(0.89) | (Mrk 13:13) |
(full: BERTAHAN SAMPAI PADA KESUDAHANNYA.
) Nas : Mr 13:13 Ketabahan iman dan ketekunan dalam kesetiaan kepada Kristus adalah syarat alkitabiah untuk keselamatan terakhir (bd. Ibr 3:14; 6:11-12; Ibr 10:36). Kemuliaan keselamatan terakhir itu dilukiskan dalam Wahy 2:7,17,26-28; 3:5,12,20-21; 7:9-17; 14:13; 21:1-7. |
(0.89) | (Mrk 14:37) |
(full: BERJAGA-JAGA SATU JAM.
) Nas : Mr 14:37 Petrus dan murid yang lain lalai untuk berjaga-jaga dan berdoa, satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan mereka dari kegagalan pada saat pencobaan ini (ayat Mr 14:50). Kegagalan dalam kehidupan Kristen kita itu sudah pasti apabila kita tidak berdoa (lihat cat. --> Kis 10:9 [atau ref. Kis 10:9] mengenai komitmen untuk berdoa selama satu jam). |
(0.89) | (Mrk 16:18) |
(full: MEMEGANG ULAR.
) Nas : Mr 16:18 Memegang ular atau minum racun tidak boleh merupakan upacara agama dan dijadikan ujian untuk membuktikan kerohanian seseorang. Ini adalah janji yang diberikan kepada orang percaya yang menghadapi bahaya semacam itu ketika melayani Kristus. Adalah dosa untuk mencobai Allah dengan sengaja mendatangkan mara bahaya atas diri sendiri (Mat 4:5-7; 10:23; Mat 24:16-18). |
(0.89) | (Mrk 1:1) |
(jerusalem) Injil Karangan Markus Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencobaanNya di padang gurun, Mrk 1:1-13; kemudian beberapa petunjuk tentang karya Yesus di Galilea, Mrk 1:14-7:23; menyusullah perjalanan Yesus bersama murid-muridNya ke daerah Tirus dan Sidon, ke Dekapolis, di kawasan Kaisarea Filipi, lalu Yesus kembali ke Galilea, Mrk 7:24 - 9:50. Akhirnya sebuah perjalanan lain melalui daerah Perea dan kota Yerikho menuju Yerusalem hendak menempuh sengsara dan kebangkitan, Mrk 10:1-16:8. Tanpa berkata tentang urutan kejadian-kejadian secara terperinci nampaklah rangka tersebut agak dibuat-buat. Sebab mungkin sekali, sebagaimana dibuktikan injil keempat, bahwa Yesus beberapa kali pergi ke Yerusalem sebelum Paskah-sengsara. Namun demikian garis-garis besar Mrk memperlihatkan suatu perkembangan yang perlu dipertahankan, baik karena nilai historisnya maupun karena makna teologisnya. Mula-mula Yesus disambut baik oleh rakyat yang semangatnya berkobar-kobar; lalu martabatNya sebagai Mesias yang sederhana dan rohani belaka mengecewakan harapan rakyat yang semangatnya menjadi kendor; Lalu Yesus meninggalkan daerah Galilea mencurahkan perhatian untuk mendidik sekelompok kecil murid-murid yang setia; tanpa syarat mereka akhirnya mengakui Yesus sejak pernyataan Petrus di Kaisarea Filipi; ini titik yang memutuskan; semenjak itu segala sesuatunya diarahkan ke Yerusalem; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem; akibat; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem terlaksanalah drama sengsara, yang akhirnya dimahkotai oleh tanggapan Allah yang menang, yakni kebangkitan. Injil kedua ini terutama menaruh perhatiannya pada Yesus sebagai sebuah paradoks : oleh manusia Ia tidak diterima, bahkan ditolak, meskipun diutus oleh Allah dan oleh karena Allah, akhirnya menang juga. Mrk tidak begitu berminat terhadap pengajaran Yesus, sehingga hanya sedikit perkataan Yesus dimuatnya. Pokok utamanya ialah : pernyataan Mesias yang disalibkan. Dari satu pihak Mrk memperlihatkan Yesus sebagai Anak Alah yang diakui oleh Bapa sendiri, Mrk 1:11; 9:7, oleh setan-setan, Mrk 1:24; 3:11; 5:7, dan bahkan oleh manusia, Mrk 15:39; sebagai Mesias yang menghaki sebuah martabat ilahi, perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">14:62, dan melebihi malaikat, perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">13:32; yang menganggap diriNya berkuasa untuk mengampuni dosa, Mrk 2:10, sebagaimana dibuktikanNya dengan membuat mujizat, Mrk 1:31; 4:41 dll, mengusir roh-roh jahat, Mrk 1:27; 3:23; dll. Tetapi di lain pihak mengejek Yesus dan kesal hati terhadapNya, Mrk 5:40; 6:2 dst; permusuhan dari pihak pemimpin-pemimpin Yunani, Mrk 2:1-3:6; dll; bahkan murid-murid tidak sampai memahami Yesus, Mrk 4:13+; perlawanan yang membawa ke penghinaan salib. Justru batu sandungan itulah yang ingin dijelaskan oleh Mrk, tidak hanya dengan memperlawankannya dengan kemenangan terakhir dalam kebangkitan, tetapi juga dengan memperlihatkan bahwa haruslah terjadi demikian, menurut rencana rahasia Allah. Haruslah Kristus menderita untuk menebus manusia, Mrk 10:45; 14:24; demikianlah dinubuatkan oleh Alkitab, Mrk 9:12; 14:21, 49, dan Yesus sendiri juga menandaskan bahwa jalan perendahan dan sengsara harus ditempuh baik oleh Yesus sendiri, Mrk 8:31; 9:31; 10:33 dst, maupun oleh pengikut-pengikutNya, Mrk 8:34 dst; perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">9:35; 10:15, 24 dst, Mrk 39; 13:9-13. Hanya pengharapan Yahudi akan seorang Mesias pejuang dan pemenang kurang siap untuk menerima keterangan- keterangan semacam mengenai penderitaan dan penyangkalan diri. Itulah sebabnya maka Yesus untuk menghindarkan timbulnya semangat yang kurang tepat menyembunyikan mujizat-mujizatNya, Mrk 5:43; dll, dan diriNya sendiri Mrk 7:24; 9:30. Dari sebutan Mesias, Mrk 8:29 dst. yang terlalu berpautan dengan kemuliaan manusiawi. Yesus mengutamakan sebutan lebih sederhana dan lebih sama-sama, yaitu "Anak Manusia", perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">2:10, dll; bdk Mat 8:20+. Itulah yang disebutkan sebagai "rahasia Mesias", Mrk 1:34+. Memang benar juga "rahasia" itu dijadikan oleh Mrk sebagai pokok utama injilnya. Tetapi ini bukan buah daya khayalnya sendiri. Sebaliknya Markus telah menyelami kenyataan terdalam dalam jalan hidup Yesus yang penuh sengsara. Dan justru kenyataan itulah yang dibentangkan Mrk di hadapan kita dengan disinari cahaya iman yang secara depinitip diteguhkan oleh kemenangan Paskah. |
(0.89) | (Mrk 8:27) |
(sh: Buat saya (Rabu, 19 Maret 2003)) Buat sayaBuat saya. Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kaisarea Filipi. Tempat ini adalah tempat politik penting di mana kaisar diakui sebagai Tuhan. Tempat ini juga merupakan supermarket berhala, tempat orang-orang memilih dewa-dewi untuk dibeli dan disembah. Maka, kita melihat bahwa pertanyaan Yesus mengenai siapa diri-Nya diajukan pada konteks yang tepat. Yesus memulai dengan pertanyaan mengenai apa yang orang-orang katakan tentang Dia. Ini adalah kebiasaan masyarakat Mediterania purba. Zaman itu, identitas ditentukan bukan oleh diri sendiri, tetapi oleh komunitas. Identitas itu ditegaskan ulang oleh orang-orang lain. Maka, meskipun tentu Yesus mengetahui jawaban dari pertanyaan-Nya, di sini Ia benar-benar ingin mengetahui apa kata orang-orang dan ingin mendapatkan konfirmasi dan identifikasi dari murid-murid-Nya. Penilaian orang-orang lain menunjukkan ketidakmengertian mereka bahwa Yesus adalah yang akan menjadi penyelamat umat manusia sampai setuntas-tuntasnya. Para murid pun ditanyai Yesus, "Menurut kamu ...". Petrus mewakili para murid dan menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, orang yang diutus dan diurapi Tuhan. Di sini Petrus menunjukkan bahwa bagi dirinya Yesus sungguh-sungguh bermakna. Kebenaran bukan hanya di otak, tetapi Petrus sungguh memahami bahwa Kristus itu adalah Mesias "bagi saya", "buat saya", "untuk saya". Sayang sekali, pemahaman Petrus keliru. Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Mesias yang akan menderita, dan mati, tetapi akan menang. Petrus bingung. Ia tidak siap menghadapi kenyataan bahwa Mesias harus menderita. Memang, kebenaran itu sudah ditunjukkan dalam hubungan personal, hanya ia masih harus merevisinya. Renungkan: Kristus bukanlah doktrin, tetapi Penyelamat Anda secara pribadi, sekarang dan di sini. Siapakah Kristus bagi Anda? Siapkah Anda merevisi pemahaman Anda tentang Dia? |
(0.89) | (Mrk 10:32) |
(sh: Ada apa dengan Yerusalem? Yerusalem, adalah kota yang disebut-sebut (Jumat, 28 Maret 2003)) Ada apa dengan Yerusalem? Yerusalem, adalah kota yang disebut-sebutAda apa dengan Yerusalem? Yerusalem, adalah kota yang disebut-sebut Yesus dalam pemberitaan-Nya sebagai kota penggenapan rencana keselamatan Allah. Di kota inilah Yesus akan mati di tangan bangsa-bangsa kafir! Mereka yang menyertai Yesus masuk kota itu cemas. Satu-satunya yang tidak menunjukkan kecemasan dalam rombongan itu hanyalah Yesus. Yesus dengan penuh kerelaan menyadari bahwa Ia harus menderita, dan mati bagi semua orang. Perjalanan menuju Yerusalem adalah perjalanan penuh ketakutan dan penderitaan, tetapi sekaligus perjalanan menuju kemenangan di mana semua tindakan dan karya-Nya mengarah ke salib yang membebaskan kita dari kuasa dosa. Sungguh ironis, sebab di saat para murid cemas, Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, melihat kondisi ini sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tinggi, dan tempat terhormat. Namun permintaan mereka dijawab Yesus dengan menjelaskan dua hal. Pertama, cawan yang harus Ia minum. Cawan itu merupakan lambang sukacita (lih. Mzm. 23:5; 116:13), dan dukacita dalam PL (lih. Mzm. 11:6; Yeh. 23:31-34; Yes. 51:17-23; Yer. 25:15; Rat. 4:21). Yesus memakai cawan dalam pengertian terakhir, yaitu bahwa Ia harus minum dari cawan yang berisikan hukuman. Kedua, baptisan. Dibaptis berarti merendahkan diri dengan penuh kepatuhan, mengorbankan diri sendiri (bdk. Luk. 12:50). Melalui kedua gambaran ini jelas bahwa demi Kerajaan itu Yesus harus menderita. Mampukah para murid melakukan hal ini? Melalui penderitaan Kristus, kita mendapatkan teladan pelayanan dan kehidupan kristiani, yaitu melayani dalam kasih, kerendahan hati, penaklukan diri kepada kehendak Allah (bdk. Flp. 2:1-11). Renungkan: Kebenaran Allah menjadi nyata melalui kematian Yesus Kristus, dan belas kasihan Allah kepada kita dinyatakan melalui kurban pengganti yang Allah sendiri berikan. |
(0.89) | (Mrk 14:66) |
(sh: Harapan dan motivasi (Rabu, 16 April 2003)) Harapan dan motivasiHarapan dan motivasi.
Masih hangat di hati kita ucapan Petrus "Sekalipun aku harus
mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau" ( Petrus tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa Yesus harus menderita. Selain itu, sikap Yesus menyerahkan diri tanpa suatu perlawanan apa pun membuat Petrus yang dijuluki batu karang itu hancur berantakan. Petrus yang gagah berani itu tiba-tiba menjadi seorang penakut. Kokok ayam mengingatkan Petrus akan perkataan Yesus, ia menangis. Suatu tangisan penyesalan. Mungkin kita mengatakan bahwa Petrus tidak memiliki pendirian yang teguh. Ia mudah berubah-ubah. Perubahan sikap yang demikian tidak hanya dialami oleh Petrus tetapi juga dialami oleh orang beriman dalam perjalanan mengikut Yesus. Ada orang yang mengikut Yesus dengan pemahaman yang keliru. Ada orang yang mengikut Yesus dengan harapan bahwa hidupnya senang dan selalu sukses. Kedua hal tersebut merupakan pemicu bagi ketidak-siapan umat Tuhan mengalami penderitaan. Artinya, orang dengan pemahaman seperti itu melupakan konsekuensi menjadi pengikut Yesus yaitu bukan hanya senang tetapi juga harus rela menderita. Tuhan menghendaki agar umat-Nya memiliki sikap iman yang teguh dalam menghadapi berbagai tantangan, pencobaan dan penderitaan. Kalaupun karena kelemahan umat Tuhan jatuh, Ia mengangkat umat- Nya dari kejatuhan sebab tangan Tuhan selalu terulur untuk mengangkat umat-Nya kembali. Renungkan: Menjadi seorang murid harus memiliki pendirian dan iman yang teguh, apalagi dalam menghadapi tantangan dan cobaan. |
(0.89) | (Mrk 15:20) |
(sh: Jeritan Anak Manusia (Jumat, 18 April 2003)) Jeritan Anak ManusiaJeritan Anak Manusia. Dalam perjalanan hidup kita tidak hanya bertemu dengan saat-saat yang menggembirakan, tetapi juga saat-saat yang mencekam dan menyedihkan. Biasanya di saat-saat seperti itu tidak jarang kita bertanya kepada Allah mengapa Ia membiarkan kita mengalami penderitaan ini? Dari pembacaan ini, kita juga melihat bagaimana Yesus merintih dan berteriak dalam penderitaan-Nya yang amat sangat kepada Allah, ""Eloi, Eloi, lema sabakhtani?", yang berarti: Allah-Ku, Allah- Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Anak Manusia harus menderita di atas kayu salib bukan karena kesalahan-Nya, tetapi karena Ia menggantikan kita karena menanggung kesalahan kita. Seruan Yesus itu membuktikan bahwa Allah sungguh-sungguh meninggalkan Yesus dalam penderitaan-Nya. Sang Bapa meninggalkan Anak-Nya bukan karena Ia membenci-Nya, tetapi karena Allah membenci dosa yang ditanggung oleh Anak-Nya, sebab Allah itu kudus. Kekudusan-Nya menuntut untuk tidak berkompromi dengan dosa. Allah meninggalkan Anak-Nya supaya kita diselamatkan. Sebab jika Allah membela Anak-Nya maka kita pasti binasa. Dalam perkataan lain, Allah meninggalkan Yesus dan berdiri di pihak kita supaya kita diselamatkan. Itu berarti bagi Yesus, salib merupakan suatu pergumulan yang paling pahit dan mengerikan dalam hidup-Nya tetapi bagi manusia, salib Yesus merupakan berita sukacita, karena melalui kematian-Nya kita dibebaskan. Berita sukacita itulah yang mendorong umat beriman agar kita merayakan hari kematian Yesus bukan dengan sedih dan putus asa, tetapi dengan iman dan pengharapan bahwa kematian Yesus merupakan jaminan keselamatan kita. Renungkan: Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya ketika mengalami penderitaan. Sebab Ia bergumul bersama kita mencari jalan keluar dari segala penderitaan. Ia adalah Allah Imanuel, Allah beserta kita. |
(0.89) | (Mrk 1:15) | (jerusalem: waktunya telah genap) Dengan berkata tentang "kegenapan waktu" penginjil mengandaikan bahwa tahap-tahap rencana Allah bersambung, 1Ra 8:24; Wis 8:8; Kis 1:7+, dll. Diandaikan pula bahwa orang tahu akan hal itu. Dengan dimulai tahap terakhir, Rom 3:26+; Ibr 1:2+ dll, sudah genaplah waktunya, Gal 4:4+; bdk 1Ko 10:11. Tidak hanya Kitab Suci, Mat 1:22+, dan hukum Taurat, Mat 5:17+, digenapi, tetapi juga seluruh tata penyelamatan lama yang oleh Allah dipimpin ke kepenuhannya, Mat 9:17; Mat 26:28+; Rom 10:4; 2Ko 3:14-15; Ibr 10:1,14, dll. Pada akhir tahap sejarah yang terakhir itu, 1Ko 10:11; 1Ti 4:1; 1Pe 1:5,20; 1Yo 2:18, yang adalah "zaman akhir" Ibr 9:26, tibalah "akhir zaman", Mat 13:40,49; Mat 24:3; Mat 28:20, ialah "Hari (Tuhan) itu", 1Ko 1:8+; bdk Amo 5:18, "hari pernyataanNya", 1Ko 1:7+, dan hari penghakiman, Rom 2:6+, bdk Maz 9:5 |
(0.89) | (Mrk 2:5) | (jerusalem: dosamu sudah diampuni) Yesus di sini menyatakan bahwa mempunyai kuasa Allah, Yes 1:18; Kel 34:6; Hos 11:8-9, untuk mengampuni dosa. Selama hidupNya Yesus sering menggunakan kekuasaan itu. Memang demikianlah arti nama Yesus, Mat 1:21. Yesus sendiri menghubungkan kekuasaan itu dengan kematianNya, Mat 26:28+ dsj. Jemaat-jemaat Kristenpun menyatakan bahwa pengampunan dosa datang dari Kristus yang mati dan dibangkitkan, misalnya Kis 2:38; Kis 3:19; Kis 10:43; Kis 13:38; Rom 3:21-26+, Rom 5:6-9; Efe 1:7; Efe 1:7; Efe 4:32; Kol 1:14; Kol 3:13; 1Yo 1:7; 1Yo 2:12; Ibr 9:26; Wah 1:5. Tetapi Yesus menyerahkan kekuasaan itu juga kepada murid-muridnya, sehingga Allah pasti meneguhkan keputusan mereka, Mat 16:19; Mat 18:18; Yoh 20:23. |
(0.88) | (Mrk 1:40) |
(sh: Menentang tradisi (Sabtu, 18 Januari 2003)) Menentang tradisiMenentang tradisi. Pada masa Yesus hidup, sudah merupakan tradisi bila orang yang berpenyakit kusta diasingkan masyarakat. Selain takut tertular - - menurut hukum Musa -- orang kusta itu najis dan dikutuk Allah (bdk. Im. 13:45-46). Bagaimana sikap Yesus ketika berhadapan dengan orang kusta? Yesus tidak mengusir atau menjauh. Yesus justru menggerakkan tangan-Nya ke arah orang kusta itu lalu menyentuhnya. Dapat kita bayangkan kegemparan yang terjadi karena reaksi orang-orang yang melihat perbuatan ini. Mengapa Yesus mau menyentuhnya? Karena belas kasihan (ayat 41). Belas kasihan Yesus menyembuhkan dan mengalahkan segala-galanya. Ketika orang kusta sembuh Yesus memberikan dua bentuk perintah padanya. Pertama, ia harus melakukan hukum Musa, yaitu menghadap imam agar imam dapat menyatakannya sebagai orang sehat. Tanpa pernyataan resmi ini sulit baginya diterima masyarakat. Kemudian, ia harus memberikan persembahan syukur seperti yang diatur hukum Musa (Im. 14:1-32). Kedua, Yesus melarangnya untuk memberitakan kesembuhannya kepada orang lain. Sebenarnya orang yang mengenalnya, tanpa diberitahu pun menyadari perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Selain itu melakukan ritus seperti yang dituntut hukum Musa, sebenarnya merupakan pernyataan terbuka bahwa ia telah sembuh dan tahir. Jadi, mengapa harus dilarang? Karena Yesus tidak ingin dikenal sebagai tabib penyembuh. Yesus adalah Mesias dan Anak Allah. Namun, orang kusta ini tidak taat. Akibatnya pekerjaan dan pelayanan Yesus menjadi terhalang. Ketidaktaatan selalu menghambat pelayanan Yesus. (ayat 45). Renungkan: Belas kasihan Yesus membawa orang-orang pinggiran ke tengah- tengah peradaban manusia. Tanpa memiliki belas kasihan Yesus kita tidak akan pernah menyentuh orang-orang yang terbuang dan terasing oleh masyarakat. |
(0.88) | (Mrk 6:30) |
(sh: Sisi perut pelayanan Yesus (Senin, 10 Maret 2003)) Sisi perut pelayanan YesusSisi perut pelayanan Yesus. Dari nas ini, tampak bahwa Yesus bukanlah tipe pelayan yang sanggup berkata dalam hatinya, "yang penting mereka sudah kenyang secara rohani dan diberkati." Yesus mengajar orang banyak yang datang kepada-Nya. Yesus pun mengutus para murid-Nya ke sekeliling Galilea. Tetapi Ia juga memperhatikan kebutuhan fisik mereka, para murid dan orang banyak, yang memang mendesak waktu itu: makan dan istirahat. Karena itu perkataan para murid pada ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">35 menjadi sesuatu yang ironis bila kita mengingat keprihatinan Yesus yang mengusahakan agar mereka dapat beristirahat dan makan (ayat 31). Walaupun demikian, keberatan para murid memang logis (ayat 37). Yang kurang begitu logis justru adalah jawaban Yesus (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">37a) yang kembali ditanggapi dengan keberatan yang juga logis (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">37b). Perkataan Yesus ini menjadi pembuka bagi mukjizat yang akan dilakukan-Nya. Ini bukan sakramen, tetapi makan malam biasa ala Yahudi. Yesus menengadah ke langit untuk mengucapkan berkat kepada Bapa sambil memecah-mecah makanan/roti, seperti yang biasa dilakukan orang Yahudi pada saat mereka makan. Orang banyak duduk di padang berkelompok, dalam suasana keakraban khas Yahudi. Yang tidak biasa adalah dari mana makanan yang mereka santap itu datang. Dapat dikatakan, inilah pesta yang merayakan providensi Allah, ketika hari keenam kisah penciptaan diulang kembali: Allah berkehendak bagi manusia untuk beristirahat dan makan, kini dikonkretkan kembali oleh Yesus Kristus, Sang Mesias. Kerajaan Allah yang diberitakan-Nya juga punya keprihatinan dan perhatian terhadap kebutuhan fisik manusia, selain pemberitaan kabar keselamatan. Renungkan: Renungkan apakah sikap Anda, keluarga Anda dan jemaat Anda terhadap makanan dan istirahat layak menjadi kesaksian tentang Kerajaan Allah bagi orang di sekitar Anda. |
(0.88) | (Mrk 7:1) |
(sh: Cuci tangan sebelum makan (Rabu, 12 Maret 2003)) Cuci tangan sebelum makanCuci tangan sebelum makan. Salah satu cara untuk berbicara mengenai keseluruhan sistem makna disebut sistem kemurnian, sistem murni (pada tempatnya) dan tidak murni (tidak pada tempatnya) atau sistem tahir/halal (pada tempatnya) dan najis/haram (tidak pada tempatnya). Hal-hal ini bisa dikenakan ke individu, kelompok, benda, waktu, dan tempat. Kontroversi yang terjadi antara Yesus dan orang-orang Farisi (dan juga ahli-ahli kitab dalam Markus) mengenai norma-norma kemurnian dapat kita perhatikan di keseluruhan Injil. Yesus tidak menaati peta waktu (Sabat, perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">3:1-6), atau peta tempat (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">11:15-16). Ia melanggar peta individu juga: menyentuh orang kusta (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">1:41), wanita yang menstruasi (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">5:25-34), dan mayat (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">5:41). Yesus melampaui peta hal ketika ia menolak upacara pembasuhan tangan (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">7:5). Bertentangan dengan peta makan, Yesus makan dengan pemungut cukai dan para pendosa (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">2:15). Dengan menolak peta-peta ini, Yesus menunjukkan penyangkalan-Nya terhadap sistem kemurnian yang berlaku waktu itu. Hampir tidak mungkin bagi orang-orang nomad seperti Yesus dan murid- murid-Nya untuk senantiasa mematuhi hukum-hukum ketat ini, apalagi sebenarnya hukum pemurnian itu awalnya hanya untuk para imam. Yesus melihat bahwa esensi hukum bukanlah hukum itu sendiri, tetapi cinta kepada Allah dengan sepenuh hati (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">7:6; Ul. 6:4). Orang-orang Farisi lebih mementingkan tradisi oral daripada tunduk kepada Allah sepenuhnya -- karena itulah mereka disebut munafik. Kemunafikan mereka juga ditunjukkan dengan membiarkan hukum oral mengenai persembahan lebih berkuasa daripada hukum ke-5 (ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">7:10). Mereka kehilangan esensi keagamaan mereka. Renungkan: Esensi keagamaan bukan hukum, tetapi relasi yang penuh kasih dengan Allah. Legalisme membuat manusia tersesat dalam peta-peta kehidupan! |
(0.88) | (Mrk 7:24) |
(sh: Menjadi seperti anak anjing (Jumat, 14 Maret 2003)) Menjadi seperti anak anjingMenjadi seperti anak anjing. Yesus menarik diri dari kerumunan. Ia pergi ke Tirus untuk menyendiri, masuk ke dalam sebuah rumah, dan tak mau diganggu. Sebenarnya dalam waktu-waktu melayani Tuhan, sama seperti Yesus, kita pun perlu mengambil waktu beristirahat. Mengasihi diri sendiri tidak selalu sama dengan egoisme. Jika kita gagal mengasihi diri sendiri, kita pun akan gagal mengasihi orang lain (Mat. 22:39). Orang-orang Yahudi telah berkeras hati menolak Yesus. Maka, para pembaca Markus yang nonyahudi akan tertarik membaca bagian ini. Jelaslah bahwa wanita yang datang kepada Yesus berada di luar sistem Yahudi. Kesohoran Yesus membawanya datang -- kasih seorang ibu kepada anak yang kuat, melawan segala halangan sekalipun. Yesus kelihatannya dengan kasar menolak untuk menerima permintaan sang ibu. Kemungkinan ini disebabkan karena pada waktu itu juga banyak pembuat mukjizat dan banyak orang mencari Yesus bukan untuk mendengarkan pengajaran-Nya dan tunduk kepada otoritas- Nya, melainkan hanya karena ingin disembuhkan. Yesus dengan demikian ingin menguji mengapa sang ibu datang kepada-Nya. Yesus memakai istilah "anjing", suatu penghinaan yang besar di dunia Mediterania pada waktu itu. Wanita Samaria itu bersedia diumpamakan seperti anak anjing yang menerima remah-remah yang jatuh dari meja tuannya -- demi anaknya, dan tentu karena kepercayaannya yang sungguh bahwa Yesus bisa menyembuhkan. Kerendahhatiannya dan kepercayaannya tidak sia-sia. Ia mendapatkan apa yang dipohonkannya dengan amat sangat -- suatu kontras dengan orang-orang Farisi yang bebal dan sombong. Renungkan: Ada tiga hal yang harus orang Kristen pelajari dalam kehidupan ini: [1] kerendahan hati, [2] kerendahan hati, [3] kerendahan hati. |
(0.88) | (Mrk 8:34) |
(sh: Harga mengikut Yesus (Kamis, 20 Maret 2003)) Harga mengikut YesusHarga mengikut Yesus. Dalam perikop ini, Yesus memanggil banyak orang dan murid-murid- Nya untuk mendekat. Ia ingin sebanyak mungkin orang mendengar apa yang akan dikatakan-Nya. Ia berbicara mengenai penyangkalan diri ketika orang-orang ingin mengikut Dia. Ia sungguh adalah Mesias, dan mengikut Dia berarti mengikut Allah yang mengutus- Nya. Adalah kepentingan orang-orang yang mendengar pada waktu itu untuk taat kepada Allah dan kepada Mesias yang diutus Allah. Namun, Mesias yang datang adalah Mesias yang harus menderita dan Mesias yang menuntut orang-orang untuk juga menderita bersama Dia. Menyangkal diri dan memikul salib menunjukkan panggilan untuk mengarahkan hidup dari diri kepada Allah. Yang penting adalah kehendak Allah. Bahkan, jikalau harus mati sekalipun, sebagaimana digambarkan dengan perjalanan memikul salib ke tempat pemakuan, itu adalah syarat yang harus ditempuh. Tujuan akhirnya adalah mengikut Yesus, masuk dalam hubungan pribadi dengan Dia secara utuh -- "bukan Aku, melainkan Kristus". Mereka yang menolak untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah adalah mereka yang akan kehilangan banyak hal. Mereka juga akan menerima hukuman kekal dari Anak Manusia yang akan datang menjadi Hakim untuk kedua kalinya. Di antara orang yang mendengar, dikatakan bahwa mereka akan melihat Kerajaan Allah datang dengan kuasa. Ini mengacu ke peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung dalam bagian selanjutnya. Peristiwa itu adalah kecapan awal dari Kerajaan Allah yang datang secara penuh di akhir zaman. Harga yang dibayar akan diganti kemuliaan! Renungkan: Hari ini, sangkal keinginan dan dosa Anda yang bertentangan dengan firman Allah. Kita sedang dibawa menuju kemuliaan! |
(0.88) | (Mrk 9:42) |
(sh: Melepas dan menerima (Senin, 24 Maret 2003)) Melepas dan menerimaMelepas dan menerima. Kita bukan hanya hidup di dunia, tetapi dunia itu mengikat kita. Kadang dunia memiliki kita dan kita harus terus hidup di dunia. Namun demikian, bagaimana seharusnya hidup di dunia tanpa tercengkeram olehnya? Para pengikut Yesus diperingatkan agar tidak menghentikan usaha mereka yang mengusir setan demi nama Yesus karena mereka juga adalah orang-orang percaya. Jika para murid "menyesatkan" mereka, yaitu, membuat mereka tidak lagi bersekutu dengan Yesus, maka para murid akan menerima ganjaran yang keras -- suatu hukuman mati. Yesus meneruskan nasihat-Nya, masih berkenaan dengan bagaimana menaati kehendak Allah. Yesus berbicara tentang pengorbanan diri sampai semaksimal mungkin, dengan melepas apa yang seharusnya dilepas daripada hal-hal tertentu akan membuat orang kehilangan segala sesuatunya. Di sini kita diingatkan lagi tentang tiga zona dalam kehidupan manusia, yang mencakup tangan, kaki, dan mata. Kehidupan orang percaya haruslah utuh untuk Tuhan, dan ia harus berusaha untuk sedapat mungkin meminimalkan kecemaran dengan melepaskan kemelekatan. Ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">49 memberikan kepada kita semacam peringatan akan pemurnian. Murid-murid akan menghadapi penganiayaan, dan mereka akan dimurnikan. Untuk itu, mereka perlu menyiapkan diri menghadapi masa-masa sulit. Ayat perisai+itu+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">50 berbicara bukan lagi tentang garam penyucian, tetapi tentang garam sehari-hari. Di sini para murid berfungsi sebagai garam dunia yang akan menyucikan dunia dengan tumpahnya darah mereka ke tanah. Misi yang mereka kerjakan adalah misi yang krusial, dan mereka harus bersatu padu untuk melaksanakan amanat agung Tuhan memberitakan Injil-Nya! Renungkan: Melepaskan sesuatu yang kita sayangi dan nikmati memang tidak enak. Namun, kita akan menerima kehidupan yang sejati bila itu sesuai kehendak Allah. |
(0.88) | (Mrk 11:12) |
(sh: Kuantitas tanpa kualitas? (Senin, 31 Maret 2003)) Kuantitas tanpa kualitas?Kuantitas tanpa kualitas? Sama seperti manusia kebanyakan, Yesus pun dapat merasakan lapar. Keberadaan pohon ara yang lebat daunnya membangkitkan selera Yesus untuk menikmati buahnya. Tetapi harapan-Nya tidak terpenuhi karena ternyata pohon itu tidak berbuah. Tentu saja Yesus tidak akan menemukan buahnya, karena saat itu belum musim buah ara. Tetapi Yesus kecewa sehingga Ia mengutuk pohon ara tersebut. Mungkinkah Yesus mengutuk pohon ara karena rasa lapar? Tindakan Yesus ini banyak menimbulkan perdebatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa kemarahan Yesus tidak dapat diterima akal sehat. Jangan kita terburu-buru mengeluarkan pendapat tentang peristiwa ini. Perhatikan apa yang Markus katakan. Markus melihat bahwa kutukan ajaib Yesus ini mempunyai makna simbolis. Pohon ara adalah simbol bagi umat Israel. Sebagai bangsa yang memiliki status umat Allah, Israel adalah pohon ara Allah. Allah berharap bahwa pohon tersebut menghasilkan buah-buah kebenaran sehingga makin banyak orang mengenal-Nya. Tetapi sayang, status mulia itu hanya menjadi kebanggaan hampa karena tidak diiringi kenyataan yang membuktikan keistimewaan tersebut. Secara kuantitas, umat bertumbuh pesat dalam pengetahuan dan pekerjaan keagamaan, tetapi secara kualitas, mereka mandul karena tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Status umat Allah tanpa diiringi dengan kenyataan, hanya akan mempermalukan nama Allah. Ini tampak jelas ketika Yesus melihat bagaimana mereka memperlakukan Bait Suci seperti pasar. Seperti umat Israel, kita pun menyandang status umat Allah. Jangan membuat Yesus kecewa karena Dia tidak menemukan buah-buah kebenaran dalam diri kita. Membuat Yesus kecewa sama artinya dengan menyiapkan diri menerima nasib seperti pohon ara. Renungkan: Mengaku diri Kristen berarti siap mengeluarkan buah yang sepadan, dan tidak puas hanya dengan status dan simbol. |
(0.88) | (Mrk 2:27) |
(full: HARI SABAT DIADAKAN UNTUK MANUSIA.
) Nas : Mr 2:27 Hari Sabat ditetapkan oleh Allah untuk menjadi suatu berkat bagi umat manusia (lihat cat. --> Kel 20:8). [atau ref. Kel 20:8] Pada hari itu kita harus menghentikan semua pekerjaan sehari-hari. Sebagai gantinya, kita harus beribadah kepada Allah dan bersekutu dengan-Nya supaya kita tetap sehat secara jasmani dan kuat serta segar secara rohani (Yes 58:13-14). Mereka yang mengabaikan prinsip hari Sabat ini akan menghancurkan dirinya sendiri (lihat cat. --> Mat 12:1). [atau ref. Mat 12:1] |
(0.88) | (Mrk 8:38) |
(full: MALU KARENA AKU DAN KARENA PERKATAAN-KU.
) Nas : Mr 8:38 Yesus memandang dunia dan masyarakat di sekitar kita itu sebagai "angkatan yang tidak setia dan berdosa". Semua orang yang berusaha untuk disenangi atau diterima oleh generasi sekarang yang jahat daripada mengikut Kristus dan prinsip-prinsip-Nya yang benar akan ditolak oleh-Nya ketika Ia datang kembali (bd. Mat 7:23; 25:41-46; Luk 9:26; lihat cat. --> Luk 13:27). [atau ref. Luk 13:27] |
(0.88) | (Mrk 9:23) |
(full: TIDAK ADA YANG MUSTAHIL.
) Nas : Mr 9:23 Pernyataan Yesus ini tidak boleh dipandang sebagai suatu janji tanpa batas.
|