Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 4901 ayat untuk ia menuruti (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.13) (1Yoh 3:19) (sh: Keberanian berdoa di hadapan Allah (Sabtu, 6 Desember 2003))
Keberanian berdoa di hadapan Allah

Yohanes telah menegaskan bahwa orang percaya tidak berbuat dosa. Tanda yang tampak dari anak-anak Allah adalah kasih yang mereka lakukan. Namun, pada kenyataannya anak-anak Allah masih sering berbuat dosa. Misalnya, tidak mengasihi saudara seiman dan manusia lainnya seperti Kristus mengasihi manusia. Jika demikian apakah masih layak disebut anak-anak Allah?

Yohanes menasihatkan untuk tidak mendengar suara hati. Allah lebih mengenal kita dari pada kita mengenal diri sendiri (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">20). Oleh karena itu sepatutnyalah kita menyerahkan segalanya bukan kepada penilaian hati melainkan pada belas kasihan Allah. Allah yang menilai bukan suara hati. Betapapun kuat dan hebatnya suara hati menuduh, kita dapat menghampiri Allah yang penuh belas kasihan dan pengampunan. Inilah dasar keberanian kita untuk menghampiri Allah dan memohon pada-Nya (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">21). Di samping itu, kita harus menuruti segala perintah-Nya dan melakukan yang berkenan pada-Nya (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">22). Ini merupakan bukti bahwa kita memiliki relasi dengan Allah yaitu relasi yang dilandasi dan diwarnai dengan dan oleh kasih (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">23). Tetapi perlu kita sadari bahwa kasih hanya muncul jika atau karena percaya pada Yesus. Jadi, hanya yang percaya pada Yesus Kristus dan yang mengasihi sesama sajalah yang disebut orang Kristen. Kasih adalah bukti kelihatan bahwa seseorang percaya pada Yesus.

Ada satu hal lagi yang dikatakan Yohanes yaitu bahwa Allah telah mengaruniakan Roh Kudus kepada kita (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">24). Roh yang diberikan pada kita merupakan jaminan kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah. Jadi Yohanes mendorong orang percaya untuk memperdalam relasi dengan Allah sehingga memiliki keberanian yang semakin kuat untuk menghampiri dan meminta apa saja pada Allah dalam doa.

Renungkan: Relasi mendalam dan intim dengan Allah membuahkan doa yang berani meminta apa saja kepada-Nya.

(0.13) (Why 3:7) (sh: Yesus sebagai Yang Benar dan Kudus (Sabtu, 20 Desember 2003))
Yesus sebagai Yang Benar dan Kudus

Berbeda dengan kota-kota lainnya, di kota Filadelfia Tuhan sama sekali tidak mencela mereka. Mengapa demikian?

Di kota ini ada sekumpulan orang yang disebut jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut diri orang Yahudi. Mereka menyatakan diri sebagai jemaat yang benar. Oleh sebab itu, Yesus Kristus memperkenalkan diri-Nya sebagai Yang Kudus, Yang Benar, Yang memegang kunci Daud. Ini berarti hanya Tuhan yang berhak menentukan dan menguji kesejatian suatu jemaat. Orang-orang Yahudi boleh saja menganggap mereka yang benar, tetapi Tuhan mengatakan bahwa sebenarnya mereka adalah jemaat Iblis. Dalam hal ini Tuhan memuji jemaat di Filadelfia sebagai jemaat yang berkenan kepada-Nya.

“Aku telah membuka pintu bagimu ...” Pintu itu adalah kesempatan yang Tuhan sediakan bagi mereka untuk memberitakan Injil, dan tidak seorangpun dapat menghalanginya. Mereka mengambil kesempatan ini karena jika tidak berarti mereka menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan sudah berikan kepada Gereja-Nya. Selain itu Tuhan juga menyertai mereka yang akan menyatakan kuasa-Nya untuk membuat telinga yang mendengar serta hati yang percaya. Pemberitaan Injil tidak dilakukan dengan kekuatan serta kehebatan suatu jemaat, melainkan semata-mata oleh anugerah Tuhan yang direspons dengan benar. Jemaat Filadelfia sekalipun kecil di mata manusia, namun besar di hadapan Allah karena mereka menuruti firman dan tidak menyangkal nama-Nya. Maka Tuhan akan melindungi dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">11), dan berjanji akan menjadikan mereka sokoguru di Bait Suci Allah, dan akhirnya pada mereka akan dituliskan nama Allah, nama kota Allah dan nama-Nya yang baru.

Renungkan: Apakah kita menangkap momen yang Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita dan jemaat kita serta meresponinya dengan benar?

(0.11) (Mzm 101:1) (sh: Menjadi pemimpin berintegritas (Selasa, 16 April 2002))
Menjadi pemimpin berintegritas

Agak susah menetapkan kapan tepatnya mazmur ini ditulis. Bila melihat petunjuk di ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">1, kita beroleh petunjuk bahwa mazmur ini berisi tekad untuk mengembangkan kepemimpinan berintegritas (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">1-3), menolak perbuatan-perbuatan yang jahat di mata Allah (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">4-8), dan berisikan pertanyaan “bilakah Engkau datang kepadaku?” Bagian pertanyaan ini penting sebab merupakan petunjuk bahwa tekad sang raja atau pemimpin itu dibuat dalam rangka mengharapkan Allah tidak lebih lama lagi jauh darinya dan dari umat Tuhan. Dengan demikian, kemungkinan besar mazmur tekad dan permohonan ini dinaikkan pada masa pembangunan kembali Israel dari pembuangan, dengan integritas kepemimpinan menuruti model Daud.

Sang pemimpin mengutarakan tekadnya untuk mulai membangun kembali umat Tuhan dengan melakukan apa yang tak bercacat dan yang menjadi kepujian bagi Allah. Perbuatan memuji Allah dan kehidupan yang tak bercela harus bersumber dari hati yang tulus tak bercela (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">1-2b). Tidak kurang dari kesesuaian perbuatan dengan kecenderungan hati adalah integritas hidup pemimpin yang berkenan di hati Allah. Memang tidak mungkin memiliki kesukaan memuji Allah tanpa sungguh mengalami dan mengenal Allah dengan akrab. Kehidupan tak bercacat di hadapan Allah inilah yang dimaksud dengan integritas hidup. Dalam bagian berikutnya, hal tersebut dijabarkan dalam tujuh hal negatif yang ingin dihindari sang pemimpin. Angka tujuh menunjuk pada kesempurnaan. Berarti tekadnya bulat untuk sepenuhnya menolak dosa dalam segala bentuknya. Ketujuh hal tersebut melibatkan tiga kegiatan dan kapasitas dalam dirinya: melihat, mengucap, dan melakukan hal yang tidak benar (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">4-7). Hal-hal yang ingin dihindarinya itu tidak saja mencakup berbagai kelakuan yang tampak secara jasmani, tetapi berkait lebih dalam dengan sikap hati (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">4). Ungkapan puncak integritas pemimpin ini dinyatakannya dalam keinginan melenyapkan semua orang jahat, suatu niat yang sebenarnya hanya merupakan hak Allah. Mengatakan demikian berarti sang pemimpin menyadari bahwa dirinya adalah wakil Allah yang harus bertindak serasi dengan keadilan dan kebenaran Allah, tanpa kompromi.

Renungkan: Hendaknya tekad untuk hidup serasi dengan kasih, keadilan, integritas Ilahi menjadi ciri semua kita pengikut Kristus.

(0.11) (Mzm 104:1) (sh: Menikmati alam, memuji Allah (Jumat, 19 April 2002))
Menikmati alam, memuji Allah

Bersama Mazmur 103, mazmur ini memuji Allah karena perbuatan- perbuatan-Nya. Mazmur 103 mengagungkan kasih dan kemurahan Allah yang membuat manusia beroleh perkenanan-Nya (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">4,8,11,13,17). Mazmur 104 mengagungkan perbuatan-perbuatan Allah yang menyebabkan segenap alam berjalan teratur menuruti ekosistem yang rumit, namun serasi. Dengan demikian, kedua mazmur ini mengingatkan bahwa karya penyelamatan Allah tidak boleh diceraikan dari karya penciptaan Allah dalam alam semesta. Bahkan karya penyelamatan Allah untuk umat-Nya harus dilihat dalam rangka Allah ingin memakai umat-Nya untuk memelihara keutuhan segenap ciptaan-Nya.

Kata kunci dalam mazmur ini adalah “perbuatan”/ ”membuat” (ayat 4,13,24ab,31). Apabila kita mengikuti gerak pemazmur menjelajahi perbuatan-perbuatan Allah dalam alam ini, kita mendapatkan kesan sekilas bahwa mazmur ini tidak beraturan. Perhatian pemazmur seolah melompat-lompat dari langit (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">2-4) ke bumi (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">5-6), ke air (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">7-10), ke binatang liar (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">11), ke burung-burung (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">12), ke bumi kembali (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">13), ke tanaman (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">14-15), ke pohon-pohon (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">16), ke burung-burung (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">17), ke binatang liar (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">18), ke benda-benda langit (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">19-20a), ke binatang liar (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">20b-22), ke manusia kembali (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">23). Bandingkan gerak tak menentu ini dengan ketika Anda memandang hamparan pemandangan indah atau ketika seorang anak pada hari ulang tahunnya menerima setumpuk hadiah. Bukan lompatan perhatian tak menentu, tetapi tarian perhatian karena luapan kekaguman luar biasa.

Semua keindahan dan kemegahan dalam alam adalah lambang dari keagungan diri Allah. Keteraturan alam adalah ungkapan dari kuasa dan kebaikan Allah. Bila bait Allah adalah buatan tangan manusia untuk melukiskan kehadiran Allah, seluruh alam semesta ini adalah buatan tangan Allah sendiri yang menjadi bait kudus bagi-Nya. Pemahaman ini menghasilkan keyakinan iman yang berbeda radikal dari kepercayaan lain. Di tangan para ilah, bumi terguncang (ayat ia+menuruti&tab=notes" ver="">82:5); tetapi di tangan Allah seluruh alam semesta dari tubir terdalam sampai langit tertinggi terpelihara teguh.

Renungkan: Bagi orang Kristen, kepekaan akan tanggung jawab ekologis dimulai dari mensyukuri setiap kebaikan dan keindahan Tuhan dalam alam semesta.

(0.11) (Mat 7:12) (sh: Pilihan yang bukan pilihan (Jumat, 19 Januari 2001))
Pilihan yang bukan pilihan

Khotbah di Bukit diakhiri dengan 4 peringatan yang masing-masing terdiri dari 2 pilihan yang sangat kontras yaitu 2 jalan, 2 pohon, 2 klaim, dan 2 pembangun. Peringatan itu merupakan panggilan untuk berkomitmen kepada ajaran-Nya sebab pengikut Kristus bukanlah mereka yang hanya takjub kepada ajaran-Nya (ayat 28-29). Pilihan apa yang kita miliki?

Ada 2 jalan yang tersedia bagi manusia. Jalan bagi pengikut Kristus adalah sempit: terbatas dan tidak bebas, karena merupakan jalan yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Jalan yang tidak populer karena mengikat kebebasan Kristen untuk menuruti kehendaknya. Namun jalan itu bukan akhir dari segalanya sebab di ujungnya tersedia pahala. Buah adalah lambang dari karya transformasi Allah di dalam kehidupan orang percaya (Yes. 5:1-7; Gal. 5:22-23). Produk dari hubungan yang `rahasia' antara Kristen dengan Allah haruslah kasat mata yaitu buah yang manis. Buah ini meliputi apa yang dikerjakan dan apa yang dikatakan. Yang perlu diperhatikan, Yesus berbicara tentang mengenali nabi palsu dan bukan memerintahkan Kristen untuk menguji apakah buah yang dihasilkan oleh saudara seimannya adalah baik. Alasannya adalah seperti pohon, Kristen membutuhkan waktu untuk menghasilkan buah yang baik.

Tidak hanya nabi palsu, pengikut Kristus yang palsu pun ada. Faktor yang menentukan palsu atau tidaknya pengikut Kristus adalah ketaatannya kepada kehendak Bapa di surga dan bukan mukjizat yang dilakukan. Mengapa? Mukjizat dapat dikerjakan oleh iblis sedangkan ketaatan kepada Allah hanya Yesuslah yang dapat melakukannya. Inilah yang seharusnya diteladani oleh para pengikut-Nya.

Mana yang akan Anda pilih dalam menjalani kehidupan di dunia ini? Jalan sempit atau lebar? Berbuah baik atau tidak? Melakukan kehendak Bapa atau tidak? Namun sesungguhnya ini bukan pilihan sebab selain masing-masing mempunyai konsekuensi dalam kekekalan, melakukan apa yang Kristus ajarkan adalah satu-satunya batu karang yang teguh dan merupakan satu-satunya cara membangun fondasi yang akan menopang dan memampukan kita untuk tetap bertahan hingga akhir zaman (Yes. 28:16-17; Yeh. 13:10-13).

Renungkan: Karena itu marilah kita menyatakan seluruh Khotbah di Bukit dalam kehidupan praktis sehari- hari.

(0.09) (Ayb 24:21) (jerusalem: Ia menjarahi) Harafiah: ia merumputi.
(0.08) (Yoh 7:1) (jerusalem: Ia tidak mau) Var: ia tidak dapat.
(0.07) (Ul 28:68) (bis: Ia)

Ia atau Aku.

(0.07) (1Tim 2:15) (bis: ia)

ia: atau mereka.

(0.07) (Mzm 55:20) (ende: ia)

jaitu: musuh.

(0.07) (Yer 46:18) (ende: ia)

jakni Nebukadnezar.

(0.07) (Hak 14:10) (endetn: Ia)

diperbaiki. Tertulis: "Bapaknja".

(0.07) (Ayb 24:17) (endetn: mereka)

diperbaiki. Tertulis: "ia".

(0.07) (Yes 5:29) (endetn: ia)

diperbaiki sedikit.

(0.07) (Za 7:13) (endetn: Aku)

diperbaiki. Tertulis: "Ia".

(0.07) (Im 9:12) (jerusalem: ia menyembelih) Yaitu Harun.
(0.07) (Bil 21:29) (jerusalem: Ia) Yaitu dewa Kamos.
(0.06) (2Taw 27:2) (bis: ia tidak membakar dupa)

ia tidak membakar dupa; atau ia tidak masuk beribadah.

(0.06) (1Sam 1:28) (endetn: ia hidup)

diperbaiki menurut terdjemahan kuno. Tertulis: "ia ada".

(0.06) (Mzm 49:9) (ende: ia)

jaitu manusia pada umumnja.



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA