(0.14677455714286) | (2Raj 13:10) |
(sh: Kristen adalah aset nasional (Minggu, 4 Juni 2000)) Kristen adalah aset nasionalKristen adalah aset nasional.
Itulah seharusnya yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia
terhadap keberadaan Kristen di bumi Indonesia. Seperti Elisa
ketika menderita penyakit parah dan hampir mati, Yoas raja Israel
menangis sambil berseru-seru: 'Bapaku-bapaku! Kereta Israel dan
orang-orangnya yang berkuda'. Kereta dan orang berkuda merupakan
kekuatan utama bagi sebuah bangsa untuk menghadapi musuh. Jika
ungkapan ini ditujukan kepada Elisa berarti keberadaan dan
kehidupannya merupakan kekayaan nasional yang tak terhingga.
Hidup Elisa bernilai dan berarti karena memberikan dampak positif
yang nyata bagi kelanjutan kehidupan bangsa Israel melalui peran
yang ia lakukan sebagai nabi Allah yang menegur, meneguhkan, dan
menyatakan siapa Allah melalui mukjizat-mukjizat yang dikerjakan
Allah di dalam dirinya. Ini merupakan 'prestasi' tersendiri bagi
Elisa karena ungkapan ini pernah diserukan oleh Elisa kepada Elia
sebagai pengakuan akan nilai Elia bagi bangsa Israel ( Elisa tidak hanya berarti dan bernilai ketika masih hidup atau sehat. Namun di dalam keadaannya yang lemah dan hampir mati, hidupnya masih diberdayakan sebagai pewarta kabar keselamatan Allah bagi Israel. Kabar keselamatan yang membawa misi restorasi bangsa Israel kembali sebagai bangsa yang besar dan dengan wilayah yang membentang luas. Semua itu digenapi setelah kematiannya. Israel berhasil mengalahkan Aram sebanyak tiga kali hingga Israel berhasil mendapatkan kembali kota-kotanya. Hidup dan keberadaan Elisa sangat berarti dan bernilai bagi bangsa Israel sebab sepanjang hidupnya ia memberikan diri secara penuh untuk dipakai oleh Allah, sehingga seorang raja yang jahat seperti Yoas pun mengakuinya sebagai aset nasional. Renungkan: Jika Kristen meneladani Elisa, akan menjadi aset nasional, sehingga mereka yang tidak seiman akan mengakui dan membutuhkan pelayanan kita. Bacaan untuk Minggu Paskah 7 Kisah Para Rasul 1:12-14 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis1.htm#1:12 1Petrus 4:12-19 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe4.htm#4:12 Yohanes 17:1-11 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh17.htm#17:1 Mazmur 47 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz47.htm Lagu: Kidung Jemaat 336 |
(0.14677455714286) | (1Taw 16:7) |
(sh: Allah hadir (Minggu, 10 Februari 2002)) Allah hadirAllah hadir. Sesudah menegaskan pengkhususan tugas penyelenggaraan ibadah hanya kepada orang Lewi, Daud sendiri memimpin arak-arakan dan puji-pujian tersebut lalu memberikan berkat. Kini kita membaca mazmur yang ditujukan kepada Yahwe yang isinya jelas didasarkan atas Mazmur 105, 95, dan 106. Secara samar terlihat kesatuan fungsi raja dan imam bahkan juga nabi yang akan digenapi secara sempurna oleh Yesus Kristus. Mazmur Daud ini mengajar kita beberapa prinsip penting dalam ibadah yang menyenangkan hati Tuhan. Kala beribadah, memang kita bersyukur, berdoa, bernyanyi, dan bermazmur sebagaimana diungkapkan dalam panggilan untuk beribadah (ayat 8-13). Tetapi, inti dari ibadah adalah keyakinan bahwa Allah ada dan hadir dan berkenan didapati oleh mereka yang mencari dan meninggikan Dia. Allah adalah Allah perjanjian yang setia kepada janji-janji-Nya. Tema utama mazmur ini adalah penggenapan janji Allah menjadikan Israel umat-Nya, memberi mereka tanah perjanjian, membuat mereka suatu umat yang di dalam dirinya tanda-tanda kehadiran Allah terbaca dengan jelas (ayat 14-27). Kedatangan tabut perjanjian adalah salah satu penggenapan puncak dari janji Allah. Adalah kewajiban umat Allah untuk tidak melupakan hal tersebut. Mengingat-ingat kesetiaan Allah dan penggenapan janji-janji-Nya adalah inti dari penyembahan. Ibadah yang benar akan melahirkan semangat kesaksian. Umat yang menyembah Tuhan dan menyadari bahwa kemuliaan Allah tidak terbatas akan terdorong oleh kerinduan untuk mengajak segenap bangsa, bahasa, dan ciptaan untuk mengakui kemuliaan Allah itu (ayat 28-34). Renungkan: Kita seringkali gagal menyembah Tuhan dengan benar dan bersaksi bagi-Nya. Namun, Ia hadir dan akan mengerjakan maksud-maksud-Nya sampai kita sungguh menjadi penyembah dan saksi bagi-Nya. |
(0.14677455714286) | (2Taw 32:20) |
(sh: Allah menghukum keangkuhan (Selasa, 9 Juli 2002)) Allah menghukum keangkuhanAllah menghukum keangkuhan. Dengan singkat penulis Tawarikh menyebutkan bahwa raja Hizkia dan nabi Yesaya berdoa. Melalui bagian ini penulis Tawarikh ingin menunjukkan bahwa harapan-harapan Salomo kepada bait Allah dipenuhi. Ketika Israel terdesak, maka raja (dan pemimpin lainnya) berseru kepada Allah atas nama umat dari Yerusalem (bait Allah), dan Allah menyelamatkan Israel. Untuk kesekian kalinya, penulis Tawarikh menggunakan sejarah Israel untuk memberi contoh, bahwa Allah mendengar dan menjawab doa. Bahkan Allah tidak hanya menghancurkan bala tentara Sanherib, tetapi juga mengaruniakan kepada Hizkia keamanan bagi bangsa itu. Contoh kedua adalah raja Hizkia sendiri. Pada saat Allah menyembuhkan Hizkia dari penyakitnya, ia malah menjadi angkuh dan tidak berterima kasih (ayat 25a). Akibatnya, baik Hizkia maupun Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka Allah (ayat 25b). Tidak dijelaskan pada ayat ini apa yang terjadi. Namun, berbeda dengan Sanherib, Hizkia bersama-sama dengan penduduk Yerusalem mau bertobat dan merendahkan diri mengakui dosa-dosa mereka di hadapan Allah, sehingga "murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia" (ayat 26). Pada akhirnya, penulis Tawarikh menyimpulkan raja Hizkia sebagai raja yang perbuatan-perbuatannya setia (ayat 32). Kesetiaannya ini berbuahkan berkat yang besar dari Allah (ayat 27-31). Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa berkat Allah itu secara khusus ditujukan kepada seluruh Israel. Kesetiaan Hizkia kepada Allah mencerminkan juga kesetiaan umat. Berkat bagi Hizkia dan kejayaan Hizkia berarti kejayaan Yehuda juga. Penulis Tawarikh sekali lagi ingin menampilkan gambaran bangsa yang ideal, yang sesuai dengan kriteria Allah untuk diteladani orang-orang Yehuda yang baru kembali dari pembuangan, bangsa yang rajanya setia, dan kerajaannya diberkati oleh Allah. Renungkan: Seperti pemaparan Wahyu, semua kesombongan para penguasa dunia akan dihancurkan, dan Allah pasti akan menghukum mereka. Pengharapan Kristen adalah supaya dirinya terus setia dan berharap kepada Tuhannya. |
(0.14677455714286) | (Mzm 5:1) |
(sh: Maju dalam Tuhan di tengah masalah hidup (Kamis, 9 Januari 2003)) Maju dalam Tuhan di tengah masalah hidupMaju dalam Tuhan di tengah masalah hidup. Kejahatan, baik yang ditujukan kepada kita maupun yang terjadi di sekitar kita, pasti menimbulkan penderitaan. Mazmur ini melukiskan langkah mendaki makin mendekat Allah yang justru terjadi di dalam pergumulan orang beriman. Hal pertama yang pemazmur lakukan adalah menyatakan isi hatinya dan keluh kesahnya kepada Allah (ayat 2-4). Hubungan dengan Allah adalah sesuatu yang riil, bukan teoretis belaka. Doa adalah kebiasaan rohani yang mewadahi komunikasi riil tersebut. Menyadari itu, pemazmur berdoa di pagi hari. Dalam doanya, Ia dengan bebas dapat meninggikan Allah sebagai Raja sambil meminta secara nyata seolah kepada seorang sahabat. Kedua, pergumulan rohani yang dialaminya adalah kesempatan untuk pemazmur mengakarkan keyakinan imannya bahwa Allah konsisten dalam kekudusan-Nya (ayat 5-7). Apa pun kenyataan yang kini dialaminya tidak ia izinkan untuk mengaburkan keyakinan bahwa Allah membalas kejahatan dengan adil dan tegas menolak dosa. Ketiga, pemazmur mengutarakan tekad imannya berdasarkan kasih karunia kekal Allah untuk makin maju dalam hubungannya dengan Allah (ayat 8-9). Keempat, pemazmur memperjelas evaluasinya tentang orang jahat sambil meminta agar Tuhan memperlakukan orang jahat setimpal dengan kejahatan mereka (ayat 10-11). Perhatikan bagaimana pemazmur dengan tajam menilai kondisi hati dan sifat jahat mereka (ayat 10). Dengan demikian permohonannya bukanlah dorongan balas dendam, tetapi dorongan agar kemuliaan Allah dinyatakan (ayat 11). Kelima, akhirnya pemazmur mengutarakan keyakinan imannya bahwa orang benar akan bersukacita sebab Tuhan melindungi dan memberkati 12-13). Renungkan: Tuhan tidak saja melindungi kita saat kita tertekan kejahatan, Ia juga menuntun kita berjalan semakin mesra dengan-Nya. |
(0.14677455714286) | (Mzm 6:1) |
(sh: Beriman dalam pergumulan (Sabtu, 15 Februari 2003)) Beriman dalam pergumulanBeriman dalam pergumulan. Frasa bahasa Inggris berikut meringkaskan pandangan umum tentang bagaimana beriman di tengah pergumulan yang berat: "to keep a stiff upper lip". Arti bebasnya, menjaga bagian atas bibir tetap kaku pada saat apa pun, karena bibir bagian atas kita selalu bergerak dan berubah bentuk, bila sang empunya bibir atas sedang ada dalam keadaan emosional, senang atau sedih. Pendeknya, jika dalam pergumulan, tetaplah tegar, kendalikan diri, dan jangan salahkan Allah. Pemazmur gagal total untuk melakukan itu. Jangankan menjaga bibir atasnya tetap kaku, ranjangnya pun digenangi oleh air matanya (ayat 7b). Tulang-tulangnya gemetar (ayat 4) dan matanya sembab (ayat 8). Ia mengeluh merana (ayat 3a,7a) dan bertanya, "berapa lama lagi?" (ayat 4b). Setelah itu semua, baru kemudian pemazmur menyambungnya dengan pernyataan keyakinan bahwa Allah akan menolong dan membelanya (ayat 9-11). Mazmur ini memberikan wawasan yang sehat tentang bagaimana beriman dalam pergumulan. Darinya kita menyimpulkan suatu sikap iman terhadap pergumulan yang seimbang. Pengalaman iman kita mengizinkan kita untuk berduka, meratap, dan bahkan mengeluh. Bahkan, seperti teladan pemazmur, semua ratap dan keluhan itu ditujukan langsung kepada Allah. Ini bukan kekurang-ajaran, bukan pula ketidakpercayaan, tetapi hak dari seorang anak untuk mengeluh kepada Bapanya. Ini juga berarti memberikan kesempatan bagi Allah untuk menjawab keluhan kita dan menolong kita. Kita belajar bahwa dasar yang teguh bagi Kristen untuk menghadapi pergumulan bukanlah iman terhadap konsep, tetapi kepada Allah yang hidup, yang mendengarkan dan menjawab doa-doa kita. Renungkan: Doa bukanlah topeng religius untuk menutupi kelemahan kita dengan tindakan rohani, tetapi ekspresi atas hubungan yang akrab dengan Allah dalam kejujuran dan penyerahan diri. |
(0.14677455714286) | (Mzm 21:1) |
(sh: Dan pemenangnya adalah...? (Kamis, 29 Mei 2003)) Dan pemenangnya adalah...?Dan pemenangnya adalah...? Kalimat semacam ini banyak kita dengar dalam berbagai perlombaan. Dunia kita yang kompetitif bergerak antara dua kutub: menang dan kalah, dan selalu dengan semangat dan tujuan bahwa "mereka" harus kalah dan "kami" harus menang. Inilah, kata banyak orang, yang membuat dunia berputar. Melalui mazmur ini, tampak bahwa umat Israel dulu juga punya konsep kalah-menang. Namun ada beberapa kekhususan yang harus diperhatikan sebagai kekhasan dari pandangan Israel: Pertama, bukan Baal, Asytoret atau dewa-dewi kafir yang menentukan kalah atau menang tetapi TUHAN perjanjian. Kedua, kemenangan pemimpin bangsa ditujukan agar menjadi saluran berkat bagi umat. Maksud Allah memberkati umat-Nya diwujudkan melalui para pemimpin yang disertai-Nya. Ketiga, yang dikedepankan adalah kedahsyatan karya Allah, bukan karya raja (ayat 9-14). Allahlah yang akbar, kemenangan sang raja pun adalah pemberian Allah (ayat 6). Puji- pujian akhirpun diberikan kepada Allah, sebagai penguasa sejati Israel dan alam semesta yang perkasa (ayat 14). Hari ini kita mengingat kembali peristiwa dan makna dari kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus ke surga. Kristus naik ke surga, sebagai lanjutan dari kemenangan-Nya atas maut, dan persiapan atas kemenangan akbar-Nya pada saat Ia datang kembali. Kristuslah Raja kita yang jaya. Kemenangan Kristus sang Raja sejati, terjadi karena Ia menaklukkan diri kepada rencana Allah untuk menyelamatkan umat. Biarlah kenaikan Yesus ini mendorong kita untuk tidak menaklukkan ambisi pribadi yang angkuh dan egosentris demi mengutamakan pewujudan rencana Allah yang global terjelma melalui kita. Renungkan: Jika Anda akan menggubah suatu mazmur, keperkasaan Allah dalam hidup Anda yang mana yang akan Anda mazmurkan? |
(0.14677455714286) | (Mzm 28:1) |
(sh: Pertolongan pada saat kesesakan (Jumat, 28 Februari 2003)) Pertolongan pada saat kesesakanPertolongan pada saat kesesakan. Bila rasanya pertolongan Tuhan tak kunjung tiba, serasa tangan- tangan jahat sedang merenggut jiwa kita menuju kebinasaan. Saat- saat seperti itu membuat kita merasa kehilangan akal, dan mungkin tergoda untuk mencari pertolongan dari pihak lain, sangat mungkin untuk kompromi dengan para musuh kita. Pemazmur ada dalam situasi yang sangat mirip. Ia tertekan karena sepertinya Tuhan berdiam diri dan membisu (ayat 1). Ia merasa dengan membisunya Tuhan, dirinya seperti sudah ditinggalkan untuk mati ("aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur"). Pemazmur merasa hampir terseret kepada perbuatan orang fasik (ayat 3). Namun, pemazmur tetap bertahan dan tetap mengharapkan Tuhan mendengar permohonan dan teriakan minta tolong (ayat 2), supaya ia tetap bertahan untuk tidak tergoda berkompromi dengan kejahatan pemazmur mohon, supaya Tuhan mengganjar orang-orang jahat karena kejahatan mereka (ayat 4-5). Lebih jauh lagi pemazmur memanjatkan ucapan syukur seakan Tuhan sudah mendengar permohonannya dan sudah menolongnya (ayat 6-7). Adalah keyakinan pemazmur bahwa Tuhan penolong dan penopang umat-Nya (ayat 8). Oleh sebab itu, seruan kepada Tuhan ini juga ditujukan demi umat milik Tuhan sendiri (ayat 9). Pemazmur menyatakan iman (=percaya)nya di tengah situasi yang sepertinya tidak berpengharapan. Godaan kuat untuk menyerah begitu besar, namun imannya tidak goyah karena ia tahu dan yakin akan pertolongan Tuhan. Ia yakin Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya binasa. Renungkan: Ketika saat-saat kesesakan begitu tidak tertahankan, godaan untuk menyerah begitu kuat, ingatlah akan doa Tuhan Yesus, "Kehendak-Mu yang jadi ya Bapa, bukan kehendakku." Jangan melihat ke situasi yang mencekam, lihatlah kepada Kristus yang sudah menang mengatasi godaan itu. |
(0.14677455714286) | (Mzm 58:1) |
(sh: Masih adakah keadilan? (Sabtu, 12 Juni 2004)) Masih adakah keadilan?Masih adakah keadilan? Bukan hanya di zaman ini, tetapi bahkan sejak zaman di mana pemazmur hidup, ketidakadilan telah merajalela. Para penguasa dan para hakim bertindak semena-mena. Melihat keadaan ini, pemazmur tidak tinggal diam. Mazmur 58 ini merupakan suatu seruan yang menuntut agar keadilan ditegakkan. Sambil membandingkan situasi itu dengan situasi zaman Daud pemazmur mempertanyakan integritas para penguasa tersebut (ayat 1) dan menyingkapkan kejahatan mereka (ayat 2-6). Mereka adalah orang-orang yang menggunakan otoritas dan kekuasaannya untuk menindas dan melakukan kejahatan (ayat 3). Perhatikan prinsip penting pemazmur menghubungkan kejahatan mereka ini dengan hakikat mereka sejak dilahirkan dan bahkan sejak di dalam kandungan (ayat 4). Kejahatan mereka semakin menegaskan keberadaan mereka yang fasik dan sesat di hadapan Tuhan. Mereka bahkan tidak menghiraukan peringatan-peringatan yang ditujukan kepada mereka (ayat 5). Karena itu, pemazmur memohon agar Allah menghukum mereka dengan menghancurkan kekuatan mereka (ayat 7) dan menghilangkan pengaruh mereka untuk seterusnya (ayat 8-10). Akhirnya, hanya ketika Allah menyatakan keadilan-Nya terhadap para penguasa/hakim yang lalim inilah orang benar dapat bersukacita (ayat 10-11). Memang terkadang Allah sepertinya berdiam diri ketika ketidakadilan terjadi. Tetapi hal itu tidak menjadikan pemazmur kehilangan pengharapannya. Ia percaya bahwa suatu saat Allah akan memberi pahala bagi orang benar yang setia berharap kepada Dia, dan Ia pasti menghakimi mereka yang tidak adil (ayat 10), karena Dialah satu-satunya Hakim yang ADIL, Sumber segala keadilan. Renungkan: Ketika kita diperlakukan secara tidak adil, adakah kita berusaha menghakimi dengan cara kita sendiri ataukah kita rela mempercayakan diri kita kepada Tuhan, Hakim yang Adil, dan menantikan Dia dengan setia? |
(0.14677455714286) | (Mzm 97:1) |
(sh: Arti kehadiran-Mu (Selasa, 11 Oktober 2005)) Arti kehadiran-MuArti kehadiran-Mu Ada satu persamaan ketika kita membaca kisah pertobatan para hamba Tuhan, yaitu kehadiran Tuhan yang mengubah kehidupan mereka. Namun, kehadiran Tuhan dapat membawa dampak berbeda bagi orang-orang yang menolak-Nya. Sudah tiba waktunya Tuhan hadir di atas bumi. Sudah tiba saatnya, Ia memberitahukan diri-Nya di hadapan bumi dan semua isinya. Saat Ia hadir, keadilan dan hukum Tuhan diwartakan (ayat 2,6). Saat Ia datang, tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang tahan menghadapi-Nya. Semua benda-benda alam bukanlah tandingan-Nya apalagi para musuh Allah (ayat 3-5). Mereka akan hangus dalam murka-Nya. Murka itu ditujukan-Nya kepada orang-orang yang terus-menerus menolak melakukan hukum-hukum-Nya (ayat 7), yang lebih menyukai sesembahan palsu. Orang-orang seperti itu akan melihat siapakah Allah yang sejati. Penyataan kemuliaan Allah yang sejati itu akan membuat mereka malu. Dampak kehadiran Tuhan juga dirasakan oleh umat-Nya. Kehadiran Tuhan justru membuat mereka bersorak-sorai. Ketaatan umat Tuhan melakukan perintah Tuhan dalam suasana penyembahan palsu kini diganjar-Nya dengan kehormatan. Kesusahan yang dipikul umat-Nya digantikan-Nya dengan sukacita (ayat 8). Saat para musuh Allah dihukum, umat-Nya justru dibela-Nya (ayat 10-11). Bagi umat-Nya, masa kesusahan telah pergi, masa sukacita kini datang (ayat 12). Taat melakukan perintah Tuhan dalam masyarakat yang tidak mengenal hukum-Nya memang sulit. Namun, kesulitan itu segera sirna saat kita mengizinkan Tuhan hadir. Kehadiran Tuhan membawa pengharapan bagi kita sehingga kita tetap bisa bersukacita dan bersyukur dalam keadaan sulit. Tidak untuk selamanya, Tuhan membiarkan kita menderita dalam kecaman musuh. Meski saat ini, kita belum melihat Tuhan menghukum mereka, namun waktu itu akan tiba. Renungkan: Sudahkah Anda meminta Ia hadir dalam hidup Anda? |
(0.14677455714286) | (Mzm 104:1) |
(sh: Allah penguasa alam semesta (Selasa, 18 Oktober 2005)) Allah penguasa alam semestaAllah penguasa alam semesta Sama seperti otoritas seorang raja yang memberi perintah bawahannya untuk mengelola harta miliknya, maka Allah menyatakan otoritas-Nya atas alam semesta supaya umat-Nya mengetahui siapa Dia. Allah adalah penguasa sejati alam semesta. Allah jauh lebih besar daripada alam semesta ciptaannya, sedangkan manusia jauh lebih kecil daripada alam semesta. Alam semesta yang begitu besar tidak mampu menampung keagungan Allah yang jauh lebih besar (ayat 1). Ketika Allah hadir di alam semesta, semua unsurnya menjadi fasilitas yang melayani-Nya. Langit yang luas menjadi atap istananya, lautan menjadi kamar-kamarnya, awan sebagai kendaraan Allah, angin dan api sebagai pengawal-pengawal-Nya, dan bumi sebagai tumpuan kaki-Nya (ayat 2-5). Dari gambaran maha dahsyat di atas, kendali Allah ditujukan sekarang ke bumi. Dalam kemahakuasaan-Nya Ia membatasi samudera raya yang begitu menakutkan manusia, pada tempat-tempat yang sudah ditentukan-Nya di bumi (ayat 7-9). Ini gambaran perlindungan Allah atas makhluk ciptaan-Nya. Lebih heran lagi, kemahakuasaan Allah itu digunakan-Nya untuk memenuhi kebutuhan segenap ciptaan-Nya sehingga tidak ada satu pun makhluk yang akan punah dalam pemeliharaan-Nya (ayat 10-18). Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa adalah Allah yang peduli kepada setiap ciptaan-Nya. Di hadapan Pencipta dan Penguasa satu-satunya alam semesta dan segala isinya, manusia adalah kecil, tak berdaya, dan fana. Namun, betapa si kecil ini sering tidak tahu diri menantang dan melawan-Nya. Hanya oleh anugerah-Nya kita tidak diganjar kebinasaan. Hanya karena kasih-Nya, Ia mengampuni kita dalam Tuhan Yesus. Biarlah kita hidup untuk menyenangkan Dia, memuliakan dan memuji nama-Nya, dan bersama dengan alam semesta menyaksikan kedahsyatan-Nya kepada setiap umat ciptaan-Nya. Responsku: ---------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------- |
(0.14677455714286) | (Mzm 105:1) |
(sh: Pujian dan ketaatan (ayat 1) (Minggu, 21 April 2002)) Pujian dan ketaatan (ayat 1)ujian dan ketaatan (ayat 1). Mazmur 105 ini sering dipahami sebagai mazmur sejarah yang bersifat pengajaran. Maka, penuturan tentang data nama, tempat, dan kejadian dalam sejarah Israel bukan pusat perhatian mazmur ini. Perhatian mazmur ini adalah pujian (ayat 1-6) dan ketaatan (ayat 45). Tujuan pemazmur mengisahkan ulang kisah lama Israel adalah untuk menciptakan rasa syukur dalam kehidupan umat dan respons setia mereka kepada pemilihan Allah (ayat 6), agar mereka setia memelihara hubungan mereka dengan-Nya dalam suatu perjanjian (ayat 8-10). Pujian dan kesetiaan tersebut bersumber bukan pada kekuatan rohani umat sendiri, tetapi di dalam perbuatan-perbuatan Allah yang secara nyata menunjukkan bahwa diri-Nya penuh kasih dan setia pada janji-janji-Nya (ayat 2,5). Pujian dan ketaatan adalah tujuan mazmur ini. Maka, perhatian pemazmur tidak ditujukan hanya pada masa lalu, melainkan juga pada masa kini dan masa depan kehidupan umat. Untuk umat Israel pascapembuangan, juga ke masa kini, tegas pesannya: jangan tidak beriman, namun taatlah kepada Dia yang setia dan berbelas kasih. Karya-karya ajaib Allah (ayat 2b,5a), penghukuman-Nya (ayat 7), kesetiaan-Nya pada perjanjian-Nya (ayat 8-11), yang umat Israel zaman Keluaran alami, patut menjadi pusat perenungan umat Allah seterusnya. Hal-hal tersebut adalah sebagian kecil bentuk nyata kemuliaan Allah yang tak terukur besarnya. Dengan merenungkan perbuatan-perbuatan besar Allah, umat Allah memasuki proses pengenalan lebih dalam akan Allah mereka. Puji-pujian terhadap kemuliaan nama Allah tidak saja akan mewujud dalam kegiatan penyembahan, tetapi juga dalam sikap beriman lebih dalam dan ketaatan lebih sungguh (ayat 1-3). Renungkan: Hakikat dari penyembahan, pujian, dan membesarkan Allah adalah memuliakan Allah dalam kata dan hidup. Bacaan untuk Minggu Paskah 4 Lagu: Kidung Jemaat 293 PA 7 Mazmur 104 Dalam tafsirannya, Calvin menulis bahwa mazmur ini bertujuan mengokohkan keyakinan kita tentang masa depan agar kita tidak hidup dalam keadaan takut dan khawatir terus-menerus dalam dunia ini, sebagaimana yang lazim kita lakukan apabila Allah tidak menyaksikan bahwa Dia telah memberikan dunia ini menjadi tempat kediaman manusia. Lebih lanjut Calvin menulis bahwa Allah memiliki sifat terbaik seorang bapak yang dalam kelembutannya berkenan melimpahi anak-anaknya dengan kebaikan agar mereka bertumbuh penuh kesukaan. Kebaikan kebapaan Allah memberikan dunia ini sebagai kediaman manusia. Dengan indah Katekismus Heidelberg mengungkapkan demikian: Allah memerintah sedemikian rupa agar daun dan rumput, hujan dan kekeringan, tahun-tahun berkelimpahan panen dan berkekurangan, makan dan minum, kematian dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan serta segala sesuatu lainnya datang kepada kita bukan karena kebetulan, tetapi dari tangan kebapaan-Nya. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: Telusuri bagaimana pemazmur melihat kebesaran Allah dalam alam (ayat 1-9). Perhatikan lebih rinci hal apa saja dari diri dan sifat Allah nyata dalam unsur-unsur alam tersebut! Bagaimana doktrin penciptaan dan pemeliharaan menganjurkan orang beriman bersikap terhadap alam? Dalam masyarakat purba sekitar Israel, terdapat kepercayaan takhayul dan penyembahan berhala, antara lain tentang laut/air dan bulan serta matahari. Apa kata mazmur ini tentang samudera raya dan air? Tentang bulan dan matahari? Jika Allah mengubah pemahaman tentang unsur-unsur tersebut, hal apa yang kita pelajari tentang kuasa dan kasih Allah? Bila kepercayaan purba diwarnai oleh takhayul yang membuat mereka cenderung menyembah alam, kepercayaan modern diwarnai oleh sikap menolak adanya campur tangan atau unsur Ilahi dalam alam. Apa kata mazmur ini tentang keberadaan dan keberlangsungan alam (ayat 10-26)? Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap alam dan kepada Allah dari menyaksikan keberadaan dan keberlangsungan alam (ayat 27-35)? |
(0.14677455714286) | (Mzm 119:49) |
(sh: Taurat Tuhan adalah kekuatan dan penghiburan (Rabu, 29 Mei 2002)) Taurat Tuhan adalah kekuatan dan penghiburanTaurat Tuhan adalah kekuatan dan penghiburan. Dalam perikop ini, pemazmur mengajak kita untuk melihat beberapa hal yang juga penting dalam keyakinan tentang Taurat Tuhan. Pertama, Taurat Tuhan itu mengumandangkan tentang janji keselamatan. Hal ini membuatnya makin mengandalkan Tuhan sebagai sumber kekuatan, pengharapan, dan penghiburan, lebih-lebih ketika ia harus berada dalam kesengsaraan (ayat 50,52). Penderitaan yang mendatangkan kesengsaraan sering kali membuat seseorang tidak mengandalkan Allah. Akibatnya ia berjalan pada jalan kebinasaan. Itulah yang dialami bangsa Israel ketika mereka dibuang ke Babel. Kedua, Taurat Tuhan menghidupkan dan membuat pemazmur tidak tergoyahkan ketika diguncang cemoohan orang-orang fasik (ayat 51,53). Sebutan orang fasik ditujukan kepada mereka yang hidup di luar persekutuan umat Allah, orang-orang yang tidak setia dan tidak taat terhadap Taurat. Ketiga, Taurat Tuhan memasukkan pemazmur pada suatu komunitas orang yang takut akan Tuhan. Untuk ketiga hal ini, pemazmur meresponinya dengan mengucapkan janji tetap setia kepada Taurat Tuhan dengan segenap hati (ayat 57). Namun, seperti tampak pada ayat-ayat sebelumnya, pemazmur tetap menyadari bahwa untuk mempertahankan janji setianya, ia membutuhkan pertolongan dan pengasihan Allah, sesuai dengan janji Allah (ayat 58). Janji setia terhadap Taurat Tuhan ini sejajar dengan tuntutan dalam Ul. 6:5, “kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”. Hal terindah yang kita lihat dari kedekatan pemazmur dengan Taurat Tuhan adalah kehidupan yang dipenuhi rasa bakti dan syukur kepada Tuhan. Bahkan dia juga memperhatikan segala tingkah laku, jalan-jalannya, untuk tetap berada dalam koridor kebenaran Taurat Tuhan. Inilah hidup yang sungguh-sungguh indah karena sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dan bergantung mutlak kepada-Nya. Renungkan: Ambil keputusan sekarang juga untuk meninggalkan dosa, hidup dalam ketaatan firman-Nya, dan menikmati keindahan penuh syukur bersama Allah. |
(0.14677455714286) | (Ams 8:1) |
(sh: Wejangan hikmat (Minggu, 1 Agustus 1999)) Wejangan hikmatWejangan hikmat Kembali kita diperhadapkan pada wejangan hikmat, suatu nasihat dan peringatan Tuhan. Pada ayat 1-3 dijelaskan bahwa hikmat yang berseru-seru di segala tempat dan waktu itu ditujukan kepada semua orang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa menyampaikan nasihat dan perintah-Nya untuk kebaikan umat manusia. Bagian ini senada dengan ucapan Yohanes Pembaptis tatkala ia berseru-seru dalam rangka mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Sesungguhnya hikmat itu tak jauh dari manusia, karena ada di sekitar manusia. Hikmat telah tersedia dan diberikan kepada manusia. Seorang yang menyadari kebutuhannya akan hikmat, akan mencari dan mendapatkan. Setelah didapatnya, maka hikmat itu adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, yang tak dapat disamakan dengan apa pun juga. Nilai suatu hikmat. Kalau kita meneliti wejangan hikmat seperti yang diungkapkan dalam bacaan hari ini, tentu kita sepakat mengatakan betapa berharganya hikmat itu. Dalam ayat 11 dikatakan bahwa nilai hikmat lebih besar daripada permata, bahkan semua yang menjadi keinginan manusia pun tidak dapat dibandingkan dengan nilai hikmat itu. Hikmat tidak dapat dibeli dengan uang karena terlalu berharga. Permata dan emas pilihan yang di mata manusia sangat berharga dan terlalu tinggi daya belinya, tetap bukan tandingan hikmat. Hikmat tidak akan dimiliki orang yang mengandalkan kekayaan, kekuasaan, kepandaian, atau kedudukannya; tetapi menjadi milik orang yang hidup takut akan Tuhan, yaitu: yang membenci kejahatan, membenci kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. Orang yang menghargai hikmat akan hidup dalam pimpinan hikmat-Nya, sehingga hidupnya menjadi berharga di mata Allah dan manusia. Renungkan: Sepanjang hidup Anda, sudahkah Anda merasa bahwa hidup ini sangat berharga? Di mata dunia ataukah di mata Allah? Bagaimana Anda meresponi wejangan hikmat hari ini? Doa: Ya, Tuhan, kuasailah diriku dengan hikmat Ilahi-Mu. |
(0.14677455714286) | (Yes 18:1) |
(sh: Dihukum agar tunduk! (Jumat, 3 September 2004)) Dihukum agar tunduk!Dihukum agar tunduk! Etiopia adalah sebuah kerajaan yang letaknya di selatan Mesir. Peran Etiopia tidak jelas dalam sejarah bangsa-bangsa zaman Perjanjian Lama. Yang jelas nubuat penghukuman Allah ini ditujukan kepada mereka oleh karena dosa-dosa mereka. Bangsa ini digambarkan sebagai bangsa yang mengirimkan duta-duta ke negara-negara lain (ayat 2a). Ciri-ciri Etiopia adalah bangsa yang berkulit mengkilap, jangkung, tangkas, ditakuti, ulet dan lalim (ayat 2b). Gambaran ringkas bangsa Etiopia ini menyiratkan dosa keangkuhan. Etiopia merasa diri sebagai bangsa digdaya (tak terkalahkan) yang menimbulkan keresahan di antara bangsa-bangsa lain. Selain kepada Etiopia, penghukuman Allah juga dikumandangkan kepada seluruh umat manusia (ayat 3). Hukuman itu tidak diungkapkan secara spesifik, tetapi memakai bahasa kias. Pertama, Allah sendiri dari takhta-Nya dengan kewibawaan akan mengendalikan penghukuman (ayat 4a). Kedua, penghukuman ini diibaratkan angin panas kering yang merusakkan ladang dan kebun sehingga panen gagal (ayat 4b-5). Ketiga, penghukuman itu bertambah dahsyat karena binatang-binatang buas (mungkin gambaran dari bangsa-bangsa lain) akan memangsa sisa-sisa panen (ayat 6). Ayat 7 menjelaskan hasil penghukuman Allah terhadap Etiopia, yaitu Etiopia akan tunduk kepada Allah semesta alam, lalu menyembah Dia di Gunung Sion. Hal ini merupakan penggenapan Yesaya 2:1-4, yaitu Sion akan dipakai Allah untuk menghimpun semua bangsa agar beribadah kepada-Nya. Apa yang kita pelajari dari nubuat ini? Tuhan dapat memakai berbagai cara untuk menaklukkan hati orang-orang yang keras, yang congkak, dan yang melawan-Nya. Motif tindakan Tuhan ialah agar mereka tunduk dan bertobat! Setelah pertobatan maka tugas gerejalah untuk menghimpun mereka agar beribadah kepada-Nya. Gereja adalah Sion masa kini! Renungkan: Motivasi penghukuman Tuhan adalah selalu ingin membawa kita kepada pertobatan. Karena itu gereja harus senada dengan kasih Tuhan siap menerima dengan "tangan terbuka" siapa saja yang datang, meskipun dinilai "tidak layak". |
(0.14677455714286) | (Yes 20:1) |
(sh: Bersandar kepada Tuhan saja (Senin, 6 September 2004)) Bersandar kepada Tuhan sajaBersandar kepada Tuhan saja. Pada saat ini banyak orang mengaku seorang Kristen tetapi tidak memiliki hubungan yang benar dengan Yesus. Seorang Kristen seperti ini tetap beribadah ke gereja. Akan tetapi, ia justru lebih percaya kepada ilah lain di luar Yesus daripada percaya kepada-Nya. Ia juga meyakini bahwa ilah lain tersebut dapat membuatnya sejahtera dan menjadi kaya. Contoh ilah lain ini adalah percaya akan kekuatan dan kepintaran diri sendiri, sesama manusia, hobi, harta, jabatan, dsb. Tuhan menghendaki kita untuk percaya Dia. Dalam nas ini, Yesaya dipanggil Tuhan dengan tugas khusus yaitu Yesaya diperintahkan untuk membuka semua yang melekat pada badannya, dan berjalan "telanjang dan tidak berkasut" (ayat 2). Sikap taat Yesaya menunjukkan bahwa ia melakukannya dengan bersandar kepada Tuhan. Ia tidak mempertanyakan maksud Tuhan ketika Tuhan memerintahkannya. Maksud Tuhan menyuruh Yesaya melakukan perbuatan itu ialah untuk menggambarkan pembuangan Mesir dan Etiopia ke Asyur (ayat 3-4). Pada waktu itu Mesir dan Etiopia memiliki kekuatan di bidang militer. Tetapi Yesaya menubuatkan bahwa Mesir dan Etiopia akan tunduk kepada Asyur. Di pihak lain, nubuat Yesaya ini juga ditujukan kepada Yehuda, agar mereka tidak menggantungkan harapannya kepada Mesir dan Etiopia (ayat 5). Jadi, melalui nubuat Yesaya ini Yehuda diingatkan untuk bersandar kepada Tuhan saja dan bukan kepada manusia (ayat 6). Ketika kita mulai berkompromi dengan mempercayai ilah lain maka Tuhan akan menegur kita seperti yang Tuhan lakukan kepada Yehuda. Teguran ini diarahkan kepada kita agar tidak mengandalkan ilah lain dalam menjalani hidup, juga agar tidak bersandar pada kemampuan dan kepintaran diri sendiri. Kita harus bersandar hanya kepada Tuhan Yesus saja yang dapat memberikan damai sejahtera kepada kita (Yoh. 20:19) dan menyediakan solusi atas persoalan kita (Mzm. 121:1-8). Renungkan: Dalam daftar hal yang Anda andalkan, di mana Tuhan Anda tempatkan? Bila ada hal lain di atas Dia, itulah ilah dan bentuk yang harus Anda singkirkan. |
(0.14677455714286) | (Yes 33:1) |
(sh: Hukum balas dendam. (Minggu, 29 November 1998)) Hukum balas dendam.Hukum balas dendam. Berhutang syukur. Peristiwa demi peristiwa yang dialami bangsa Israel bersama-sama Allah memberikan banyak pelajaran berharga. Misalnya, umat menyadari kedaulatan-Nya; menyadari bahwa Dialah sumber perlindungan terpercaya dan satu-satunya (ayat 2-4). Apa yang Allah lakukan tidak hanya melepaskan umat-Nya dari sengsara, tetapi juga mencetuskan pengakuan segenap bangsa akan kuasa-Nya. Seluruh umat Tuhan berhutang syukur atas segala kebaikan Allah. Sepatutnyalah umat meresponi tindakan setia dan kasih Allah ini dengan syukur yang pantas dan memadai. Masa Penantian. Saat ini kita memasuki Minggu Advent pertama. Masa-masa penantian hadirnya Juruselamat, yang membuat Sion penuh keadilan dan kebenaran. Masa di mana seluruh umat percaya berlimpah harta sorgawi, yaitu hikmat dan pengetahuan, dan takut akan Tuhan. Masa-masa inilah umat mengingatrayakan kembali campur tangan Tuhan yang membebaskan, memberi jaminan keamanan dan keselamatan dalam segenap segi kehidupan kita. Sepatutnyalah umat harus berlaku benar, bertindak jujur, bersikap arif dan penuh syukur. Doa: Ya Allah, terima kasih atas penyertaan dan perlindungan-Mu setiap hari. Tindakan-Mu terhadap orang-orang yang berbuat jahat membuat hati kami tenteram. |
(0.14677455714286) | (Yes 33:1) |
(sh: Mazmur bagi sang penolong sejati (Selasa, 21 September 2004)) Mazmur bagi sang penolong sejatiMazmur bagi sang penolong sejati. Sifat mazmur kita rasakan dalam pasal ini. Ciri utamanya ialah pujian kepada Allah dalam suasana penyembahan. Seiring dengan pemahaman akan kedaulatan Allah, cercaan celaka ditujukan kepada musuh-musuh-Nya (ayat 1) seiring dengan itu takut akan Allah menjadi keunikan umat-Nya (ayat 6). Mengapa menaikkan pujian bagi Allah? Pertama, karena Ia akan mengadakan keadilan bagi umat-Nya dengan menyediakan masa damai. Hal ini didapatkan umat Allah karena mereka memiliki "takut akan Tuhan" yang menimbulkan hikmat dan pengetahuan (ayat 5-6). Kedua, karena Allah akan "bangkit" untuk melenyapkan manusia yang mengingkari perjanjian-Nya (ayat 7-9). Orang berdosa dan murtad, suku bangsa dan bangsa-bangsa gemetar oleh karena keperkasaan-Nya (ayat 10-14). Ketiga, karena Allah membela orang-orang yang hidup dalam kebenaran, tidak menerima suap, tidak turut dalam kejahatan meski mereka hidup dalam masyarakat yang bobrok moralnya. Orang-orang demikian akan ditinggikan-Nya sehingga kedudukan mereka kuat dan kokoh. Selain itu Tuhan memelihara hidup mereka dengan menyediakan kebutuhan hidupnya (ayat 15-16). Keempat, karena Allah akan memberkati kediaman umat-Nya menjadi tempat yang kuat dan aman sehingga semua orang akan melihatnya sebagai tempat keselamatan, tempat nama Allah dimuliakan, tempat sukacita, tempat keadilan (ayat 17-24). Dapatkah kita menyadari pertolongan Tuhan tatkala kesesakan terasa menghimpit? Pertolongan Tuhan pada umat-Nya tidak terbatas pada zaman Nabi Yesaya saja atau hanya diberikan bagi umat Israel pada waktu itu saja, tetapi juga dapat kita terima pada masa kini. Bagaimana caranya? Kita berseru memohon pertolongan Tuhan. Takut akan Tuhan karena hal ini mendatangkan hikmat dan pengetahuan yang memberikan penyelesaian bagi masalah. Tetap setia menjalankan firman Tuhan meski keadaan sekitar kita "rusak". Renungkan: Andalkan Tuhan dalam kesesakan. Jadikan kegelapan hidup melahirkan pujian tentang kemuliaan Tuhan. |
(0.14677455714286) | (Yes 42:1) |
(sh: Hamba pilihan Allah (Rabu, 27 Juli 2005)) Hamba pilihan AllahHamba pilihan Allah Siapa orang yang layak menjadi hamba Tuhan? Banyak kriteria yang berpusat pada ketrampilan, karakter, dan kepribadian. Namun, Alkitab memberikan kriteria utama, yaitu orang yang dipilih Allah. Nas hari ini adalah bagian pertama dari empat nas (ayat 42:1-7; 9:1-7; 50:4-9; 52:13-53:12) yang dikenal sebagai Nyanyian Hamba. Keempat nas ini membicarakan orang pilihan Allah untuk menyatakan kabar baik keselamatan kepada Israel dan semua bangsa. Nas hari ini memperkenalkan identitas dan misi seorang hamba Tuhan. Pertama, ia dikaruniai Roh Allah supaya dapat menegakkan hukum/keadilan (Ibr. mispat) Allah kepada bangsa-bangsa (ayat 1, 3, 4). Hal ini ditegaskan ulang secara mendetail dalam ayat 6-7. Allah memanggil hamba-Nya untuk membebaskan umat manusia dari penindasan dosa. Pembebasan ini ditujukan kepada semua bangsa. Penegasan ini penting karena berulang kali umat Israel terjebak pada pemikiran bahwa Allah hanya mengasihi dan menyelamatkan mereka, tetapi membenci dan akan membinasakan bangsa-bangsa lain. Kedua, sifat pelayanannya adalah tenang dan tidak meledak-ledak (ayat 2), namun tegas dan konsisten sampai keadilan Allah tuntas ditegakkan (ayat 4). Pelayanannya sendiri menopang dan menegakkan orang-orang yang kehilangan pengharapan akan keadilan Allah (ayat 3). Ayat 8-9 menjadi penegasan dari pihak Allah bahwa pilihan-Nya pada seseorang untuk menjadi hamba-Nya itu tepat dan Ia yang akan mewujudkan rencana mulia-Nya. Seorang hamba Tuhan harus memiliki panggilan Tuhan sebagai dasar pelayanannya. Tanpa hal tersebut, ia dapat goyah sewaktu menjalani proses pembentukan dari Tuhan. Mereka yang nekat menjadi hamba Tuhan walaupun tidak mendapat panggilan-Nya akan menjadi hamba Tuhan palsu yang justru akan merusak pelayanan Tuhan dan Gereja. Camkan: Hamba Tuhan seharusnya menjalankan kehendak Tuhan untuk membangun Gereja, bukan menjadi batu sandungan bagi jemaat. |
(0.14677455714286) | (Yes 43:14) |
(sh: Allah menghapus air mata umat-Nya (Sabtu, 30 Juli 2005)) Allah menghapus air mata umat-NyaAllah menghapus air mata umat-Nya Hukuman pembuangan bagi Israel telah berakhir oleh inisiatif Allah (ayat 14). Ia membebaskan Israel sebab Israel milik kepunyaan-Nya. Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah Yang Mahakudus, Raja Israel ketika Ia melepaskan umat-Nya itu (ayat 15). Penyataan identitas itu dilakukan-Nya sebagai sebuah proklamasi. Hal ini ditujukan-Nya kepada ilah-ilah lain dan semua bangsa di bumi karena mereka beranggapan Allah Israel tidak berkuasa menolong umat-Nya (ayat 14, 16-17). Allah memulihkan keadaan Israel sehingga hubungan antara Israel dan Allah menjadi baru kembali (ayat 19). Pembaruan hubungan itu digambarkan sebagai hal yang aiaib seperti jalan di padang belantara, sungai-sungai di belantara, dan air yang memancar di padang gurun. Hasilnya umat Allah akan memuliakan nama-Nya bahkan binatang hutan, serigala, dan unta melakukan hal yang sama (ayat 20). Mengapa Allah mau memulihkan Israel padahal mereka telah melupakan-Nya? Karena Dia tahu keterbatasan umat-Nya dalam menaati perintah-perintah-Nya (ayat 22-24). Maka Ia tidak menimpakan murka-Nya setimpal dengan kesalahan umat-Nya melainkan Ia menghapusnya karena Diri-Nya (ayat 25). Allah telah mengenal kebebalan umat-Nya semenjak kaum leluhurnya sampai kepada para pemimpin rohani yang telah terbukti mengecewakan-Nya (ayat 26-27). Meskipun demikian, kebebalan umat-Nya harus diubahkan dengan belajar menderita untuk sesaat (ayat 28). Sungguh ajaib Allah kita. Hajaran-Nya terhadap setiap anak-Nya yang melanggar firman-Nya adalah hajaran kasih. Bila hajaran itu terasa menyakitkan sehingga menimbulkan tetesan air mata pertobatan, ingatlah Dia pun menitikkan air mata kasih. Oleh karena itu, jangan sia-siakan belas kasih-Nya. Bertobatlah dan nikmati kembali anugerah dan kemurahan-Nya. Renungkan: Jangan undur jika Anda ditegur-Nya karena Dia ingin Anda bertobat. |
(0.14677455714286) | (Yes 66:17) |
(sh: Mari beritakan Injil (Senin, 5 September 2005)) Mari beritakan InjilMari beritakan Injil Perintah memberitakan Injil bukan terdapat di Injil Matius saja melainkan di Kitab Yesaya juga. Mengabarkan Injil berarti menceritakan kasih Allah bagi manusia yang Ia wujudkan dalam pengurbanan Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia. Perintah untuk mengabarkan Injil itu ditujukan Allah kepada umat-Nya, yaitu orang-orang yang setia kepada Tuhan dan yang teguh menaati firman-Nya. Umat-Nya terdiri dari orang banyak dari berbagai bangsa, suku, dan bahasa. Meskipun orang-orang itu berasal dari budaya dan bahasa yang berbeda, namun mereka memiliki persamaan, yaitu mereka telah ditandai Tuhan sebagai milik-Nya (ayat 18-19). Tanda itu tampak di dalam sikap mereka menguduskan diri dengan tidak mengikuti perbuatan dosa yang dilakukan orang-orang di sekitar mereka. Mereka menolak mengikuti perintah para dewa sesembahan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (ayat 17).
Sasaran pengabaran Injil itu ialah orang-orang yang be-lum pernah
mendengar tentang Tuhan dan orang-orang yang tidak mengenal-Nya.
Allah menghendaki Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa yang
disebut sebagai bangsa Tarsis (keturunan Benyamin; 1Taw. 7:10),
Pul (Bangsa Asyur; 2Raj. 15:19) dan Lud (keturunan Sem; Indonesia dengan begitu banyak pulau, suku, budaya, dan bahasa di dalamnya adalah juga target dari Injil kasih karunia Allah tersebut. Berdoalah bagi pekabaran Injil di Indonesia dan bersiagalah bila Allah menginginkan Anda bersaksi tentang-Nya. Renungkan: Siapa lagi yang mengabarkan Injil kalau bukan kita? |