Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 5785 ayat untuk telah melihat ke depan (0.006 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15) (1Ptr 1:1) (sh: Pendatang di dunia, ahli waris di surga (Rabu, 13 Oktober 2004))
Pendatang di dunia, ahli waris di surga

Selama hidup di dunia ini, anak-anak Tuhan tidak akan lepas dari masalah dan penderitaan. Namun, anak-anak Tuhan sejati tidak akan tenggelam dalam berbagai percobaan hidup ini sampai berputus asa, apalagi murtad. Tidak sama sekali! Karena anak-anak Tuhan memiliki pengharapan akan kepastian keselamatan! Di dunia ini kita boleh hidup menderita, tetapi di surga kelak, kebahagiaan kekal menanti. Puji Tuhan!

Petrus menaikkan doa ucapan syukur untuk umat Tuhan yang tinggal di wilayah Asia Kecil oleh karena sebagai orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Roh melalui darah Yesus (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">2), mereka adalah ahli waris surgawi (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">4). Sebagai orang-orang yang sudah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, mereka akan dipelihara oleh kekuatan Tuhan sendiri sampai akhir zaman (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">5). Oleh sebab itu, nasihat Petrus kepada mereka adalah supaya mereka bersukacita sekalipun dalam hidup di dunia ini mereka menderita (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">6). Petrus juga menjelaskan bahwa tujuan Tuhan mengizinkan penderitaan kepada umat-Nya adalah bukan untuk menjatuhkan mereka sebaliknya, untuk membuktikan kesejatian iman mereka. Iman yang sejati pasti teruji dengan baik. Ibarat emas yang dimurnikan oleh api dan segala kotorannya akan terbakar habis sehingga emas itu akan tampil cemerlang. Demikian juga ketika iman anak Tuhan diuji oleh penderitaan maka hasilnya anak Tuhan akan muncul sebagai pemenang (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">7).

Bukti seperti apa yang harus dinyatakan oleh anak-anak Tuhan tentang kesejatian imannya? Pertama, tetap setia dan tidak menyangkal Tuhan dalam segala situasi. Kedua, tetap mempraktikkan kasih Tuhan kepada orang lain, bahkan kepada orang-orang yang menganiaya kita.

Renungkan: Iman, pengharapan, dan kasih. Iman mendasarkan diri pada karya penebusan Tuhan bagi umat-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari maut. Pengharapan memampukan kita melihat ke depan kepada janji surgawi. Kasih diwujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari menantang kejahatan demi untuk membangun sesama manusia dalam dunia ini.

(0.15) (Mzm 72:1) (sh: Doakan pemimpin kita! (Selasa, 2 November 2004))
Doakan pemimpin kita!

Pemimpin negara tanpa dukungan rakyatnya tidak dapat berhasil. Siapa lagi yang mendukung pemimpin Indonesia kalau bukan kita warga negaranya.

Mazmur 72 merupakan doa Salomo bagi putranya, yang akan meneruskan takhta Israel. Harapan Salomo bagi raja baru ini, ialah agar ia akan memerintah bangsanya dengan bersandarkan pada hukum Allah, sehingga keadilan ditegakkan (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">1-4). Raja yang mengagungkan hukum akan bertindak adil. Ia akan membela rakyatnya yang tertindas dan miskin. Sebaliknya, para penjahat dan pembuat onar dihancurkannya. Keadilannya dalam memimpin akan membawa kesejukan dan damai sejahtera kepada rakyatnya (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">5-7). Rakyat pasti mendukungnya dengan utuh, oleh karena raja dekat dengan mereka. Bangsa-bangsa lain pun akan hormat dan tunduk setelah melihat betapa bijaksananya ia memimpin bangsanya (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">8-11).

Selain itu, telinga raja terbuka kepada jeritan orang yang membutuhkan pertolongan. Singkatnya raja mengabdikan hidupnya untuk menghantar rakyat menuju hidup yang lebih baik (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">12-14). Itu sebabnya pada masa pemerintahannya, kemakmuran dan kesentosaan dinikmati oleh semua orang (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">15-16). Raja yang demikian ini akan dikenang (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">17), nama Tuhan akan dipermuliakan, semua bangsa datang untuk mengenal dan menyembah Dia (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">18-19). Doa untuk pemimpin harus sesuai dengan panggilan dan tanggung jawab pemimpin di hadapan Allah dan rakyat yang dipimpinnya, bukan untuk kepentingan pemimpin sendiri.

Tuhan sudah memberikan kepada kita presiden beserta tim pemerintahan yang baru. Mereka bukan orang yang sempurna, mungkin pula bukan pilihan kita. Namun, untuk lima tahun ke depan merekalah pemimpin-pemimpin kita. Mari kita doakan agar mereka memiliki takut akan Tuhan sebagai dasar hidupnya, keteguhan jiwa pelayanan sebagai dasar kepemimpinannya, dan sifat adil sosial dalam pengabdiannya bagi bangsa negara Indonesia.

Doaku: Tuhan, berikan kepada presidenku dan para pemimpin bangsa ini hati yang takut kepada-Mu, peduli kepada rakyatnya, berani menindak ketidakadilan dan tegas menumpas kejahatan.

(0.15) (Mat 16:1) (sh: Buta karena ketidakpercayaan (Kamis, 10 Februari 2005))
Buta karena ketidakpercayaan

Orang yang tidak percaya karena tidak mengerti bisa ditolong dengan membuat mereka mengerti. Akan tetapi, kalau ketidakpercayaan itu disebabkan oleh ketidakmauan untuk menerima kebenaran, tidak ada yang bisa menolong. Hal itu sama dengan sengaja membutakan diri.

Orang Farisi dan Saduki sangat berbeda dalam pandangan teologi dan politik mereka (lihat artikel di hal. 39,40). Hanya dalam satu hal mereka sama, yaitu tidak percaya Tuhan Yesus. Sebenarnya mereka sudah mengikuti Tuhan Yesus sejak lama dan melihat tanda-tanda ajaib yang dilakukan-Nya. Di depan mereka terpampang bukti-bukti ke-Mesiasan-Nya. Sayang, mereka membutakan mata supaya tidak perlu percaya dan menerima Dia. Jadi, permintaan mereka kepada Tuhan Yesus akan tanda bukanlah permintaan tulus. Kalaupun tanda diberikan, mereka tetap tidak akan percaya. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus menjawab dengan keras. Mereka tahu membaca tanda-tanda alam, tetapi buta terhadap tanda-tanda zaman. Tuhan menyebut mereka angkatan yang jahat dan tidak setia. Maksudnya adalah mereka sengaja menolak percaya walaupun tanda-tanda untuk itu sangat jelas. Tuhan Yesus berkata bahwa mereka hanya akan mendapatkan satu tanda, yaitu tanda Yunus!

Itu sebabnya juga, Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya supaya waspada kepada pengajaran orang Farisi dan Saduki (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">12). Walaupun mereka pengajar-pengajar agama Yahudi, kebenaran tidak ada pada mereka karena mereka menolak percaya kepada Sumber Kebenaran.

Masa kini, orang lebih suka memilih hal-hal yang menyenangkan hati, bukan kebenaran yang menyelamatkan dan mengubah hidup. Berpegang pada kebenaran tidak saja membuat kita menolak kompromi, tetapi juga berani menegor kekerasan hati sesama kita.

Renungkan: Kita perlu memupuk kasih kita kepada Tuhan dan firman-Nya agar kehidupan kita jernih memancarkan kemuliaan Tuhan.

(0.15) (Kis 16:1) (sh: Rekan kerja dan Roh Kudus (Kamis, 26 Mei 2005))
Rekan kerja dan Roh Kudus


Kesuksesan dalam pelayanan bukan dihasilkan semata-mata oleh kemampuan diri sendiri meskipun seseorang memiliki talenta. Ada faktor-faktor lain yang berperan, misalnya rekan kerja yang sehati. Jelas, faktor yang terpenting adalah pimpinan Roh Kudus.

Perjalanan pewartaan Injil telah membawa Paulus ke Kota Listra. Itulah kota asal Timotius. Dari latar belakang dan kesaksian hidup Timotius, Paulus segera menyadari potensi anak muda itu sebagai rekan kerjanya (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">1-2). Paulus segera merekrut Timotius (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">3). Dengan rekan kerja baru, pelayanan pewartaan Injil dapat lebih diperluas. Injil segera diwartakan dari kota ke kota (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">4-5). Semua keberhasilan itu tentu dikarenakan kepekaan dan ketaatan Paulus dan rekan-rekannya akan pimpinan Roh Kudus. Demikian juga mereka taat ketika Roh Kudus memberikan penglihatan baru. Roh Kudus melarang mereka masuk ke Asia, sebaliknya mengarahkan mereka melihat ke daratan Eropa (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">6-9). Ketaatan mereka akan membawa Injil masuk ke daratan Eropa. Kelak Injil akan tiba di Kota Roma. Roma saat itu adalah pintu gerbang menuju seluruh dunia. Dengan demikian langkah ketaatan pada visi Makedonia ini adalah langkah pasti menuju ke penggenapan nubuat Tuhan Yesus, "... kamu akan menjadi saksi-Ku... sampai ke ujung bumi" (Kis. 1:8).

Panggilan untuk mengabarkan Injil sampai ke ujung bumi masih sangat relevan untuk Gereja masa kini. Masih banyak daerah, suku, bangsa, dan bahasa yang belum mendengar Injil. Tuaian masih sangat banyak sementara pekerja terlalu sedikit (Mat. 9:37). Untuk itu, kita perlu meminta kepada Tuhan rekan-rekan kerja yang sehati dan sepanggilan. Kemudian dengan berdoa sungguh-sungguh dan merenungkan firman-Nya, kita meminta pimpinan Roh yang jelas ke mana Tuhan mau utus kita pergi.

Tekadku: Aku mau menjejakkan kakiku untuk mengabarkan Injil ke tempat-tempat di mana karya salib-Mu belum didengar orang.

(0.14) (Yeh 36:20) (full: MENAJISKAN NAMA-KU YANG KUDUS. )

Nas : Yeh 36:20-22

Israel telah menajiskan nama Allah melalui kejahatan mereka, karena itu mereka dibinasakan; akibatnya, bangsa-bangsa melihat hal itu sebagai tanda kelemahan Tuhan. Karena itu Allah bermaksud untuk memulihkan Israel ke negeri itu, bukan terutama demi mereka, tetapi untuk mempertahankan kekudusan nama-Nya yang besar. Apabila waktu itu tiba, semua bangsa akan mengetahui bahwa Tuhan Israel yang berdaulat adalah satu-satunya Allah yang benar (ayat Yeh 36:23; bd. 1Raj 18:20-39).

(0.14) (Why 19:11) (full: AKU MELIHAT SORGA TERBUKA. )

Nas : Wahy 19:11

Ayat ini menyatakan awal kedatangan Kristus kali kedua ke bumi sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan (ayat Wahy 19:16). Ia datang dari sorga sebagai Pejuang-Mesias (bd. 2Tes 1:7-8) untuk menegakkan kebenaran dan keadilan (Mazm 96:13), untuk menghukum bangsa-bangsa dan berperang melawan kejahatan (bd. Yoh 5:30). Inilah peristiwa yang telah dinanti-nantikan oleh orang yang setia dari segala angkatan.

(0.14) (1Kor 11:6) (full: HARUSLAH IA MENUDUNGI KEPALANYA. )

Nas : 1Kor 11:6

Pada zaman Paulus, wanita menudungi kepalanya untuk menunjukkan kesopanan dan sikap tunduk kepada suaminya dan demi menyatakan martabatnya. Tudung itu mengandung arti bahwa ia harus dihormati dan dihargai sebagai seorang wanita. Tanpa tudung, ia tidak memiliki martabat; kaum pria tidak menghormati wanita yang tidak memakai tudung karena mereka seolah-olah memamerkan dirinya di depan umum secara memalukan. Demikianlah, tudung itu berfungsi sebagai suatu tanda harga diri dan kemuliaan kewanitaannya sebagaimana Allah telah menciptakannya.

Prinsip di balik pemakaian tudung ini sampai sekarang pun masih diperlukan. Seorang wanita Kristen harus berdandan dengan sopan dan dengan hati-hati, mengenakan pakaian yang pantas dan bermartabat sehingga ia dapat pergi ke mana saja dengan aman dan hormat. Ketika seorang wanita berdandan dengan sopan dan pantas bagi kemuliaan Allah, dia mempertinggi tingkat martabat dan kelayakannya sendiri yang telah dikaruniakan oleh Allah.

(0.14) (Yoh 9:13) (sh: Iman yang tumbuh dalam tekanan (Senin, 21 Januari 2002))
Iman yang tumbuh dalam tekanan

Menarik sekali melihat perkembangan pengenalan orang buta tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">11). Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">12). Kelihatannya ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa oleh pemimpin-pemimpin agama, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">17). Ketika ia diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">25). Yesus didengar Allah (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh pemimpin-pemimpin agama (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">34).

Namun, Yesus tidak membuangnya. Yesus mencarinya (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan para pemimpin agama. Di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan pemimpin-pemimpin agama. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya.

Jika kita melihat perkembangan pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Ia mengenal Yesus bukan dari kesaksian murid-murid Yesus atau Tuhan Yesus sendiri. Pengenalannya akan Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus.

Renungkan: Iman sejati selalu tumbuh. Iman kepada Yesus akan membawa orang percaya menyembah-Nya. Iman melahirkan ibadah.

(0.14) (Yos 7:5) (endetn: dari)

diperbaiki. Tertulis: "di(depan)".

(0.14) (Mzm 103:9) (jerusalem: menuntut) Yaitu di depan pengadilanNya.
(0.14) (1Sam 9:9) (full: PELIHAT. )

Nas : 1Sam 9:9

Seorang pelihat (Ibr. _ro'eh_, "dia yang melihat") adalah seorang yang diberi kemampuan khusus oleh Allah untuk melihat dunia rohani atau melihat peristiwa-peristiwa yang akan datang (bd. ayat 1Sam 9:19; 2Sam 24:11; 2Taw 29:25; 35:15). Sering kali Allah menyatakan aneka peristiwa masa kini atau masa depan kepada seorang nabi melalui mimpi atau penglihatan (bd. Bil 12:6); jadi, ketika karunia nubuat jarang terlihat, maka diberitahu bahwa "penglihatan-penglihatan pun tidak sering" (1Sam 3:1). Kemudian dalam sejarah Israel nabi menjadi lebih terkemuka daripada seorang pelihat, karena tugas utama nabi adalah berbicara kepada umat perjanjian Allah mengenai apa yang dilihat atau yang didengarnya dari Allah mengenai kesetiaan mereka kepada Allah

(lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA).

(0.14) (Yer 32:27) (full: ADAKAH SESUATU ... MUSTAHIL UNTUK-KU? )

Nas : Yer 32:27

Dengan pasukan Babel mengepung kota Yerusalem, masa depan kelihatan suram; namun Allah meyakinkan Yeremia bahwa dengan kuasa-Nya bangsa itu akan dikembalikan ke negeri mereka. Firman Allah menjanjikan masa depan yang penuh berkat bagi semua orang yang percaya kepada Kristus. Kita dapat mengandalkan firman-Nya sekalipun kita tidak tahu cara yang khusus hal itu akan terlaksana.

(0.14) (Ams 15:24) (full: JALAN KEHIDUPAN ... MENUJU KE ATAS. )

Nas : Ams 15:24

Di sini ada pandangan sekilas lainnya PL mengenai harapan masa depan. Apabila diterjemahkan secara harafiah bunyinya, "Jalan kehidupan bagi orang berakal budi menuju ke tempat di atas, supaya ia dapat menjauhi kuburan (Ibr. _sheol_) di bawah." _Sheol_ juga bisa berarti tempat hukuman setelah kematian (bd. _Hades_ dalam PB;

lihat cat. --> Mazm 16:10).

[atau ref. Mazm 16:10]

Jadi, orang saleh akan ke tempat di atas (sorga) setelah meninggal dan menjauhi _sheol_ sama sekali (bd. Mazm 23:6; 73:24-25).

(0.14) (1Raj 12:25) (sh: Kacang lupa kulitnya (Sabtu, 19 Februari 2000))
Kacang lupa kulitnya

Peribahasa ini sangat tepat untuk menggambarkan perjalanan karir Yerobeam sebagai raja. Belum lama ia memegang tampuk pimpinan, ia sudah mengabaikan siapa yang mendudukkan dia sebagai raja, dan melanggar syarat yang harus senantiasa dia penuhi serta batas wewenang yang ia punyai agar takhtanya tetap kokoh. Ia menggantikan Allah dengan ilah-ilah lain dan membuat kuil-kuil di bukit pengorbanan. Bahkan ia mengangkat imam-imam dari rakyat biasa. Berarti ia menjadikan dirinya sebagai pusat dari seluruh sendi kehidupan kerajaan Israel.

Apabila ditinjau dari tujuannya untuk memperkokoh kerajaannya dan menyatukan umatnya, tindakan Yerobeam sangat tepat dan merupakan bukti bahwa ia mempunyai pandangan yang luas dan jauh ke depan. Namun bila ditinjau dari bagaimana cara ia mencapai tujuan tersebut, Yerobeam sudah melakukan suatu kesalahan yang sangat fatal dan komprehensif. Ia mempertahankan kekuasaan sosial dan politik dengan memanipulasi kerohanian bangsanya. Rakyatnya tidak hanya dibawa pada jalan yang berdosa, namun dosa mereka pun adalah dosa yang terstruktur dan terkontrol oleh lembaga politik yang sah. Betapa mengerikan apa yang dilakukan oleh Yerobeam.

Latar belakang Yerobeam adalah anak seorang pegawai istana biasa. Jika ia sekarang menjadi raja, itu bukti bahwa Allah sungguh berdaulat atas sejarah manusia (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">11:31). Allah pun sudah berjanji bahwa keluarganya akan dibangunkan seperti keluarga Daud jika ia setia kepada-Nya. Mengapa ia harus kuatir bahwa rakyatnya akan meninggalkannya, saat mereka harus pergi ke Yerusalem secara berkala untuk beribadah? Tidakkah ia sudah mendengar dan melihat bahwa Allah akan memecahkan kerajaan Israel menjadi dua, karena ketidaktaatan Salomo? Mengapa ia tetap melanggar perjanjian yang pernah dibuat Allah untuknya? Jawaban dari semua pertanyaan itu adalah seluruh peristiwa menakjubkan yang baru saja ia alami, ternyata tidak membuat iman dan pengenalannya terhadap Allah menjadi mendalam dan berpusat kepada-Nya.

Renungkan: Berkat dan anugerah Allah yang begitu melimpah tidak selalu berdampak positif. Bila seseorang tidak meletakkan berkat Allah dalam perspektif rencana Allah bagi hidupnya, akan menjadi penyesat yang sangat berbahaya baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

(0.14) (Yer 34:8) (sh: Faktor-faktor yang memberi kontribusi kepada ketidaktaatan (Kamis, 3 Mei 2001))
Faktor-faktor yang memberi kontribusi kepada ketidaktaatan

Orang-orang Yehuda dari golongan menengah ke atas mengingkari perjanjian dengan Allah (15, 18). Mereka berhasil memperbudak kembali budak-budak yang sudah dibebaskan. Mereka lebih berjaya dan mampu dibandingkan dengan Firaun yang gagal membawa kembali Israel ke tanah Mesir. Namun seperti Firaun, mereka pun akan menerima hukuman dari Allah karena mengingkari janjinya (17-22).

Para orang kaya Yehuda dan Firaun mempunyai jenis ketaatan yang sama yaitu ketaatan karena ketakutan terhadap ancaman yang tidak mampu mereka atasi. Tentara Babel hanya menyisakan Lakhis dan Seka sebagai kota benteng Yehuda. Kemampuan dan kekuatan mereka sendiri tidak dapat menghalau Babel. Karena itu mereka akan mencoba usaha-usaha lain walaupun harus menderita kerugian materi. Pertama, mereka mengambil hati para budak dengan cara membebaskan mereka agar mereka mau turut serta mempertahankan Yerusalem dengan sekuat tenaga. Kedua, mereka mengantisipasi masa depan mereka yang akan sama-sama menjadi budak Nebukadnezar. Para budak dapat membalas dendam kepada mereka. Ketiga, mereka mencoba merayu Allah dengan melakukan firman-Nya (Kel. 21:1-4; Ul. 25:12) agar Allah sudi menolong mereka. Karena itu dapat dikatakan bahwa tindakan mereka bukanlah bentuk ketaatan kepada Allah tetapi merupakan bentuk usaha untuk mempertahankan keamanan, kenyamanan, dan kesenangan diri. Ini merupakan ketaatan kepada diri sendiri. Setelah Babel mundur dari Yerusalem karena tentara Mesir datang menolongnya, maka mereka segera menjalankan perbudakan lagi (21 bdk. 37:6-9). Mereka memang mempunyai kemampuan untuk itu yaitu kemampuan ekonomi (11). Dalam situasi perang, para budak yang dibebaskan tidak mampu mencari nafkah dengan mengolah tanah mereka atau berternak, kecuali rela dipaksa menjadi budak kembali untuk mempertahankan hidup.

Renungkan: Apa yang dapat dilihat di sini? Ketidaktaatan tidak selalu dipicu oleh godaan dari luar diri kita tapi dapat juga dipicu oleh kelebihan yang kita miliki, seperti kekayaan materi, kekuasaan yang didapat karena kedudukan, kemampuan kita untuk mengantisipasi situasi yang akan datang, dan kejelian melihat peluang. Karena itu berhati-hatilah dengan segala kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki.

(0.14) (Mzm 98:1) (sh: Bersoraklah bagi Tuhan. (Rabu, 11 November 1998))
Bersoraklah bagi Tuhan.

Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan-Nya sejak semula dan dituntaskan-Nya. Ungkapan nyanyian baru merupakan ungkapan hidup yang baru, yang bersyukur, yang percaya kepada karya keselamatan Allah, bukan hanya perbuatan ajaib tetapi juga pernyataan keadilan Allah di depan bangsa-bangsa, dan pernyataan kasih setia Allah kepada umat-Nya.

Keselamatan sampai ke ujung bumi. Keselamatan dari Allah berlaku bagi seluruh bangsa sampai ke ujung bumi. Inilah berita kesukaan besar. Biarlah seluruh bumi bersorak-sorai dan bermazmur bagi Dia, yang berdaulat mutlak atas seluruh ciptaan-Nya. Kumandangkanlah terus nyanyian baru sebagai ungkapan syukur atas apa yang telah dibuat Allah dalam diri Anak-Nya. Di dalam Kristus Umat berkeyakinan teguh, bahwa Ia akan datang sebagai Hakim yang menegakkan kebenaran. Allah telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, sekarang pun Dia sedang melakukannya, dan masih akan terus melakukannya.

Renungkan: Pujilah Tuhan sebab Ia tetap berkarya sampai pemerintahan Allah menguasai dunia ini sepenuhnya dengan keadilan dan kebenaran kekal. Masih kurangkah alasan Anda untuk bersukacita dan bersyukur karena keselamatan-Nya?

(0.14) (Yes 41:17) (sh: Allah atau ilah? (Selasa, 26 Juli 2005))
Allah atau ilah?

Berjalan melintasi gurun pasir selama berhari-hari bukanlah perkara gampang. Dalam keadaan panas dan haus orang sering disesatkan oleh fatamorgana (seperti melihat mata air).

Umat Allah pada nas ini digambarkan sedang berjalan melalui gurun pasir dalam keadaan panas dan haus. Namun, mereka tidak disesatkan oleh fatamorgana sebab Allah sendiri telah memelihara mereka melalui mata air yang menyegarkan (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">17-19). Perbuatan Allah menolong umat-Nya itu membuat bangsa-bangsa yang melihat dan memperhatikannya akan mengakui bahwa tangan Allah Israel yang melakukannya (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">20).

Setelah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas pada umat-Nya dan bangsa-bangsa maka kini Allah melucuti para penguasa dunia, berhala-berhala, dan ilah-ilah dunia ini (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">21). Merekalah para penyesat yang membuat manusia tidak dapat melihat Allah. Padahal mereka sendiri tidak berdaya untuk menolong manusia. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui peristiwa yang akan terjadi pada masa depan (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">22-23). Mereka juga tidak ada apa-apanya sehingga tidak mampu membela perkaranya sendiri (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">24). Terhadap rencana Allah dalam meninggikan atau merendahkan posisi seseorang mereka tidak mampu mencegahnya (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">25-27). Mereka tidak mampu memahami rencana Allah bagi sejarah dunia sehingga mereka pun tidak mampu menjawab Allah (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">28-29).

Umat Allah dan bangsa-bangsa masa kini dihadapkan pada pilihan menyembah Allah atau penguasa dunia, berhala-berhala, dan ilah-ilah dunia ini. Sekaranglah waktunya untuk mengambil keputusan. Jangan salah pilih. Pilihan yang keliru berakibat fatal. Memilih Allah berarti memilih hidup. Memilih yang lain berarti memberi diri dihancurkan oleh kuasa-kuasa palsu.

Camkan: Pertolongan Iblis adalah halusinasi. Berharap padanya sama dengan bergantung pada seutas benang.

(0.14) (Yeh 35:1) (sh: Konflik schakmat (Senin, 12 November 2001))
Konflik schakmat

Apa akibatnya bila konflik berkepanjangan terjadi dari generasi ke generasi? Generasi sekarang hanya mendapatkan getah dari masa lampau. Mereka tetap saling membenci, meskipun kadang alasannya tidak diketahui dengan jelas atau sudah tidak ada hubungannya dengan hidup mereka; dapat dikatakan sebagai konflik schakmat.

Setelah Yerusalem direbut tahun 587 sM, Yehuda tidak memiliki pemerintahan yang efektif untuk melindungi daerahnya. Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang Edom untuk menjarah harta milik orang Yehuda (bdk. telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">36:5), suatu perwujudan balas dendam atas konflik tak kunjung padam.

Maka, datanglah firman Tuhan kepada para pencari kesempatan ini. Hukum "mata ganti mata" akan berlaku untuk pegunungan Seir (istilah lain untuk Edom), bahkan bencana yang lebih dahsyat akan menimpa mereka. Pesan Yehezkiel tersebut merupakan suatu penguatan agar bangsa Israel mau belajar berharap dan percaya pada Allah mereka yang adil. Bangsa Edom akan dihukum karena telah memperlakukan saudara mereka dengan keji.

Tudingan kepada bangsa Edom dapat dilihat pula dalam kaitannya dengan bagaimana mereka memandang kesatuan dengan Yehuda. Sejak bangsa Israel pecah menjadi kerajaan utara dan selatan, bangsa-bangsa lain melihat Efraim (Israel) dan Yehuda sebagai 2 negara yang berbeda. Namun demikian, kita dapat melihat bahwa Yehezkiel sangat menghindari kesan keterpecahan itu, demikian juga sejarawan dalam 1 dan 2 Raja-raja. Karena itulah kita akan kaget ketika melihat bahwa Edom tetap melihat Efraim dan Yehuda sebagai 2 bangsa yang terpisah: suatu sikap kebencian yang amat dalam (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">10). Edom tidak memandang kesatuan sebagaimana Allah memandangnya.

Renungkan: Bila Anda terjebak konflik tak berkesudahan, hati-hati agar Anda tidak jatuh ke dalam niat jahat. Kesatuan akan menimbulkan kekuatan, kedamaian, dan kemenangan. Meskipun sulit untuk dicapai, tetapi kesatuan layak diperjuangkan. Dalam situasi schakmat, balikkan papan caturnya!

(0.14) (Mat 27:11) (sh: Makin terfokus ke salib (Kamis, 24 Maret 2005))
Makin terfokus ke salib


Dari pengadilan Kayafas Yesus dibawa ke pengadilan Pilatus (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">2). Karena mahkamah agama gagal menemukan kesalahan Yesus dan hak untuk menjatuhkan hukuman mati ada di tangan orang Romawi, Yesus harus diadili oleh Pilatus. Di hadapan mahkamah agama Yesus harus menghadapi tuduhan-tuduhan pelecehan agama. Di depan Pilatus orang-orang Yahudi melontarkan tuduhan yang bersifat politis (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">11).

Yesus dituduh mengklaim diri-Nya adalah raja (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">12). Tuduhan itu menempatkan Yesus dalam posisi pemberontak. Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya," (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">11) mengandung dua maksud. Pertama, menegaskan bahwa Ia tidak pernah mengklaim diri sebagai raja politis. Kedua, secara tidak langsung Ia menerima pernyataan bahwa Ia adalah raja, yaitu raja dalam kaitan dengan Kerajaan Allah. Sayang ucapan Pilatus itu bukan pengakuan iman, tetapi bagian dari siasat ingin menghukum Yesus. Sesudah dialog singkat ini, Yesus tidak lagi menjawab tuduhan dan pertanyaan Pilatus. Yesus tidak memberikan pembelaan sedikit pun atas diri-Nya (ayat telah+melihat+ke+depan&tab=notes" ver="">14). Dengan berdiam diri jelas Yesus menunjukkan keengganan-Nya untuk meladeni tuduhan-tuduhan palsu dan pengadilan bengkok tersebut. Sikap diam Yesus ini menggenapi nubuat Yesaya tentang hamba yang menderita (Yes. 53:7). Sikap diam Yesus bukan sikap pasif yang pasrah kepada keadaan melainkan sikap aktif memfokuskan diri-Nya kepada kehendak Allah.

Seluruh sikap dan tindakan Yesus ini serasi dengan keputusan doa-Nya di Getsemani yaitu menenggak cawan murka Allah yang menghasilkan penyelamatan. Yesus memfokuskan penuh hidup-Nya ke salib. Peristiwa-peristiwa lain dalam pengadilan Pilatus pun mengalir ke fokus yang sama. Meskipun Pilatus telah ditegur oleh istrinya, sikapnya yang lebih mementingkan kuasa daripada kebenaran membuat dia menggiring Yesus ke salib (ayat 19-26).

Renungkan: Sikap diam seperti halnya taat sampai mati di kayu salib bukan kekalahan, tetapi awal dari kemenangan.

(0.13) (Yeh 34:23) (full: MENGANGKAT SATU ORANG GEMBALA ATAS MEREKA. )

Nas : Yeh 34:23

Gembala ini ialah Yesus sang Mesias, seorang keturunan Daud (bd. Mazm 89:5,21,30; Yer 23:5-6). Ia menggembalakan umat Allah sebagai imam, nabi dan raja yang benar. Dia adalah "gembala yang baik" (Yoh 10:14) yang menyerahkan nyawa-Nya untuk domba (Yoh 10:1-18; 1Yoh 3:1; bd. 1Pet 2:25; 5:4). Di masa depan, apabila umat Allah telah dikembalikan ke negeri mereka, Mesias akan mendirikan kerajaan-Nya yang damai sejahtera dan adil

(lihat cat. --> Yeh 34:25 berikut).

[atau ref. Yeh 34:25]



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA