Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 13126 ayat untuk yang mengajar (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.36) (Luk 8:13) (full: PERCAYA SEBENTAR SAJA ... MURTAD. )

Nas : Luk 8:13

Di dalam tafsiran Kristus mengenai perumpamaan ini, secara tegas Ia menyatakan adanya kemungkinan seseorang menjadi percaya (yaitu, dengan tulus hati mulai melangkah dalam hidup beriman), tetapi kemudian murtad karena gagal untuk melawan pencobaan. Sebaliknya, mereka yang "mendengar firman itu, menyimpannya, dan mengeluarkan buah dalam ketekunan" (ayat Luk 8:15). Yesus mengajar bahwa perlu sekali mereka yang mendengarkan Firman "teguh berpegang padanya" (Luk 11:28; Yoh 8:51; 1Kor 15:1-2; Kol 1:21-23; 1Tim 4:1,16; 2Tim 3:13-15; 1Yoh 2:24-25;

lihat cat. --> Yoh 15:6,

[atau ref. Yoh 15:6]

mengenai tinggal tetap di dalam Kristus).

(0.36) (Mzm 51:1) (jerusalem: Pengakuan dosa) Doa tobat, bdk Maz 51:6+, yang paling indah dalam Perjanjian Lama ini mirip dengan tulisan-tulisan para nabi, khususnya dengan (Yes 1:18; 57:15 dst; Yes 59:2,12; 66:2) dan Yeh (yang+mengajar&tab=notes" ver="">6:9; 11:19; 18:31; 33:11; 36:25 dst). Dengan hangat dan rendah hati pemazmur memohonkan ampun, Maz 51:3-4, dan setelah dengan terus mengaku kedosaannya, Maz 51:5-9, kembali meminta pembaharuan hati, Maz 51:9-14. Ia berjanji akan mengajar orang lain, supaya merekapun menyesal, lalu memuliakan dan memuji Tuhan, Maz 51:15-19. Maz 51:19 agaknya tambahan yang sesudah masa pembuangan ditambahkan untuk keperluan ibadat. Dalam mazmur ini dosa nampak sebagai penghinaan Allah sendiri.
(0.36) (Mzm 143:1) (jerusalem: Doa minta pertolongan dan pengajaran) Doa tobat, Maz 143:6+, ini berupa ratapan dan permohonan pribadi dan banyak bergantung pada mazmur-mazmur lain dan Kitab Suci pada umumnya. Ternyata kidung ini berasal dari zaman belakangan. Meskipun insaf akan kedosaannya, namun pemazmur berseru, Maz 143:1-2, semoga Tuhan membebaskannya dari musuh yang mengejar pemazmur sampai hampir putus asa dan seolah-olah mau mati rasanya, Maz 143:3-4,7,9. Mengingat bahwa dahulu Tuhan menolong, Maz 143:5, pendoa tetap percaya, Maz 143:6-8,11. Musuh-musuhnya kiranya akan lenyap binasa, Maz 143:12. Terselip ke dalam ratapan dan permohonan ini suatu doa agar Tuhan sudi mengajar dan membimbing pemazmur di jalan hidup yang berkenan di hati Tuhan, Maz 143:8-10.
(0.35) (Luk 6:21) (sh: Tindakan selaras dengan kehidupan rohani (Senin, 10 Januari 2000))
Tindakan selaras dengan kehidupan rohani

Tolstoy adalah seorang yang sangat terkenal karena ceramah-ceramahnya yang menyentuh kehidupan masyarakat di bidang etika. Salah satu topik ceramahnya yang sangat terkenal adalah "Bagaimana kita mencintai dan diocintai?" Namun suatu saat masyarakat dikejutkan oleh pernyataan istrinya dalam suatu jumpa pers: "Tolstoy adalah seorang suami yang tidak tahu bagaimana mencintai istrinya. Ia tidak mampu mempraktekkan isi ceramahnya kepada istrinya sendiri!" Betapa ironisnya kejadian ini. Lebih mudah mengajar dan menasihati orang lain daripada pengajaran yang diajarkan tersebut mengajar dirinya sendiri. Ini adalah salah satu kejadian dari sekian banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita.

Ada satu pengecualian, yakni Yesus yang selalu menjadi teladan dari apa yang dikatakan dan diajarkan-Nya. Secara rinci, Yesus mengajarkan bagaimana sikap Kristen terhadap musuh atau orang yang membenci kita. Membalas kejahatan dengan kebaikan, mengasihi orang yang tidak mengasihi, mendoakan orang yang mencaci, menyatakan perbuatan baik tanpa mengharapkan balas jasa, dan murah hati seperti Bapa di sorga. Semuanya ini bukan hanya sekadar pelajaran moral biasa yang mampu dilakukan siapa saja. Karakter ini hanya mungkin dimunculkan dalam diri seorang yang memiliki kehidupan rohani yang baik. Apa yang ada di dalam mempengaruhi tindakan yang tampak.

Guru Agung Yesus Kristus memiliki hidup yang selaras antara kehidupan di dalam dan di luar. Kasih-Nya sungguh nyata melalui sikap dan tindakan-Nya. Kepada siapa pun Ia menyatakan perhatian, pertolongan, pengajaran, dan kasih-Nya. Demikianlah hendaknya murid-murid-Nya memiliki kehidupan yang dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dalam mengemban misi-Nya, murid-murid-Nya pun akan mengalami penolakan dan sikap yang menyakitkan seperti yang dialami-Nya. Maka mereka harus terlebih dahulu memiliki kehidupan rohani yang baik.

Renungkan: Kecenderungan kita adalah melakukan yang baik kepada yang yang melakukan kebaikan dan menuntut orang melakukan kebaikan terlebih dahulu kepada kita. Kristen harus bersikap sebaliknya, berinisiatif berbuat baik dan tetap melakukannya sekalipun kepada yang melakukan kejahatan. Sikap ini hanya bisa dimiliki seorang yang telah mengalami kasih Kristus dan tahu bagaimana mengasihi sesamanya.

(0.35) (Kel 10:2) (full: ENGKAU DAPAT MENCERITERAKAN KEPADA ANAK CUCUMU. )

Nas : Kel 10:2

Allah menunjukkan perhatian besar agar anak-anak Israel mengenal Dia sebagaimana adanya dan menerima-Nya sebagai Allah mereka di dalam iman dan ketaatan. Allah memilih Abraham dengan maksud agar ia mengajar anak-anaknya menurut jalan Tuhan

(lihat cat. --> Kej 18:19).

[atau ref. Kej 18:19]

Kemudian, Ia memerintahkan orang Israel untuk dengan rajin mengajarkan firman Allah kepada anak-anak mereka

(lihat cat. --> Ul 6:7).

[atau ref. Ul 6:7]

Allah tahu bahwa apabila umat-Nya gagal melaksanakan tugas penting ini, maka angkatan selanjutnya akan meninggalkan Dia dan jalan-jalan-Nya yang benar.

(0.35) (Ul 8:3) (full: MANUSIA HIDUP BUKAN DARI ROTI SAJA. )

Nas : Ul 8:3

Tuhan membiarkan umat-Nya mengalami berbagai ujian dan kesulitan di padang gurun supaya mengajar mereka bahwa kehidupan ini bukan terdiri atas yang jasmaniah saja, tetapi bahwa kesejahteraan (baik jasmaniah maupun rohaniah) tergantung pada hubungan seseorang dengan Allah dan ketaatan kepada firman-Nya. Tuhan Yesus mengutip ayat ini ketika dicobai (Mat 4:4; bd. Kej 3:4). Kadang-kadang Tuhan mengizinkan kesulitan di dalam hidup kita sebagai suatu bentuk disiplin seorang ayah supaya melatih kita untuk makin tabah bergantung pada-Nya dan makin bersedia menerima firman-Nya (ayat Ul 8:4-5; bd. Ibr 12:3-13).

(0.35) (1Taw 14:14) (full: BERTANYALAH LAGI DAUD KEPADA ALLAH. )

Nas : 1Taw 14:14

Daud tidak menganggap bahwa karena dahulu Allah menghendaki dia menyerang orang Filistin (ayat 1Taw 14:10), maka kali ini hal itu juga betul. Contoh Daud mengajar orang percaya bahwa kita tidak akan berhasil di dalam hidup ini jikalau kita tidak terus-menerus mencari kehendak, bimbingan, dan pertolongan Allah. Berseru kepada Allah untuk kasih karunia dan kehadiran-Nya secara khusus adalah suatu kebutuhan yang terus-menerus dalam kehidupan kita. Jikalau kita gagal untuk senantiasa berpaling kepada Allah memohon pertolongan-Nya, kita akan mengalami bahwa kita sendirian ketika menghadapi berbagai kesulitan dan tuntutan hidup ini, tanpa kehadiran Roh Kudus

(lihat cat. --> 2Sam 5:19).

[atau ref. 2Sam 5:19]

(0.35) (Yer 4:4) (jerusalem: Sunatlah dirimu) Sunat pada bangsa Israel, Kej 17:10+, merupakan tanda perjanjian. Menurut pandangan Yeremia tanda itu tidak berarti apa-apa kalau tidak ada kesetiaan dalam hati yang "bersunat", Ula 10:16+. Jika umat Israel enggan mendengarkan Tuhan, maka telinganya "tidak bersunat", Yer 6:10; kalau umat enggan bertobat maka hatinya ternyata tidak bersunat, Yer 9:26; bdk Ima 26:41. Dengan memberi Israel pertobatan Tuhan sendiri menyunat hatinya, Ula 30:6. Adapun orang-orang asing tidak bersunat hati dan dagingnya, Yeh 44:7. Perjanjian Barupun memakai kiasan itu, Kis 7:51, dan Paulus mengajar bahwa sunat sejati menciptakan Israel sejati, yaitu sunat hati, Rom 2:25-27; bdk 1Ko 7:19; Gal 5:6; 6:15; Fili 3:3; Kol 2:11; 3:11.
(0.34) (Kel 16:21) (full: SETIAP PAGI. )

Nas : Kel 16:21

Allah memerintahkan mereka untuk mengambil cukup untuk setiap hari supaya mengajar umat itu bahwa keberadaan mereka sehari-hari sepenuhnya bergantung pada karunia-Nya (bd. Mat 6:11).

(0.34) (Mzm 25:13) (jerusalem: mewarisi bumi) Terjemahan lain: mewarisi tanah (yaitu Tanah Suci). Para berhikmat di Israel mengajar bahwa Allah mengganjar orang benar, juga dalam keturunannya, di bumi ini (terutama di masa pembuangan dan sesudahnya Tanah Suci menjadi tempat kebahagiaan bagi orang Israel) dengan memberi kesejahteraan lahir batin. Ini tidak dapat dinikmati orang fasik, Maz 37:9,29; Ams 10:30.
(0.33) (Kis 1:1) (full: )

Penulis : Lukas

Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui

Kuasa Roh Kudus

Tanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.

Latar Belakang

Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).

Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --

  1. (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
  2. (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.

Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.

Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.

Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:

  1. (1) keempat Injil dan
  2. (2) surat-surat Paulus.

Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal yang+mengajar&tab=notes" ver="">13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.

Tujuan

Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.

  1. (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
  2. (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.

Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.

Survai

Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya

  1. (1) "di Yerusalem" (pasal yang+mengajar&tab=notes" ver="">1-7; Kis 1:1--7:60),
  2. (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal yang+mengajar&tab=notes" ver="">8-12; Kis 8:1--12:25), dan
  3. (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal yang+mengajar&tab=notes" ver="">13-28; Kis 13:1--28:31).

Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal yang+mengajar&tab=notes" ver="">15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.

Dalam pasal yang+mengajar&tab=notes" ver="">1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal yang+mengajar&tab=notes" ver="">13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).

Ciri-ciri Khas

Sembilan ciri utama menandai surat ini.

  1. (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
  2. (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
  3. (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
  4. (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
  5. (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
  6. (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
  7. (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
  8. (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
  9. (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

Prinsip Hermeneutis

Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]

(0.33) (Mat 9:35) (sh: Teladan dan kuasa dalam pelayanan (Kamis, 25 Januari 2001))
Teladan dan kuasa dalam pelayanan

Kemarin kita telah belajar bahwa kita harus tunduk kepada Yesus sebagai Tuhan. Hari ini kita akan belajar bagaimana membuktikan penundukan diri kita. Salah satu caranya adalah melanjutkan misi-Nya di dunia. Kita menjadi pekerja-pekerja-Nya yang digerakkan oleh belas kasihan Yesus untuk mengabarkan Kabar Baik dan menjangkau mereka yang terhilang dalam masyarakat dengan memberikan kesembuhan kepada mereka yang sakit dan menguatkan mereka yang lemah tubuh.

Namun seringkali kita terlalu menitikberatkan kepada pelayanan pemberitaan Injil, sehingga mengesampingkan pelayanan-pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosial orang lain, karena kita menganggap bahwa masalah rohani lebih penting daripada masalah jasmani. Padahal Yesus dengan belas kasihan-Nya berusaha untuk menyembuhkan pribadi manusia secara utuh. Karena itu kita memang harus berkhotbah dan mengajar, namun kita pun harus meneladani pola pelayanan Yesus dan menyatakan kasih Allah seperti yang Yesus lakukan, dengan menyediakan makanan bagi yang lapar, merawat yang sakit, dan membela yang ditindas.

Selain model pelayanan Yesus, kita pun dapat meneladani rasul-rasul yang diutus oleh Yesus. Kuasa yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya memampukan mereka untuk melakukan pelayanan secara efektif dan berdampak nyata dalam kehidupan manusia (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">10:11). Mereka dilengkapi dengan kuasa karena merekalah yang telah dipilih dan dilatih oleh Yesus. Merekalah yang senantiasa berada dekat kaki Yesus dan mendapatkan pengajaran- Nya. Di samping itu mereka semua -- selain Yudas - - adalah murid-murid yang berkomitmen penuh kepada Yesus.

Renungkan: Marilah kita teladani pola pelayanan Yesus dan murid-murid-Nya. Selama ini mungkin pelayanan kita tidak efektif atau tidak memberikan dampak kepada kehidupan manusia secara langsung dan nyata. Jika demikian kita perlu mengevaluasi apakah selain kesibukan dalam berbagai aktifitas, kita senantiasa menyediakan waktu untuk duduk bersimpuh di kaki Yesus dan mendengarkan Dia. Satu hal lagi yang harus diingat adalah bahwa kuasa tidak selalu untuk melakukan mukjizat, tetapi meliputi kuasa untuk mengajar, berkhotbah, dan menghibur sehingga kasih Allah kepada manusia dapat dinyatakan kepada dunia.

(0.33) (Mzm 119:129) (sh: Firman Tuhan ajaib (Sabtu, 28 Agustus 1999))
Firman Tuhan ajaib

Keajaiban firman Tuhan tidak akan dialami oleh orang yang tidak percaya terhadap firman Tuhan sebagai firman yang diinspirasikan Allah. Bukti dari keajaiban firman ialah hidup Kristen yang berubah dan terus diperbaharui. Firman Tuhan menuntun jiwa yang disegarkan ke jalan yang benar adalah merupakan keajaiban di dalam hidup manusia. Firman Tuhan mampu mengajar dan membentuk kita untuk hidup benar dan kudus. Keajaiban firman Tuhan dan Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita memurnikan kerohanian kita. Roh Kudus mengerjakan pembaharuan di dalam hidup kita. Roh Kudus juga yang memampukan kita bertahan dalam menghadapi berbagai tekanan dan kesulitan hidup.

Cinta firman Tuhan memberi penghiburan. Kerinduan jiwa untuk dekat Tuhan merupakan cerminan haus dan lapar akan hadirat Tuhan; yang mewujud dalam jiwa yang senantiasa haus dan lapar akan kebenaran firman Tuhan. Allah berkenan terhadap orang yang rendah hati dan miskin (sikap haus dan lapar) akan firman-Nya. Sikap demikian merupakan kunci untuk mencintai firman Tuhan. Cinta firman Tuhan tidak bisa dipaksakan, tetapi akan muncul dari sikap hati yang sadar akan kebutuhan yang paling mendasar pada saat pribadi bersekutu dengan Tuhan.

(0.32) (Luk 1:1) (sh: Kebenaran ajaran (Selasa, 21 Desember 1999))
Kebenaran ajaran

Dengan "kata-kata pendahuluan" ini Lukas selaku penulis mempertanggungjawabkan kebenaran isi kitab Injil yang ditulisnya. Dua syarat bagi tulisan yang mengungkapkan peristiwa nyata disebutkan, yakni: (1) adanya saksi mata; (2) telah diadakan penyelidikan dengan seksama. Tujuan penulis ialah agar Teofilus dan semua pembaca yakin dan percaya akan kebenaran segala sesuatu yang diajarkan di dalamnya. Kebenaran yang diutarakan oleh Lukas ini berdasarkan realita dan sejarah, bukan legenda atau pun mitos. Yesus benar-benar hidup, mengajar, membuat banyak mukjizat, mati, dan akhirnya bangkit. Semua itu terjadi dalam sejarah.

Masa tua yang indah. Zakharia dan Elizabet mempunyai masa tua yang indah. Sepanjang hidup, mereka mempunyai kehidupan yang benar di hadapan Allah dan menurut segala perintah dan ketetapan Allah tanpa cacat (6). Keadaan yang tanpa keturunan sampai usia tua, bukan karena dosa. Namun, melalui keadaan ini, ia mengalami berkat: keindahan hidup bersama Tuhan dan penyertaan-Nya di hari tuanya. Mereka akan mempunyai keturunan yang akan mempersiapkan jalan Tuhan Yesus.

Renungkan: Rindukah Anda seperti mereka yang sampai tua tetap mengalami keindahan bersama Allah dan dipakai-Nya untuk melayani-Nya?

(0.32) (Yoh 10:19) (sh: Tergolong domba sang Gembala baikkah? (Jumat, 1 Maret 2002))
Tergolong domba sang Gembala baikkah?

Bagian ini sangat penting dalam catatan Yohanes tentang pelayanan Yesus. Bagian ini mencatat bagaimana Yesus mendesak orang banyak agar menentukan sikap apakah mereka memihak atau menentang-Nya. Dengan sabar dan penuh kasih Yesus berusaha meyakinkan mereka bahwa Ia benar datang dari Allah. Tetapi, karena mereka menolak kesaksian-Nya, pasal ini merupakan bagian terakhir Yesus memberikan pengajaran dan menyatakan mukjizat secara publik. Sesudah ini, di pasal yang+mengajar&tab=notes" ver="">11 perbuatan dan pengajaran Yesus hanya ditujukan bagi mereka yang mau percaya kepada-Nya. Bahkan dalam bagian ini sudah terlihat isyarat bahwa Yesus tidak bersedia lagi mengajar di bait Allah, tetapi hanya di dekat bait Allah (ayat 23).

Bahwa Yesus dan Bapa satu adanya dan bahwa mukjizat-Nya menunjukkan bahwa Ia mampu memberi mereka hidup, ditolak dan dicap berasal dari orang gila (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">20). Gila dan kerasukan setan, pada zaman itu, dianggap sama. Yesus banyak mengajar menggunakan perumpamaan sementara mereka ingin pernyataan yang terus terang. Masih menggunakan perumpamaan gembala dan domba, Yesus menegaskan bahwa sebenarnya kata dan perbuatan-Nya sudah jelas menunjukkan identitas-Nya (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">25). Maka, masalahnya bukan pada ketidakjelasan Yesus, tetapi pada kedegilan hati mereka (ayat 26). Meski demikian, kini dengan jelas Yesus menandaskan bahwa Ia dan Bapa satu adanya. Kesatuan-Nya dengan Bapa itulah yang menjadi dasar mengapa orang dapat beroleh bagian dalam hidup kekal dan juga ada dalam kesatuan dengan Bapa (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">27-30). Dari kesatuan-Nya dengan Bapa jugalah orang percaya boleh menikmati berbagai jaminan dalam hidup di dunia ini karena telah memiliki jaminan kekal Allah. Yesus kemudian memberikan alasan lain. Jika mereka percaya bahwa Musa dan para nabi yang menerima firman adalah “allah”, maka lebih lagi mereka harus menerima Yesus yang memberi firman sebagai pemberian Allah yang setingkat Allah sendiri (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">34-36). Sayangnya semakin jelas penyataan kebenaran dari Yesus, semakin sebagian dari mereka yang memang sudah mengeraskan hati menjauh dari kebenaran.

Renungkan: Kesempatan yang Tuhan berikan agar orang percaya bertobat memang tidak akan selalu terbuka bila orang terus menutup diri dan mengeraskan hati.

(0.32) (Ezr 7:1) (sh: Tidak pelayanan tidak berarti tidak baca Alkitab (Rabu, 8 Desember 1999))
Tidak pelayanan tidak berarti tidak baca Alkitab

Ezra tidak berkesempatan melayani Allah sebagai imam di Babilon. Meskipun dia memiliki garis keturunan yang langsung dari Harun untuk menjadi seorang imam besar, namun lingkungan tidak memungkinkan dia melakukan itu. Keadaan demikian tidak membuat dia menjadi buta Alkitab, sebaliknya menjadi seorang ahli Alkitab. Kerinduan membaca Alkitab bukan terpelihara karena adanya pelayanan, akan tetapi ada dan terpelihara karena persekutuan kita dengan Tuhan yang tak akan dipuaskan dengan hanya melayani.

Hal pertama dan utama. Kesempatan pelayanan yang tidak diperoleh di Babilon, terbuka bagi Ezra ketika dia pulang ke negerinya, yaitu melayani di Bait Allah. Bangsa yang menuju pada pembaharuan itu memerlukan sesuatu yang sangat mutlak yang harus ada dan pertama, yaitu pengajaran firman Tuhan. Namun sebelum pembaharuan tersebut dimulai, pemimpin haruslah mempunyai prioritas yang utama terlebih dahulu, yaitu bahwa ia harus meneliti dan melakukan pengajaran firman Tuhan itu dalam kehidupannya.

Renungkan: Setiap orang yang mengajar dan menyaksikan kebenaran firman Tuhan, harus lebih dahulu membaca, memahami, dan menerapkan pengajaran dalam kehidupannya.

(0.32) (Mat 9:35) (sh: Kasih yang mencari. (Kamis, 15 Januari 1998))
Kasih yang mencari.

Dari sejak manusia jatuh ke dalam dosa, hati Allah yang penuh belas kasihan mencari Adam dan Hawa untuk menyelamatkannya. Kasih agung itu terus mencari, hingga menyuruh anak-Nya sendiri datang ke dunia untuk mewujudkan rencana kasih-Nya, menyelamatkan manusia yang terlantar seperti domba sesat. Kasih itu juga yang membawa Yesus untuk mencari, menyembuhkan dan mengajar rahasia kerajaan Allah. Dia juga menganjurkan para murid-Nya terus berdoa, supaya Bapa mengutus banyak pekerja menjadi mitra kerja-Nya di ladang Allah. Kasih yang sama juga telah mendorong Paulus berdoa agar dapat memahami betapa lebar, panjang, tinggi dan dalam kasih Kristus.

Mandataris Amanat Agung. Yesus memilih dan mengutus para murid untuk mulai melakukan pekerjaannya. Yesus mempersiapkan mereka agar pada saat Dia meninggalkan dunia ini, murid-murid-Nya sudah siap dan melipatgandakan pekerja-pekerja untuk memenangkan dunia ini bagi Yesus. Kitalah orang-orang percaya yang sudah mengalami jamahan dan sentuhan lembut cinta kasih Tuhan Yesus. Sudahkah kita melakukan pekerjaan, sebagai murid-murid-Nya?

Renungkan: Perintang orang menyaksikan kasih Yesus bukanlah situasi yang kurang menerima tetapi kesuaman kasihnya sendiri.

(0.31) (Yoh 4:27) (sh: Menyaksikan Yesus (Kamis, 3 Januari 2002))
Menyaksikan Yesus

Perempuan Samaria yang telah bertemu dan mengenal Mesias segera menyaksikan imannya. Ia tidak lagi merasa tidak berharga dan tidak berarti di dalam masyarakat. Ia tidak malu dan takut lagi berjumpa orang banyak. Ia tidak merasa lagi perlu menghindari mereka. Perjumpaan dengan Mesias telah mengubah hidupnya. Perempuan itu sekarang telah menjadi manusia seutuhnya. Ia merasa bahwa ia harus menyampaikan kepada masyarakat tempat ia berada bahwa ia telah mengenal Mesias. Imannya kepada Yesus mendorongnya untuk bersaksi tentang Yesus (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">29).

Kesaksian perempuan Samaria ini efektif sekali, sehingga banyak warga kota tertarik oleh perkataannya. Bahkan sesudah mendengar kesaksian tersebut mereka ingin melihat dan bertemu dengan Tuhan Yesus (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">30). Hal yang luar biasa lagi ialah kesaksian perempuan Samaria itu membawa banyakarga Samaria menjadi percaya kepada Tuhan Yesus (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">39). Mereka bahkan mendesak Tuhan Yesus untuk tinggal bersama mereka karena mereka ingin mengenal Yesus lebih dalam lagi. Selama dua hari Tuhan Yesus tinggal bersama mereka dan mengajar mereka (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">40). Banyak lagi orang yang menjadi percaya dan diperdalam imannya (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">41). Ucapan yang luar biasa muncul dari mulut warga Samaria sebagai akibat pengenalan mereka yang semakin dalam terhadap Tuhan Yesus. Mereka mengenal Yesus sebagai Juruselamat dunia (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">42).

Yesus adalah Juruselamat, bukannya guru selamat. Ia bukan mengajarkan bagaimana supaya selamat. Ia sendirilah keselamatan itu. Warga Samaria tahu bahwa keselamatan tidak hanya berlaku bagi warga Yahudi atau Samaria saja, melainkan bagi semua suku bangsa di dunia. Pernyataan ini benar-benar merupakan pengakuan iman yang mengandung makna teologis yang luar biasa. Mengapa? Karena murid-murid pun belum sampai pada pengenalan sedalam itu. Mereka belum mengenal bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia. Dalam ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">32-38, Yesus menjelaskan kepada murid-murid bahwa merupakan kehendak Allah agar keselamatan disampaikan di luar Israel. Lalu Tuhan Yesus mengajar dan mendorong mereka untuk terlibat dalam misi kepada seluruh suku bangsa (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">35-38).

Renungkan: Perjumpaan sejati dengan Yesus tidak bisa tidak segera menampakkan diri dalam bentuk kesaksian hidup bagi-Nya.

(0.31) (1Sam 13:23) (sh: Faktor keturunan tidak mutlak. (Sabtu, 6 Desember 1997))
Faktor keturunan tidak mutlak.

Pepatah "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", ternyata tidak terjadi pada Yonatan. Ia tidak begitu saja mengikuti jejak ayahnya atau membela ayahnya secara membabi buta. Meski sudah ditolak Tuhan, Saul masih berupaya meneruskan perjuangan. Andalan utamanya, kira-kira enam ratus orang yang masih setia mengikuti dia. Ternyata yang akhirnya sungguh maju dan berhasil membuyarkan serangan Filistin adalah Yonatan. Yonatan menang bukan karena mengandalkan pasukannya tetapi karena Tuhan (ayat yang+mengajar&tab=notes" ver="">6).

Sumber kemenangan. Meskipun telah mengambil prakarsa untuk melawan Filistin, Yonatan masih menanti tanda dari Tuhan bahwa ia memang harus maju berperang. Tanda itu ternyata diberi. Tahap demi tahap Yonatan beroleh kemenangan. Dengan cara itu Tuhan mengajar Saul apabila orang taat kepada Tuhan, ia akan mengalami perbuatan Tuhan yang ajaib. Penyertaan Tuhan atas Yonatan itu sekaligus tindakan Tuhan mempermalukan Saul.

Renungkan: Orang yang tidak bersedia dipimpin Tuhan, akan menjalani waktu hidup yang sia-sia. Orang yang bersedia dipimpin Tuhan, akan menjalani hidup yang penuh makna.

Doa: Kiranya karsa dan karya kami didasari iman dan ditujukan untuk memuliakan Nama-Mu.

(0.31) (Mzm 78:32) (sh: Kekerasan hati Israel. (Sabtu, 15 Agustus 1998))
Kekerasan hati Israel.

Perbuatan ajaib Tuhan yang silih berganti, begitu mudah dilupakan oleh umat-Nya. Mereka bertobat dan ingat akan Tuhan hanya tatkala murka Tuhan membuat mereka mengalami berbagai kesulitan. Banyak di antara mereka yang terbunuh di padang belantara. Sesaat umat Israel sadar dan kembali menyembah Allah. Tuhan pun mengasihi dan mengampuni mereka. Perjalanan berpuluh tahun umat Israel di padang pasir itu, adalah cara Tuhan memberikan bangsa pilihan-Nya ini pelbagai pelajaran yang keras dan pahit. Melalui tindakan-tindakan-Nya, Tuhan mengajar dan menghajar mereka.

Tuhan tidak putus asa. Dosa tidak mengenal perbedaan zaman atau kebudayaan. Kecenderungan Israel mengecewakan hati Allah menggambarkan pula kehidupan kita. Banyak orang kini hilang pekerjaan dan memikul berbagai penderitaan, baik disebabkan oleh dosa-dosa mereka sendiri tetapi kebanyakan karena dosa-dosa pihak lain yang menggunakan kekuasaan dan jabatannya dalam dosa. Masihkah Tuhan mendengar doa-doa orang yang menderita? Menerima pertobatan kita? Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan mendengar seru doa kita. Jangan putus asa dan undur dari hadirat-Nya kapan pun.

Doa: Angkat dan ringankanlah tekanan tanganMu dari bangsa kami yang sedang menderita, ya Bapa di sorga. Berilah terang firman-Mu, supaya kami tak menyimpang ke jalan yang salah.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA