pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,

(5-14) Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, ^y  telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya ^z  suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya. ^a 

Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, ^h  telinga tidak puas mendengar.

ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanyapun tidak puas ^m  dengan kekayaan; --untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? --Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.

Jika orang memperoleh seratus anak dan hidup lama sampai mencapai umur panjang, tetapi ia tidak puas dengan kesenangan, bahkan tidak mendapat penguburan, kataku, anak gugur ^l  lebih baik dari pada orang ^m  ini.

Hal ini juga kupandang sebagai hikmat ^u  di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku;

Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. ^g 

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia ¹ . ^c 

Janganlah lekas-lekas marah ^f  dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. ^g 

Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan.

Yang sekarang ada dulu sudah ada, ^t  dan yang akan ada sudah lama ada; ^u  dan Allah mencari yang sudah lalu.

Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^p 

Orang yang bodoh melipat tangannya ^k  dan memakan dagingnya sendiri.

Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.

Pengkhotbah ^m  berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur. ⁿ 

Dan aku melihat bahwa hikmat ^m  melebihi kebodohan, ⁿ  seperti terang melebihi kegelapan.

Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua. ^o 

Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat.

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.

Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah ^q  dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya ¹ , ^r  karena ini adalah kewajiban setiap orang. ^s