Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1041 - 1060 dari 1120 ayat untuk hebrew:luk (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12469446808511) (1Kor 2:4) (full: KEYAKINAN AKAN KEKUATAN ROH. )

Nas : 1Kor 2:4

Teks :
  1. 1) Sebagai suatu keyakinan (pertunjukan) akan kekuatan Roh Kudus (1Kor 1:18,24), pemberitaan Paulus meliputi:
    1. (a) tindakan Roh dalam menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman, dan membawa kesaksian tentang kuasa penyelamatan dari Kristus yang sudah bangkit (bd. pasal 1Kor 5:1-6:20;

      lihat cat. --> Yoh 16:8;

      [atau ref. Yoh 16:8]

      Kis 2:36-41);
    2. (b) kuasa untuk mengubah kehidupan (1Kor 1:26-27; bd. Kis 4:13);
    3. (c) kuasa yang mengerjakan kekudusan dalam hidup orang percaya (1Kor 5:3-5); dan
    4. (d) kuasa Allah yang dinyatakan dengan tanda ajaib dan mukjizat (Kis 2:29-33; 4:29-30; 5:12; 14:3; 2Kor 12:12).
  2. 2) Beberapa bagian lain di PB menekankan bahwa pemberitaan Injil telah disertai kuasa khusus dari Roh Kudus: Mr 16:17-18; Luk 10:19; Kis 28:3-6; Rom 15:19; 1Kor 4:20; 1Tes 1:5; Ibr 2:4.
  3. 3) Semua pelayan Injil harus berdoa agar melalui pelayanannya
    1. (a) orang akan diselamatkan (Kis 2:41; 11:21,24; 14:1),
    2. (b) orang yang baru percaya akan dipenuhi dengan Roh Kudus (Kis 2:4; 4:31; 8:17; 19:6),
    3. (c) roh-roh jahat akan diusir (Kis 5:16; 8:7; 16:18),
    4. (d) orang sakit akan disembuhkan (Kis 3:6; 4:29-30; 14:10), dan
    5. (e) pengikut akan belajar menaati standar dan pengajaran yang benar dari Kristus (Mat 28:18-20; Kis 11:23,26;

      lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

(0.12469446808511) (Gal 3:5) (full: IA YANG MENGANUGERAHKAN ROH. )

Nas : Gal 3:5

Petunjuk Paulus kepada Roh (ayat Gal 3:2,5,14; 4:6) meliputi baik baptisan dalam Roh maupun pekerjaan khusus Roh selanjutnya (bd. Kis 1:4-5; 2:4; 8:14-17; 10:44-47; 11:16-17; 19:1-6; 1Kor 12:4-11). Hal ini ditunjukkan oleh

  1. (1) penggunaan istilah "mukjizat" (Yun. _dunamis_) yang mengandung arti bahwa rasul Paulus sedang berpikir tentang penyataan karisma Roh Kudus dan kedatangan-Nya dengan "kuasa" (Yun. _dunamis_) pada hari Pentakosta (Kis 1:8; bd. Kis 2:1-4);
  2. (2) penggunaan bentuk partisip sekarang ("menganugerahkan" dan "melakukan"), yang menunjukkan manifestasi yang berkesinambungan dari karunia-karunia Roh Kudus;
  3. (3) penggunaan ungkapan "Roh yang telah dijanjikan itu" (ayat Gal 3:14) yang hampir sama dengan kata-kata Petrus dalam Kis 2:33 (bd. Luk 24:49; Kis 1:4); dan
  4. (4) penegasan dalam Gal 4:6 bahwa pengangkatan sebagai anak-anak Allah terjadi sebelumnya dan adalah dasar untuk pengiriman Roh Kudus ke dalam hati orang percaya.
(0.12469446808511) (1Tim 2:4) (full: YANG MENGHENDAKI SUPAYA SEMUA ORANG DISELAMATKAN. )

Nas : 1Tim 2:4

Alkitab menyatakan dua aspek kehendak Allah untuk manusia berhubung dengan masalah keselamatan: kehendak-Nya yang sempurna dan kehendak-Nya yang mengizinkan (lih. Mat 7:21; Luk 7:30; 13:34; Yoh 7:17; Kis 7:51;

lihat art. KEHENDAK ALLAH).

  1. 1) Kehendak Allah yang sempurna sungguh-sungguh menginginkan "supaya semua orang diselamatkan". Allah tidak mau seorang pun binasa, "melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2Pet 3:9). Aspek kehendak Allah ini berkaitan dengan apa yang diinginkan oleh-Nya, dan bukan apa yang diizinkan-Nya.
  2. 2) Kehendak Allah yang mengizinkan berkaitan dengan apa yang dibiarkan atau diizinkan oleh-Nya, dan bukan apa yang sebenarnya diinginkan-Nya. Bahwa banyak orang tetap terhilang dalam dosa berhubungan dengan aspek kehendak Allah ini dan bukan karena kehendak-Nya yang sempurna. Kalau ada orang yang memilih untuk tetap tidak selamat, Allah akan mengizinkan hal itu karena Dia tidak memaksa mereka yang menolak untuk menerima keselamatan dari Anak-Nya. Dengan demikian, banyak hal yang terjadi di dunia ini sebenarnya bertentangan dengan kehendak Allah yang sempurna (yaitu dosa, hawa nafsu, kekerasan, kebencian, dan ketegaran hati), tetapi dalam kehendak-Nya yang mengizinkan.
  3. 3) Kedua aspek kehendak Allah ini juga berfungsi dalam pengalaman hidup yang menyedihkan dan mendukakan. Banyak penderitaan dan kesulitan pribadi diizinkan Allah, tetapi belum tentu menjadi maksud atau kehendak-Nya yang utama untuk orang itu. Karena dosa, pemberontakan, dan kesembronoan, maka kesulitan dan kesukaran dapat terjadi tanpa diinginkan Allah. Penderitaan pribadi kadang-kadang dapat disebabkan karena prinsip ilahi "yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Gal 6:7).
(0.12469446808511) (Ibr 12:1) (full: PERLOMBAAN YANG DIWAJIBKAN BAGI KITA. )

Nas : Ibr 12:1

Perlombaan ini merupakan ujian iman seumur hidup kita di dalam dunia ini (Ibr 10:23,38; 11:1-40; 12:25; 13:13).

  1. 1) Perlombaan ini harus dilaksanakan "dengan tekun" (Yun. _hupomone_), yaitu dengan kesabaran dan ketabahan (bd. Ibr 10:36; Fili 3:12-14). Cara untuk mencapai kemenangan sama dengan cara yang dipakai orang-orang kudus dalam pasal Ibr 11:1-40 -- maju terus hingga mencapai akhir (bd. Ibr 6:11-12; 12:1-4; Luk 21:19; 1Kor 9:24-25; Fili 3:11-14; Wahy 3:21).
  2. 2) Perlombaan ini harus dilaksanakan dengan membuang dosa-dosa yang menghalangi atau menghambat kecepatan kita dan dengan mengarahkan pandangan, hidup, dan hati kita kepada Yesus dan teladan ketaatan yang tabah yang ditunjukkan oleh-Nya ketika di bumi (ayat Ibr 12:1-4).
  3. 3) Perlombaan ini harus dilaksanakan dengan kesadaran bahwa bahaya terbesar yang menghadang kita adalah pencobaan untuk menyerah lagi kepada dosa (ayat Ibr 12:1,4), kembali "ke negeri yang telah kita tinggalkan" (Ibr 11:15; Yak 1:12), dan kembali menjadi warga dunia ini (Ibr 11:13; Yak 4:4; 1Yoh 2:15;

    lihat cat. --> Ibr 11:10).

    [atau ref. Ibr 11:10]

(0.12469446808511) (1Ptr 2:5) (full: IMAMAT KUDUS. )

Nas : 1Pet 2:5

Dalam PL keimaman terbatas pada suatu golongan minoritas tertentu. Kegiatan mereka yang khusus ialah mempersembahkan kurban kepada Allah, mewakili umat-Nya dan berbicara langsung dengan Allah (Kel 28:1; 2Taw 29:11). Kini melalui Yesus Kristus, setiap orang Kristen sudah menjadi imam di hadapan Allah (Wahy 1:6; 5:10; 20:6). Keimaman semua orang percaya berarti sebagai berikut:

  1. 1) Semua orang percaya boleh langsung menghadap Allah melalui Kristus (1Pet 3:18; Yoh 14:6; Ef 2:18).
  2. 2) Semua orang percaya berkewajiban untuk hidup kudus (ayat 1Pet 2:5,9; 1:14-17).
  3. 3) Semua orang percaya harus mempersembahkan "persembahan rohani:" kepada Allah, termasuk:
    1. (a) hidup dalam ketaatan kepada Allah dan jangan menjadi serupa dengan dunia (Rom 12:1-2);
    2. (b) berdoa kepada Allah dan memuji Dia (Mazm 50:14; Ibr 13:15;

      lihat art. PUJIAN);

    3. (c) melayani dengan sepenuh hati dan pikiran (1Taw 28:9; Ef 5:1-2; Fili 2:17);
    4. (d) melakukan perbuatan baik (Ibr 13:16);
    5. (e) memberi dari harta milik (Rom 12:13; Fili 4:18); dan
    6. (f) mempersembahkan tubuh kita kepada Allah sebagai senjata kebenaran (Rom 6:13,19).
  4. 4) Semua orang percaya harus bersyafaat dan saling mendoakan serta berdoa untuk semua orang (Kol 4:12; 1Tim 2:1; Wahy 8:3; bd.

    lihat art. DOA SYAFAAT).

  5. 5) Semua orang percaya harus memberitakan Firman Allah dan mendoakan keberhasilannya (ayat 1Pet 2:9; 3:15; Kis 4:31; 1Kor 14:26; 2Tes 3:1).
  6. 6) Semua orang percaya dapat memimpin baptisan air dan Perjamuan Kudus (Mat 28:19; Luk 22:19).
(0.12469446808511) (Kej 6:5) (jerusalem) Bagian kitab Kejadian ini menyatukan dua ceritera sejalan mengenai peristiwa yang sama. Ceritera pertama berasal dari tradisi Yahwista. Ia bergaya bahasa hidup dan berwarna-warni dan merangkum Kej 6:5-8; 7:1-5,7-10 (berupa saduran), Kej 6:12,16,17,22; 8:2-3,6-12,13,20-22. Ceritera lain berasal dari tradisi Para Imam. Bahasa dan rumusannya lebih tepat dan lebih dipikirkan masak-masak, tetapi gaya bahasanya kurang menarik. Ia merangkum Kej 6:9-22; 7:6-11,13-16,18-21,24; 8:1-2,3-5,13,14-19; 9:1-17. Penyadur yang menyatukan kedua ceritera itu mempertahankan corak khas masing-masing ceritera. ia sama sekali tidak berusaha menghilangkan beberapa perbedaan antara kedua tradisi tsb. Ada juga terpelihara beberapa ceritera mengenai air bah yang berasal dari Babel. Ceritera-ceritera itu menunjukkan berbagai persamaan yang menyolok dengan kisah yang tercantum dalam Alkitab. Ceritera Alkitab tidak bergantung pada ceritera-ceritera Babel secara langsung, namun bersumber pada tradisi asli itu berupa sebuah kemenangan akan satu atau beberapa banjir dahsyat yang pernah melanda lembah sungai Tigris dan Efrat. Lama kelamaan banjir itu dalam tradisi diperbesar sampai menjadi air bah yang melanda seluruh bumi. Hanya ceritera Kitab Suci memperkaya kisah rakyat aseli itu dengan ajaran mengenai keadilan dan kerahiman Allah dan dengan ajaran mengenai kedosaan manusia serta keselamatan yang dikaruniakan Allah kepada orang benar (bdk Ibr 11:7). Air bah merupakan penghakiman Allah dan mengibaratkan penghakiman di akhir zaman, Luk 17:26 dst; Mat 24:37 dst, sama seperti keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada Nuh menjadi lambang keselamatan yang diperoleh manusia melalui baptisan, 1Pe 3:20-21.
(0.12469446808511) (Ayb 1:6) (jerusalem: menghadap TUHAN) Bagaikan seorang raja Allah memberi "audiensi" pada hari-hari tertentu. Mengenai istilah "anak-anak Allah" bdk Ayu 2:1; 38:7; Kej 6:1+; Maz 29:1+; Maz 89:7. "Anak-anak Allah" itu ialah makhluk-makhluk sorgawi, lebih tinggi derajatnya dari pada derajat manusia. Mereka menjadi iringan Allah dan dewan penasehatNya. Kemudian hari makhluk-makhluk itu disamakan dengan malaikat-malaikat (begitu misalnya dalam Alkitab Yunani), bdk Tob 5:4+
(0.12469446808511) (Mat 16:18) (jerusalem: Petrus) Baik kata Yunani "petros" maupun kata Aram yang searti "kefa" (=padas)rupanya tidak dipakai sebagai nama diri sebelum Yesus menamai kepala para rasul begitu. Nama itu melambangkan peranan Petrus sebagai dasar jemaat. Boleh jadi Yesus sudah merobah nama Petrus sebelum kejadian di Kaisarea Filipi ini, bdk Yoh 1:42; Mar 3:16; Luk 6:14
(0.12469446808511) (Mat 17:1) (jerusalem) Berbeda dengan cerita Markus (Mar 9:2+) dan Lukas (Luk 9:28+) Matius terutama menggambarkan Yesus yang berubah rupa sebagai Musa yang baru, bdk (Mat 4:1+), yang di atas gunung Sinai yang baru bertemu dengan Allah dalam sebuah awan, Mat 16:5; Kel 24:15-18; wajahNya bercahaya, Mat 16:2; Kel 34:29-35; bdk 2Ko 3:7-4:6; Ia didampingi dua tokoh dari Perjanjian Lama yang mendapat pewahyuan Allah di gunung Sinai, Kel 19:23-24; 1Ra 19:9-13; kedua tokoh itu mempribadikan hukum Taurat dan para Nabi; dua-duanya digenapi Yesus, Mat 5:17. Suara sorgawi menyuruh orang mendengarkan Yesus sebagai Musa yang baru, Ula 18:15; bdk Kis 3:20-26; murid-murid tersungkur (menyembah) di depan Guru terhormat itu, bdk Mat 28:17. Penglihatan selesai Yesus tinggal seorang diri, Mat 16:8, sebab memang Yesus cukup sebagai pengajar hukum yang sempurna dan terakhir. KemuliaanNya kini hanya sementara, sebab Yesuspun "Hamba Tuhan", Mat 16:5; Yes 42:1; bdk Mat 3:16-17+, yang harus menderita dan mati, Mat 16:21; Mat 17:22-23, sama seperti PerintisNya, Mat 16:9-13, sebelum dapat masuk ke dalam kemuliaanNya yang tetap melalui kebangkitan.
(0.12469446808511) (Mat 20:28) (jerusalem: menjadi tebusan) Dosa manusia mengakibatkan bahwa manusia berhutang terhadap keadilan ilahi, sehingga harus menjalani hukuman mati yang dituntut oleh Hukum, bdk 1Ko 15:56; 2Ko 3:7,9; Gal 3:13; Rom 8:3-4 serta catatan-catatan yang bersangkutan. Untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa dan maut, Rom 3:24+, maka Yesus membayar uang tebusannya dengan menumpahkan darahNya sendiri, 1Ko 6:20; Mat 7:23; Gal 3:13; Gal 4:5, serta catatan-catatan yang bersangkutan, ialah dengan mati akan ganti mereka yang berhutang, sebagaimana dinubuatkan tentang "Hamba Tuhan", Yes 53. Kata Ibrani yang diterjemahkan dengan "banyak orang", Yes 53:11 dst., memperlawankan jumlah besar orang yang ditebus dengan Penebus yang hanya seorang, tetapi tidak mengatakan bahwa jumlah orang yang ditebus hanya kecil saja, Rom 5:6-21. Bdk Mat 26:28+
(0.12469446808511) (Yoh 1:14) (jerusalem: manusia) Harafiah: daging. Dengan menggunakan istilah itu, lih. Rom 7:5+. Yohanes menekankan bahwa Firman itu benar-benar termasuk umat manusia. Hal ini kerap kali ditonjolkan Yohanes. Kemudian orang berkata tentang "penjelmaan" (inkarnasi). Bdk 1Yo 4:2; 2Yo 7; demikianpun Paulus, Rom 1:3; Gal 4:4; Fili 2:7; Kol 1:19
(0.12469446808511) (1Tes 5:1) (jerusalem) Dengan memungut keterangan Tuhan sendiri tentang ketidak-pastian saat kedatanganNya yang terakhir, Mat 24:36 dsj; Kis 1:7, yang harus ditunggui orang sambil berjaga-jaga, Mat 24:42 dsj, Mat 24:50; 25:13, Paulus menegaskan bahwa tidak tahu akan saat itu. Hari Tuhan, 1Ko 1:8+, datang seperti pencuri pada malam hari, bdk Mat 24:43 dsj; orang harus berjaga-jaga, 1Te 5:6; bdk Rom 13:11; 1Ko 16:13; Kol 4:2; 1Pe 1:13; 5:8; Wah 3:2 dst; Wah 16:15, sebab waktunya memang singkat, 2Ko 6:2+. Meskipun dahulu dapat mengandaikan, bahwa akan dia antara mereka yang mengalami Hari itu, 1Te 4:17; bdk 1Ko 15:51, namun kemudian Paulus menganggap mungkin bahwa akan mati dahulu, 2Ko 5:3; Fili 1:23. Ia pun menegur mereka yang menyangka bahwa Hari itu sudah di ambang pintu, 2Te 2:1 dst. Pendapatnya mengenai pertobatan bangsa-bangsa bukan Yahudi, Rom 11:25, menyarankan bahwa waktu penantian itu akan berlangsung lama, bdk Mat 25:19; Luk 20:9; 2Pe 3:4,8-10.
(0.12469446808511) (1Ptr 3:19) (jerusalem) Ayat ini barangkali menyinggung turunnya Kristus ke dalam dunia orang mati (Yunani: Hades), bdk Mat 16:18+, pada waktu yang berlangsung antara wafatNya dan kebangkitanNya, Mat 12:40; Kis 2:24,31; Rom 10:7; Efe 4:9; Ibr 13:20; "dalam roh" Yesus turun ke sana, bdk Luk 23:46, atau kiranya dengan lebih tepat "menurut Roh". Rom 1:4+, sedangkan "dagingNya" mati di salib, Rom 8:3 dst. Roh-roh yang di dalam penjara "yang kepadanya Yesus" memberitakan Injil (harafiah: memberitakan: yakni keselamatan), ialah menurut sementara ahli roh-roh jahat yang terbelenggu (seperti dikatakan dalam buku apokrip Henokh). Ada sementara ahli yang memperbaiki teks 1Petrus, sehingga bukan Kristus melainkan Henokh memberitakan kabarnya. Dengan memberitakan kabarNya Kristus menaklukkan roh-roh itu kepada diriNya sebagai Tuhan (Kirios), 1Pe 3:22; bdk Efe 1:21 dst; Fili 2:8-10, sementara penaklukan terakhir masih dinantikan, 1Ko 15:24 dst. Sementara ahli lain berpendapat bahwa "roh-roh" itu ialah roh-roh orang mati, yang waktu air bah dihukum, tetapi berkat kesabaran Allah toh dipanggil untuk hidup, bdk 1Pe 4:6. Dalam Mat 27:52 dst terdapat suatu pikiran yang serupa tentang "orang-orang kudus" yang dibebaskan oleh Kristus pada waktu antara wafatNya dan kebangkitanNya, "orang-orang" itu ialah orang-orang benar yang menantikan Kristus, bdk Ibr 11:39 dst; Ibr 12:23, untuk bersama denganNya masuk ke dalam "Kota Suci" di akhir zaman. Turunnya Kristus ke dalam dunia orang mati itu termasuk ke dalam syahadat para rasul.
(0.12469446808511) (Mzm 119:33) (sh: Taurat adalah segala-galanya (Selasa, 28 Mei 2002))
Taurat adalah segala-galanya

Taurat adalah segala-galanya. Pemazmur masih terus mengumandangkan keyakinannya yang mendalam pada Taurat Tuhan. Keyakinannya pada Taurat tidak hanya tiba pada kerinduan untuk mengerti dan memelihara, tetapi juga kerinduan untuk memeliharanya dengan segenap hati (ayat 33,34). Hati yang dimaksudkan di sini bukan liver, tetapi pusat hidup yang mengendalikan seluruh gerak dan tingkah laku manusia, sehingga bisa juga berarti akal budi. Pemazmur menyadari bahwa yang mengendalikan seluruh tingkah laku dan gerak hidup manusia adalah hati atau “akal budi”. Itu sebabnya jika hati dikuasai oleh dosa, maka seluruh tingkah laku, gerak, dan perbuatan manusia adalah kejahatan. Sebaliknya, jika hati manusia dipenuhi oleh Allah dan kebenaran-Nya, maka seluruh tingkah laku, gerak, dan perbuatannya adalah kebaikan. Karenanya, pemazmur meminta agar Tuhan membuat hatinya condong kepada Taurat-Nya, melakukan perintah-peri ntah- Nya, dan tidak kepada laba atau keuntungan (ayat 36). Jelas bahwa pemazmur menyadari tentang adanya kecenderungan dalam diri manusia untuk mengejar laba, harta dunia, atau keuntungan dalam berbagai cara. Orang sepertinya semata-mata bertujuan memajukan diri sendiri, kalau perlu mengurbankan, menindas, bahkan merampas kepentingan dan hak orang lain. Tindakan ini tentu saja menumpulkan kepekaan akan kebenaran dan kehendak Allah.

Pemazmur telah menunjukkan kepada kita bagaimana bersikap terhadap firman Tuhan. Firman Tuhan itu harus dipegang sampai akhir, dipelihara dengan segenap hati, bergantung dan berharap pada, mencintai, merenungkan-Nya, dan melakukan-Nya. Sikap seperti ini hanya muncul dalam diri seseorang yang sungguh mengalami dan mendalami keindahan firman Tuhan. Ini juga berarti bahwa Taurat tidak hanya untuk dimiliki seorang saja. Semua orang harus tahu tentang Taurat Tuhan.

Renungkan: Jika Anda ingin berakar dan bertumbuh dalam firman-Nya, seperti pemazmur, milikilah sikap terhadap firman Tuhan seperti yang pemazmur miliki. “Hiduplah menurut Taurat Tuhan, maka kamu akan hidup” (bdk. Luk. 10:25-28).

(0.12469446808511) (Yes 35:1) (sh: Hukuman dan keselamatan (Kamis, 23 September 2004))
Hukuman dan keselamatan

Hukuman dan keselamatan. Sulit memiliki konsep positif tentang hukuman dalam zaman ini. Menggandengkan Yesaya 34 dan 35 akan menolong kita memahami bahwa hukuman dan pembayaran terhadap hutang dosa, tidak dapat dipisahkan. Demikian juga pembaruan dari pemulihan tidak dapat dipisahkan. Karena Allah dan hukum-hukum-Nya kudus dan kasih adanya, kedua hal tersebut pun berjalan seiring.

Hukuman atas dosa berakibat fatal. Gambaran-gambaran ngeri dalam pasal 35 disarikan dalam ayat 1: padang gurun dan padang tandus. Namun, Allah yang menghukum itu adalah juga Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi baru dan indah. Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan ditaklukkan oleh kehidupan baru. Sukacita seperti apa akan terjadi? Pertama, sukacita yang mencelikkan mata yang buta dan menguatkan lutut yang gemetar (ayat 5-6a). Artinya sukacita karena terbukanya "mata" kita untuk melihat Tuhan sebagai penolong. Kedua, sukacita yang menyebabkan mata air di padang gurun memancarkan air segar dan tanah kersang (kering tidak subur) menjadi sumber-sumber air (ayat 6b-7). Kias ini ingin menekankan pembaruan yang ajaib dan dahsyat jauh melebihi kuasa pemerintahan ketika hukuman dijatuhkan. Ketiga, sukacita yang menghantarkan orang-orang yang diselamatkan Allah memasuki "Jalan kudus" (tempat suci) (ayat 8-9). Keempat, sukacita yang abadi (ayat 10). Sukacita dari Allah ini memberi kekuatan bagi kita untuk dapat berdoa di tengah kesulitan.

Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan sukacita, seperti: kesedihan, perasaan tertolak, kehilangan orang yang dikasihi, marah, iri hati, kebencian, dendam, permusuhan, dll. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Pertama, memercayai janji pembelaan dari Tuhan sungguh nyata bagi kita. Tuhan tidak meninggalkan kita sendiri sebab dengan iman seseorang dibenarkan (Luk. 18:7-8). Kedua, tetap setia melakukan firman Tuhan, meski sendiri saja sebab pada waktu-Nya pasti Tuhan akan membela kita.

Renungkan: Hidup baru dalam anugerah Tuhan berkualitas menaklukkan segala masalah hidup betapa pun sulitnya.

(0.12469446808511) (Yes 61:1) (sh: Kabar baik bagi umat Tuhan (Senin, 29 Agustus 2005))
Kabar baik bagi umat Tuhan

Kabar baik bagi umat Tuhan Menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia, banyak narapidana yang menantikan kabar baik tentang pengurangan masa tahanan bahkan pembebasan mereka dari penjara. Namun, setelah bebas mereka sering mendapatkan kecurigaan dan penolakan. Akibatnya tidak jarang, mereka berbalik kepada kejahatan semula.

Kabar baik yang dikumandangkan oleh hamba Tuhan bagi Israel bukan hanya membebaskan mereka dari belenggu pembuangan, tetapi juga memulihkan mereka sebagai suatu bangsa (ayat 1-4). Allah sekali lagi akan mengikatkan diri kepada mereka dalam perjanjian abadi (ayat 8). Musuh yang pernah menindas mereka akan berbalik menjadi agen Allah untuk memberkati mereka. Semua yang pernah dirampas dari Israel akan dikembalikan musuh mereka dengan berlipat ganda. Semua bangsa akan mengakui Israel sebagai bangsa yang diberkati Tuhan (ayat 5-9). Bahkan Israel akan menemukan fungsi keumatan mereka yang telah mereka lupakan, yaitu menjadi imam Allah bagi bangsa-bangsa (6a; lih. Kel. 19:4-6). Oleh karena mereka, bangsa-bangsa akan mengenal dan menyembah Allah Israel. Sukacita Israel saat menyambut kabar baik itu digambarkan dengan ditukarkannya pakaian kabung dan sunyi suasana duka menjadi pakaian pesta dengan perhiasannya dan semarak suasana pesta. Nyanyian dukacita ditukar dengan kidung pujian bagi keagungan Allah (Yes. 61:3). Hamba Tuhan yang telah menyampaikan kabar baik ini pun ikut bergembira. Israel bagaikan pengantin wanita yang di-sambut pengantin pria (ayat 10). Mereka akan dipulihkan seperti kebun yang kembali dipenuhi oleh tanaman yang subur (ayat 11).

Setiap orang tanpa terkecuali diundang untuk menyambut keselamatan dari Allah di dalam Tuhan Yesus (Lih. Luk. 4:17-21). Sambutlah Dia sebagai Tuhan, alami pembebasan sejati dari belenggu dosa, serta nikmati anugerah kekal menjadi anak-anak-Nya.

Renungkan: Kebebasan dari dosa yang Tuhan berikan bagi orang yang percaya pada-Nya adalah sempurna dan tuntas.

(0.12469446808511) (Yer 4:5) (sh: Aduh, dadaku, dadaku! (Jumat, 1 September 2000))
Aduh, dadaku, dadaku!

Aduh, dadaku, dadaku! Musuh dahsyat yang akan membawa kehancuran bagi bangsa Yehuda sudah di ambang pintu (7, 11-13). Itu merupakan penghukuman Allah atas bangsa Yehuda yang tetap tidak mau bertobat walaupun telah berkali-kali Allah memperingatkan mereka (8, 17-18).

Yeremia menggunakan berbagai macam cara dan ungkapan perasaan serta emosi untuk menyampaikan bagaimana dahsyatnya penghukuman bagi bangsa Yehuda. Ia memberitahukan, mengabarkan, meniup sangkakala, dan berseru keras-keras (5). Ia menangisi, meratapi ('aduh, dadaku, dadaku!'), dan menggeliat kesakitan hingga tidak dapat berdiam diri karena rentetan gelombang kehancuran dahsyat yang akan terjadi akibat dosa-dosa bangsa Yehuda (19-20).

Apa yang telah dilakukan Yeremia memberi teladan bagi kita bahwa ia tidak menunjukkan sikap merasa paling suci, paling benar lalu menghakimi sebuah bangsa yang memang sudah sarat dengan dosa-dosa yang menjijikkan. Sebaliknya Yeremia, seperti Paulus dan Yesus Kristus, menangisi dosa-dosa bangsanya, mengidentifikasikan dirinya dengan mereka yang akan menerima konsekuensi dosa dan tetap tinggal bersama bangsanya ketika mereka akan menghadapi segala bencana kehancuran (5, 19 bdk. Luk. 19:41-44 dan Flp. 3:18).

Bagaimana kita sekarang meresponi dosa-dosa yang terjadi dalam masyarakat serta konsekuensinya? Harus kita akui bahwa sikap kita sangat jauh berbeda dengan Yeremia. Kita seringkali membuat jarak sehingga meresponi semua itu dari jauh. Kita mungkin melakukannya secara profesional dengan menyediakan waktu konseling, terapi, ataupun mendirikan yayasan-yayasan. Itu semua memang berguna dan penting pada saat menghadapi situasi tegang dan krisis, pada saat mengalami ketidakadilan dan kekerasan. Namun kedekatan dan kehadiran kita di dalam hidup mereka, doa, solidaritas, dan perhatian tidak dapat dan tidak mungkin digantikan dengan cara-cara profesional tadi.

Renungkan: Sejauh manakah keterlibatan kita dalam menggumuli keterpurukan bangsa kita? Apakah kita pun memiliki hati seperti Yeremia yang mau mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya? Tidak ada solusi konkrit tanpa keterlibatan nyata melalui kehadiran kita dalam hidup bangsa kita.

(0.12469446808511) (Mat 1:18) (sh: Menundukkan diri kepada rencana Allah melalui Yesus (Sabtu, 25 Desember 2004))
Menundukkan diri kepada rencana Allah melalui Yesus

Menundukkan diri kepada rencana Allah melalui Yesus. Jaka dan Gadis berencana hendak menikah pada tahun depan, tetapi sebelum pernikahan terjadi Gadis telah mengandung seorang anak dari laki-laki lain. Jika Anda berada di posisi Jaka tindakan apakah yang akan Anda ambil?

Penulis injil Matius pada nas ini menceritakan suatu peristiwa sebelum kelahiran Yesus yang didominasi dengan pergumulan Yusuf, sebelum ia memutuskan mengambil Maria menjadi istrinya. Yusuf mengalami pergumulan berat ketika ia mengetahui bahwa Maria, tunangannya telah mengandung. Sebagai laki-laki yang tulus hati, Yusuf tidak mau melakukan perbuatan yang "mencemarkan" Maria (ayat 19a). Yusuf merencanakan untuk memutuskan pertunangannya dengan Maria secara diam-diam (ayat 19b). Rencana Yusuf ingin membatalkan pernikahannya dengan Maria menyiratkan satu hal yaitu ia belum mengetahui bahwa Allah memilih Maria menjadi ibu Yesus, Mesias bagi umat manusia. Kemungkinan pada saat itu, Maria tidak menceritakan kepada Yusuf perjumpaannya dengan malaikat Gabriel, utusan Allah (Luk. 1:26-38). Sebagaimana Allah menjumpai Maria, Ia pun menyampaikan rencana-Nya tentang Maria dan anak yang akan dilahirkannya, melalui mimpi kepada Yusuf (ayat 20-23). Mimpi inilah yang meneguhkan keberanian Yusuf untuk menikahi Maria (ayat 24). Keputusan Yusuf menyatakan kepatuhannya terhadap perintah Allah. Keberanian Yusuf menunjukkan kepercayaannya terhadap rencana keselamatan Allah bagi umat manusia melalui Yesus (ayat 25).

Yusuf berani melangkah untuk menikahi Maria dalam keadaan mengandung itu karena ia mau menundukkan dirinya kepada kedaulatan Allah dengan mengesampingkan kepentingannya. Seringkali kita tidak berani mengambil keputusan untuk tunduk kepada kehendak dan rencana Allah karena kita lebih mementingkan keinginan diri sendiri. Kita cenderung tidak bersedia mengambil resiko kehilangan sesuatu yang kita sukai dengan mengalihkan fokus hidup kepada rancangan Tuhan.

Renungkan: Rencana besar Allah untuk dunia ini tidak dikerjakan-Nya sendiri tetapi mengikutsertakan manusia.

(0.12469446808511) (Mat 3:1) (sh: Dunia membutuhkan Yohanes Pembaptis masa kini (Kamis, 28 Desember 2000))
Dunia membutuhkan Yohanes Pembaptis masa kini

Dunia membutuhkan Yohanes Pembaptis masa kini. Matius tidak memuat kisah masa kecil Yesus di dalam Injilnya namun menggantikannya dengan kisah Yohanes Pembaptis. Sebagai nabi Yohanes diutus Allah untuk mempersiapkan umat manusia bagi Kristus yang akan segera datang. Apa yang dilakukan oleh Yohanes? Ia berkhotbah dengan menitikberatkan pada perkara dosa pribadi dan kolektif yang telah mencemarkan masyarakat. Ia berkhotbah menentang segala bentuk materialisme dan keegoisan, pengeksploitasian serta penindasan orang lemah (Luk. 3:11-14). Ia menegur siapa pun tanpa pandang bulu (7, 9). Teguran keras yang disuarakan Yohanes tidak dimaksudkan untuk membuat orang yang mendengar menyesali dosanya. Bagi Yohanes pertobatan pun bukan suatu usaha untuk memperbaharui diri sendiri. Teguran yang keras itu dimaksudkan Yohanes sebagai seruan agar semua yang mendengarkan mau berbalik hati dan pikirannya kepada Allah, yang dimanifestasikan melalui kehidupan yang kudus. Itulah pertobatan sejati.

Seruan pertobatan sejati ini bukanlah pilihan atau tawaran yang dapat ditolak atau diterima. Pertobatan sejati adalah suatu keputusan yang sangat serius, sebab penghukuman Allah sudah tersedia bagi mereka yang tidak secara serius meresponi seruan pertobatan ini.

Kita tidak mungkin melakukan misi Yohanes secara persis yaitu mempersiapkan jalan bagi Yesus, sebab hanya Yohaneslah yang dianugerahi tugas yang demikian agung. Namun kita dapat meneladaninya dalam hal: keberaniannya untuk menegur siapa pun yang masih bergelimang dalam dosa; menggelisahkan orang-orang yang merasakan damai sejahtera walaupun mereka sebetulnya bersandar pada pengharapan yang palsu dan menyesatkan (7, 9); dengan keras dan serius Yohanes menuntut kekudusan hidup sebagai bukti pertobatan bukan partisipasi dalam ritual keagamaan saja (6- 7); pemaparan penghukuman Allah yang akan menimpa setiap mereka yang masih bergelimang dalam dosa.

Renungkan: Penghukuman Allah jarang sekali dikhotbahkan dalam ibadah di gereja masa kini. Pemberitaan firman di dalam gereja seharusnya meliputi teguran keras kepada siapa pun untuk hidup kudus, berita anugerah, dan penghukuman. Jika demikian maka gereja masa kini dapat berperan menjadi Yohanes Pembaptis masa kini.

(0.12469446808511) (Mat 12:46) (sh: Ibu dan saudara jasmani. (Minggu, 25 Januari 1998))
Ibu dan saudara jasmani.

Ibu dan saudara jasmani.
Ucapan Yesus pada ayat 49 memberi kesan seolah Dia kurang menghargai ibu dan saudara-saudara-Nya yang secara jasmaniah mempunyai hubungan keluarga. Namun dalam Luk. 2:51 dikatakan bahwa Dia tetap hidup dalam asuhan kedua orang tua-Nya. Jadi Yesus tetap menghargai keluarga jasmaniah-Nya di dunia ini. Oleh sebab itu Dia mengkritik orang Farisi yang lebih mementingkan adat istiadat daripada menghormati ibu bapanya (bdk. Mat. 15:4-9). Meskipun demikian Yesus mengajarkan bahwa di atas segalanya kita harus lebih menghormati Bapa yang di sorga.

Ibu dan saudara rohani. Di pihak lain Tuhan Yesus juga berbicara mengenai persaudaraan dan kekeluargaan dalam iman (ayat 48-49). Semua orang yang percaya kepada Yesus adalah saudara dan ibu-Nya. Sebagai implikasinya, sesama orang percaya adalah saudara seiman. Ikatan persaudaraan ini, jika dihayati secara segar dan mendalam akan melebihi pengertian sekadar saudara jasmani. Roh Allah bekerja menciptakan perdamaian, kesejahteraan dan ikatan hati yang ajaib. Ikatan mana terjadi karena korban penebusan Kristus dan kasih Allah mempersatukan kita.

Ikatan sebagai satu tubuh. Hanya satu kunci keberhasilan agar dapat memahami secara segar dan indah ikatan persaudaraan itu. Itu adalah kesadaran utuh bahwa kita semua adalah anggota Tubuh Kristus. Maka seyogianya sikap yang kita tunjukkan adalah saling menghargai, saling membutuhkan, saling menolong, saling memperhatikan karena semua itu merupakan bagian tak terpisah dari gerak irama kehidupan umat dalam gereja-Nya. Namun usaha mewujudkan fakta indah ini dalam kehidupan bergereja tidak mudah. Selalu akan ada saja hambatan dan penghalang. Namun demikian, tak perlu kita berputus asa, sebab sekali lagi Roh Allah bekerja secara ajaib.

Renungkan: Kuasa pembaruan Tuhan, menciptakan hubungan darah antar manusia yang melampaui kekuatan.

Doa: Ajar kami untuk menghargai dan menghayati arti persaudaran kami di dalam kasih Kristus.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA