Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 583 ayat untuk banyaknya kata-kata doanya (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.60) (Yoh 1:3) (jerusalem: dari segala yang telah dijadikan. Dalam dia ada hidup) Kata-kata ini juga dapat dihubungkan secara lain, sehingga menjadi: Dari segala yang telah dijadikan, Dialah hidup (nya).
(0.60) (Rm 8:23) (jerusalem: pengangkatan sebagai anak) Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Pengangkatan anak di sini dianggap sesuatu yang terjadi di akhir zaman.
(0.60) (Ef 1:15) (jerusalem: tentang kasihmu terhadap) Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Kalau demikian maka "imanmu" itu tidak hanya mengenai Kristus, tetapi juga "semua orang kudus".
(0.60) (Ibr 3:6) (jerusalem: sampai kepada akhirnya) Sejumlah besar naskah yang penting tidak memuat kata-kata ini, sehingga keasliannya sangat diragukan; bdk ay banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">14.
(0.60) (1Ptr 5:2) (jerusalem: yang ada padamu) Sejumlah naskah menambah: sementara mengawasinya (sebagai penilik), jangan dengan paksa
(0.60) (1Yoh 3:1) (jerusalem: dan memang kita adalah anak-anak Allah) Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Var: dan kita akan menjadi anak-anak Allah.
(0.59) (2Taw 30:23) (sh: Sukacita dan pembaruan dalam kesatuan (Sabtu, 6 Juli 2002))
Sukacita dan pembaruan dalam kesatuan

Hal inilah yang mungkin sangat didambakan oleh penulis Tawarikh. Jemaat pascapembuangan masih rindu untuk terus merayakan karya dan perbuatan-perbuatan Allah yang besar, yang tidak hanya bagi nenek moyang mereka, tetapi juga bagi mereka sendiri. Tidak hanya Yehuda, tidak hanya para imam, tetapi juga orang-orang Israel Utara yang bergabung dan orang-orang asing ikut bersama-sama merayakan dengan bersukaria (ayat 25). Melalui kesatuan seperti ini, kejayaan Israel seperti pada zaman Salomo kembali terulang (ayat 26). Bahkan, ada beberapa kesejajaran dengan Salomo yang sengaja disebutkan oleh penulis Tawarikh: lama perpanjangan hari raya (lih. banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">7:8-10) dan jumlah kurban yang cukup besar (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">7:5).

Pada saat para imam Lewi berdoa dan memberkati rakyat, penulis Tawarikh mencatat bahwa "suara mereka didengar TUHAN dan doa mereka sampai ke tempat kediaman-Nya yang kudus di surga" (ayat 26). Kalimat ini bukan hanya keterangan pemanis yang bersifat tambahan. Kalimat ini didasarkan atas kata-kata yang diucapkan Salomo di dalam doanya pada banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">6:21,33, dan 39. Artinya, Allah telah berkenan mengampuni dosa mereka (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">6:21,39c), akan bertindak bagi mereka (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">6:33), dan memberikan keadilan bagi mereka (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">6:39b).

Umat yang bersukaria dan telah menerima rahmat yang luar biasa dari Allah ini tidak langsung berpuas diri. Mereka yang mengikuti perayaan Paskah ini langsung bertindak dan melakukan reformasi keagamaan dengan menghancurkan segala bentuk penyembahan berhala yang mereka temukan, "sampai musnah semuanya" (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">31:1). Melalui peristiwa ini, nyata bahwa yang dipentingkan umat dari perayaan Paskah bukanlah mencari pemuasan pengalaman rohani semata, tetapi bagaimana mereka dapat mempertahankan sikap taat dan takut kepada Allah, bahkan setelah segala perayaan itu selesai. Tindakan mereka membuktikannya.

Renungkan: Persekutuan sejati antarsesama umat Tuhan seharusnya tidak dinodai perseteruan, tetapi sebaliknya menghasilkan sukacita di dalam persatuan, dan kerinduan membara untuk terus menguduskan diri bagi Tuhan.

(0.59) (Ayb 22:21) (full: ENGKAU MEMPEROLEH KEUNTUNGAN. )

Nas : Ayub 22:21-30

Elifas menghimbau Ayub dengan doktrin pertobatan yang tradisional namun terlalu sederhana: jikalau Ayub bersedia kembali kepada Allah, menerima instruksi dari firman-Nya, merendahkan diri dan menghapus dosa dari hidupnya, dan meninggalkan ketergantungannya pada hal-hal dunia serta bersukacita di dalam Yang Mahakuasa, maka dengan sendirinya Allah akan membebaskannya dari semua kesulitan, doa-doanya akan didengar, dan keberhasilan akan mengikuti semua usahanya. Akan tetapi, Elifas bersalah dalam tiga hal.

  1. 1) Pertobatan dan keselamatan tidak selalu menghasilkan kemakmuran jasmaniah dan materiel. Kadang-kadang orang beriman, justru karena kesetiaannya "menderita kekurangan, kesesakan, dan siksaan" (Ibr 11:37); sekalipun mereka mempercayai janji-janji Allah, namun saat ini mereka "tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu" (Ibr 11:39).
  2. 2) Ketika menasihati Ayub untuk bertobat supaya memperoleh kembali kesehatan dan kemakmurannya, Elifas dengan tidak sengaja berpihak kepada Iblis dan tuduhan-tuduhannya menentang Ayub dan Allah. Iblis sebelumnya sudah menuduh Ayub melayani Allah hanya karena apa yang dapat diperoleh daripada-Nya (Ayub 1:9-11). Perhatikan bahwa jikalau Ayub bertobat karena dosa yang terduga supaya memperoleh berkat Allah, maka dia memang layak dituduh melayani Allah hanya demi keuntungan pribadi.
  3. 3) Walaupun perkataan Elifas dengan fasik mengungkapkan pentingnya pertobatan, perkataan itu diucapkan dengan motivasi yang salah. Sama sekali tidak ada simpati di dalam hatinya terhadap penderitaan Ayub. Kegagalan Elifas menunjukkan bahwa amanat pertobatan yang dialamatkan kepada yang lemah dan menderita harus disertai kata-kata penghiburan dan belas kasihan.
(0.57) (Kej 16:11) (ende)

Bandingkan kata-kata Malaikat Jahwe disini dengan Kej 17:19; Hak 13:3; Yes 7:14; Luk 1:13 dan Kej 1:13 dan Kej 1:31. Dalam teks-teks ini peristiwa kelahiran adjaib dikabarkan dengan kata-kata jang bersamaan.

(0.57) (Ul 11:30) (jerusalem: Bukankah ...) Ula 11:30 ini berupa sisipan. Kata-kata "di negeri orang Kanaan yang diam di Araba-Yordan di tentangan Gilgal" aslinya mengenai daerah sekitar Sikhem di mana terdapat "pohon tarbantin", Kej 12:6. Tetapi di sini kata-kata tsb dipindahkan kepada Gilgal yang terletak di dekat Yerikho, Yos 4:19+.
(0.57) (2Raj 2:14) (jerusalem: Allah Elia) Sesudah kata-kata ini naskah Ibrani menambah: Ia juga. Tetapi kata-kata ini adalah sebuah sisipan yang menerangkan bagian ayat yang berikut: Sama seperti Elia, 2Ra 2:8, demikian Elisa memukul air dengan jubah (kampuh) Elia.
(0.57) (Ob 1:7) (jerusalem: Siapa yang makan) Kata-kata ini tidak ada dalam naskah Ibrani, tetapi ditambah menurut Maz 41:10
(0.51) (Ayb 33:1) (sh: Bijaksana di mata sendiri (Senin, 12 Agustus 2002))
Bijaksana di mata sendiri

Elihu bukan hanya penuh dengan kata-kata (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">32:18-19), tetapi juga memiliki rasa percaya diri yang luar biasa besarnya. Di tengah ucapannya yang mengakui keterciptaannya (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">4-6), Elihu bermain menjadi Allah. Walau benar bahwa Ayub mengeluh kepada Tuhan, namun kutipan Elihu dalam ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">9 merupakan penyelewengan fakta. Ayub tidak pernah menyatakan dia bersih secara moral, tanpa dosa dan pelanggaran, meski ia pernah berkata bahwa doanya bersih (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">16:17). Elihu telah menuduh sama seperti Zofar menuduh (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">11:4). Penyelidikan Elihu telah dimulai dengan kesimpulan yang salah!

Sebelumnya, Elihu menjawab dulu tuduhan Ayub tentang sikap diam Allah (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">12-13, bdk. banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">30:20). Menurut Elihu, Allah menjawab dengan cara misterius (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">14-15), dan Ayub gagal menangkap suara Allah. Kemudian, dalam ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">16-30, Elihu berusaha keras menghibur Ayub dengan meyakinkan bahwa Allah selalu bermaksud baik kepada manusia dengan berbagai cara. Pertama, Ia menggunakan mimpi untuk memperingatkan manusia agar terhindar dari kematian dini akibat dosanya (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">16-18). Kedua, bila manusia tersebut tidak mengerti mimpi dari Allah, maka Ia akan menghukum dengan penyakit dan penderitaan (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">19-22). Namun, Allah tidak membiarkan mereka binasa (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">23-25). Malaikat penengah akan menyelamatkannya, sebagaimana dirindukan Ayub (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">19:25). Hanya, orang itu harus hidup benar agar diperhitungkan oleh malaikat tersebut (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">23). Pemulihan orang berdosa akan diikuti oleh pengakuan dosa secara publik dan pujian kepada Allah yang kembali berkenan menerima dia (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">26-28) dengan menyatakan wajah-Nya. Ia akan melihat terang kehidupan. Ini memang benar, namun sesungguhnya Elihu tidak memahami situasi yang dialami Ayub.

Sebagai penutup, perkataan Elihu janggal (ayat 31-33). Ia ingin membuktikan kebenaran Ayub (ayat 32b) walau tadinya ia sudah menyatakan kesalahan Ayub. Ia juga merasa mampu mengajarkan kebenaran Allah. Inilah kesombongan seorang anak muda.

Renungkan: Batas antara rendah hati dan kesombongan amat tipis terutama pada orang yang merasa mengetahui kebenaran (Ams. 26:5).

(0.51) (Luk 18:1) (sh: Doa dan apa yang di dalam hati dan pikiran Anda. (Rabu, 5 April 2000))
Doa dan apa yang di dalam hati dan pikiran Anda.

Banyak Kristen seringkali menolak apabila diminta untuk memimpin doa    baik dalam suatu ibadah, persekutuan, atau pertemuan-pertemuan    ibadah lainnya. Alasan mereka bermacam-macam, salah satunya    adalah mereka malu bila doanya didengar oleh orang lain karena    kata-katanya tidak bagus. Bila kita teliti alasan itu, maka kita    dapat menyimpulkan bahwa keengganan mereka itu dapat dimaklumi.    Dari kata-kata yang diucapkan dalam doa mereka, secara tidak    disadari sebetulnya mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan    pikiran. Dengan kata lain, hakikat doa adalah memancarkan    mengenai sikap kepada dan keyakinan kita akan Allah.

Dua perumpamaan yang Yesus ajarkan juga berhubungan dengan    hakikat doa. Dalam perumpamaan yang pertama (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">1-8), permasalahan    yang diajukan bukannya seorang Kristen harus berteriak kepada    Allah agar dibela. Namun permasalahannya adalah ketika Kristen    berteriak kepada Allah dan Ia tidak menjawab dan tidak bertindak    apa-apa, maka hatinya tergoda untuk memutuskan, tidak perlu    meminta kepada Allah karena Ia tidak memperhatikan. Namun    perintah Kristus sangat jelas yaitu bahwa Kristen harus berdoa    dengan tidak jemu-jemu. Berhenti berdoa berarti kita meragukan    kebaikan dan pemeliharaan Allah.

Perumpamaan yang kedua (ayat banyaknya+kata-kata+doanya&tab=notes" ver="">9-14) juga menyatakan bahwa doa    disadari atau tidak mengungkapkan apa yang kita pikirkan tentang    diri kita sendiri. Hal ini dapat merupakan sesuatu yang salah    seperti yang diungkapkan dalam doa seorang Farisi. Lalu,    bagaimanakah kita seharusnya berdoa secara benar dan dikenan    Tuhan? Kita sudah belajar dalam "Doa Bapa Kami" tentang doa yang    benar seperti yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Namun ada satu    hal yang perlu kita ingat yaitu bahwa dalam doa kita, harus    terungkap sikap ketergantungan kita secara tulus kepada Allah,    seperti sikap seorang anak kecil yang bergantung total kepada    orangtuanya.

Renungkan: Perumpamaan ini tidak dimaksudkan untuk mendukung    mereka yang tidak malu berdoa di depan umum. Sebaliknya    perumpamaan ini mempertegas bahwa doa bukanlah suatu hal yang    dapat disepelekan.  Oleh karena itu kita harus belajar berdoa    dengan serius yaitu  doa yang berkenan di hadapan-Nya.

(0.50) (Luk 9:55) (bis)

Dalam beberapa naskah kuno ada kata-kata: dan berkata, "Kalian tidak tahu Roh mana yang menguasai kalian; sebab Anak Manusia tidak datang untuk membinasakan nyawa orang, melainkan untuk menyelamatkannya."

(0.50) (Kej 2:23) (ende)

'issja = wanita; 'isj = pria. Pasangan kata-kata inipun menekankan, bahwa pria dan wanita adalah seimbang dan ditjiptakan untuk bersatu dalam perkawinan monogam.

(0.50) (Ul 33:7) (ende)

Berkat Juda disini tidak begitu ditondjolkan seperti didalam Kej 49.

Tidak ada sindiran keradjaan. Kata-kata "bawalah dia masuk...." mungkin menundjukkan kepada perpetjahan antara Utara dan Selatan. "tangannja berdjuang baginja": terdjemahan lain: "perbanjaklah tenaga-tenaganja."

(0.50) (Kis 22:9) (ende: Tidak didengarnja)

Kalau dibatja sepintas lalu tidak tjotjok dengan apa jang diberitakan dalam Kis 9:7. Barangkali harus diartikan disini bahwa mereka mendengar suara tetapi tanpa menangkap kata-kata orang.

(0.50) (Flp 2:12) (ende: Dengan takut dan gentar)

Itu suatu ungkapan lazim dalam Perdjandjian Lama, jang djangan ditafsirkan dengan menekankan kata-kata "takut" dan "gentar" itu. Maksudnja "sungguh-sungguh", dengan kesadaran akan kelemahan dirinja dan dengan ingat akan keadilan Allah.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA