Sesudah itu ia berseru<x id="o" /> kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan membunuh anaknya?"

Lalu ia mengunjurkan<x id="p" /> badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya."

Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu,<x id="r" /> bahwa engkau abdi Allah<x id="s" /> dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar.<x id="t" />"

Sebab itu Ahab telah memanggil Obaja yang menjadi kepala<x id="y" /> istana. Obaja itu seorang yang sungguh-sungguh takut<x id="z" /> akan TUHAN.

Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal<x id="s" /> sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi<x id="t" /> Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.

Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya<n id="1" />.<x id="r" />

Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali<n id="1" />.

Tetapi kuasa<x id="w" /> TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya<x id="x" /> dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.

Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi<x id="c" /> menyelamatkan nyawanya<n id="1" />;<x id="d" /> dan setelah sampai ke Bersyeba,<x id="e" /> yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.

Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua<x id="l" /> dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?<x id="m" />"

Kemudian ia mengirim utusan ke kota itu, kepada Ahab, raja Israel,

Segera sesudah Benhadad mendengar perkataan itu, pada waktu ia sedang minum-minum<x id="r" /> dengan raja-raja di pondok, berkatalah ia kepada pegawai-pegawainya: "Aturlah barisanmu," lalu mereka mengatur barisannya melawan kota itu.

Seorang dari rombongan nabi<n id="1" /><x id="o" /> berkata kepada temannya atas perintah TUHAN: "Pukullah aku!" Tetapi orang itu menolak<x id="p" /> memukulnya.

Kemudian ia menulis surat<x id="d" /> atas nama Ahab, memeteraikannya<x id="e" /> dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot.

Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.

Kata Ahab kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?<x id="n" />" Jawabnya: "Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak<x id="o" /> diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.

Dan Aku akan memperlakukan keluargamu<x id="r" /> sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia, oleh karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan orang Israel berbuat dosa.<x id="s" />

Berkatalah raja Israel kepada pegawai-pegawainya: "Tahukah kamu, bahwa Ramot-Gilead<x id="d" /> sebenarnya milik kita? Tetapi kita tinggal diam saja dan tidak merebutnya dari tangan raja negeri Aram."

Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?"

Berkatalah raja Israel: "Tangkaplah Mikha, bawa dia kembali kepada Amon, penguasa kota, dan kepada Yoas, anak raja,