoh 5:29

Menurut Alkitab, penghakiman senantiasa berdasarkan perbuatan karena perbuatan menunjukkan iman dan keadaan batin seseorang. Ini berarti bahwa kita akan dihakimi bukan berdasarkan pengakuan iman dalam Kristus tetapi berdasarkan kehidupan kita (Mat 12:36-37; 16:27; Rom 2:6-10; 14:12; 1Kor 3:13-15; 2Kor 5:10; Ef 6:8; Kol 3:25; Wahy 2:23; 20:12; 22:12).

(0.23115555555556) (Yoh 3:11) (jerusalem: Yang kami ketahui) Kristus tidak berkata atas namaNya sendiri, Yoh 7:17-18; Ia hanya mengatakan apa yang telah dilihatNya pada Bapa, Yoh 1:18; Yoh 3:11; Yoh 8:38; bdk Yoh 8:24+; Ia menyampaikan firman dan ajaran Bapa, Yoh 3:34; Yoh 8:28; Yoh 12:49,50; Yoh 14:24; Yoh 17:8,14; bahkan Dia sendiri adalah Firman, Yoh 1:1,14. Dan Firman itu sungguh berdaya; olehNya segala sesuatu dijadikan, Yoh 1:1+; olehNya orang mati keluar dari kuburnya, Yoh 11:43,44; Yoh 5:28-29; olehNya manusia dihidupkan, Yoh 5:24; Yoh 6:63; Yoh 8:51; olehNya manusia dijadikan Anak Allah, Yoh 10:35; Yoh 1:12; berkat pemberian Roh Kudus yang merupakan prinsip kebakaan, Yoh 1:33+; Yoh 20:22. Dari pihak manusia hanya ada satu syarat saja, yakni: percaya kepada Firman, Yoh 1:12, tinggal dalam Firman, Yoh 8:31, menuruti Firman itu berupa rahasia, Yoh 2:20+, sukar ditangkap, Yoh 6:60; Yoh 7:36; untuk dapat menerimanya orang memerlukan kerendahan hati: dengan mendengar firman itu manusia menjadi terpecah belah, Yoh 7:43; Yoh 10:19; ada yang percaya Yoh 4:41; Yoh 7:40 dst., Yoh 7:46; Yoh 8:30, ada juga yang dengan rasa kecewa mengundurkan diri, Yoh 6:66, kendati "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus, Yoh 2:11+. Tetapi Firman yang mereka tolak itu akan menghukum mereka pada hari terakhir, Yoh 12:48
(0.23115555555556) (Kis 9:13) (jerusalem: orang-orang kudusMu) Allahlah yang sungguh-sungguh kudus, Yes 6:3. Tetapi mereka yang membaktikan diri kepada ibadahNya juga dapat dikatakan kudus, Ima 17:1. Ini juga ditrapkan pada umat Israel, Kel 19:6, dan khusus pada jemaat di zaman Mesias, Dan 7:18. Kemudian istilah itu khususnya mengenai orang-orang Kristen yang merupakan "umat kudus" yang baru, 1Pe 2:5,9. Oleh pentahbisan dalam baptisan Efe 5:26 dst, mereka terpanggil, Rom 1:7; 1Ko 1:2; Efe 1:4; 2Ti 1:9; Mat 3:1, untuk hidup secara kudus, 1Ko 7:34; Efe 1:4; 5:3; Kol 1:22, yang membuat mereka menjadi kudus seperti Allah, 1Pe 1:15 dst; bdk 1Yo 3:3, dan seperti Yesus, Yang Kudus dari Allah. Mar 1:24+, sebab kekudusan dikerjakan oleh Allah, 1Te 4:3+; 1Te 5:23. Lama kelamaan istilah "orang-orang kudus" menjadi lazim untuk menyebut jemaat Kristen, lebih dahulu jemaat di Palestina, Kis 9:13,32,41; Rom 15:26,31; 1Ko 16:1,15; 2Ko 8:4; 9:1,12, dan kemudian semua jemaat, Rom 8:27; 12:13; 16:2,15; 1Ko 6:1 dst; Kis 14:28; 2Ko 13:12; Efe 1:15; 3:18; 4:12; 6:18; Fili 4:21 dst; Kol 1:4; 1Ti 5:10; File 5,7; Ibr 6:10; 13:24; Yud 3 (bdk alamat surat-surat, 2Ko 1:1, dll). Dalam Wah 5:8; 8:3 dll, istilah tsb mengenai para martir. Boleh jadi istilah itu terbatas artinya, sehingga mengenai para pemimpin, para "rasul dan nabi", Efe 3:5 dan Kol 1:26; Efe 3:8; 4:12; Wah 18:20. Akhirnya, seperti sudah halnya dalam Perjanjian Lama. Ayu 5:1, istilah itu dapat ditrapkan pada para malaikat, Mar 8:38; Luk 9:26; Kis 10:22; Yud 14; Wah 14:10. Adakalanya sukar memastikan apakah istilah "orang-orang kudus" berkata tentang para malaikat atau tentang manusia yang sudah dimuliakan, Efe 1:18; Kol 1:12+; 1Te 3:13; 2Te 1:10.
(0.23115555555556) (Kel 5:22) (sh: Nama TUHAN adalah jaminan (Senin, 4 April 2005))
Nama TUHAN adalah jaminan

Nama TUHAN adalah jaminan
Tujuan Firaun agar bangsa Israel meragukan dan melupakan Allah dengan cara menambah beban kerja paksa nampaknya berhasil. Situasi bangsa Israel semakin menyesakkan dan keputusasaan teramat berat menekan mereka. Dalam situasi ini, umat Israel tidak mampu melihat kuasa Tuhan justru sedang bekerja (ayat 6:8). Bahkan Musa pun telah menjadi tawar hati. Musa merasa bersalah dan menganggap dirinya sebagai penyebab kesengsaraan bangsanya. Musa juga menuduh Allah yang mengutusnya untuk berbicara kepada Firaun sebagai Allah yang bengis (ayat 5:22-23).

Allah memiliki rencana keselamatan bagi umat-Nya, yakni membawa mereka ke Tanah Kanaan (ayat 6:6-7). Apa dasarnya? Pertama, Perjanjian Allah dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Di sini Allah memperkenalkan diri dengan nama TUHAN, yang menyatakan Jati Diri-Nya sebagai Yang Setia pada Perjanjian-Nya (ayat 2-3). Nama TUHAN ini menjadi dasar bahwa janji-Nya akan digenapi (ayat 5,6,7). Kedua, Allah telah mendengar seruan penderitaan umat-Nya (ayat 4-5). Oleh karena janji-Nya dan nama-Nya, Ia akan menyelamatkan mereka. Sedangkan bagi Firaun, Allah akan menunjukkan kedahsyatan kuasa-Nya (ayat 5:24). Allah akan memperkenalkan diri-Nya kepada Firaun bahwa Ia adalah Allah Yang Mahakuasa, yang mengatasi segala ilah termasuk sesembahan Mesir (ayat 6:2-5). Inilah perintah Allah kepada Musa untuk kembali disampaikan kepada Firaun saat ia menghadapnya (ayat 9-10,12).

Saat berada dalam bayang-bayang penderitaan kita sulit untuk tetap memercayai Tuhan. Namun, jika kita mau berdiam diri di hadapan-Nya dan merenungkan kasih setia-Nya, kita akan menemukan bahwa Tuhan adalah Allah yang setia. Sebagaimana bagi umat Israel nama TUHAN menjadi pegangan, maka bagi kita nama Yesus meneguhkan bahwa janji-Nya Ya dan Amin. Dia akan memberi kekuatan bagi kita untuk bertahan dalam penderitaan dan berharap kepada-Nya.

Ingat: Nama-Nya adalah Ya dan Amin untuk setiap janji dan firman-Nya.

(0.23115555555556) (1Raj 11:1) (sh: Dosa dan konsekuensinya (Rabu, 16 Februari 2000))
Dosa dan konsekuensinya

Dosa dan konsekuensinya. Dalam perikop ini dosa puncak Salomo digambarkan tanpa penjabaran kejayaannya. Ia tidak hanya mempunyai banyak istri (walaupun ia tahu bahwa hal ini dilarang Allah), namun hatinya pun telah terpaut kepada allah-allah lain karena istri-istrinya. Perjalanan akhir hidupnya sangat ironis dan kemunafikan. Dahulu ia memanjatkan doa berkat untuk rakyatnya, ia mengharapkan hati seluruh umat dan dirinya dicondongkan kepada Tuhan agar hidupnya selalu menurut dan setia pada firman-Nya. Namun kenyataannya sekarang, hati Salomo condong ke allah lain.

Inilah puncak dosa Salomo. Hati adalah pusat segala kehendak manusia. Jika kehendak Salomo tidak lagi berpusat pada Allah melainkan kepada dirinya sendiri, maka bisa dipastikan segala tindakan-tindakan yang direncanakan dan dilakukan juga tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Bahkan ia sudah berani secara terang-terangan mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk semua istrinya.

Dampak dosa yang dilakukan Salomo tidak dapat dilokalisir hanya pada lingkungan istana, tetapi telah menjadi preseden yang sangat buruk bagi seluruh bangsa Israel. Akibatnya mereka pun akan melakukan apa yang dilakukan oleh rajanya. Dengan kata lain dampak dosa Salomo sudah menasional dan sudah merusak kehendak seluruh bangsa Israel juga.

Dampak terberat bagi Salomo adalah kejayaan yang telah ia bangun dengan susah payah akan memudar. Hanya karena komitmen penuh Allah kepada Daud, semua itu baru akan terjadi setelah Salomo meninggal. Dengan kata lain, jika secara penampakannya hingga akhir hidup Salomo, ia sendiri tidak mengalami hukuman atas dosanya, ini tidak berarti bahwa ia terbebas dari segala hukuman dosa atau Allah tidak tegas terhadap dosa yang sudah memuncak. Hanya anugerah Allah semata, konsekuensi itu akan dijatuhkan dan menghantam masa depan seluruh keluarga Salomo.

Renungkan: Bila kita melihat seorang yang telah melakukan dosa namun hidupnya nampak tenang dan masih menikmati kedudukan dan kekuasaannya, jangan beranggapan bahwa ia terbebas dari konsekuensi dosa. Hanya karena kasih karunia-Nya, Allah menunda hukuman-Nya, tetapi kelak pasti akan dijatuhkan setimpal dengan dosanya, sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA