Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 172 ayat untuk yang paling indah AND book:[1 TO 39] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17) (1Sam 23:14) (sh: Persahabatan Sejati. (Selasa, 03 Februari 1998))
Persahabatan Sejati.

Ada pepatah mengatakan Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang. Pepatah ini merupakan salah satu contoh ejekan bagi bentuk persahabatan yang terjalin karena materi. Benar, bahwa menggalang persahabatan di kala senang, atau sukses tidaklah sulit. Tanpa dicari banyak orang yang datang menawarkan persahabatan. Tetapi, apa yang terjadi bila orang berada dalam keadaan susah? Yang semula mengaku sebagai sahabat, satu demi satu pergi menjauh bahkan lebih menyedihkan lagi, berlagak seolah tak pernah kenal. Masih ingatkah sikap Petrus terhadap Yesus di saat Dia menghadapi penderitaan? Sebaliknya, dalam keadaan takut, kehadiran Yonatan memberikan penghiburan dan dukungan bagi Daud. Tindakan Yonatan ini mengandung risiko, tetapi itulah ciri persahabatan sejati.

Kesetiaan Allah. Syukur kepada Allah yang selalu setia memperhatikan pergumulan hamba-hamba-Nya. Rencana-Nya sungguh luar biasa. Orang-orang yang tidak percaya, seperti Filistin dapat dijadikan-Nya alat penyelamat bagi hamba-Nya. Suatu kerjasama yang indah terjalin antara Allah dan hamba-Nya, Daud. Daud setia kepada Allah, karena Allah telah terlebih dahulu bertindak setia. Itulah sumber damai sejahtera dan pengharapan kekal umat Allah.

(0.17) (Mzm 63:1) (sh: Kerinduan kepada Allah. (Sabtu, 25 April 1998))
Kerinduan kepada Allah.

Daud berada di tempat pengasingan, di padang gurun Yehuda. Gurun biasanya kering kerontang, tandus, sulit air. Kawasan itu jauh dari Tabernakel atau tempat kudus atau Kemah Tuhan, tempat yang diyakini orang Israel sebagai tempat pertemuan dengan Allah. Itulah alamat Allah atau tempat kehadiran Allah. Daud sangat ingin kembali dan masuk ke tempat tersebut untuk melihat kekuatan dan kemuliaan Allah. Sekering padang gurun, begitulah kerontangnya jiwa Daud merindukan hadirat Allah. Saya dan Anda juga perlu persekutuan yang indah dengan Roh Kudus setiap hari.

Kepemilikan Allah. Perenungan manis jiwa Daud ialah: Jiwanya adalah milik Allah dan melekat pada-Nya (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">63:8" context="true" vsf="TB">9). Hati Daud penuh dengan penghayatan dan pengakuan yang diungkapkannya dalam frase kunci: kekuatan-Mu, kasih setia-Mu, nama-Mu, sayap-Mu, tangan kanan-Mu. Dia yang haus, lapar dan rindu akan Allah ditolong dan dipuaskan. Segala hal yang menjadi milik Allah sungguh memuaskan Daud. Bukankah menjadi milik Allah menyebabkan Anda dan saya mantap? Bukankah segala hal ilahi yang Allah berikan menjadikan Anda dan saya puas dan bersuka?

Renungkan: Gaya hidup orang yang puas dalam Allah, pasti mempermuliakan-Nya.

(0.17) (Mzm 149:1) (sh: Pujian dan sukacita (Selasa, 28 September 1999))
Pujian dan sukacita

adalah ciri kehidupan umat percaya. Sukacita dan pujian seharusnya menjadi ciri yang memenuhi seluruh sendi kehidupan umat. Karena itu sukacita dan pujian merupakan unsur yang hakiki dalam kehidupan orang percaya. Dengan demikian sukacita dan pujian itu harus tampak dalam kehidupan yang konkret dalam setiap peristiwa. Sukacita dan pujian itu dapat diucapkan atau dinyatakan melalui nyanyian baru dan tari-tarian (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1-3). Yang dimaksud nyanyian baru dan tarian itu adalah perbuatan-perbuatan baru yang indah, bagaikan sebuah tarian lahir dari pribadi yang mengalami pembaruan Allah.

Sukacita dan pujian itu berlangsung terus. Sukacita dan pujian adalah ciri kehidupan, itu berarti bahwa sukacita dan pujian harus mengisi dan memenuhi seluruh keberadaan hidup orang percaya. Lebih-lebih lagi ditekankan bahwa pujian dan sukacita juga harus berlangsung dalam seluruh putaran waktu dan dalam segala peristiwa yang terjadi di dalam hidup orang percaya. Mengapa kehidupan orang percaya harus diisi dengan sukacita dan pujian? Karena pujian dan sukacita memberikan kekuatan kepada umat Tuhan untuk "berperang" dan mengalami kemenangan melawan kuasa-kuasa kegelapan.

(0.17) (Pkh 11:1) (sh: Falsafah hidup orang beriman. (Sabtu, 19 Juni 1998))
Falsafah hidup orang beriman.

Orang beriman menyadari bahwa hidup ini adalah kasih karunia Allah semata. Ia telah menciptakan dan memelihara. Ia telah memberi Yesus Kristus, agar di dalam-Nya kita beroleh pengampunan dan jaminan hidup kekal. Jelasnya setiap orang beriman berhutang nyawa kepada Allah. Tak satu pun yang dimilikinya (kesehatan, harta, kesempatan, kerohanian, dlsb.) yang berasal dari kemampuannya sendiri. Karena itu wajarlah bila orang beriman menunjukkan sikap hidup bersyukur kepada Allah dan bermurah hati kepada sesamanya.

Menikmati hidup dalam Tuhan. Hidup ini bisa dijalani dalam dua macam sikap. Pertama, sikap berpusatkan manusia, yang akan menghasilkan sikap pesimis atau sikap keras dalam melihat hidup yang penuh berbagai masalah. Kedua, sikap yang berpusatkan Allah, yang menghasilkan sikap optimis dan penuh syukur, yang memandang bahwa anugerah Allah membuat hidup sarat dengan hal indah. Akibatnya, seperti halnya tiap pagi kita menyongsong fajar baru dengan penuh semangat, demikianlah orang beriman menyongsong kejutan-kejutan anugerah Allah setiap hari.

Renungkan: Karena hidup ada di tangan Tuhan, tangan kita dapat bekerja dan membuat berbagai karya nyata dalam kuat kuasa-Nya.

(0.17) (Kel 26:1) (sh: Kemah bertabir. (Sabtu, 16 Agustus 1997))
Kemah bertabir.

Semua hal dalam bentuk dan bahan kemah sembahyang itu mengandung makna rohani yang indah bagi umat Tuhan. Salah satu yang sangat penting ialah tabir yang memisahkan ruang maha kudus dari ruang kudus. Allah yang Maha Kudus, karena kebesaran kasih-Nya sedia diam di antara umat-Nya. Meskipun berulang kali mereka berdosa, mengecewakan bahkan berontak melawan Dia. Itu sebabnya Ia ingin menegaskan bahwa kekudusan-Nya tidak dapat dicemari oleh dosa. Umat-Nya tidak dapat menghampiri Dia dengan sembarangan. Ada tabir pemisah. Hanya sekali dalam setahun, Imam Besar boleh memasuki ruang maha kudus itu (Lih.: yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">6:12;9:6-8">Ibr. 6:12; 9:6-8).

Tabir terkoyak. Ketika Kristus mati, tabir Bait Allah terkoyak dari atas ke bawah (Mat. 27:51). Jelas sekali itu melambangkan bahwa kematian Yesus telah menjadi jalan satu-satunya untuk menghampiri Allah yang Maha Kudus. Tubuh-Nya terkoyak sampai mati, itulah harga yang memungkinkan terkoyaknya tabir pemisah tersebut. Kita kini hidup dalam hadirat-Nya senantiasa, selalu beroleh hak duduk dalam pangkuan-Nya di surga (yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2:6">Ef. 2:6).

Renungkan: Jangan membuat tabir perintang sendiri bila Allah telah mencabikkan tabir itu dalam korban Kristus.

(0.17) (Neh 3:1) (sh: Partisipasi tinggi dan kepemimpin yang efektif (Selasa, 14 November 2000))
Partisipasi tinggi dan kepemimpin yang efektif

Seorang penulis pernah membandingkan gereja dengan pertandingan sepak bola, dimana segelintir orang sibuk lari ke sana-sini dan banyak penonton yang memberi semangat atau mencela. Keadaan ini sangat berbeda dengan pembangunan kembali tembok Yerusalem. Pemandangan yang sangat mengesankan dapat kita lihat dalam pembangunan itu yaitu partisipasi yang tinggi dari kelompok masyarakat yang beraneka ragam. Para pemuka agama maupun pemuka masyarakat melibatkan diri secara langsung (1, 9, 12, 16). Berbagai profesi terlibat dalam pembangunan itu seperti tukang emas dan juru rempah-rempah. Bukan hanya kaum laki-laki, tetapi kaum perempuan pun ikut menyumbangkan tenaganya (12).

Pembagian tugas dilakukan dengan jelas. Banyak rencana indah tidak berhasil dilaksanakan atau tidak mencapai tujuan karena tidak adanya pembagian tugas yang jelas. Catatan yang rinci pada pasal ini membuktikan bahwa pembagian tanggung jawab diberi perhatian yang sungguh-sungguh. Adanya sikap bijaksana dalam penentuan tugas masing-masing nampak dalam pemberian tanggung jawab kepada beberapa orang untuk memperbaiki tembok di depan rumahnya, selain unsur efisiensi dalam pengawasan dan singkatnya perjalanan ke tempat kerja, dipadukan pula kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Partisipasi yang tinggi ini terjadi karena kepemimpinan yang efektif dari Nehemia. Ia membentuk tim dan memberi tanggung jawab yang spesifik. Pemberian nama tiap tim memperlihatkan kepedulian Nehemia untuk memberi kredit terhadap hasil kerja yang dicapai oleh tiap tim. Ia juga mengorganisasi tim kerja berdasarkan beberapa alasan. Beberapa tim dibentuk karena kedekatan tempat tinggal, yang lain berdasarkan keluarga, status sosial, maupun profesi. Selain itu Nehemia mampu memotivasi mereka untuk bekerja dengan tujuan dan komitmen yang sama.

Renungkan: Jika Anda dipercaya sebagai pemimpin dalam gereja maupun lembaga pelayanan, apakah gaya kepemimpinan Anda mampu menciptakan partisipasi tinggi dari teman sepelayanan? Jika sebagai anggota jemaat, bagaimanakah Anda melihat partisipasi Anda di dalam pelayanan gereja? Adakah yang harus diubah atau diperbaiki dalam gaya kepemimpinan maupun dalam partisipasi Anda? Apa yang akan Anda lakukan?

(0.17) (Mzm 103:1) (sh: Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya (Senin, 17 Oktober 2005))
Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya

Zaman sekarang sulit menjumpai orang yang tulus hati di dalam memuji. Kebanyakan pujian hanya berupa lips service untuk menyenangkan orang bahkan Tuhan. Hanya orang yang pernah mengalami kasih karunia dan kasih setia Tuhan yang mampu memuji Tuhan sepenuh hati. Hal itu yang diungkapkan oleh pemazmur (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1). Pemazmur memuji Tuhan karena dua hal utama, yaitu karena pengampunan-Nya luar biasa (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3-4) dan karena kebaikan-Nya atas orang-orang yang sudah diampuni juga luar biasa (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5).

Pengampunan Tuhan luar biasa. Tuhan yang adil seharusnya menghukum setiap dosa setimpal (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6). Namun, Tuhan sangat mengasihi manusia. Ia sadar tidak ada seorang pun dalam kefanaannya (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">14) yang mampu bertahan terhadap hukuman dahsyat dosa. Oleh karena itu, Tuhan melakukan tindakan yang radikal: Ia mengampuni dosa. Pemazmur menggambarkan pengampunan Tuhan dengan dua ilustrasi yang indah. Kasih setia Allah itu setinggi langit dari bumi (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">11) dan pengampunan-Nya itu sejauh timur dari barat (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">12). Keduanya adalah jarak-jarak terjauh yang bisa dibayangkan manusia. Pemazmur menggambarkan rangkulan kasih Allah bagaikan pelukan bapa kepada anak-anaknya (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">13).

Kebaikan Tuhan luar biasa. Kepada manusia yang fana, bagaikan bunga rumput yang hanya mekar sekejab kemudian layu, Tuhan menyatakan kasih karunia yang kekal (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">17-18). Oleh sebab itu, kefanaan manusia tidak menyebabkan dirinya tidak berarti. Justru hari-hari singkat manusia yang percaya kepada-Nya menjadi penuh dengan semangat kemudaan yang hidup dalam berkarya bagi Dia.

Di dalam Kristus, kita telah menerima pengampunan tuntas dan oleh Roh-Nya kita menikmati hidup yang bermakna. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan anugerah yang begitu besar, sebaliknya bersama dengan segenap makhluk ciptaan-Nya kita menggemakan pujian hanya bagi Dia (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">20-22).

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.17) (Ams 30:17) (sh: Mengamati dan mempelajari makna hidup (Rabu, 8 November 2000))
Mengamati dan mempelajari makna hidup

Bentuk penulisan bagian Amsal ini agak unik karena ada beberapa pemakaian angka dengan formula yang sama: "ada tiga...... bahkan empat" (18-19, 21-23, 24-28, 29-31), sehingga agak berbeda dengan formula penulisan lainnya. Tujuan penulisan seperti ini adalah untuk memberikan penekanan tertentu pada bagian pengajaran yang akan disampaikan.

Dari empat bagian formula penulisan yang sama ini, ternyata merupakan pengamatan penulis akan kehidupan dan kebiasaan yang ada dalam diri manusia dan sekitarnya. Beberapa diantaranya, penulis telah menemukan maknanya, namun ada juga bagian yang belum ditemukan jawabannya. Pertama (18-19), jalan rajawali di udara, ular di atas cadas, kapal di tengah laut, dan jalan seorang laki- laki dengan seorang gadis, adalah sesuai dengan hukum alam yang berlaku. Rajawali tidak mungkin berjalan di atas cadas dan sebaliknya ular tidak dapat terbang di udara karena tidak memiliki sayap. Kedua (21-23), apabila keempat hal ini terjadi akan mengakibatkan kegemparan yang luar biasa. Dapat dibayangkan bagaimana seorang hamba kemudian menjadi raja, atau seorang hamba perempuan yang akhirnya menduduki jabatan sebagai nyonya rumah? Ketiga (24-28), kecil tidak berarti lemah dan layak diabaikan, karena ternyata binatang yang kecil seperti semut, pelanduk, belalang, dan cicak diberi kemampuan untuk mempertahankan dirinya dengan kelebihannya. Keempat (29-31), selain binatang yang kecil, Allah pun menciptakan yang gagah perkasa: singa, ayam jantan, kambing jantan, dan seorang raja di depan rakyatnya.

Mempelajari makna kehidupan dan kebiasaan yang ada, menolong kita mengagungkan Sang Pencipta yang telah menciptakan masing- masing dengan segala keunikan, sehingga keberagaman kehidupan ini sedemikian indah dan mengandung makna yang dalam. Membiasakan diri merenungkan betapa dahsyatnya ciptaan dan segala isinya termasuk manusia, akan membawa kita pada pengenalan yang dalam akan Sang Pencipta dan makna hidup yang dianugerahkan-Nya.

Renungkan: Belajar makna hidup tidak selalu harus melalui pendidikan sekular, karena mencermati kejadian sehari-hari pun dapat memberikan hikmat dan pengajaran yang tiada tara.

(0.16) (Yes 11:1) (full: TUNAS AKAN KE LUAR )

Nas : Yes 11:1

(versi Inggris NIV -- Tunas akan berbuah). Yesaya memberikan gambaran yang indah tentang dunia baru masa depan yang diperintah oleh sang Tunas (yaitu, Yesus Kristus). Kata Ibrani _netzer_ ("Tunas") mungkin merupakan akar kata dari nama Nazaret. Yesus disebut sebagai orang Nazaret (Mat 2:23) yang bisa berarti "orang dari Nazaret" atau "orang dari Tunas". Dia akan timbul sebagai Tunas dari tunggul Isai, yaitu ayah Daud

(lihat cat. --> Yes 4:2;

[atau ref. Yes 4:2]

bd. Yes 4:2-6; 7:14; 8:23-9:6; Rom 15:12) dan akan menjadi pemimpin dunia yang dipulihkan kepada kesejahteraan, kebenaran dan kebaikan. Awal penggenapan nubuat ini terjadi 700 tahun kemudian ketika Yesus Kristus lahir, sedangkan penyelesaiannya masih menantikan kedatangan-Nya yang kedua

(lihat cat. --> Yes 9:7).

[atau ref. Yes 9:7]

(0.16) (Kel 35:30) (sh: Keahlian manusia dan urapan Allah. (Senin, 22 September 1997))
Keahlian manusia dan urapan Allah.

Tidak ada benda ciptaan tangan manusia yang dapat melukiskan keindahan dan kemuliaan Tuhan. Meski demikian, adalah wajar bila kemah pertemuan itu dibangun dan dilengkapi alat dan perkakas yang indah serta mulia. Itu merupakan ungkapan hormat dan bakti umat kepada Tuhan mereka. Bila prinsip ini sudah dipahami benar, adalah suatu kehormatan bahwa keahlian seni boleh dipakai untuk kepentingan ibadah. Keahlian seni selain bakat dan hasil latihan, juga adalah karunia dan urapan Allah. Semua dapat dipakai untuk memuliakan Allah, asal dikuduskan dan diurapi oleh-Nya.

Keagungan Tuhan dinyatakan. Tuhan menentang penyembahan berhala yaitu kecenderungan manusia menganggap sesuatu sebagai Tuhan. Namun karena seluruh isi alam ini adalah ciptaan Tuhan, hal-hal itu dapat memancarkan kemuliaan Tuhan. Demikian pun dalam diri manusia terdapat kemampuan sebagai gambar Allah untuk mencerminkan kemuliaan-Nya melalui karya-karya yang manusia buat.

Renungkan: Jika kemah atau gedung tempat umat beribadah harus teliti mencerminkan kemuliaan Tuhan, terlebih tubuh dan hidup kita yang adalah Bait Allah yang hidup.

Doa: Jadikanlah hidup kami suatu ungkapan kebesaran-Mu, Tuhan.

(0.16) (Kel 36:8) (sh: Ketelitian membangun Kemah Suci. (Selasa, 23 September 1997))
Ketelitian membangun Kemah Suci.

Kemah Suci adalah kekayaan hidup ibadah umat Tuhan. Kemah itu adalah tempat mereka berjumpa dengan Allah, sebab di dalamnya Allah memberi tanda bahwa Ia berkenan menyatakan kemuliaan diri-Nya yang tak terbatas itu. Tempat sedemikian tentu sangat berharga, bahkan pusat dari seluruh segi kehidupan dan tempat-tempat berharga lainnya bagi kehidupan ini. Itu sebabnya dengan rinci diatur pembuatan Kemah tersebut.

Keagungan Tuhan dinyatakan. Semua hal yang manusia miliki dan dapat kembangkan dari alam ini, berasal dari Tuhan. Karena semuanya ciptaan dan pemberian Tuhan, dengan sendirinya tercermin kemuliaan Tuhan di dalamnya. Mengatakan demikian tidak sama dengan mengatakan bahwa ada zat ilahi hadir di dalamnya (pantheisme), atau bahwa benda itu merupakan medium untuk kita berjumpa Tuhan (penyembahan berhala). Kita mengupayakan agar gedung gereja, liturgi, dlsb. ditata apik karena ingin mengungkapkan puja sembah kita dengan cara yang terbaik.

Renungkan: Alangkah indah hidup ini jadinya bila kita tahu memberi yang terindah dari hidup kita untuk kemuliaan-Nya.

Doa: Ungkapkanlah kebesaran-Mu dalam diriku yang kecil, terbatas dan lemah ini, Tuhan.

(0.16) (1Sam 20:1) (sh: Antara Sahabat dan orang tua. (Kamis, 29 Januari 1998))
Antara Sahabat dan orang tua.

Kadang-kadang kita harus memilih antara memihak orangtua atau sahabat. Bagi Yonatan, di satu pihak ia begitu mengasihi Daud, tetapi di pihak lain ia menghormati orang tuanya. Apakah dengan memilih memihak Daud, berarti Yonatan telah tidak berbakti kepada orang tua? Bagi orang Timur, sikap ini sering dianggap mengundang kutuk. Sebagai orang yang menaati Tuhan, pertanyaannya bukanlah soal memilih di antara orangtua dan sahabat, tetapi memilih antara kehendak Tuhan dan kesalahan.

Bersikap bijak dalam memilih. Berada di antara dua atau lebih pilihan, kadang membuat kita bingung, sehingga tidak lagi berpikir logis realistis dalam menerapkan prinsip. Pengambilan keputusan lebih banyak dikuasai oleh sikap marah dan kecewa. Dalam kondisi seperti ini, Yonatan tidaklah bertindak gegabah dalam mengambil keputusan menentukan pilihan. Ia mampu berpikir jernih. Bahkan bersama Daud, ia mengikat persahabatan yang murni berdasarkan kasih Tuhan. Inilah suatu gambaran hubungan antar manusia yang indah, yang dipenuhi oleh Roh Tuhan. Mereka dapat mewujud-nyatakan hukum kasih yang difirmankan oleh Tuhan (band. 1Kor. 13).

Doa: Tuhan, mampukanlah Aku untuk mewujudnyatakan kasih Kristus dalam hidup dengan sesama.

(0.16) (1Sam 29:1) (sh: Menelan kepahitan. (Selasa, 10 Februari 1998))
Menelan kepahitan.

Raja Akhis dapat diyakinkan tentang kesetiaan Daud. Tetapi bagaimana dengan para panglima Filistin? Maukah mereka percaya pada kesetiaan Daud? Tidak! Mereka kuatir kalau-kalau Daud akan berkhianat, dan di mata mereka Daud tetap orang Israel. Ternyata meyakinkan kesetiaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Daud harus menelan kepahitan akibat ulahnya sendiri. Untuk meyakinkan kesetiaan kita, berbagai cara dapat kita tempuh. Tetapi untuk meyakinkan kesetiaan kita kepada Allah hanya dengan cara, menaati perintah-perintah-Nya.

Kepahitan pun ada gunanya. Sulit menerima fakta apabila kesetiaan kita diragukan. Daud harus dengan lapang dada menerima kenyataan ini. Namun di balik kepahitan ini, rupanya Tuhan mempunyai maksud lain, di luar pemikiran Daud. Penolakan orang Filistin merupakan cara Tuhan menyelamatkan Daud dari dosa mengkhianati bangsa dan keluarganya sendiri. Tuhan mampu mengubah yang pahit menjadi manis, yang lemah dibangkitkan, yang susah dibahagiakan.

Renungkan: Bahwa di balik pergumulan yang Anda alami, ada maksud Allah yang indah sedang dijalin.

Doa: Tuhan Yesus, kiranya pelajaran dari kejatuhan tokoh Perjanjian Lama ini membuat kami waspada selalu.

(0.16) (Mzm 84:1) (sh: Rindu rumah Tuhan. (Sabtu, 22 Agustus 1998))
Rindu rumah Tuhan.

Mazmur ini dengan indah melukiskan cinta dan kerinduan berada di rumah Tuhan. Kerinduan itu bukan sekadar untuk mendengar pengkotbah, tetapi ingin dekat Tuhan sendiri, ingin ada bersama umat Tuhan memuji-muji Tuhan terus me-nerus (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">84:4" context="true" vsf="TB">5). Kerinduan akan hadirat Tuhan itu digambarkan bagaikan burung menemukan sarangnya (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">84:2" context="true" vsf="TB">3). Sekarang gereja memang diminati orang. Mengapa? Karena brosur, tempat, pengkhotbah, penyanyi, kesaksian, keadaan darurat? Puji Tuhan bila Ia telah memakai semua itu untuk membangkitkan kerinduan kita akan Tuhan. Namun motivasi terdalam haruslah karena cinta yang menyala akan Allah dalam hati (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">84:2,10" context="true" vsf="TB">3, 11).

Berjalan makin kuat. Hadirat Tuhan tidak dengan gampang-gampangan kita alami. Semuanya memang karena kasih karunia bukan karena usaha. Namun kasih karunia yang Alkitab ajarkan bukanlah kasih karunia obralan, tetapi kasih karunia yang mahal yang harus tahu kita hargai setinggi-tingginya. Hidup ini seutuh-nya adalah ziarah. Di dalam ziarah inilah kita ditempa untuk menghargai hadirat Allah. Perjalanan yang harus kita tempuh panjang, penuh tantangan. Lebih-lebih akhir-akhir ini bagi Kristen Indonesia. Namun justru di dalam perjalanan panjang dan berat itulah, hadirat-Nya menguatkan dan kita tidak saja menerima asal menerima tetapi menghargai tinggi anugerah-Nya.

(0.16) (Mzm 143:1) (sh: Dasar doa yang benar (Rabu, 22 September 1999))
Dasar doa yang benar

adalah mengakui kebenaran Allah. Pemazmur berada dalam kesulitan. Ia merasa sedemikian beratnya seolah Tuhan menyembunyikan wajah-Nya. Namun perasaan ini cepat ditepiskan dengan kesadaran penuh bahwa tidak seorang pun yang benar di hadapan Tuhan, dan tidak seorang pun yang layak memohon kepada Allah (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2). Karena itu pemazmur melandasi permohonan dan pengharapannya semata-mata pada kesetiaan, keadilan, dan kebaikan Allah (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1b, 5).

Percaya berarti pasrah pada kehendak Tuhan. Pemazmur menegaskan bahwa percaya berarti kerelaan menerima dan menempuh kehendak Tuhan. Kerelaan melakukan kehendak Tuhan (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8, 9) adalah buah dari percaya. Melakukan kehendak Allah bukan pula sebagai suatu syarat agar doa seseorang dijawab, sebab doa merupakan bagian dari penyerahan diri kepada Allah. Karena itu, melakukan kehendak Tuhan maupun permohonan doa merupakan penyerahan diri kepada kebaikan Tuhan. Dengan demikian, pemazmur memohon agar ia dilepaskan dari segala tekanan dan kesesakan bukan karena ia baik tetapi semata karena kebaikan Allah.

Renungkan: Keadaan sulit justru membuat pemazmur mensyukuri keadaan dan melahirkan rangkaian doa yang indah dan bermakna.

(0.16) (Yes 28:14) (sh: Kesalahan turun-temurun. (Jumat, 20 November 1998))
Kesalahan turun-temurun.

Penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan para pemimpin Israel rupa-rupanya sudah mentradisi, dan dilakukan turun-temurun. Bukan saja penyalahgunaan kekuasaan, tetapi juga penyalahgunaan makna perjanjian Allah dengan nenek moyang mereka, Abraham, Ishak, Yakub. Mereka membalut perjanjian kekal dan syarat di dalamnya dengan dusta (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">15). Dahulu Allah memilih mereka supaya kudus, hidup dalam kebenaran dan ketaatan terhadap hukum Tuhan. Nyatanya, mereka menghancurleburkan rancangan indah Allah. Akibatnya, Tuhan akan memutuskan tali perjanjian sebagai hukumannya (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">18). Suatu kejadian yang tidak asing lagi di mata Tuhan.

Harapan dalam Perjanjian Baru. Keluarga Kristen yang telah berpuluh tahun menjadi Kristen dapat saja kehilangan makna memperTuhankan Kristus, karena terjerumus dalam tradisi. Semangat cinta Tuhan dapat menjadi pudar jika Kristen tidak memperbarui ikatan perjanjian kasih dengan Tuhan terus-menerus. Perjanjian baru di dalam Kristus memiliki makna berbeda dari perjanjian lama. Kristus memberikan kita harapan baru dan jaminan baru yang tidak didasarkan pada sifat perjanjian melalui keturunan melainkan perjanjian dalam keadilan Tuhan (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">17). Sifat adil Tuhan tercermin dalam tindakan-Nya yang rela mengorbankan putra-Nya

(0.16) (Neh 7:4) (sh: Harus dimulai oleh gerakan Allah (Selasa, 21 November 2000))
Harus dimulai oleh gerakan Allah

Dalam masa-masa pemulihan kota Yerusalem yang sudah hancur berantakan, sangat penting bagi Nehemia untuk mempunyai rencana yang tepat dan matang. Setelah tembok selesai dibangun, pintu- pintu gerbang telah didirikan, dan orang-orang yang berkompeten dan berintegritas sudah diangkat untuk tugas-tugas selanjutnya, Nehemia tidak tergesa-gesa melakukan tindakan selanjutnya. Ia masih melihat ada masalah internal di Yerusalem yang harus segera diselesaikan yaitu kota yang luas dan besar itu ternyata hanya berpenduduk sedikit dan masih banyak dari antara mereka yang belum mempunyai rumah, namun Nehemia menunggu sampai Allah menyatakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Maka Allah memberitahukan kepada Nehemia rencana selanjutnya yaitu mengumpulkan para pemuka, para penguasa, dan rakyat untuk mencatat silsilah mereka. Tindakan Nehemia ini bukan suatu kesombongan ataupun kepongahan seperti yang pernah dilakukan Daud dahulu, sebab Allahlah yang memberikan petunjuk untuk melakukan pencatatan silsilah orang-orang yang kembali dari pembuangan.

Hal ini memperlihatkan kualitas kepemimpinan Nehemia yaitu ia selalu memulai dari gerakan Allah terlebih dahulu, kemudian bertindak berdasarkan rencana dan gerakan Allah tersebut. Hasilnya sungguh luar biasa. Daftar silsilah orang yang pulang dari pembuangan ini memberikan informasi kepada Nehemia tentang tempat tinggal para keluarga yang pulang dari pembuangan itu. Informasi ini berguna bagi Nehemia untuk menempatkan beberapa dari mereka di Yerusalem kelak (yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">11:1-36). Misi yang dimulai dari gerakan Allah ini memperlihatkan kepada kita pelajaran yang indah dalam karya Allah. Tembok memang penting bagi perlindungan, pertahanan, dan martabat sebuah bangsa, namun aspek yang lebih mendasar adalah penempatan kembali bangsa Israel di Yerusalem. Prinsip ini memperlihatkan bahwa manusia tetap menjadi fokus utama dalam kelanjutan karya Allah di dunia.

Renungkan: Inilah teladan bagi gereja-gereja masa kini dalam menjalankan misinya. Ada 2 hal mendasar yang harus selalu kita ingat ketika menjalankan suatu pelayanan Kristen. Pertama apakah pelayanan ini dimulai oleh gerakan Allah? Kedua, apakah pelayanan ini mempunyai fokus kepada manusia?

(0.16) (Mzm 43:1) (sh: Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku (Senin, 13 Agustus 2001))
Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku

Kegelisahan-kegelisahan akibat berbagai tekanan hidup, perlakuan yang tidak adil, dan kondisi yang tidak aman seringkali menjadi beban yang memperberat langkah hidup kita. Di saat seperti ini kita membutuhkan adanya pembebasan, pembelaan, dan tempat peristirahatan yang dapat memulihkan sukacita kita. Kebutuhan akan hal seperti inilah yang melatarbelakangi lahirnya doa permohonan pemazmur. Namun dimanakah jawaban atas pergumulan ini dapat ditemukan?

Sebagaimana dalam Mazmur 42, demikian juga dalam Mazmur 43 ini, pemazmur diliputi kegelisahan yang sedemikian dalam. Ia diliputi ketidakmengertian, mengapa Allah yang adalah tempat pengungsian yang aman membuang dirinya sehingga ia hidup berkabung di bawah impitan musuh (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2). Kekuatan dan jawaban atas pergumulannya ini terletak di dalam doa yang dipanjatkannya. Ia memohon agar Tuhan memperjuangkan keadilan dan perkaranya serta meluputkannya dari orang-orang curang yang menipunya (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1). Ia berdoa memohon agar Tuhan memerintahkan terang dan kesetiaan-Nya untuk menuntunnya berjumpa Allah yang adalah sukacita dan kegirangannya (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3-4).

Doanya ini mengubah kegelisahannya menjadi pengenalan akan Allah sebagai tempat pengungsian yang membuatnya bersuka dan bergembira. Doa ini telah membawa keletihan jiwanya pada tempat peristirahatan yang nyaman. Doa ini mengubah nada refrein lagunya, semula ia menyanyikan refrein lagunya dengan nada pilu dengan harap-harap cemas (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">42:6, 12), tetapi kini dengan nada optimis ia berkata: "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku, dan Allahku!" (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Melalui kekuatan yang ditemukan dalam doanya ia menyadari bahwa tidak seharusnya ia merasa tertekan dan gelisah, karena ia memiliki pengharapan di dalam Allah yang menjadi penolongnya.

Renungkan: Apakah kita merasa tertekan, gelisah, terbuang, dan hidup di bawah impitan? Berharap dan berdoalah agar terang serta kesetiaan Tuhan menuntun Anda mendekat kepada Allah, dan nikmatilah persekutuan yang indah dengan-Nya.

(0.16) (Mzm 112:1) (sh: “Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan” (Rabu, 1 Mei 2002))
“Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan”

Pernyataan yang kedengarannya janggal mengawali mazmur pujian ini. Kata “takut” biasanya berhubungan dengan keadaan jiwa yang tertekan dan tidak tenang. Namun, pengertian tersebut berbeda dalam perikop ini. “Takut” di sini dapat berarti “hormat kepada” atau “kagum akan”. Seseorang yang berhadapan dengan kuasa dan kehadiran Allah akan merasa takut kepada-Nya (kagum atau hormat kepada Allah) karena peristiwa itu telah membangkitkan keinginan untuk hidup benar di hadapan Allah, dan tunduk terhadap kekuasaan-Nya. Itulah sebabnya kalimat “takut akan Tuhan” dipakai sejajar dengan pengertian “mengabdi” (Ul. 6:13), “mengasihi” (Ul. 10:12), “beribadah” (Ul. 10:20), “hidup menurut jalan-Nya” (Ul. 8:6) dan “melakukan ketetapan-Nya” (Ul. 6:4). Orang percaya, yang memuji perbuatan besar Allah dan beribadah, akan merasakan aliran kebahagiaan dan kekaguman yang luar biasa hingga akh irnya mengabdikan hidup mereka seluruhnya kepada Tuhan.

Dampak apa yang akan diperoleh setiap orang yang takut akan Allah? Pemazmur menyajikannya dengan indah sekali. Dikatakan bahwa orang yang takut akan Tuhan dan cinta firman-Nya akan menerima kelimpahan harta yang luar biasa, sekalipun kehidupannya juga tak lepas dari beragam ancaman (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7-8). Harta di sini, bagi pemazmur, bukanlah sepenuhnya bermuara pada harta materi. Dalil ini sering menimbulkan salah paham, bahwa orang yang berlimpah harta materi dapat membanggakan diri bahwa Allah berkenan kepada mereka. Sebenarnya pemazmur menyampaikan pesan bahwa berkat materi diperoleh bukan karena mengumpulkan, tetapi karena memberi dengan bermurah hati. Harta terindah bagi orang yang takut akan Tuhan adalah anak cucunya akan perkasa di bumi (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2), kebajikan (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3b), mengalami terang dalam gelap (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">4a), memiliki hati yang pengasih (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">4b), iman yang tak goyah (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6a), hati yang tetap teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7b).

Renungkan: Berkat Tuhan haruslah ditempatkan proporsional, sebagai akibat dari takut akan Tuhan, berkat pun harus dihayati dalam takut dan syukur kepada Tuhan.

(0.16) (Ul 22:13) (sh: Memuliakan Allah melalui kehidupan seksual yang benar (Rabu, 30 Juni 2004))
Memuliakan Allah melalui kehidupan seksual yang benar

Zaman di mana seks dianggap tabu sudah lewat. Kini, dari kota besar sampai ke desa terpencil, dari kaum muda gaul dunia ini sampai ke kalangan gerejani, seks sudah menjadi hal biasa. Dari menabukan kini orang cenderung menganggap seks sebagai sesuatu yang biasa seperti halnya makanan dan pakaian. Akibatnya, kesukaan yang harusnya hadir dalam sikap menghormati seksualitas digantikan oleh banyak perkara menyedihkan.

Alkitab tidak menganggap seksualitas sebagai sesuatu yang tabu atau suatu yang boleh diperlakukan seenaknya. Seksualitas ialah bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Setiap kali Alkitab menuliskan kalimat positif mengenai seksualitas, selalu dikaitkan dengan ikatan pernikahan yang sakral. Di luar pernikahan, seksualitas, menurut Alkitab, tidak boleh dipermainkan.

Perikop ini berbicara mengenai orang yang mempermainkan seksualitas dan pernikahan. Pertama orang yang memfitnah keperawanan istri yang ia nikahi. Orang seperti ini harus dihukum (ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">13-21). Lalu, juga mengenai mereka yang melakukan seks tanpa ikatan pernikahan (mis: pemerkosaan atau kumpul kebo, ayat yang+paling+indah+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">22-30). Hukuman bagi mereka adalah dirajam. Mempermainkan seksualitas dan pernikahan adalah dosa dan harus dihukum.

Di tengah-tengah kehidupan modern yang tidak lagi menghargai seksualitas (apakah itu menahan atau mengumbar) di dalam pernikahan yang didirikan oleh Allah sendiri, kita dipanggil oleh Allah untuk memberikan teladan dalam masalah seksualitas. Sebagai pribadi, kita dipanggil untuk tidak mempermainkan seksualitas. Sebagai keluarga, kita dipanggil untuk menghormati pernikahan.

Renungkan: Allah ingin kita berlaku suci dalam keseluruhan aspek kehidupan. Kita dipanggil untuk menghayati seksualitas yang indah dan kudus sebab mengikuti aturan Allah.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA