Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 473 ayat untuk yang dapat melihat AND book:[40 TO 66] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.46) (Yoh 8:37) (sh: Komitmen (Rabu, 22 Januari 2020))
Komitmen

Menurut James Fowler, tahap perkembangan iman manusia diharapkan terbentuk sesuai dengan bertambahnya usia. Dimulai dari anak usia dini yang belajar memercayai orang di sekitarnya sampai orang dewasa yang percaya pada kehendak Allah.

Yesus mengakui bahwa orang Yahudi adalah keturunan Abraham secara lahiriah, namun kehidupan mereka tidak mencerminkan sikap sebagai hamba Allah (37). Mereka memiliki kesamaan lahiriah, namun kehidupannya tidak sama dengan Abraham yang percaya sepenuhnya kepada Allah. Hal ini nyata dari sikap tidak percaya kepada Yesus (38). Seharusnya mereka dapat percaya kepada Yesus yang menyatakan kebenaran dari Allah (39-40).

Orang-orang Yahudi mengaku bahwa mereka adalah anak Allah (41). Yesus menanggapinya dengan mengatakan bahwa jika mereka benar anak Allah, maka akan menerima Yesus sebagai utusan yang menyatakan kehendak-Nya (42). Yesus tidak memahami sikap orang-orang Yahudi yang tidak menerima diri-Nya (43). Yesus melihat bahwa mereka lebih pantas disebut sebagai anak-anak Iblis karena tidak hidup dalam kebenaran Allah (44). Akhirnya, Yesus menegaskan agar mereka percaya kepada-Nya (45-46). Orang yang percaya kepada-Nya akan berserah pada kehendak-Nya (47).

Tuhan Yesus menghendaki pengikut-Nya dapat membuktikan identitas dirinya melalui tindakan konkret dan bukan hanya atribut yang dimiliki. Dilahirkan sebagai orang Kristen adalah sebuah anugerah, maka perlu dilanjutkan dengan menjalani kehidupan dengan menyatakan kehendak Kristus dengan sukacita. Jangan sampai kita merasa melakukan kehendak-Nya, namun kita tidak menerima-Nya sebagai Tuhan.

Tanpa komitmen tersebut, kehidupan para pengikut Kristus tetap sama dengan orang lain yang tidak mengenal-Nya. Mari kita buktikan identitas Kristen dengan melakukan kehendak-Nya. Adakah komitmen bagi Kristus dalam diri kita?

Doa: Teguhkanlah komitmen kami menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia yang berdosa. [JST]

(0.46) (1Ptr 1:8) (full: BELUM PERNAH MELIHAT DIA, NAMUN KAMU MENGASIHI-NYA. )

Nas : 1Pet 1:8

Allah memandang iman orang percaya dewasa ini lebih besar daripada iman mereka yang dahulu melihat dan mendengar Yesus sendiri, pun setelah Dia bangkit. Orang percaya sekarang, sekalipun belum pernah melihat-Nya, mengasihi dan percaya kepada-Nya. Menurut Yesus, ada berkat khusus bagi "mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yoh 20:29). Apabila kita hidup dengan iman, Allah mengaruniakan sukacita kepada kita (Mazm 16:11; Yoh 16:24; Rom 15:13; Gal 5:22).

(0.46) (Luk 7:1) (sh: Dua pelajaran (Rabu, 21 Januari 2004))
Dua pelajaran

Dua pelajaran. Kita dapat menarik dua pelajaran penting dari cerita tentang seorang perwira di Kapernaum dan janda di Nain. Pertama, seorang perwira, bukan orang Israel, memiliki hamba yang sedang sakit keras dan hampir mati (ayat 9). Ia memiliki relasi yang sangat baik dengan orang-orang Yahudi (ayat 3), bahkan ikut berpartisipasi dalam pembangunan sinagoge (ayat 5). Ia juga memiliki suatu pengenalan yang benar tentang Yesus. Ia tahu Yesus memiliki kuasa untuk menyembuhkan tanpa harus datang, melihat ataupun menjamah hambanya yang sedang sakit keras dan hampir mati. Oleh karena itu, ketika permintaannya dipenuhi oleh Yesus, dan Yesus berjalan menuju rumahnya, ia mengutus sahabat-sahabatnya kepada Yesus, supaya Yesus tidak perlu ke rumahnya, cukup berkata saja, ia percaya bahwa hambanya akan sembuh. Pengenalannya yang tepat tentang Yesus yang adalah Mesias membuat perwira tersebut merespons secara aktif dan tepat terhadap Yesus.

Kedua, ketika Yesus pergi ke Nain, di dekat gerbang kota, Ia melihat rombongan orang yang mengusung orang mati. Mestinya yang dilihat oleh Yesus pertama kali bukan orang mati yang diusung, tapi ibu dari orang mati tersebut. Seharusnya si ibu berjalan di depan, disusul usungan orang mati. Dia tidak memiliki suatu pengenalan yang tepat tentang siapa Yesus, sehingga dia tidak tahu harus bagaimana merespons kepada Yesus. Ketika berhadapan dengan Yesus, janda ini pasif. Namun dalam situasi seperti ini Yesus berinisiatif aktif terhadap janda ini. Dia menyentuh dan berkata kepada anak muda “bangkitlah.”

Dua pelajaran: Orang yang mengenal siapa Yesus, seharusnya memiliki respons iman seperti perwira. Kepada orang yang kurang mengenal Yesus, Yesus sendiri akan secara aktif memperkenalkan diri-Nya kepadanya.

Renungkan: Seberapa jauh dan dalam, pemahaman tentang Yesus? Pikirkan dan renungkanlah dalam hidupmu.

(0.46) (Kis 26:1) (sh: Ancaman = kesempatan (Rabu, 16 Agustus 2000))
Ancaman = kesempatan

Ancaman = kesempatan. Adalah saat yang dramatis ketika rasul Yesus Kristus yang kudus dan sederhana berdiri di hadapan seorang wakil dari keluarga Herodes yang penuh dengan amoralitas dan ambisi duniawi, yang dari generasi ke generasi selalu menentang kebenaran dan kebaikan. Pendiri dinasti Herodes, Herodes Agung mencoba membunuh bayi Yesus. Anaknya, Antipas memenggal kepala Yohanes Pembaptis dan dijuluki oleh Yesus sebagai srigala. Cucunya, Agripa I membunuh Yakobus anak Zebedeus dengan pedang. Sekarang Paulus dibawa ke hadapan anak Agripa I.

Apakah ini membuat Paulus gentar? Tidak! Sebaliknya Paulus justru berbahagia karena ia melihat kesempatan untuk membela diri sebagai saat yang tepat untuk mewartakan Injil Yesus Kristus di hadapan Herodes Agripa I yang ahli dalam adat-istiadat dan persoalan orang Yahudi. Tentunya Paulus berharap bahwa Herodes Agripa I dapat menerima kebenaran Allah di dalam Yesus Kristus. Karena itulah materi pembelaannya sangat diwarnai dengan paham-paham Yudaisme. Ia memaparkan bahwa sejak masa mudanya secara fanatik mengikuti ajaran Yudaisme (4-5) hingga ia melakukan penindasan dan penganiayaan secara hebat terhadap pengikut Yesus karena mereka dianggap sebagai penghujat Allah. Namun Paulus mengakui tindakannya itu sebagai kesalahan besar (9-11). Sebab ia melihat kebenaran bahwa di dalam Yesus pengharapan Israel sudah digenapi karena Ia sudah bangkit dari kematian.

Melalui pembelaannya, Paulus menekankan bahwa iman kristen bukan suatu kepercayaan yang baru namun justru merupakan kesinambungan kepercayaan dan pengharapan Yahudi dan seluruh umat manusia. Yesuslah kunci dari kesinambungan ini. Dengan demikian Paulus telah berhasil membalikkan suatu tuduhan menjadi berita anugerah. Ini membutuhkan keberanian besar. Namun Paulus bukannya tidak mengenal takut, karena hanya orang yang gegabah yang tidak pernah takut. Sebaliknya Paulus justru memahami dengan sungguh apa yang ditakuti (2-3) dan meletakkan ketakutannya di bawah pengharapannya di dalam Yesus, hingga ancaman itu berubah menjadi kesempatan.

Renungkan: Ancaman apakah yang harus ditakuti oleh Kristen sekarang ini? Pikirkan dan persiapkan cara dan tindakan yang tepat untuk mengubah ancaman itu menjadi kesempatan bagi penyebaran berita Injil.

(0.46) (1Yoh 2:12) (sh: Cinta dunia atau cinta Allah? (Senin, 1 Desember 2003))
Cinta dunia atau cinta Allah?

Cinta dunia atau cinta Allah? Yohanes memberi peringatan kepada orang Kristen tentang adanya ancaman yang dapat merusak persekutuan dengan Allah, yaitu cinta kepada dunia. Yohanes memberi dua alasan. Pertama, bahwa kasih pada dunia tidak berasal dari Allah (ayat 16). Dunia yang dimaksud bukanlah bumi yang kita huni, juga bukan manusia yang tinggal di bumi. Dunia menurut Yohanes adalah semua hal yang melawan Allah. Kedua, bahwa dunia yang dikasihi manusia tidak bersifat kekal (ayat 17). Sungguh merupakan kebodohan jika kita mengasihi hal-hal yang tidak kekal. Akan tetapi manusia tidak menyadarinya. Manusia lebih mencintai hal yang kelihatan yang bersifat sementara.

Bagaimana karakteristik cinta dunia? Yohanes menyebutkan tiga ciri khas cinta dunia:

[1] keinginan daging. Perlu dipahami bahwa wajar dan manusiawi jika manusia memiliki keinginan. Masalah timbul jika keinginan bercampur dengan daging membentuk keinginan daging. Istilah daging dalam ayat yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16 menunjuk pada semua hal yang menentang Allah. Misalnya, keinginan seksual. Keinginan tersebut tidaklah keliru, yang keliru adalah jika perwujudan keinginan tersebut bertentangan dengan kehendak Allah. Keinginan seksual hanya boleh dilakukan dalam koridor perkawinan;

[2] keinginan mata. Misalnya, mata melihat milik orang lain dan menginginkannya. Mata membangkitkan nafsu rakus. Jika nafsu berahi dan nafsu rakus bersatu akan mengarah pada dosa perselingkuhan;

[3] keangkuhan hidup. Hidup adalah karunia Tuhan, tetapi ketika hidup disandingkan dengan keangkuhan ia menjadi dosa. Keangkuhan hidup merupakan pernyataan penolakan kehadiran Allah. Manusia angkuh melihat benda, properti, uang, karir cemerlang yang dimilikinya adalah prestasi bukan berkat Allah. Manusia angkuh merasa tidak perlu bergantung pada Allah dalam hidupnya.

Renungkan: Jika kasih pada Allah sudah mulai dingin, maka ini menjadi tanda bahwa kita sudah mengasihi dunia ini.

(0.46) (Luk 9:28) (sh: Jangan menunggu logika dipuaskan baru percaya! (Senin, 2 Februari 2004))
Jangan menunggu logika dipuaskan baru percaya!

Jangan menunggu logika dipuaskan baru percaya! Sulit menerima kenyataan bahwa orang yang kita harapkan dapat menjadi tumpuan kehidupan masa depan kita harus menderita. Hal inilah yang dirasakan dan dialami para murid. Kemungkinan besar sesudah mendengar berita bahwa Yesus harus menderita, mereka tidak hanya kehilangan harapan tetapi menjadi ragu-ragu akan kemesiasan Yesus. Menurut mereka apalah arti kedatangan-Nya jika ternyata Sang Pembebas, harus menderita. Bagaimana mungkin mereka mengalami pembebasan jika Dia yang diharapkan dapat memberikan kebebasan ternyata tidak dapat mengelak dari penderitaan. Apa yang bisa mereka harapkan dari-Nya? Kekuatiran ini ditangkap jelas oleh Yesus.

Delapan hari sesudah Yesus dengan penuh kesabaran mengajar para murid tentang hal ini, Ia mengajak Petrus, Yohanes, dan Yakobus naik ke atas gunung untuk berdoa (ayat 29). Para murid melihat Yesus dimuliakan. Lukas memunculkan peristiwa “pemuliaan” ini seakan-akan ingin menunjukkan suatu tanda kepada para murid bahwa Yesus yang kemesiasan-Nya sempat diragukan, ternyata adalah sungguh-sungguh Mesias yang mulia.

Dia akan membebaskan umat dalam konteks yang lebih luas, bukan dalam konteks dan konsep sempit para murid yang orang-orang Yahudi. Namun, tugas itu harus didahului oleh penderitaan. Kehadiran Musa yang mewakili Taurat, dan Elia yang mewakili nabi-nabi, bersama-sama dengan Yesus merupakan bukti tergenapinya nubuatan Perjanjian Lama dalam diri Yesus Kristus.

Akhirnya, Allah Bapa meneguhkan secara langsung kemesiasan Yesus, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia”. Walaupun Petrus dan rekan-rekannya tetap belum mengerti, sudah seharusnya mereka percaya kepada Firman Allah Bapa.

Renungkan: Banyak orang baru mau percaya pada Yesus dan penyelamatan-Nya melalui salib bila logikanya dipuaskan.

(0.46) (Luk 8:26) (sh: Menang atas setan dan tanggung jawab Injil (Rabu, 19 Januari 2000))
Menang atas setan dan tanggung jawab Injil

Menang atas setan dan tanggung jawab Injil. Tatkala kita melihat orang yang terganggu jiwanya atau kerasukan setan, kerap kita berkata: "kasihan" tetapi kita tak melakukan apa-apa. Bahkan kita memilih menghindar daripada berurusan dengannya. Padahal orang tersebut telah hancur harkat dan kehormatannya, bahkan yang ada dalam dirinya hanyalah aib, dan keterasingan dari kesempatan hidup wajar. Dalam kasus ini dikisahkan seorang yang terganggu jiwanya karena pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang dapat menikmati kebahagiaan bila berada di bawah pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang menunjukkan itikad baik untuk berusaha menolongnya terlepas dari belenggu setan.

Keadaan menjadi berbalik ketika Yesus tiba di Gerasa. Yesus datang dan membebaskan orang tersebut dari kuasa setan. Sungguh suatu perubahan total terjadi dalam diri orang tersebut. Dari telanjang, berpakaian, dari kerasukan menjadi waras, dari tidak mengenal siapa Yesus, menjadi pengikut dan menyaksikan berita tentang Yesus. Keselamatan dari Krisus tidak hanya mengubahnya secara total, tetapi juga memotivasinya untuk mempertanggung-jawabkan perubahan tersebut: Berarti: (1) Ia berkuasa atas segala kuasa yang ada di bumi, termasuk kuasa setan, karena setan pun tunduk -- "taat" dan memohon belas kasihan Yesus. (2) Manusia begitu bernilai di hadapan Allah. Karenanya Yesus membebaskannya dari belenggu kuasa setan, memulihkan secara total. Dan menjadikan hidupnya berarti.

Peristiwa di Gerasa adalah salah satu bentuk perbuatan setan yang menghancurkan harkat, martabat, dan nilai manusia. Berbagai bentuk sepak terjang setan masih bergulir hingga hari ini dan sampai akhir. Ia selalu jeli melihat kelemahan manusia dan tidak sedetik pun melepaskan kesempatan menjerumuskan manusia ke dalam perangkapnya.

Renungkan: Seorang yang telah masuk perangkap Iblis, tidak akan dilepaskan begitu saja. Ia pasti minta balasan. Hanya Yesus yang dapat melepaskan dia dari perangkap Iblis. Bila kita menyerahkan kehidupan kita sepenuhnya kepada Dia, hidup yang telah diluluhlantakkan Iblis dapat dipulihkan oleh-Nya. Kuasa-Nya lebih besar daripada kuasa Iblis. Yesus akan memperbaharui secara total. Dan seorang yang sudah mengalami pembaharuan total, akan memiliki tanggung jawab Injil terhadap sesamanya.

(0.46) (Luk 17:20) (sh: Sifat manusia yang tidak pernah berubah (Selasa, 4 April 2000))
Sifat manusia yang tidak pernah berubah

Sifat manusia yang tidak pernah berubah. Jawaban Yesus atas pertanyaan orang Farisi tentang kapankah Kerajaan Allah akan datang (ayat 20-21) tidak dimaksudkan untuk mengingkari apa yang nantinya diajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya, yaitu tentang penampakan Kerajaan-Nya di masa mendatang (ayat 24). Ia menyatakan bahwa walaupun Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, namun sesungguhnya sudah hadir di antara mereka dalam pribadi Yesus Kristus (ayat 21). Orang-orang Farisi tidak mampu melihat Kerajaan Allah karena pikiran mereka sebetulnya sudah terkontaminasi oleh gemerlapnya dunia yang mereka kejar, sehingga pemahaman mereka tentang Kerajaan Allah pun menjadi salah.

Kesalahan orang-orang Farisi itu terus berulang pada generasi selanjutnya, walaupun berbeda wujudnya. Yesus sudah menegaskan bahwa kedatangan Kerajaan-Nya akan tergenapi. Ketika itu, banyak orang akan terkejut karena tidak siap. Mereka terlalu sibuk dengan urusan-urusan sendiri dan tidak bisa melepaskan diri dari perkara duniawi, seperti yang terjadi pada zaman Nuh dan Sodom Gomora. Sikap manusia terhadap harta di sepanjang segala zaman tidak pernah berubah. Bila kita melihat di sekitar kita sekarang ini, manusia-manusia terlalu sibuk dengan urusan, kepentingan, keuntungan, dan kepuasan pribadi yang semuanya berhubungan dengan harta. Mereka berlomba-lomba untuk mempunyai harta sebanyak-banyaknya dalam waktu dan dengan tenaga yang sekecil- kecilnya. Salah satu penyebabnya adalah merebaknya budaya konsumerisme dewasa ini. Hal ini semakin ditumbuhsuburkan dengan kemajuan media cetak dan elektronik. Akibatnya kehidupan mereka sehari-hari hanya dipenuhi bagaimana mendapatkan harta, menikmati, dan mempertahankan apa yang sudah dimilikinya; karena mereka tidak bisa membayangkan kehidupan tanpa segala kenikmatan dan kemewahan. Akibatnya mereka tidak dapat membayangkan bahwa Kerajaan Allah atau "Dunia yang lain" sudah di ambang pintu dan akan segera masuk ke dalam realita manusia dan menghapus segala ilusi yang ditawarkan dunia.

Renungkan: Kedatangan-Nya kelak akan menempatkan "harta benda" dalam perspektif yang sesungguhnya. Ini dapat dipergunakan untuk kekekalan namun juga dapat menghancurkan manusia karena membuat mereka buta dan melupakan perkara-perkara rohani.

(0.46) (1Kor 13:6) (ende)

Maksudnja: tidak bersukatjita, kalau ia melihat orang diperlakukan dengan tak adil, tetapi suka melihat orang berbuat baik ataupun orang diperlakukan dengan adil.

(0.46) (Luk 24:28) (sh: Kebenaran yang disingkapkan (Selasa, 25 April 2000))
Kebenaran yang disingkapkan

Kebenaran yang disingkapkan. Apa yang ditegaskan oleh "Yesus yang tidak mereka kenali" kepada kedua orang murid itu adalah mengenai Mesias dan berita tentang kebangkitan-Nya. Namun pertanyaan kedua murid itu adalah jika Yesus benar-benar bangkit bagaimana mereka dapat mengenali dan yakin bahwa itu adalah Yesus, jika mereka tidak melihat? Atau dengan pertanyaan lain bagaimana Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia adalah Yesus? Yesus tidak menyatakan "Akulah Yesus" dengan kata-kata, namun dengan gerakan yang begitu khusus dan identik dengan diri-Nya.

Ketika Ia duduk makan, mengambil roti, mengucapkan berkat, memecah-mecahkannya, dan memberikan kepada mereka, maka terbukalah mata kedua murid itu (ayat 30-31). Mereka mengenali Yesus bukan dengan melihat tanda paku di pergelangan tangan, namun dengan melihat cara Ia memecahkan roti. Apa yang Yesus lakukan di hadapan mereka berdua serupa dengan dua peristiwa besar yang pernah Ia lakukan dahulu. Pertama ketika Ia memberi makan 5000 orang (lih. yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">9:16). Kedua ketika perjamuan malam berlangsung (yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22:14-23). Kemungkinan besar Kleopas dan temannya bukan saksi mata atas dua peristiwa itu. Namun mereka pasti sudah mendengar peristiwa itu dan percakapan Yesus setelahnya. Khususnya tentang pemberitaan bahwa Kristus mempersembahkan tubuh dan darah-Nya untuk menjadi tebusan bagi banyak orang.

Semua berita itu nampaknya tidak masuk akal bagi mereka, bahkan setelah kematian Yesus sekalipun. Baru ketika Yesus mengungkapkan bahwa Perjanjian Lama kaya akan nubuat, upacara keagamaan, dan lambang-lambang yang sebenarnya menunjuk kepada pengorbanan Mesias sebagai persembahan yang hidup, maka gerakan yang dilakukan Yesus membuat mata mereka terbuka dan mereka mengenali-Nya. Mereka segera kembali ke Yerusalem, bukan untuk berharap agar Yesus membuktikan bahwa Dialah Raja dan akan menyelamatkan Israel. Sekarang mereka ke Yerusalem karena mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Raja dan penebusan yang Ia kerjakan jauh melebihi kemerdekaan bangsa Israel yang mereka dulu idam-idamkan.

Renungkan: Iman dan pengharapan mereka sudah tertancap pada fondasi yang kuat yakni pengenalan akan Kristus yang bangkit. Bagaimana Anda meyakini bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia?

(0.45) (Luk 3:1) (sh: Menjadi bentara Kristus (Rabu, 29 Desember 2010))
Menjadi bentara Kristus

Judul: Menjadi bentara Kristus
Zaman sekarang orang lebih senang memilih ‘abu-abu’, kompromi, tidak banyak urusan, dan mencari popularitas serta kemuliaan diri. Maka kehadiran seorang pelayan Tuhan yang menyuarakan kebenaran, berani menegur yang salah, dan mengarahkan orang kepada Kristus sangat langka.

Justru firman Tuhan bukan datang kepada para pemimpin politik dan agama, melainkan kepada seorang bersahaja yang telah dipersiapkan Tuhan secara khusus sejak dalam kandungan ibunya untuk menjadi perintis jalan bagi Mesias. Kemunculannya menandakan satu era baru telah dimulai di mana Tuhan berfirman lagi melalui nabi-Nya setelah sekitar empat ratus tahun membisu. Walau tidak melakukan satu mukjizat pun, ia telah membawa orang-orang masuk kepada satu era baru di mana orang harus bertobat dan menerima pengampunan Allah.

Berita Yohanes telah membawa banyak orang datang untuk menerima baptisan sebagai tanda pertobatan. Ia berani menegor mereka yang hidup dalam kemunafikan, kejahatan dan kelicikan, termasuk raja Herodes, walaupun akibatnya ia harus dipenjara dan mati dipenggal. Semua orang tanpa kecuali, bila tidak bertobat dan menghasilkan buah, akan mengalami murka dan hukuman Allah. Bukti pertobatan mereka harus nyata dan konkret (10-14).

Walaupun banyak orang datang dan mengikuti dia, Yohanes tetap sadar statusnya hanya sebagai perintis untuk mengarahkan orang kepada Kristus (Yoh. 1:29) yang akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api sebagai lambang penyucian dosa maupun penghukuman bagi orang yang menolak-Nya (16-17).

Kiranya kita mau dipakai Tuhan seperti Yohanes yang berani menyatakan kebenaran, membongkar ketidakadilan, dan membawa orang berdosa bertemu dengan Tuhan Yesus. Risiko seperti yang kemudian dialami Yohanes pun sangat mungkin kita alami. Namun, penyertaan Tuhan dan perlindungan-Nya pasti untuk setiap hamba-Nya yang setia.

(0.45) (Kis 16:1) (sh: Semangat kebersamaan penting bagi Gereja (Rabu, 14 Juni 2000))
Semangat kebersamaan penting bagi Gereja

Semangat kebersamaan penting bagi Gereja. Siapakah yang akan pertama kali Anda lihat dan perhatikan dalam sebuah foto, dimana Anda pun ada dalam foto tersebut? Diri Anda sendirikah? Mengapa? Dapat dikatakan bahwa manusia selalu ingin diperhatikan, dinomorsatukan, dan dianggap lebih penting dari yang lain. Sifat demikian sebenarnya tidak akan merugikan orang lain atau masyarakat, sejauh hanya sebagai kecenderungan ketika melihat foto. Namun jika sifat ini terus dibawa dalam kehidupan bergereja, apa yang akan terjadi?

Semangat kebersamaan nampaknya sangat dijunjung tinggi oleh Paulus. Kebersamaan ini bukan berarti individu-individu yang berkumpul bersama dalam satu gedung gereja, menyanyi bersama, berdoa bersama, dan mendengarkan firman Tuhan bersama. Kebersamaan tidak sama dengan bersama-sama. Kebersamaan berarti mempunyai dan menghormati tujuan yang sama, berjalan ke arah tujuan yang sama, dan berkomitmen penuh untuk mencapai tujuan itu secara bersama-sama. Kepentingan pribadi tidak mempunyai tempat dalam semangat ini.

Ketika menyuruh menyunatkan Timotius yang masih mempunyai darah Yahudi, Paulus tidak bermaksud mengkompromikan kebenaran Injil Kristus, namun untuk menjaga kesatuan jemaat dan menjunjung tinggi keputusan pertemuan di Yerusalem. Di sini kita melihat bahwa Paulus mempunyai jiwa besar, tidak kaku pada hal-hal yang praktis, dan mampu menjabarkan suatu prinsip menjadi hal-hal praktis yang penting bagi kesatuan jemaat. Semangat kebersamaan Paulus juga dimanifestasikan ketika ia mau berkeliling dari satu kota ke kota lain, hanya untuk menyampaikan keputusan rasul dan para penatua di Yerusalem, serta mendorong jemaat untuk menaatinya. Paulus berkomitmen penuh terhadap hal ini. Hasilnya tidak hanya persatuan gereja tercapai, namun juga mereka diteguhkan dan jumlahnya bertambah. Semangat kebersamaan ini pun Paulus terapkan ketika harus mengambil keputusan apakah menyeberang ke Makedonia atau tidak. Paulus mendapatkan penglihatan namun ia tidak memaksa Silas untuk mengikuti keputusannya, sebaliknya ia mendiskusikannya terlebih dahulu.

Renungkan: Semangat kebersamaan ini harus dipupuk dan diwujudnyatakan, karena ini penting bagi penguatan dan perkembangan gereja, baik secara kualitas maupun kuantitas.

(0.45) (Mat 28:16) (sh: Perintah terakhir Yesus (Selasa, 17 April 2001))
Perintah terakhir Yesus

Perintah terakhir Yesus. Sekarang Matius tiba pada sebuah konklusi yang sarat dengan muatan perintah kepada para murid untuk segera dilaksanakan. Namun sebelum para murid terlibat dalam pelaksanaan perintah tersebut, ada hal lain yang Matius paparkan tentang kondisi iman para murid. Hal ini nampak dari reaksi mereka ketika melihat Yesus. Ada yang langsung menyembah-Nya, tetapi ada juga yang meragukan-Nya.

Matius memaparkan kepada pembaca tentang fakta bahwa ada murid Yesus Kristus yang masih meragukan-Nya, dan bahwa Yesus tahu tentang keadaan tersebut. Artinya, Yesus tahu hati setiap orang, baik mereka yang percaya sungguh bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian dan menang atas maut, maupun mereka yang meragukan-Nya. Namun keraguan manusia tidaklah menjadi penghalang bagi Yesus untuk memberikan 'amanat agung' kepada para murid. Karenanya sebelum 'amanat agung' itu diberikan kepada mereka, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan beberapa orang di antara mereka. Memang, setiap orang yang mau, dan sedang terlibat dalam pekerjaan Allah haruslah orang yang telah memiliki persekutuan dan hubungan yang tulus dan suci dengan Yesus Kristus. Itu berarti, tidak ada seorang pun yang dapat terlibat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus untuk menyatakan amanat agung-Nya bila orang tersebut tidak memiliki hubungan yang kental, indah, dan mesra dengan Tuhan Yesus Kristus.

Wajar bila Matius memaparkan tindakan Yesus sebelumnya untuk membereskan keraguan hati di antara para murid tentang keberadaan diri-Nya. Tujuan-Nya adalah nantinya para murid akan keluar dengan dasar komitmen yang sama bahwa Yesus Kristus yang mereka imani adalah Tuhan yang berotoritas atas maut, alam semesta, bahkan sejarah manusia. Dengan demikian tanggung jawab untuk melaksanakan 'amanat agung' itu dapat terwujud. Para murid memikul tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan amanat agung ini. Tapi mereka tidak sendiri dalam pelaksanaannya, karena penyertaan Yesus terhadap mereka takkan berkesudahan.

Renungkan: Peran yang sekarang Kristen lakoni adalah peran para murid. Itu berarti tanggung jawab untuk mewujudkan amanat agung Yesus Kristus pun menjadi bagian kita.

Pengantar Kitab Yeremia 27-33

Pasal yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">27-29: Pasal-pasal ini merupakan bagian dari periode yang terangkum dalam pasal yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">21-29. Yehuda sudah memasuki masa- masa terakhir dalam kehidupannya sebagai sebuah bangsa. Nubuat Yeremia terbukti dengan datangnya serbuan dari Babel.

Dua pasal ini khususnya berbicara tentang nabi palsu dan ajarannya yang tak henti-hentinya membingungkan bangsa Yehuda yang sedang menghadapi situasi yang sangat genting karena kepungan Babel. Namun Yeremia tidak lelah-lelahnya memanggil Yehuda untuk menaati kehendak Allah dengan cara tunduk kepada Babel (yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">27:1-22). Nubuatnya ditegaskan dengan menubuatkan kematian Hananya yang segera digenapi (yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">28:1-17). Namun surat Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang berada di pembuangan membuahkan tantangan yang baru bagi Yeremia.

Yeremia 30-33: Pasal yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">30-33 berisi salah satu nubuat yang paling penting dalam keseluruhan Perjanjian Lama. Yeremia menyampaikan nubuat-nubuat yang tercatat dalam pasal- pasal ini kepada bangsa Yehuda pada saat mereka dikepung oleh tentara Babel selama 18 bulan. Yeremia memaparkan penglihatan yang luar biasa tentang rencana Allah bagi umat pilihan-Nya di masa yang akan datang, setelah mereka mengalami pembuangan.

Yeremia memaparkan bagaimana Allah akan membawa Israel dan Yehuda pulang dan memulihkan mereka serta akan menghukum bangsa yang sudah menawan mereka.

Selain itu Yeremia juga menyampaikan wahyu Allah yang baru dan mengejutkan. Allah bermaksud menetapkan perjanjian yang baru dengan Israel. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian yang pernah Allah tetapkan di Gunung Sinai. Perjanjian baru ini akan mentransformasi bangsa Israel dari dalam diri mereka sehingga mereka akan dimampukan untuk menikmati seluruh berkat Allah. Namun demikian kunci bagi Kristen untuk memahami perjanjian baru ini adalah Yesus Kristus. Perjanjian baru ditetapkan dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

(0.45) (Luk 24:13) (sh: Pemahaman yang utuh (Senin, 30 Mei 2011))
Pemahaman yang utuh

Judul: Pemahaman yang utuh
Gambaran mental dan kerohanian murid-murid Yesus setelah kematian-Nya tergambar dalam perikop ini. Sebutan "nabi" bagi Yesus memperlihatkan pemahaman mereka bahwa Guru mereka memang seorang yang memiliki kuasa (19). Namun Dia bukan Sang Mesias sebagaimana yang telah dideklarasikan oleh Petrus (Luk. 9:20). Dia tidak lebih dari seorang pahlawan yang gugur.

Padahal semula murid-murid berharap bahwa Yesus datang untuk membebaskan Israel (21). Mereka memandang Dia sebagai sosok Mesias yang politis. Namun harapan mereka pupus. Tak heran muka mereka muram (17). Terutama bila membandingkan perkataan Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga (bdk. 21).

Meski demikian, sebenarnya berita kebangkitan Yesus sudah sampai di telinga mereka (22-24). Namun mereka tidak bersukacita. Maka Tuhan yang sedang berjalan bersama kedua murid itu menghardik mereka karena lebih mengandalkan pemikiran (21) dan indra (24) daripada percaya Kitab Suci (25). Tuhan menyebut mereka bodoh dan lamban hati.

Dalam Perjanjian Lama, orang disebut bodoh bila ia tidak membiarkan firman Tuhan mempengaruhi sikap hidup dan pemikirannya. Begitulah tampaknya para murid. Mereka sulit memercayai perkataan para nabi tentang Mesias yang menderita (24-25), karena telah memiliki gambaran sendiri. Mereka seolah tidak ingin membiarkan perkataan para nabi mengacaukan gambaran yang telah ada di dalam benak mereka sebelumnya. Jika saja para murid memahami dengan benar apa yang telah dikatakan oleh para nabi, mereka tentu tidak akan bermuram durja. Maka Yesus menerangkan firman tentang Sang Mesias secara utuh. Mereka sendiri kemudian memberikan kesaksian bahwa hati mereka berkobar-kobar (bdk. 32).

Pemahaman yang benar akan Tuhan memang akan mempengaruhi cara pandang dan sikap hidup kita. Maka kita perlu pemahaman firman yang utuh. Jangan hanya mempelajari bagian firman yang kita sukai saja. Maka pupuklah kebiasaan membaca Alkitab setiap hari, agar pikiran kita dilengkapi oleh kebenaran firman yang utuh.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/05/30/

(0.45) (Flp 2:1) (sh: Belajar merendahkan diri (Sabtu, 1 September 2012))
Belajar merendahkan diri

Judul: Belajar merendahkan diri
Setiap kita merupakan bagian dari komunitas yang memiliki identitas tertentu, entah itu keluarga, gereja, atau masyarakat. Kekuatan komunitas orang percaya terletak pada kesatuan hati, pikiran, kasih, jiwa, dan tujuan di antara para anggotanya (2). Jika kesatuan itu tidak dimiliki, maka kesatuan orang percaya berada dalam bahaya.

Paulus melihat adanya ancaman internal yang berpotensi mengoyak kesatuan jemaat Filipi, yaitu sikap yang mementingkan diri sendiri sehingga menganggap orang lain tidak penting. Sikap ini merupakan wujud kesombongan karena menganggap diri lebih baik dan lebih hebat daripada orang lain. Sikap sombong ini dapat menghancurkan hubungan antar pribadi dan berpotensi menghambat kemajuan dalam komunitas orang percaya.

Orang dengan sikap seperti ini senang mendapatkan pujian bagi dirinya sendiri (3). Ia menganggap dirinya yang paling hebat dan menginginkan orang lain pun menganggap dia demikian. Orang seperti ini biasanya sulit untuk bekerja sama dengan orang lain. Bagi orang tersebut keutuhan komunitas bukanlah prioritasnya.

Menanggapi ancaman tersebut, Paulus mengajak segenap jemaat Filipi untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus (5). Yesus sendiri rela melepaskan identitas dengan segala hak-Nya walaupun Ia adalah Allah. Ia rela mengosongkan diri-Nya supaya orang berdosa dapat diselamatkan. Ia mengabaikan kemuliaan diri-Nya dengan membiarkan diri dihina, direndahkan, disiksa, bahkan dibunuh. Perhatikanlah bagaimana Yesus telah merendahkan diri-Nya.

Merendahkan diri memang bukan perkara mudah, sebab itu kita perlu melatih diri untuk bersikap demikian dalam relasi kita dengan sesama, khususnya di antara orang percaya. Itu bisa ditunjukkan dengan kesediaan mengalah saat berbeda pendapat untuk hal-hal yang tidak prinsipiel. Dalam kehidupan berjemaat pun kiranya kita belajar untuk tidak menonjolkan diri sendiri saja, tetapi juga memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/09/01/

(0.45) (Luk 19:1) (sh: Ada berapa Zakheus di Indonesia? (Sabtu, 8 April 2000))
Ada berapa Zakheus di Indonesia?

Ada berapa Zakheus di Indonesia? Zakheus adalah seorang laki-laki yang secara fisik tidak sempurna karena pendek, namun ia seorang yang kaya karena ia seorang pemungut cukai. Walaupun kaya, tak seorang pun mau menerima dia, tidak juga Sinagoge. Lebih tragisnya lagi uang banyak yang ia miliki tidak dapat memberikan kompensasi atas penolakan yang ia alami. Dia telah jauh tersesat. Karena itu bagaimana mungkin seorang yang sudah jauh tersesat dapat menemukan jalan menuju Kerajaan Allah? Tentu saja ia tidak dapat, namun dia dapat ditemukan dan dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah oleh Yesus (ayat 9-10). Dengan kata lain oleh karena kasih karunia-Nya, Zakheus telah diterima oleh Allah masuk ke dalam Kerajaan-Nya.

Penerimaan Allah ini memberikan dampak yang luar biasa dalam diri Zakheus. Ia mampu melihat bahwa harta berlimpah-limpah yang telah ia cari dan dapatkan dengan susah payah, bahkan dengan pengorbanan hidup bermasyarakatnya selama ini ternyata sia-sia. Zakheus telah menemukan identitas dirinya yang benar yaitu anak Abraham (ayat 9) yang merupakan nenek moyangnya, yang dibenarkan oleh iman kemudian hidup sesuai dengan iman. Zakheus sudah membuktikan bahwa ia hidup sesuai dengan identitasnya. Keselamatan yang ia terima sudah membawa perubahan sikap yang total terhadap kewajiban sosialnya. Dan ini sangat penting karena jika ia nantinya akan memerintah bersama Kristus maka ia harus belajar dan melatih sikap Kristen terhadap harta dalam dunia sekarang ini.

Bagaimana seorang percaya harus bersikap dan bertindak terhadap harta yang dimilikinya, dipertegas oleh Kristus dalam perumpamaan tentang uang mina (ayat 11-27). Setiap orang percaya haruslah bertanggungjawab untuk menggunakan dan mengembangkan dengan setia setiap kekayaan, waktu, dan talenta yang sudah dipercayakan Tuhan kepadanya, karena Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya. Itulah kewajiban yang sesuai dengan identitasnya.

Renungkan: Anugerah yang besar itu juga telah memberikan identitas yang sama kepada Anda identitas yang juga diberikan kepada Zakheus. Berarti ada banyak Zakheus di bumi Indonesia. Berarti pula akan ada banyak orang yang berhasil dientaskan dari kemiskinan di bumi Indonesia tercinta.

(0.45) (Ibr 13:20) (sh: Maha Karya Kristus (Sabtu, 13 Mei 2000))
Maha Karya Kristus

Maha Karya Kristus. Penutupan surat Ibrani ini mengandung makna yang indah dan dalam tentang iman dan kehidupan kristen. Di dalamnya, penulis mengingatkan kita sekali lagi apa yang sudah dilakukan oleh komitmen Allah untuk kekudusan kita. Jika kita harus dikuduskan maka kita membutuhkan Seorang Gembala Agung yang sudah bangkit dari kematian, untuk menuntun langkah kita di jalan kebenaran. Dengan demikian kita dapat yakin sepenuhnya bahwa melalui-Nya, Allah akan memenuhi setiap janji yang pernah diucapkan.

Penulis juga berpesan kepada jemaat bahwa Timotius 'saudara kita' akan datang. Menarik sekali untuk disimak perkataan 'Timotius saudara kita'. Timotius sudah menjadi seorang saudara bagi jemaat Ibrani dan penulis surat. Tidak perlu diragukan lagi, mereka sudah memperlakukan pelayanan Timotius sebagai pelayanan mereka sendiri. Mereka tentunya berdoa senantiasa untuknya. Kedatangannya merupakan sumber kesukacitaan mereka. Ini semua membuktikan bahwa iman yang benar di dalam Kristus memperluas wawasan Kristen. Iman yang benar akan mengangkat Kristen keluar dari perhatiannya terhadap masalah yang sempit, pribadi, dan egois atau keluar dari masalah nasional sekalipun. Iman yang benar akan membawa Kristen memperhatikan masalah internasional yang berhubungan dengan pelayanan Kristus dan para pekerja-Nya di seluruh dunia. Pada akhirnya semua ini akan memampukan kita untuk melihat bagian-bagian yang tak dapat dipisahkan dari 'perusahaan raksasa-Nya'.

Tidak hanya itu, iman yang benar akan memimpin Kristen kepada suatu realita yang sangat mengagumkan dari keluarga Allah (24). Sebab selain mungkin terjadinya percekcokan dalam keluarga itu, Kristen akan mengalami dan merasakan kasih yang nyata lahir dari Roh Allah yang akan mempersatukan Kristen di dalam Kristus - Kristen di seluruh dunia dan Kristen di sepanjang segala abad.

Renungkan: Karya keselamatan Kristus adalah sebuah Maha Karya. Karena Maha Karya ini tidak hanya menebus dan menguduskan individu namun juga mempersatukan seluruh umat tebusan-Nya. Tidak hanya mereka yang berasal dari satu bangsa atau satu generasi, tetapi dari berbagai bangsa dan sepanjang zaman. Maha Karya itu mampu menembus ras, ruang, dan waktu.

(0.45) (1Yoh 1:1) (sh: Beritakan Firman hidup (Minggu, 3 Desember 2000))
Beritakan Firman hidup

Beritakan Firman hidup. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita. Ada yang pandai bercerita karena ia memiliki talenta merangkai kata, ada yang bercerita karena pengalaman orang lain yang terlebih dahulu membawa kesan baginya, dan ada pula yang bercerita karena pengalaman pribadinya yang mengesankan. Masing-masing alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita akan membawa dampak yang berbeda.

Pemilihan kata demi kata oleh Yohanes dalam suratnya, menandakan bahwa ia bersaksi melalui pengalaman hidupnya bersama Firman hidup, yakni: telah ada sejak semula, telah kami dengar, telah kami lihat, telah kami saksikan, dan telah kami raba dengan tangan. Semuanya ini berbicara tentang Firman hidup, yang sungguh nyata dan benar-benar memberikan kehidupan. Mengapa Yohanes menegaskan ini berulangkali? Tujuannya adalah supaya orang lain pun mengalami pengalaman yang sama, bersekutu dengan Allah Bapa, Yesus Kristus, saudara seiman, dan memiliki kehidupan kekal. Bukan sekadar hidup secara fisik karena masih bernafas, tetapi pengertian hidup kekal di dalam persekutuan dengan Allah di dalam Yesus Kristus, kini dan selamanya. Pengalaman indah yang dialami Yohanes bukan untuk dirinya semata, tetapi pengalaman indah ini mendorongnya untuk memberitakannya kepada orang lain. Apalagi yang lebih berharga sehingga nilainya dapat ditukar dengan hidup kekal? Hanya orang yang telah mengalaminya yang dapat berkata dengan tegas "tidak ada".

Pengalaman memperoleh anugerah kehidupan kekal membawa sukacita bagi setiap orang yang mengalaminya. Namun kita lebih bersukacita bila melihat saudara, teman, tetangga, dan siapa pun menerima kehidupan kekal karena pemberitaan Firman hidup.

Renungkan: Pengalaman sukacita memperoleh kehidupan kekal akan menjadikan kita peduli terhadap keselamatan jiwa orang lain.

Bacaan untuk Minggu Advent 1

Yesaya 63:16-64:4

1Korintus 1:3-9

Markus 13:32-37

Mazmur 80:1-7

Lagu: Kidung Jemaat 59

(0.45) (Why 2:12) (sh: Jangan mendua hati (Rabu, 17 Desember 2003))
Jangan mendua hati

Jangan mendua hati. Kristus mengatakan bahwa jemaat Kristen di kota ini berada di takhta Iblis, di tengah-tengah masyarakat yang menyembah berhala (ayat 13).

Kristus memperkenalkan diri sebagai yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua, yaitu Ia akan memerangi para pengikut Nikolaus, jika mereka tidak bertobat (ayat yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12a,16). Di sini kita melihat gambaran Tuhan sebagai pejuang perang yang siap menghancurkan kesesatan. Jemaat ini dipuji karena tidak menyangkal iman mereka kepada Tuhan, bahkan tetap setia sekalipun di antara mereka ada yang terbunuh sebagai martir bagi Tuhan. Mereka memiliki keberanian dan kesetiaan untuk tetap setia kepada Tuhan. Meskipun demikian, Kristus masih mencela mereka karena ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam yang menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Praktik seperti ini membangkitkan murka Tuhan (ayat yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14, bdk. Bil. 25:1-4), karena kuasa Tuhan dilecehkan. Ini sama saja dengan mereka melakukan praktik sinkretisme: menyembah Tuhan, sekaligus menyembah berhala/dunia. Kepada mereka yang tetap setia, Kristus menjanjikan manna yang tersembunyi, yaitu kepenuhan diri-Nya (ayat yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17b, bdk. Yoh. 6:32-35). Manna yang tersembunyi itu adalah iman kepada Kristus, bersifat misteri dan rahasia, tidak dapat dimengerti oleh semua orang. Hal tersebut hanya dapat dimengerti oleh orang yang menerimanya (ayat 17).

Tindakan menduakan Tuhan adalah sama dengan penyembahan berhala. Hal itu menyakitkan hati Tuhan, tetapi juga melecehkan kedaulatan dan kekuasaan-Nya. Hukuman akan dijatuhkan kepada mereka yang melakukannya. Oleh sebab itu janganlah berlaku serong dalam ibadahmu.

Renungkan: Sikap Tuhan terhadap mereka yang menduakan-Nya tidak berubah. Ia akan menghunus pedang-Nya yang tajam kepada kita seperti yang Ia lakukan pada para pengikut Nikolaus.

(0.45) (Why 22:6) (sh: Kekudusan (Jumat, 22 November 2002))
Kekudusan

Kekudusan.
Sampailah kita ke epilog dari kitab Wahyu (ayat yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22:6-21). Sebagaimana dalam pendahuluan kitab ini, di sini kita menemukan pernyataan bahwa Yohanes adalah saksi yang mendapatkan penglihatan dari Allah. Namun, dalam bagian penutup ini lebih ditekankan kutuk yang akan menimpa semua orang yang tidak menaati pesan-pesan wahyu. Kekudusan adalah unsur yang terus- menerus ditekankan dalam bagian ini.Pertama, dalam ayat yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6-7 ada penegasan mengenai perkataan yang dapat dipercaya dan sahih. Allah dinyatakan sebagai yang memberikan roh pewahyuan, sama seperti Ia memberikan kata-kata-Nya kepada para nabi. Allah yang sama itu pula yang memberikan penglihatan kepada Yohanes bahwa kedatangan Kristus akan segera tiba.

Kedua, Yohanes menyatakan bahwa dirinya adalah saksi, yang mendengar dan melihat penglihatan-penglihatan dalam kitab Wahyu (ayat 8- 10). Ia tidak boleh menyimpan wahyu itu untuk dirinya sendiri, tidak boleh menyembah malaikat yang ada di hadapannya (bdk. yang+dapat+melihat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">19:10). Yohanes hanya boleh menyembah Allah.

Ketiga, mereka yang tidak kudus akan dihukum (ayat 11-12). Perkataan "siapa yang cemar, biarlah ia terus cemar" tidak dimaksudkan bahwa kecemaran diperbolehkan, namun di sini menunjukkan bahwa jikalau seseorang terus keras hati dan tidak mau mendengarkan kebenaran, biarlah ia terus berada dalam keadaannya itu sesuai dengan keputusannya—ini adalah hukuman dari Allah. Kristus akan datang segera, bahkan mungkin tiba-tiba. Ia akan membalaskan kebenaran dengan keselamatan dan kejahatan dengan hukuman. Ini tidak berarti bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan perbuatan baik. Tidak ada perbuatan baik di luar Kristus—keselamatan adalah anugerah semata.

Keempat, Kristus akan menyertai orang-orang yang percaya kepada-Nya (ayat 13-17). Sedangkan bagi mereka yang sesat muncul peringatan akan hukuman (ayat 15). Kristus adalah tunas dan terang fajar yang sejati—Dialah pengharapan umat manusia.

Renungkan:
Pertahankan jubah pembaruan hidup Anda bersih dan beresponslah terhadap panggilan-Nya untuk senantiasa murni.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA