Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1061 - 1080 dari 2514 ayat untuk hebrew:hal (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.1748631) (Kis 2:14) (sh: Bersaksi dengan berani (Senin, 24 Mei 1999))
Bersaksi dengan berani

Bersaksi dengan berani. Ketika banyak orang menyangka bahwa para rasul itu mabuk (ay. 13), Petrus tampil dan menyanggah tuduhan mereka. Dengan pimpinan Roh Kudus, Petrus berkhotbah tentang penggenapan nubuat Allah dengan perantaraan nabi Yoel yaitu Allah akan mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia. Petrus menegaskan bahwa berita Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berpusat pada Yesus Kristus. Demi kebenaran, Petrus bersaksi dengan suara lantang dan tegas. Ejekan-ejekan kepada para pengikut Kristus masih terus mendengung di sekitar kita. Reaksi sedemikian hanya menunjukkan kebutaan rohani seseorang. Sepatutnyalah hati kita justru terdorong untuk menyaksikan dengan berani tentang Yesus Kristus, Juruselamat kita.

Dasar-dasar kesaksian. Kesaksian Petrus mengacu pada beberapa hal penting. Pertama, tentang apa yang difirmankan Tuhan. Kedua, tentang keMesiasan Yesus. Ketiga, berita Injil yang berpusat pada Yesus Kristus. Yang pertama dan kedua berkait dengan apa yang diketahuinya, yang ketiga, berhubungan dengan pangalamannya sendiri. Itu sebabnya Petrus berani berkata, bahwa "kami semua adalah saksi" (ay. 32). Dari Petrus, kita belajar tentang dasar-dasar kesaksian Kristen.

Renungkan: Mempelajari firman-Nya penting; tetapi pengalaman pribadi bersama Yesus merupakan hal yang terpenting.

(0.1748631) (Kis 4:23) (sh: Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun (Senin, 16 Juni 2003))
Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun

Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun. Para murid Tuhan menghadapi dilema besar: memberitakan Injil dan merisikokan diri untuk ditangkap atau tidak memberitakan Injil dan hidup aman. John Bunyan pernah menghadapi dilema yang serupa dan ia memilih untuk memberitakan Injil walau ia harus dipenjarakan tiga kali selama bertahun-tahun. Pendeta Wang Ming Tao juga merisikokan hidupnya tatkala komunisme menguasai Tiongkok.

"Setia sampai mati" adalah tema sentral kristiani. Kita masih ingat pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang dengan berani menolak menyembah patung yang didirikan Nebukadnezar. Itu pulalah yang dilakukan oleh Petrus, Yohanes, serta murid Tuhan yang lainnya. Mereka tidak berhenti memberitakan Injil meski maut membayangi mereka.

Melalui sikap dan keputusan para tokoh iman dan para murid untuk terus memberitakan Injil meskipun berisiko kehilangan nyawa, kita belajar tentang dua hal penting. Pertama, mereka yakin bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang sudah ditentukan Allah. Sehingga yang mereka perjuangkan adalah bagaimana agar hidup dan pekerjaan mereka menjadi pujian bagi Allah. Kedua, mereka mengandalkan kekuatan Allah melalui doa. Dalam doa keyakinan mereka diteguhkan, iman mereka dikuatkan untuk tekun bersaksi. Ketiga, yakin bahwa orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi, dan bermalam dalam naungan-Nya akan memperoleh kepastian dan ketenangan (bdk. Mzm. 91). Memang tidak selalu anak Tuhan memiliki keberanian untuk bersaksi karena mungkin kita akan kehilangan banyak kesempatan bagi masa depan kita. Tetapi apakah sikap seperti itu yang sudah Allah tentukan untuk kita lakukan?

Renungkan: Manusia dapat dipenjarakan tetapi berita Injil tidak bisa dipenjarakan.

(0.1748631) (Kis 5:1) (sh: Musuh dalam selimut (Senin, 31 Mei 1999))
Musuh dalam selimut

Musuh dalam selimut. Gereja yang dipenuhi Roh Kudus, tidak menjamin bahwa semuanya penuh keindahan dan kebenaran. Setelah musuh dari luar tidak mampu membendung kesaksian para rasul ada musuh yang dari dalam. Sepasang suami istri yang cemburu akan penghargaan yang diterima Barnabas, telah menjual tanah mereka dan menyumbangkan hasilnya untuk orang miskin. Tetapi mereka bersekongkol untuk berpura-pura telah memberikan semua hasil penjualan tanah itu -- padahal menyimpan sebagian dari hasil penjualan. Akibat tipuan itu mereka berdua ditimpa kematian mendadak. Kejadian ini menakutkan seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar kejadian itu (ay. 11).

Tiga pelajaran utama. Pertama, Ananias dan Safira tidak berdosa kepada para rasul, tetapi kepada Allah. Allah membenci kemunafikan. Dosa yang menghancurkan dan meracuni persekutuan Kristen ini diungkapkan agar gereja menjauhkan kemunafikan. Kedua, Ananias dan Safira telah gagal menjaga kesucian hati nuraninya. Kesucian hati nurani sangat penting bagi kelangsungan hidup umat tebusan-Nya. Ketiga, pentingnya menegakkan disiplin gereja. Gereja harus waspada terhadap pelanggaran yang dilakukan jemaat, sebab hal-hal itu bisa menjadi senjata Iblis untuk menghancurkan persekutuan Kristen.

(0.1748631) (Kis 5:26) (sh: Tekanan yang semakin berat (Rabu, 2 Juni 1999))
Tekanan yang semakin berat

Tekanan yang semakin berat. Para rasul kembali ditangkap, namun Petrus tetap memiliki keberanian untuk memberitakan Yesus : "yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh" (ay. 27-32). Setelah melalui perdebatan yang sengit, para rasul "hanya" disesah dan kemudian dilepaskan disertai perintah untuk tidak memberitakan tentang Yesus lagi (33-40). Namun keadaan ini tidak membuat para rasul "jera" bahkan mereka bergembira karena telah dianggap layak untuk menderita bagi nama Yesus (41-42).

Semakin ditekan semakin hebat. Pertumbuhan gereja mula-mula disertai dengan tekanan yang dialaminya dalam dua gelombang. Gelombang pertama, mereka dilarang untuk memberitakan Injil dan diberi peringatan, respons para rasul seperti yang sudah pernah kita lihat (4:23-31). Gelombang kedua, mereka menerima larangan dan menerima siksaan. Hasilnya mereka bersukacita dan berani menentang kekuasaan Sanhedrin demi ketaatannya kepada Allah. Tekanan, penganiayaan bahkan pembunuhan sekalipun terhadap Kristen tidak akan menghancurkan Gereja Tuhan. Sebaliknya hal-hal demikian akan makin menyucikan dan menumbuhkan Gereja Tuhan.

Renungkan: Iblis tidak pernah tinggal diam. Dengan berbagai cara ia berusaha menghadang dan menjegal perkembangan Gereja Tuhan.

(0.1748631) (Rm 1:16) (sh: Kekuatan Injil. (Minggu, 10 Mei 1998))
Kekuatan Injil.

Kekuatan Injil.
Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini kokoh oleh siapa pun. Injil memberi hidup dan berkuasa. Inti Injil ialah Yesus Kristus. Injil bukan spekulasi manusia bukan pula ajaran agar manusia berupaya memperbaiki diri sendiri dengan kekuatan moralnya sendiri. Injil adalah kekuatan Allah sendiri. Karena itu Injil mampu menyelamatkan siapa saja yang mempercayakan diri kepada kebenaran Injil (ayat 16). Apa keistimewaan Injil dibandingkan ajaran atau paham lain? Keistimewaannya ialah bahwa di dalamnya nyata kebenaran Allah (ayat 17).

Hanya oleh Iman. Justru hidup di tengah peradaban kota semaju sehebat Roma itulah orang melihat kebangkrutan manusia. Berhikmat namun melakukan hal-hal yang biadab. Berkuasa menaklukkan orang lain namun tak berkuasa mengendalikan nafsu dan ambisi sendiri. Mewah dan terpandang menurut ukuran manusia tetapi intinya keji dan cemat di mata Allah. Dosa dan kehidupan manusia menuju kebinasaan tak dapat diperbaiki oleh apa pun kecuali kekuatan Allah sendiri.

Renungkan: Hidup benar hanya terjadi bila Allah sendiri merintisnya, meneruskan, merampungkannya di dalam kita.

Doa: Mantapkanlah iman kami, gerejaMu di Indonesia masa kini, Tuhan. KekuatanMu sendiri meluputkan kami dari kegoyahan iman karena tantangan dan ancaman dari luar.

(0.1748631) (Rm 8:1) (sh: Kemerdekaan dalam Kristus. (Sabtu, 30 Mei 1998))
Kemerdekaan dalam Kristus.

Kemerdekaan dalam Kristus.
Kini Paulus menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikannya di bagian sebelum ini (ps. 3-7). Di dalam Krisus tidak ada lagi penghukuman. Orang yang sungguh menaruh iman dalam Kristus telah dibenarkan, bukan lagi orang hukuman. Taurat yang impoten memberikan kita baik keselamatan maupun kekudusan (karena kelemahan di pihak kita, 3a) kini diganti oleh Injil yang dalam karya Roh memungkinkan kita merdeka. Kita bebas dari hukuman sebab dosa telah dihukum di dalam kematian Yesus di salib (ayat 3).

Allah Tritunggal sumber keselamatan. Dengan indah sekali Paulus melihat Allah Tritunggal terlibat penuh dalam kasih karunia-Nya menyelamatkan manusia. Pertama, Allah Bapa mengutus Anak-Nya sendiri (ayat 3). Kedua, Anak Allah menjelma menjadi manusia dan Dia (Yesus Kristus) telah menggenapi taurat, menanggung hukuman atas dosa, dan dengan jalan itu memberi kita pembenaran dan pengudusan (ayat 4). Ketiga, Roh Kudus menolong agar apa yang telah Yesus kerjakan untuk kita itu dapat menjadi milik dan pengalaman nyata kita (ayat 5-8).

Renungkan: Hidup dalam Roh berarti: 1) hidup kita menjadi baru bukan lagi di dalam dosa, 2) pola pikir kita dikendalikan Roh bukan dosa, 3) sikap baru yaitu tunduk dan cinta kepada Allah bukan lagi berontak melawan Allah.

Doa: Tuntunlah kami menghayati sifat baru dariMu dengan tekun.

(0.1748631) (Rm 11:25) (sh: Rahasia rencana keselamatan. (Kamis, 11 Juni 1998))
Rahasia rencana keselamatan.

Rahasia rencana keselamatan.
Untuk mencegah kesombongan orang-orang Kristen bukan Yahudi terhadap orang Yahudi, Rasul Paulus menganggap penting untuk menyingkapkan rahasia tentang rencana keselamatan bagi orang Yahudi dan bukan Yahudi (ayat 25). Setelah bangsa-bangsa lain diselamatkan bangsa Israel pun diselamatkan (ayat 26-27). Keselamatan diperoleh semata-mata karena kemurahan Allah (ayat 30-31), dan disambut dengan iman. Keselamatan hanya di dalam Yesus Kristus. Jadi Paulus tidak bicara tentang dua jalan keselamatan, tetapi dua pihak yang sama berdosa dan tidak layak, oleh iman dalam Yesus Kristus boleh diselamatkan.

Puji-pujian dari Paulus. Sebelas pasal panjang telah Paulus pakai untuk memaparkan keajaiban kasih karunia Allah untuk orang berdosa. Ia memaparkan hal-hal penting dari pembenaran, pemilihan, panggilan, pengudusan, eskatologi, sampai pemuliaan Gereja kelak. Kini ia "kehabisan nafas". Ia berseru, ia bertanya, ia menegaskan dan ia akhirnya meninggikan Tuhan Allah. Semua kita pun tidak bisa lagi menyombongkan diri. Di hadapan keajaiban diri Allah, hikmat dan kasih karunia-Nya, karya-karya-Nya yang ajaib, kita hanya dapat tunduk bersyukur, tengadah memuliakan Allah.

Renungkan: Jangan berhenti hanya sampai memikirkan Yesus, teruskan ke konsekuensinya menyembah dan mengagumi Allah di dalam Dia dan melalui Dia!

Doa: Bapa, puji-pujian Rasul Paulus juga menjadi puji-pujian kami disertai hati yang takjub dan meyembah.

(0.1748631) (Rm 14:1) (sh: Tidak harus sama. (Kamis, 30 Juli 1998))
Tidak harus sama.

Tidak harus sama.
Selalu akan ada perbedaan, karena berbeda latar belakang pendidikan, lama menjadi orang beriman, kepercayaan yang dianut pada masa lalu. Tak heran bila kemudian dijumpai sikap, penekanan, penafsiran dan kemantapan yang berbeda satu dengan yang lain, mengenai ajaran Tuhan. Perbedaan itu berkisar pada hal-hal yang tidak mendasar, misalnya mengenai makanan dan hari (ayat 2, 5).

Jangan menghina atau menghakimi. Kadang yang merasa lebih kuat imannya menghina yang lemah; sebaliknya yang lemah imannya menghakimi yang kuat imannya, sehingga terjadilah perpecahan di dalam jemaat Tuhan. Ada kelompok 'lemah iman' dan kelompok 'kuat iman'. Saling menghina dan menghakimi hanya menimbulkan kebencian, yang berakibat buruk pada kesatuan kita dalam Kristus.

Peran pembinaan. Kedewasaan iman tidak terjadi dalam sekejap mata, perlu proses dan tahapan. Inilah pentingnya peran pembinaan. Pembinaan yang baik bukanlah pembinaan yang membuat orang lain meniru pendapat dan gaya hidup sang pembina, tetapi menempatkan Kristus sebagai Tuhan, dan firman-Nya sebagai standar bagi semua orang. Di dalam keyakinan bahwa Kristus sedang membentuk hidup orang dan akan menghakimi tiap orang, mari kita belajar saling menerima perbedaan yang tidak prinsipil dalam kasih.

(0.1748631) (1Kor 5:1) (sh: Kekudusan jemaat (Minggu, 7 September 2003))
Kekudusan jemaat

Kekudusan jemaat. Jemaat Korintus berada dalam kondisi memprihatinkan, karena: [1] ada di antara orang-orang Kristen melakukan perbuatan memalukan, yang bahkan tidak dilakukan oleh orang kafir sekalipun, yaitu tidur dengan ibu tiri sendiri (ayat 1); [2] kesombongan rohani (ayat 2,6): jemaat Korintus merasa bangga karena menganggap sikap mereka menerima orang-orang yang melakukan percabulan dalam komunitas jemaat adalah suatu kemajuan.

Berbeda dengan jemaat, Paulus justru terpukul, sebab sebenarnya bangga akan perbuatan dosa adalah suatu kemunduran. Seharusnya jemaat segera bertindak karena perbuatan dosa jika dibiarkan tidak saja membinasakan individu si pelaku tetapi seluruh jemaat akan tercemar. Hal penting yang harus orang Kristen cermati adalah bahwa kondisi ini selain merusak kesaksian kekristenan, juga melemahkan iman orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Paulus menekankan bahwa dosa harus dibenci, dan orang yang berdosa harus didisiplin. Disiplin yang dijatuhkan semata- mata untuk menjaga kekudusan warga jemaat secara pribadi dan seluruh jemaat.

Di zaman sekarang ini, ada kecenderungan yang sama yaitu tidak menegur anggota jemaat yang melakukan perbuatan dosa, dengan berbagai alasan, misalnya takut dimusuhi. Akibatnya perbuatan dosa menjadi hal yang biasa-biasa saja!

Renungkan: Dosa harus ditelanjangi, pendosa harus digembalakan dan dibimbing untuk bertobat. Warga gereja ikut bertanggung jawab untuk saling menjaga kekudusan jemaat.


Bacaan untuk minggu ke-14 sesudah Pentakosta

Yosua 24:14-18; Efesus 5:21-33; Yohanes 6:60-69; Mazmur 34:15-22

Lagu KJ 157

(0.1748631) (1Kor 7:1) (sh: Seks tidak najis. (Rabu, 27 Agustus 1997))
Seks tidak najis.

Seks tidak najis.
Daya seks dalam diri manusia diciptakan Allah dalam konteks seksualitas manusia dan tujuan-tujuan mulia pernikahan. Jadi bila sebelum ini Paulus berbicara keras terhadap mereka yang bercabul, bukan berarti Paulus mentabukan atau menganggap kotor seks. Kini ia menegaskan bahwa hubungan seks antara suami dan istri adalah hal yang baik. Itu merupakan ungkapan cinta dan kesatuan yang dapat mempernyata keintiman batin yang ada. Paulus memang menyadari juga adanya hal positif dari keadaan melajang, namun ia tidak menganjurkan itu sebagai pola. Menikah adalah kehendak Allah yang umum, tetapi melajang merupakan pilihan dalam kehendak Allah yang khusus.

Pernikahan Kristen. Meski Paulus menganjurkan orang untuk menikah agar luput dari dosa seks, namun ia tidak mengajarkan bahwa nikah adalah pemuas kebutuhan seks. Paulus mengajak orang Kristen berpikir realistis. Masih bujang atau pun sudah menikah, jangan bertindak ekstrim. Di dalam hubungan seks yang sahlah orang dimungkinkan untuk mengalami kehidupan seks yang benar, aman, sehat, dan indah.

Doa: Firman-Mulah petunjuk untuk kami menerima dan menyikapi seksualitas kami dengan benar.

(0.1748631) (1Kor 10:14) (sh: Tidak bisa ikut menyembah berhala. (Selasa, 2 September 1997))
Tidak bisa ikut menyembah berhala.

Tidak bisa ikut menyembah berhala.
Salah satu masalah yang dihadapi Gereja di Korintus ialah penyembahan berhala. Waktu itu kota Korintus terkenal dengan kuil-kuil penyembahan berhala. Untuk orang bukan Kristen, menyembah berhala adalah lumrah. Tetapi tidak untuk pengikut Kristus. Allah yang hidup itu dulu telah menyatakan "Jangan ada padamu ilah lain di hadapan-Ku" (Kel. 20:3). Allah yang hidup itu kini telah sepenuhnya nyata dalam Kristus. Orang Kristen bukan saja percaya tentang Kristus, tetapi dalam Kristus. Bagaimana mungkin yang telah satu dengan Kristus, ikut lagi menyembah hal yang bukan Allah?

Sikap Kristen dalam masyarakat kafir. Dengan melarang Kristen menyembah berhala, Paulus bukan sedang mengakui bahwa berhala sungguh hidup. Percaya kepada berhala adalah sia-sia dan mengundang murka Allah sebab berhala hanya patung yang mati yang diperalat roh-roh jahat untuk mengalihkan iman manusia yang seharusnya ditujukan kepada Allah. Itu sebabnya, Kristen boleh membeli daging bekas persembahan yang dijual di pasar. Hal itu lain dari ikut serta menyembah berhala. Tetapi bila orang lain terganggu nuraninya, lebih baik tidak.

Renungkan: Lakukan apa saja asal membangun iman.

(0.1748631) (1Kor 15:35) (sh: Tubuh kemuliaan. (Rabu, 29 Oktober 1997))
Tubuh kemuliaan.

Tubuh kemuliaan.
Orang Yunani menolak kebangkitan karena alasan filosofis. Mereka beranggapan bahwa tubuh ini jahat. Mengimani bahwa Kristus bangkit kembali lalu mempercayai bahwa kebangkitan-Nya itu akan berakibat pada kebangkitan tubuh kita, adalah suatu hal yang bodoh. Untuk mereka itu berarti manusia akan terpenjara selamanya dalam tubuh dosa. Mereka tidak tahu bahwa kebangkitan dalam Kristus adalah kebangkitan ke dalam tubuh kemuliaan.

Belajar dari alam. Benar sekali Allah berbicara dalam dua kitab: kitab pertama ialah alam, kitab kedua ialah Alkitab. Bila disimak dengan teliti dan hati-hati, nyata bahwa keduanya saling mendukung dan melengkapi. Dari alam kita belajar bahwa kematian bukanlah akhir tetapi awal dari kehidupan baru. Dari alam kita belajar bahwa hal yang sama memiliki tingkat kemuliaan yang berbeda. Demikian juga halnya dengan kebangkitan tubuh kita kelak. Karena kita mati di dalam Kristus, maka kita akan bangkit oleh kemuliaan-Nya. Karena Kristus telah lebih dulu bangkit, maka Ia yang akan membangkitkan semua orang beriman dari kematian. Tentu saja tidak lagi dalam tubuh yang akan binasa, tetapi dalam tubuh rohani yang mulia karunia-Nya.

Doa: Segarkanlah aku dalam tubuh yang fana ini oleh kuasa hidup kekal dalam kebangkitan-Mu, o Tuhan.

(0.1748631) (1Kor 16:1) (sh: Penatalayanan keuangan (Selasa, 21 Mei 2013))
Penatalayanan keuangan

Judul: Penatalayanan keuangan
Salah satu pelayanan penting yang dilakukan Paulus selama perjalanannya ialah pengumpulan "uang persembahan" bagi orang-orang kudus dan orang-orang miskin di jemaat Yerusalem (1; Rm.15:25-26). Motivasi dasar Paulus ialah mempersatukan orang-orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi. Harapannya ialah pernyataan kasih dari orang-orang bukan Yahudi ini dapat membantu membangun jembatan di antara dua kelompok tersebut (2 Kor.8-9).

Paulus memberikan saran praktis kepada jemaat untuk penatalayanan uang persembahan itu. Persembahan tersebut diberikan pada hari pertama dari tiap-tiap minggu (2). Setiap jemaat harus datang pada pertemuan ibadah dan memberikan persembahannya. Mereka telah menerima berkat Tuhan, maka mereka pun bisa menjadi berkat bagi orang lain. Pemberian itu harus "sesuai dengan apa yang kamu peroleh" – Orang menerima banyak diharapkan memberi banyak. Orang yang memiliki sedikit, tidak menjadikannya alasan untuk tidak memberi. Memberi sesuai dengan kemampuan adalah penting, supaya tidak ada yang memberi dengan terpaksa (2). Paulus juga menuntut keteraturan, dalam jemaat "menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang." Ia berharap agar mereka sudah mempersiapkan persembahan (2).

Integritas Paulus terlihat dari cara ia menangani uang jemaat. Ia tidak terlibat langsung tetapi mengirim utusan yang kelayakannya ditentukan oleh jemaat setempat (3). Jadi tidak ada celah bagi siapa pun untuk menuduh Paulus memanipulasi uang tersebut.

Paulus menyatakan kerinduan untuk mengunjungi jemaat (5). Ia tidak ingin sekedar berjumpa, melainkan tinggal agak lama di sana (6-7). Sehingga ia dapat melayani dan menolong orang-orang bagi Kristus. Salah satu bentuknya adalah mendorong mereka terlibat dalam pelayanan persembahan itu. Teladani Paulus yang berintegritas dalam hal keuangan. Milik kita adalah anugerah Allah. Maka berbagi dengan yang membutuhkan adalah berbagi anugerah Allah.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/21/

(0.1748631) (Flp 3:1) (sh: Musuh Injil. (Jumat, 30 Oktober 1998))
Musuh Injil.

Musuh Injil.
Sebagai orang Ibrani sejati, Paulus sangat mengutamakan moralitas dan keagamaan. Akibatnya ia malah menjadi musuh Kristus, musuh Injil (ayat 4-6). Semua yang diunggulkannya itu ternyata sia-sia, karena tidak mampu membuat Allah memperhitungkannya benar. Tak seorang pun benar karena usahanya sendiri. Itu sebabnya kepada mereka yang datang mengabarkan "injil" sunat (ayat 1b-3), Paulus menegur keras. Pengenalan akan Kristus Yesus membuat semua hal-hal lahiriah yang diandalkannya dulu seumpama sampah (ayat 8).

Dulu, kini, kelak. Tiap orang memiliki tiga aspek waktu perjalanan hidup: dulu, kini, kelak. Seperti Paulus, mari kita tinggalkan yang di belakang! Serahkanlah kebaikan maupun kejahatan itu kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan! Marilah kita mengejar harta sorgawi yang Tuhan peruntukkan menjadi masa depan kekal kita (ayat 12-16). Mari kita jalani masa kini kita dengan kerinduan untuk mengenal Kristus, mengalami penuh kematian dan kuasa kebangkitan Kristus (ayat 10-11). Dengan kata lain, marilah kita jalani hidup yang sepenuhnya bersumber dan bergantung pada hidup dan karya penyelamatan Yesus Kristus.

(0.1748631) (Flp 3:17) (sh: Reformasi hidup. (Sabtu, 31 Oktober 1998))
Reformasi hidup.

Reformasi hidup.
Kristen tidak lagi hidup secara daging. Rupanya di antara jemaat Filipi terdapat orang-orang yang memberi teladan salah. Mereka tidak menolak Injil dengan jalan mengandalkan usaha moral dan keagamaan mereka, sebaliknya mereka meniadakan kuasa Injil dengan menganjurkan kehidupan yang memenuhi nafsu tubuh (ayat 19). Dengan berbuat demikian, mereka hidup sebagai musuh salib Kristus (ayat 18). Lagi-lagi kehidupan Paulus adalah contoh tentang bagaimana hidup Kristen seharusnya. Apabila anugerah Tuhan telah menjamah hidup kita, pastilah hidup itu akan mengeluarkan hal-hal yang benar.

Warganegara sorga. Dengan suatu kepastian yang kokoh, Paulus memberitahukan, bahwa jemaat Filipi adalah warga sorga yang tinggal di dunia ini (ayat 20). Keadaan jasmani kita kini bersifat sementara saja, sebab kelak kita akan diberikan tubuh surgawi yang mulia (ayat 21). Kita akan luput dari pengaruh keduniawian dengan hawa nafsunya yang membinasakan, bila kita ingat kedua kebenaran tersebut. Hiduplah sebagai warganegara sorga, bukan dunia ini. Hiduplah dalam perspektif mengharapkan kemuliaan tubuh sorgawi kita kelak, yang terpancar dalam tubuh jasmani kita kini!

Doa: Ya Tuhan, oleh pertolonganmu, jadikan hambamu teladan dalam seluruh hidupku.

(0.1748631) (1Tes 4:1) (sh: Kudus itu indah. (Sabtu, 15 November 1997))
Kudus itu indah.

Kudus itu indah.
Setahun sekali Presiden memberikan anugerah adipura kepada kota yang dinilai bersih. Kota yang bersih dan ditata dengan baik pastilah merupakan kota yang nyaman untuk didiami. Beda halnya dengan kota yang jorok dan semrawut. Pasti kita tidak akan merasa betah tinggal di dalamnya. Secara terbatas kekudusan dapat digambarkan seperti kebersihan. Hanya kini kita bicara bukan tentang kebersihan secara fisik tetapi secara moral. Orang Kristen harus memiliki hidup nikah yang kudus (ayat 3,4), dan hidup sehari-hari yang tulus (ayat 6). Hidup kudus adalah akibat dari mengalami panggilan Allah yang kudus dan didiami oleh Roh Kudus.

Kasih itu indah. Ciri lain dari umat Tuhan ialah hidup dalam persekutuan kasih yang hangat. Menurut Paulus, jemaat di Tesalonika telah belajar kasih dari Allah. Itu berarti kasih yang seharusnya ada di kalangan anak-anak Tuhan adalah akibat bekerjanya kasih karunia Allah dalam hidup mereka. Paulus ingin agar hal indah itu tidak sekadar ada tetapi dipraktekkan lebih sungguh dalam kehidupan jemaat Tesalonika.

Renungkan: Tidak ada hal yang lebih memancarkan kemuliaan Allah dalam kehidupan orang percaya, selain hidup yang kudus dan penuh kasih.

(0.1748631) (2Tes 3:6) (sh: Kasih dan ketertiban hidup. (Kamis, 22 Oktober 1998))
Kasih dan ketertiban hidup.

Kasih dan ketertiban hidup.
Karena ajaran ekstrim bahwa Tuhan akan segera datang, sebagian jemaat malah hidup tidak tertib. Mereka sibuk dengan hal-hal yang tak berguna, sampai mereka tidak bekerja (ayat 11-12). Paulus menasehati jemaat agar menegur orang sedemikian. Terus menyokong mereka akan berakibat buruk (ayat 6). Sebaliknya, orang-orang itu dianjurkan untuk bekerja agar beroleh nafkahnya sendiri (ayat 12). Sekarang pun banyak kelompok yang mengutamakan ajaran tentang kedatangan Yesus kembali, sampai mengabaikan tanggungjawab sosial mereka. Berilah mereka peringatan dalam kasih bahwa penantian akan kedatangan Tuhan justru menghasilkan ketertiban hidup!

Pentingnya keteladanan hamba Tuhan. Nasehat dan teguran yang Paulus berikan bukan omong kosong. Ia sendiri mempraktekkan apa yang diajarkannya. Ia bekerja dan tidak makan roti orang dengan percuma (ayat 8). Memang tidak ada keharusan bahwa hamba Tuhan harus mencari nafkah sendiri. Prinsip yang dapat kita ambil di sini ialah bahwa hamba Tuhan harus menjadi teladan dalam mengelola keuangan dan mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Hamba Tuhan harus hidup tertib bila ingin jemaat yang dilayaninya hidup tertib pula.

(0.1748631) (Flm 1:1) (sh: Perhatian Paulus (Senin, 5 Juli 1999))
Perhatian Paulus

Perhatian Paulus. Paulus adalah seorang bapa rohani yang sangat memperhatikan anak-anak rohaninya. Isi doa Paulus memperlihatkan bahwa Paulus sangat memperhatikan kehidupan Filemon sebagai pelayan jemaat. Walaupun sebagian besar hidupnya ia lalui di penjara, hal itu tidak menjadi halangan baginya untuk mengetahui perkembangan masing-masing orang atau jemaat yang dilayaninya. Tak satu pun dari mereka yang lepas dari perhatian dan pergumulan doanya. Perhatian seperti inilah yang seharusnya dimiliki oleh seorang pelayan Tuhan terhadap jemaat yang dilayaninya.

Hamba yang "turba". Ucapan syukur Paulus mengungkapkan keajaiban kasih Kristus yang menciptakan iman dan kasih yang aktif dalam diri Filemon. Hal ini tampak dalam aktifitas Filemon. Ia tidak hanya memberikan pengajaran, tetapi juga rela menghampiri jemaat yang membutuhkan penghiburan. Filemon adalah hamba Allah yang rela "turba" (turun ke bawah) untuk menyapa dan mengalirkan kasih Allah dalam dirinya kepada orang-orang yang membutuhkan. Banyak pelayan Tuhan beranggapan bahwa jemaat Tuhan cukup dipuaskan melalui berbagai pengajaran (khotbah, dlsb.). Namun sesungguhnya mereka mengharapkan seorang pemimpin gereja yang rela "turba", memberikan penghiburan dan kekuatan melalui sapaan akrab dalam keseharian.

(0.1748631) (Why 8:1) (sh: Setengah jam yang menentukan (Minggu, 3 November 2002))
Setengah jam yang menentukan

Setengah jam yang menentukan.
Setelah pasal 7, yang seluruhnya merupakan suatu sisipan yang menghiburkan, kini kita sampai kepada pembukaan meterai yang ketujuh dan terakhir dari gulungan kitab yang memuat rencana Allah. Ketika Anak Domba membuka meterai ketujuh, setengah jam lamanya terjadi suasana sunyi senyap di surga. Setengah jam yang senyap itu sangat khusyuk karena sedemikian serius dan menentukan. Kita dapat membayangkan bahwa waktu setengah jam ini, Allah pakai untuk memikirkan hal-hal yang menyangkut masa depan dunia. Allah memikirkan tentang sesuatu yang serius dan penting. Seperti, penghakiman yang akan Allah lakukan, berakhirnya zaman, serta diperhitungkannya status kekal tiap makhluk hidup. Hanya "setengah jam" Allah berdiam diri untuk menentukan nasib akhir dunia yang Dia ciptakan. Akhir dari "setengah jam" berdiam diri, Allah mengutus tujuh malaikat dengan tujuh sangkakala. Tak pelak lagi zaman ini akan berakhir. Pada intinya, bunyi sangkakala mengandung dua makna. Pertama, seperti yang sering dipergunakan dalam Perjanjian Lama, bunyi sangkakala berfungsi untuk memberi tanda isyarat sehingga membuat orang siaga (lih. Bil. 10:1-10). Kedua, bunyi sangkakala acapkali terdengar dalam Perjanjian Baru berkenaan dengan kesudahan dunia (lih. Mat. 24:31; 1Kor. 15:52; 1Tes. 4:16).

Sebenarnya bencana yang akan Allah timpakan atas bumi, bertujuan agar manusia siaga menghadapi Hari Tuhan. Kehancuran yang meliputi unsur-unsur alam di luar kontrol manusia, akan terjadi.

Renungkan:
Panggilan kita bukanlah mencari tahu bila itu terjadi, tetapi hidup layak bagi kedatangan-Nya.

(0.1728017625) (1Tim 3:8) (full: DIAKEN-DIAKEN. )

Nas : 1Tim 3:8

Diaken (Yun. _diakonos_) berarti "seorang hamba". Salah satu fungsi ditunjukkan dalam Kis 6:1-6. Mereka menolong gembala dengan mengurus hal-hal jasmani dan bukan rohani dari gereja supaya gembala dapat memusatkan diri pada doa dan pelayanan Firman (Kis 6:2). Syarat-syarat rohani untuk jabatan diaken pada dasarnya sama dengan penilik dan gembala (bd. ayat 1Tim 3:1-7 dengan ayat 1Tim 3:8-13; lih. Kis 6:3).



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA